Saluran penghantar berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke bak
penenang. Perencanaan saluran penghantar berdasarkan pada kriteria:
Nilai ekonomis yang tinggi
Efisiensi fungsi
Aman terhadap tinjauan teknis
Mudah pengerjaannya
Mudah pemetiharaannya
Struktur bangunan yang memadai
Kehilangan tinggi tekan (head losses) yang kecil
Perencanaan hidrolis
Dimensi saluran dihitung menggunakan formula untuk perhitungan aliran
seragam (uniform flow) pada saluran terbuka. Proses perencanaan hidrolis
saluran pembawa dilakukan menggunakan software engineering hydraulic Flow
Pro. 2. Pada perencanaan ini ditetapkan slope saluran pembawa sebesar 0.001
dengan koefisien Manning 0.012.
Kecepatan aliran
Kecepatan aliran pada saluran penghantar direncanakan sedemikian rupa untuk
mencegah sedimentasi akibat kecepatan rendah maupun pengerusan tanah
akibat kecepatan tinggi. Kecepatan aliran yang diCiinkan dalam saluran
ditetapkan dengan asumsi ukuran butir material sedimen 0.2 - 0.3 mm
Kecepatan rata aliran yang diijinkan pada perencanaan ini berkisar 0.5 - 0.7
m/det.
Tabe15.1 Perhitungan Saluran Pembawa, Flow Pro 2
U-SHAPED CHANNEL SI Units U-shaped Channel
Discharge
Diameter
Manning's n
Slope
Control Depth
0.75
1.2
0.012
0.001
1,000
Normal Depth
XSee Area
Crit. Depth
XSec Area
Flow Type
0,546
0,656
0,342
0,410
Subcritical
Distance
Depth
Energy
Area
Velocity
36,900
0,970
0,991
1,164
0,644
74,486
0,940
0,962
1,128
0,665
112,876
0,909
0,934
1,091
0,687
150,000
0,881
0,907
1,057
0,709
Pipa pesat ditempatkan pada jarak minimum 4 x D (diameter pipa pesat) dari
muka air untuk menjamin tidak terjadi turbulensi dan pusaran yang
memungkinkan masuknya udara bersama aliran air di dalam pipa pesat
Bak penenang dilengkapi trash rack untuk mencegah sampah dan bendabenda yang tidak diinginkan memasuki pipa pesat bersama aliran air.
Pipa penguras ditempatkan di bak pengendap dan bak penenang sebagai
kelengkapan untuk perawatan (pembuangan endapan sedimen).
Bak penenang diiengkapi pelimpas yang direncanakan untuk membuang
kelebihan debit pada saat banjir. Bangunan bak penenang dan saluran pembawa
direncanakan terjaga ketinggian permukaan pada saat banjir sampai maksimum
25% dari debit desain.
Konstruksi bak penenang dan pengendap berupa pasangan batu diplester
dengan dasar bak berupa cor-an beton tumbuk (tanpa tulangan) kedap air.
Pipa pesat (penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari bak penenang (forebay tank). Perencanaan pipa pesat mencakup pemilihan
material, diameter penstock, tebal dan jenis sambungan (coordination point).
Pemilihan material berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, aksesibility, berat,
sistem penyambungan dan biaya. Diameter pipa pesat dipilih dengan
pertimbangan keamanan, kemudahan proses pembuatan, ketersediaan material
dan tingkat rugirugi (fiction losses) seminimal mungkin. Ketebalan penstock
dipilih untuk menahan tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.
Pemilihan pipa pesat
Data dan asumsi awal perhitungan pipa pesat:
Material pipa pesat menggunakan plat baja diroll dan dilas (welded rolled
steel. Hat ini dipilih sebagai alternatif terbaik untuk mendaotkan biaya terkecil.
Material yang digunakan adalah mild steel (St 37) dengan kekuatan cukup.
Head losses pada sistem pemipaan (penstock) diasumsikan sekitar 4%
terhadap head gross.
Diameter pipa pesat
Diameter minimum pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan
D=( 10.3 n 2 Q 2 L / hf ) 0.1875
Di mana:
n = koefisien kekasaran (roughness) untuk welded steel, 0.012
Q = debit desain sebesar m 3 /S
L = panjang penstock, m
linear expansion
a (n/m QC)E6
Ultimate
tensile strength
(N/m 2 )E6
Weleded steel
206
12
400
0.012
Polyethylene
0.55
140
0.009
2.75
54
13
3,009
Asbestos cenent
n.a
8.1
na
0.011
Cast iron
78.5
10
140
0.014
Dutiie iron
16,7
11
340
0.015
Material
Tebal plat
tp = (P i .D/ 2sf.Kf)+ts
dimana :
t min =(D+508)/1400
Waterhammer
Pada saat penutupan inlet valve dapat terjadi tekanan gelombang aliran air di
dalam pipa yang dikenal sebagai waterhammer. Tekanan baiik akibat
tertahannya aliran air oleh penutupan katup akan berinteraksi dengan tekanan
air yang menuju inlet valve sehingga terjadi tekanan tinggi yang dapat merusak
penstock. Besarnya tekanan tersebut dipengaruhi oleh faktor
Dimana :
P S = c.?V/g
di mana :
Pc = PO + PS
= (0.96 Hgross) + PS
s = Pc. D/2.t
diperoleh kondisi yang aman. Perhitungan rinci kekuatan dan keamanan pipa
dilampirkan pada setiap lokasi rencana pengembangan PLTMH.
Tumpuan pipa pesat, baik pondasi anchor block, saddle support, berfungsi untuk
mengikat dan menahan penstock. Jarak antar tumpuan (L) ditentukan oleh
besarnya defleksi maksimum penstock yang diijinkan. Jarak maksimum dudukan
pondasi penstok dapat dihitung dengan formula:
Dimana.
W pipa = ? D x t x l x ?baja
Di mana
D = diameter pipa, m
t = tebal pipa, m
Di mana:
D = diameter pipa, m
Berat satuan pipa berisi penuh air adalah, P = W pipa + W air . Pada
perencanaan
Di mana ;
L = panjang penstock, m
dimana:
D diameter penstock, m
Kerugian karena gesekan pada aliran metalui trashrack dapat dihitung dengan
formula Kirchmer sebagai berikut
t pr27sin lb 2g
dimana ;
g = percepatan gravitasi
untuk jenis ini, tekanan pada setiap sisi sudu geraknya lrunnernya - bagian
turbin yang berputar - sama.
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa daerah
operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut
Keller2 dikelompokkan menjadi:
Medium head power plant:: dengan tinggi jatuhan antara low head dan highhead High head power plant: dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi
persamaan
H 100 (Q)0-113
Jenis Turbin
Variasi Head, m
Peiton
Crossfiow
Turgo
v
Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton efektif
untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif
beroperasi pada head rendah.
v
Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.
v
Kecepatan (putaran) turbin ang akan ditransmisikan ke generator.
Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan
turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai
putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar
sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
Ns = N x P0.51W .21
dimana :
H = head efektif , m
P=9.81 xQxHx qt
(2)
dimana
= efektif head, m
ilt
= efisiensi turbin
Turbin pelton
12Ns25
TurbinFrancis
60;Ns300
Turbin Crossflow
40Ns200
Turbin Propeller
250Ns 1000
Ns = 85.49/H0.243
Turbin Francis
Ns = 3763/H0.854
Turbin Kaplan
Ns = 2283/H0.486
Turbin Crossfiow
Ns = 513.25/H0.505
Turbin Propeller
Ns = 2702/H0.5
(USBR, 1976)
Pada perencanaan PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang
tersedia adalah :
Penggunaan kedua jenis turbin tersebut untuk pembangkit tenaga air skala
mikro (PLTMH), khususnya crossfIlow T-14 telah terbukti handai di lapangan
dibandingkan jenis crossfiow lainnya yang dikembangkan oleh berbagai pihak
(lembaga penelitian, pabrikan, import).
Putaran turbin baik propeller open flume head rendah dan turbin crossflow
memiliki kecepatan yang rendah. Pada sistem mekanik turbin digunakan
transmisi sabuk flatbelt dan pulley untuk menaikkan putaran sehingga sama
dengan putaran generator 1500 rpm. Efisiensi sistem transmisi mekanik flat
belt diperhitungkan 0.98. Sementara pada sistem transmisi mekanik turbin
propeller open flume menggunakan sabuk V, dengan efisiensi 0.95.
Diagram Aplikasi berbagai jenis Turbin
(Head Vs Deb
abel Putaran Generator Sinkron (rpm)
Frekuensi , 50 Hz
3000
1500
1000
750
10
600
12
500
14
429
Jenis Turbin
Semi Kaplan, single regulated
Runaway speed
75-100
2-2.4
75-150
2.8-3.2
Small-medium Kaplan
250-700
2.8-3.2
500-1500
1.8-2.2
250-500
1.8-2.2
Pelton
500-1500
1.8-2
Crossflow
100-1000
1.8-2
Turgo
600-1000
v
Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation)
dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).
v
Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada
perencanaan turbin propeller open flume
Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti
handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi
pada panel kontrol (switch gear).
v
Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, overunder frekuensi.
Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)
Teknologi Mikrohidro
Pnet = Pgross Eo kW
Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q)
dan juga dikalikan dengan sebuah faktor (g = 9.8), sehingga persamaan
dasar dari pembangkit listrik adalah :
dimana head dalam meter, dan debit air dalam meter kubik per detik (second
(s)). Dan Eo terbagi sebagai berikut.
Egenerator
Esistem kontrol>
: 0.97
: 0.98
Persamaan sederhana ini harus diingat: ini adalah inti dari semua disain
pekerjaan pembangkit listrik. Ini penting untuk menggunakan unit-unit yang
benar.
Efisiensi sistem yang spesifik untuk sebuah skema yang berjalan pada disain
aliran penuh
dimana :
H = efektif head, m
Harga satuan material diperoleh dari harga satuan material dan bahan yang
berlaku di wilayah rencana pembangunan PLTMH dan disesuaikan dengan
faktor lokasi proyek (penyesuaian biaya transportasi dan pengangkutan)
a. Komponen tenaga
c. Komponen peralatan
Hasil perhitungan analisis harga satuan sesuai jenis pekerjaan dapat dilihat
pada lampiran setiap lokasi rencana pembangunan PLTMH.
Komponen biaya pembangunan PLTMH pada studi perencanaan ini terdiri dari
1. Engineering
Turbin dan perlengkapannya yang terdiri dari unit turbin, sistem transmisi
mekanik, base frame, biaya instalasi dan trial run.
3. Pekerjan Sipil
Tiang lisfrik
Pengadaan kabel
Instalasi rumah
5. Komponen Lain-lain
Komponen lain-lain yang dimaksud pada bagian ini adalah alokasi untuk:
Penggunaan alat bantu khusus apabila harus diperlukan seperti: alat berat
untuk penataan lokasi, alat angkut khusus untuk peralatan yang berat
6. Pajak
Referensi dari prosentase dan harga satuan orang berdasarkan standar biaya
orang nasionai (Bappenas) dan beberapa rekomendasi pada kegiatan
pembangunan PLTMH seperti yang dikeluarkan oleh J1CA dan tingkat
kewajaran yang berlaku umum.
Pay back periods atau pengembalian investasi maksimum 213 dari umur
ekonomis proyek.
Depresiasi 10 tahun
cukup kecil < Rp 10 juta per kW, energi listrik yang dijual cukup besar,
pendapatan penjualan energi listrik lebih besar, sehingga tingkat
pengembalian investasi lebih baik. Analisa kelayakan ekonomi pada skema on
- grid ini dapat dilihat pada laporan lokasi potensi pembangunan PLTMH (site
report).
Penutup
Keterangan gambar 1
Average cost for conventional hydro
konvensional.
= Modal
Kami sudah mengecek lapangan dan butuh desain ulang. Dana yang
dianggarkan untuk desain ulang tersebut sekitar Rp 500 juta, ujar Rendra.
Diharapkan dengan desain ulang itu, akhir tahun 2008 ini pembangkit listrik
mikri hidro milik Pemkab Malang sudah bisa beroperasi dan menghasilkan
listrik.
"Nanti kalau sudah beroperasi dan bisa menghasilkan listrik, maka pemkab
bisa menjualnya ke PLN. Mengenai hal ini PLN sudah menyetujuinya," ujar
Rendra.
Selama ini kebutuhan listrik di Wendit hanya untuk mendorong air ke kolam
arus dan belum dilengkapi dengan permainan-permainan. "Itu pun sudah
menghabiskan Rp 40 juta per bulan," ujar Rendra.
UMM memiliki satu unit pembangkit listrik mikro hidro dengan berkapasitas
100 kilo watt (KW). Namun saat ini UMM akan menambah sebuah pembangkit
mikro hidro lagi, dan ditargetkan secara bertahap bisa menyuplai listrik
kampus yang pada siang har i membutuhkan 300 KW dan malam hari butuh
60 KW.
Hal itu terkait erat dengan upaya UMM bahwa tahun 2008 ini mereka
mencanangkan diri sebagai kampus swadaya energi. Sebab dengan
memanfaatkan pembangkit listrik mikro hidro, biogas, dan solar sell, mereka
berusaha menguranghi ketergantunga n akan listrik negara.
panduan PLTMH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan
Studi kelayakan mekanikal dilakukan dengan melakukan survey di lapangan
dengan tujuan untuk memilih jenis dan spesifikasi peralatan mekanikal
elektrikal yang sesuai setelah studi kelayakan sipil. Jadi studi ini merupakan
kelanjutan dan baru dapat dilakukan setelah studi kelayakan hidrologi dan
sipil (Buku Pedoman 2A dan 2B). Maksud dan tujuan studi ini adalah
mendapatkan tipe dan spesifikasi peralatan mekanikal dan elektrikal yang
sesuai dengan kelayakan sipil dan hidrologi sebelumnya untuk digunakan
PLTMH yang akan dibangun. Dengan studi kelayakan ini, maka peralatan
PLTMH tersebut :
BAB II
KETENTUAN UMUM DAN STANDAR
INSTALASI PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH
Komponen mekanikal hanya terdiri dari dua bagian yaitu turbin dan transmisi.
Kedua sistem ini menghubungkan antara sumber energi air dengan generator
yang menghasilkan listrik.
2.1. Sistem Mekanik Elektrik PLTMH
Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir
di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah
kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow
capacity) sedangkan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi
dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources
dengan terjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian
karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang
telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa
alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir.
Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan
ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun)
dapat diubah menjadi energi listrik.
Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya
kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak
merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa mikrohidro,
pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara
istilah mikrohidro dengan minihidro adalah output daya yang dihasilkan.
Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk
minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara
teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi),
turbin dan generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dan ketinggian
tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi air
tersebut akan menumbuk turbin dimana turbin sendiri dipastikan akan
menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik
berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian
ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator
akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik
sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah
secara ringkas proses Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air
menjadi energi listrik.
Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu pembangkit
listrik tenaga mikro hidro tergantung dengan :
100 Debit air
101 Ketinggian (jatuh ketinggian) dan
102 Efisiensi
Dengan demikian dapat diformulakan secara sederhana daya (P) yang
dibangkitkan dari suatu pembangkit PLTMH adalah :
P = 9,8 x Q x H x
dimana :
P = daya yang dibangkitkan (Watt)
Q = Debit air (m3/det)
H = Ketinggian (m)
= Efisiensi dari sistem
9,8 = Konstanta gravitasi bumi
Turbin runner
High
Impulse
Reaction
Pelton
Turgo
Multi-jet Pelton
Head Pressure
Medium
Crossflow
(Michel/Banki)
Turgo
Multi-jet Pelton
Francis
Pump-as-Turbine
(PAT)
Low
Crossflow
(Michel/Banki)
Propeller
Kaplan
Variasi Head, m
10 <>
Pelton
50 <>
Crossfiow
6 <>
Turgo
50 <>
Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya
untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis
turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameterparameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
a. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin. Sebagai contoh : turbin pelton efektif
untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif
beroperasi pada head rendah.
b. Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.
c. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai
contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin
pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran
yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat
lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
2.3. Transmisi Daya Mekanik
Transmisi daya berperan untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke poros
generator. Elemen-elemen transmisi daya yang digunakan terdiri dari : sabuk
(belt), pulley, kopling dan bantalan (bearing).
Belt berfungsi untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke poros generator.
Belt harus cukup tegang sesuai dengan jenis dan ukurannya. Pulley berfungsi
untuk menaikkan putaran sehingga putaran generator sesuai dengan putaran
daerah kerjanya. Sedangkan kopling, bantalan dan cone clamp merupakan
komponen/elemen pendukung.
Secara umum sistem transmisi daya dapat dikelompokkan menjadi :
Sistem transmisi daya langsung (direct drives)
Sistem transmisi daya tidak langsung (indirect drives), dalam hal ini
menggunakan belt.
a. Sistem Transmisi Daya Langsung
Pada sistem transmisi daya langsung ini (direct drives), daya dari poros turbin
(rotor) langsung ditransmisikan ke poros generator yang disatukan dengan
sebuah kopling. Dengan demikian konstruksi sistem transmisi ini menjadi
lebih kompak, mudah untuk melakukan perawatan, efisiensi tinggi dan tidak
memerlukan elemen mesin lain seperti belt dan pulley kecuali sebuah
kopling.
Karena sistem transmisi dayanya langsung (direct drives), maka generator
yang digunakan harus memiliki kecepatan (putaran) optimum yang hampir
sama dengan kecepatan (putaran) poros turbin (rotor), sekitar + 15%
perbedaannya. Alternatif lain adalah meng-gunakan gearbox untuk
mengoreksi rasio kecepatan (putaran) antara generator dan poros turbin.
b. Sistem Trasmisi Daya dengan Sabuk (Belt)
Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajar.
Pemilihan jenis sabuk bergantung pada besar kecilnya daya yang akan
ditransmisikan.
Sabuk memainkan peranan yang penting dalam menyerap beban kejut dan
meredam pengaruh getaran. Sabuk yang digunakan umumnya jenis flat belt
dan V-belt (vee velt).
Flat belt banyak digunakan pada sistem transmisi daya mekanik untuk
mikrohidro dengan daya yang besar. V-belt digunakan pada instalasi PLTMH
dengan daya di bawah 20 kW. Penggunaan sistem transmisi sabuk ini
memerlukan komponen pendukung seperti : pulley, bantalan beserta
asesorisnya dan kopling.
Pada sistem transmisi daya dengan sabuk, putaran turbin dan generator yang
dihubungkan dapat berbeda atau dengan kata lain ada rasio putaran. Dengan
demikian range generator yang akan digunakan lebih luas dan bervariasi.
Transmisi adalah komponen yang menghubungkan antara turbin dan
generator. Sistem ini hanya memiliki dua sistem yaitu menggunakan belt,
atau langsung di kopel dan biasanya menggunakan gearbox.
2.4. Generator
a. Pemilihan Jenis Arus Listrik : Arus Bolak Balik (AC)
Pada umumnya tegangan yang keluar dari PLTMH adalah arus bolak-balik
AC/Alternating Current) dapat juga searah (DC, direct current). Tegangan AC
dapat diubah menjadi tegangan tinggi secara mudah dan murah dengan
menggunakan transformator. Dengan demikian energi listriknya dapat
ditransmisikan pada jarak yang cukup jauh dari rumah pembangkit (power
house) sehingga lebih ekonomis, rugi-rugi transmisinya dapat diminimalkan.
Keuntungan lain dari penggunaan arus AC ialah konstruksi generator AC yang
lebih sederhana.
Arus AC menuntut frekuensi sistem tetap konstan, terutama jika
menggunakan motor induksi sebagai generator. Untuk itu diperlukan
pengaturan kecepatan putar generator di samping pengatur tegangan
(voltage regulator).
Pada prakteknya, kombinasi pengadaan tenaga listrik AC dan DC merupakan
pilihan yang baik. Penyimpanan tenaga listrik AC ke baterai-baterai
(accumulator) memberikan alternatif lain bagi masyarakat yang tidak
terjangkau oleh jaringan listrik PLTMH untuk dapat menikmati penerangan,
televisi, radio atau penerapan lainnya yang memerlukan tenaga listrik dalam
jumlah kecil.
Frekuensi yang dipakai untuk arus AC adalah 50 Hz. Tegangan standar yang
dihasilkan adalah 110 V dan/atau 240 V untuk generator satu fasa, serta
240/415 V untuk generator tiga fasa.
b. Penentuan Sistem Satu Fasa atau Sistem Tiga Fasa
Pada dasarnya sistem satu fasa ini hampir sama dengan rangkaian DC.
Keuntungan sistem satu fasa adalah :
Di mana :
N = kecepatan putar (rpm)
f = frekuensi tegangan (Hz)
P = jumlah kutub
c. Hantaran Pentanahan
Hantaran pentanahan ialah hantaran yang menghubungkan bagian yang
harus ditanahkan dengan elektroda pentanahan. Luas penampang minimum
untuk hantaran :
1) Untuk hantaran dengan perlindungan mekanis yang kokoh :
Hantaran tembaga : 1,5 mm2
Hantaran aluminium : 2,5 m2
2) Untuk hantaran yang tidak diberi perlindungan mekanis yang kokoh :
Hantaran tembaga : 4 mm2
BAB 3
KETENTUAN UMUM DAN STANDAR INSTALASI
JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
3.1. Pemilihan Jalur Transmisi
Untuk mendesain jalur transmisi pendistribusian daya listrik yang
terbangkitkan beberapa hal yang dapat dijadikan dasar antara lain :
Mudah untuk akses dan perawatan
Kondisi tanah untuk tiang kuat dan stabil
Diharapkan tidak ada masalah dalam pengalihan/penggunaan lahan
Tidak ada masalah pada jarak dengan rumah dan pohon
Dipilih jalur distribusi paling pendek
Jika tiang dipasang di sekitar slope curam atau pada dasar jurang, hindarkan
dari potensi longsong
Ketinggian konduktor dari atas tanah harus lebih dari 4 m
Disamping hal-hal di atas, yang dapat dijadikan referensi untuk mendesain
jaringan transmisi dan distribusi dapat menggunakan standar dan petunjuk
PT. PLN. Setelah beberapa hal di atas untuk pemilihan jalur, maka beberapa
pada fasilitas pendukung dari jaringan transmisi dan distribusi yang perlu
diperhatikan adalah :
:
Struktur Pendukung
Tiang beton
Tiang kayu (termasuk
bambu)
Penerapan
Dipakai secara umum
Digunakan pada area dimana
akses
untuk
mesin-mesin
Tiang besi
besar sulit
Digunakan pada area dimana
akses untuk mesin-mes
Jika kondisi tanah tidak stabil, akar tiang diperkuat dengan suatu konstruksi
pendukung.
Ukuran tiang harus memperhitungkan momen pada tiang dengan beban
angin.
b. Tarik tegang
Tarik tegang harus dipasang untuk menyeimbangkan tiang. Jenis beban untuk
struktur pendukung adalah :
1) vertikal, meliputi : berat tiang, berat kabel, beban berat dari tekanan
kawat.
2) mendatar, meliputi : tekanan angin ke tiang, ketidakseimbangan beban
dari panjang bentangan yang tidak sama.
3) samping, meliputi : tekanan angin ke kabel, komponen beban samping dari
tekanan kawat.
c. Konduktor dan kabel
Ukuran konduktor harus dipilih dengan memperhitungkan jumlah beban
sekarang, jumlah beban yang diperkirakan, hubungan pendek/konsleting,
kapasitas arus konduktor,kerugian tegangan, kerugian daya, kekuatan
meknikal. Terlalu banyak ukuran tidak dapat dipakai untuk percabangan
feeder.
Perbandingan kelebihan dan kerugian konduktor dan kabel :
abel :
Konduktor
Murah
d. Tidak aman
untuk
menyam-bung tiap
konduktor
Mahal
Aman
Dapat
utk Susah utk
pemasangan
menyam-bung
dibawah tanah
tiap kabel
Mudah
Kabel
harus diletakkan dalam atau dekat area pusat beban. Dalam memutuskan
tersebut harus diuji dan dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
Mudah untuk akses dan pekerjaan-pekerjaan pergantian
Dipisahkan dari bangunan-bangunan lain atau pepohonan dengan jarak
yang cukup.
Untuk tipe dipasang pada tiang, pemasangan tiang harus tidak rumit.
Tipe di atas tanah harus dibangun dengan tidak menimbulkan masalah
umum.
Sebelum memutuskan kapasitas trafo baru, area suplai trafo baru harus
ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal :
Area suplai dari trafo baru tidak overlap dengan suplai trafo lain dari feeder
lain.
Area suplai dari setiap trafo harus mandiri
Pembatasan kerugian tegangan harus memuaskan pada setiap bagian dari
area suplai.
Kapasitas trafo baru mempertimbangkan pertumbuhan permintaan yang
diharapkan dari area.
Hubungan antara kapasitas trafo dan generator digambarkan sebagai
berikut :
Kapasitas
trafo
Kapasitas
generator
5 kVA
50 kVA
<>
4 kW 8 kW 12.8 kW20 kW
8 kW
12 .8kW 20 kW 40 kW
Kabel
Saklar (switch)
Aksesoris
BAB 5
PENYUSUNAN LAPORAN SPESIFIKASI PERALATAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Sama seperti format penyusunan Laporan Hasil Studi Kelayakan Sipil
Pembangunan PLTMH, Laporan Spesifikasi Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
tidak ada ketentuan standar, akan tetapi yang mememiliki ketentuan standar
spesifikasi untuk setiap peralatan sesuai dengan desain rencana daya
terbangkit yang ingin dicapai, lokasi dan jalur serta jarak jaringan transmisi
dan distribusi ke pelanggan.
Dengan demikian format laporan yang disajikan dalam Buku Pedoman ini
bukan merupakan standar baku. Pada pemangku (stakeholders) dapat
menyusun sesuai versi masing-masing. Format penyusunan laporan dalam
Buku Pedoman ini disusun justru sebagai petunjuk praktis membantu
memudahkan penulisan laporan hasil studi kelayakan dan spesifikasi
peralatan mekanikal elektrikal yang memudahkan untuk perencanaan dan
studi kelayakan pembangunan PLTMH.
Laporan Hasil Studi Kelayakan Sipil dapat disusun sebagai berikut :
1. Halaman Sampul Laporan
2. Ringkasan Eksekutif
3. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Tabel
6. Daftar Lampiran
7. Bab Pendahuluan
Pada bab ini berisi tentang project statement PLTMH , latar belakang, maksud
dan tujuan serta lingkup kegiatan studi potensi yang telah dilakukan (boleh
dijelaskan dengan jadwal waktu) dan gambaran hasil yang dicapai.
Oleh karena kegiatan studi kelayakan dan spesifikasi peralatan mekanikal
elektrikal tidak dapat dilakukan oleh masyarakat awam (perorangan dan
institusi), maka disamping identitas maupun profil lembaga yang diuraikan
identitas, status, dan alamatnya dengan jelas; profil pabrikan sebagi sumber
informasi awal penetuan spesifikasi peralatan mekanikal elektrikal sebaiknya
dicantumkan juga pada bab ini.
Pada bab ini disampaikan saran dan rekomendasi review dan beberapa
pengujian menuju tahap kegiatan perencanaan Detal Desain Bangunan Sipil
PLTMH, sebagai suatu syarat desain fasilitas sipil penunjang operasi PLTMH
yang layak.
13. Lampiran-lampiran data, gambar, foto, brosur , referensi
14. Profil Pabrikan sebagi sumber informasi awal perencanaan spesifikasi..
Tentu saja ada banyak variasi pada penyusunan disain ini. Sebagai sebuah
contoh, air dimasukkan secara langsung ke turbin dari sebuah saluran tanpa
sebuah penstock seperti yang terlihat pada penggergajian kayu di Gambar 2.
Tipe ini adalah metode paling sederhana untuk mendapatkan tenaga air
tetapi belakangan ini tidak digunakan untuk pembangkit listrik karena
efisiensinya rendah. Kemungkinan lain adalah bahwa saluran dapat