TINJAUAN PUSTAKA
Iskemik jaringan.
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak
terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada
otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang
berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang
lama.
4.
bagian
bawah
paling
banyak
disebabkan
oleh
D. PATHWAY
Hiperter
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Gangguam tidur
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Radiologi
2. Laboratorium
3. EEG
4. USG
5. ECG
6. Rontgen
F. KOMPLIKASI
1. Edema Pulmonal
2. Kejang
3. Masalah Mobilisasi
4. Hipertensi
5. Hipovolemik
6. Hipertermia
G. PENATALAKSANAAN
1. Non farmakologi
a. Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu
Contoh : membaca buku, menonton tv , mendengarkan musik dan bermain
b. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
1) Kompres dingin
2) Counteriritan, seperti plester hangat.
2. Farmakologi adalah obat:
a. Obat
b. Injeksi
1. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Mengkaji PQRST
P (Pemicu)
: faktor yang mempengaruhi gawat atau ringannya
Q (quality)
: dari nyeri, apakah rasa tajam, tumpul atau tersyarat
R (Region)
: daerah perjalanan nyeri
S (Severty) : keparahan atau intensitas nyeri
T (Time)
: lama/waktu serangan atau frekuensi nyeri
2. Riwayat Nyeri
Saat mengkaji riwayat nyeri, perawat sebaiknya memberikan klien
kesempatan untuk mengungkapkan cara pandang mereka terhadap nyeri dan
situasi tersebut dengan kata-kata mereka sendiri. Langkah ini akan membantu
lokasi
nyeri
yang
spesifik,
minta
klien
dengan baik)
4-6
3) Kualitas nyeri
Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuktusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk
menggambarkan nyerinya sebab informasi yang akurat dapat
C. INTERVENSI
No
Diagnosa Keperawatan
1.
Nyeri
dengan
(NOC)
(NIC)
berhubungan Tujuan : Setelah dilakukan Manajemen nyeri:
agen
cedera tindakan
nyerinya teratasi
Kiteria hasil :
- 1. Skala nyeri 0-3.
- 2. Wajah klien
dimulai
frekuensi,
meringis.
3. Klien tidak memegang2.
2.
Kurangi
presipitasi
daerah nyeri.
faktor
nyeri(faktor
infeksi)
3.
nyeri
relaksasi
dan
kompres hangat
Pemberian analgesic:
1.
dan
pemberian
sesudah
analgesik
pertama kali
2. 2.
Berikan
tepat
analgesik
waktu
terutama
Evaluasi efektivitas
analgesik,
tanda
dan
Gangguan
1.
Monitor
keadaan
urinarius
1.
Klien
dapat
3. 3. Kolaborasi dengan
multiple,
gangguan
mengontrol
pengeluaran Dokter
dalam
sensorik-motorik.
urine setiap 4 jam
pengobatan
dan
3. Klien berkemih
penyebab, dan tindakan
dalam keadaan rileks
lain
3
Hipertermia
berhubungan
proses penyakit
keperawatan
1.
1.
Monitor
suhu
2.
2. Monitor tekanan
darah, nadi dan RR
3.
1. Suhu tubuh dalam
rentang normal
4.
2. Nadi dan RR dalam
4. Kompres pasien
pada lipat paha dan
rentang normal
mencegah
terjadinya menggigil
6.
6. Tingkatkan sirkulasi
udara
Temperature
regulation
1.
1.
Monitor
suhu
2.
Rencanakan
4.
5.
5. Monitor tanda-tanda
hipertermi
dan
hipotermi
6.
6. Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi
DAFTAR PUSTAKA
1. Carpenito, Lynda Juall. 2008. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta : EGC
2. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika
3. Nanda,
2014,
http://www.askepkeperawatan.com/2015/09/nyeri-nanda-nic-noc-
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI PADA NY. D DI RUANG
FLAMBOYAN RSUD SOEWONDO KENDAL
Oleh
Dewi Arum Purnawati
1.16.021
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya Nyeri bukan hanya suatu
modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman.The International Association for
the Study of Pain menggambarkan nyeri sebagai suatu pengalaman sensoris dan
emosional yang tidak menyenangkan dihubungkan dengan kerusakan jaringan nyata
atau potensial terjadinya kerusakan jaringan, atau digambarkan dalam keadan yang
berkaitan dengan kerusakan tersebut. Menurut Brunner dan Suddart pengertian nyeri
dalam kebidanan adalah sesuatu yang dikatakan oleh pasien, kapan saja adanya nyeri
tersebut. Sedangkan Wolf Firest mendefinisikan nyeri sebagai suatu perasaan
menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang dapat menimbulkan ketegangan.
Menurut Arthur Custon nyeri adalah suatu mekanisme proteksi bagi tubuh, timbul
bilamana jaringan sedang dirusakkan dan menyebabkan individu bereaksi untuk
menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri. Ada tiga macam teori nyeri yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Teori pola (pattern theory) adalah rangsangan nyeri masuk melalui akar ganglion
dorsal medulla spinalis dan rangsangan aktifitas sel T. Hal ini mengakibatkan
suatu respon yang merangsang kebagian yang lebih tinggi yaitu korteks serebri
dan menimbulkan persepsi, lalu otot berkontraksi sehingga menimbulkan nyeri.
Persepsi dipengaruhi oleh modalitas respons dari reaksi sel T.
2) Teori pemisahan (specificity theory) menurut teori ini rangsangan sakit masuk ke
spinal cord melalui dorsalis yang bersinaps didaerah posterior kemudian naik ke
traktus hemisfer dan menyilang ke garis medial ke sisi lainnya dan berakhir di
korteks serebri, dimana rangsangan nyeri tersebut diteruskan.
3) Teori pengendalian gerbang (gate control theory) yang dikemukakan oleh Melzak
dan Wall. Teori ini lebih komprehensif dalam menjelaskan tranmisi dan persepsi
nyeri. Rangsangan atau impuls nyeri yang disampaikan oleh syaraf perifer aferen
ke korda spinalis dapat dimodifikasi sebelum tramisi ke otak. Sinaps dalam dorsal
medulla spinalis beraktifitas seperti pintu untuk mengijinkan impuls masuk ke
otak. Kerja kontrol gerbang ini menguntungkan dari kerja serat saraf besar dan
kecil yang keduanya berada dalam rangsangan akar ganglion dorsalis. Rangsangan
Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot. Setiap pembedahan selalu
berhubungan dengan insisi/sayatan yang merupakan trauma atau kekerasan bagi
penderita yang menimbulkan berbagai keluhan dan gejala. Salah satu keluhan yang
sering dikemukakan adalah nyeri. Hal ini didukung oleh penelitian Megawati, bahwa
pasien pasca laparatomi mengeluhkan nyeri sedang sebanyak 57,70%, yang
mengeluhkan nyeri berat 15,38%, dan nyeri ringan sebanyak 26,92%
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep nyeri
2. Untuk mengetahui etiologi dari nyeri
3. Untuk mengetahui faktor resiko dari nyeri
4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnosis dari nyeri
5. Untuk mengetahui penatalaksanaa (farmakologis, non farmakologis, pembedahan
dari nyeri)
C. MANFAAT
Agar lebih mengetahui konsep nyeri
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Pada kasus yang saya temui setelah melakukan pengkajian, pasien mengatakan
demam sudah 5 hari dan nyeri ketika buang air kecil serta hanya sedikit keluar air
kencingnya padahal sering minum air putih, ketika pemeriksaan fisik didapatkan pada
abdomen mengalami nyeri tekan pada area supra pubik. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan hasil leukosit tinggi yaitu 11,3 103/L.
Pada teori berawal dari ginjal, kotoran di dalam darah disaring dan dikeluarkan dalam
bentuk air urine. Kemudian urine tersebut dialirkan dari ginjal melalui ureter menuju
tempat penampungan yang disebut kandung kemih. Setelah ditampung, urine
kemudian dibuang dari tubuh melalui saluran pelepasan yang disebut uretra.
Berdasarkan gejalanya, ISK dapat dibagi menjadi dua, yaitu ISK bagian bawah dan
ISK bagian atas. ISK bagian bawah merupakan infeksi yang terjadi pada uretra dan
kandung kemih (sistitis). Gejala dari kondisi ini meliputi rasa ingin selalu buang air
kecil, nyeri atau perih saat buang air kecil, warna urine yang keruh, dan bau urine
yang tidak sedap. Sedangkan ISK bagian atas merupakan infeksi yang terjadi pada
ureter dan ginjal. Gejala dari kondisi ini meliputi nyeri pada bagian selangkangan,
mual, dan demam.
Leukosit tinggi karena pertahanan tubuh manusia dikenal dengan nama sistem imun.
Dalam aktifitasnya, sistem imun akan mengenali berbagai benda asing yang masuk ke
dalam tubuh dan selanjutnya akan melakukan langkah proteksi dengan cara memakan,
menghancurkan dan mengeluarkan dari tubuh. Mikroorganisme patogen (yang bisa
menimbulkan infeksi) termasuk salah satu benda asing yang dikenali oleh sistem imun
tubuh. Sementara sel yang berperan dalam menghadapi mikroorganisme ini adalah sel
darah putih atau dikenal dengan sebutan Lekosit. Infeksi kandung kemih atau sistitis
(radang saluran kemih dan ureter) juga dapat menyebabkan kelebihan sekresi leukosit.
pada jaringan. Kompres panas juga dapat membuka aliran darah yang
mengakibatkan relaksasi dari otot (Turana, Y. 2003).
b. Diagnosa kedua yaitu hipertermi
1) Perbanyak minum air putih
Tubuh demam akan mengalami kenaikan suhu sehingga tubuh terasa panas. Saat
inilah cairan didalam tubuh seperti menguap dan tubuh mudah sekali mengalami
dehidrasi. Oleh karena itu, minum air putih bisa membuat penderita demam
merasa nyaman dan mampu menghambat proses melawan penyakit di dalam
tubuh. Minum air putih 8-12 gelas saat itulah demam juga akan membantu
membuang racun dan zat sisa di dalam tubuh, melancarkan peredaran darah dan
mempercepat proses penyembuhan. Minum air akan menggantikan cairan hilang
dan mengganti mineral yang keluar dari tubuh.
Sehingga teori dan hasil pengkajian tidak ada perbedaan karena hasil leukosit tinggi,
demam, dan nyeri pada suprapubik itu di diagnosa dengan Infeksi Saluran Kemih
(ISK).
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya. Penyebab dari nyeri itu
sendiri adalah :
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau
cidera.
2.
Iskemik jaringan.
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau tak
terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada
otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang
berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang
lama.
4.