Anda di halaman 1dari 54

aluran penghantar (head race)

Saluran penghantar berfungsi untuk mengalirkan air dari intake sampai ke bak
penenang. Perencanaan saluran penghantar berdasarkan pada kriteria:
Nilai ekonomis yang tinggi
Efisiensi fungsi
Aman terhadap tinjauan teknis
Mudah pengerjaannya
Mudah pemetiharaannya
Struktur bangunan yang memadai
Kehilangan tinggi tekan (head losses) yang kecil
Perencanaan hidrolis
Dimensi saluran dihitung menggunakan formula untuk perhitungan aliran
seragam (uniform flow) pada saluran terbuka. Proses perencanaan hidrolis
saluran pembawa dilakukan menggunakan software engineering hydraulic Flow
Pro. 2. Pada perencanaan ini ditetapkan slope saluran pembawa sebesar 0.001
dengan koefisien Manning 0.012.

Kecepatan aliran
Kecepatan aliran pada saluran penghantar direncanakan sedemikian rupa untuk
mencegah sedimentasi akibat kecepatan rendah maupun pengerusan tanah
akibat kecepatan tinggi. Kecepatan aliran yang diCiinkan dalam saluran
ditetapkan dengan asumsi ukuran butir material sedimen 0.2 - 0.3 mm

Kecepatan aliran yang diijinkan pada perencanaan ini adalah :


Kecepatan maksimum 2 m/det, saluran pasangan batu tanpa plesteran
Kecepatan minimum:
0.3 m/det, saluran pasangan batu plesteran
0.5 m/det, saluran tanpa pasangan/plesteran

Kecepatan rata aliran yang diijinkan pada perencanaan ini berkisar 0.5 - 0.7
m/det.
Tabe15.1 Perhitungan Saluran Pembawa, Flow Pro 2
U-SHAPED CHANNEL SI Units U-shaped Channel

Discharge

Diameter

Manning's n

Slope

Control Depth

0.75

1.2

0.012

0.001

1,000

Normal Depth

XSee Area

Crit. Depth

XSec Area

Flow Type

0,546

0,656

0,342

0,410

Subcritical

Distance

Depth

Energy

Area

Velocity

36,900

0,970

0,991

1,164

0,644

74,486

0,940

0,962

1,128

0,665

112,876

0,909

0,934

1,091

0,687

150,000

0,881

0,907

1,057

0,709

Bak penenang dan pengendap (head tank)


Konstruksi bak penenang dalam perencanaan ini adalah sebagaimana
ditampilkan pada gambar 5.4. Perhitungan dimensi bak penenang dilakukan
dengan beberapa kriteria, yaitu :
Volume bak 10 - 20 kali debit yang masuk untuk menjamin aliran steady di
pipa pesat dan mampu meredam tekanan balik pada saat penutupan aliran di
pipa pesat.
Bak penenang direncanakan dengan menetapkan kecepatan vertikal partikel
sedimer 0.03 m/det.
Pipa pesat ditempatkan 15 cm di atas dasar bak penenang untuk
menghindarkan masuknya batu atau benda-benda yang tidak diijinkan terbawa
memasuki turbin, karena berpotensi merusak runner turbin.

Pipa pesat ditempatkan pada jarak minimum 4 x D (diameter pipa pesat) dari
muka air untuk menjamin tidak terjadi turbulensi dan pusaran yang
memungkinkan masuknya udara bersama aliran air di dalam pipa pesat
Bak penenang dilengkapi trash rack untuk mencegah sampah dan bendabenda yang tidak diinginkan memasuki pipa pesat bersama aliran air.
Pipa penguras ditempatkan di bak pengendap dan bak penenang sebagai
kelengkapan untuk perawatan (pembuangan endapan sedimen).
Bak penenang diiengkapi pelimpas yang direncanakan untuk membuang
kelebihan debit pada saat banjir. Bangunan bak penenang dan saluran pembawa
direncanakan terjaga ketinggian permukaan pada saat banjir sampai maksimum
25% dari debit desain.
Konstruksi bak penenang dan pengendap berupa pasangan batu diplester
dengan dasar bak berupa cor-an beton tumbuk (tanpa tulangan) kedap air.
Pipa pesat (penstock)
Pipa pesat (penstock) adalah pipa yang yang berfungsi untuk mengalirkan air
dari bak penenang (forebay tank). Perencanaan pipa pesat mencakup pemilihan
material, diameter penstock, tebal dan jenis sambungan (coordination point).
Pemilihan material berdasarkan pertimbangan kondisi operasi, aksesibility, berat,
sistem penyambungan dan biaya. Diameter pipa pesat dipilih dengan
pertimbangan keamanan, kemudahan proses pembuatan, ketersediaan material
dan tingkat rugirugi (fiction losses) seminimal mungkin. Ketebalan penstock
dipilih untuk menahan tekanan hidrolik dan surge pressure yang dapat terjadi.
Pemilihan pipa pesat
Data dan asumsi awal perhitungan pipa pesat:
Material pipa pesat menggunakan plat baja diroll dan dilas (welded rolled
steel. Hat ini dipilih sebagai alternatif terbaik untuk mendaotkan biaya terkecil.
Material yang digunakan adalah mild steel (St 37) dengan kekuatan cukup.
Head losses pada sistem pemipaan (penstock) diasumsikan sekitar 4%
terhadap head gross.
Diameter pipa pesat
Diameter minimum pipa pesat dapat dihitung dengan persamaan
D=( 10.3 n 2 Q 2 L / hf ) 0.1875
Di mana:
n = koefisien kekasaran (roughness) untuk welded steel, 0.012
Q = debit desain sebesar m 3 /S
L = panjang penstock, m

H = tinggi jatuhan air (gross head), m


Tabel 5. 2 Material Pipa Pesat
Young's modulus
of elasticity
E (N/m 2 )E9

linear expansion
a (n/m QC)E6

Ultimate
tensile strength
(N/m 2 )E6

Weleded steel

206

12

400

0.012

Polyethylene

0.55

140

0.009

Polyvinyl chloride (PVC)

2.75

54

13

3,009

Asbestos cenent

n.a

8.1

na

0.011

Cast iron

78.5

10

140

0.014

Dutiie iron

16,7

11

340

0.015

Material

Tebal plat

erhitungan tebal plat dapat menggunakan persamaan

tp = (P i .D/ 2sf.Kf)+ts

dimana :

ts = adalah penambahan ketebalan pipa untuk faktor korosi

P1 = tekanan hidrostatik, kNi P mm 2

D = diameter dalam pipa

Kf = faktor pehgelasan sebesar 0.9 untuk pengelasan dengan inspeksi x-ray


faktor pengelasan sebesar 0.8 untuk pengelasan biasa

sf = desaintegangan pipa yang diijinkan

Pendekatan paling sederhana menggunakan rekomendasi ASME untuk tebal


penstock minimum (mm) adalah 2,5 kali diameter pipa (m) di tambah 1,2 mm.

t min = 2.5D + 1.2 mm

Rekomendasi lain adalah

t min =(D+508)/1400

Waterhammer

Pada saat penutupan inlet valve dapat terjadi tekanan gelombang aliran air di
dalam pipa yang dikenal sebagai waterhammer. Tekanan baiik akibat
tertahannya aliran air oleh penutupan katup akan berinteraksi dengan tekanan
air yang menuju inlet valve sehingga terjadi tekanan tinggi yang dapat merusak
penstock. Besarnya tekanan tersebut dipengaruhi oleh faktor

Kecepatan gelombang tekanan ( pressure wave speed ), c yang besarnya

C= [ 10 -3 K/(1+ KD/Et)] 0.5

Dimana :

K = modulus bulk air, 2.1 x 10' N/m 2

E = modulus elastilk material, untuk welded steel 2.1 x 11C N/m 2

D = diameter pipa (mm)

t = tebal pipa (mm)

Surge pressure pada pipa, Ps (m kolom air)

P S = c.?V/g

di mana :

?V = kecepatan aliran air didalam pilpa adalah 4Q/ ? D 2

g = percepatan gravitasi m/det 2

Tekanan total (tekanan kritis) di dalam pipa adalah sebesar, Pc:

Pc = PO + PS

= (0.96 Hgross) + PS

dimana Po adalah tekanan hidrostatik dalam pipa dengan asumsi headloss 4%


Sementara itu tegangan yang terjadi pada dinding pipa adalah

s = Pc. D/2.t

Tegangan pada dinding pipa tersebut dibandingkan dengan kekuatan tarik


material dan tegangan yang diijinkan. Apabila tegangan pada dinding pipa lebih
besar maka penentuan diameter dan ketebalan pipa diulang (iterasi) sampai

diperoleh kondisi yang aman. Perhitungan rinci kekuatan dan keamanan pipa
dilampirkan pada setiap lokasi rencana pengembangan PLTMH.

Tumpuan pipa pesat (saddles support)

Tumpuan pipa pesat, baik pondasi anchor block, saddle support, berfungsi untuk
mengikat dan menahan penstock. Jarak antar tumpuan (L) ditentukan oleh
besarnya defleksi maksimum penstock yang diijinkan. Jarak maksimum dudukan
pondasi penstok dapat dihitung dengan formula:

L = 182.61 x {[(D + 0.0147) 4 - D 4 ]/ p} 0.333

Dimana.

D = diameter dalam penstock (m)

P = berat satuan dalam keadaan penuh berisi air (kg/m).

Berat satuan pipa pesat dihitung dengan formula

W pipa = ? D x t x l x ?baja

Di mana

W pipa = kg 1 m pipa pesat

D = diameter pipa, m

t = tebal pipa, m

pbaja= 7860 kg/M3

Berat air di dalam pipa dihitung sebesar:

Di mana:

W air = kg 1 m pipa pesat

D = diameter pipa, m

1 = panjang pipa satuan, 1 m

p air = 1000 kg/m3

W air = 0.25nD 2 x 1 x pair

Berat satuan pipa berisi penuh air adalah, P = W pipa + W air . Pada
perencanaan

PLTMH ini, jarak antar tumpuan pipa pesat rata-rata adalah 4 m,

Rugi-rugi head (Head Losses).

Rugi-rugi head (head losses) diberikan oleh flaktor:

Kerugian karena gesekan saat aliran air melewati trashrack

Kerugian gesekan aliran fluida di dalam pipa

Kerugian karena turbulensi aliran yang dipengaruhi belokan, bukaan katup,


perubahan penampang aliran

Reduksi head losses dapat dilakukan dengan cara :

Penggunaan diameter pipa yang lebih besar (harus mempertimbangkan biaya)

Mengurangi belokan pada penstock dan pemilihan dimensi yang terbaik


untukmendapatkan rugi-rugi yang kecil.

Besarnya rugi-rugi pada pipa pesat terdiri dari:

Rugi-rugi karena gesekan selama aliran didalam pipa, hfriction

Hfriction = ?.L.V 2 / 2.g.D

Di mana ;

? = koefisien gesekan berdasarkan diagram Moody, bilangan Reynolds dan


koefisien kekasaran material

L = panjang penstock, m

V = kecepatan rata-rata, m/det

G = percepatan gravitasi, m/det 2

D = diameter pipa pesat, m

Persamaan empiris lainnya yang dapat digunakan untuk menghitung rugi-rugi


gesekan ini adalah:

(Hf 1 L) = 10.29 n 2 Q21 D5 .333

dimana:

Hf head losses karena gesekan aliran di dalam pipa, m L panjang pipa, m n


koefisien kekasaran Manning, 0.012 untuk material welded steel Q debit, m 31S

D diameter penstock, m

Kerugian karena gesekan pada aliran metalui trashrack dapat dihitung dengan
formula Kirchmer sebagai berikut

t pr27sin lb 2g

dimana ;

Kt = koefisien gesekan bentuk pelat trashrack

t = tebal plat trashrack

b = jarak antar plat trashrack

Vo = kecepatan aliran air

g = percepatan gravitasi

0 = sudut jatuhan trashrack dengan horisontal

Kerugian karena turbulensi, HI


HI total. V2 1 2g
Di mana, koefisien losses, ~ total besarnya adalah
~ total = Onlet loss + ~ belokantelbow + ~inlet valve + ~reducer/difusor +
~draf'Lube
Berdasarkan perhitungan menggunakan form. ula-formula di atas, maka pada
perencanaart PLTM ini ukuran pipa pesat distandarisasi untuk memudahkan
aplikasi di lapangan, sebagaimana dapat dilihat di tabel 5.3. Diameter standar
pipa dibuat dari plat ukuran 120 cm x 240 cm yang diroll dan dilas.
Tabel 5.3 Standard Penggunaan Pipa Pesat
Tabel 5.6 Koefisier, Kekasaran Manning beberapa material Penstock
Wdded~1 pc~yiem (M) PVC Adx~c~nt 0~kw cam hw V~-~(m,vi) CweffiM, ~ f~
m~ 1~)
(1. 01 2_ TWO 0." (1.011 (1,015 0.014: (1.012
Pelaksanaan Elektrikalmekanikal
1. Pemilihan Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan
dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros.
Putaran poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya , turbin air dibagi menjadi dua kelompok:

Turbin impuls (cross-flow, pelton & turgo)

untuk jenis ini, tekanan pada setiap sisi sudu geraknya lrunnernya - bagian
turbin yang berputar - sama.

Turbin reaksi ( francis, kaplanlpropeller)

Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa daerah
operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan

yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut
Keller2 dikelompokkan menjadi:

Low head powerplant: dengan tinggi jatuhan air (head) :S 10 M3

Medium head power plant:: dengan tinggi jatuhan antara low head dan highhead High head power plant: dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi
persamaan

H 100 (Q)0-113

dimana, H =head, m Q = desain debit, m 31s

Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan


PLTMH dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m, yang dapat dikattegoirikan
pada head rendah dan medium.

Jenis Turbin

Variasi Head, m

Kaplan dan Propeller 2 < H < 20


Francis

10 < H < 350

Peiton

50 < H < 1000

Crossfiow

6 < H < 100

Turgo

50 < H < 250

2. Kriteria Pemilihan Jenis Turbin

Pemilihan jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan


kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat
spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan

mempertimbangkan parameter-parameter khusus yang mempengaruhi


sistem operasi turbin, yaitu :

v
Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin, sebagai contoh : turbin pelton efektif
untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif
beroperasi pada head rendah.

v
Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.

v
Kecepatan (putaran) turbin ang akan ditransmisikan ke generator.
Sebagai contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan
turbin pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai
putaran yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar
sangat lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.

Ketiga faktor di atas seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik,


Ns", yang didefinisikan dengan formula:

Ns = N x P0.51W .21

dimana :

N = kecepatan putaran turbin, rpm

P = maksimum turbin output, kW

H = head efektif , m

Output turbin dihitung dengan formula:

P=9.81 xQxHx qt

(2)

dimana

= debit air, m 3 ldetik

= efektif head, m

ilt

= efisiensi turbin

= 0.8 - 0.85 untuk turbin pelton

= 0.8 - 0.9 untuk turbin francis

= 0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow

= 0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan

Kecepatan spesifik setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu


berdasarkan data eksperimen. Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air
adalah sebagai berikut:

Turbin pelton

12Ns25

TurbinFrancis

60;Ns300

Turbin Crossflow

40Ns200

Turbin Propeller

250Ns 1000

Dengan mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan


pemilihan jenis turbin akan menjadi lebih mudah. Beberapa formula yang
dikembangkan dari data eksperimental berbagai jenis turbin dapat digunakan
untuk melakukan estimasi perhitungan kecepatan spesifik turbin, yaitu :

Turbin pelton (1 jet)

Ns = 85.49/H0.243

(Siervo & Lugaresi, 1978)

Turbin Francis

Ns = 3763/H0.854

(Schweiger & Gregory, 1989)

Turbin Kaplan

Ns = 2283/H0.486

(Schweiger & Gregory, 1989)

Turbin Crossfiow

Ns = 513.25/H0.505

(Kpordze & Wamick, 1983)

Turbin Propeller

Ns = 2702/H0.5

(USBR, 1976)

Dengan mengetahui besaran kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin


dapat diestimasi (diperkirakan).

Pada perencanaan PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang
tersedia adalah :

Turbin propeller tipe open flume untuk head rendah s.d 6 m


Turbin crossflow 1 banki-mithell untuk head 6 m < H < 60 m.
Pemilihan jenis turbin tersebut berdasarkan ketersediaian teknologi secara
lokal dan biaya pembuatan/pabrikasi yang lebih murah dibandingkan tipe
lainnya seperti pelton dan francis. Jenis turbin crosstlow yang dipergunakan
pada perencanaart ini adalah crossfiow T-14 dengan diameter runner 0.3 m.
Turbin tipe ini memiliki efisiensi maksimum yang baik sebesar 0.74 dengan
efisiensi pada debit 40% masih cukup tinggi di atas 0.6. Sementara untuk
penggunaan turbin propeller open flume pabrikasi lokal ditetapkan efisiensi
turbin sebesar 0.75.

Penggunaan kedua jenis turbin tersebut untuk pembangkit tenaga air skala
mikro (PLTMH), khususnya crossfIlow T-14 telah terbukti handai di lapangan
dibandingkan jenis crossfiow lainnya yang dikembangkan oleh berbagai pihak
(lembaga penelitian, pabrikan, import).

Putaran turbin baik propeller open flume head rendah dan turbin crossflow
memiliki kecepatan yang rendah. Pada sistem mekanik turbin digunakan
transmisi sabuk flatbelt dan pulley untuk menaikkan putaran sehingga sama
dengan putaran generator 1500 rpm. Efisiensi sistem transmisi mekanik flat
belt diperhitungkan 0.98. Sementara pada sistem transmisi mekanik turbin
propeller open flume menggunakan sabuk V, dengan efisiensi 0.95.
Diagram Aplikasi berbagai jenis Turbin
(Head Vs Deb
abel Putaran Generator Sinkron (rpm)

Jumlah Pole (kutub)

Frekuensi , 50 Hz

3000

1500

1000

750

10

600

12

500

14

429

Tabel Run-away speed Turbin, N maks/N

Jenis Turbin
Semi Kaplan, single regulated

Putaran Nominal, N (rpm)

Runaway speed

75-100

2-2.4

Kaplan, double regulated

75-150

2.8-3.2

Small-medium Kaplan

250-700

2.8-3.2

Francis (medium & high head)

500-1500

1.8-2.2

Francis (low head)

250-500

1.8-2.2

Pelton

500-1500

1.8-2

Crossflow

100-1000

1.8-2

Turgo

600-1000

2. Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol

2. Pemilihan Generator dan Sistem Kontrol

Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik


menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan
PLTMH ini adalah :

v
Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation)
dengan penggunaan dua tumpuan bantalan (two bearing).

v
Induction Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada
perencanaan turbin propeller open flume

Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 phasa dengan


keluaran tegangan 220 V/380 V. Efisiensi generator secara umum adalah

Aplikasi < 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8

Aplikasi 10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85

Aplikasi 20 - 50 KVA efisiensi 0.85

Aplikasi 50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9

Aplikasi >. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95

Sistem kontrol yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini menggunakan


pengaturan beban sehingga jumlah output daya generator selalu sama
dengan beban. Apabila terjadi penurunan beban di konsumen, maka beban
tersebut akan dialihkan ke sistem pemanas udara (air heater) yang dikenal
sebagai ballast load/dumy load.

Sistem pengaturan beban yang digunakan pada perencanaan ini adalah

Electronic Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron

Induction Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMA

Sistem kontrol tersebut telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti
handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi
pada panel kontrol (switch gear).

Fasillitas operasi panel kontrol minimum terdiri dari

Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual

Stop/berhenti secara otomatis

v
Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, overunder frekuensi.

Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)

Teknologi Mikrohidro

1.Tenaga Listrik dari Air


Sebuah skema hidro memerlukan dua hal yaitu debit air dan ketinggian jatuh
(biasa disebut Head) untuk menghasilkan tenaga yang bermanfaat. Ini
adalah sebuah sistem konversi tenaga, menyerap tenaga dari bentuk
ketinggian dan aliran, dan menyalurkan tenaga dalam bentuk daya listrik
atau daya gagang mekanik. Tidak ada sistem konversi daya yang dapat
mengirim sebanyak yang diserap dikurangi sebagian daya hilang oleh sistem
itu sendiri dalam bentuk gesekan, panas, suara dan sebagainya.

Gambar. Head adalah ketinggian vertikal dimana air jatuh.


Persamaan konversinya adalah:
Daya yang masuk = Daya yang keluar + Kehilangan (Loss)
atau
Daya yang keluar = Daya yang masuk Efisiensi konversi

Persamaan di atas biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan


yang kecil. Daya yang masuk, atau total daya yang diserap oleh skema hidro,
adalah daya kotor, Pgross. Daya yang manfaatnya dikirim adalah daya bersih,
Pnet. Semua efisiensi dari skema gambar diatas disebut Eo.

Pnet = Pgross Eo kW

Daya kotor adalah head kotor (Hgross) yang dikalikan dengan debit air (Q)
dan juga dikalikan dengan sebuah faktor (g = 9.8), sehingga persamaan
dasar dari pembangkit listrik adalah :

Pnet = g Hgross Q Eo kW (g=9.8)

dimana head dalam meter, dan debit air dalam meter kubik per detik (second
(s)). Dan Eo terbagi sebagai berikut.

Eo = Ekonstruksi sipil Epenstock Eturbin Egenerator Esistem kontrol


Ejaringan Etrafo
Biasanya
Gambar. Head adalah ketinggian vertikal dimana air jatuh

Ekonstruksi sipil : 1.0 - (panjang saluran 0.002 ~ 0.005)/ Hgross


Epenstock
Eturbin

>: 0.90 ~ 0.95 (tergantung pada panjangnya)

: 0.70 ~ 0.85 (tergantung pada tipe turbin)

Egenerator

: 0.80 ~ 0.95 (tergantung pada kapasistas generator)

Esistem kontrol>

: 0.97

Ejaringan : 0.90 ~ 0.98 (tergantung pada panjang jaringan)


Etrafo

: 0.98

Ekonstruksi sipil dan Epenstock adalah yang biasa diperhitungkan sebagai


Head Loss (Hloss)/kehilangan ketinggian. Dalam kasus ini, persamaan diatas
dirubah ke persamaan berikut.

Pnet= g (Hgross-Hloss) Q (Eo Ekonstruksi sipil - Epenstock ) kW

Persamaan sederhana ini harus diingat: ini adalah inti dari semua disain
pekerjaan pembangkit listrik. Ini penting untuk menggunakan unit-unit yang
benar.
Efisiensi sistem yang spesifik untuk sebuah skema yang berjalan pada disain
aliran penuh

Analisa Ekonomi Mikrohidro

Perhitungan Daya dan Energi Listrik

1 Perhitungan daya listrik pada sistem PLTMH

Daya poros turbin

Pt=9.81 xQxHx n (1)

Daya yang ditransmisikan ke generator

Ptrans = 9.81 x Q x H x nt x nbelt (1)

Daya yang dibangkitkan generator

P~. = 9.81 x Q x H x nt x nbelt x ngen (3)

dimana :

Q = debit air, m3/detik

H = efektif head, m

ill: = efisiensi turbin

= 0.74 untuk turbin crossflow T-14

= 0.75 untuk turbin propeller open flume lokal

nbelt = 0.98 untuk flat belt, 0.95 untuk V belt

ngen = efisiensi generator

Daya yang dibangkitkan generator ini yang akan disalurkan ke pengguna.


Dalam perencanaan jumlah kebutuhan daya di pusat beban harus di bawah
kapasitas daya terbangkit, sehingga tegangan listrik stabil dan sistem
menjadi lebih handal (berumur panjang)

2. Kebutuhan listrik masyarakat

Kebutuhan listrik masyarakat, khususnya pada program pelistrikan desa


sangat dibatasi. Hal ini didasarkan ketersediaan potensi sumber daya air,
kemampuan memelihara dan membiayai penggunaan listrik, serta besaran
biaya pembangunan.

Salah satu faktor pembatas adalah. pemilihan pembatas arus terkecil di


pasaran, yaitu 0.5 A, sehingga daya yang dapat digunakan untuk setiap
sambungan instalasi rumah rata-rata sebesar 110 W. Penggunaan listrik
masyarakat perdesaan dengan PLTMH ini, khusus untuk penerangan
digunakan pada malam hari dengan pertimbangan pada siang hari sebagian
besar masyarakat bekerja.

ESTIMASI BIAYA PEMBANGUNAN PLTMH

1 Analisis Harga Satuan

Perhitungan analisis harga satuan merupakan tahapan paling terdepan dari


estimasi biaya pembangunan. Parameter perhitungan dan analisis harga
satuan pekerjaan pada perencanaan PLTMH antara lain

Lokasi sumber material diharapkan pada jarak terdekat dengan lokasi


pekerjaan konstruksi

Tenaga kerja yang digunakan menggunakan tenaga kerja lokal di lokasi


proyek dengan upah didasarkan pada harga satuan yang berlaku di wilayah
tersebut. Penggunaan tenaga kerja diluar lokasi, hanya pada tingkatan
pengawas dan tukang untuk pekerjaan tertentu dengan upah didasarkan
pada harga yang wajar.

Harga satuan material diperoleh dari harga satuan material dan bahan yang
berlaku di wilayah rencana pembangunan PLTMH dan disesuaikan dengan
faktor lokasi proyek (penyesuaian biaya transportasi dan pengangkutan)

Secara umum komponen harga satuan yang diperhitungkan meliputi:

a. Komponen tenaga

Koefisien komponen tenaga untuk masing-masing harga satuan diperoleh dari


analisa kebutuhan tenaga yang diperlukan untuk setiap pekerjaan sesuai
dengan standar yang berlaku, khususnya dalam pekerjaan sipil

b. Komponen bahan dan material

Dalam perhitungan koefisien bahan dan material yang akan digunakan


mengacu pada analisa satuan pekerjaan yang berlaku

c. Komponen peralatan

Perhitungan koefisien peralatan didasarkan pada peralatan yang digunakan


dalam satuan pekedaan, sebagaimana yang berlaku secara umum dalam
pekerjaan sipillkonstruksi.

Hasil perhitungan analisis harga satuan sesuai jenis pekerjaan dapat dilihat
pada lampiran setiap lokasi rencana pembangunan PLTMH.

2 Komponen Biaya Pembangunan PLTMH

Komponen biaya pembangunan PLTMH pada studi perencanaan ini terdiri dari

1. Engineering

Komponen engineering pada pembangunan PLTMH dialokasikan untuk


kegiatan detail desain, supervisi pembangunan, dan penyiapan dokumen
teknis akhir pembangunan PLTMH. Pada beberapa kasus kegiatan ini dapat
diasumsikan terintegrasi pada pelaksana pembangunan. Pada model
pembangunan lainnya, khususnya yang melibatkan dana cukup besar,
kegiatan engineering dilaksanakan oleh konsultan teknik yang bertanggung
jawab mereview basic desain, mengawasi pelaksanaan (supervisi),
menyiapkan dokumen teknis akhir, dan melaksanakan komisioning bersama
pelaksana pem6ang'unan.

Komponen biaya engineering ini dihitung berdasarkan kebutuhan minimum


penggunaan tenaga ahli senior dan berpengalaman pada bidang pekerjaan
sipil, teknik mesin atau elektro, dan juru gambar.

2. Peralatan Elektrikal - Mekanik

Komponen peralatan elektrikal - mekanik meliputi pengadaan sarana dan


peralatan :

Turbin dan perlengkapannya yang terdiri dari unit turbin, sistem transmisi
mekanik, base frame, biaya instalasi dan trial run.

Generator dan base frame

Panel kontrol (switch gear dan kontrol beban) Ballast Load

Instalasi peralatan elektrikal dan sistem pengkabelan Biaya lain-lain (10%)

3. Pekerjan Sipil

Pekerjaan sipil pada pembangunan PLTMH meliputi:

Bangunan intake -weir, Saluran pembawa, Bak pengendap, Bak penenang,


Pipa pesat, Bangunan pelimpas, Rumah pembangkit,Pondasi turbin (under
ground),Saluran pembuangan,Biaya fain-lain (5%)

4. Jaringan Transmisi, Distribusi, dan Instalasi Rumah

Tiang lisfrik

Pengadaan kabel

Instalasi rumah

Biaya lain-lain (5%)

5. Komponen Lain-lain

Komponen lain-lain yang dimaksud pada bagian ini adalah alokasi untuk:

Penggunaan alat bantu khusus apabila harus diperlukan seperti: alat berat
untuk penataan lokasi, alat angkut khusus untuk peralatan yang berat

Keuntungan pelaksana pembangunan (15%)

Training/pelatihan operator dan pengelola

6. Pajak

Komponen pajak dihitung terhadap total pekerjaan meliputi pekerjaan 1, 2, 3,


4 dan 5 di atas. Pajak yang diperhitungkan pada perencanaan ini adalah PPn
sebesar 10%.

7. Biaya Pengembangan (Project Development)

Biaya pengembangan dapat dikatakan sebagai indirect cost. Komponen ini


diperhitungkan sebagai akibat proses penyiapan dan perencanaan
pembangunan PLTMH yang tidak mudah dan memerlukan kegiatan
pendukung. Besaran Mokasi biaya pengembangan diestimasi berdasarkan
prosentase.

Aktivitas yang berkait dengan kegiatan pengembangan ini adalah kegiatan


administrasi proyek, manajemen proyek di tingkat owner (pemilik pekerjaan),
biaya legal, penyiapan dan pelaksanaan tender, ganti rugi atas pembebasan
tanah apabifa ada, monitoring dan evaluasi proyek di tingkat owner.

Sebagai acuan, estimasi biaya pengembangan dikelompokan menjadi: *


Manajemen proyek (10%) dari total biaya fisik dan pajak * Tender, kontrak
dan legal (5%) dari total biaya fisik dan pajak * Ganti rugi

Referensi dari prosentase dan harga satuan orang berdasarkan standar biaya
orang nasionai (Bappenas) dan beberapa rekomendasi pada kegiatan
pembangunan PLTMH seperti yang dikeluarkan oleh J1CA dan tingkat
kewajaran yang berlaku umum.

Komponen Biaya Operasional

Perawatan PLTMH memegang peranan penting dalam menjaga sustainibility


dan kehandalan operasi. Pengelola harus dapat menangani kegiatan
perawatan dan membiayainya. Kegiatan perawatan ada yang bersifat
periodik (penggantian oli) ada yang bersifat temporer setiap ada kerusakan

pada fasilitas bangunan sipil, peralatan elektrikal - mekanik, maupun jaringan


transmisi dan distribusi.

Sebagai gambaran kebutuhan biaya perawatan PLTMH, analisis dilakukan


untuk periode tahunan (annual cost). Besar biaya perawatan setiap lokasi
akan berbeda. Estimasi biaya operasional untuk setiap PLTMH terlampir pada
laporan masing~ masing lokasi PLTMH.

Analisis Finansial Skema On Grid

Pada pembangunan PLTMH dengan skerna On-Grid System dilakukan


perhitungan kelayakan secara ekonomis. Aspek penilaian kelayakan dilakukan
dengan kriteria :

Pay back periods atau pengembalian investasi maksimum 213 dari umur
ekonomis proyek.

NPV (net present value) investasi > 0

IRR (internal rate of return) > discount rate

Profitability Indeks > 1

Parameter atau asumsi yang digunakan pada perhitungan cash flow


ditetapkan sebagai berikut:

Kenaikan biaya OM (operasi dan maintenance) setiap tahun sebesar 4%

Suku bunga pinjaman kornersial 17%-18%

Suku bunga deposito 10%

Tingkat resiko penggunaan equity 5%

Penyesuaian tarif jual listrik ke PLN setiap tahun 2,5%

Skerna investasi 100% equity, dan equity.. loan (60%: 40%)

Depresiasi 10 tahun

Grace periods pengembalian pinjaman 2 tahun

Jangka waktu pengembalian pinjaman 10 tahun

Berdasarkan hasil analisa kelayakan dapat disimpulkan bahwa faktor tarif


menjadi kunci menarik tidaknya investasi pada pembangunan PLTMH.
Investasi pembangunan PLTMH akan menarik untuk kapasitas pembangkitan
skala minihidro > 100 W Pada skala minihidro ini biaya pembangunan per kW
daya terpasang

cukup kecil < Rp 10 juta per kW, energi listrik yang dijual cukup besar,
pendapatan penjualan energi listrik lebih besar, sehingga tingkat
pengembalian investasi lebih baik. Analisa kelayakan ekonomi pada skema on
- grid ini dapat dilihat pada laporan lokasi potensi pembangunan PLTMH (site
report).

Penutup

Investasi pembangunan PLTMH relatif besar sekitar Rp 20 jutalkW terbangkit


dengan tidak memasukkan biaya perencanaan dan pengembangan proyek
pemerintah. Biaya pembangunan ini semakin besar untuk kapasitas
pembangkitan yang kecil, yaitu berkisar Rp 26 juta per kW untuk kapasitas 20
_-30 W. Semakin besar kapasitas pembangkitan maka biaya pembangunan
per kW akan menurun, berkisar Rp 16 - 17 juta untuk kapasitas 40 kW - 50
kW dan di bawah Rp 10 juta per kW untuk skala minihidro, > 100 W. Hal ini

dapat menjadi acuan apabila pembangunan dilakukan oleh swasta dengan


sumber pembiayaan di luar APBD atau APBN.
Besamya biaya pembangunan ini tentunya diharapkan dapat diimbangi oleh
kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, mengelola dan
mengembangkan PLTMH sebagai motor penggerak kegiatan ekonomi
pedesaan dan kegiatan produktif kelompok masyarakat. Identifikasi potensi
pengembangan kegiatan ekonomi produktif seperti agro processing, home
industri dan agro, industri sangat penting dilakukan baik oleh masyarakat
maupun pemerintah dan pihak-pihak yang interest dalam pengembangan
kegiatan ekonomi masyarakat untuk mengoptimalkan fungsi PLTMH selain
untuk penerangan.
Pada saatnva, realisasi pelaksanaan pembangunan PLTMH memerlukan
kompetensi dari pelaku atau pelaksana pembangunan. Hal ini disebabkan
sifat pembangunan PLTMH yang khas sebagai bagian kegiatan
pengembangan masyarakat (community development).
Pada skerna pembangunan PLTMH sebagai unit usaha (on grid system) maka
idealnya biaya pembangunan paling efisien dan memberikan tingkat
pengembalian yang tinggi yang akan menarik investor/swasta. Dalam hal ini
pembangkitan skala minihidro, > 100 kW dapat memberikan kelayakan
finansial yang baik dan menarik untuk distudi lebih jauh sebagaimana dapat
dilihat pada laporan setiap lokasi, khususnya untuk skerna on grid.
Gambar 1. Skala Ekonomi dari Mikro-Hidro (berdasarkan data tahun 1985)

Keterangan gambar 1
Average cost for conventional hydro
konvensional.

= Biaya rata-rata untuk hidro

Band for micro hydro = Kisaran untuk mikro-hidro


Capital cost

= Modal

Capacity = Kapasitas (kW)


p 500 Juta Untuk Pembangkit Mikro Hidro
Pemerintah Kabupaten Malang tahun 2008 ini menganggarkan Rp 500 juta
untuk memperbaiki pembangkit listrik mikro hidro miliknya yang mangkrak
sejak tahun 2007. Jika pembangkit listrik mikro hidro tersebut bisa
dioperasionalkan dan listrik yang dihasilkan cukup besar, maka Pemkab
Malang bertekad menjual listriknya pada perusahaan listrik negara (PLN).

Demikian dituturkan Wakil Bupati Rendra Kresna, Selasa (1/7) di Malang.


Kabupaten Malang memang memiliki pembangkit listrik tenaga mikro hidro di
daerah Sukun Kepanjen. Tapi sampai sekarang belum dioperasionalkan
karena ternyata ada komponen yang tidak sesuai sehingga harus ada
redesign. "Untuk itu, kami bekerjasama dengan Universitas Muhammadiyah
Malang (UMM) untuk membuat desain ulang pembangkit listrik mikro hidro
tersebut, "ujar Rendra.

Pembangkit listrik tenaga mikro hidro milik Kabupaten Malang tersebut


merupakan bantuan dari pemerintah pusat, dan dibangun tahun 2007 lalu.

Kami sudah mengecek lapangan dan butuh desain ulang. Dana yang
dianggarkan untuk desain ulang tersebut sekitar Rp 500 juta, ujar Rendra.
Diharapkan dengan desain ulang itu, akhir tahun 2008 ini pembangkit listrik
mikri hidro milik Pemkab Malang sudah bisa beroperasi dan menghasilkan
listrik.

"Nanti kalau sudah beroperasi dan bisa menghasilkan listrik, maka pemkab
bisa menjualnya ke PLN. Mengenai hal ini PLN sudah menyetujuinya," ujar
Rendra.

Selain memperbaiki pembangkit listrik mikro hidro di Kepanjen, Rendra


mengatakan bahwa pemkab berencana menambah sebuah pembangkit listrik
mikro hidro di wilayah Wendit. Saat ini sedang dibuat desain pembangkitnya,
dan direncanakan pada tahun 2009 bisa dianggarkan di APBD Kabupaten
Malang.

Kebutuhan membangun pembangkit listrik mikro hidro di Wendit menurut


Rendra dikarenakan sebagai salah satu obyek wisata andalan Kabupaten
Malang, membutuhkan tambahan listrik untuk sejumlah permainan.

Selama ini kebutuhan listrik di Wendit hanya untuk mendorong air ke kolam
arus dan belum dilengkapi dengan permainan-permainan. "Itu pun sudah
menghabiskan Rp 40 juta per bulan," ujar Rendra.

Rektor UMM, Muhadjir Effendy membenarkan adanya permintaan Pemkab


Malang agar UMM membantu memperbaiki pembangkit listrik mikro hidro di
Kepanjen. "Mungkin bisa jadi karena mereka melihat UMM sukses
menghasilkan listrik sendiri dengan pembangkit mikro hidro," ujar Muhadjir.

UMM memiliki satu unit pembangkit listrik mikro hidro dengan berkapasitas
100 kilo watt (KW). Namun saat ini UMM akan menambah sebuah pembangkit
mikro hidro lagi, dan ditargetkan secara bertahap bisa menyuplai listrik
kampus yang pada siang har i membutuhkan 300 KW dan malam hari butuh
60 KW.

Hal itu terkait erat dengan upaya UMM bahwa tahun 2008 ini mereka
mencanangkan diri sebagai kampus swadaya energi. Sebab dengan
memanfaatkan pembangkit listrik mikro hidro, biogas, dan solar sell, mereka
berusaha menguranghi ketergantunga n akan listrik negara.

Diharapkan setidaknya kami bisa 50 persen mengurangi ketergantungan


terhadap PLN. "Bahkan kami bisa menjual listrik ke PLN dari sisa tenaga yang
dihasilkan UMM," ujar Muhadjir.

UMAT, 26 FEBRUARI 2010

panduan PLTMH
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Maksud dan Tujuan
Studi kelayakan mekanikal dilakukan dengan melakukan survey di lapangan
dengan tujuan untuk memilih jenis dan spesifikasi peralatan mekanikal
elektrikal yang sesuai setelah studi kelayakan sipil. Jadi studi ini merupakan
kelanjutan dan baru dapat dilakukan setelah studi kelayakan hidrologi dan
sipil (Buku Pedoman 2A dan 2B). Maksud dan tujuan studi ini adalah
mendapatkan tipe dan spesifikasi peralatan mekanikal dan elektrikal yang
sesuai dengan kelayakan sipil dan hidrologi sebelumnya untuk digunakan
PLTMH yang akan dibangun. Dengan studi kelayakan ini, maka peralatan
PLTMH tersebut :

a. Dapat dioperasikan dengan stabil sehingga bertahan untuk jangka lama.


b. Mudah dioperasikan oleh operator atau penduduk desa dengan
keterampilan yang minimum.
c. Mesin buatan lokal Indonesia untuk memudahkan perawatan dan
perbaikan.
d. Meminimalkan biaya peralatan dan pemasangannya.
e. Garansi mesin mudah dan secara keteknikan dapat diterima dengan data
tes dan rekaman suplai yang dapat dipercaya.
1.2. Lingkup Kegiatan Studi
Lingkup kegiatan dari studi ini adalah kegiatan studi kelayakan dan
perancangan spesifikasi peralatan mekanikal elektrikal ini dilakukan dengan :
a. Desk study referensi pemilihan alat mekanikal utama dalam PLTMH, yakni
turbin berdasarkan hasil studi kelayakan hidrologi (Buku Pedoman 2A) dan
studi kelayakan sipil (Buku Pedoman 2B) yang mendeskripsikan skema sistem
PLTMH khususnya desain konstruksi pipa pesat (penstock).
b. Mendapatkan informasi, diskusi dan bimbingan dari pabrikan penyedia
peralatan mekanikal elektrikal atau konsultan jasa instalasi yang
berpengalaman dalam pembangunan PLTMH.
c. Mengumpulkan informasi dari sumber lain pemangku (stakeholders)
pembangunan mikrohidro (PLTMH) sebagai perbandingan (bench-marking)
dari sisi kehandalan peralatan dan harganya.

BAB II
KETENTUAN UMUM DAN STANDAR
INSTALASI PERALATAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLTMH
Komponen mekanikal hanya terdiri dari dua bagian yaitu turbin dan transmisi.
Kedua sistem ini menghubungkan antara sumber energi air dengan generator
yang menghasilkan listrik.
2.1. Sistem Mekanik Elektrik PLTMH
Mikrohidro dibangun berdasarkan kenyataan bahwa adanya air yang mengalir
di suatu daerah dengan kapasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah
kapasitas mengacu kepada jumlah volume aliran air persatuan waktu (flow
capacity) sedangkan beda ketinggian daerah aliran sampai ke instalasi
dikenal dengan istilah head. Mikrohidro juga dikenal sebagai white resources
dengan terjemahan bebas bisa dikatakan "energi putih". Dikatakan demikian
karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang

telah disediakan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa
alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir.
Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan
ketinggiannya dengan daerah tertentu (tempat instalasi akan dibangun)
dapat diubah menjadi energi listrik.
Seperti dikatakan di atas, Mikrohidro hanyalah sebuah istilah. Mikro artinya
kecil sedangkan hidro artinya air. Dalam prakteknya istilah ini tidak
merupakan sesuatu yang baku namun bisa dibayangkan bahwa mikrohidro,
pasti mengunakan air sebagai sumber energinya. Yang membedakan antara
istilah mikrohidro dengan minihidro adalah output daya yang dihasilkan.
Mikrohidro menghasilkan daya lebih rendah dari 100 W, sedangkan untuk
minihidro daya keluarannya berkisar antara 100 sampai 5000 W. Secara
teknis, Mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air (sumber energi),
turbin dan generator.
Air yang mengalir dengan kapasitas tertentu disalurkan dan ketinggian
tertentu menuju rumah instalasi (rumah turbin). Di rumah instalasi air
tersebut akan menumbuk turbin dimana turbin sendiri dipastikan akan
menerima energi air tersebut dan mengubahnya menjadi energi mekanik
berupa berputarnya poros turbin. Poros yang berputar tersebut kemudian
ditransmisikan ke generator dengan mengunakan kopling. Dari generator
akan dihasilkan energi listrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik
sebelum dialirkan ke rumah-rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah
secara ringkas proses Mikrohidro merubah energi aliran dan ketinggian air
menjadi energi listrik.
Dari keterangan di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu pembangkit
listrik tenaga mikro hidro tergantung dengan :
100 Debit air
101 Ketinggian (jatuh ketinggian) dan
102 Efisiensi
Dengan demikian dapat diformulakan secara sederhana daya (P) yang
dibangkitkan dari suatu pembangkit PLTMH adalah :
P = 9,8 x Q x H x
dimana :
P = daya yang dibangkitkan (Watt)
Q = Debit air (m3/det)
H = Ketinggian (m)
= Efisiensi dari sistem
9,8 = Konstanta gravitasi bumi

PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) merupakan pembangkit listrik


yang menggunakan energi potensial air dan dapat diklasifikasikan atau di
kelompokan berdasarkan metode mendapatkan head, sistem operasi dan
jenis turbin yang dipergunakan.
2.2. Pemilihan Turbin
Turbin air berperan untuk mengubah energi air (energi potensial, tekanan dan
energi kinetik) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran poros. Putaran
poros turbin ini akan diubah oleh generator menjadi tenaga listrik.
Berdasarkan prinsip kerjanya, turbin air dibagi menjadi dua kelompok dan
digambarkan sebagai tabel di bawah :

Turbin runner
High
Impulse

Reaction

Pelton
Turgo
Multi-jet Pelton

Head Pressure
Medium
Crossflow
(Michel/Banki)
Turgo
Multi-jet Pelton
Francis
Pump-as-Turbine
(PAT)

Low
Crossflow
(Michel/Banki)

Propeller
Kaplan

Cara kerja kedua tipe turbin tersebut digambarkan sebagai berikut :


a. Turbin impuls (cross-flow, pelton & turgo)
Turbin jenis ini, menggunakan tekanan pada setiap sisi sudut geraknya
/runnernya - bagian turbin yang berputar - sama.
b. Turbin reaksi (francis, Kaplan/propeller)
Turbin ini menggunakan energi kinetik dan tekanan dikonversi di runner,
biasanya jenis turbin ini tidak menerima tumbukan hanya mengikuti aliran air.
Daerah aplikasi berbagai jenis turbin air relatif spesifik. Pada beberapa daerah
operasi memungkinkan digunakan beberapa jenis turbin. Pemilihan jenis
turbin pada daerah operasi yang overlaping ini memerlukan perhitungan
yang lebih mendalam. Pada dasarnya daerah kerja operasi turbin menurut
Keller dikelompokkan menjadi :
a. Low head powerplant : dengan tinggi jatuhan air (head) : 10 m
b. Medium head power plant : dengan tinggi jatuhan antara low head dan
high-head.
c. High head power plant : dengan tinggi jatuhan air yang memenuhi
persamaan.

H 100 (Q) : 0-113 m 3/s


Dimana :
H =head, m Q = desain debit, m 3/s
Secara umum hasil survey lapangan mendapatkan potensi pengembangan
PLTMH dengan tinggi jatuhan (head) 6 - 60 m, yang dapat dikategorikan pada
head rendah dan medium. Berikut adalah grafik yang dapat membantu untuk
pemilihan turbin.
Yang pertama dilakukan adalah menguhubungkan garis antara debit air
dengan dengan ketinggian yang telah ditetapkan (garis berwarna hijau).
Kemudian membuat garis tegak lurus antara kecepatan turbin dengan garis
yang berwarna hijau (garis yang berwarna biru) sehingga akan mendapatkan
jenis turbin apa yang ideal yang harus digunakan. Untuk daerah Indonesia
turbin yang ideal adalah turbin cross flow dan turbin kaplan. Ini mengingat
kondisi alam dan karakteristik geografis dari daerah Indonesia.
Yang perlu diperhatikan juga di dalam pemilihan turbin adalah putaran
kecepatan generator yang tersedia. Hal ini sangat mempengaruhi umur dari
generator tersebut. Kecepatan turbin (rpm) sama dengan kemampuan
kecepatan (rpm) generator.

Tabel Daerah Operasi Turbin


Jenis Turbin

Variasi Head, m

Kaplan dan Propelle 2 <>


r
Francis

10 <>

Pelton

50 <>

Crossfiow

6 <>

Turgo

50 <>

Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk pemilihan jenis turbin dapat ditentukan
berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin, khususnya
untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada tahap awal, pemilihan jenis
turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan parameterparameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
a. Faktor tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan
dimanfaatkan untuk operasi turbin merupakan faktor utama yang
mempengaruhi pemilihan jenis turbin. Sebagai contoh : turbin pelton efektif

untuk operasi pada head tinggi, sementara turbin propeller sangat efektif
beroperasi pada head rendah.
b. Faktor daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit
yang tersedia.
c. Kecepatan (putaran) turbin yang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai
contoh untuk sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin
pada head rendah, sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran
yang diinginkan, sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat
lambat (low speed) yang akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
2.3. Transmisi Daya Mekanik
Transmisi daya berperan untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke poros
generator. Elemen-elemen transmisi daya yang digunakan terdiri dari : sabuk
(belt), pulley, kopling dan bantalan (bearing).
Belt berfungsi untuk menyalurkan daya dari poros turbin ke poros generator.
Belt harus cukup tegang sesuai dengan jenis dan ukurannya. Pulley berfungsi
untuk menaikkan putaran sehingga putaran generator sesuai dengan putaran
daerah kerjanya. Sedangkan kopling, bantalan dan cone clamp merupakan
komponen/elemen pendukung.
Secara umum sistem transmisi daya dapat dikelompokkan menjadi :
Sistem transmisi daya langsung (direct drives)
Sistem transmisi daya tidak langsung (indirect drives), dalam hal ini
menggunakan belt.
a. Sistem Transmisi Daya Langsung
Pada sistem transmisi daya langsung ini (direct drives), daya dari poros turbin
(rotor) langsung ditransmisikan ke poros generator yang disatukan dengan
sebuah kopling. Dengan demikian konstruksi sistem transmisi ini menjadi
lebih kompak, mudah untuk melakukan perawatan, efisiensi tinggi dan tidak
memerlukan elemen mesin lain seperti belt dan pulley kecuali sebuah
kopling.
Karena sistem transmisi dayanya langsung (direct drives), maka generator
yang digunakan harus memiliki kecepatan (putaran) optimum yang hampir
sama dengan kecepatan (putaran) poros turbin (rotor), sekitar + 15%
perbedaannya. Alternatif lain adalah meng-gunakan gearbox untuk
mengoreksi rasio kecepatan (putaran) antara generator dan poros turbin.
b. Sistem Trasmisi Daya dengan Sabuk (Belt)
Sabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajar.
Pemilihan jenis sabuk bergantung pada besar kecilnya daya yang akan
ditransmisikan.

Sabuk memainkan peranan yang penting dalam menyerap beban kejut dan
meredam pengaruh getaran. Sabuk yang digunakan umumnya jenis flat belt
dan V-belt (vee velt).
Flat belt banyak digunakan pada sistem transmisi daya mekanik untuk
mikrohidro dengan daya yang besar. V-belt digunakan pada instalasi PLTMH
dengan daya di bawah 20 kW. Penggunaan sistem transmisi sabuk ini
memerlukan komponen pendukung seperti : pulley, bantalan beserta
asesorisnya dan kopling.
Pada sistem transmisi daya dengan sabuk, putaran turbin dan generator yang
dihubungkan dapat berbeda atau dengan kata lain ada rasio putaran. Dengan
demikian range generator yang akan digunakan lebih luas dan bervariasi.
Transmisi adalah komponen yang menghubungkan antara turbin dan
generator. Sistem ini hanya memiliki dua sistem yaitu menggunakan belt,
atau langsung di kopel dan biasanya menggunakan gearbox.
2.4. Generator
a. Pemilihan Jenis Arus Listrik : Arus Bolak Balik (AC)
Pada umumnya tegangan yang keluar dari PLTMH adalah arus bolak-balik
AC/Alternating Current) dapat juga searah (DC, direct current). Tegangan AC
dapat diubah menjadi tegangan tinggi secara mudah dan murah dengan
menggunakan transformator. Dengan demikian energi listriknya dapat
ditransmisikan pada jarak yang cukup jauh dari rumah pembangkit (power
house) sehingga lebih ekonomis, rugi-rugi transmisinya dapat diminimalkan.
Keuntungan lain dari penggunaan arus AC ialah konstruksi generator AC yang
lebih sederhana.
Arus AC menuntut frekuensi sistem tetap konstan, terutama jika
menggunakan motor induksi sebagai generator. Untuk itu diperlukan
pengaturan kecepatan putar generator di samping pengatur tegangan
(voltage regulator).
Pada prakteknya, kombinasi pengadaan tenaga listrik AC dan DC merupakan
pilihan yang baik. Penyimpanan tenaga listrik AC ke baterai-baterai
(accumulator) memberikan alternatif lain bagi masyarakat yang tidak
terjangkau oleh jaringan listrik PLTMH untuk dapat menikmati penerangan,
televisi, radio atau penerapan lainnya yang memerlukan tenaga listrik dalam
jumlah kecil.
Frekuensi yang dipakai untuk arus AC adalah 50 Hz. Tegangan standar yang
dihasilkan adalah 110 V dan/atau 240 V untuk generator satu fasa, serta
240/415 V untuk generator tiga fasa.
b. Penentuan Sistem Satu Fasa atau Sistem Tiga Fasa
Pada dasarnya sistem satu fasa ini hampir sama dengan rangkaian DC.
Keuntungan sistem satu fasa adalah :

Instalasi listrik dengan sistem satu fasa lebih sederhana


Sistem pengaturan beban (ELC) untuk satu fasa atau lebih murah
Ukuran (size) generator ditentukan oleh beban maksimum (kebutuhan
konsumen), sementara pada sistem tiga fasa kapasitas maksimum generator
yang dipilih lebih besar daripada beban maksimum (kebutuhan).
Sistem tiga fasa pada dasarnya terdiri dari tiga buah sistem satu fasa dengan
satu buah penghantar netral untuk pengubahan arus. Dalam pelaksanaan/
praktek ada 2 cara membuat hubungan pada sistem tiga fasa yaitu :
Hubungan delta (segi tiga)
Hubungan bintang (Y)
Hubungan delta diperoleh dengan cara menghubungkan ujung lilitan fasa
pertama ke pangkal lilitan fasa berikutnya berturut-turut, sehingga diperoleh
rangkaian tertutup yang simetris. Jika beban pada setiap fasanya seimbang
maka besarnya arus listrik untuk setiap fasa sama.
Pada hubungan bintang (Y) ketiga ujung yang sejenis (boleh pangkal maupun
ujung) dari ketiga lilitan pada sistem tiga fasa disatukan. Titik
persambungannya disebut titik bintang atau titik nol. Sistem penghantaran
arus listriknya dapat menggunakan :
Tiga hantaran tanpa kawal nol (merah, kuning, biru)
Tiga hantaran kawat fasa (merah, kunig, biru) dan satu hantaran kawal nol
(hitam)
Keuntungan sistem tiga fasa ini adalah :
Generator dan motor induksi tiga fasa banyak tersedia di pasaran dengan
harga yang relatif murah dibandingkan bila menggunakan generator satu fasa
di atas 5 kW.
Dimensi generator dan motor induksi tiga fasa lebih kecil dibandingkan
generator satu fasa untuk rating (kapasitas) yang sama.
Penggunaan sistem tiga fasa menghemat pemakaian penghantar (tembaga)
lebih dari 75% dibandingkan sistem satu fasa dengan tegangan yang sama.
Pada prakteknya, pemilihan penggunaan sistem satu fasa atau tiga fasa
tergantung biaya yang tersedia dan kemudahan untuk mendapatkan
perlengkapan instalasi listrik yang diperlukan. Umumnya untuk kapasitas di
bawah 5 kW menggunakan sistem satu fasa dan untuk kapasitas di atas 5 kW
menggunakan sistem tiga fasa. Bila sistem tiga fasa akan digunakan perlu
dipertimbangkan batasan agar saat sistem beban satu fasa dihubungkan
tetap diperoleh keseimbangan. Semua sistem beban satu fasa (rumah
tangga) dapat dihubungkan ke salah satu fasa dari jala-jala sistem tiga fasa.

c. Perhitungan Daya Arus Bolak-Balik dan Faktor Daya


Besarnya daya listrik yang dipakai oleh suatu alat listrik ditentukan oleh
besarnya tegangan (V) dan arus listrik (l) yang mengalir di dalam listrik
tersebut. Daya sesungguhnya yang terpakai (P) adalah :
P = E x ICos
Di mana :
P = daya sesungguhnya dalam satuan watt (W)
E x l = daya semu dalam satuan volt ampere (VA)
Cos = faktor daya, Pf
= geseran sudut antara tegangan dan arus listrik
Pada peralatan listrik faktor daya ini penting sekali diketahui. Semakin tinggi
faktor dayanya, semakin tinggi mutunya. Sebaliknya semakin rendah faktor
dayanya, semakin rendah pula mutunya.
d. Pemilihan Generator
Generator adalah suatu peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik
menjadi energi listrik. Jenis generator yang digunakan pada perencanaan
PLTMH ini adalah :
Generator sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless excitation) dengan
menggunakan dua tumpuan bantal (two bearing)
Induction motor as Generator (IMAG) sumbu vertikal, yang umumnya
digunakan bersama turbin PAT dan turbin propeller open flume.
Spesifikasi generator adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 fasa dengan
keluaran tegangan 220V/380V. Efisiensi generator secara umum adalah :
Aplikasi <>
Aplikasi 10 20 kVA, efisiensi 0,8 0,85
Aplikasi 20 - 50 kVA, efisiensi 0,85
Aplikasi 50 100 kVA, efisiensi 0,85 0,9
Aplikasi > 100 kVA, efisiensi 0,9 0,95
Kecepatan sinkron untuk generator arus bolak-balik dinyatakan dengan
persamaan :
N = 120 . f
P

Di mana :
N = kecepatan putar (rpm)
f = frekuensi tegangan (Hz)
P = jumlah kutub

1) Pemilihan Generator Sinkron


Kapasitas sebuah generator dinyatakan dalam Volt-Ampere atau VA. Sebuah
generator harus memiliki kapasitas (Volt-Ampere) yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan pada saat beban maksimum. Dengan memperhatikan
rugi-rugi generator serta untuk menjamin kinerja generator maka perlu
adanya faktor keamanan, biasanya 25%.
Jadi untuk memenuhi kebutuhan (beban) sebesar 100 kVA dipergunakan
generator 125 kVA. Bila akan digunakan pengontrol beban (ELC, Electronic
Load Controller) maka kapasitas daya tambahan (ekstra) sebesar 60%. Di
samping itu perlu dipertimbangkan kemungkinan bertambahnya baban akibat
adanya penambahan permintaan suplai listrik.
Efisiensi generator sinkron umumnya meningkat sebanding dengan
kapasitasnya, dari 65% untuk daya 1 kVA sampai 90% untuk daya 20 kVA.
Generator yang dipakai disesuaikan dengan sistem arus bolak-balik yang
dipilih, apakah sistem satu fasa atau tiga fasa.
2) Generator Asinkron
Penggunaan generator asinkron (generator induksi) sebagai pembangkit
listrik pada PLTMH dengan kapasitas yang kecil lebih reliable (handal)
dibandingkan bila menggunakan generator sinkron. Biasanya sebagai
generator asinkron digunakan motor induksi.
Sistem IMAG (asynchronous) jika dibandingkan dengan sistem syncronouse
(generator sinkron) memiliki beberapa keunggulan yang sangat berarti untuk
proyek-proyek PLTMH, terutama dengan kapasitas sampai 30 kW. Keunggulan
utamanya antara lain :
Harga lebih murah dibandingkan generator sinkron
Produk memenuhi standar industri sehingga daya tahan lebih terjamin
Tersedia dalam beberapa ukuran mulai dari 1 kW 100 kW
Tersedia dengan tiga ukuran putaran (1000, 1500 dan 3000 rpm) sehingga
lebih mudah untuk disesuaikan dengan putaran turbin
Motor tiga fasa dapat dipasang dengan sistem satu fasa tanpa perubahan
apapun pada motor

3) Karakteristik Generator Induksi (IMAG)


Motor induksi umumnya berputar dengan kecepatan konstan mendekati
kecepatan sinkronnya. Perubahan beban pada motor induksi mempengaruhi
putaran motor induksi. Akibatnya akan terjadi perubahan frekuensi yang
menimbulkan tenaga listrik. Pada generator induksi (IMAG). Tegangan akan
turun dengan cepat pada saat beban bertambah, sehingga perlu adanya
pengaturan tegangan dan putaran. Saat ini untuk instalasi mikrohidro,
dengan menggunakan motor induksi sebagai generator, tersedia sistem
pengaturan IGC (Induction Generator Controller). Pada saat motor induksi
digunakan sebagai generator, tegangan yang dihasilkan umumnya 10% lebih
rendah dari tegangan yang diperlukan untuk mengoperasikannya sebagai
motor listrik dengan frekuensi yang sama.
2.5. Sistem Kontrol
Frekuensi dan tegangan listrik yang dihasilkan oleh generator dipengaruhi
oleh kecepatan putar generator. Perubahan kecepatan putar generator akan
menimbulkan perubahan frekuensi dan tegangan listrik. Pada batas-batas
tertentu perubahan tersebut tidak membahayakan.
Tujuan pengontrolan pada PLTMH adalah untuk menjaga sistem elektrik dan
mesin agar selalu berada pada daerah kerja yang diperbolehkan. Semua
peralatan listrik didesain untuk beroperasi pada frekuensi dan tegangan
tertentu. Bila beroperasi pada frekuensi dan tegangan yang berbeda dapat
mengakibatkan peralatan listrik cepat rusak. Misalnya : pada malam hari 90%
rumah mematikan lampu, maka beban mikrohidro menjadi turun. Hal ini akan
mengakibatkan roda gerak berputar lebih cepat (run away speed). Akibatnya
frekuensi listrik akan naik dan bila terlalu tinggi akan merusak alat-alat
elektronik yang digunakan di rumah-rumah.
Sistem pengontrolan pada mikrohidro meliputi :
a. Pengontrolan aliran air yang memasuki turbin
b. Pengontrolan beban / daya listrik.
Mekanisme pengontrolannya dapat berlangsung secara manual, otomatis
atau semi otomatis. Sistem pengaturan yang banyak dipakai pada PLTMH
adalah sistem kontrol semi otomatis (load controller) yang relatif murah
dibandingkan dengan sistem kontrol otomatis. Bagian utama dari sistem
kontrol ini terdari dari panel kontrol dan ballast load. Prinsip pengaturannya
adalah menyeimbangkan antara daya yang dihasilkan oleh generator dengan
beban (daya) konsumen. Pada saat beban konsumen berkurang, kelebihan
daya yang dihasilkan generator akan dipindahkan ke ballast load sehingga
beban total pada generator tidak berubah.
Beberapa system pada PLTMH yang banyak digunakan adalah :

a. Instalasi PLTMH dengan kapasitas daya kurang dari 1 kW, sistem


pengaturan/kontrol dapat dilakukan secara manual.
b. IGC (Induction Generator Controller), sistem pengaturan beban untuk
menggunakan motor induksi sebagai generator (IMAG). Sistem ini dapat
digunakan untuk kapasitas daya kurang dari 50 kW.
c. ELC (Electronic Load Controller), sistem pengaturan beban untuk generator
sinkron umumnya digunakan untuk kapasitas daya diatas 50 kW.
d. DTC System (Digital Turbin Control System), sistem pengaturan turbin
secara otomatis sehingga memungkinkan untuk dihubungkan dengan
jaringan PLN.
Sistem kontrol tersebut khususnya IGC dan ELC telah dapat difabrikasi secara
lokal dan terbukti handal pada penggunaan di banyak PLTMH. Sistem kontrol
ini terintegrasi pada panel kontrol (switch gear). Fasilitas operasi panel kontrol
minimal terdiri dari :
a. Kontrol start/stop, baik otomatis, semi otomatis maupun manual
b. Stop/berhenti secara otomatis
c. Trip stop (berhenti pada keadaan gangguan : over under voltage, over
under frequency
d. Emergency shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih).
2.6. Pentanahan
Instalasi perumahan merupakan bagian terpenting di dalam pembangunan
suatu pembangkit dikarenakan hal ini juga dapat mengganggu sistem jika
instalasi perumahan (konsumen) tidak benar. Instalasi perumahan hendaknya
mengacu pada PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang merupakan
standar wajib yang harus diikuti sebagai acuan yang telah disahkan oleh
pemerintahan dan merupakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Yang perlu
diperhatikan di dalam penginstalasian listrik perumahan hendaknya mengacu
pada Aman, Andal dan Akrab Lingkungan.
Masalah pentanahan merupakan salah satu faktor penting di dalam
pelistrikan seperti pada instalasi pembangkit, sistem transmisi dan distribusi.
Pentanahan berhubungan erat dengan perlindungan suatu sistem berikut
semua perlengkapannya. Pengusahaan pentanahan berarti mengusahakan
agar arus gangguan yang timbul pada saat tertentu, mengalir masuk tanah
sehingga tidak merusak peralatan listrik yang ada. Dalam pelaksanaannya
pentanahan meliputi :
Pentanahan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan tanah untuk suatu
titik pada penghantar arus dari sistem seperti pada sistem transmisi dan
distribusi.

Pentanahan peralatan sistem, berupa pengadaan hubungan dengan tanah


untuk suatu bagian yang tidak membawa arus dari sistem, seperti pada pipa
baja, saluran tempat kabel, batang pemegang saklar.
a. Konstruksi Sistem Pentanahan
Peralatan Konstruksi Sistem Pentanahan adalah :
Elektroda tanah (grounding electrode) adalah sejenis penghantar yang
ditanam di dalam tanah dan berfungsi agar potensial semua penghantar yang
dihubungkan sama dengan potensial tanah. Perlengkapan ini juga merupakan
alat pelepasan arus ke tanah. Elektroda tanah memegang peran penting
karena amat menentukan seberapa besar arus gangguan yang dapat
dilepaskan ke tanah.
Penghantar tanah (grounding conductor) berfungsi menghubung-kan
peralatan sistem yang akan ditanahkan ke bus tanah atau elektroda tanah.
b. Bahan-bahan Elektroda
Syarat-syarat utama bahan elektroda diantaranya adalah :
Tidak mudah berkarat seperti : baja dan tembaga
Kokoh atau tahan terhadap desakan, pukulan dan sebagainya
Memiliki daya hantar listrik yang baik
Penggunaan tembaga dapat membentuk sel galvanis dengan bahan logam
lain yang tertanam di dalam tanah seperti saluran pembungkus kabel
sehingga mempercepat terjadinya korosi pada logam tersebut. Untuk
pencegahannya dilakukan pelapisan timah pada tembaga atau melapisi
logam-logam lain dengan aspal, terutama yang dekat dengan elektroda
tembaga. Untuk elektoda baja tidak menimbulkan masalah dan cocok untuk
sistem grid maupun elektroda benam.

c. Hantaran Pentanahan
Hantaran pentanahan ialah hantaran yang menghubungkan bagian yang
harus ditanahkan dengan elektroda pentanahan. Luas penampang minimum
untuk hantaran :
1) Untuk hantaran dengan perlindungan mekanis yang kokoh :
Hantaran tembaga : 1,5 mm2
Hantaran aluminium : 2,5 m2
2) Untuk hantaran yang tidak diberi perlindungan mekanis yang kokoh :
Hantaran tembaga : 4 mm2

Pita baja, tebal minimum 2,5 mm : 50 mm


Hantaran aluminium tidak boleh digunakan
Sebagai perlindungan digunakan pipa baja. Jika tidak dipasang dalam pipa
untuk hantaran pentanahan sebaiknya digunakan hantaran telanjang
sehingga mudah dikontrol jika ada yang putus. Untuk rumah tinggal
sebaiknya jangan digunakan hantaran telanjang.
Untuk satu lagi komponen elektrik yang merupakan jaringan transmisi
koneksi ke PT PLN dengan skema Power Purchase Aggreemnet (PPA). (Buku
Pedoman...).

BAB 3
KETENTUAN UMUM DAN STANDAR INSTALASI
JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI
3.1. Pemilihan Jalur Transmisi
Untuk mendesain jalur transmisi pendistribusian daya listrik yang
terbangkitkan beberapa hal yang dapat dijadikan dasar antara lain :
Mudah untuk akses dan perawatan
Kondisi tanah untuk tiang kuat dan stabil
Diharapkan tidak ada masalah dalam pengalihan/penggunaan lahan
Tidak ada masalah pada jarak dengan rumah dan pohon
Dipilih jalur distribusi paling pendek
Jika tiang dipasang di sekitar slope curam atau pada dasar jurang, hindarkan
dari potensi longsong
Ketinggian konduktor dari atas tanah harus lebih dari 4 m
Disamping hal-hal di atas, yang dapat dijadikan referensi untuk mendesain
jaringan transmisi dan distribusi dapat menggunakan standar dan petunjuk
PT. PLN. Setelah beberapa hal di atas untuk pemilihan jalur, maka beberapa
pada fasilitas pendukung dari jaringan transmisi dan distribusi yang perlu
diperhatikan adalah :

:
Struktur Pendukung
Tiang beton
Tiang kayu (termasuk
bambu)

Penerapan
Dipakai secara umum
Digunakan pada area dimana
akses
untuk
mesin-mesin

Tiang besi

besar sulit
Digunakan pada area dimana
akses untuk mesin-mes

Panjang bentangan tiang antara pendukung jaringan distribusi ditentukan


dengan perhitungan sebagai berikut :
Bentangan yang direkomendasikan 50 M
Untuk jalur yang melewati area di luar pemukiman, persawahan dan
Ruang terbuka maksimum 80 M
Untuk area pemukiman penduduk maksimum 50 M
Jarak bebas minimum konduktor dari atas tanah yang diijinkan dengan
kriteria sebagai berikut :

Ketinggian konduktor di atas 20 kV


Tegangan
tanah
Rendah
Memotong jalan
6.5 M
4.0 M
Sepanjang jalan
6.0 M
4.0 M
Tempat lain
6.0 M
4
Jarak bebas vertikal antara konduktor telanjang 0.8 M
20 kv dan konduktor berpenyengat Tegangan
Rendah
Jarak bebas antar fasa dari konduktor telanjang 200.8 M
kV
Jarak bebas vertikal antar konduktor telanjang 20 1.0 M
kV
Jarak bebas antara konduktor berpenyengat 0.2 M
Tegangan Rendah
Ketinggian tiang ditentukan dengan memperhitungkan faktorfaktor berikut
Ketinggian yang diperlukan konduktor feeder(penyulang)
diatas tanah diamankan dibawah lendutan terbesar
Jarak bebas yang diperlukan antara konduktorfeeder dan
bangunan, kawat listrik lain atau pepohonan dapat diamankan
di bawah kedutan minimum
Ketinggian yang direkomendasikan dari struktur pendukung
adalah
Tegangan
Panjang Tiang Yang Direkomendasi
20 kV
9M
Tegangan Rendah
7M
Kedalaman minimum pemasangan tiang adalah satu per enam dari panjang
tiang (Jikan panjang 9 M, maka kedalaman 1,5 M).

Jika kondisi tanah tidak stabil, akar tiang diperkuat dengan suatu konstruksi
pendukung.
Ukuran tiang harus memperhitungkan momen pada tiang dengan beban
angin.
b. Tarik tegang
Tarik tegang harus dipasang untuk menyeimbangkan tiang. Jenis beban untuk
struktur pendukung adalah :
1) vertikal, meliputi : berat tiang, berat kabel, beban berat dari tekanan
kawat.
2) mendatar, meliputi : tekanan angin ke tiang, ketidakseimbangan beban
dari panjang bentangan yang tidak sama.
3) samping, meliputi : tekanan angin ke kabel, komponen beban samping dari
tekanan kawat.
c. Konduktor dan kabel
Ukuran konduktor harus dipilih dengan memperhitungkan jumlah beban
sekarang, jumlah beban yang diperkirakan, hubungan pendek/konsleting,
kapasitas arus konduktor,kerugian tegangan, kerugian daya, kekuatan
meknikal. Terlalu banyak ukuran tidak dapat dipakai untuk percabangan
feeder.
Perbandingan kelebihan dan kerugian konduktor dan kabel :

abel :
Konduktor

Murah

d. Tidak aman
untuk
menyam-bung tiap
konduktor
Mahal
Aman
Dapat
utk Susah utk
pemasangan
menyam-bung
dibawah tanah
tiap kabel
Mudah

Kabel

Penerapan Trafo Distribusi


Trafo distribusi step-up (menaikkan) dan step down (menurunkan) harus pada
kontruksi tiga -fasa, dan kapasitas standar adalah sebagai berikut : 5 kVA, 10
kVA, 16 kVA,25 kVA dan 50 kVA.
Dalam memutuskan penempatan lokasi trafo, dimana trafo step up harus
diletakkan dekat rumah pembangkit (power house), dan trafo step down

harus diletakkan dalam atau dekat area pusat beban. Dalam memutuskan
tersebut harus diuji dan dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :
Mudah untuk akses dan pekerjaan-pekerjaan pergantian
Dipisahkan dari bangunan-bangunan lain atau pepohonan dengan jarak
yang cukup.
Untuk tipe dipasang pada tiang, pemasangan tiang harus tidak rumit.
Tipe di atas tanah harus dibangun dengan tidak menimbulkan masalah
umum.
Sebelum memutuskan kapasitas trafo baru, area suplai trafo baru harus
ditentukan dengan mempertimbangkan beberapa hal :
Area suplai dari trafo baru tidak overlap dengan suplai trafo lain dari feeder
lain.
Area suplai dari setiap trafo harus mandiri
Pembatasan kerugian tegangan harus memuaskan pada setiap bagian dari
area suplai.
Kapasitas trafo baru mempertimbangkan pertumbuhan permintaan yang
diharapkan dari area.
Hubungan antara kapasitas trafo dan generator digambarkan sebagai
berikut :

Kapasitas
trafo
Kapasitas
generator

5 kVA

10 kVA 16 kVA 25 kVA

50 kVA

<>

4 kW 8 kW 12.8 kW20 kW
8 kW
12 .8kW 20 kW 40 kW

Sambungan Rumah (House Connection-HC)


Untuk sambungan rumah (SR) kabel twisted berinti tembaga atau berinti
aluminium dapat digunakan, dengan ukuran sebagai berikut :

Ukuran dari bahan berinti 4


mm,
tembaga
6 mm, 10 mm, 16mm, 25 mm
Ukuran dari bahan berinti10 mm,16 mm, 25 mm, 35m
aluminium
m
Alangkah lebih baik untuk tidak menggunakan sebuah tiang diatap dengan
jalur masuk konsumen. Penggunaaan tiang di atap hanya untuk melayani
sambungan dari rumah ke rumah dan tidak diletakkan pada sisi yang sama
dengan jaringan tegangan rendah, Jarak bebas minimum 3 m untuk halaman

tertutup, 4 m untuk jalan umum. Untuk rumah yang ketinggiannya kurang


dari 3 m diperlukan tiang untuk pencapaian jarak.
Berdasarkan pengalaman, perhitungan kerugian maksimum SR adalah :
Untuk SR mengambil dari Tegangan Rendah kerugian tegangan maksimum
2%.
Untuk SR yang mengambil langsung dari trafo, kerugian tegangan
maksimum 12%.
BAB 4
ESTIMASI BIAYA PENGADAAN PERALATAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
4.1. Komponen Biaya
Komponen harga untuk estimasi perkiraan biaya peralatan mekanikal
elektrikal dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Biaya transportasi pengiriman dari pabrikan ke lokasi PLTMH, dan jika ada
peralatan yang diimpor maka ada biaya masuk bea cukai (port clerance fee).
b. Biaya pengadaan peralatan mekanikal elektrikal yang terdiri dari :
Turbin
Alat pengontrol
Ballast load
Generator
Aksesoris, suku cadang dan peralatan
Pengesetan dan pemasangan
c. Biaya pengetesan
d. Biaya uji coba (Pre commissioning Trial Run)
e. Biaya jaringan transmisi yang terdiri dari :
Tiang transmisi
Kabel
Trafo (Transformer)
Aksesoris
f. Sambungan konsumen, yang terdiri dari :

Kabel
Saklar (switch)
Aksesoris

4.2. Formula Perhitungan Untuk Estimasi Biaya


Untuk membantu memformulasikan perhitungan estimasi biaya, digambarkan
dengan tabel di bawah ini :

BAB 5
PENYUSUNAN LAPORAN SPESIFIKASI PERALATAN
MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Sama seperti format penyusunan Laporan Hasil Studi Kelayakan Sipil
Pembangunan PLTMH, Laporan Spesifikasi Peralatan Mekanikal dan Elektrikal
tidak ada ketentuan standar, akan tetapi yang mememiliki ketentuan standar
spesifikasi untuk setiap peralatan sesuai dengan desain rencana daya
terbangkit yang ingin dicapai, lokasi dan jalur serta jarak jaringan transmisi
dan distribusi ke pelanggan.
Dengan demikian format laporan yang disajikan dalam Buku Pedoman ini
bukan merupakan standar baku. Pada pemangku (stakeholders) dapat
menyusun sesuai versi masing-masing. Format penyusunan laporan dalam
Buku Pedoman ini disusun justru sebagai petunjuk praktis membantu
memudahkan penulisan laporan hasil studi kelayakan dan spesifikasi
peralatan mekanikal elektrikal yang memudahkan untuk perencanaan dan
studi kelayakan pembangunan PLTMH.
Laporan Hasil Studi Kelayakan Sipil dapat disusun sebagai berikut :
1. Halaman Sampul Laporan
2. Ringkasan Eksekutif
3. Daftar Isi
4. Daftar Gambar
5. Daftar Tabel
6. Daftar Lampiran
7. Bab Pendahuluan

Pada bab ini berisi tentang project statement PLTMH , latar belakang, maksud
dan tujuan serta lingkup kegiatan studi potensi yang telah dilakukan (boleh
dijelaskan dengan jadwal waktu) dan gambaran hasil yang dicapai.
Oleh karena kegiatan studi kelayakan dan spesifikasi peralatan mekanikal
elektrikal tidak dapat dilakukan oleh masyarakat awam (perorangan dan
institusi), maka disamping identitas maupun profil lembaga yang diuraikan
identitas, status, dan alamatnya dengan jelas; profil pabrikan sebagi sumber
informasi awal penetuan spesifikasi peralatan mekanikal elektrikal sebaiknya
dicantumkan juga pada bab ini.

8. Bab Profil Teknis Lokasi PLTMH


Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran teknis berdasarkan data primer
yang telah dilakukan dan didapat seperti : peta topografi dengan dijelaskan
skalanya, data curah hujan atau meteorologi selama periode tertentu, data
hidrologi, peta geologi dengan skalanya. Menjelaskan pengumpulan data dan
informasi primer berdasarkan survey awal hasil wawancara dengan
penduduk.
9. Bab Lokasi dan Desain Kasar Bangunan Sipil PLTMH
Pada bab ini digambarkan layout skema sistem PLTMH dan rencana posisi
bangunan sipil, profil teknis kondisi dan struktur tanahnya yang mungkin
telah didukung analisis berdasarkan pengolahan data hasil studi prakelayakan.
Boleh juga pada bab ini dilengkapi dengan foto/gambar..... dan yang paling
substansi pada bab ini adalah sketsa layout rencana sistem PLTMH, dan
perkiraan potensi daya (kW) yang dapat dihasilkan.
10. Bab Spesifikasi Peralatan Mekanikal Elektrikal
Pada bab ini diuraikan spesifikasi setiap peralatan mekanikal elektrikal yang
akan digunakan untuk memperoleh besar daya terbangkit yang ingin dicapai.
Jika memungkinkan dijelaskan juga persyaratan standar instalasi dan
pengesetan operasinya.
11. Bab Perkiraan Biaya
Pada bab ini menggambarkan profil dari aspek perkiraan biaya, perkiraan
kuantitas,jumlah dan volume serta perkiraan harga satuan setiap komponen
peralatan mekanikal elektrikal sesuai jumlah dan spesifikasinya, termasuk
perkiraan biaya jasa transportasi , instalasi, pengujian dan komisioning.
Pada bab ini juga dapat juga dijelaskan skema kontribusi sumber pembiayaan
atau kontribusi sumber investasi.
12. Bab Rekomendasi Studi Kelayakan

Pada bab ini disampaikan saran dan rekomendasi review dan beberapa
pengujian menuju tahap kegiatan perencanaan Detal Desain Bangunan Sipil
PLTMH, sebagai suatu syarat desain fasilitas sipil penunjang operasi PLTMH
yang layak.
13. Lampiran-lampiran data, gambar, foto, brosur , referensi
14. Profil Pabrikan sebagi sumber informasi awal perencanaan spesifikasi..

2. Komponen-komponen Pembangkit Listrik Mikro Hidr


Gambar 2. Komponen-komponen Besar dari sebuah Skema Mikro Hidro

Diversion Weir dan Intake (Dam/Bendungan Pengalih dan Intake)


Dam pengalih berfungsi untuk mengalihkan air melalui sebuah pembuka di
bagian sisi sungai (Intake pembuka) ke dalamsebuah bak pengendap
(Settling Basin).
ettling Basin (Bak Pengendap)
Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air.
Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi
komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir
Headrace (Saluran Pembawa)
Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari
air yang disalurkan.

Headtank (Bak Penenang)


Fungsi dari bak penenang adalah untuk mengatur perbedaan keluaran air
antara sebuah penstock dan headrace, dan untuk pemisahan akhir kotoran
dalam air seperti pasir, kayu-kayuan.
enstock (Pipa Pesat/Penstock)
Penstock dihubungkan pada sebuah elevasi yang lebih rendah ke sebuah roda air, dikenal
sebagai sebuah Turbin.

Settling Basin (Bak Pengendap)


Bak pengendap digunakan untuk memindahkan partikel-partikel pasir dari air.
Fungsi dari bak pengendap adalah sangat penting untuk melindungi
komponen-komponen berikutnya dari dampak pasir.

Headrace (Saluran Pembawa)


Saluran pembawa mengikuti kontur dari sisi bukit untuk menjaga elevasi dari
air yang disalurkan.

Turbine dan Generator (Turbin dan Generator)


Perputaran gagang dari roda dapat digunakan untuk memutar sebuah alat
mekanikal (seperti sebuah penggilingan biji, pemeras minyak, mesin bubut
kayu dan sebagainya), atau untuk mengoperasikan sebuah generator listrik.
Mesin-mesin atau alat-alat, dimana diberi tenaga oleh skema hidro, disebut
dengan Beban (Load).
Dalam Gambar 2. bebannya adalah sebuah penggergajian kayu.

Tentu saja ada banyak variasi pada penyusunan disain ini. Sebagai sebuah
contoh, air dimasukkan secara langsung ke turbin dari sebuah saluran tanpa
sebuah penstock seperti yang terlihat pada penggergajian kayu di Gambar 2.
Tipe ini adalah metode paling sederhana untuk mendapatkan tenaga air
tetapi belakangan ini tidak digunakan untuk pembangkit listrik karena
efisiensinya rendah. Kemungkinan lain adalah bahwa saluran dapat

dihilangkan dan sebuah penstock dapat langsung ke turbin dari bak


pengendap pertama. Variasi seperti ini akan tergantung pada karakteristik
khusus dari lokasi dan
skema keperluan-keperluan dari pengguna.

Anda mungkin juga menyukai