LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Pengelasan
yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T
Oleh
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (120511427455)
Tegar Satrio Putro
(120511427462)
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah
penyusunan laporan praktikum ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Tugas laporan praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas
Matakuliah Praktikum Pengelasan di program studi S-1 Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin FT UM yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T,
M.T.
Terwujudnya tugas laporan praktikum ini telah melibatkan berbagai pihak.
Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan penulis patut
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T selaku dosen matakuliah
Praktikum Pengelasan yang telah membimbing selama proses praktik,
2. Bapak Mesiran selaku laboran di bengkel permesinan Universitas Negeri
Malang yang telah memandu dalam pengambilan alat dan bahan praktik,
3. Teman teman offering A3 yang yang telah berpartisipasi dalam proses
praktik,
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
terselesaikannya laporan praktikum ini.
Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa
melimpahkan kekuatan dan petunjuk Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa
mendapat balasan karunia yang berlimpah dari Nya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................
10
12
12
12
14
15
BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ...................................................................................
16
5.2.Saran .............................................................................................
17
18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa teknik mesin, penguasaan dalam penyambungan benda
kerja harus dipahami dan dikuasai, salah satunya adalah dengan cara mengelas.
Praktikum pengelasan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dan
perangkat las yang baik dan benar, serta mampu menyambung benda kerja yang
memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini
dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
peraturan dan tata cara pengelasan. Kunci kesuksesan dari praktik pengelasan ini
adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Ketrampilan serta kemahiran
dalam menggunakan alat las ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali
atau dua kali, namun perlu pembiasaan serta berlatih terus-menerus.
Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan
logam yang sangat banyak dibutuhkan di industri. Kebutuhan di industri ini dapat
dilihat pada berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan : konstruksi
rangka baja, konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya.
Kebutuhan akan juru las di masa mendatang juga akan mengalami peningkatan
yang signifikan.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur
mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa
pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat
terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang
terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat
dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran
dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan
berlangsung.
Selain kemahiran menggunakan mesin dan perkakas las, seorang pratikan
juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi
BAB II KAJIAN
PUSTAKA
Pengelasan dengan gas oksi-asetilen
bakar gas C2H2 dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang
dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat
digunakan gas-gas asetilen, propan atau 6ydrogen.
Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah
asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena
tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi-asetilen banyak dipakai di
lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.
2.1. Alat yang Digunakan
A. Generator
Generator asetilen merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi
asetilen melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses kerja generator
relatif sederhana, yaitu dengan jalan mempertemukan kalsium karbida dengan air
secara proporsional yang selanjutnya akan diikuti dengan terjadinya reaksi
sehingga menghasilkan gas asetilen. Pemakaian generator dalam memproduksi
asetilen masih terbilang banyak, terutama di daerah yang jauh dari industri
asetilen atau daerah terpencil. Keuntungan penggunaan generator dapat menekan
biaya operasional bila dibandingkan dengan pemakaian asetilen dalam botol.
Namun kelemahan yang dimiliki ialah tekanan asetilen lebih labil dibandingkan
dengan asetilen dalam botol.
dipanasi) ke dalamnya. Flux akan melekat dan menyelimuti kawat las. Untuk
yang berupa pasta dan cairan, pemakaian dengan jalan dioleskan.
Ada beberapa jenis bahan flux yang digunakan dalam pengelasan, seperti:
borax (Na2B4O7), sodium karbonat (Na2CO3), sodium bikorbonat (NaHCO3),
sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida, sulphat, dan borik acid
(H2BO3). Untuk pemakaian flux ini harus diikuti penjelasan pabrik yang
membuat. Misalnya, flux jenis borax, keterangan yang diberikan untuk kuningan,
maka bahan flux ini hanya baik digunakan untuk pengelasan dengan bahan
tambah kuningan.
E. Regulator.
Semua gas umumnya disimpan di dalam botol pada tekanan lebih tinggi di
atas tekanan kerja atau nyala. Karena itu diperlukan perlengkapan untuk
mengurangi tekanan atau dengan kata lain untuk mengatur tekanan menurut
keperluan. Alat ini disebut dengan regulator. Regulator dapat juga disebut katup
pengurang (pereduksi) tekanan, yang dipasang pada katup botol oksigen, asetilen
dan botol-botol lain atau pada pipa saluran. Regulator yang dipasang pada botol,
pada dasarnya memiliki dwi fungsi yaitu: Menurunkan tekanan isi botol menjadi
tekanan kerja. Mengatur agar tekanan kerja pada pembakar selalu tetap, meskipun
tekanan isi botol berubah. Pada regulator juga dilengkapi dengan dua buah alat
pengukur yang disebut dengan monometer tekanan tinggi (isi) dan monometer
tekanan rendah (kerja).
Fungsi monometer pada regulator tersebut adalah monometer tekanan tinggi
(the high pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan tekanan gas dalam botol.
Monometer tekanan rendah (the low pressure gauge) berfungsi untuk
menunjukkan besarnya tekanan kerja yang sedang digunakan. Oleh karena dalam
satu unit pesawat las asetilen digunakan dua buah botol gas, yaitu botol gas
oksigen dan botol gas asetilen, maka regulator yang dipasang juga dua buah yaitu
regulator oksigen dan regulator asetilen.
Jenis yang dipakai pada botol dan jenis yang dipakai pada sistem
manifold.
2.
Jenis kerja lurus (direct acting) dan kerja balik (reverse acting)
3.
Jenis bertuas dan tanpa tuas (lever types and non level atau nozzle and
stem)
4.
5.
6.
2.
Ulir sambungan ke katup botol pada regulator asitilen adalah ulir kiri,
mur memakai tirus.
3.
Skala tekanan pada monometer tekanan tinggi sampai 400 atau 500 psi
2
Katup botol dibuka terlebih dahulu agak sebentar, hal ini bertujuan
untuk menghembuskan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada
sambungan katup botol.
Periksa keadaan ulir pada regulator dan sambungkan ke katup botol,
mur regulator seharusnya dengan mudah dapat dipasangkan pada
katup botol.
2.
Bukalah katup botol secara perlahan agar tidak jadi aliran jet yang dapat
merusakkan regulator.
4.
5.
6.
7.
Bila berhenti bekerja dalam waktu yang lama, tutup katup-katup botol,
buang gas dari selang dan longgarkan dari baut pengatur.
8.
Bila tekanan naik, sedangkan katup kerja tertutup, tutup segera katup
botol.
9.
10. Jangan sekali-kali menggunakan regulator untuk setiap gas atau setiap
tekanan, selain dari gas dan tekanan yang ditentukan.
F. Selang Gas.
Selang gas digunakan untuk penyaluran gas dari silinder/botol atau
generator melalui regulator ke pembakar (brander las). Selang ini dibuat dari
bahan karet yang berlapis-lapis. Setiap lapisan ditenun dan dipasang berlainan
misalnya dari bahan serat, nilon, kapas, lenen dan sebagainya. Pada bagian dalam
di buat karet yang bermutu tinggi, tahan panas dan tekanan.
selang asetilen harus dapat menahan tekanan sampai 10 kg/cm dan untuk selang
2
2.
3.
Lindungi selang dari panas, percikan api, terak panas, dan logam panas.
4.
5.
6.
7.
Selang tidak boleh terlindas, terhimpit atau terjepit benda keras seperti
besi dan lain sebagainya.
2.
Palu Terak
3.
5.
Ragum kerja
6.
Landasan.
7.
Sikat baja, untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara
luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu
digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.
5. Helm/Kedok las
2. Sepatu Kerja
6. Topi kerja
7. Masker Las
8. Respirator
d) Jangan gunakan minyak (oil) atau gemuk (grease) pada atau disekitar
peralatan oksigen.
e) Jangan gunakan oksigen atau gas untuk menghembus kotoran atau debu
pada pakaian kerja (clothing) atau peralatan (equipment).
f)
g) Ketika membuka katup silinder atau oksigen, selalu celah (crack) buka
pertama.
h) Selalu pastikan regulator mempunyai mur pengatur dengan memutarnya
berlawanan arah jarum jam sampai bebas sebelum katup silinder
terbuka.
i)
j)
Selalu pakai kaca mata (goggle) dengan baik, sarung tangan (gloves),
pakaian kerja ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen.
Generator asetilen
b.
c.
d.
e.
Regulator.
f.
Selang Gas.
g.
h.
Palu Terak
n.
Sepatu Kerja
i.
Smit Tang
o.
j.
Ragum kerja
p.
k.
Landasan.
q.
Helm/Kedok las
l.
Sikat baja
r.
Masker Las
m. Pakaian Kerja
3.3. Jobsheet Praktikum Las
Benda kerja adalah plat besi dengan panjang 127 mm, lebar 45 mm, dan
tebal 2.5 mm berjumlah 2 buah.
3.4. Cara Kerja
1.
2.
3.
4.
Bebaskan permukaan logam yang akan di las dari kotoran yang akan
menghambat pencairan di daerah yang akan disambung dengan mesin
sikat baja, amplas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan
lain-lain.
5.
Gunakan jenis arus listrik Direct Current (DC) atau arus bolak-balik
untuk pengelasan Baja, baja paduan, stainless steels, tembaga, tembaga
paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan logam reaktif lainnya.
7.
8.
9.
Putar katup asetilen sampai nyala yang terjadi bebas dari asap.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Benda kerja berupa plat besi dengan panjang 147 mm, lebar 45 mm, dan
tebal 2,5 mm sebanyak 2 buah dilas menggunakan las oksi-asetilen dengan posisi
horizontal 2F sehingga membentuk huruf T.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semua teknisi atau pratikan yang bekerja pada bengkel las harus dapat
menggunakan semua peralatan yang ada di bengkel baik berupa peralatan las
maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing alat mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah,
aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur
mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa
pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat
terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang
terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat
dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran
dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan
berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus mengetahui
dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta prosedur
bekerja dan sikap di dalam bengkel yang sesuai dengan Standar Operasional
(SOP) sehingga praktik tidak membahayakan keselamatan diri sendiri maupun
pratikan/orang lain.
Karena praktikum pengelasan merupakan pekerjaan yang harus dikuasai
dalam mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang
teknik mesin, maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih
mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar,
serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai
dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa
melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
pengerjaan praktik pengelasan.
5.2. Saran
Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut :
Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, Bengkel Pengelasan
Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang sesuai
standar kelayakan bengkel. Di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang ini
terdapat 10 unit perangkat las listrik, namun ada beberapa yang tidak berfungsi.
Sedangkan untuk las gas oksi-asetilen
Maka peralatan yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus, seperti
perbaikan atau jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian dengan yang
baru. Karena kurangnya jumlah peralatan dapat mengurangi keefektifan
pembelajan serta keefektifan waktu dalam menyelesaikan benda kerja sesuai
jobsheet.
Selain itu penambahan pengadaan alat pelindung diri juga perlu, sehingga
proses belajar mengajar dan praktik di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri
Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta mampu menghasilkan
peserta didik yang berkompeten di bidangnya.
Selain saran yang ditujukan pada pengelola, saran yang ditujukan kepada
mahasiwa antara lain :
1. Dalam praktik pengelasan para mahasiwa harus lebih bertanggung jawab
dalam penggunaan alat-alat kerja.
2. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik
pengelasan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
3. Perlunya kedisiplinan dalam melaksanakan piket.
4. Mahasiswa harus menjaga kebersihan lingkungan kerja.
5. Demi keamanan praktik mahasiswa diharapkan menerapkan prinsip K3.
DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 3 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal
Manajemen
Pendidikan
Dasar
dan
Menengah,
Makalah,