TANAH
MODUL
KADAR AIR
1
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air tanah.
Kadar air tanah adalah perbandingan antara berat air yang
dikandung
dalam
tanah
dengan
berat
kering
tanah
dinyatakan dalam %.
B. PERALATAN
a. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5) C.
b. Cawan tidak berkarat dan mempunyai tutup, dengan
ukuran yang cukup.
c. Neraca
d. Desikator
C. BENDA UJI
Tanah asli :
Benda uji adalah tanah yang didapat dari hasil pengambilan
contoh tanah asli (Hand Borring) dan di keluarkan dari dalam
tabung dengan menggunakan ekstruder.
Tanah tidak asli :
Jumlah benda uji yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar
air tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang
diperiksa dengan ketelitian seperti dibawah ini :
Ukuran butir
maksimum
a. Saringan
b. Lewat
saringan No.
10
c. Lewat
saringan No.
40
Jumlah benda
uji minimum
1000 gr
100 gr
Ketelitian
1 gr
1.1 gr
10 gr
0,01 gr
D. CARA KERJA
1. Cawan kosong dibersihkan dan dikeringkan, kemudian ditimbang (W1).
2.
3.
4.
5.
W 2 W 3
x 100
W 3 W 1
MODUL
2
tersebut
dasar
mangkok,
dan
ujung
bawahnya
harus
MODUL
3
penggilingan
tadi
ternyata
sebelum
benda
uji
MODUL
4
A. ANALISA SARINGAN
( Untuk butiran kasar, lebih besar dari 0.075 mm )
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir
(gradasi)
agregat
halus
dan
agregat
kasar
dengan
menggunakan saringan.
C. PERALATAN
a. Timbangan dan neraca dengan ketelitian 0.2 % dari berat
uji
b. Satu set saringan : 76,2mm (3), 63,5 mm (2,5), 50,8
mm(2), 37,5 mm (1,5) 25mm (1), 19,11mm ( ), 12,5
mm (), 9,5 mm (3/8), No. 4, No.8, No.16, No.50,
No.100, dan No. 200.
c. Oven yang dilengkapi alat pengatur suhu (110 5)oC
d. Manual/Electrical Sieve Shaker
e. Wadah/Cawan
f. Sekop
g. Palu Karet
h. Kuas
D. BENDA UJI
Tanah seberat 500 gr dikeringkan (dioven). Setelah
dikeringkan, tanah tersebut terdapat gumpalan-gumpalan,
kemudian gumpalan-gumpalan di pecah-pecah dengan palu
sehingga tidak terdapat gumpalan-gumpalan lagi. Pemecah
tidak terlalu keras dan jangan sampai memecahkan butir.
E. CARA KERJA
a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5
C) sampai berat tetap ( 24 jam)
b. Timbang saringan yang akan digunakan.
c. Susun saringan mulai dari saringan berdiameter kecil di bawah sampai diameter
paling besar di atas (mulai dari saringan No 4, 8, 16, 30, 50, 100, 200).
d. Masukkan benda uji kedalam saringan lalu tutup saringan.
e. Letakkan saringan pada mesin getar lalu getarkan selama 15 menit.
f. Jika tanah banyak mengandung lempung atau lanau,
bagian ini akan menggumpal-gumpal dan tersebar di
ayakan No. 200. Saringan No. 200 ini dibawa ketempat cuci
dan di cuci sehingga semua butir yang kurang dari 0.075
mm terbilas. Saringan No. 200 dikeringkan serta tanah
yang tinggal didalam oven.Timbang saringan dengan tanah yang
tertahan pada saringan tersebut.
Berat Tertahan=
Berat Tertahan
x 100
Berat contoh tanah+ saringan
karet
Termometer 0 50 C, ketelitian 0,1 C
Pengaduk (mixer) listrik
Mangkok disperse
Saringan No. 10 (bukan 2 mm)
Timbang neraca dengan ketelitian 0.01 gr
Spatula
Air Aqua des atau Air suling
Stopwatch
Bahan dispersi (Sodium Hexameta Phospat)
l. Oven
1.3 BENDA UJI
a. Keringkan tanah diudara, dipanas matahari, atau
dioven.
Kalau
sudah
kering,
tanah-tanah
yang
dengan
bahan
dispersi
dan
dicampur
tambah
bahan
disperse.
Untuk
merendam
dimasukka
juga
thermometer
kedalamnya.
MODUL
PEMADATAN
5
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara
kadar air waktu tanah dipadatkan dengan kepadatan tanah
yang diperoleh dengan memadatkan tanah di dalam cetakan
berukuran tertentu dan menggunakan alat penumbuk dengan
berat 2.5 kg ( 5.5 lbs ) dan tinggi jatuh 30 cm (12).
Pemadatan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Untuk benda uji A lolos saringan no.4
proktor 2500 gr
(pemadatan ringan)
2. Untuk benda uji B
lolos
saringan
diameter
3/4
permukaan
tumbuk
rata,
diameter
yang
mempunyai
50.80.127
mm
mm
(12.000.06).
Selubung
harus
mm) untuk cara A dan cara B, dan dengan saringan 19,00 mm (3/4) untuk
cara C dan cara D.
c. Contoh tanah yang telah disaring dipersiapkan dengan jumlah yang sesuai
dengan cara ujinya;
1) untuk butiran contoh tanah yang tidak mudah pecah apabila
dipadatkan dan contoh tanah yang mudah (membutuhkan waktu yang
cepat) menyerap air, siapkan 1 contoh tanah paling sedikit 3 kg untuk
cara A, 7 kg untuk cara B, 5 kg untuk cara C dan 11kg untuk cara D;
2) untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila dipadatkan dan
contoh tanah yang tidak mudah (membutuhkan waktu yang lama)
menyerap air, siapkan paling sedikit 5 contoh tanah masing-masing
2,5 kg untuk cara A, 5 kg untuk cara B, 3 kg untuk cara C dan 6 kg
untuk cara D.
d. Masing-masing contoh tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata;
1) Untuk butiran contoh tanah yang tidak mudah pecah apabila
dipadatkan dan contoh tanah yang mudah (membutuhkan waktu yang
cepat) menyerap air, penambahan air dilakukan secara bertahap. Pada
tahap awal, penambahan air diatur sedemikian rupa sehingga kadar
airnya 2% sampai dengan 6% di bawah kadar air optimum.
Penambahan air tahap berikutnya dilakukan setelah pemadatan dan
pemecahan kembali benda uji. Perbedaan kadar air pada masingmasing tahap sekitar 1% sampai dengan 3%.
2) Untuk butiran contoh tanah yang mudah pecah apabila dipadatkan dan
contoh tanah yang tidak mudah (membutuhkan waktu yang lama)
menyerap air, penambahan air diatur sedemikian rupa sehingga 1
contoh mempunyai kadar air mendekati kadar air optimum (lihat
catatan 4), 2 contoh di bawah optimum dan 2 contoh lainnya di atas
optimum. Perbedaan kadar air masing-masing sekitar 1% sampai
dengan 3%
CATATAN: Untuk tanah berbutir halus (bersifat plastis), kadar air
optimum diperkirakan berada di sekitar kadar air batas plastis (PL). Secara
visual dilakukan dengan menggiling sejumlah contoh tanah di antara
kedua telapak tangan sampai mencapai diameter 3 mm. Jika pada saat
dengan 25 tumbukan.
Kelebihan tanah dipotong dari bagian keliling leher,
d. Cara D :
1. Cetakan diameter 152 mm (6) dan keping diatas
ditimbang dengan ketelitian 5 gram (B1 gram)
2. Cetakan, leher dan keping alas dipasang menjadi satu
dan ditempatkan pada landasan yang kokoh.
3. Salah satu dari keenam contoh diambil, dan dipadatkan
dalam cetakan dengan cara sebagai berikut :
Jumlah seluruh tanah yang dipergunakan harus tepat
sehingga kelebihan tanah yang diratakan setelah leher
dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. pemadatan dilakukan
dengan alat penumbuk standard 2,5 kg (5,5 lbs) denagn
MODUL
6
CBR LABORATORIUM
dengan
isinya
ditimbang.
Benda
uji
CBR
yang
dengan
beban
perkerasan
diletakan
diatas
bagian
selanjutnya
lubang
dipasang
keeping
torak
pemberat.
yang
Pemberat
disentuhkan
pada
dan
penetrasinya
dicatat
bila
uji
untuk
pemeriksaan
kadar
air
sekurang-
CBR( penetrasi )=
MODUL
SAND CONE
7
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan derajat
kepadatan di tempat, dari lapisan tanah atau perkerasan
yang telah dipadatkan. Alat yang diuraikan disini hanya
terbatas untuk tanah uang mengandung butir kasar lebih dari
5 cm. Kepadatan lapangan dinyatakan dalam massa kering
per satuan isi (kerapatan kering).
B. PERALATAN
diratakan.
MODUL
DIRECT SHEAR
8
A. MAKSUD DAN TUJUAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan nilai kohesi (c)
dan nilai sudut geser tanah ().
B. PERALATAN
a. Alat geser langsung terdiri dari :
- Stang penekan dan pemberi beban
- Alat penggeser, lengkap dengan cincin penguji (proving
-
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
C. BENDA UJI
a. Benda uji dari tanah asli dari tabung contoh. Contoh tanah
asli dari dalam tabung contoh ujungnya di ratakan dan
cincin cetak benda uji ditekan pada ujung tanah tersebut.
Kemudian tanah di keluarkan untuk tiga benda uji. Benda
uji dilindungi dan ditutup untuk menghindarkan kehilangan
kadar airnya. Bagian yang rata digunakan sebagai alas.
Kemudian bagian atasnya diratakan.
b. Benda uji asli lainnya. Contoh yang harus digunakan harus
cukup besar untuk membuat tiga buah benda uji. Persiapan
benda uji sehingga tidak tejadi kehilangan kadar air benda
uji. Dalam mempersiapkan benda uji terutama untuk tanh
yang peka harus hati-hati untuk menghindari terganggunya
struktur asli dari tanah tersebut.
c. Benda uji buatan (dipadatkan).
Contoh
tanah
harus
D. CARA KERJA
a. Benda uji ditimbang.
b. Benda uji dimasukkan kedalam cincin pemeriksaan yang
telah
terkunci
menjadi
satu
kemudian
batu
pori
bagian
atas
cincin
pemeriksaan.
Pengaturan
yang
diperlukan
segera
setelah
pembebanan
MODUL
9
PENGAMBILAN CONTOH
TANAH
I. PENGAMBILAN
CONTOH
(DISTURBED SAMPLING)
TANAH
TIDAK
ASLI
dijaga
keaslian
strukturnya),
yang
mana
dapat
yang
tidak
mengharuskan
contoh
tanah asli.
B. PERALATAN
1. Cangkul
2. Sendok semen
3. Kantong plastik
4. Timbangan
5. Saringan no.4
6. Wadah.
C. CARA KERJA
1. Lapisan permukaan
tanah
dibersihkan
setebal
lebih
plastik
yang
tersedia
sebanyak
80
kg,
kemudian
disimpan
untuk
pemeriksaan
selanjutnya.
II. PEMBORAN DAN PENGAMBILAN TANAH
BORING & UNDISTURBED SAMPLING)
ASLI
(HAND
percobaan
laboratorium
yang
mengharuskan
memakai
C. CARA KERJA
1. Lapisan permukaan tanah setebal 20 cm dibuang dengan
ukuran 80 x 80 cm.
2. Mata bor dibasang pada stang bor.
3. Mata bor yang sudah terpasang pasa stang dimasukkan
pada lubang yang sudah digali dan diusahakan agar tegak
lurus dengan permukaan tanah.
4. Stang bor diputar dengan menggunakan pemutar stang
bor
searah
dengan
jarum
jam
dan
berikan
beban
jenis
lapisan
tanahnya
dengan
cara
sudah
terlebih
dahulu
dipasang
pada
mata
tabungnya.
8. Tabung contoh yang telah dipasang tersebut kemudian
dimasukkan kedalam lubang sampai sedalam panjangnya
(sampai tabung contoh penuh), kalau sudah masuk boleh
dipukul
dengan
menggunakan
palu
kedalam
tanah,
sebentar
tanah
kemudian
pada
dasar
mencabutnya kembali.
contoh
kemudian
10. Tabung
diputar
180o
untuk
tabung
sebelum
dikeluarkan
dengan