RINGKASAN
Permasalahan energi sangat terkait dengan tingkat pemanasan global (global
warming). Energi saat ini sudah menjadi isu yang menjadi kepentingan banyak
lembaga internasional. Sebagai contoh kerjasama internasional yang terkait
dengan
energi
secara
menyeluruh
adalah International Energy Agency (IEA) yaitu badan energi internasional yang
berfungsi melaksanakan pengembangan energi baru sebagai pengganti minyak
serta mempersiapkan diri menghadapi dan mengantisipasi kekurangan pasokan
minyak dunia. Lembaga internasional lainnya adalah Asia Pacific Economiccooperation Conference (APEC) yaitu organisasi negara-negara di kawasan AsiaPasifik yang melakukan kerja sama di bidang ekonomi yang salah satu fungsinya
adalah merencanakan dan memecahkan permasalahan energi, menangani dan
mengantisipasi kecenderungan pasokan dan permintaan (supply & demand)
menuju ke pengembangan ekonomi masyarakat di wilayah Asia Pasifik. Selain itu
ada Intergovernmental Panel
on Climate Change (IPCC) yaitu
panel
antarpemerintah yang membahas masalah perubahan iklim global, lingkungan
global yang terkait dengan konsumsi energi.
Organisasi internasional lainnya terutama yang terkait dengan energi nuklir
adalah
International
Atomic
Energy
Agency (IAEA) dan Organization
for Economic Cooperation
andDevelopment/Nuclear Energy Agency (OECD/NEA). IAEA
adalah
Badan
Tenaga Nuklir Internasional yang bertujuan membantu negara-negara anggota
dalam mengembangkan penggunaan tenaga nuklir secara positif untuk maksud
damai, serta membuat kesepakatan bersama untuk mencegah penyebarluasan
senjata nuklir dan teknologi pembuatannya, atau Non Proliferation Treaty (NPT).
Sedangkan OECD adalah organisasi internasional yang berkepentingan dalam
pengembangan energi nuklir.
URAIAN
Permasalahan energi yang penting saat ini adalah pemanasan global yang sudah
menjadi kepentingan internasional untuk diselesaikan. Oleh karena itu
pembahasan terhadap masalah ini harus melibatkan banyak lembaga
internasional. Di bawah ini diberikan contoh beberapa lembaga internasional
yang terkait dengan permasalahan energi.
1. Kerja sama internasional di bidang energi secara menyeluruh
1) International Energy Agency ( IEA)
IEA adalah Badan Energi Internasional yang dibentuk oleh Dewan
Keamanan PBB pada bulan November 1974 yang berfungsi untuk
melaksanakan Program Energi Internasional (International Energy
Program/IEP). Lembaga ini dibentuk berkenaan dengan adanya
krisis minyak dunia pertama akibat terjadinya perang Timur Tengah
ke-4 pada bulan Oktober 1973.
Lingkup tugas IEA hanya diperuntukkan bagi negara-negara
anggota yang ikut berpartisipasi dalam IEP. Tujuan jangka pendek
adalah Comprehensive
nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT)
yaitu
perjanjian larangan percobaan senjata nuklir secara menyeluruh,
dan Cut-Of Treaty (COT), yaitu perjanjian larangan memproduksi
bahan nuklir untuk persenjataan. Perjanjian ini bertujuan untuk
melarang memproduksi plutonium dan uranium menjadi bahan
baku senjata nuklir. Hasil penting perjanjian ini adalah pelarangan
memproduksi senjata nuklir bagi negara-negara yang menguasai
senjata nuklir seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris dan Perancis.
Negara-negara tersebut juga menghendaki Israel, India dan
Pakistan untuk menghentikan produksi senjata nuklirnya.
Korea Utara menjadi negara yang ikut menyetujui NPT pada tahun
1985 dan tergabung dalam IAEA pada tahun 1992. Pada bulan
Maret 1995 Jepang, Amerika Serikat dan Korea Selatan
membentuk Korean
Peninsula Energy Development Organization (KEDO),
yaitu
organisasi pengembangan energi Semenanjung Korea. Pada bulan
Desember 1995 Korea Utara dan KEDO telah menandatangani
kontrak yang berkaitan dengan proyek reaktor air ringan (Light
Water Reactor/LWR). Selanjutnya pada bulan Agustus 1997 telah
dimulai pembangunan tahap pertama reaktor tersebut.
b) IAEA
IAEA adalah badan tenaga atom internasional yang dibentuk pada
bulan Juli 1957. Tujuan pembentukan IAEA adalah untuk membantu
memajukan negara-negara anggota dalam mengembangkan energi
nuklir untuk maksud damai dan bantuan ini tidak digunakan untuk
tujuan yang berkaitan dengan urusan persenjataan.
IAEA bukan merupakan lembaga khusus di bawah PBB, akan tetapi
mempunyai hubungan yang erat dengan PBB. Setiap tahun IAEA
mempresentasikan laporannya di depan Dewan Keamanan dan
Sidang Majelis Umum PBB. IAEA memiliki 168 negara anggota.
Sebagian besar anggota PBB.
Kegiatan IAEA antara lain melaksanakan pengawasan bahan nuklir
agar tidak digunakan dalam bidang persenjataan, penyelenggaraan
simposium ketenaganukliran, memfasilitasi pertukaran informasi
ketenaganukliran, menyediakan fasilitas dan bahan nuklir, pelatihan
dan pertukaran tenaga ahli, membuat regulasi dan perjanjian, serta
memberi bantuan teknis(technical assistance/TA) penggunaan
tenaga nuklir untuk maksud damai. Kegiatan penting IAEA akhirakhir ini adalah membuat laporan hasil kajian seluruh program
IAEA, mendukung dan membantu keselamatan energi nuklir Asia,
Eropa Timur dan Tengah, dan negara bekas Uni Soviet,
merencanakan perjanjian keselamatan tenaga nuklir, mengkaji
perjanjian yang berkaitan dengan keselamatan pengelolaan bahan
bakar nuklir, mengkaji dan mengkonsolidasikan pelaksanaan
perlucutan senjata nuklir, serta memberikan informasi melalui
internet dalam hal pengembangan tenaga nuklir.
c) OECD/NEA
OECD/NEA didirikan pada bulan Februari 1958 yang merupakan
perubahan dari EuropeanNuclear Energy Agency (ENEA), yang
selanjutnya menjadi Nuclear Energy Agency (NEA) pada bulan April
1972 setelah masuknya empat negara menjadi anggota yaitu