SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Christina Santi Dwi Prastiwi
NIM : 05 8114 049
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Christina Santi Dwi Prastiwi
NIM : 05 8114 049
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2009
ii
iii
iv
Dedicated to :
My First Goal -Jesus Christ-,
Bapak, Ibu, Maria Santi,Libertus Tintus,
Sahabat-sahabatku,
Almamaterku
PRAKATA
Tiba saatnya bagi penulis untuk memanjatkan puji dan syukur kepada Bapa
di surga dan Tuhan Yesus Kristus karena atas berkat, rahmat dan penyertaan-Nya
membuat penulis mampu untuk menyelesaikan skripsinya yang berjudul
Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Akseptor KB Tentang
Kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman.
Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Farmasi (S. Farm.), Program Studi
Ilmu Farmasi, Fakultas Farmasi Sanata Dharma, Yogyakarta. Sekaligus untuk
menambah kasanah pengetahuan dalam dunia kesehatan pada umumnya, dan
dunia kefarmasian pada khususnya.
Rasa terimakasihpun pantas penulis haturkan kepada pihak-pihak yang telah
mendukung terwujudnya skripsi ini. Dukungan baik secara langsung maupun tak
langsung yang mereka berikan akan sangat bermanfaat bagi penulis.
Adapun ucapan terimakasih yang tulus hendak penulis haturkan kepada :
1.
2.
vi
4.
5.
6.
7.
Bapak dan Ibu terkasih, atas kasih sayang, semangat, bantuan, dan doa
yang tiada henti untuk penulis.
8.
Maria Santi Astuti, kakakku yang dengan suka duka menemani penulis
saat pengambilan data sampai dengan selesainya skripsi ini.
9.
kepada
penulis
Yogyakarta.
vii
selama
menempuh
pendidikan
di
Penulis
viii
ix
INTISARI
ABSTRACT
As the effort to control the number of population, the government
develop Family Planning Programs. The main purpose of this system is to make a
birth limit and spare. And then, a lot of benefit is got by Family Planning
Programs. With Family Planning Programs the pregnant women is more
prosperous. Family Planning Programs activity is directly related with
contraception device. At the beginning, contraception technology is used to solve
development problem. Recently, the used of the contraception is based on the
reproduction rights. Succesfull of contraception method related with their
knowledge which is can be seen by education level.
The purpose of this research is to find out the correlation between the
education level and the behaviour of Family Planning Programs acceptors
towards the contraception in Sleman Local Government Clinic. The method of
this research is non experimental analytic with cross sectional program and did it
by quiz and interview to a group of respondent who is always use Family
Planning Programs in Sleman Local Government Clinic. The result of interview
is used to quality limitation. The score which is consist of knowledge, behaviour,
and action are used to quantity limitation. Data of quantity is processed to find the
relation between education degree with knowledge, behaviour, and action of the
respondent. Data is processed by Chi square method.
The result of this research show that there is correlation between
education level with knowledge and action of the respondent, but there is no
correlation between education level with behaviour.
Key Word: Family Planning, contraception, knowledge, behaviour, action,
education.
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...
HALAMAN JUDUL.
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN...
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
PRAKATA
vi
ix
INTISARI...
ABSTRACT...
xi
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL.
xvi
DAFTAR GAMBAR.
xvii
DAFTAR LAMPIRAN..
xix
BAB I. PENGANTAR...
A. Latar Belakang...
1. Permasalahan....
2. Keaslian penelitian...
3. Manfaat penelitian
B. Tujuan Penelitian...
A. Keluarga Berencana...
1. Definisi...
xii
2. Pelayanan kontrasepsi..
B. Reproduksi ....
10
C. Kontrasepsi.. 13
1. Definisi.. 13
2. Cara Kerja Kontrasepsi.
13
D. Jenis Kontrasepsi......................... 13
1. Secara nonfarmakologis...
14
2. Secara farmakologis.....................................................
17
26
F. Perilaku...
27
1. Pengetahuan..
28
2. Sikap.. 29
3. Tindakan 30
G. Pendidikan... 30
H. Landasan Teori 31
I. Hipotesis.. 32
BAB III. METODE PENELITIAN....
33
33
33
1. Variabel.
33
2. Definisi operasional.
33
xiii
34
D. Instrumen Penelitian...
35
E. Subjek Penelitian. 35
F. Tata Cara Penelitian
36
36
36
3. Sampling frame
37
37
39
40
G. Pengambilan Data...
42
42
46
1. Kesulitan penelitian..
46
2. Kelemahan penelitian...
46
47
A. Karakteristik Responden.
47
1. Usia responden.
47
2. Jumlah anak... 49
3. Pekerjaan responden.
51
52
55
xiv
58
59
61
63
64
67
72
75
B. SARAN...
76
DAFTAR PUSTAKA.
77
BIOGRAFI PENULIS
105
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Tabel II.
Tabel III.
Tabel IV.
Tabel V.
40
60
xvi
65
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.
Gambar 2.
Metode Billings.. 15
Gambar 3.
28
Gambar 4.
30
Gambar 5.
45
Gambar 6.
Gambar 7.
Gambar 8.
51
Gambar 9.
49
53
Gambar 10.
Gambar 11.
Gambar 12.
Gambar 13.
58
xvii
61
Gambar 14.
xviii
66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Kuisioner.. 80
Lampiran 2
Lampiran 3
Pedoman wawancara 86
Lampiran 4
Ijin penelitian...
Lampiran 5
Daftar puskesmas. 89
Lampiran 6
89
Lampiran 7
Hasil kuisioner
92
Lampiran 8
96
Lampiran 9
96
Lampiran 10
Median perilaku...
97
Lampiran 11
83
88
97
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
xix
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Problem mendasar yang selalu dialami oleh negara-negara berkembang,
yaitu masalah kependudukan. Di Indonesia masalah ini sudah menjadi masalah
nasional, mengingat kondisinya yang masih dalam perkembangan. Sejak lama
Indonesia mempunyai potensi penduduk yang termasuk empat besar di dunia
setelah Republik Rakyat China, India, Amerika Serikat dan kemudian Indonesia.
Sejak lama pula potensi tersebut sudah disadari oleh bangsa kita. Menurut Hasil
Sementara Sensus Penduduk Indonesia tahun 2004 dan proyeksi secara sederhana
menghasilkan jumlah penduduk pada akhir tahun 2004 sebanyak 214 215 juta
jiwa. Pertumbuhannya tinggi dengan ditandai tingkat kelahiran dan tingkat
kematian yang tinggi pula. Melihat situasi seperti ini mengakibatkan kesehatan
ibu dan anak sangat rendah. Tidak semua penduduk produktif dan dana yang
berhasil dikumpulkan oleh keluarga habis untuk memelihara kesehatan dan
kehidupan keluarga yang kurang sejahtera (Haryono, 2008).
Usaha pemerintah dalam hal ini adalah menciptakan suatu program yang
dikenal sebagai program Keluarga Berencana (KB). Tujuan program KB di
Indonesia, antara lain melembagakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS). Selama 20 tahun pelaksanaan program KB, angka kelahiran
kasar menurun dari 44 menjadi 29 per 1000 penduduk. Kesuksesan program KB
berkaitan erat dengan penggunaan kontrasepsi (Soeradi, 1994).
memberikan informasi dan motivasi yang jelas dan benar kepada para PUS secara
dini. Pelayanan KB diarahkan untuk lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas
pelayanan kontrasepsi. Peningkatan tersebut dalam hal pemakaian kontrasepsi
serta kemandirian dalam kegiatan pelayanan kontrasepsi maupun mengikuti caracara kontrasepsi (Rukanda, Ryanto, Syarief, Hasjim, Saleng, Muhasjim, 1993).
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah:
a) Seperti apakah karakteristik akseptor KB di Puskesmas Sleman?
b) Seperti apakah kejadian efek samping dan penggantian jenis kontrasepsi yang
pernah dialami akseptor KB ?
c) Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan,
sikap, dan tindakan akseptor KB di Puskesmas Sleman?
2. Keaslian penelitian
Di Daerah Istimewa Yogyakarta, penelitian sejenis mengenai Hubungan
Tingkat Pendidikan Terhadap Perilaku Akseptor KB Tentang Kontrasepsi di
Puskesmas Kabupaten Sleman yang sudah pernah dilakukan seperti: Perilaku
Akseptor Di Kota Yogyakarta: Kajian Motivasi, Pengetahuan Dan Pola
Penggunaan oleh Kusuma (2006), Pengetahuan dan Motivasi Tentang Kontrasepsi
pada Akseptor KB Di 4 Taman Kanak-Kanak Di Kecamatan Sleman oleh Erny
(2007), Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Tentang Penggunaan Metode
Kontrasepsi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kembaran di Kecamatan Kembaran
Kabupaten Banyumas Jawa Tengah oleh Kuswati (2007). Perbedaannya terletak
pada subyek penelitian, tempat dan waktu pengambilan data.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi tentang perilaku
akseptor KB tentang kontrasepsi di Puskesmas Kabupaten Sleman.
b. Manfaat praktis
Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengembangkan pelayanan
tentang kontrasepsi di puskesmas.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Untuk mengetahui seperti apakah karakteristik akseptor KB di Puskesmas
Sleman.
2. Untuk mengetahui seperti apakah kejadian efek samping dan penggantian jenis
kontrasepsi yang pernah dialami akseptor KB.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan
pengetahuan, sikap, dan tindakan akseptor KB di Puskesmas Sleman.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Keluarga Berencana
1. Definisi
Definisi Keluarga Berencana (KB) menurut World Health Organisation
(WHO) adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
diinginkan, mengatur interval kehamilan, mengontrol waktu kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri, dan menentukan jumlah anak (Hartanto,
2004).
Program KB berrfungsi bagi pasangan untuk menunda kelahiran anak
pertama (post poning), menjarangkan anak (spacing) atau membatasi (limiting)
jumlah anak yang diinginkan sesuai dengan keamanan medis, serta ferundity yaitu
kemungkinan kembalinya fase kesuburan (Anonim,2001).
Akseptor adalah pasangan usia subur yang menggunakan satu atau lebih
cara kontrasepsi. Pasangan Usia Subur adalah pasangan yang istrinya berumur 1549 tahun, dalam hal ini termasuk pasangan yang istrinya berumur di bawah 15
tahun atau lebih 49 tahun dan tetap mendapatkan menstruasi (Anonim,1990).
Pengertian sekarang oleh pemerintah, bahwa KB tidak lagi diartikan
sebagai upaya pengaturan kelahiran semata, tetapi lebih untuk itu yaitu diartikan
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
10
b. Rahim (uterus)
Letaknya di rongga panggul, di belakang kandung kencing, di depan
rektum, besarnya sebesar telur ayam. Uterus terdiri atas fundus uretri yang
merupakan bagian proksimal tempat masuknya kedua falopii, corpus uretri
(badan) berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin, cervix uretri (leher) dan
bagian cervix yang menonjol ke dalam vagina disebut mulut rahim (portio).
c. Saluran telur (tuba fallopi)
Saluran telur ini bermuara dalam uterus bagian atas dan panjangnya 10
cm. Saluran ini merupakan tempat terjadinya konsepsi, mempunyai fimbriae yang
akan menangkap sel telur yang dilepaskan oleh ovarium.
d. Indung telur (ovarium)
Pada tiap wanita umumnya ada dua indung telur kanan dan kiri. Pada
wanita dewasa selama masa hidupnya akan mengeluarkan kira-kira 400 butir sel
telur. Setiap bulannya indung telur akan mengeluarkan satu sel telur yang matang,
kadang-kadang dua sel telur. Lepasnya sel telur dari indung telur disebut ovulasi.
e. Sel telur (ovum)
Garis tengah 0,2 mm. Lama daya tahan sel telur untuk dapat dibuahi kirakira 12 jam. Tidak lama setelah keluarnya sel telur, di sekelilingnya banyak
menempel sel-sel yang akhirnya terlepas pada waktu melalui saluran telur
(Mardiya, 1999).
2. Haid dan fertilisasi
Haid atau menstruasi adalah pendarahan rahim yang fisiologik, terjadi
pada wanita yang tidak hamil pada masa reproduksi. Sebuah siklus menstruasi
11
dihitung saat hari pertama menstruasi sampai hari pertama menstruasi berikutnya.
Menstruasi berlangsung rata-rata 4-5 hari yang terjadi secara berkala, dengan
selang waktu kurang lebih 4 minggu. Lebih kurang satu minggu sebelum ovulasi
dinding rahim menebal dan jaringan pembuluh darah bertambah, bila tidak terjadi
kehamilan dinding rahim yang menebal akan lepas dan keluar sebagai menstruasi.
Panjangnya siklus menstruasi tidak sama pada setiap wanita, rata-rata panjang
siklus menstruasi adalah 28 hari (Mardiya, 1999). Pada setiap siklus menstruasi
dikenal 3 fase yang mempengaruhi siklus seorang wanita (DiPiro, 2005). Fase ini
adalah:
a. Fase follicular
Sistem reproduksi diatur oleh poros Hipotalamus-Pituitari-Gonad.
Follicle Stimulating Hormone (FSH) merupakan kelenjar pituitari yang
distimulasi oleh Follicle Stimulating Hormone Releasing Hormone (FSHRH).
Empat hari pertama siklus menstruasi, FSH akan meningkat dan menstimulasi
perkembangan folikel-folikel di indung telur. Antara hari ke -5 dan ke- 7 ada
yang telah menjadi folikel yang dominan, yang nantinya akan pecah dan
melepaskan sel telur. Folikel-folikel dominan ini akan meningkatkan jumlah
estradiol dan inhibin yang dapat menyebabkan feed back negative.
Estradiol menghentikan menstruasi dari siklus sebelumnya, menebalkan
endometrium di rahim untuk mempersiapkan tempat untuk implanasi embrio.
Estrogen bertanggung jawab meningkatkan produksi mucus pada leher rahim
yang dapat memudahkan transport sperma selama fertilisasi.
12
b. Fase ovulasi
Terjadinya mekanisme feed back negative meyebabkan hipotalamus
memproduksi Follicle Stimulating Hormone Inhibiting Hormone (FSHIH) yang
berfungsi untuk mengurangi produksi hormon FSH. Pada saat yang bersamaan
hipotalamus menstimulasi Luteinizing Hormone Releasing Hormone (LHRH)
sehingga kelenjar pituitari mengeluarkan Luteinizing Hormone (LH). LH ini
menstimulasi maturasi folikular dan ovulasi. LH muncul 28 32 jam sebelum
folikel pecah, ini merupakan parameter ovulasi. Kira-kira pada hari ke-14 tiba-tiba
kadar LH menjadi tinggi menyebabkan folikel yang paling masak pecah dan
melepaskan sel telur. Pembuahan paling berhasil ketika pembuahan dilakukan 2
hari sebelum ovulasi sampai hari ovulasi. Sel folikel yang pecah tersebut
membentuk corpus luteum. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron
(Notodihardjo, 2002).
c. Fase luteal
Corpus luteum mensintesis androgen, estrogen dan progesteron.
Progesteron membantu mempertahankan dinding rahim, yang menopang
implanasi embrio dan mempertahankan kehamilan. Progesteron juga menghambat
pelepasan gonadotropin, mencegah perkembangan folikel yang baru. Jika
pembuahan tidak terjadi, maka terjadi degenerasi corpus luteum dan produksi
pergeseran progesteron. Penurunan progesteron akan menyebabkan menstruasi.
Pada akhir fase luteal, dengan tingkat estrogen dan progesterone yang rendah,
FSH mulai meningkat dan pelepasan folikular pada siklus berikutnya dimulai.
13
Fertilisasi adalah bertemunya sel telur dan sel sperma di saluran telur
(Mardiya, 1999). Fertilisasi dapat terjadi dengan syarat: pertama, adanya sel telur
dan sel sperma yang subur. Kedua, cairan sperma harus ada di vagina sehingga sel
sperma dapat menuju cervix kemudian ke rahim, lalu ke saluran oviduk untuk
membuahi sel telur. Ketiga, sel telur yang sudah dibuahi harus mampu turun ke
rahim, di rahim sel telur tersebut akan melakukan nidasi. Keempat, endometrium
atau dinding rahim harus siap untuk menerima nidasi (Notodihardjo, 2002).
C. Kontrasepsi
1. Definisi
Secara umum kontrasepsi mengandung arti pencegahan kehamilan setelah
hubungan seksual. Prinsipnya dengan menghambat sperma bertemu dengan ovum
yang matang, atau dengan mencegah ovum yang matang dari penanaman yang
sukses pada endometrium (DiPiro, 2005).
2. Cara kerja kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi adalah dengan mencegah masuknya sperma ke
dalam uterus, membunuh atau melemahkan sperma sehingga tidak dapat masuk ke
dalam rahim, menghambat terjadinya ovulasi, mengganggu terjadinya nidasi,
mencegah masuknya sel telur ke dalam rahim (Rukanda dkk, 1993).
D. Jenis Kontarsepsi
Strategi terapi yang digunakan didasarkan pada penggolongan jenis
kontrasepsi yaitu secara non farmakolgis dan farmakologis (DiPiro, 2005).
1. Secara nonfarmakologis
14
15
memberikan rasa licin dan rasa basah. Dalam kondisi seperti ini dilarang untuk
melakukan hubungan seksual. Hubungan seksual dapat dilakukan 4 hari setelah
lendir serviks maksimal (hari puncak) hingga menstruasi terjadi lagi (Billings,
2006).
16
ataupun alkohol. Angka kegagalan metode ini adalah 0.3 6.6 kehamilan pada
100 wanita per tahun (Hartanto, 2004).
d. Metode barrier
Termasuk dalam metode ini adalah diafragma, cervical cap, dan kondom.
1) Diafragma
Merupakan tutup karet berbentuk seperti kubah, dapat digunakan kembali
dengan pinggiran yang fleksibel, yang dimasukkan ke dalam vagina, untuk
menghalangi jalan masuk sperma menuju ovum (DiPiro, 2005). Keuntungan
diafragma antara lain dapat mencegah kemungkinan penularan penyakit kelamin.
Efek samping pemakaian diafragma yaitu adanya rasa panas dan nyeri akibat
alergi terhadap karet dan lecet pada kemaluan wanita akibat pemakaian diafragma
yang tergesa-gesa atau akibat goresan kuku pada saat pemakaian diafragma.
Angka kegagalannya tinggi yaitu 19-20% (Rukanda dkk, 1993).
2) Cervical cap
Bersifat lembut, berbahan karet dengan pinggiran kuat yang lebih kecil
ukurannya dari diafragma dan melindungi leher rahim seperti sarung jari. Cap
tetap efektif selama 48 jam dari hubungan seksual tanpa penambahan spermicide,
hal ini berarti lebih rapi untuk digunakan daripada diafragma.
3) Kondom
Merupakan alat yang mencegah kontak langsung antara vagina dengan
semen, luka, pengotoran alat kelamin dan penyakit menular. Keuntungan kondom
antara lain biaya murah, mudah didapat, tidak memerlukan resep dokter,
pemakaian mudah, dapat mencegah penularan penyakit kelamin dan efektif bila
17
dipakai dengan benar. Efek samping pemakaian kondom adalah adanya rasa nyeri
dan panas akibat alergi terhadap karet kondom dan lecet pada kemaluan akibat
pemakaian tergesa-gesa atau kurangnya pelicin (Rukanda dkk, 1993).
e. Metode tubektomi
Dilakukan pada wanita yang meliputi pemotongan, penjepitan, penarikan
tuba fallopi (saluran sel telur) sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
Keuntungan tubektomi antara lain sekali untuk selamanya, dapat dilakukan
setelah persalinan, setelah keguguran, efektifitas langsung setelah sterilisasi.
Kerugian tubektomi yaitu harus dengan pembedahan, tingkat reversibilitas rendah
(Mardiya, 1999).
2. Secara farmakologis
Pada metode kontrasepsi ini digunakan obat-obatan sebagai sarana
pencegah kehamilan. Termasuk dalam metode ini adalah penggunaan hormon dan
spermatisida (DiPiro, 2005).
a. Kontrasepsi dengan metode hormon
Penghambatan ovulasi merupakan mekanisme primer kontrasepsi dalam
mengontrol kehamilan. Ovulasi dicegah melalui penekanan produksi FSH dan
LH. Estrogen sangat aktif dalam menghambat pelepasan FSH, tetapi pada dosis
yang cukup tinggi dapat juga menghambat LH. Jenis kontrasepsi hormonal yaitu:
1) Pil KB
Pil KB dapat mengandung 2 komponen aktif yaitu estrogen dan
progesteron yang disebut pil kombinasi atau hanya progesteron sintetik yang
dikenal sebagai pil mini. Estrogen yang dipakai dalam pil KB adalah ethinyl
18
estradiol (EE) dan mestranol. Dosis yang umum dipakai dalam pil KB kombinasi
saat ini adalah 20-100 mcg EE dan yang paling banyak dipakai 30-35 mcg EE.
Progestin (progesteron) yang dipakai dalam pil KB saat ini adalah: (1) kelompok
norethindrone yaitu norethindrone, norethindrone asetat, ethynodiol diasetat,
linestrenol,
norethynodrel,
(2)
kelompok
norgestrel
yaitu
norgestrel,
19
a) Cara kerja
Pil KB harus diminum tiap hari agar efektif karena zat yang terkandung
di dalam pil KB dimetabolisir dalam 24 jam. Bila akseptor lupa minum 1 kali,
maka segera minum pil yang terlupa saat teringat, dan minumlah pil untuk hari itu
seperti biasanya (Hartanto, 2004).
Cara kerja pil KB adalah menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya
sel telur wanita dari indung telur, mengentalkan lendir mulut rahim sehingga sel
sperma tidak dapat masuk, menipiskan endometrium sehingga tidak siap untuk
implanasi (Anonim, 2001).
b) Efektivitas dan kontraindikasi
Secara teoritis efektivitas pil KB dapat mencapai 99,99%, akan tetapi hal
tersebut tergantung pada sikap disiplin pemakai. Keuntungan pil KB antara lain
reversibilitas tinggi, dapat mengurangi rasa nyeri pada waktu menstruasi,
mencegah anemia, mengurangi kemungkinan resiko pelvic infection (infeksi
panggul), dan untuk pil mini tidak mempengaruhi Air Susu Ibu (Rukanda,
dkk,1993).
Pemakaian pil KB dikontraindikasikan antara lain untuk wanita yang
sedang menyusui kecuali pil mini karena estrogen menghambat aksi prolaktin
pada reseptor jaringan payudara, menyebabkan penurunan produksi susu dan
kandungan protein (DiPiro, 2005), untuk yang pernah sakit jantung, yang
menderita tumor, kelainan jantung, hipertensi, migrain hebat, sedang memakai
obat rifampisin atau obat epilepsi dikarenakan mempunyai efek menurunkan
kadar plasma hormon kontrasepsi (Hartanto, 2004).
20
Kandungan
Norgestrel
Etinil estradiol
Levonorgestrel
Etinilestradiol
Linestrenol
Konsentrasi
0,15 mg
0,03 mg
0.15 mg
0.03 mg
0.5 mg
Siproteron
Etinilestradiol
Desogestrel
Etinil estradiol
Levonorgestrel
2 mg
0.035 mg
1 mg
30 mcg
0,15 mg
Tipe
kombinasi
kombinasi
Pil Mini
(progestin saja)
Kombinasi
Pil mini
kombinasi
2) Suntik KB
Kontrasepsi suntik telah banyak digunakan sejak tahun 1960, terdapat dua
jenis kontrasepsi suntik berdaya kerja lama yaitu:
a) depo provera: mengandung depot medroxyprogesteron asetat (DMPA) dosis
150 mg yang diberikan tiap 3 bulan sekali.
21
Keuntungan
lainnya
yaitu
mengurangi
resiko
lupa
karena
22
kontrasepsi suntikan
berupa pusing, sakit payudara, gangguan haid, penambahan berat badan, dan
jerawat. Peringatan dan interaksi obat seperti pada penggunaan estrogen dan
progestin (DiPiro, 2005).
3) Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau Intra Uterine Devices (IUD)
Intra Uterine Devices
dan
terbuat
dari
plastik
(polyethylene).
Dalam
pemasarannya tersedia 3 tipe IUD yaitu IUD inert (dibuat dari plastik), IUD
yang mengandung tembaga, dan IUD yang mengandung hormon steroid
(Anonim, 2001).
Jenis IUD yang beredar adalah IUD generasi pertama yang dibuat dari
plastik (Lippes Loop) dapat dipakai selama yang diinginkan kecuali apabila
ada keluhan, IUD generasi kedua terbagi menjadi dua yaitu, mengandung
logam dan mengandung hormon. Untuk yang mengandung logam batangnya
dililiti tembaga (Cu T 200 B), atau dililiti campuran tembaga dan perak (Nova
T) dipakai selama 3-5 tahun. IUD yang mengandung hormon (progestasert)
dipakai selama 1 tahun (Hartanto, 2004).
a) Mekanisme kerja
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yaitu:
(1) timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik di dalam cavum uteri
sehingga implanasi sel telur yang telah dibuahi terganggu.
23
24
d) Efek samping
Efek samping IUD adalah perdarahan dalam bentuk spotting,
keputihan, teraba terasa adanya benang IUD dalam liang senggama yang
menyebabkan rasa tak enak yang biasanya terjadi pada waktu haid (Rukanda
dkk, 1993), kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan, nyeri,
infeksi, translokasi atau keluarnya IUD dari tempat seharusnya ( Suririnah,
2005).
4) AKBK (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit)
Implan adalah kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit (Rukanda
dkk,1993). Terdapat dua macam implan yang beredar saat ini yaitu norplant
dan implanon:
a) Norplant merupakan implan berjangka waktu 5 tahun yang terdiri atas 6 batang
susuk yang mengandung hormon. Setiap batang Norplant mengandung 36 mg
levonogestrel.
b) Implanon mengandung 68 mg progestin 3-keto-desogestrel dan 66 mg Simpai
Kopolimer Etilen Vinilacetat (kopolimer EVA) berdaya kerja 2-3 tahun
(Hartanto, 2004).
(1) Cara kerja
Cara kerja implan dengan mekanisme menghambat terjadinya ovulasi,
menyebabkan endometrium tidak siap untuk nidasi, mempertebal lendir
cervix, menipiskan garis endometrium (Mardiya,1999).
25
mempunyai
26
dan film. Spermatisida tambahan harus digunakan setiap kali intercourse atau
senggama diulangi (DiPiro, 2005).
Keuntungan spermatisida antara lain tidak memerlukan supervisi medik,
dapat mencegah penyakit kelamin, dan dapat digunakan sebagai pelicin,
efektivitas obat spermatisida cukup tinggi apabila digunakan kondom dan
diafragma. Efek samping spermatisida antara lain rasa panas dan nyeri akibat
reaksi alergi terhadap bahan kimia. (Rukanda dkk, 1993).
E. Penggunaan Kontrasepsi yang Rasional
Untuk mencapai tujuan pelayanan kontrasepsi, terdapat tiga fase
penggunaan yaitu:
1. Masa menunda kehamilan/kesuburan
Wanita dengan usia kurang 20 tahun, disarankan untuk menunda
kehamilan sampai usia 20 tahun (Rukanda dkk, 1993). Pertimbangannya
adalah bahwa wanita yang berumur kurang 20 tahun ditinjau dari segi fisik
alat reproduksinya masih lemah. Secara psikis jiwanya belum cukup dewasa
serta belum siap untuk hamil dan melahirkan (Mardiya, 1999).
Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan pada fase ini harus memiliki
reversibilitas yang tinggi karena pada masa ini peserta masih ingin
mempunyai anak, dan efektivitasnya yang tinggi yang artinya tingkat
kegagalannya kecil (Rukanda dkk, 1993). Prioritas pertama kontrasepsi yang
disarankan adalah pil KB disusul dengan IUD kemudian metode sederhana
(Rukanda dkk, 1993).
27
28
Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini adalah kontrasepsi
mantap, disusul implan, IUD (Rukanda dkk, 1993).
F. Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat
sederhana maupun bersifat kompleks. Perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2002). Perilaku manusia merupakan
hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya (Sarwono, 1997).
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang atau
organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Batasan ini mempunyai dua
unsur pokok, yakni respon dan stimulus atau perangsangan (Notoatmodjo, 2002).
Respon atau reaksi manusia, baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi, dan
sikap), maupun bersifat aktif (tindakan yang nyata atau practice), sedangkan
stimulus atau rangsangan di sini terdiri atas 4 unsur pokok, yakni sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2002).
Menurut Teori Parsons, perilaku merupakan tahapan lanjutan adanya
sistem sosial, sistem budaya, dan sistem kepribadian (Sarwono, 1997).
Sistem Sosial
Perilaku
Sistem Budaya
Individ
Sistem
Gambar 3. Skema teori Parsons (Sarwono, 1997)
29
1. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang dicakup di
dalam domain kognitif mempunyai 5 tingkatan, yakni:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik atas seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut
secara benar.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi nyata atau sebenarnya.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Evaluasi (evaluation)
30
31
sesuai teori Weber (Sarwono, 1997). Teori Weber dapat digambarkan dengan
skema:
Stimulus
Individu
Pengalaman
Persepsi
Pemahaman
Penafsiran
Tindakan
32
dapat dilihat dari aspek lembaga pendidikan, dalam hal ini sekolah (Anonim,
2004).
H. Landasan Teori
Maksud penggunaan kontrasepsi adalah mencegah terjadinya kehamilan
akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Salah satu masalah
yang muncul dalam penggunaan kontrasepsi adalah aspek kegagalan penggunaan
kontrasepsi sehingga menjadi pertimbangan utama dalam pengembangan
kontrasepsi. Pengetahuan tentang KB merupakan salah satu aspek penting ke arah
pemahaman tentang berbagai cara kontrasepsi.
Perilaku manusia merupakan hasil segala macam pengalaman serta
interaksi manusia yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang individu
terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Sarwono,
1997). Pendidikan adalah salah satu faktor penentu pada gaya hidup dan status
kehidupan seseorang dalam masyarakat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan yang dimiliki mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku
reproduksi dan penggunaan alat kontrasepsi. Berdasarkan SDKI 2002-2003
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia), pemakaian alat kontrasepsi
meningkat sejalan dengan tingkat pendidikan.
Pentingnya tingkat pendidikan untuk melihat apakah cakupan informasi
yang didapatkan sesuai dengan perilaku akseptor KB. Hal ini yang mendorong
peneliti untuk melihat apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan terhadap
perilaku akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman.
33
I. Hipotesis
Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perilaku akseptor
KB yang meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan mengenai kontrasepsi di
Puskesmas Kabupaten Sleman.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
34
35
36
D. Instrumen Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dalam prosesnya
memiliki dua pendekatan yakni kuantitatif dan kualitatif. Untuk pendekatan
kualitatif digunakan transkrip wawancara sebagai bahan melakukan wawancara.
Transkrip wawancara berisi daftar pertanyaan dan kolom isian jawaban
responden. Untuk pendekatan kuantitatif digunakan instrumen kuesioner.
Instrumen kuisioner terdiri atas 3 aspek utama yakni pengetahuan, sikap, dan
tindakan. Kuisioner yang digunakan awalnya memuat 38 pernyataan yang dibagi
menjadi 20 untuk penilaian aspek pengetahuan, 8 untuk penilaian aspek sikap, dan
10 pernyataan untuk penilaian aspek tindakan. Namun setelah dilakukan validasi
maka pernyataan kuisioner yang disebarkan akhirnya berjumlah 29 buah dengan
13 untuk penilaian aspek pengetahuan, 7 untuk penilaian aspek sikap, dan 9
pernyataan untuk penilaian aspek tindakan. Pernyataan dibuat atas dasar
kebutuhan dan luasnya cakupan aspek yang akan dinilai, sehingga jumlahnya
menjadi berbeda-beda.
E. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah ibu-ibu peserta akseptor KB yang memenuhi
kriteria inklusi yang datang ke Puskesmas di Kabupaten Sleman. Kriteria inklusi
subyek meliputi :
1. Ibu-ibu akseptor KB, usia 20-49 tahun.
2. Sudah menggunakan kontrasepsi 1 tahun atau lebih setelah melahirkan.
3. Sudah memiliki 1 anak atau lebih.
37
38
3. Sampling frame
Sampling frame atau kerangka sampel merupakan proses pendataan awal
di setiap lokasi penelitian. Dalam pelaksanaan sampling frame dilakukan
pendataan rata-rata jumlah akseptor KB yang datang pada 3 Puskesmas
Kabupaten Sleman. Hasil sampling frame kemudian digunakan sebagai dasar
proporsi subyek yang akan diambil dari tiap-tiap puskesmas tersebut.
4. Penetapan besar sampel
Perhitungan besar sampel subyek uji dilakukan berdasarkan data total
jumlah akseptor KB di wilayah Kabupaten Sleman menggunakan rumus dengan
taraf kepercayaan 95 %.
n=
N x Z 2 x p x q
, (Pujiraharjo, 1993)
d 2 x (N 1) + Z 2 x p x q
Keterangan :
n
= jumlah sampel
p
= estimator proporsi populasi (0,5) dan q = (1-p) =0,5
Z
= harga standar normal (1,96), tergantung harga (0,05) yang
digunakan
N
= jumlah unit populasi (113.296 akseptor KB di Kabupaten Sleman)
d
= penyimpangan yang ditolerir (10%)
Perhitungan :
n=
= 95,95
= 96 subyek
Jumlah sampel sebanyak 96 subyek ini ditambahkan akhirnya menjadi
100 subyek untuk 3 puskesmas. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan-
39
= 31,81
= 32 subyek
b) Puskesmas Depok II
= 45,45
= 45 subyek
40
c) Puskesmas Ngaglik I
= 22,72
= 23 subyek
5. Pembuatan transkrip kuisioner dan wawancara
41
42
dengan
menggunakan
program statistik
komputer.
Analisis
ini
43
44
1. Karakteristik responden
Analisis
ini
dilakukan
untuk
mengetahui
gambaran
deskriptif
45
d. Tingkat pendidikan
Dalam transkrip kuisioner terdapat empat tingkatan pendidikan yakni
tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, dan tamat Perguruan Tinggi. Pengelompokan
awal dilakukan dengan perhitungan frekuensi masing-masing tingkat pendidikan.
Guna kepentingan analisis hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku
Akseptor KB secara chi-square, tingkat hubungan ini dibagi menjadi 2 bagian.
Batas yang digunakan adalah nilai mean. Setiap tingkat pendidikan diterjemahkan
dalam angka dan dihitung nilai mean. Kemudian dikembalikan ke tingkat
pendidikan dan dibedakan menjadi tingkat pendidikan tinggi jika berada di atas
nilai mean dan tingkat pendidikan rendah jika berada di bawah nilai mean.
Dalam penelitian ini digunakan dua tingkatan pendidikan yakni tingkat
pendidikan tinggi meliputi tingkat SMA dan Perguruan Tinggi, tingkat pendidikan
rendah meliputi tingkat SD dan SMP. Pengelompokan dilakukan dengan
perhitungan frekuensi dan persentase.
e. Jenis kontrasepsi yang digunakan
Pengelompokan jenis kontrasepsi yang digunakan dilakukan dengan
perhitungan
frekuensi
dan
perhitungan
persentasenya
berdasarkan
jenis
46
pengetahuan
Tingkat pendidikan
sikap
Tingkat pendidikan
tindakan
47
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
48
49
suatu interval. Berdasarkan hasil kuisioner yang didapat, usia responden termuda
adalah 20 tahun dan tertua adalah 46 tahun, sehingga didapatkan interval kelas
3,3.
Tabel III. Persentase usia akseptor KB di Puskesmas Sleman
Rentang Usia Responden
Persentase (%)
20 - 23,3
13
23,4 - 26,7
20
26,8 30,1
28
30,2 - 33,5
15
33,6 - 36,9
37 40,3
13
40,4 43,7
43,8 47,1
Total
100
50
51
52
3. Pekerjaan responden
53
data
yang
didapatkan,
telihat
ragam
jenis
pekerjaan
sehingga
dapat
54
55
SMP digolongkan ke pendidikan rendah, demikian juga dengan cara yang sama,
tamat SMA dan Perguruan Tinggi masuk dalam kategori pendidikan tinggi.
Nilai pendidikan ini, nantinya akan dibahas lebih lanjut terutama
hubungannya dengan perilaku akseptor KB tentang kontrasepsi. Untuk melihat
apakah dengan bertambah tingginya tingkatan pendidikan responden, perilaku
mereka lebih baik, sehingga pembagian menjadi 2 tingkatan ini menjadi penting.
Responden yang datang ke puskesmas semuanya pernah merasakan pendidikan,
tidak ada yang tidak mempunyai pendidikan, hanya tingkatannya saja yang
berbeda.
56
57
faktor pemilihan kontrasepsi selain melihat faktor kesehatan akseptor sendiri, juga
dilihat keamanan serta efisiensinya. Pemilihan kontrasepsi suntik oleh responden
mungkin dapat juga karena responden merasa cocok. Pada pembahasan
sebelumnya, dijelaskan bahwa paling banyak usia akseptor KB yang menjadi
responden adalah usia untuk menjarangkan kehamilan dan pilihan utama metode
kontrasepsi sebaiknya adalah yang efektivitas, reversibilitasnya tinggi serta tidak
menghambat
ASI
karena
akseptor
KB
masih
dalam
keadaan
aktif
58
Pemilihan jenis kontrasepsi tentunya tidak lepas dari efek samping yang
ditimbulkan. Hampir semua jenis kontrasepsi mempunyai efek samping, kecuali
untuk metode alami atau sederhana tanpa penggunaan obat.
59
60
Wawancara
dilakukan
pada
10
orang
responden.
Mereka
menceritakan jenis kontrasepsi yang mereka gunakan dan kejadian efek samping
yang pernah dialami selama pemakaiannya. Efek samping merupakan pengaruh
suatu obat yang tidak dikehendaki, dapat membahayakan pasien dan terjadi pada
dosis terapi. Terjadinya efek samping ini melalui interaksi antara molekul obat
dengan sistem biologik tubuh (Santoso, 1995).
Berdasarkan 28 responden yang mengalami efek samping, digambarkan
frekuensi serta persentase terjadinya pada masing-masing jenis kontrasepsi. Data
efek samping ini hanya menggambarkan jumlah efek samping yang dialami
responden sesuai metode kontrasepsi yang mereka gunakan. Dalam penelitian ini,
metode kontrasepsi yang tidak menimbulkan efek samping pada responden tidak
dibahas, karena tidak menimbulkan masalah bagi akseptor KB di puskesmas.
61
Frekuensi
PIL
% dari total
responden yang
memakai
100 %
Suntik
11
22 %
IUD
24 %
Implan
0%
0%
62
adanya
kontrol
glukosa,
karena
adanya
DMPA
(Depot
63
64
Hal ini dapat disebabkan karena munculnya efek androgenik dari progesteron.
Selain itu, penambahan berat badan ini juga dapat disebabkan retensi cairan
karena progestin atau estrogen serta penambahan lemak subkutan pada pinggul,
paha, dan payudara.
3. Efek samping yang muncul dari pemakaian kontrasepsi IUD
65
66
Frekuensi
11
Coba-coba
Keinginan semata
Cari praktis
Total
29
67
Faktor lain yang menjadi alasan adalah tidak samanya kondisi fisiologis
setiap orang, sehingga cocok buat orang lain, belum tentu cocok buat dirinya
sendiri. Ini membuat akseptor KB harus mencoba sendiri, apakah sesuai untuk
dirinya, sehingga timbul alasan penggantian metode kontrasepsi dengan mencobacoba. Berdasarkan jawaban responden akan berbagai alasan ini, dapat dikatakan
pemilihan kontrasepsi, dilakukan oleh akseptor dengan mencoba berbagai jenis
kontrasepsi, bila mereka merasa tidak cocok karena munculnya efek samping
68
yang mengganggu, secara langsung mereka akan mencoba jenis lain yang
memberikan kenyamanan.
C. Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Perilaku Akseptor KB
(Pendekatan Kuantitatif)
69
nilai median untuk tindakan adalah 28,0000 sehingga nilai yang berada di bawah
28,0000 dikategorikan sebagai tindakan buruk, sedangkan nilai yang berada sama
atau di atas median dikategorikan sebagai tindakan baik.
Adanya 2 kategori ini, memudahkan dalam analisis data menggunakan
chi-square yang selanjutnya dihubungkan masing-masing antara tingkat
pendidikan dengan pengetahuan, tingkat pendidikan dengan sikap, dan tingkat
pendidikan dengan tindakan.
1. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan akseptor KB
tentang kontrasepsi
70
71
72
pada tingkat pendidikan tinggi serta responden dengan pendidikan tamat SD dan
SMP, mempunyai nilai total yang merata. Pada responden dengan tingkat
pendidikan rendah (tamat SD dan SMP) ternyata juga memiliki nilai sikap yang
tinggi seperti pada responden dengan tamat SMA dan Perguruan Tinggi. Hal ini,
menunjukkan bahwa dengan tingkat pendidikan rendah tidak menjamin responden
mempunyai sikap yang rendah atau buruk. Demikian juga dapat terjadi
sebaliknya, bahwa dengan tamat SMA dan Perguruan Tinggi, tidak menjamin
responden memiliki nilai sikap tinggi atau bagus.
Pada pernyataan sikap, responden akan membutuhkan pertimbanganpertimbangan lebih banyak untuk menjawab. Banyak faktor lain yang
mempengaruhi jawaban, mungkin mereka akan memberikan jawaban yang tidak
sesuai dengan pengetahuan yang mereka dapatkan dari tingkat pendidikan. Seperti
pernyataan
73
dipengaruhi oleh sistem sosial, budaya, dan kepribadian, sehingga sesuai dengan
kenyataan, sikap dalam perilaku akseptor KB di Puskesmas Kabupaten Sleman
lebih berhubungan dengan kondisi lingkungan dan pertimbangan sosial
dibandingkan dengan tingkat pendidikan yang mereka miliki. Pembentukan sikap
responden ini seringkali tidak disadari oleh mereka dan bersifat terbuka terhadap
kemungkinan perubahan dikarenakan interaksi mereka dengan lingkungan
sekitarnya. Manifestasi sikap tidak langsung dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
3. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan tindakan akseptor KB
tentang kontrasepsi
74
75
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
76
77
dilakukannya
kajian
lanjutan
mengenai
faktor-faktor
yang
78
DAFTAR PUSTAKA
79
80
Jurnal,
diakses
81
Lampiran 1. Kuesioner
Kepada Yth.
Ibu-ibu akseptor KB
di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penelitian saya untuk tugas akhir (skripsi) di
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang berjudul
HUBUNGAN
AKSEPTOR
TINGKAT
KB
PENDIDIKAN
TENTANG
TERHADAP
KONTRASEPSI
DI
PERILAKU
PUSKESMAS
Peneliti
82
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S
: Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Aspek Pengetahuan
No Pernyataan
1
KB bertujuan untuk mengatur jumlah anak dan jarak
lahir
2
Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, merupakan
pilihan kontrasepsi untuk wanita
3
Kondom dan vasektomi bukan merupakan pilihan
kontrasepsi untuk pria
4
Kontrasepsi (susuk) implant dapat dipakai untuk
masa 3 atau 5 tahun sekali
5
Sebelum memakai kontrasepsi, kita tidak perlu
mengetahui efek samping dari kontrasepsi yang ada
6
Akseptor KB sebaiknya mendapatkan informasi
mengenai bagaimana memilih kontrasepsi yang baik
dari tenaga medis
7
Kontrasepsi suntik dapat digunakan setiap 1 minggu
sekali
8
Kondom dan Vasektomi merupakan pilihan
kontrasepsi untuk pria
9
Pengetahuan tentang efek samping dari kontrasepsi
perlu diketahui sebelum pemakaian awal
10 Untuk mencapai keberhasilan penggunaan pil KB,
harus digunakan secara teratur
11 Akseptor KB perlu memperoleh informasi pemilihan
kontrasepsi yang sesuai dari tenaga medis
12 Pil, suntik, implant, IUD, dan tubektomi, merupakan
pilihan kontrasepsi untuk pria
13 Kontrasepsi implant dapat digunakan seumur hidup
Aspek Sikap
No Pernyataan
14 Saya akan mendahulukan belanja harian keluarga
dibandingkan mengikuti program KB
15 Saya merasa kualitas hidup keluarga lebih baik
ketika mengikuti program KB
16 Saya yakin dan percaya bahwa penggunaan
kontrasepsi secara benar dan teratur akan mencegah
kehamilan.
17 Saya akan tetap berusaha melaksanakan program
KB meskipun pengeluaran kebutuhan keluarga
SS
SS
S TS
S TS
STS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
SS
S TS
S TS
STS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
83
18
19
20
sangat besar
Saya merasa tidak perlu untuk memperoleh
informasi yang akurat dari ahli kesehatan tentang
penggunaan kontrasepsi yang akan digunakan
Saya merasa dengan program KB, kesehatan ibu dan
anak dapat lebih terjamin
Saya yakin jumlah anak yang banyak, tidak akan
bermasalah asalkan keuangan keluarga mencukupi
Aspek Tindakan
No Pernyataan
21 Saya akan berkonsultasi secara berkala pada tenaga
medis tentang kontrasepsi yang saya gunakan.
22 Saya akan memilih sendiri kontrasepsi yang akan
saya gunakan tanpa bantuan tenaga medis
23 Saya akan tetap mengikuti program KB meskipun
harga kebutuhan bahan pokok meningkat
24 Saya akan menggunakan kondom bila saya tidak
mentaati (lupa) aturan kontrasepsi yang saya
gunakan.
25 Saya memilih kontrasepsi yang sesuai dengan
kondisi kesehatan saya
26 Saya tidak selalu mentaati aturan kontrasepsi yang
saya gunakan
27 Saya mengkomunikasikan penggunaan kontrasepsi
dengan pasangan saya
28 Saya memilih kontrasepsi yang nyaman dipakai
29 Saya memilih kontrasepsi yang berjangka waktu
panjang karena lebih praktis
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
SS
S TS
S TS
STS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
S TS
STS
SS
SS
S TS
S TS
STS
STS
84
85
86
87
Kejadian Efek Samping Dan Penggantian Jenis Kontrasepsi Yang Dilakukan Oleh
Responden
Petunjuk
Pertanyaan
1
2
3
Jawaban
A.
B.
C.
D.
Anak I :.
Anak II :.
Anak III :.
Anak IV :., dst.
88
5
6
Pekerjaan akseptor KB
Pendapatan Keluarga :
8
9
A. < Rp 1.000.000,00
B. Rp 1.000.000,00 Rp 2.500.000,00
C. > Rp 2.500.000,00
A. Tidak
B. Ya
Alasan :
89
90
Kode
3404010101
3404010102
3404020101
3404030101
3404040101
3404040102
3404050101
3404050102
3404060101
3404060102
3404070101
3404070102
3404080101
3404080102
3404090101
3404090102
3404100101
3404100102
3404110101
3404110102
3404120101
3404130101
3404130102
3404140101
3404140102
3404150101
3404150102
3404160101
3404160102
3404170101
NAMA
MOYUDAN I
MOYUDAN II
MINGGIR
SEYEGAN
GODEAN I
GODEAN II
GAMPING I
GAMPING II
MLATII
M L A T I II
DEPOKI
D E P O K II
BERBAHI
B E R B A H II
PRAMBANAN I
PRAMBANAN II
KALASAN I
KALASAN II
NGEMPLAK I
NGEMPLAK II
NGAGLIKI
SLEMANI
S L E M A N II
TEMPELI
T E M P E L II
TURII
T U R I II
PAKEMI
P A K E M II
CANGKRINGAN
ALAMAT
Ngentak, Sumberagung 55563
Setran, Sumberarum
Minggir, Sendangagung
Seyegan, Margokaton, 55561
Sentul, Sidoagung 55562
Nogosari, Sidokarto, 55564
Delingsari, Ambarketawang
Terusan Banyuraden
Kututegal, Sinduadi, 55248
Cebongan, Sumberadi
Nanggulan, Mangunharjo
Jl. Lely III, Perumnas
Jagalan, Kalitirto
Sribit, Sendangtirto
Delegan, Sumberharjo, 57454
Gathak, Bokoharjo
Krajan, Tirtomartani
Sidokerto, Purwomartani
Koroulon, Bimomartani 55584
Jetis, Widomartani, 55584
Gondangan, Sardonoharjo
Kring I, Triharjo, 55514
Nyaen Pandowoharjo, 55512
Ngebong, Margorejo
Kemusuh, Banyurejo, 55552
Turi, Donokerto
Turi, Pakem
Tegalsari, Pakembinangun
Tegalsari, Pakembinangun
Bronggang, Argomulyo
Valid
Excluded
(a)
Total
%
30
100.0
.0
30
100.0
Reliability Statistics
Kecamatan
Moyudan
Moyudan
Minggir
Seyegan
Godean
Godean
Gamping
Gamping
Mlati
Mlati
Depok
Depok
Berbah
Berbah
Prambanan
Prambanan
Kalasan
Kalasan
Ngempak
Ngempak
Ngaglik
Sleman
Sleman
Tempel
Tempel
Turi
Turi
Pakem
Pakem
Cangkringan
91
Cronbach's
Alpha
N of Items
.872
38
Scale Statistics
Mean
120.2667
Variance
120.892
Std. Deviation
10.99509
N of Items
38
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
p1
116.7333
113.582
.573
.866
p2
116.9000
110.921
.676
.863
p3
117.4333
112.599
.526
.866
p4
116.9000
119.955
.033
.876
p5
117.5333
126.120
-.318
.885
p6
117.7667
119.082
.057
.877
p7
117.1333
114.809
.330
.870
p8
117.5667
119.771
.059
.875
p9
116.7000
114.976
.375
.869
p10
116.7333
117.926
.153
.874
p11
116.9000
115.197
.451
.868
p12
117.0333
111.826
.486
.867
p13
117.3667
116.585
.228
.872
p14
116.6333
114.240
.612
.866
p15
117.7333
120.685
-.017
.877
p16
116.6333
113.895
.646
.866
p17
116.8000
115.821
.314
.870
p18
117.1333
110.947
.571
.865
p19
117.0667
117.375
.214
.872
p20
117.4000
110.524
.598
.864
p21
117.4000
115.352
.319
.870
p22
116.9333
114.823
.338
.870
p23
116.7333
114.547
.560
.867
p24
117.0667
112.823
.540
.866
p25
117.1667
113.730
.381
.869
p26
116.8333
118.557
.163
.873
p27
116.6667
113.195
.702
.865
p28
117.5667
110.047
.578
.864
p29
117.0000
111.241
.685
.863
p30
117.3333
111.816
.588
.865
p31
117.1667
114.420
.426
.868
p32
117.4000
111.697
.492
.866
p33
116.9000
110.852
.630
.864
92
p34
116.9667
116.102
.455
.869
p35
117.1333
112.947
.516
.866
p36
117.7000
122.907
-.145
.882
p37
116.7667
114.047
.606
.866
p38
117.0333
114.378
.357
.870
93
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
3
1
3
4
3
3
2
1
3
4
2
3
2
3
1
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
3
1
3
3
3
1
2
1
1
1
2
1
3
3
1
4
2
3
1
1
4
1
1
3
4
3
3
4
4
3
3
3
1
3
1
3
4
4
3
3
4
2
4
1
4
2
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
4
2
4
2
3
3
3
4
4
3
3
3
1
3
2
2
2
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
4
1
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
2
4
3
4
2
4
3
3
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
2
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
2
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
1
3
4
4
3
2
4
3
4
3
4
3
3
1
3
3
3
4
1
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
1
2
1
3
1
2
1
2
2
3
3
3
3
1
1
1
1
1
40
46
38
44
44
45
43
43
44
42
41
32
41
42
44
39
34
42
37
48
34
48
38
38
31
38
42
36
45
3
3
2
2
3
3
3
1
3
3
2
3
3
3
3
3
2
2
3
3
2
3
3
3
3
2
2
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
3
4
3
4
3
4
4
2
4
4
3
3
1
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
4
2
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
1
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
2
3
3
4
3
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
4
4
2
2
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
2
22
25
22
21
24
24
18
21
23
23
22
22
21
22
26
19
22
22
21
23
17
25
21
23
23
22
24
22
25
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
2
3
1
3
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
2
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
4
3
2
3
3
3
3
3
2
3
1
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
2
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
4
4
2
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
2
4
3
3
4
2
4
4
3
2
3
3
3
4
1
1
3
3
4
26
34
30
26
29
29
28
29
31
29
26
28
26
31
34
24
27
29
27
28
24
32
27
31
24
26
29
27
35
94
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
2
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
4
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
3
3
1
1
1
1
4
1
4
3
3
2
4
1
3
2
1
1
4
3
2
3
3
3
2
3
3
2
1
3
2
2
3
3
4
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
1
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
1
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
1
4
3
4
4
4
3
2
3
3
3
3
2
2
3
1
3
3
3
3
3
1
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
2
3
3
2
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
2
4
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
3
3
4
4
3
2
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
1
3
4
4
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
4
4
1
3
2
2
3
3
3
3
1
1
3
4
3
4
3
2
1
3
4
3
4
3
4
3
3
1
3
3
3
3
3
4
3
1
3
3
1
44
39
47
46
39
34
45
46
35
48
44
43
40
48
39
48
43
41
47
43
38
41
44
41
39
38
42
45
44
32
32
37
39
3
3
3
1
3
3
3
3
2
3
3
3
1
3
3
3
4
4
3
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
3
4
4
4
2
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
2
2
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
2
3
3
3
4
3
2
2
3
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
2
2
3
4
3
3
3
3
4
4
4
3
3
3
3
1
3
3
2
3
2
2
3
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
3
3
2
2
2
20
22
23
20
21
19
22
25
20
27
24
23
18
24
22
25
21
20
19
17
21
24
20
21
21
20
23
26
24
20
20
19
17
3
4
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
4
3
3
2
2
2
3
3
3
3
2
3
4
3
3
2
3
3
3
4
2
3
2
3
3
1
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
2
4
3
3
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
3
1
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
4
4
3
3
3
2
3
4
2
3
2
3
2
3
3
4
3
3
2
2
3
4
3
3
3
3
2
27
31
27
27
26
26
31
28
26
35
27
30
30
31
27
30
26
29
25
26
26
30
27
27
25
25
26
34
29
28
20
26
26
95
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
2
2
2
2
1
1
3
3
3
3
2
2
3
2
3
4
3
2
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
1
3
3
3
3
3
4
3
4
3
1
1
3
3
3
3
3
2
2
3
3
3
3
2
3
3
2
1
4
3
3
4
2
3
3
3
4
3
3
1
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
1
3
3
1
3
3
3
3
4
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
4
3
2
3
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
2
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
3
1
4
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
3
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
4
4
4
3
3
3
3
4
3
1
3
4
3
3
1
3
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
1
2
3
3
3
3
1
1
4
3
2
1
3
3
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
48
44
35
40
38
44
40
41
37
38
47
40
36
30
42
43
40
40
49
40
37
49
46
49
48
46
42
44
48
41
51
39
40
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
3
4
2
3
2
3
4
3
4
3
3
3
1
3
4
3
4
2
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
1
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
1
3
4
3
3
3
2
3
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
1
3
3
2
2
3
3
4
3
3
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
2
2
24
24
19
23
21
24
20
23
19
21
27
20
19
21
23
23
21
23
27
20
20
27
25
27
23
21
20
23
27
21
27
20
21
4
1
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
4
3
1
3
3
2
3
2
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
2
4
3
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
3
3
4
3
3
2
2
3
3
2
4
2
2
4
1
1
2
3
3
3
4
3
2
4
1
4
2
2
3
3
2
3
2
2
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
1
3
3
3
4
3
4
3
3
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
3
3
2
3
2
3
2
3
4
3
2
2
4
3
2
2
2
3
3
4
2
3
3
3
3
3
2
4
4
2
4
3
3
32
29
26
27
25
28
28
26
30
25
30
26
28
24
28
28
26
30
35
29
25
34
28
33
31
28
25
32
33
27
33
26
28
96
96
97
98
99
100
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
3
Keterangan:
Merah
Kuning
Hijau
4
3
3
2
3
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
4
3
4
= pernyataan pengetahuan
= pernyataan sikap
= pernyataan tindakan
4
3
3
3
4
2
2
2
3
3
49
39
47
41
48
4
3
3
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
4
3
4
3
4
3
1
2
3
4
26
20
23
21
25
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
2
3
4
3
3
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
4
3
33
27
30
30
31
97
Jumlah anak
Statistic
1.8600
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
Lower Bound
Upper Bound
Std. Error
.07916
1.7029
2.0171
5% Trimmed Mean
1.8222
Median
2.0000
Variance
.627
Std. Deviation
.79162
Minimum
1.00
Maximum
4.00
Range
3.00
Interquartile Range
1.00
Skewness
Kurtosis
.506
.241
-.516
.478
Mean
95% Confidence
Interval for Mean
2.8300
Lower Bound
Upper Bound
.08996
2.6515
3.0085
5% Trimmed Mean
2.8667
Median
3.0000
Variance
Std. Error
.809
Std. Deviation
.89955
Minimum
1.00
Maximum
4.00
Range
3.00
Interquartile Range
1.00
Skewness
-.590
.241
Kurtosis
-.262
.478
nilai_sikap
nilai_tindakan
98
Valid
100
100
41.6600
22.1200
28.3400
Missing
Mean
Std. Error of Mean
100
.46346
.24382
.28963
Median
42.0000
22.0000
28.0000
Std. Deviation
4.63456
2.43825
2.89625
21.479
5.945
8.388
-.288
.220
.389
Variance
Skewness
Std. Error of Skewness
.241
.241
.241
-.365
-.391
.057
.478
.478
.478
Range
21.00
10.00
15.00
Minimum
30.00
17.00
20.00
Kurtosis
Std. Error of Kurtosis
Maximum
Percentiles
51.00
27.00
35.00
10
35.1000
19.0000
25.0000
25
39.0000
20.0000
26.0000
50
42.0000
22.0000
28.0000
75
45.0000
24.0000
30.0000
90
48.0000
25.9000
33.0000
Responden
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Tingkat Pendidikan
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
pengetahuan
rendah
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
sikap
baik
baik
baik
buruk
baik
baik
buruk
buruk
baik
baik
baik
baik
buruk
baik
baik
buruk
baik
baik
buruk
tindakan
buruk
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
baik
baik
baik
buruk
baik
buruk
baik
baik
buruk
buruk
baik
buruk
99
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
baik
buruk
baik
buruk
baik
baik
baik
baik
baik
baik
buruk
baik
baik
buruk
buruk
buruk
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
buruk
buruk
buruk
buruk
buruk
baik
buruk
buruk
buruk
buruk
baik
baik
baik
buruk
buruk
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
buruk
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
buruk
buruk
buruk
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
baik
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
buruk
buruk
baik
buruk
buruk
buruk
buruk
buruk
baik
baik
baik
buruk
100
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
rendah
tinggi
rendah
rendah
rendah
tinggi
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
rendah
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
tinggi
rendah
tinggi
rendah
rendah
tinggi
rendah
tinggi
rendah
tinggi
buruk
buruk
baik
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
buruk
baik
buruk
buruk
buruk
baik
baik
buruk
buruk
baik
buruk
buruk
baik
baik
baik
baik
buruk
buruk
baik
baik
buruk
baik
buruk
buruk
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
buruk
baik
baik
buruk
buruk
buruk
baik
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
baik
buruk
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
baik
baik
buruk
baik
baik
buruk
baik
buruk
baik
baik
buruk
baik
baik
baik
101
nilai_pengetahuan
100
0
41.6600
.46346
42.0000
4.63456
21.479
21.00
30.00
51.00
Valid
Missing
Mean
Std. Error of Mean
Median
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
nilai_sikap
100
0
22.1200
.24382
22.0000
2.43825
5.945
10.00
17.00
27.00
nilai_tindakan
100
0
28.3400
.28963
28.0000
2.89625
8.388
15.00
20.00
35.00
Missing
Percent
100
100.0%
Total
Percent
0
.0%
Percent
100
100.0%
rendah
rendah
21
Count
Expected Count
tinggi
Total
28
13.7
14.3
28.0
28
44
72
35.3
36.7
72.0
49
51
100
49.0
51.0
100.0
Count
Expected Count
Total
7
Count
Expected Count
tinggi
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
10.520(b)
.001
9.124
.003
10.871
.001
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.002
N of Valid Cases
100
a Computed only for a 2x2 table
b 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13.72.
.001
102
N
tingkat_pendidi
kan * sikap
Cases
Missing
N
Percent
Valid
Percent
100
100.0%
Total
Percent
.0%
100
100.0%
rendah
Count
Expected
Count
Count
Expected
Count
Count
Expected
Count
tinggi
Total
buruk
Total
13
15
28
15.1
12.9
28.0
41
31
72
38.9
33.1
72.0
54
46
100
54.0
46.0
100.0
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
.897(b)
.343
.524
.469
.896
.344
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.378
N of Valid Cases
.234
100
Missing
Percent
100
100.0%
Total
Percent
0
.0%
Percent
100
100.0%
rendah
Count
tinggi
Expected
Count
Count
buruk
Total
11
17
28
15.7
12.3
28.0
45
27
72
103
Expected
Count
Count
Total
Expected
Count
40.3
31.7
72.0
56
44
100
56.0
44.0
100.0
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity
Correction(a)
Likelihood Ratio
4.409(b)
.036
3.517
.061
4.400
.036
Asymp. Sig.
(2-sided)
df
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
.045
100
.031
BIOGRAFI PENULIS
(1991-1993).
pendidikannya
Selanjutnya
di
SD
Budi
penulis
Mulia
104