PENDAHULUAN
prosedur, efektif dan efisien, mengembalikan dan merapikan alat pada tempatnya adalah
beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik pemesinan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah:
A. Apa saja peralatan dan fungsi kegunaannya dalam praktikum pengelasan 1?
B. Bagaimana cara pengaplikasian mesin las?
C. Apa saja jenis alat-alat keselamatan kerja yang di pakai dalam praktikum
pengelasan 1?
D. Bagaimana proses pengerjaan pengelasan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk:
A. Untuk mengetahui peralatan apa aja serta fungsi kegunaannya dalam praktikum.
B. Untuk mengetahui cara dalam pengaplikasian mesin las yang digunakan untuk
praktik pengelasan 1.
C. Untuk mengetahui pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam praktikum
pengelasan.
D. Untuk mengetahui bagaimana proses yang baik dalam pengelasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 SMAW (Shielded Metal Arc Welding) / MMA (Manual Metal Arc) / Stick
SMAW adalah las busur listrik dengan menggunakan elektroda berselaput (fluks).
Fungsi fluks pada pengelasan ini adalah membentuk slag diatas hasil lasan yang
berfungsi sebagai pelindung hasil lasan dari udara(Oksigen, hidrogen,dsb) selama
proses las berlangsung.
1. Proses Kerja
Pada proses las elektroda terbungkus,busur api listrik yang terjadi antara ujung
elektro danlogam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang
mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Dengan
adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari
elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah
logam lasan (weldment) dan terak (slag).
2. Jenis Elektroda
Elektroda untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam (dipengaruhi oleh jenis
fluks-nya, antara lain:
a.
b.
c.
d.
Type Cellulose
Type Rutile
Type Acid
Type Basic
Pemilihan jenis elektroda akan mempengaruhi kualitas dan hasil lasan, untuk itu,
selain pemilihan jenis fluks, pemilihan elektroda harus disesuaikan dengan material
yang akan dilas.
3. Arus Listrik
Arus listrik yang digunakan untuk pengelasan SMAW adalah arus DC (Direct
Current)
dan arus AC (Alternating Current).
Keuntungan
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.
2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke copper
alloy dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
4. Pengelasan dengan segala posisi.
4
Kerugian
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan
penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non - ferrous.
4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.
4. Peralatan
Elektroda (Electrode)
Transformator
Rectifier
Inverter
Generator
biasanya dibuat dengan panjang kira-kira 900 mm. Ukuran penampang kawat
bervariasi, diantaranya tersedia dengan diameter 1,6, 2,5, 3,2, 4,0, 5,0, 6,0, 8,0,
dan 10,0 mm.
f. Flux
Flux adalah senyawa yang bersifat korosif dan berfungsi untuk
menghilangkan lapisan oksidasi dari permukaan benda yang disolder, mencegah
pembentukan lapisan oksidasi baru saat dipanaskan dan menurunkan ketegangan
permukaan (surface tension) filler.
g. Alat bantu pengerjaan
- Alat-alat ukur seperti : penggores, penitik, mistar baja, siku-siku dan
-
2.3
sebagainya.
Palu Terak
Smit Tang
Tang pemotong kawat.
Ragum kerja
Landasan.
Sikat baja, untuk membersihkan hasil las
Pakaian Kerja
Sepatu Kerja
Apron Kulit/Jaket las
Sarung Tangan Kulit
5.
6.
7.
8.
Helm/Kedok las
Topi kerja
Masker Las
Respirator
BAB III
PEMBAHASAN METODE DAN HASIL PRAKTIKUM
3.1
Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang pada tanggal
22 Agustus 2016 sampai 9 September 2016 pukul 13.00 16.30 WIB.
3.2
Langkah Pengerjaan
A.
6.
7.
8.
9.
B.
3.3
10
Penyambungan jari plat dengan posisi plat tegak dan gerakan horizaontal. Hasil
yang di dapatkan lumayan bagus, karena bentuk motif rapi, konsisten, lurus dan rata
dengan permukaan plat. Pengerjaan dilakukan dengan amper 80 dan gerakan yang pas.
Penyambungan plat berbentu T dengan posisi plat utama mendata dan jari plat
tegak horizontal diatas plat utama. Hasil yang didapatkan lumayan bagus, bentuk motif
rapi, lurus, dan konsisten. Pengerjaan dilakuakan dengan amper mesin las 80.
11
Penyambungan dua plat pada sisi sisi panjang plat bentuk mendatar, di kerjakan
dengan plat berdiri tegak dan gerakan tarik vertical yang dimulai dari sisi bawah. Hasil
yang didapat kurang bagus, bentuk motif alur berantakan yang dikarenakan jarak ujung
stik/elektroda dengan permukaan benda kerja terlalu jauh sehingga stik yang sudah cair
mengir ke bawar dan membentuk tumpukan.
12
Penyambungan plat membentuk huruf T dengan posisi plat utama berdiri tegak
menghadap depan dan jari plat berdiri tegak menghadap samping, pengelasan dilakukan
dengan gerakan vertical yang dimulai dari sisi bawah. Hasil yang didapat kurang bagus,
bentuk motif alur berantakan yang dikarenakan jarak ujung stik/elektroda dengan
permukaan benda kerja terlalu jauh sehingga stik yang sudah cair mengir ke bawar dan
membentuk tumpukan.
13
Mengelas dengan tanpa bahan tambah dan membentukan motif di atas permukaan
banda kerja, hasil yang di dapatkan kurang bagus, motif yang dihasilkan bentuknya
kurang lebar, tidak konsisten, dan sedikit melenceng dari garis lurus. Ini karena job
pertama dan kacamata khusus OAWnya terlalu gelap sehingga benda yang dilas kurang
jelas dilihat.
14
Mengelas dengan menyambung dua plat di sisi panjang masing masing, gerakan
yang digunakan adalah gerakan zig-zag. Hasil yang didapatkan kurang memuaskan,
karena motif yang tidak beraturan, namun tinggi, lebar dan kelurusannya sudah baik.
15
Pengelasan dengan menggabung plat dan pipa yang menggunakan bahan tambah
kawat kuningan dan perekat borax. Pengelasan ini tidak menggukan gerakan khusus
namun gerakan yang hanya untuk meratakan bahan tambah di permukaan yang dilas.
Hasil yang didapatkan cukup memuaskan meski ada kekurangan yaitu motif yang
dihasilkan kurang tipis dan kurang konsisten, ini karena bahan tambah yang dicairkan
terlalu banyak dititikkan ke satu titik di permukaan benda kerja.
3.4
Pengerjaan Proyek
Proyek dikerjakan secara berkelompok, masing masing kelompok beranggota 2
orang, dan saya berkelompok dengan saudara Linarto Setio. Proyek yang dipilih adalah
membuat dudukan ragum/cekam. Berbahan pipa kotak besar dengan panjan 70 cm
sebagai tiang, pipa kotak kecil 4 sebagai penyangga, dan 2 plat tebal.
16
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kemahiran teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari
grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian
juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses
pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat
dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh terhadap hasil
yang dicapai.
Keberhasilan seorang juru las dapat dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan
apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses
pengelasan berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus
mengetahui dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta
prosedur bekerja
dan
sikap
di
dalam
bengkel
yang sesuai
dengan
Standar
pengelasan
merupakan
pekerjaan
mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin,
maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan
benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan.
Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
peraturan dan tata cara pengerjaan praktik pengelasan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi
Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.
19