GRANULOMA PIOGENIK
Disusun Oleh:
PEMBIMBING KLINIK
dr. Diany Nurdin, Sp.KK, M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIEN
1) Nama Pasien : Ny. M
2) Umur : 42 Tahun
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat : Jl. Pramuka Kota Palu
5) Agama : Islam
6) Pekerjaan : Wiraswasta
7) Tanggal Pemeriksaan : 28 Desember 2017
II. ANAMNESIS
1) Keluhan utama : Terdapat benjolan berwarna kemerahan yang
mudah berdarah pada cuping hidung kanan .
2) Riwayat penyakit sekarang :
Seorang pasien perempuan berumur 42 tahun datang ke
poliklinik kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya
benjolan berwarna kemerahan pada cuping hidung kanan. Keluhan
ini dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tidak disertai
dengan rasa gatal maupun rasa nyeri. Awalnya benjolan ini
muncul menyerupai jerawat berukuran seperti kepala jarum pentul
lalu pasien mencabutnya dan terjadi perdarahan. Setelah itu, dalam
beberapa hari muncul benjolan yang lebih besar berukuran biji
jagung. Pasien mengungkapkan benjolan ini mudah mengalami
perdarahan. Pasien belum pernah berobat sebelumnya. Riwayat
kebiasaan adalah ia sering menggaruk bagian hidung. Tidak
didapatkan adanya riwayat penggunaan obat-obatan golongan
retinoid sebelumnya, riwayat alergi makanan dan obat-obatan,
maupun penyakit sistemik lainnya.
.
2
3) Riwayat penyakit dahulu:
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang sama. Riwayat
alergi makanan (-), hipertensi (-), Diabetes Mellitus (tidak
diketahui), riwayat merokok (-).
4) Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang sama dengan pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
1) Keadaan umum : Sakit ringan
2) Status Gizi : Baik
3) Kesadaran : Kompos mentis
Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
Respirasi : 22 kali/menit
Suhu : tidak dilakukan pemeriksaan
Status Dermatologis
3
Genitalia : Tidak terdapat Ujud Kelainan Kulit
IV. GAMBAR
Gambar 1. Terdapat satu nodul yang berbatas tegas dengan ukuran lentikular
berbentuk bulat berukuran 1cm berwarna kemerahan, tidak
bertangkai, permukaan licin, teraba kenyal dan mudah berdarah
pada regio ala nasi dextra.
V. RESUME
Seorang pasien perempuan berumur 42 tahun datang ke poliklinik
kulit dan kelamin RSUD Undata dengan keluhan adanya benjolan
berwarna kemerahan pada cuping hidung kanan. Benjolan tersebut mudah
berdarah dan tidak disertai rasa gatal maupun rasa nyeri. Keluhan ini
4
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Pasien mengaku sering menggaruk
bagian hidung.
Hasil pemeriksaan dermatologis di dapatkan adanya satu nodul yang
berbatas tegas dengan ukuran lentikular berbentuk bulat berukuran 1cm
berwarna kemerahan, tidak bertangkai, permukaan licin, teraba kenyal dan
mudah berdarah pada regio ala nasi dextra.
X. PENATALAKSANAAN
1. Non-medikamentosa
- Menghindari trauma (tidak menggaruk)
2. Medikamentosa
Topikal: - asam fusidat cream
Sistemik: - Cefadroxil 500 mg 2x1
3. Tindakan
Elektrokauter (bedah listrik)
5
XI. PROGNOSIS
PEMBAHASAN
6
spontan atau setelah trauma ringan. Lesinya memiliki permukaan yang
licin, dengan atau tanpa krusta dan dengan atau tanpa erosi. Lesinya
tampak berwarna merah terang, merah tua, atau papul berwarna coklat-
kehitaman dengan hyperplasia epidermis pada dasarnya. Lesinya biasa
timbul pada jari, bibir, mulut, batang tubuh, atau jari kaki. Pada pasien ini
tampak nodul berwarna kemerahan pada cuping hidung kanan, pasien
mengaku lesi tersebut sering mengalami perdarahan.1
A B
Gambar 2: granuloma piogenik1
7
kebanyakan pada wanita hamil (granuloma gravidarum) karena
dipengaruhi oleh hormonal. Granuloma piogenik merupakan jaringan yang
bergranulasi yang tumbuh secara berlebihan Granuloma piogenik dapat
dengan mudah terjadi perdarahan. Granuloma piogenik dapat terjadi pada
pasien yang mendapat isotretinoin, capecitabine, atau indinavir.2
Granuloma piogenik dapat terjadi dalam kista pada pasien berjerawat yang
diterapi dengan isotretinoin.5
Lesinya berukuran kecil, tumbuh dengan cepat, berwarna kuning-
merah terang, dan berbentuk kubah. Tumor ini sering timbul soliter tetapi
bisa terjadi lesi-lesi satelit yang multipel.5 Epulis merupakan istilah untuk
lesi yang timbul di gusi. Lesi ini tidak termasuk sebuah hemangioma
ataupun neoplasma. Ini merupakan kondisi inflamatori dan hiperplastik,
dapat diartikan sebagai lesi kemerahan akibat proliferasi jaringan
granulasi.5
Sampai sekarang penyebab granuloma piogenik belum diketahui
secara pasti, namun biasanya timbul setelah terjadi trauma minor.
Kemungkinan faktor predisposisi lainnya meliputi iritasi kronis,
peningkatan hormon seks wanita, infeksi, virus onkogenik dan
anastomosis arteriovenosa5.
Diagnosis granuloma piogenik dapat ditegakkan tanpa memerlukan
pemeriksaan laboratorium. Pada pemeriksaan histopatologik tampak
gambaran agregat lobular dari proliferasi pembuluh-pembuluh darah kecil
yang menerobos epidermis dan membentuk tumor globular yang
bertangkai dan akan ditemukan neutrofil. Oleh karena itu, granuloma
piogenik tidak berhubungan dengan Infeksi bakterial ataupun granuloma.1
selain itu, akan ditemukan hemangioma kapiler lobular dengan lobules
yang dipisahkan oleh jaringan ikat. Seiring berjalan waktu, epidermis akan
menipis dan kemudian terkikis. Kolonisasi bakteri stapilokokus sering
terjadi. 2
8
Gambar 3: Gambaran mikroskopik10
9
Gambar 4: Melanoma nodular amelanotik1
10
Gambar 6: tindakan elektrokauter
11
Prognosis pada pasien ini adalah baik, walaupun terdapat
kemungkinan terjadi kekambuhan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut
maka perlu menghindari faktor-faktor predisposisi. Bila disebabkan oleh
karena trauma, maka perlu menghindari trauma.5 Granuloma piogenik
memiliki tendensi berulang sebagai akibat eksisi yang inkomplit.
Granuloma piogenik tidak memiliki potensi kearah keganasan. 6
12
DAFTAR PUSTAKA
13
Graham-brown R, Bourke J, Cunliffe T. Dermatologi Dasar: untuk Praktik
Klinik. 2012. EGC. Jakarta
(Ftzpatricks, 7th edition) 159
. Lesinya berupa massa nodular bewarna merah hingga merah-keunguan, halus dan mudah
berdarah dan biasanya tidak nyeri. Ketika ia timbul selama masa kehamilan maka disebut tumor
kehamilan atau granuloma gravidarum. (819)
14
DD: bacillary angiomatosis (penyakit cakar kucing) biasanya terjadi pada pasien
dengan AIDS.
.
(Habif) 696
15