KELOMPOK : K-I-1
I. Tujuan
1. Menentukan formula yang tepat digunakan dalam pembuatan sediaan obat tetes telinga
Benzokain
2. Menentukan hasil evaluasi sediaan obat tetes telingan benzokain
II. Pendahuluan
Larutan otik (tetes telinga) adalah larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut
lain dan bahan pendispersi, untuk penggunaan dalam telinga luar misalnya larutan otik
benzocain dan atipirin, larutan neomisin dan polimiksin B sulfat dan larutan otik
hidrokortison (Farmakope Indonesia IV, hal 15).
Obat tetes telinga adalah larutan, suspensi atau emulsi yang terdiri dari satu atau lebih zat
aktif dalam air, yang dilarutkan dalam etanol, gliserol, propilen glikol atau zat pembawa lain.
Obat tetes telinga dikemas dalam bentuk dosis berulang yang harus mengandung bahan
pengawet atau antimikroba atau diproduksi sebagai antimikroba (The Pharmaceutical
Codex, hal 158).
Benzokain merupakan ester yang digunakan sebagai anastesi lokal karena berpotensi
rendah untuk menyebabkan toksisitas baik lokal maupun sistemik. Benzokain terkadang
digunakan sebagai analgesik, antibakteri, antifungi atau penyakit telinga lain (Martindale
36th edition, hal 1854).
III.Preformulasi Zat Aktif
Benzocain
Pemerian
Hablur kecil atau serbuk hablur putih, tidak berbau, stabil di udara, bersifat
Kelarutan
1/6
dalam 1:4 eter dan larut dalam 1:50 minyak (The Pharmaceutical Codex,
hal 757).
Stabilita
Panas
Hidrolisis
Mudah terhidrolisis. Dapat tereduksi jika terkena air dan basa (The
Pharmaceutical Codex, hal 757).
V. Preformulasi Eksipien
No.
Eksipien
1.
Etanol 95%
2.
Benzetonium klorida
Preformulasi
Pemerian : cairan mudah menguap, jernih,
tidak berwarna. Bau khas dan menyebabkan
rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap
pada suhu rendah.
(Farmakope Indonesia IV, hal 63).
Kelarutan : bercampur dengan air dan
praktis bercampur dengan semua pelarut
organik.
(Farmakope Indonesia IV, hal 63).
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat,
dan jauh dari api.
(Farmakope Indonesia IV, hal 64).
Pemerian: hablur putih, bau lemah, larutan
2/6
Gliserin
Jumlah
1%
2.
Benzentonium klorida
0,02%
3.
4.
Gliserin
Etanol 95%
5 ml
Add to 100
Fungsi
Anastesi lokal (zat aktif)
Bahan pengawet (Handbook of
Pharmaceutical Excipients, hal 59).
Pengental
Pelarut
b.
Osmolaritas
Perhitungan : tidak menggunakan perhitungan osmlaritas karena sediaan yang dibuat
hanya menggunakan volume yang kecil
3/6
Kesimpulan :
Sediaan bersifat hipo-iso-hipertonis : tidak dilakukan perhitungan tonisitas.
Perhatian yang harus dicantumkan dalam informasi obat :
Tidak boleh digunakan lebih dari 30 hari setelah tutup dibuka. Obat luar.
c.
Dapar
Jenis dapar/kombinasi
Target pH
Kapasitas dapar
Perhitungan :
Cara sterilisasi
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15 menit
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15 menit
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15 menit
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15 menit
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15 menit
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Oven, pada suhu 170C selama 1 jam
Direndam dalam alkohol selama 1 jam
Autoklaf, pada suhu 121C selama 15 menit
11
Kapas
secukupnya
12
13
14
Aluminium foil
Vial 100 ml
Syringe
secukupnya
4/6
15
Buret 100 ml
16
Filter membrane
Nama alat
Obat tetes telinga
Jumlah
5
X. Prosedur Pembuatan
RUANG
Ruang sterilisasi
(grey area)
Ruang
penimbangan
PROSEDUR
1. Alat-alat yang dibutuhkan yang merupakan alat presisi
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15
menit
2. Alat-alat lain yang tahan panas disterilisasi dengan oven pada
suhu 170o selama 1 jam.
3. Alat alat yang tidak tahan panas disterilisasi dengan cara
direndam alkohol selama 24 jam.
4. Gelas kimia 250 mL ditara 100 mL
1. Benzokain ditimbang sebanyak 1 gram
2. Benzentonium klorida ditimbang sebanyak 20 mg
3. Bahan-bahan yang sudah ditimbang ditutup menggunakan
aluminium foil.
5/6
Ruang
pencampuran
(Kelas C)
Keterangan : Prosedur lengkap dan detail disertai kapan akan dilakukan IPC
XI. IPC dan Evaluasi Sediaan
No
Jenis evaluasi
Prinsip evaluasi
Jumlah
sampel
Hasil
pengamatan
Syarat
IPC
1
2
Evaluasi Sediaan
1
2
3
Kesimpulan :
Sediaan memenuhi syarat / tidak memenuhi syarat
XII. Pembahasan
XIII. Daftar Pustaka
6/6