Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal
dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). UndangUndang Pengelolaan Sampah Nomor 18 tahun 2008 menyatakan sampah adalah sisa
kegiatan sehari hari manusia dan/atau dari proses alam yang berbentuk padat. Para ahli
kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah (waste) adalah sesuatu yang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal
dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya. Dari batasan ini jelas bahwa
sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna.
Menurut Reksosoebroto (1985) dalam Efrianof (2001) pengelolaan sampah sangat
penting untuk mencapai kualitas lingkungan yang bersih dan sehat, dengan demikian
sampah harus dikelola dengan sebaik-baiknya sedemikian rupa sehingga hal-hal yang
negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Dalam ilmu kesehatan lingkungan, suatu
pengelolaan sampah dianggap baik jika sampah tersebut tidak menjadi tempat
berkembangbiaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi media perantara
menyebar luasnya suatu penyakit.
Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di sumbernya
baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di
muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di
tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam
pengangkutannya. Pengelolaan sampah baik itu yang bersifat organik maupun anorganik
sangatlah penting karena pengelolaan sampah memiliki andil besar dalam pelestarian
lingkungan, sehingga sangatlah penting bagi masyarakat khususnya arsitek sebagai

perencana hunian dalam mengatur sistem sampah dalam suatu bangunan agar tidak
memberi dampak yang buruk bagi lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.

Apa saja jenis sampah yang diproduksi civitas pada hunian observasi ?
Bagaimana sistem pewadahan sampah pada hunian observasi ?
Bagaimana sistem pengumpulan sampah pada hunian observasi?
Bagaimana sistem pengangkutan sampah pada hunian observasi?
Bagaimana sistem pembuangan sampah ke luar tapak pada hunian observasi?

1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas,
maka dapat diuraikan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Dapat mengetahui apa saja jenis sampah yang diproduksi civitas pada hunian
2.
3.
4.
5.

observasi.
Dapat mengetahui bagaimana sistem pewadahan sampah pada hunian observasi.
Dapat mengetahui bagaimana sistem pengumpulan sampah pada hunian observasi.
Dapat mengetahui bagaimana sistem pengangkutan sampah pada hunian observasi.
Dapat mengetahui bagaimana sistem pembuangan sampah ke luar tapak pada hunian
observasi.

1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang telah dipaparkan
diatas, maka dapat diuraikan manfaat dari pembuatan makalah ini adalah :

1.4.1

Mahasiswa
-

Mampu memahami prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas

khususnya sistem sampah untuk mendukung kinerja bangunan.


Mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar sistem lingkungan dan utilitas
khususnya sistem sampah pada mata kuliah merancang arsitektur.
2

1.4.2

Tim Pengajar
- Mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu memahami prinsip-prinsip
dasar sistem lingkungan dan utilitas khususnya sistem sampah untuk mendukung
-

kinerja bangunan melalui proses pembelajaran yang sudah dijalankan.


Mengetahui sejauh mana mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip dasar
sistem lingkungan dan utilitas khususnya sistem sampah pada mata kuliah
merancang arsitektur.

BAB 2
METODE DAN OBYEK

2.1 Tinjauan Penelitian


Agar penelitian mengenai sistem sampah pada bangunan dua lantai yang menjadi
tugas dari Sains Bangunan dan Utilitas ini dapat terselesaikan dengan baik, maka
metodologi penelitiannya harus dipersiapkan dengan matang.
Secara garis besar, metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk
menganalisis data laporan pada pelaksanaan dan pengaplikasian sistem sampah yang
sudah didapatkan. Sehingga akan diketahui indikasi dari nilai kelebihan dan kekurangan
sistem sampah yang sudah diaplikasikan tersebut.
Tahapan metodologi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap persiapan,
tahap observasi (penelitian langsung ke lapangan, wawancara terhadap pihak terkait
(penghuni rumah kos), dan melakukan pengukuran serta pemeriksaan), tahap
pengumpulan data kemudian dilanjutkan tahapan analisa terhadap data-data yang sudah
terkumpul.

2.2 Tahapan Persiapan


Tahapan ini meliputi survey terhadap rumah tinggal / kos di sekitar kawasan
Denpasar yang memiliki kriteria sesuai yang tertera pada tuntutan tugas. Setelah
dilakukan survey terhadap beberapa rumah, kemudian dipilih rumah yang paling cocok
untuk diobservasi, yaitu rumah kos milik Ni Ketut Rai Manik yang terdiri dari 8 kamar
kos, beralamat di Jalan Nuri XI No.29 Denpasar, Bali.
Pendataan dilakukan setelah penulis melakukan studi pustaka sebagai bahan
referensi dan acuan dalam melakukan observasi terhadap komponen dan pemasangan
sistem sampah pada rumah tersebut.

2.3 Tahapan Observasi


Jenis dan metodologi yang digunaan pada saat observasi adalah :
4

2.3.1 Metode Survey


Metode ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung terhadap
penghuni rumah kos tersebut tentang komponen, kelengkapan dan cara kerja dari
sistem sampah pada bangunan tersebut yang mereka ketahui. Serta apabila
terdapat keluhan pada pemasangan dan pengaplikasian sistem sampah pada rumah
tersebut yang dirasakan oleh penghuni dan harapan mereka jika akan dilakukan
perbaikan pada pemasangan sistem sampah seperti apa.
2.3.2 Metode Pengukuran dan Penelitian Langsung ke Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan penelitian langsung
terhadap sistem sampah pada rumah tersebut. Yang disurvey meliputi : apa saja
jenis sampah yang diproduksi, sistem pewadahan sampah, sistem pemilahan
sampah, sistem pengangkutan sampah ke luar tapak, apabila ada efek samping
yang mengganggu, efeknya seperti apa.
2.3.3 Metode Studi Pustaka dan Perbandingan
Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari hasil observasi
langsung dengan pengukuran dan penelitian dengan data dari bestek rumah
tinggal yang dimiliki oleh pemilik rumah.

2.4 Tahapan Pengumpulan Data


Tahapan dari pengumpulan data-data observasi dimulai dengan :
2.4.1

Survey ke beberapa lokasi di sekitar daerah Denpasar Timur yang memiliki


bangunan berlantai 2

2.4.2

Pemilihan bangunan yang dirasa cocok untuk dilakukan observasi

2.4.3

Tahapan survey langsung ke lapangan


-

Wawancara langsung dengan narasumber (penghuni kos)


5

Daftar pertanyaan :

Apa saja jenis sampah yang dihasilkan penghuni ?


Apa saja yang penghuni ketahui tentang sistem sampah yang

terpasang pada bangunan rumah kos tersebut ?


Apa saja kelebihan ataupun kekurangan yang penghuni rasakan dari

pemasangan sistem sampah di rumah tersebut ?


Observasi dan pengukuran terhadap wadah sampah dan cara kerjanya
Pengumpulan dan rekap data

2.5 Tahapan Penelitian Data


Tahapan penelitian data dilakukan setelah selesai melakukan rekap data dari hasil
observasi dengan cara melakukan studi literatur pada sumber-sumber yang tertera di
daftar pustaka kemudian membandingkannya pada pemasangan dan pengoperasian
langsung pada bangunan rumah tinggal tersebut mengenai kelayakan dan kekurangan
pada pemasangannya.

2.6 Tahapan Penarikan Kesimpulan dan Saran


Tahapan penarikan kesimpulan dan saran dilakukan setelah selesai melakukan
penelitian dan pembandingan data hasil observasi dengan teori yang didapatkan dari studi
pustaka. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian saran terhadap obyek yang diobservasi
jika terdapat kekurangan.

BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN

3.1

Pengertian Sampah dan Jenis jenisnya


Teori
Sampah

merupakan material sisa

yang

tidak

diinginkan

setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat


keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,
yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam
tersebut berlangsung.
Berdasarkan sumbernya
7

Sampah alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan
melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering
dihutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun

kering di lingkungan pemukiman.


Sampah manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah
yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia,
seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya
serius

bagi

kesehatan

sebagai vektor (sarana


-

karena

dapat

perkembangan)

digunakan

penyakit

yang

disebabkan virus dan bakteri.


Sampah konsumsi
Sampah konsumsi merupakan sampah yang dihasilkan oleh
(manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-

sampah yang dibuang ke tempat sampah.


Sampah nuklir
Sampah nuklir merupakan hasil
nuklir yang

dari

fisi

menghasilkan uranium dan thorium yang

dan

fusi
sangat

berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena


itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi
tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju
biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang
-

namun kadang masih dilakukan).


Sampah industri
Sampah industri merupakan materil sisa atau material yang sudah
tidak

terpakai

lagi

yang

berasal

dari

kegiatan industri.Sampah industri dapat berupa limbah kegiatan


-

industri yang dapat mencemari lingkungan.


Sampah pertambangan
Sampah yang dihasilkan dari sisa sisa pertambangan

Berdasarkan sifatnya
-

Sampah organik - dapat diurai (degradable)


8

Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk


(terurai) seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
-

sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.


Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah
membusuk (terurai), seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau
sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk laiannya.
Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman,
kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton.

Berdasarkan bentuknya
-

Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran
manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah
tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi
sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potonganpotongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.
Berdasarkan

kemampuan

diurai

oleh

alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:


- Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara
sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti:
sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
9

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan


oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
- Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan
kembali karena memiliki nilai secara ekonomi seperti
-

plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.


Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai
ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah kembali
seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-

lain.
Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak
diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.
- Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet.
-

Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.


Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari
dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin
mengandung patogen.

Pembahasan
Pada bangunan yang kami observasi jenis sampah yang dihasilkan adalah
sebagai berikut
Berdasarkan sumbernya
- Sampah alam
Sampah-sampah ini berupa daun-daun kering yang dihasilkan
tanaman yang tumbuh di halaman rumah kos.

Gambar Sampah Daun Kering

Sampah manusia

10

Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa


digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti
-

feses dan urin.


Sampah konsumsi
Sampah ini berupa sisa makanan, kertas, kaleng, sisa sayuran dan
lain sebagainya.

Gambar Sampah Konsumsi

Berdasarkan sifatnya
1. Sampah organik - dapat diurai (degradable)

Gambar Sampah Organik Berupa Daun Kering

2. Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)

Gambar Sampah Anorganik berupa Sampah Plastik

11

Berdasarkan bentuknya
1.Sampah padat

Gambar Sampah Padat

2. Sampah cair

Gambar Sampah Cair

3.2

Sistem Pemilahan dan Pengumpulan Sampah


Pewadahan Sampah
Teori
Pewadahan sampah merupakan cara penampungan sampah sementara di
sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya
ditempatkan di muka rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah
komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi
12

sehingga

memudahkan

dalam

pengangkutannya.

Idealnya

jenis

wadah

disesuaikan dengan jenis sampah yang akan dikelola agar memudahkan dalam
penanganan berikutnya, khususnya dalam upaya daur-ulang. Di samping itu,
dengan adanya wadah yang baik, maka:
-

Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya

lalat, dapat diatasi.


Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah, dapat

kendalikan
Pencampuran sampah yang tidak sejenis, dapat dihindari

Berdasarkan letak dan kebutuhan dalam sistem penanganan sampah, maka


pewadahan sampah dapat dibagi menjadi beberapa tingkat (level), yaitu:
- Level-1 : wadah sampah yang menampung sampah langsung dari
sumbernya. Pada umumnya wadah sampah pertama ini diletakkan
di tempat-tempat yang terlihat dan mudah dicapai oleh pemakai,
misalnya diletakkan di dapur, di ruang kerja, dsb. Biasanya wadah
samp ah jenis ini adalah tidak statis, tetapi mudah diangkat dan
-

dibawa ke wadah sampah level-2.


Level-2: bersifat sebagai pengumpul sementara, merupakan wadah
yang menampung sampah dari wadah level -1 maupun langsung
dari sumbernya. Wadah sampah level-2 ini diletakkan di luar
kantor, sekolah, rumah, atau tepi jalan atau dalam ruang yang
disediakan, seperti dalam apartemen bertingkat . Melihat perannya
yang berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan
sistem pengumpul, maka guna kemudahan dalam pemindahannya,
wadah sampah ini seharusnya tidak bersifat permanen, seperti yang

diarahkan dalam SNI tentang pengelolaan sampah di Indonesia.


Level-3: merupakan wadah sentral, biasanya bervolume besar yang
akan menampung sampah dari wadah level-2, bila sistem memang
membutuhkan. Wadah sampah ini sebaiknya terbuat dari
konstruksi khusus dan ditempatkan sesuai dengan sistem
pengangkutan sampahnya. Mengingat bahaya-bahaya yang dapat
ditimbulkan oleh sampah tersebut, maka wadah sampah yang
13

digunakan sebaiknya memenuhi persyaratan sebagai berikut : kuat


dan tahan terhadap korosi, kedap air, tidak mengeluarkan bau,
tidak dapat dimasuki serangga dan binatang, serta kapasitasnya
sesuai dengan sampah yang akan ditampung.
Di Indonesia, yang sampai saat ini masih belum berhasil menerapkan
konsep pemilahan, maka paling tidak hendaknya wadah tersebut menampung
secara terpisah, misalnya:
- Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak, sisa
-

makanan, dengan wadah warna hijau


Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-lainnya,

dengan wadah warna kuning


Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan warna
merah, dan dianjurkan diberi lambang (label) khusus

Pembahasan
Pewadahan Sampah
- Level-1
Sampah level satu ini berupa bin dengan ketinggian 50 cm dan
berdiameter 25cm. Sampah level satu ini diletakkan di dapur di
dekat area memasak. Penghuni melapisi bin ini dengan plastik
dengan tujuan untuk memudahkan ketika pengumpulan ke wadah
level-2 dan mencegah wadah sampah ini kotor dan bau dari
sampah yang dibuang sehingga civitas tidak perlu membersihkan
wadah secara terus menerus karena sifat sampah dapur yang basah.

Gambar wadah sampah level 1

Level-2
14

Wadah sampah level 2 ini diletakkan di depan kamar


masing-masing penghuni kos, tujuannya agar memudahkan
pengumpulan sampah ke wadah level -3 Tingginya hampir sama
dengan wadah level-1 yaitu sekitar 50 cm, biasanya berisi sampah
kering dari dalam atau luar kamar masing masing penghuni kos.

Gambar wadah sampah level 2 pada bangunan observasi

Level 3
Wadah sampah level 3 ini diletakkan di depan rumah kos,
tujuannya agar memudahkan pengumpulan sampah ke wadah level
-4. Tingginya hanya 20cm dengan diameter 80 cm. Hal ini
menyebabkan sampah cepat berserakan ke jalan dan karena
tingginya yang terlalu rendah. Hewan seperti anjing dan kucing
dengan mudah dapat membuat berserakan sampah tersebut.

Gambar wadah sampah level 3

3.3

Pengumpulan dan Pembuangan Sampah


Teori
15

Pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara


pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat
pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah skala kawasan, atau langsung
ke tempat pembuangan atau pemerosesan akhir tanpa melalui proses pemindahan.
Operasional pengumpulan dan pengangkutan sampah mulai dari sumber sampah
hingga ke lokasi pemerosesan akhir atau ke lokasi pembuangan akhir, dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung (door to door), atau secara tidak
langsung (dengan menggunakanTransfer Depo/Container) sebagai Tempat
Penampungan Sementara (TPS), dengan penjelasan sebagai berikut:
- Secara Langsung (door to door): Pada sistem ini proses
pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan.
Sampah dari tiap-tiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan
langsung diangkut ke tempat pemrosesan, atau ke tempat
pembuangan akhir.

Gambar : Pengangkutan sampah door to door


Sumber : https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/03/pengangkutan-sampah/

Secara Tidak Langsung (Communal): Pada sistem ini, sebelum


diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan
akhir, sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan
dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan (hand
16

cart) dan diangkut ke TPS. Dalam hal ini, TPS dapat pula
berfungsi sebagai lokasi pemrosesan skala kawasan guna
mengurangi jumlah sampah yang harus diangkut ke pemerosesan
akhir. Pada sistem communal ini, sampah dari masing masing
sumber akan dikumpulkan dahulu dalam gerobak tangan (hand
cart) atau yang sejenis dan diangkut ke TPS. Gerobak tangan
merupakan alat pengangkutan sampah sederhana yang paling
sering dijumpai di kota-kota di Indonesia, dan memiliki kriteria
persyaratan sebagai berikut:
- Mudah dalam loading dan unloading
- Memiliki konstruksi yang ringan dan sesuai dengan kondisi
jalan yang ditempuh Sebaiknya mempunyai tutup.
Pembahasan
Pada rumah kos ini, pola pengumpulan sampah yang digunakan adalah
pola langsung atau door to door. Keseluruhan sampah pada level 1 dan 2 akan
dikumpulkan pada wadah sampah level 3 yang terletak di depan rumah (tepi
jalan). Dimana sampah yang terkumpul nantinya akan diambil oleh tukang
sampah yang mengambil sampah dari rumah ke rumah menggunakan truk terbuka
tiap 3 hari sekali dan dibawa ke TPA(Tempat Pembuangan Akhir).
Pada praktiknya pengumpulan sampah seringkali terlambat. Baik itu
datangnya tukang sampah karena libur panjang atau hal lainnya. Hal ini
mengakibatkan jumlah sampah menjadi semakin banyak perharinya dan wadah
sampah level 3 yang ditaruh didepan rumah kos tidak dapat menampung kuantitas
sampah. Sampah tersebut pun berserakan ke jalan dan menimbulkan bau yang
tidak sedap. Karena keterlambatan pengumpulan sampah tersebut, penghuni
terkadang membakar sampah sendiri di lahan kosong yang ada dekat rumah kos.

17

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa sistem sampah pada
rumah kos milik Ni Ketut Rai Manik sudah cukup baik, dimana jenis sampah yang
dihasilkan merupakan sampah rumahan yang terdiri dari sampah organik dan
anorganik. Sudah terdapat wadah sampah level 1, level 2, dan level 3 untuk
menampung sampah yang diproduksi penghuni kos tiap hari. Pengumpulan
sampah dilakukan dari wadah sampah level (1) dan (2) kemudian dikumpulkan ke
wadah sampah level (3) yang terletak di depan rumah. Kemudian dilakukan
pengangkutan oleh tukang sampah dengan truk sampah setiap 3 hari sekali.
4.2 Saran
18

Berdasarkan analisis yang kami lakukan, saran yang dapat kami berikan pada
sistem pengolahan sampah di rumah tinggal ini adalah dengan memperbaiki sistem
sampah yang ada. Setelah kami adakan observasi dan analisis, sistem pengumpulan
dan pengolahan sampah yang diterapkan sudah cukup baik kurang tepat karena
beberapa hal sebagai berikut :
- Sampah yang ada tidak dipilah terlebih dahulu
- Ukuran wadah sampah level-3 yang bersifat sebagai pengumpul
sementara dimana wadah ini akan menampung sampah dari
wadah level -1 dan 2 kurang besar. Hal ini dikarenakan sampah
berasal dari banyak penghuni yang ada masing-masing kamar kos,
pengumpulan sampah yang dilakukan oleh tukang sampah juga
sering terlambat sehingga diperlukan wadah yang cukup besar
-

untuk menampungnya.
Civitas terkadang membakar sampah sendiri yang dapat merusak

lingkungan
Setelah menganalisi permasalahan yang ada, kami menyarankan sistem
sampah di rumah tinggal ini sebagai berikut :
- Sampah dipilah terlebih dahulu, misalnya dengan :
- Sampah organik, seperti daun sisa, sayuran, kulit buah lunak,

sisa makanan, dengan wadah warna hijau


Sampah anorganik seperti gelas, plastik, logam, dan lain-

lainnya, dengan wadah warna kuning


Sampah bahan berbahaya beracun dari rumah tangga dengan

warna merah, dan dianjurkan diberi lambang (label) khusus


Wadah sampah level-2 diletakkan tepi jalan depan rumah kos
karena berfungsi sebagai titik temu antara sumber sampah dan
sistem pengumpul, maka disarankan tidak bersifat permanen,
seperti yang tertera pada SNI tentang pengelolaan sampah di
Indonesia sehingga mempermudah proses untuk pengosongannya.
Ukuran wadah sampah ini harus cukup besar dan tinggi mengingat
banyaknya sampah dari tiap penghuni kamar kos dan pengumpulan
sampah yang dilakukan tukang sampah sering terlambat dan
banyak anjing disekitar rumah yang sering membuat sampah
berantakan. Diperlukan juga wadah sampah yang dilengkapi
19

dengan tutup agar baunya tidak menyebar. Dengan ukuran yang


besar diharapkan civitas tidak perlu lagi membakar sampah
sembarangan.

20

DAFTAR PUSTAKA

Universitas

Sumatra

Utara._______.

Chapter

2.

(Online).

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30773/4/Chapter%20II.pdf.
Diakses 24 November 2015
Tisna. 2014. Utilitas 2 Gedung Harris Hotel. (Online). http://tisssss.blogspot.co.id/.
Diakses 24 November 2015
Jujubandung.

2012.

Pengangkutan

Sampah.

(Online).

https://jujubandung.wordpress.com/2012/06/03/pengangkutan-sampah/. Diakses
24 November 2015

21

Anda mungkin juga menyukai