Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik pengelasan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dan alat las
yang baik dan benar, serta mampu menyambung benda kerja yang memiliki standart
tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat dicapai apabila
mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
pengelasam. Kunci kesuksesan dari praktikum pengelasan 1 ini adalah focus, teliti dan
sabar dalam bekerja.
Mengelas merupakan salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan logam
yang sangat banyak dibutuhkan di keindustrian. Kebutuhan di industry ini dapat dilihat
pada berbagai macam keperluan pada Pembuatan kontruksi bangunan kapal, kereta api,
jembatan dan sebagainya.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan yang bertahap dari
tahap rendah sampai mencapai tahap yang lebih tinggi. Beberpa pendekatan penelitian
juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melalukan proses
pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu factor bakat dari
dalam diri juru las juga sangat berbengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan
seorang juru las dapat dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada
pada pikirannya dengan apa yang harus di lakukan oleh tangan sewaktu proses
pengelasan.
Dalam praktikum pengelasan 1 mahasiswa di haruskan memiliki sikap yang baik saat
bekerja. Sikap yang baik tersebut meliputi pembiasaan mengunakan alat pelindung diri
selama bekerja maupun saat berada di tempat praktik, penggunaan alat pelindung diri
tersebut selain untuk menjaga keselamatan diri sendiri juga untuk menjaga keselamatan
orang lain dan lingkungan. Dan selain itu mahasiswa juga hamemiliki tanggung jawab
terhadap mesin dan alat yang digunakan. Menggunakan mesin dan perkakas las sesuai

prosedur, efektif dan efisien, mengembalikan dan merapikan alat pada tempatnya adalah
beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik pemesinan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan ini adalah:
A. Apa saja peralatan dan fungsi kegunaannya dalam praktikum pengelasan 1?
B. Bagaimana cara pengaplikasian mesin las?
C. Apa saja jenis alat-alat keselamatan kerja yang di pakai dalam praktikum
pengelasan 1?
D. Bagaimana proses pengerjaan pengelasan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan laporan ini bertujuan untuk:
A. Untuk mengetahui peralatan apa aja serta fungsi kegunaannya dalam praktikum.
B. Untuk mengetahui cara dalam pengaplikasian mesin las yang digunakan untuk
praktik pengelasan 1.
C. Untuk mengetahui pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja dalam praktikum
pengelasan.
D. Untuk mengetahui bagaimana proses yang baik dalam pengelasan.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 SMAW (Shielded Metal Arc Welding) / MMA (Manual Metal Arc) / Stick
SMAW adalah las busur listrik dengan menggunakan elektroda berselaput (fluks).
Fungsi fluks pada pengelasan ini adalah membentuk slag diatas hasil lasan yang
berfungsi sebagai pelindung hasil lasan dari udara(Oksigen, hidrogen,dsb) selama
proses las berlangsung.

1. Proses Kerja
Pada proses las elektroda terbungkus,busur api listrik yang terjadi antara ujung
elektro danlogam induk (base metal) akan menghasilkan panas. Panas inilah yang
mencairkan ujung elektroda (kawat las) dan benda kerja secara setempat. Dengan
adanya pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang berasal dari
elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair, lalu membeku maka terjadilah
logam lasan (weldment) dan terak (slag).

2. Jenis Elektroda
Elektroda untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam (dipengaruhi oleh jenis
fluks-nya, antara lain:

a.
b.
c.
d.

Type Cellulose
Type Rutile
Type Acid
Type Basic

Pemilihan jenis elektroda akan mempengaruhi kualitas dan hasil lasan, untuk itu,
selain pemilihan jenis fluks, pemilihan elektroda harus disesuaikan dengan material
yang akan dilas.

3. Arus Listrik

Arus listrik yang digunakan untuk pengelasan SMAW adalah arus DC (Direct
Current)
dan arus AC (Alternating Current).
Keuntungan
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.
2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari material mild steel ke copper
alloy dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
4. Pengelasan dengan segala posisi.
4

5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan diameter.


6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah dibawa kemana- mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.

Kerugian
1. Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan harus melakukan
penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non - ferrous.
4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi pengelasan.

4. Peralatan

Mesin las (Welding Machine)

Elektroda (Electrode)

Alat bantu dan keselamatan

5. Jenis Mesin Las (Power Source)


5

Transformator

Rectifier

Inverter

Generator

2.2 OAW (Oksigen Asetelin Welding)


Las OAW adalah pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan
membakar bahan bakar gas C2H2 dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.
1. Peralatan yang digunakan
a. Tabung oksigen dan asitelin
b. Regulator
Regulator dapat juga disebut katup pengurang (pereduksi) tekanan, yang
dipasang pada katup botol oksigen, asetilen dan botol-botol lain atau pada pipa
saluran. Regulator yang dipasang pada botol, pada dasarnya memiliki dwi fungsi
yaitu: Menurunkan tekanan isi botol menjadi tekanan kerja. Mengatur agar
tekanan kerja pada pembakar selalu tetap, meskipun tekanan isi botol berubah.
Pada regulator juga dilengkapi dengan dua buah alat pengukur yang disebut
dengan monometer tekanan tinggi (isi) dan monometer tekanan rendah (kerja).
c. Selang gas
Selang gas digunakan untuk penyaluran gas dari silinder/botol atau
generator melalui regulator ke pembakar (brander las). Selang ini dibuat dari
bahan karet yang berlapis-lapis. Setiap lapisan ditenun dan dipasang berlainan
misalnya dari bahan serat, nilon, kapas, lenen dan sebagainya. Pada bagian dalam
di buat karet yang bermutu tinggi, tahan panas dan tekanan.
d. Brander las
Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pencampur asetilen dengan
oksigen, pengatur pengeluaran gas, dan pembangkit nyala api. Bagian utama
brander las terdiri dari tiga komponen yaitu badan pemegang, katup pengatur
nyala, serta batang nozzle.
e. Bahan tambah (filler)
Kawat las atau filler adalah suatu batang logam yang digunakan sebagai bahan
pengisi. Kawat ini diperdagangkan di pasaran dalam bentuk batangan yang
6

biasanya dibuat dengan panjang kira-kira 900 mm. Ukuran penampang kawat
bervariasi, diantaranya tersedia dengan diameter 1,6, 2,5, 3,2, 4,0, 5,0, 6,0, 8,0,
dan 10,0 mm.
f. Flux
Flux adalah senyawa yang bersifat korosif dan berfungsi untuk
menghilangkan lapisan oksidasi dari permukaan benda yang disolder, mencegah
pembentukan lapisan oksidasi baru saat dipanaskan dan menurunkan ketegangan
permukaan (surface tension) filler.
g. Alat bantu pengerjaan
- Alat-alat ukur seperti : penggores, penitik, mistar baja, siku-siku dan
-

2.3

sebagainya.
Palu Terak
Smit Tang
Tang pemotong kawat.
Ragum kerja
Landasan.
Sikat baja, untuk membersihkan hasil las

Alat Pelindung Diri

Perlengkapan keselamatan kerja pada praktikum pengelasan ini meliputi:


1.
2.
3.
4.

Pakaian Kerja
Sepatu Kerja
Apron Kulit/Jaket las
Sarung Tangan Kulit

5.
6.
7.
8.

Helm/Kedok las
Topi kerja
Masker Las
Respirator

BAB III
PEMBAHASAN METODE DAN HASIL PRAKTIKUM
3.1

Tempat dan Waktu


Praktikum ini dilaksanakan di Bengkel Las Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang pada tanggal
22 Agustus 2016 sampai 9 September 2016 pukul 13.00 16.30 WIB.

3.2

Langkah Pengerjaan

A.

Pengelasan menggunakan las SMAW


1. Pertama- tama, memakai pakaian standar proses pengelasan yaitu helm las, apron,
dan sarung tangan
2. Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti tang, palu dan sikat
pembersih.
3. Meyiapkan atau mengambil bahan filler elektrode dan benda uji platnya.
4. d.Menyalakan power switch. Bila tuas ditekan kearah bawah maka akan
mati. Sebaliknya bila ingin dinyalakan ,maka tekan tuas ke arah atas.
5. Mengatur berapa besar arus ampere yang akan kita gunakan. Untuk setiap jenis
pengelasan, kuat arus yang digunakan berbeda.
8

6.
7.
8.
9.

B.

Mencapit ujung filler elektroda dengan pemegang elektroda.


Menggunakan teknik starting untuk menyalakan api filler elektroda
Setelah api menyala, mengelas benda uji plat dengan gerakan zig-zag.
Melakukan gerakan zig zag sampai filler elektroda abis.

Pengelasan menggunakan las OAW


1. Menyiapkan semua peralatan yang akan dipergunakan.
2. Memeriksa brander harus dalam keadaan tertutup.
3. Membuka tabung gas oksigen dan asetilen dengan cara mengendorkan baut
penutupnya dengan kunci pembuka.
4. Memeriksa isi tabung gas dengan melihat manometer penunjuk tekanan yang
terpasang pada regulator.
5. Mengatur tekanan kerja dengan memutar handel pada regulatornya (putaran
ke kanan untuk memperbesar tekanan gas).
6. Membuka sedikit gas asetilen pada brander dan menyalakannya dengan api.
7. Membuka dan sekaligus mengatur besar kecilnya gas oksigen pada brander
sampai diperoleh nyala netral.
8. Mulai melakukan pengelasan dengan mengarahkan nyala api brander pada
logam induknya.
9. Bila logam induk sudah mulai mencair, kemudian mengarahkan logam pengisi
pada bagian logam induk yang mencair dan mengayunkan brander sampai
terbentuk rigi-rigi las yang diinginkan.
10. Mengulangi nomor h sampai nomor i sampai didapat rigi-rigi las yang baik.
11. Latihan menyambung bermacam-macam bentuk benda kerja.
12. Melaksanakan praktikum dengan serius dan berhati-hati agar tidak terjadi halhal yang tidak diinginkan.
13. Setelah praktikum selesai, membersihkan tempat dan peralatan praktikum
serta mengembalikannya pada tempat semula.

3.3

Hasil dan Analisis Praktikum Pengelasan


A. Menggunakan las SMAW

Proses pengerjaan menggunakan besaran ampere 70 dengan gerakan horizontal


dan kemiringan elektroda 80o-70o. Untuk hasilnya masih kurang bagus, bentuk motifnya
berjarak sangat panjang, dan lebar motig yang atas dengan bawah tidak sama/tidak
konsisten. Ini karena teknik pengelasan yang gerakan tariknya terlalu cepat dan tidak
focus.

Proses pengerjaan dengan menyambung dua plat yang menggunakan gerakan


memutar. Untuk hasilnya kurang bagus, motif/alurnya berbentuk tidak merata, ini
dikarenkan sisi plat yang akan dilas dibentuk tirus sehingga membuat ujung sisi plat tipis
dan meyebabkan plat bolong saat di las.

10

Penyambungan jari plat dengan posisi plat tegak dan gerakan horizaontal. Hasil
yang di dapatkan lumayan bagus, karena bentuk motif rapi, konsisten, lurus dan rata
dengan permukaan plat. Pengerjaan dilakukan dengan amper 80 dan gerakan yang pas.

Penyambungan plat berbentu T dengan posisi plat utama mendata dan jari plat
tegak horizontal diatas plat utama. Hasil yang didapatkan lumayan bagus, bentuk motif
rapi, lurus, dan konsisten. Pengerjaan dilakuakan dengan amper mesin las 80.

11

Penyambungan dua plat pada sisi sisi panjang plat bentuk mendatar, di kerjakan
dengan plat berdiri tegak dan gerakan tarik vertical yang dimulai dari sisi bawah. Hasil
yang didapat kurang bagus, bentuk motif alur berantakan yang dikarenakan jarak ujung
stik/elektroda dengan permukaan benda kerja terlalu jauh sehingga stik yang sudah cair
mengir ke bawar dan membentuk tumpukan.

12

Penyambungan plat membentuk huruf T dengan posisi plat utama berdiri tegak
menghadap depan dan jari plat berdiri tegak menghadap samping, pengelasan dilakukan
dengan gerakan vertical yang dimulai dari sisi bawah. Hasil yang didapat kurang bagus,
bentuk motif alur berantakan yang dikarenakan jarak ujung stik/elektroda dengan
permukaan benda kerja terlalu jauh sehingga stik yang sudah cair mengir ke bawar dan
membentuk tumpukan.

13

B. Menggunakan Las OAW

Mengelas dengan tanpa bahan tambah dan membentukan motif di atas permukaan
banda kerja, hasil yang di dapatkan kurang bagus, motif yang dihasilkan bentuknya
kurang lebar, tidak konsisten, dan sedikit melenceng dari garis lurus. Ini karena job
pertama dan kacamata khusus OAWnya terlalu gelap sehingga benda yang dilas kurang
jelas dilihat.

Mengelas menggunakan bahan tambah dengan gerakan untuk membuat motifnya


memutar. Hasil yang didapatkan kurang memuaskan, bentuk motif masih kurang lebar,
terlalu tinggi dan tidak konsisten.

14

Mengelas dengan menyambung dua plat di sisi panjang masing masing, gerakan
yang digunakan adalah gerakan zig-zag. Hasil yang didapatkan kurang memuaskan,
karena motif yang tidak beraturan, namun tinggi, lebar dan kelurusannya sudah baik.

Mengelas dengan menyambung dua plat membentuk huruf T, gerakan yang


digunakan gerakan memutar sehingga mendapatkan hasil yang cukup memuaskan, karena
motif rata, lebar dan tingginya pas, namun yang kurang adalah bentuk motifnya sedikit
tidak konsisten.

15

Pengelasan dengan menggabung plat dan pipa yang menggunakan bahan tambah
kawat kuningan dan perekat borax. Pengelasan ini tidak menggukan gerakan khusus
namun gerakan yang hanya untuk meratakan bahan tambah di permukaan yang dilas.
Hasil yang didapatkan cukup memuaskan meski ada kekurangan yaitu motif yang
dihasilkan kurang tipis dan kurang konsisten, ini karena bahan tambah yang dicairkan
terlalu banyak dititikkan ke satu titik di permukaan benda kerja.

3.4

Pengerjaan Proyek
Proyek dikerjakan secara berkelompok, masing masing kelompok beranggota 2

orang, dan saya berkelompok dengan saudara Linarto Setio. Proyek yang dipilih adalah
membuat dudukan ragum/cekam. Berbahan pipa kotak besar dengan panjan 70 cm
sebagai tiang, pipa kotak kecil 4 sebagai penyangga, dan 2 plat tebal.

16

17

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kemahiran teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur mulai dari
grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa pendekatan penelitian
juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat terampil melakukan proses
pengelasan dengan melakukan latihan yang terprogram, di samping itu faktor bakat
dari dalam diri juru las juga sangat berpengaruh terhadap hasil

yang dicapai.

Keberhasilan seorang juru las dapat dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan
apa yang ada dalam pikiran dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses
pengelasan berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus
mengetahui dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta
prosedur bekerja

dan

sikap

di

dalam

bengkel

yang sesuai

dengan

Standar

Operasional (SOP) sehingga praktik tidak membahayakan keselamatan diri sendiri


maupun pratikan/orang lain.
Praktikum

pengelasan

merupakan

pekerjaan

yang harus dikuasai dalam

mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang teknik mesin,
maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih mahasiswa agar mampu
menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar, serta mampu menghasilkan
benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan.
Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
peraturan dan tata cara pengerjaan praktik pengelasan.

18

DAFTAR PUSTAKA
Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis,
Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, Laporan Penelitian. Edisi
Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.

19

Anda mungkin juga menyukai