Anda di halaman 1dari 16

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LEPO - LEPO

NOMOR :

/ 2016

TENTANG
MANAJEMEN RESIKO KLINIS
KEPALA PUSKESMAS LEPO LEPO
Menimbang

: a

bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas terhadap


tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu
disusun tentang penerapan Manajemen Resiko Klinis;

bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan Manajemen


Resiko Klinis dengan keputusan Kepala Puskesmas;

Mengingat

Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan;

Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2003 Tentang


standar pelayanan minimal bidang kesehatan Di Kabupaten/kota;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LEPO- LEPO TENTANG


MANAJEMEN RESIKO KLINIS

KESATU

: Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam lampiran surat


keputusan ini;

KEDUA

: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

Ditetapkan di : Kendari
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS LEPO - LEPO
Dr. Jeni Arni Harli. T
Nip. 19781252008032001

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

NOMOR
TANGGAL

:
:

/2015
2015

MANAJEMEN RESIKO KLINIS


A Pendahuluan
Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik di
rumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan
pelayanan medic. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klsik
yang diberikan kepadanya.
B Tujuan
1

Meminimumkan terjadinya medical error, adverse events, dan harms pada pasien
(membuat asuhan pasien lebih aman).

Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim da mengendalikan biaya klaim yang harus


menjadi tanggungan institusi (Mencegah kerugian finansial bagi RS) dan dokter.

C SASARAN
1

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Poskesdes/PKD

Posyandu

D Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1

Identifikasi resiko : keluhan pasien, klaim, incident report, audit medic.

Pembahasan : Tim Manajemen Medik, Koordinator Pemegang Program.

Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA: perbaikan
prosedur, kebijakan, peraturan dll.

Tindak Lanjut.

E Incident Report
1

Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien ( Patient
Care and Ptient Safety)

Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan beresiko.

Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan puskesmas


terhadap tuntutan hokum.

Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yg potensial menyebabkan cedera.

Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk meneliminasi atau
menurunkan resiko.

Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko


ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.

F Sumber Medical Report


1

Manusia:
a

Kelelahan

Kurang terlatih

Komunikasi yang buruk

Kekuasaan/pengendalian

Keterbatasan waktu

Poor judgment

Keragu-raguan

Logic error

Over confidence

Organisasi
a

Rancang bangun kerja

Perencanaan kebijakan

Adminidtrasi/ pembiayaan

Insentif/disinsentif/ kepemimpinan

Manajemen supplai

Supervisi/umpan balik

Ketidakjelasan tugas

Salah menempatkan personil

Teknikal
a

Poor automation

Peralatan yang buruk

Keterbatasan peralatan

Tidak memiliki decision support

Kompleksitas

Kurang integrasi

Terlalu banyak informasi

Tidakmenggunakan checklist

G TIPE MEDICAL ERROR


1

KEKELIRUAN KONSEP
a

Wrong Concept of Disease

Wrong Concept of Treatment

KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a

Misdiagnosis

Late diagnosis

Gagal melakukan prosedur diagnosis

Menggunakan prosedur yang usang

Gagal melakukan pemantauan dan follow-up

hasil pemeriksaan penunjang.

KEKELIRUAN TERAPI
a

Error melakukan tindakan medic

Error memberikan terapi

Error menetapkan dosis

Error menetapkan jenis obat

Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostic sudah jelas

Melakukan tindakan medic yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi

Teknik yang keliru

KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a

Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.

tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

Lainnya
a

Gagal dalam berkomunikasi :


1

komukasi dengan pasien

komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.

Equipment failure

kegagalan system lainnya

H Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Gunungpati Wonosobo.
Ditetapkan di Gunungpati
Pada Tanggal
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

YUNI ASTUTI

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI


NOMOR :
/
/ 2015
TENTANG
PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN, KEJADIAN POTENSIAL CEDERA
DAN KEJADIAN NYARIS CEDERA
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI
Menimbang

: a. bahwa dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan


pasien tenaga klinis wajib berperan aktif dalam pelaksanaannya;
b. bahwa untuk melaksanakan tanggung jawab tersebut, perlu ditetapkan
penanganan terhadap Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial
Cedera dan Kejadian Nyaris Cedera;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Gunungpati

tentang

Penanganan Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera


Mengingat

dan Kejadian Nyaris Cedera;


: 1. UU Nomor 36 Tahun 2009, tentang Kesehatan;
2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/ 2004
tentang Kebijakan Dasar Puskesmas;
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;

Menetapkan

MEMUTUSKAN
: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP GUNUNGPATI
TENTANG PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN,
KEJADIAN POTENSIAL CEDERA DAN KEJADIAN NYARIS
CEDERA

KESATU

: Pengananan Kejadian Tidak Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera dan


Kejadian Nyaris Cedera sesuai dengan SPO Pengananan Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera dan Kejadian Nyaris Cedera ;

KEDUA

: Kewajiban untuk untuk melaksanakan penanganan Kejadian Tidak


Diharapkan, Kejadian Potensial Cedera dan Kejadian Nyaris Cedera
merupakan tanggung jawab Tim Peningkatan Mutu Pelayanan Klinis dan
Keselamatan Pasien;

KETIGA

: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian


hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya;
Ditetapkan di Gunungpati
Pada Tanggal
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

YUNI ASTUTI

LAMPIRAN

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS


GUNUNGPATI
NOMOR
:
TANGGAL :

PENANGANAN KTD, KPC, DAN KNC


A. PENDAHULUAN

Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana puskesmas membuat asuhan


pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut insiden adalah setiap
kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak
Diharapkan, Kejadian Nyaris Cedera, Kejadian Tidak Cedera dan Kejadian Potensial
Cedera.

B. TEMA
Penanganan KTD, KPC, dan KNC akan meningkatkan mutu pelayanan medis
C. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di puskesmas
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD, KPC, dan KNC di Puskesmas
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD Terlaksananya kegiatan audit medis
D. SASARAN
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes/PKD
4. Posyandu
E. BENTUK KEGIATAN
Penanganan terhadap terjadinya kasus KTD, KPC dan KNC adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kasus
2. Pelaporan kepada Tim Mutu Puskesmas
3. Analisis kasus oleh Tim Mutu Puskesmas
4. Penyusunan Rencana Perbaikan oleh Tim Mutu Puskesmas

5. Implementasi/Pelaksanaan Perbaikan pada Mutu Layanan Klinis oleh semua tenaga


klinis di Puskesmas.
6. Pencegahan terulangnya kembali kasus yang sama oleh semua tenaga klinis di
Puskesmas.
F. PENUTUP
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai
penanganan KTD, KPC, dan KNC di Puskesmas Gunungpati.

Ditetapkan di : Gunungpati
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

YUNI ASTUTI

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI


NOMOR :
/
/ 2015
TENTANG
MANAJEMEN RESIKO KLINIS
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

Menimbang

: c

bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan Puskesmas terhadap


tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu
disusun tentang penerapan Manajemen Resiko Klinis;

bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas ditetapkan Manajemen


Resiko Klinis dengan keputusan Kepala Puskesmas;

Mengingat

Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan;

Undang-undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

Keputusan Menteri Kesehatan No. 1457/Menkes/SK/X/2003 Tentang


standar pelayanan minimal bidang kesehatan Di Kabupaten/kota;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI TENTANG


MANAJEMEN RESIKO KLINIS

KESATU

: Penerapan Manajemen Resiko Klinis seperti tertera dalam lampiran surat


keputusan ini;

KEDUA

: Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;

Ditetapkan di : Gunungpati
Pada Tanggal :
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

YUNI ASTUTI

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

NOMOR

/2015

TANGGAL

2015

MANAJEMEN RESIKO KLINIS


I

Pendahuluan
Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan baik di
rumah sakit maupun Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan
pelayanan medic. Resiko Klinis dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi
terjadinya hal-hal yang merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klsik
yang diberikan kepadanya.

Tujuan
1

Meminimumkan terjadinya medical error, adverse events, dan harms pada pasien
(membuat asuhan pasien lebih aman).

Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim da mengendalikan biaya klaim yang harus


menjadi tanggungan institusi (Mencegah kerugian finansial bagi RS) dan dokter.

K SASARAN
5

Puskesmas

Puskesmas Pembantu

Poskesdes/PKD

Posyandu

L Tahapan Manajemen Resiko Klinis


5

Identifikasi resiko : keluhan pasien, klaim, incident report, audit medic.

Pembahasan : Tim Manajemen Medik, Koordinator Pemegang Program.

Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error, FMEA: perbaikan
prosedur, kebijakan, peraturan dll.

Tindak Lanjut.

M Incident Report
7

Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien ( Patient
Care and Ptient Safety)

Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan beresiko.

Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan puskesmas


terhadap tuntutan hokum.

10 Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yg potensial menyebabkan cedera.
11 Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk meneliminasi atau
menurunkan resiko.
12 Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan resiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun supplies.
N Sumber Medical Report
4

Manusia:
j

Kelelahan

Kurang terlatih

Komunikasi yang buruk

m Kekuasaan/pengendalian

Keterbatasan waktu

Poor judgment

Keragu-raguan

Logic error

Over confidence

Organisasi
i

Rancang bangun kerja

Perencanaan kebijakan

Adminidtrasi/ pembiayaan

Insentif/disinsentif/ kepemimpinan

m Manajemen supplai

Supervisi/umpan balik

Ketidakjelasan tugas

Salah menempatkan personil

Teknikal
i

Poor automation

Peralatan yang buruk

Keterbatasan peralatan

Tidak memiliki decision support

m Kompleksitas
n

Kurang integrasi

Terlalu banyak informasi

Tidakmenggunakan checklist

O TIPE MEDICAL ERROR


1

KEKELIRUAN KONSEP
c

Wrong Concept of Disease

Wrong Concept of Treatment

KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
g

Misdiagnosis

Late diagnosis

Gagal melakukan prosedur diagnosis

Menggunakan prosedur yang usang

Gagal melakukan pemantauan dan follow-up

hasil pemeriksaan penunjang.


KEKELIRUAN TERAPI

Error melakukan tindakan medic

Error memberikan terapi

Error menetapkan dosis

Error menetapkan jenis obat

Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostic sudah jelas

m Melakukan tindakan medic yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
n
4

Teknik yang keliru

KEKELIRUAN PENCEGAHAN
c

Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.

tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi

Lainnya
d

Gagal dalam berkomunikasi :


1

komukasi dengan pasien

komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.

Equipment failure

kegagalan system lainnya

P Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan
Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas Gunungpati Wonosobo.
Ditetapkan di Gunungpati
Pada Tanggal
KEPALA PUSKESMAS GUNUNGPATI

YUNI ASTUTI

PENANGANAN KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN


(KTD)/
KEJADIAN NYARIS CIDERA(KNC)
TERKAIT PEMAKAIAN OBAT
RS. CIJANTUNG KESDAM JAYA
JL. Mahoni Cijantung II
Telp. 021-8400535

No. Dokumen

No. Revisi

Halaman
1 dari 2

Fax.021-87793332

SPO
(STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL)

Tanggal terbit

Ditetapkan di Jakarta
Kepala Rumah Sakit

dr. Wiganda, Sp. B.


Mayor Ckm NRP.11930097170669
PENGERTIAN

TUJUAN

KEBIJAKAN

PROSEDUR

KTD/ Advrse Event merupakan suatu kejadian yang


mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan pada
pasien karena suatu tindakan (commison) atau tidak
mengambil tindakan yang diambil (omission), dan
bukan underlying disease atau kondisi pasien.

KNC/ Near Miss merupakan suatu kejadian akibat


melaksanakan suatu tindakan (commission) atau
tidak mengambil tindakan yang seharusnya dimbil
(omission),yang dapat menciderai pasien,tetapi
cidera serius tidak terjadi,karena keberuntungan
(misalnya, pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat),pencegahan (suatu
obat dengan overdosis letal akan diberikan,tetapi
staf lain mengetahui dan membatalkannya sebelum
obat diberikan),dan peringanan (suatu obat dengan
overdosis letal diberikan,diketahui secara dini lalu
diberikan antidotenya).

Sebagai pedoman penanganan apabila terjadi


KTD/KNC.
2 Melindungi keselamatan pasien dari pemakaian obat
akibat KTD/KNC.
1

Kebijakan Kepala Rumah Sakit TK.II Moh.Ridwan


Meuraksa tentang pelayanan Farmasi.
Siapapun yang mengetahui melihat terjadinya
KTD/KNC terutama dapat melaporkan kepada
sekretariat Tim keselamatan Pasien.
2 Laporan dibuat secara tertulis dengan menggunakan
formulir yang tersedia atau dapat membuat laporan
di Sekretariat Tim Keselamatan Pasien paling
lambat 2x24 jam.
3 Laporan meliputi KTD dan KNC
4 Laporan saat kejadian untuk pencegahan cerdera
atau
pertolongan
segera
secara
langsung
1

memberitahukan ke dokter penanggung jawab


pelayanan.
5 Laporan tertulis ditujukan ke Tim Keselamatan
Pasien.
6 Laporan tidak boleh difotocopy hanya disimpan
dikantor Sekretariat Tim Keselamatan Pasien.
7 Contoh hal yang perlu dilaporkan KTD/KNC
misalnya kejadian yang terkait pengobatan dan
prosedurnya.
UNIT TERKAIT

Komite Medik
2 Instalasi Rawat Inap
3 Instalasi Rwat Jalan
4 IGD
5 UGD
6 OK
7 Unit Hemodilisa
8 Komite Keselamatan Pasien
1

Anda mungkin juga menyukai