indikator
merupakan
kelompok
bakteri
yang
sebagai
suatu kelompok
dicirikan
sebagai
bakteri
bersifat
enteropatogenik
dan
aerogenes. Escherichia
coli
bakteri
coli
besar pengaruhnya
terhadap
Jenis Pengujian
Air mineral
Batas Maksimum
per gram/per ml
102
<3
0
0
negatif
Sumber :
Lampiran Surat keputusan Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89
Catatan :* 100 ml untuk jenis makanan bentuk cair
Cara kerja dalam menguji kualitas air minum dari sumber mata air
dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sampling, pemilihan metode
analisis dan membandingkan data yang didapat dengan spesifikasi acuan
atau standar. Tiga langkah ini saling melengkapi dan berhubungan, karena
:
Heterogenitas distribusi dari mikroorganisme dalam sebagian besar
sampel berarti bahwa rencana sampling harus mampu memberikan
hasil secara statistik dalam hal standar.
Kekurangtepatan dalam kebanyakan teknik mikrobiologis kuantitatif
berarti bahwa standar/ acuan harus dihubungkan dengan data yang
diperoleh dengan metode khusus, dan
Jumlah sampel yang diperlukan dalam metode tes harus disertakan
dalam laporan saat memilih jumlah dari tiap-tiap sampel.
A. PENGAMBILAN SAMPLING
1. Survey
Tahap pertama dalam perencanaan sistem pemantauan air adalah
pengumpulan data mengenai keadaan lingkungan serta karakteristik dan
pemanfaatan sumber air. Berdasarkan data tersebut dapat direncanakan
lokasi pengambilan contoh yang tepat sesuai dengan keperluannya.
Survey
diperlukan
untuk
menetapkan
kecepatan
terhadap
organik
dan
anorganik
senyawa
ini
kemungkinan
besar bau, rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum
disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat ini
kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan
kehadirannya di dalam air.
c) Kualitas
biologis, berhubungan
dengan kehadiran
mikroba
dipertanggungjawabkan
dari
segi
mutu
pelaksanaan
tugas
pemeriksaan.
Sasaran dari sampling adalah untuk mengambil sampel tanpa
mengkontaminasinya dan untuk membawanya ke laboratorium dengan
perubahan yang minimum dalam status mikrobialnya. Dalam kondisi
yang
diambil
dari
lapang
adalah
sampel
lapang.
Keuntungan
utama
dari
non
probabilitas
adalah
terjadi
tes
positif
(organisme
tidak
ada
sampel).
sampling
dan
kriteria
penentuan
sampel
adalah :
a. Pengambilan sampel pada tiga depo yaitu depo Elita, Tirta
Alam dan Sinta.
b. Penentuan
kualitas
koliform
dengan
uji penduga
9 ml kaldu laktosa
dilengkapi
1-2
24 jam
diamati
terbentuknya
gas
asam
Probable
Number)
atau
JPT
(Jumlah
Menentukan
tempat
dan
media
untuk
petumbuhan
mikroorganisme
Pemeriksaan kehadiran
berdasarkan
bakteri
penggunaan
coli
medium
dari
air
dilakukan
kaldu laktosa
yang
kecil yang
menangkap
gas
letaknya
yang
terjadi
terbalik,
digunakan
akibat fermentasi
untuk
laktosa
berisi
mudah
mencucinya,
mengecek
keadaannya
serta
sampling
berdasarkan
metode
pengambilan
secara
manual
yang
berulang-ulang
dapat
agar
rekontaminasi. Semua
representatif
tabung
reaksi
dan
tidak
terjadi
kemudian diinkubasi
Sebelum Pelaksanaan :
Singkirkan semua barang yang tidak diperlukan dari meja dan
ruang kerja
Kenakan pakaian atau jas laboratorium yang bersih dan higinis
sebelum masuk ke dalam laboratorium
Dianjurkan untuk mengenakan masker yang bersih dan higienis
Kenakan penutup rambut yang bersih dan higinis
Jangan sekali-kali meletakkan tabung dan peralatan laboratorium
lainnya di luar laboratorium
Sebelum dan Setelah Pelaksanaan :
Cuci tangan anda dengan bersih dan gunakan antiseptis
Sanitasi dan desinfeksi ruang kerja (laboratorium dan sekitarnya)
dengan desinfektan yang memadai, termasuk Laminar Air Flow dan
Inkubator
Sterilisasi semua alat dan bahan sebelum digunakan
Ketika Pelaksanaan Kultur :
Jangan berbicara
Bekerjalah di dekat api (pembakar bunsen) dan di dalam Laminar
Air Flow
Bukalah tabung atau cawan di atas api dan jauhkan dari hidung
dan mulut anda
Usahakan jangan meletakkan tutup (kapas penutup) tabung reaksi
di atas lantai/alas meja atau laminar
Miringkan tutup cawan petri yang akan dibuka sebagai penghalang
antara kultur dengan mulut dan hidung anda
Jangan buka tutup cawan petri terlalu lebar dan terlalu lama
Bekerjalah dengan cepat
Setelah Pelaksanaan :
Segera tutup semua tabung atau cawan yang masih terbuka
Singkirkan segera semua peralatan atau bahan sisa yang sudah
tidak digunakan lagi
Bersihkan dan keringkan segera tumpahan-tumpahan media yang
ada
Sanitasi dan desinfeksi ulang ruang kerja (laboratorium anda)
Lepas pakaian kerja dan jas laboratorium anda sebelum
meninggalkan ruang kerja anda
2. Penyiapan Media
Media alamiah, misalnya susu skim, tidak begitu sulit di dalam
penyiapannya sebagai media pertumbuhan mikroba, karena hanya cukup
dengan dituang ke dalam wadah yang telah disterilkan. Media dalam
bentuk kaldu nutrien atau yang mengandung agar, disiapkan dengan cara
melarutkan masing-masing bahan yang dibutuhkan atau lebih mudah lagi
dengan cara menambahkan air pada suatu produk komersial berbentuk
medium bubuk yang sudah mengandung semua nutrien yang dibutuhkan.
Pada jurnal ini, media yang dibutuhkan adalah PCA (Plate Count
Agar) dan NA (Nutrient Agar). Penyiapan media komersial ini pada
umumnya mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Disterilisasi
dengan
suhu
dan
waktu
yang
adequate
Preparasi :
-
Larutkan 22,5 gram ke dalam 1 liter air distilasi (aquades) atau air
deionisasi.
MEDIA KALDU
Teknik turbiditas menggunakan media broth (kaldu) dan yang diamati
adalah
karakteristik
kekeruhannya.
Tiap
mikroorganisme
memiliki
d. Pemindahan Biakan
Di dalam teknik transfer aseptis ada beberapa teknik yang perlu
difahami, yaitu :
a. Inoculating (inokulasi) dengan jarum ose
b. Pipetting (mentransfer dengan pipet)
c. Alcohol Flamming (mentransfer dengan forsep yang dibakar
dengan alkohol)
a. Inoculating dengan jarum ose
1. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke
bagian lup (ujung) sampai berpijar merah.
2. Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang,
kemudian segera ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri,
buka penutupnya dengan ketiga jari tengah, manis dan
kelingking sedangkan jari telunjuk dan ibu jari memegang jarum
ose.
3. Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung
sehingga semua bagian bibir tabung terkena api.
4. Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu
segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose
masukkan
jarum
ose
ke
dalam
tabung
tadi
Dalam
penghitungan
mikroorganisme
seringkali
dilakukan
7. Autoclave
2. Tabung Reaksi
8. Inkubator
3. Erlenmeyer
9. Timbangan Analitis/Balance
5. Mixer
Dari larutan dilusi 1/10 kita ambil 1 ml dan kita masukkan ke dalam
9 ml aquades atau larutan buffer pepton untuk memperoleh dilusi
1/100 bagian.
Maksud dari 1/10, 1/100, 1/1000, 1/10.000 dst adalah suatu rasio dilusi
yang apabila pada tiap dilusi ditumbuhkan ke dalam suatu media dan
koloninya yang tumbuh dapat dihitung, maka jumlah sel mikroba dapat
diketahui dengan cara :
Jumlah koloni x
1
Pengenceran
Misal :
Apabila pada dilusi 1/100 tumbuh sebanyak 20 koloni, maka dapat
diketahui jumlah sel adalah :
20 koloni x
1
1/100
= 2000 sel
2 koloni x
1
1/1000
= 3000 sel
Oleh karena itu, dengan metode dilusi kita dapat memperkirakan jumlah
sel mikroba pada suatu benda atau produk.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi di dalam perhitungan
plate count ini, yaitu :
a. Koloni yang dihitung dari contoh tiap cawan harus mengandung koloni
yang jumlahnya antara 30-300 koloni. Jika tidak ada yang memenuhi
syarat ini, maka pilih sample yang jumlahnya mendekati 300.
Misal 1 :
Dilusi 10-3 Petri I : 200 koloni
Dilusi 10-3 Petri II : 204 koloni
Dilusi 10-4 Petri I : 15 koloni
Dilusi 10-4 Petri II : 18 koloni
yang
mengandung
koloni
pada
kisaran
30-300
adalah hanya Dilusi 10-3 Petri II, maka jumlah sel adalah 260 x 103 sel.
b. Koloni yang tumbuh di dalam lapisan-lapisan air pada permukaan agar
atau di antara permukaan agar dan bagian bawah petri dish dikenal
dengan (Spreader). Spreader ini bentuknya besar dan seringkali
menutupi koloni-koloni lainnya sehingga petri menjadi susah dihitung
(uncountable).
Penyebab
spreader
ini
seringkali
adalah
kontaminasi dan lapisan air yang tersisa pada petri. Apabila spreader
yang muncul ukurannya kecil dan terpisah dari koloni lainnya maka
dihitung sebagai satu koloni.
c. Bila jumlah bakteri yang diperoleh dari hasil pengenceran berturutturut kurang lebih sama atau hasil perbandingan jumlah bakteri yang
lebih banyak dibagi dengan jumlah bakteri yang lebih sedikit adalah
lebih kecil dari dua, maka hasil pengenceran tersebut dirata-ratakan.
Misal 1 :
Dilusi 10-3 Petri I : 250 koloni
Dilusi 10-3 Petri II : 200 koloni
Dilusi 10-4 Petri I : 34 koloni
Dilusi 10-4 Petri II : 40 koloni
Dikarenakan hasil perhitungan masuk pada kisaran 30-300, maka
dapat dihitung semua tingkat pengenceran sebagai berikut :
Dilusi 10-3 : (250+240)/ 2 x 103 = 245 x 103.
10-2
10-3
Plate 2
10-4
10-5
Uji
pelengkap (completed
test).
Uji
penduga
juga merupakan
uji
inkubasi 2x24 jam pada suhu 35 oC. Jika dalam waktu 2x24 jam tidak
terbentuk gas dalam tabung Durham, dihitung sebagai hasil negatif.
Jumlah tabung yang positif dihitung pada masing-masing seri. MPN
penduga dapat dihitung dengan melihat tabel MPN dengan metode
tiga tabung.
No of Tubes Positive
In
first
middle
No of Tubes Positive
In
middle
last MPN
<0.03 2
0.091
0.03
0.14
0.06
0.20
0.09
0.26
0.03
0.15
0.061 2
0.20
0.092 2
0.27
0.12
0.34
0.062 2
0.21
0.093 2
0.28
0.12
0.35
0.16
0.42
0.094 2
0.29
0.13
0.36
0.16
0.44
0.19
0.53
0.036 3
0.23
0.072 3
0.39
0.11
0.64
0.15
0.95
0.073 3
0.43
0.11
0.75
0.15
1.2
0.19
1.6
0.11
0.93
0.15
1.5
0.5
2.1
0.24
2.9
fekal). Bakteri golongan koli tidak dapat tumbuh dengan baik pada
suhu 42oC, sedangkan golongan koli fekal dapat tumbuh dengan baik
pada suhu 42oC.
Standar Nasional Indonesia (SNI) mensyaratkan tidak adanya
koliform dalam100 ml air minum. Akan tetapi United States
Enviromental Protection Agency (USEPA) lebih longgar persyaratan uji
koliform-nya mengingat koliform belum tentu menunjukkan adanya
kontaminasi feses manusia, apalagi patogen. USEPA mensyaratkan
presence/ absence test untuk koliform pada air minum, dimana dari 40
sampel air minum yang diambil paling banyak 5% boleh koliform.
Apabila sampel yang diambil lebih kecil dari 40, maka hanya satu
sampel yang boleh positif mengandung koliform. Meskipun demikian,
USEPA mensyaratkan pengujian indikator sanitasi lain seperti protozoa
Giardia lambliadan bakteri Legionella.
Pada air bukan untuk minum umumnya terdapat perbedaan
persyaratan koliform dan Escherichia coli. Air untuk kolam renang
(primary contact water) misalnya mensyaratkan kandungan koliform
<2,4 x 103, tetapi syarat Escherichia coli tentunya lebih ketat, yaitu
< 1 x 103 dalam 100 ml.
d.
Uji identifikasi
Untuk membedakan Enterobacter aerognes dan Escherichia coli
dilakukan uji IMViC (Indole,
Methyl
red,
Voges-Proskauer
tes,
methyl
red
VogesProskauer
citrat probable
e
identification
+ (-)
Escherichia coli
- (+)
- (+)
Enterobacter or
Klebsiella
- (+)
Citrobacter
Reaksi Indole
Media Sitrat
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rlc.dcccd.edu/mathsci/reynolds/micro/lab_manual/TOC.html.
Diakses tanggal 17 januari 2007.
Supardi, I. Dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan
Keamanan Pangan. Alumni. Bandung.
Widiyanti, N. L. P. M dan Ristiati, N. P. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri
Koliform pada Depo Air Minum Isi Ulang Di Kota Singaraja Bali.
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%203/Ni%20Putu
%20_2.pdf. Diakses tanggal 23 Januari 2007.