Agustus 2016
Skenario 2
Tongseng Akikahan
(Learning Objective)
Oleh :
LEARNING OBJECTIVES
1.
2.
3.
4.
5.
homunculus!
6. Jelaskan dampak stroke pada penderita!
1.
aliran darah, hal ini mengakibatkan oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadinya
thrombus atau perdarahan aterom, merupakan terbentuknya thrombus yang kemudian terlepas
sebagai emboli, hal ini menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi lemah dan terjadi
aneurisma yang kemudian dapat robek. Factor resikonya antara lain hipertensi,
Aterosklerosis, hiperlipidemia, merokok, obesitas, diabetes mellitus, usia tua, penyakit
jantung, arteritis, kadar hematokrit yang tinggi, obat yang menimbulkan adiksi (heroin,
kokain, amfetamin), obat kontrasepsi lainnya, anemia berat, polisitemia, koagulopati,
hiperurisemia, dan lain sebagainya.
Perdarahan intraserebral terbanyak disebabkan karena hipertensi. Factor etiologi yang
lain adalah aneurisma kriptogenik, diskrasia darah, penyakit darah seperti hemophilia,
leukemia, trombositopenia, pemakaian antikoagulan dalam jangka lama, malformasi
arteriovenosa dan malformasi mikroangiomatosa dalam otak, tumor otak (primer dan
metastasis) yang tumbuh cepat, amiloidosis serebrovaskular;dan yang jarang: pada eklamsia,
terapi elektrosyok dan sebagainya. Gambaran patologik menunjukkan ekstravasasi darah
karena robeknya pembuluh darah otak, diikuti pembentukan edema dalam jaringan otak
disekitar hematoma. Akibatnya, terjadi diskontinuitas jaringan dan kompresi olehhematoma
dan
edema
pada
struktur
sekitar
termasuk
pembuluh
darah
otak
dan
2.
Pada tingkatan makroskopik, stroke non hemoragik paling sering disebabkan oleh emboli
ektrakranial atau trombosis intrakranial. Selain itu, stroke non hemoragik juga dapat
diakibatkan oleh penurunan aliran serebral. Pada tingkatan seluler, setiap proses yang
mengganggu aliran darah menuju otak menyebabkan timbulnya kaskade iskemik yang
berujung pada terjadinya kematian neuron dan infark serebri.
Emboli. Sumber embolisasi dapat terletak di arteria karotis atau vertebralis akan tetapi
dapat juga di jantung dan sistem vaskuler sistemik.
a) Embolus yang dilepaskan oleh arteria karotis atau vertebralis, dapat berasal dari
plaque athersclerotique yang berulserasi atau dari trombus yang melekat pada intima
Trombosis. Stroke trombotik dapat dibagi menjadi stroke pada pembuluh darah besar
(termasuk sistem arteri karotis) dan pembuluh darah kecil (termasuk sirkulus Willisi dan
sirkulus posterior). Tempat terjadinya trombosis yang paling sering adalah titik
percabangan arteri serebral utamanya pada daerah distribusi dari arteri karotis interna.
Adanya stenosis arteri dapat menyebabkan terjadinya turbulensi aliran darah (sehingga
meningkatkan resiko pembentukan trombus aterosklerosis (ulserasi plak), dan
perlengketan platelet.
Penyebab lain terjadinya trombosis adalah polisetemia, anemia sickle sel, defisiensi
Sianipar,
2016.
From
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/35347/4/Chapter%20ll.pdf
Hidayat, R. 2015. Etiologi stroke. Diakses 23 Agustus 2016.
From
2013.
Stroke
Iskemik.
Diakses
23
Agustus
http://dokumen.tips/documents/etiologi-stroke.html
3.
Gejala stroke non hemoragik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak
bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokasi tempat gangguan
peredaran darah terjadi, maka gejala-gejala tersebut adalah:
a.Gejala akibat penyumbatan arteri karotis interna.
Bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi kelumpuhan yang lebih ringan. Bila tidak di
(disatria).
Kehilangan kesadaran sepintas (sinkop), penurunan kesadaran secara lengkap (strupor),
koma, pusing, gangguan daya ingat, kehilangan daya ingat terhadap lingkungan
(disorientasi).
Gangguan penglihatan, sepert penglihatan ganda (diplopia), gerakan arah bola mata yang
tidak dikehendaki (nistagmus), penurunan kelopak mata (ptosis), kurangnya daya gerak
mata, kebutaan setengah lapang pandang pada belahan kanan atau kiri kedua mata
(hemianopia homonim).
Gangguan pendengaran.
Rasa kaku di wajah, mulut atau lidah.
Koma
Hemiparesis kontra lateral
Ketidakmampuan membaca (aleksia).
Kelumpuhan saraf kranialis ketiga.
Dyslexia (yang memang ada secara kongenital), yaitu Verbal alexia adalah
ketidakmampuan membaca kata, tetapi dapat membaca huruf. Lateral alexia adalah
ketidakmampuan membaca huruf,tetapi masih dapat membaca kata. Jika terjadi
setelah
kemampuan yang sangat kompleks, seperti penamaan, melakukan gerakan yang sesuai
dengan perintah atau menirukan gerakan-gerakan tertentu. Kelainan ini sering bersamaan
dengan Agnosia jari (dapat dilihat dari disuruh menyebutkan nama jari yang disentuh
sementara penderita tidak boleh melihat jarinya).
Hemi spatial neglect (Viso spatial agnosia) adalah hilangnya kemampuan melaksanakan
gangguan bicara.
Amnesia adalah gangguan mengingat yang dapat terjadi pada trauma capitis, infeksi
(65% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara 1/2-2 jam, dan 12% terjadi setelah 3
jam).
b. Gejala Perdarahan Subarakhnoid (PSA)
Pada penderita PSA dijumpai gejala: nyeri kepala yang hebat, nyeri di leher dan
punggung, mual, muntah, fotofobia. Pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan dengan
pemeriksaan kaku kuduk, Lasegue dan Kernig untuk mengetahui kondisi rangsangan selaput
otak, jika terasa nyeri maka telah terjadi gangguan pada fungsi saraf. Pada gangguan fungsi
saraf otonom terjadi demam setelah 24 jam. Bila berat, maka terjadi ulkus pepticum karena
pemberian obat antimuntah disertai peningkatan kadar gula darah, glukosuria, albuminuria,
dan perubahan pada EKG.
c. Gejala Perdarahan Subdural
Pada penderita perdarahan subdural akan dijumpai gejala: nyeri kepala, tajam
penglihatan mundur akibat edema papil yang terjadi, tanda-tanda deficit neurologik daerah
otak yang tertekan. Gejala ini timbul berminggu-minggu hingga berbulan-bulan setelah
terjadinya trauma kepala.
Referensi: Sinaga, 2010. Stroke Haemorrhagic dan non haemorrhagic. Diakses 23 Agustus
2016. From http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16617/4/ Chapter%20II.pdf
4. Diagnosis didasarkan atas hasil:
a. penemuan klinis:
anamnesis:
-
Pemeriksaan fisik:
-
b. pemeriksaan tambahan/laboratorium
pemeriksaan neuro-radiologik:
-
jelas tentang pembuluh darah yang terganggu, atau bila scan tidak jelas
Pemeriksaan liquor serebrospinal: seringkali dapat membantu membedakan
infark, perdarahan otak, baik perdarahan intraserebral maupun perdarahan
subaraknoidal.
c. pemeriksaan lain-lain:
- pemeriksaan untuk menemukan factor resiko, seperti: darah rutin (Hb, hematokrit,
leukosit, eritrosit, LED), hitung jenis dan bila perlu gambaran darah
- komponen kimia darah, gas, elektrolit
Doppler, EKG, ekhokardiografi, dll.
Referensi: Harsono, 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi 2. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta
5.
Otak dialiri oleh arteri karotis dan arteri vertebralis yang dimulai arteri ekstrakranial
yaitu aorta atau pembuluh darah besar yang berjalan melalui leher dan dasar tengkorak untuk
mencapai rongga intrakranial. Sistem karotis dikenal sebagai sirkulasi anterior dan
vertebrobasiler dikenal sebagai sirkulasi posterior. Sistem karotis kanan berasal dari
bifurkasio arteri innominata dan kiri berasal dari arkus aorta, batang arteri karotis internal
dari sistem karotis pada bagian atas kartilago tiroid, pada vertebra servical IV, tidak memberi
percabangan pada leher dan wajah, memasuki kranium melalui kanalis karotikus. Akhir
karotis interna dibagi menjadi arteri serebri anterior dan serebri media
Pada setiap sistem vaskularisasi otak terdapat tiga komponen yaitu : arteriarteri
ekstrakranial, arteriarteri intrakranial berdiameter besar dan arteriarteri perforantes
berdiameter kecil, komponenkomponen arteri ini mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda.
Anterior cerebral arteri berasal dari arteri karotid interna, dibagi atas 3 segmen yaitu :
1. A1 berasal dari arteri karotid interna ke arteri communicating anterior
2. A2 dari arteri communicating anterior ke arteri kallosalmarginal
3. A3 berasal bagian distal arteri kallosum marginal Arteri serebri anterior mensuplai tiga
perempat permukaan medial lobus frontalis, termasuk permukaan orbita media, frontal,
bagian atas permukaan
lateral hemisper serebri dan 4/5 korpus kallosum.
Percabangan bagian dalam berasal dekat sirkulus willisi yaitu proksimal atau distal
pada arteri communicating anterior, nukleus kaudatus bagian anterior dan globus pallidus
anterior. Oleh karena itu arteri serebri anterior dibagi tiga cabang besar yaitu lentikulostriata
media, percabangan perikallosal ke korpus kallosum dan percabangan ke hemisper serebri.
Arteri lentikulostriata termasuk arteri Heubner dan percabangan basal dari arteri serebri
anterior, arteri Heubner memperdarahi bagian anterior putamen dan nukleus kaudatus yaitu
anteroinferior kapsula interna. Bagian basal memperdarahi bagian dorsal dan hipotalamus.
Karakteristik klinis pada infark didaerah arteri serebri anterior meliputi : defisit motorik, dan
sensorik kontralateral dimana bagian lengan lebih ringan dibanding tungkai, deviasi mata dan
kepala kearah lesi, afasia motorik transkortikal, gangguan perilaku, disartria.
Arteri serebri media terbagi atas 4 segmen yaitu :
1. M1 dari asal ke bifurkasio yaitu arteri arteri penetrating lentrikulostriata medialis,
lateralis, arteri temporal anterior, arteri temporal polar dan arteri uncal
2. M2 dari bifurkasio ke percabangan korteks
3. M3 percabangan operkular
4. M4 penggabungan cabang cabang fissura sylvian pada permukaan hemisfer lateral dari
hemisfer serebri Middle cerebral artery mensuplai sebagian besar permukaan lateral hemisfer
yaitu bagian superior lobus parietalis dan bagian inferior lobus temporalis dan lobus
oksipitalis, sebagai tambahan juga mensuplai kapsula interna dan basal ganglia. Karakteristik
klinis yang didapati pada infark didaerah arteri serebri media meliputi : hemiplegia
kontralateral, hemianestesi dan hemianopsia homonim, deviasi kepala dan mata ke arah
lesi,afasia global.
Posterior cerebral arteri dibagi atas 4 segmen :
1. P1 dari akhir arteri basilaris ke artery communicating posterior dalam interpeduncularis
sisterna.
2. P2 berawal dari artery communicating posterior dibagi atas dua segmen yaitu anterior dan
posterior.
3. P3 segmen quardri terminal P1
A.
communic
A.
Cerebral ans
is media anterior
A.
communic
ans
posterior
A.
ponti
n
A.
Cerebrali
A.
s anterior
ophtalmic
a
A.
Carot
is
inter
na
A.
Choroidal
anterior
A.
Cerebral
A. is
posterio
Cerebellar
r
A.is superior
basila
ris
A.
Cerebellar
is inferior
anterior
A.
vertebral
is
A.
Spinali
s
anterio
r
A.
Cerebellaris
inferior
posterior
Gyrus temporalis
supor
22
39
40
Gyrus angularis
Gyrus
supramarginalis
43
Area gustatoris
Operculum
Pusat pengecapan
34
Area olfaksi
Uncus
Pusat penciuman
9-12
Cortex prefrontalis
(afek/perasaan)
orbitales
limbic system
Berhubungan dengan
38
Psychical cortex
Area premotoris
(rostral gyrus
precentralis)
(rostral area 6)
mata
44
45
(area Broca)
Pars triangularis
Referensi:
Harsono, 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi 2. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta
Chunyang,D. 2013. Vaskularisasi Otak. Diakses 25 Agustus 2016. From <
http://www.academia.edu/9895422/Anatomi_Vaskularisasi_Otak.>
6.
Gejala neurologic yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak berlangsung
pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya. Gejala umum gangguan
peredaran darah otak iskemik akibat thrombosis serebri adalah timbulnya deficit neurologi
secara mendadak/sub akut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau
bangun pagi dan kesadaran biasanya tak menurun. Dampak penyumbatan system karotis:
a. gejala penyumbatan arteri karotis interna:
- buta mendadak (amaurosis fugaks)
- disfasia bila gangguan terletak pada sisi dominan
Hemiparesis kontralateral dan dapat disertai sindrom horner pada sisi sumbatan
b. gejala penyumbatan arteri serebri anterior
- hemiparesis kontralateral dengan kelumpuhan tungkai lebih menonjol
- gangguan mental (bila lesi di frontal)
- Gangguan sensibilitas pada tungkai yang lumpuh
- inkontinensia
- bisa kejang-kejang
c. gejala-gejala penyumbatan arteri serebri media
- bila sumbatan di pangkal arteri, terjadi hemiparesis yang sama, bila tidak dipangkal
maka lengan lebih menonjol
- hemihipestesia
- gangguan fungsi luhur pada korteks hemifer dominan yang terserang afasia
motorik/sensorik.
d. gangguan pada kedua sisi.
Karena adanya sklerosis pada banyak tempat, penyumbatan dapat terjadi pada kedua
sisi. Timbul gangguan pseudobulbar, biasanya pada vascular dengan gejala-gejala:
-
Hemiplagia dupleks
Sukar menelan
Gangguan emosional, mudah menangis
sindrom weber berupa paralisis N.III dengan hemiplegia kontralateral, disebut hemiplagia
alternans N.III. sindrom arteri basilaris: sumbatan local menimbulan hemiplegia dupleks dan
kelumpuhan otot-otot bulbar (bulbar palsy)
pons:
-
Medulla oblongata:
Sindrom Wallenberg, dengan gejala-gejala:
-
sisi kontralateral
Sindrom horner
Disfagia
Gejala serebelar berupa ataksia, hipotoni, dan nistagmus homolateral.
Referensi: Harsono, 2009. Kapita Selekta Neurologi. Edisi 2. Gadjah Mada University press.
Yogyakarta