Anda di halaman 1dari 16

ASPEK GMP

Pedoman CPOB sesuai dengan Badan POM meliputi 12 aspek yaitu: manajemen
mutu, personalia, bangunan dan fasilitas, peralatan, sanitasi dan higiene, produksi,
pengawasan mutu, inspeksi diri dan audit mutu, penanganan keluhan produk dan
penarikan kembali produk dan produk kembalian, dokumentasi, pembuatan dan analisis
berdasarkan kontrak, kualifikasi dan validasi.
1. Manajemen Mutu
Dalam pembuatan obat ini, industri farmasi harus menyesuaikan dengan tujuan
penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum dalam dokumen izin edar
dan tidak menimbulkan resiko yang membahayakan pengguna. Manajemen mutu
harus dapat mencapai tujuan mutu secara konsisten yang didesain secara
menyeluruh dan diterapkan secara benar.
Unsur dasar manajemen mutu adalah struktur organisasi, prosedur, proses dan
sumber daya.Tindakan sistematis dilakukan untuk mendapatkan kepastian dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau jasa layanan) yang
dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Keseluruhan
tindakan tersebut disebut Pemastian Mutu.
Dalam aspek manajemen mutu terdapat hal-hal penting, yaitu:
a. Pemastian mutu (QA)
Pemastian mutu merupakan totalitas semua pengukuran yang dibuat
dengan tujuan untuk memastikan bahwa injeksi ini dihasilkan dengan mutu
yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
b. Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Bagian dari pemastian mutu yang memastikan bahwa injeksi ini
dibuat dan dikehendaki secara konsisten untuk mencapai standar mutu yang
sesuai dengan tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
spesifikasi produk. CPOB mencakup semua produksi dan pengawasan mutu.
c. Pengawasan mutu (QC)
Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel,
spesifikasi dan pengujian yang diperlukan dan relevan telah dilakukan dan
bahan yang belum diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum
diluluskan tidak dapat dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan

dinyatakan memenuhi syarat. Fungsi pengawasaan mutu bersifat independen


dari bagian lain.
d. Pengkajian mutu produk
Pengkajian mutu produk dilakukan secara berkala terhadap semua
obat terdaftar, termasuk produk ekspor untuk membuktikan konsistensi
proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan obat
jadi, untuk melihat trend dan mengidentifikasi perbaikan, ini dilakukan tiap
tahun dan didokumentasikan, dengan mempertimbangkan kajian ulang
sebelumnya.
2. Personalia
Jumlah karyawan yang ditetapkanharus memiliki cukup pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan sesuai dengan bidangnya, memiliki kesehatan mental
dan fisik yang baik sehingga mampu melaksanakan tugasnya secara profesional dan
sebagaimana mestinya, serta mempunyai sikap dan kesadaran tinggi untuk
melaksanakan sesuai CPOB.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Organisasi, kualifikasi dan tanggung jawab
Bagian produksi dan bagian pengawasan mutu dalam struktur organisasi
dipimpin oleh apoteker yang berlainan agar tangggung jawab dan wewenang
kedua bagian tersebut jelas. Masing-masing bagian diberi wewenang penuh dan
sarana yang cukup untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien.
Kedua bagian tersebut tidak boleh mempunyai kepentingan lain di luar
organisasi pabrik, sehingga dapat menghambat, membatasi tanggung jawab
bagian tersebut dan menimbulkan pertentangan kepentingan pribadi atau
finansial. Selain itu, seorang manajer produksi dan pengawasan mutu harus
seorang apoteker yang terampil, terlatih dan memiliki pengalaman praktis yang
memadai dibidang Industri Farmasi dan keterampilan dalam kepemimpinan
sehingga memungkinkan melaksanakan tugas secara profesional.
Seorang manajer produksi memiliki wewenang serta tanggung jawab
penuh untuk mengelola produksi obat, bertanggung jawab atas kualitas obat,
baik dengan manajer pengawasan mutu maupun manajer teknik.

Seorang manajer pengawasan mutu memiliki wewenang dan tanggung


jawab penuh dalam seluruh tugas pengawasan mutu yaitu dalam penyusunan,
verifikasi dan pelaksanaan seluruh prosedur pengawasan mutu. Selain itu,
seorang manajer pengawasan mutu memiliki wewenang untuk meluluskan bahan
awal, produk antara, produk ruahan dan obat jadi bila produk tersebut sesuai
dengan spesifikasinya, atau menolaknya bila tidak cocok dengan spesifikasinya
atau bila tidak dibuat sesuai dengan prosedur yang disetujui dan kondisi yang
ditentukan.
Manajer produksi dan manajer pengawasan mutu bersama-sama
bertanggung jawab atau ikut bertanggung jawab dalam penyusunan dan
pengesahan prosedur-prosedur tertulis, pemantauan dan pengawasan lingkungan
pembuatan obat, kebersihan pabrik dan validasi proses produksi, kalibrasi alatalat pengukur, latihan personalia, pemberian persetujuan terhadap pemasok
bahan dan kontraktor, pengamanan produk dan bahan terhadap kerusakan dan
kemunduran mutu dan dalam penyimpanan catatan-catatan.
Tenaga penunjang untuk membantu tenaga inti di atas, ditunjuk tenaga
yang terampil dalam jumlah yang sesuai untuk melaksanakan supervisi langsung
di bagian produksi dan pengawasan mutu. Disamping staf tersebut di atas
tersedia tenaga yang terlatih secara teknis dalam jumlah yang memadai untuk
melaksanakan kegiatan produksi dan pengawasan mutu yang sesuai dengan
prosedur dan spesifikasi yang telah ditentukan, serta memahami petunjuk kerja
yang tertulis. Tanggung jawab yang diberikan kepada setiap karyawan tidak
boleh berlebihan sehingga dapat menimbulkan risiko terhadap mutu obat.
b. Pelatihan
Pelatihan diberikan pada seluruh karyawan, baik yang berhubungan
langsung dengan proses produksi obat maupun tidak. Karyawan dilatih
mengenai kegiatan yang sesuai dengan tugasnya dan mengenai prinsip CPOB.
Pelatihan ini diberikan oleh tenaga ahli. Perhatian khusus dalam pelatihan
diberikan bagi mereka yang bekerja diruang steril dan bagi mereka yang bekerja
menggunakan bahan yang mempunyai risiko tinggi yang berbahaya, toksik,
menimbulkan sensitisasi.
Latihan mengenai CPOB dilakukan secara berkesinambungan dan
dengan frekuensi yang memadai untuk menjamin agar para karyawan

memahami dan mengerti betul dengan persyaratan CPOB yang berkaitan dengan
tugasnya. Pelatihan mengenai CPOB dilaksanakan menurut program tertulis
yang telah disetujui oleh manajer produksi dan manajer pengawasan.
Catatan pelatihan karyawan mengenai CPOB disimpan dan efektivitas
program pelatihan dinilai secara berkala. Setelah mengadakan pelatihan, prestasi
karyawan dinilai untuk menentukan apakah mereka telah memiliki kualifikasi
yang memadai untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya.
3. Bangunan dan Fasilitas
Bangunan untuk pembuatan obat memiliki ukuran, rancang bangun,
konstruksi serta letak yang memadai sehingga memudahkan dalam pelaksanaan
kerja, pembersihan dan pemeliharaan yang baik. Sarana kerja yang memadai
diperlukan untuk meminimalkan risiko terjadinya kekeliruan, pencemaran silang
dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu obat dapat dihindarkan
dan dikendalikan.
Syarat-syarat bangunan dan fasilitas menurut CPOB adalah sebagai berikut:
-

Lokasi bangunan dirancang untuk mencegah terjadinya pencemaran dari

lingkungan sekelilingnya, seperti pencemaran dari udara, tanah dan air.


Gedung dirancang dan dipelihara agar terlindung dari pengaruh cuaca,
banjir, rembesan melalui tanah serta masuk dan bersarangnya hewan.
Pertimbangan dalam menentukan rancang bangun dan tata letak bangunan

adalah sebagai berikut:


1) Kesesuaian dengan kegiatan lain, yang dilakukan dalam sarana yang sama atau
dalam sarana yang berdampingan.
2) Tata letak ruang yang sedemikian rupa untuk memungkinkan kegiatan produksi
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Permukaan bagian dalam ruangan, dinding, lantai dan langit-langit didesain
licin, bebas dari keretakan dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan, dan
mudah didesinfeksi. Lantai dan dinding di daerah pengolahan dibuat dari bahan
kedap air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan
efisien. Sudut-sudut antara dinding, lantai dan langit-langit dalam daerah-daerah
kritis dibentuk lengkungan.
Bangunan mendapatkan penerangan yang efektif dan mempunyai ventilasi
dengan fasilitas pengendali udara.

Obat yang mengandung golongan penisilin dan sefalosporin diproduksi pada


bangunan terpisah yang dilengkapi peralatan pengendali udara khusus untuk
produksi obat tersebut.
Pencegahan kontaminasi silang dilakukan terhadap produk oleh bahan
biologi aktif atau produk obat seperti steroid tertentu atau bahan sitotoksik yang
dalam jumlah sangat sedikit yang dapat menyebabkan efek fisiologis.
Pembagian kelas ruangan dilakukan untuk memisahkan ruangan di dalam
bangunan produksi, seperti ruangan ganti pakaian, ruangan bahan baku dan ruangan
pengolahan produksi.Tersedianya sarana penyimpanan dengan kondisi khusus,
seperti: suhu, kelembaban dan keamanan tertentu.Pembuatan saluran air limbah
cukup besar dan mempunyai bak kontrol yang baik.
4. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan injeksi ini memiliki rancang
bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dengan
tepat, sehingga mutu yang dirancang seragam dari batch ke batch serta untuk
memudahkan pembersihan dan peralatannya.
a. Desain dan konstruksi
- Peralatan yang digunakan tidak bereaksi atau menimbulkan akibat bagi
-

bahan yang diolah.


Peralatan dapat dibersihkan dengan mudah baik bagian dalam maupun
bagian luar serta peralatan tersebut tidak menimbulkan akibat yang

merugikan terhadap produk.


Peralatan yang dipakai dalam pengolahan bahan kimia yang mudah terbakar,
ditempatkan di daerah di mana digunakan bahan yang mudah terbakar,
dilengkapi dengan perlengkapan elektris yang kedap eksplosif serta

dibumikan dengan sempurna.


Peralatan yang digunakan untuk menimbang, mengukur, menguji dan

mencatat, dikalibrasi menurut suatu program dan prosedur yang tepat.


b. Pemasangan dan penempatan
- Pemasangan dan penempatan peralatan diatur sedemikian rupa sehingga
-

proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien.


Saluran air, uap, udara bertekanan atau hampa udara hendaklah dipasang

sedemikian rupa sehingga mudah dicapai selama kegiatan berlangsung.


Tiap peralatan utama diberi nomor pengenal yang jelas.

Semua pipa, tangki, selubung pipa uap atau pipa pendingin diberi isolasi
yang baik untuk mencegah kemungkinan terjadinya cacat dan memperkecil

kehilangan energi.
Sistem-sistem penunjang seperti sistem pemanas, ventilasi, pengatur suhu
udara, air minum, kemurnian air, penyulingan air dan fasilitas yang lainnya
divalidasi untuk memastikan bahwa sistem-sistem tersebut senantiasa

berfungsi sesuai dengan tujuan.


c. Pemeliharaan
- Peralatan dirawat menurut jadwal yang tepat agar tetap berfungsi dengan
baik dan mencegah terjadinya pencemaran yang dapat merubah identitas,
-

mutu atau kemurnian produk.


Prosedur-prosedur tertulis untuk perawatan peralatan dibuat dan dipatuhi.
Catatan mengenai pelaksanaan pemeliharaan dan pemakaian suatu peralatan
utama dicatat dalam buku catatan harian. Catatan untuk peralatan yang
digunakan khusus untuk satu produk saja, dimasukkan ke dalam catatan

produksi batch produk tertentu.


5. Sanitasi dan Hygiene
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi diterapkan pada setiap aspek
pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia, bangunan,
peralatan dan perlengkapan, produksi serta wadahnya, dan setiap hal yang dapat
merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran dihilangkan melalui
suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu.
a. Personalia
o Semua karyawan menjalani pemeriksaan kesehatan sebelum dan
selama bekerja, dan pemeriksaan mata secara berkala.
o Semua karyawan menerapkan higiene perorangan yang baik .
o Tiap karyawan yang mengidap suatu penyakit yang dapat merugikan
kualitas produk dilarang menangani bahan-bahan sampai sembuh
kembali.
o Semua karyawan melaporkan keadaan yang dapat merugikan produk.
o Pemakaian sarung tangan untuk menghindari sentuhan langsung
antara tangan dengan bahan dan produk.
o Karyawan menggunakan pakaian pelindung untuk keamanan sendiri.
o Hanya petugas yang berwenang yang boleh memasuki bangunan dan
fasilitas daerah terbatas.
o Karyawan diinstruksikan agar mencuci tangan sebelum memasuki
daerah produksi.

o Merokok, makan, dan minum dilarang di daerah produksi,


laboratorium, dan daerah lain yang dapat merugikan produk.
o Prosedur perorangan diberlakukan bagi semua orang.
b. Bangunan dan fasilitas
o Gedung dirancang dan dibangun dengan tepat untuk memudahkan
o
o
o
o

pelaksanaan sanitasi yang baik.


Toilet dengan ventilasi yang baik tersedia dengan cukup.
Tempat penyimpanan pakaian memadai.
Tempat pencucian diletakkan di luar daerah steril.
Penyimpanan, penyiapan dan konsumsi makanan dibatasi di daerah

khusus dan memenuhi standar kebersihan.


o Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk dan dikumpulkan di dalam
wadah yang sesuai.
o Rodentisida, insektisida, bahan fumigasi, dan bahan pembersih tidak
boleh mencemari peralatan dan bahan-bahan.
o Ada prosedur tertulis (SOP/Standart Operation Prosedure) yang
menunjukkkan penanggungjawab sanitasi dan higiene.
c. Pembersihan dan peralatan
o Peralatan dibersihkan, dijaga dan disimpan dalam kondisi yang
bersih serta diperiksa kembali kebersihannya sebelum dipakai.
o Pembersihan dilakukan dengan cara vakum atau basah, dan sedapat
mungkin dihindari pencemaran produk.
o Pembersihan dan penyimpanan alat dan bahan pembersih dilakukan
dalam ruangan yang terpisah dari pengolahan.
o Prosedur yang tertulis untuk pembersih dan sanitasi dibuat dipatuhi
dan dilaksanakan.
o Catatan pembersihan, sanitasi, sterilisasi, dan inspeksi diri disimpan.
Validasi prosedur pembersihan dan sanitasi
Prosedur sanitasi dan higiene divalidasi dan dievaluasi secara berkala
untuk memastikan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan selalu
memenuhi persyaratan.
6. Produksi
Produksi dilaksanakan dengan prosedur yang telah ditetapkan yang dapat
menjamin produk obat yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan.
a. Bahan awal
Semua pemasukan, pengeluaran, dan sisa bahan dicatat, meliputi
keterangan mengenai persediaan.

Setiap bahan awal ditetapkan memenuhi spesifikasi dan diberi label

dengan nama yang dinyatakan dalam spesifikasi.


Untuk setiap kiriman dan batch diberi nomor rujukan yang menunjukkan

identitas yang jelas.


Pada saat penerimaan barang dilakukan pemeriksaan visual, dan contoh
yang

diambil

petugas,

diuji

terhadap

spesifikasi

bahan

yang

bersangkutan.
Kiriman bahan awal dikarantina sampai disetujui dan diluluskan untuk

dipakai.
Label dipasang oleh petugas yang ditunjuk oleh penanggung jawab

pengawasan mutu.
Persediaan awal diperiksa dalam selang waktu tertentu.
Bahan awal yang tidak stabil oleh pengaruh suhu, disimpan dalam suhu

udara yang diatur.


Bahan awal yang cenderung rusak potensinya dalam penyimpanan

dinyatakan batas umurnya.


Pengeluaran bahan awal dilakukan oleh petugas yang berwenang.
Tersedianya daerah penyerahan yang tersisa untuk mencegah adanya

kontaminasi silang.
Semua bahan awal yang tidak memenuhi syarat diberi tanda silang,
disimpan terpisah dan secepatnya dimusnahkan atau dikembalikan ke

pemasok.
b. Validasi Proses
Semua proses produksi divalidasi dengan tepat dan dilaksanakan dengan

tepat menurut prosedur yang telah ditentukan dan hasilnya disimpan.


Sebelum suatu proses pengolahan induk diterapkan, dilakukan langkah-

langkah untuk membuktikan kecocokan dengan pelaksanaan produksi.


Perubahan peralatan atau bahan disertai dengan tindakan validasi ulang.
Proses dan prosedur yang kritis dievaluasi kembali secara rutin.
c. Pencemaran
Pencemaran kimiawi atau mikroba terhadap suatu obat yang dapat
merugikan kesehatan atau mengurangi daya terapetik atau mempengaruhi
kualitas suatu produk, tidak dapat diterima.
d. Sistem penomoran batch dan lot
Sistem penomoran dijabarkan secara rinci
Sistem penomoran saling berkaitan dengan produk yang dibuat.

Sistem penomoran menjamin bahwa nomor tidak digunakan berulang


dan memudahkan penandaan suatu produk bila terjadi sesuatu.
Pemberian nomor dicatat dalam buku harian.
e. Penimbangan dan Penyerahan
Metode penanganan, penimbangan, perhitungan dan penyerahan bahan
dan produk tercakup dalam prosedur tertulis.
Semua pengeluaran bahan dan produk didokumentasikan.
Bahan dan produk yang boleh diserahkan hanya yang telah diluluskan
oleh pengawasan mutu.
Sebelum dilakukan penimbangan dilakukan pemeriksaan terhadap
penandaan.
Kapasitas, ketepatan, dan ketelitian alat timbang sesuai dengan jumlah
bahan.
Pada setiap penimbangan, pengukuran dilakukan pembuktian kebenaran
ketepatan identitas dan jumlah bahan.
Kebersihan tempat penimbangan dan penyerahan dijaga.
Penimbangan dan penyerahan menggunakan peralatan yang cocok dan
bersih.
Bahan baku

produk

yang

diserahkan

diperiksa

ulang

untuk

meminimalkan resiko penyalahgunaan dan kesalahan bahan baku yang


akan diproduksi.
f. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan
yang dikembalikan ke gudang penyimpanan adalah produk yang memenuhi
persyaratan spesifikasi yang telah ditetapkan dan didokumentasikan dengan
benar serta direkonsilasi.
g. Pengolahan
- Semua bahan yang dipakai diperiksa dahulu.
- Kondisi daerah pengolahan dipantau dan dikendalikan.
- Peralatan yang digunakan diperiksa terlebih dahulu.
- Semua kegiatan pengolahan mengikuti prosedur tertulis yang telah
-

ditentukan dan penyimpangan dilaporkan dengan alasan dan penjelasan.


Wadah dan penutup bahan dan produk bersih.
Semua wadah dan peralatan yang berisi bahan dan produk diberi label yang

tepat.
Semua produk diberi label yang tepat dan dikarantina sampai diluluskan oleh

bagian pengawasan mutu.


Seluruh pengawasan dalam proses harus dicatat dan diteliti.
Hasil sesungguhnya dicatat dan dicocokkan dangan hasil teoritis.

Dalam seluruh tahap pengolahan, diperhatikan masalah pencemaran silang.

7. Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu merupakan bagian yang essensial dari CPOB agar tiap obat
yang dibuat memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Tugas pokok
pengawasan mutu meliputi penyusunan prosedur, penyiapan, instruksi, menyusun
rencana pengambilan seperti; meluluskan atau menolak bahan-bahan dan produk,
meneliti catatan sebelum produk didistribusikan, menetapkan tanggal kadaluwarsa,
mengevaluasi pengujian ulang, menyetujui penunjukan pemasok, mengevaluasi
keluhan, menyediakan baku pembanding, menyimpan catatan, mengevaluasi obat
kembalian, ikut serta dalam program inspeksi diri dan memberikan rekomendasi untuk
pembuatan obat oleh pihak lain atas dasar kontrak.
Di dalam pengawasan mutu hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Cara berlaboratorium pengawasan mutu yang baik
Laboratorium pengujian meliputi bangunan dan alat-alat penunjang
lengkap dan memadai, personalia terlatih dan bertanggung jawab, peralatan
instrumen yang cocok untuk prosedur dan kalibrasi secara berkala, pereaksi dan
media pembiakan yang sesuai dengan monografi bersangkutan, spesifikasi dan
prosedur pengujian yang divalidasi dengan fasilitas yang digunakan, catatan
pengujian menyangkut seluruh aspek yang diperlukan dan contoh tertinggal
yang disimpan dipergunakan dalam pengujian selanjutnya.
2. Pengawasan terhadap bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi
Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah spesifikasi, cara
pengambilan contoh, pengujian terhadap bahan baku, pengemas, produk antara,
produk ruahan dan obat jadi, uji sterilisasi untuk produk steril, uji pirogenitas
serta pengawasan lingkungan secara berkala terhadap mutu kimiawi dan
mikrobiologi dari air dan lingkungan produksi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi penting yang berkaitan dengan pengawasan mutu, yang
berisi: Spesifikasi, prosedur pengambilan sampel, prosedur pencatatan dan
pengujian (termasuk lembarkerja analisis dan/atau buku catatan laboratorium),
laporan

dan/atau

sertifikat

analisis/data

pemantauan

lingkungan

(bila

diperlukan), catatan validasi metode analisis (bila diperlukan), prosedur dan

catatan kalibrasi instrumen serta perawatan peralatan. Semua dokumentasi yang


terkait catatan bets disimpan selama 1 tahun setelah tanggal daluarsa bets
bersangkutan.
4. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel merupakan kegiatan yang penting dari sistem
pemastian mutu. Personil yang mengambil sampel harus memperoleh pelatihan
awal dan pelatihan secara berkala. Pengambilan sampel dilakukan terhadap
bahan awal dan bahan pengemas. Jumlah sampel yang diambil hendaknya
ditentukan secara statistik dan dicantumkan dalam pola pengambilan sampel.
Kegiatan pengambilan sampel dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah
kontaminasi atau efek lain yang berpengaruh terhadap mutu.
Sampel pertinggal dengan identitas lengkap yang mewakili tiap bets
bahan awal. Untuk sampel produk jadi disimpan dalam kondisi yang sama
dengan kondisi pemasaran sebagaimana yang tertera pada label. Jumlah sampel
tertinggal minimal 2 kali dari jumlah yang dibutuhkan untuk pengujian, kecuali
uji sterilitas. Sampel tertinggal dari tiap bets hendaknya disimpan hingga 1 tahun
setelah tanggal daluwarsa, untuk sampel bahan awal disimpan 2 tahun setelah
tanggal pelulusan produk terkait, bila stabilitasnya memungkinkan.
5. Persyaratan pengujian
Pengujian dilakukan terhadap bahan awal, bahan pengemas, produk
antara, produk ruahan dan produk jadi sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan.
Pengendalian

terhadap

lingkungan

dilakukan

sebagai

berikut:

pemantauan terhadap air untuk proses dilakukan secara berkala, pemantauan


mikrobiologis pada lingkungan produksi dilakukan secara berkala, pemantauan
terhadap lingkungan sekitar area produksi untuk mendeteksi produk lain yang
dapat mencemari produk yang dilakukan secara berkala, dan pengendalian
cemaran udara.
Semua pengawasan selama proses dilakukan menurut metode yang disetujui
oleh badan Pengawasan Mutu dan hasilnya dicatat. Setelah batas waktu penyimpanan
untuk bahan awal, produk antara, produk ruahan dan produk jadi tersebut habis
dilakukan pengujian ulang. Berdasarkan hasil uji tersebut bahan atau produk dapat

diluluskan kembali untuk digunakan atau ditolak. Bila bahan disimpan pada kondisi
tidak sesuai, bahan tersebut diuji ulang dan dinyatakan lulus sebelum digunakan selama
proses.
Dilakukan pengujian bahan tambahan pada produk jadi hasil pengolahan ulang.
Bagian pengawasan mutu ikut serta dalam pembuatan prosedur pengolahan induk dan
prosedur pengemasan induk.
Studi stabilitas dirancang untuk mengetahui stabilitas dari produk, dan program
ini dipatuhi dan mencakup jumlah, kondisi penyimpanan, dan metode pengujian.
Penelitian stabilitas dilakukan terhadap produk baru, kemasan baru, perubahan formula
dan batch yang diluluskan.
8. Inspeksi diri dan Audit Mutu
Tujuan inspeksi diri adalah untuk melakukan penilaian apakah seluruh
aspek produksi dan pengendalian mutu selalu memenuhi CPOB.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
Hal-hal

yang

diinspeksi

adalah

mencakup

karyawan,

bangunan,

penyimpanan, bahan awal obat dan obat jadi, peralatan, produksi, pengawasan
mutu, dokumentasi, pemeliharaan gedung dan peralatan.
Tim inspeksi diri ditunjuk oleh pemimpin perusahaan sekurang-kurangnya
tiga orang dari bidang yang berlainan dan paham mengenai CPOB.Pelaksanaan dan
selang waktu inspeksi diri sesuai kebutuhan, sekurang-kurangnya sekali dalam
setahun.
Laporan inspeksi diri mencakup hasil, penilaian, kesimpulan dan usulan
tindakan perbaikan.Tindak lanjut inspeksi diri berdasarkan laporan dilakukan oleh
pemimpin perusahaan.
Audit mutu berguna sebagai pelengkap dari inspeksi diri, yang meliputi
pemeriksaan dan penilaian semua atau sebagian dari sistem manajemen mutu
dengan tujuan spesifik untuk meningkatkan mutu, dilaksanakan oleh spesialis dari
luar atau independen atau tim khusus. Audit mutu diperluas terhadap pemasok dan
penerima kontrak. Daftar pemasok yang disetujui ditinjau ulang secara berkala dan
dievaluasi secara teratur.

9. Penanganan Terhadap Produk, Penarikan Kembali Produk dan Produk


Kembalian
Penarikan kembali obat jadi berupa penarikan kembali satu atau beberapa batch.
Hal ini dilakukan bila ada produk yang menimbulkan efek samping atau masalah medis
lainnya yang menyangkut fisik, reaksi-reaksi alergi, efek toksik. Penanganan keluhan
dan laporan dicatat dan secepatnya ditangani kemudian dilakukan penelitian dan
evaluasi. Tindak lanjut dilakukan berupa tindakan perbaikan, penarikan obat dan
dilaporkan kepada pemerintah yang berwenang.
Obat kembalian dapat digolongkan sebagai berikut: yang masih memenuhi
spesifikasi yang dapat digunakan, yang dapat diolah ulang dan yang tidak dapat diolah
ulang.Prosedur penanganan obat kembalian mencakup jumlah, karantina, penelitian,
pengolahan kembali, pemeriksaan dan pengawasan mutu yang seksama.Obat kembalian
yang tidak dapat diolah ulang dimusnahkan dan dibuat prosedurnya.
Pencatatan dilakukan untuk penanganan obat kembalian dan dilaporkan, dan
setiap pemusnahan dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh pelaksana dan saksi.
10. Dokumentasi
Dokumentasi pembuatan obat merupakan bagian dari sistem informasi dan
manajemen yang meliputi spesifikasi bahan baku, bahan pengemas, produk antara,
produk ruahan dan obat jadi, dokumen dalam produksi, dokumen dalam
pengawasan mutu, dokumen penyimpanan dan distribusi, dokumen dalam
pemeliharaan, pembersihan dan pengendalian ruangan serta peralatan, dokumen
dalam pengamanan keluhan obat dan obat jadi, dokumen untuk peralatan khusus,
prosedur dan catatan tentang inspeksi diri, pedoman dan catatan tentang pelatihan
CPOB bagi karyawan.
11. Pembuatan dan Analisis Berdasarkan Kontrak
Dilakukan untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan
produk atau pekerjaan dengan mutu yang tidak memuaskan. Kontrak tertulis antara
pemberi dan penerima kontrak dibuat secara jelas menentukan tanggung jawab dan
kewajiban masing-masing pihak. Kontrak menyatakan secara jelas prosedur

pelulusan tiap bets produk yang menjadi tanggung jawab kabag pemastian mutu
(QA).
12. Kualifikasi dan Validasi
Kualifikasi
1) Kualifikasi Desain (KD)
Merupakan unsur pertama dalam melakukan validasi terhadap fasilitas,
sistem atau peralatan yang baru.
2) Kualifikasi Instalasi (KI)
Dilakukan terhadap fasilitas, sistem dan peralatan baru atau yang
dimodifikasi. Persyaratan minimal untuk melakukan KI adalah: instalasi
peralatan, pipa dan sarana penunjang dan instrumen sesuai spesifikasi dan
gambar teknik yang didesain; pengumpulan dan penyusunan dokumen
pengoprasian dan perawatan peralatan dari pemasok; ketentuan dan
persyaratan kalibrasi; dan verifikasi bahan konstruksi.
3) Kualifikasi Operasional (KO)
KO dapat dilakukan setelah KI. KO minimal mencakup: pengujian tentang
proses, sistem dan peralatan; dan pengujian yang meliputi satu atau
beberapa kondisi yang mencakup batas oprasional atas dan bawah.
Penyelesaian formal KO mencakup: kalibrasi, prosedur, pengoprasian dan
pembersihan, pemilihan operator dan perawatan preventif. Penyelesaian KO
fasilitas, sistem dan peralatan dilengkapi dengan persetujuan tertulis.
4) Kualifikasi Kinerja (KK)
KK dilakukan setelah KO selesai, meskipun dalam beberapa kasus KK
disatukan dengan KO. KK minimal mencakup: Pengujian dengan
menggunakan bahan baku, bahan penganti yang memenuhi spesifikasi atau
produk simulasi yang dilakukan berdasarkan pengetahuan tentang proses,
fasilitas, sistem dan peralatan; dan uji yang meliputi satu atau beberapa
kondisi yang mencakup batas atas dan bawah.
5) Kualifikasi fasilitas, peralatan dan sistem terpasang yang telah oprasional
Agar dapat mendukung dan memverifikasi parameter operasional dan batas
variabel kritis pengoprasian alat. Kalibrasi, prosedur, pengoprasian dan

pembersihan, perawatan preventif serta prosedur dan catatan pelatihan


operator didokumentasikan.
Validasi proses
Terdapat 3 macam cara untuk melaksanakan validasi proses:
1) Validasi prospektif
Validasi proses sebelum produk dipasarkan.
2) Validasi konkuren
Validasi proses dilakukan selama proses produksi rutin.
3) Validasi retrospektif
Validasi yang dilakukan pada proses yang sudah berjalan (diambil dari datadata sebelumnya). Validasi ini tidak berlaku jika terjadi perubahan formula,
peralatan dan prosedur pembuatan.
Validasi pembersihan
Pembersihan dilakukan dengan metode analisis yang tervalidasi yang
memiliki kepekaan untuk mendeteksi residu atau cemaran serta memiliki batas
deteksi yang peka untuk mendeteksi tingkat residu atau cemaran. Prosedur
pembersian untuk produk dan proses serupa dilakukan pembersian pada rentang
interval waktu tertentu. Syarat metode tersebut telah tervalidasi adalah dengan
melaksanakan prosedur 3 kali secara berurutan dengan hasil memenuhi persyaratan.
Pengendalian perubahan
Prosedur pengendalian perubahan memastikan bahwa data pendukung
cukup untuk menunjukkan bahwa proses yang diperbaiki akan menghasilkan suatu
produk yang sesuai mutu yang diinginkan dan konsisten dengan spesifikasi yang
telah ditetapkan.
Dmpak perubahan fasilitas, sistem dan peralatan terhadap produk
dievaluasi, termasuk analisis resiko, kemudian dikualifikasi dan validasi ulang
denganberdasarkan kebutuhan dan cakupannya.
Validasi ulang (revalidasi)
Fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan secara
berkala dievaluasi untuk konfirmasi bahwa validasi yang telah dilakukan masih
absah. Jika terjadi perubahan maka dibutuhkan validasi ulang/revalidasi.

Validasi metode analisis


Tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa metode analisis sesuai tujuan
penggunaanya. Validasi metode analisis dilakukan 4 tahapan: uji identitas, uji
kuantitatif kemurnian kandungan, uji batas impuritas, dan uji kuantitatif zat aktif
dalam sampel bahan atau obat atau komponen obat tertentu.
Karakteristik validasi yang iperhatikan, yaitu: akurasi, presisi, repeatability,
intermediate precision, spesifikasi, batas deteksi/LOD, batas kuantifikasi/LOQ,
linieritas, dan rentang
Perencanaan validasi
Semua kegiatan validasi direncanakan dahulu dan di dokumentasikan
sementara secara singkat, tepat dan jelas dalam RIV (Rencana Induk Validasi). RIV
mencakup: kebijaksanaan validasi; struktur organisasi kegiatan validasi; ringkasan
fasilitas, sistem, peralatan dan proses yang akan divalidasi; format dokumen,
protokol, dan laporan validasi, perencanaan dan jadwal pelaksanaan; pengendalian
perubahan; acuan dokumen yang digunakan.
Dokumentasi
Protokol validasi tertulis dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi yang
akan dilakukan, serta merinci langkah kritis dan kriteria penerimaan. Protokol
dikaji dan disetujui oleh kabag QA.
Laporan dibuat yang mengacu pada protokol kualifikasi dan/atau protokol
validasi yang mencakup seluruh hasil yang diperoleh serta penyimpangan yang
terjadi dan perbaikan yang telah dilakukan dan didokumentasikan.
Setelah kualifikasi selesai diberikan persetujuan tertulis untuk dapat
melanjutkan tahap kualifikasi dan validasi.

Anda mungkin juga menyukai