Anda di halaman 1dari 21

Gen

JOBSHEET 7 PENGELASAN POSISI HORIZONTAL 2F


MENGGUNAKAN LAS OKSI ASETILEN

LAPORAN PRAKTIKUM
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Praktikum Pengelasan
yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T

Oleh
Rizqiana Yogi Cahyaningtyas (120511427455)
Tegar Satrio Putro

(120511427462)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK JURUSAN
TEKNIK MESIN September 2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufiq, inayah, dan hidayah-Nya, karena hanya dengan karunia-Nya itulah
penyusunan laporan praktikum ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Tugas laporan praktikum ini dikerjakan dalam rangka memenuhi tugas
Matakuliah Praktikum Pengelasan di program studi S-1 Pendidikan Teknik Mesin
Jurusan Teknik Mesin FT UM yang dibina oleh Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T,
M.T.
Terwujudnya tugas laporan praktikum ini telah melibatkan berbagai pihak.
Untuk sumbang saran yang konstruktif yang telah diberikan penulis patut
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prihanto Tri Hutomo, S.T, M.T selaku dosen matakuliah
Praktikum Pengelasan yang telah membimbing selama proses praktik,
2. Bapak Mesiran selaku laboran di bengkel permesinan Universitas Negeri
Malang yang telah memandu dalam pengambilan alat dan bahan praktik,
3. Teman teman offering A3 yang yang telah berpartisipasi dalam proses
praktik,
4. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung mendukung
terselesaikannya laporan praktikum ini.
Semoga atas bantuan moril dan materiil tersebut, Allah SWT senantiasa
melimpahkan kekuatan dan petunjuk Nya sebagai amal sholeh dan senantiasa
mendapat balasan karunia yang berlimpah dari Nya.

Malang, September 2014


Penyusun

ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................

DAFTAR ISI ...................................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................

1.3. Tujuan ...........................................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1. Alat yang Digunakan ....................................................................

2.2. Alat Pelindung Diri .......................................................................

2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen ..........................................

10

BAB III METODE PRAKTIKUM


3.1. Tempat dan Waktu .......................................................................

12

3.2. Alat dan Bahan .............................................................................

12

3.3. Jobsheet Praktikum Pemesinan ....................................................

12

3.4. Cara Kerja ....................................................................................

14

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................

15

BAB V PENUTUP
5.1.Kesimpulan ...................................................................................

16

5.2.Saran .............................................................................................

17

DAFTAR RUJUKAN .....................................................................................

18

iii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sebagai mahasiswa teknik mesin, penguasaan dalam penyambungan benda
kerja harus dipahami dan dikuasai, salah satunya adalah dengan cara mengelas.
Praktikum pengelasan melatih mahasiswa agar mampu menggunakan mesin dan
perangkat las yang baik dan benar, serta mampu menyambung benda kerja yang
memiliki standar tertentu sesuai dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini
dapat tercapai jika mahasiswa melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
peraturan dan tata cara pengelasan. Kunci kesuksesan dari praktik pengelasan ini
adalah kesabaran dan ketelitian dalam bekerja. Ketrampilan serta kemahiran
dalam menggunakan alat las ini tidak mungkin dapat dicapai dengan latihan sekali
atau dua kali, namun perlu pembiasaan serta berlatih terus-menerus.
Mengelas adalah salah satu bidang keterampilan teknik penyambungan
logam yang sangat banyak dibutuhkan di industri. Kebutuhan di industri ini dapat
dilihat pada berbagai macam keperluan seperti pada pembuatan : konstruksi
rangka baja, konstruksi bangunan kapal, konstruksi kereta api dan sebagainya.
Kebutuhan akan juru las di masa mendatang juga akan mengalami peningkatan
yang signifikan.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur
mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa
pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat
terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang
terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat
dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran
dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan
berlangsung.
Selain kemahiran menggunakan mesin dan perkakas las, seorang pratikan
juga harus memiliki sikap yang baik dalam bekerja. Sikap baik tersebut meliputi

pembiasaan menggunakan alat pelindung diri selama bekerja, penggunaan alat


pelindung diri tersebut selain untuk menjaga keselamatan diri sendiri juga untuk
menjaga keselamatan orang lain dan lingkungannya. Selain itu seorang pratikan
juga harus memiliki tanggung jawab terhadap mesin dan alat yang digunakan.
Menggunakan mesin dan perkakas las sesuai prosedur, menyalakan dan
mematikan sesuai kebutuhan, mengembalikan dan merapikan alat/perkakas pada
tempatnya adalah beberapa contoh tindakan bertanggung jawab dalam praktik
pemesinan.
Untuk itu pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai alat, perkakas,
dan mesin serta cara pengerjaan benda kerja pada jobsheet matakuliah praktikum
pengelasan.
1.2. Rumusan Masalah
A. Apa saja peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum
pengelasan las oksi-asetilen?
B. Apa saja alat pelindung diri yang harus dipakai dalam praktikum
pengelasan las oksi-asetilen?
C. Bagaimana keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan dalam
praktikum pengelasan las oksi-asetilen?
D. Bagaimana proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum pengelasan
las oksi-asetilen?
1.3. Tujuan Penulisan
A. Untuk mengetahui peralatan dan bahan yang digunakan dalam
praktikum pengelasan las oksi-asetilen.
B. Untuk mengetahui alat pelindung diri yang harus dipakai dalam
praktikum pengelasan las oksi-asetilen.
C. Untuk mengetahui keselamatan kerja yang harus diperhatikan pratikan
dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen.
D. Untuk mengetahui proses pengerjaan jobsheet 7 dalam praktikum
pengelasan las oksi-asetilen.
Teknis penulisan laporan praktikum ini berpedoman pada Buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

BAB II KAJIAN
PUSTAKA
Pengelasan dengan gas oksi-asetilen

dilakukan dengan membakar bahan

bakar gas C2H2 dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang
dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat
digunakan gas-gas asetilen, propan atau 6ydrogen.
Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah
asetilen, sehingga las pada umumnya diartikan sebagai las oksi-asetilen. Karena
tidak memerlukan tenaga listrik, maka las oksi-asetilen banyak dipakai di
lapangan walaupun pemakaiannya tidak sebanyak las busur elektroda terbungkus.
2.1. Alat yang Digunakan
A. Generator
Generator asetilen merupakan alat yang digunakan untuk memproduksi
asetilen melalui proses reaksi kalsium karbida dengan air. Proses kerja generator
relatif sederhana, yaitu dengan jalan mempertemukan kalsium karbida dengan air
secara proporsional yang selanjutnya akan diikuti dengan terjadinya reaksi
sehingga menghasilkan gas asetilen. Pemakaian generator dalam memproduksi
asetilen masih terbilang banyak, terutama di daerah yang jauh dari industri
asetilen atau daerah terpencil. Keuntungan penggunaan generator dapat menekan
biaya operasional bila dibandingkan dengan pemakaian asetilen dalam botol.
Namun kelemahan yang dimiliki ialah tekanan asetilen lebih labil dibandingkan
dengan asetilen dalam botol.

Gambar 2.1 : Generator


B. Pembakar (Brander) Las
Merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai pencampur asetilen dengan
oksigen, pengatur pengeluaran gas, dan pembangkit nyala api. Bagian utama
brander las terdiri dari tiga komponen yaitu badan pemegang, katup pengatur
nyala, serta batang nozzle. Pemegang brander sesuai dengan namanya digunakan
sebagai tempat pegangan juga merupakan dudukan katup pengatur dan penyalur
gas ke batang nozel. Katup pengatur pada alat ini terdapat dua buah, yaitu katup
penyaluran oksigen dan katup penyaluran asetilen. Melalui kedua katup ini jumlah
pengeluaran gas dapat diatur sesuai dengan proporsi yang dibutuhkan. Semakin
lebar dibuka saluran gas, semakin banyak gas yang lewat dan pada akhirnya
semakin besar/keras pula api yang dihasilkan. Batang nozzle memiliki dua fungsi
yaitu sebagai ruang pencampur gas dan sebagai nyala melalui orifisnya. Batang
nozzle ini biasanya memiliki ukuran lubang yang berbeda-beda, yang
pemakaiannya dapat disesuaikan dengan ketebalan bahan yang akan dilas.

Gambar 2.2 : Brander Las


C. Bahan Tambah (Filler).
Bahan tambah yang lazim disebut dengan kawat las atau filler adalah suatu
batang logam yang digunakan sebagai bahan pengisi. Kawat ini diperdagangkan
di pasaran dalam bentuk batangan yang biasanya dibuat dengan panjang kira-kira
900 mm. Ukuran penampang kawat bervariasi, diantaranya tersedia dengan
diameter 1,6, 2,5, 3,2, 4,0, 5,0, 6,0, 8,0, dan 10,0 mm. Penggunaan kawat las pada
dasarnya harus disesuaikan dengan logam yang akan di las, kecuali untuk
membrazing. Untuk itu kawat las tersedia dari berbagai jenis bahan, seperti baja
lunak, besi tuang, stainless steel, tembaga, paduan tembaga, aluminium, dan
paduan aluminium. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
kawat las apabila pengelasan akan dilaksanakan, diantaranya jenis bahan yang
akan dilas, tebal bahan yang akan dilas, jenis kampuh yang akan dibuat, ukuran
lasan, dan kekuatan las yang diperlukan. Hal ini dimaksudkan agar didapati hasil
pengelasan yang baik.
D. Flux.
Flux merupakan bahan yang harus digunakan selain bahan tambah untuk
pengelasan logam yang bukan baja lunak (mild steel). Ada beberapa jenis logam
yang mempunyai sifat mengikat oksigen dengan kuat, seperti aluminium,
tembaga, besi tuang, dan stainless steel. Logam ini apabila mengalami proses
pemanasan dan pencairan akan mudah menyerap oksigen yang berada pada udara
sekitarnya. Penyerapan oksigen sangat tidak dikehendaki, karena akan
menimbulkan oksida logam yang memiliki efek jelek terhadap hasil lasan. Untuk
itulah dibutuhkan suatu bahan yang dapat melindungi cairan logam dari pengaruh
oksidasi, yang disebut dengan flux.
Flux selama proses pembakaran akan bereaksi dengan oksida, melepaskan
gas-gas yang timbul dan menghilangkan bahan-bahan yang bukan logam. Di
samping itu flux akan membentuk lapisan slag, sehingga dapat melindungi cairan
logam dari pengaruh luar. Flux tersedia dalam berbagai bentuk seperti serbuk
(tepung), pasta, dan cairan. Untuk pemakaian dapat disesuaikan, misalnya yang
berupa tepung dengan jalan mencelupkan kawat las (yang terlebih dahulu sudah

dipanasi) ke dalamnya. Flux akan melekat dan menyelimuti kawat las. Untuk
yang berupa pasta dan cairan, pemakaian dengan jalan dioleskan.
Ada beberapa jenis bahan flux yang digunakan dalam pengelasan, seperti:
borax (Na2B4O7), sodium karbonat (Na2CO3), sodium bikorbonat (NaHCO3),
sodium silikat, polassium borat, karbonat, khlorida, sulphat, dan borik acid
(H2BO3). Untuk pemakaian flux ini harus diikuti penjelasan pabrik yang
membuat. Misalnya, flux jenis borax, keterangan yang diberikan untuk kuningan,
maka bahan flux ini hanya baik digunakan untuk pengelasan dengan bahan
tambah kuningan.
E. Regulator.
Semua gas umumnya disimpan di dalam botol pada tekanan lebih tinggi di
atas tekanan kerja atau nyala. Karena itu diperlukan perlengkapan untuk
mengurangi tekanan atau dengan kata lain untuk mengatur tekanan menurut
keperluan. Alat ini disebut dengan regulator. Regulator dapat juga disebut katup
pengurang (pereduksi) tekanan, yang dipasang pada katup botol oksigen, asetilen
dan botol-botol lain atau pada pipa saluran. Regulator yang dipasang pada botol,
pada dasarnya memiliki dwi fungsi yaitu: Menurunkan tekanan isi botol menjadi
tekanan kerja. Mengatur agar tekanan kerja pada pembakar selalu tetap, meskipun
tekanan isi botol berubah. Pada regulator juga dilengkapi dengan dua buah alat
pengukur yang disebut dengan monometer tekanan tinggi (isi) dan monometer
tekanan rendah (kerja).
Fungsi monometer pada regulator tersebut adalah monometer tekanan tinggi
(the high pressure gauge) berfungsi untuk menunjukkan tekanan gas dalam botol.
Monometer tekanan rendah (the low pressure gauge) berfungsi untuk
menunjukkan besarnya tekanan kerja yang sedang digunakan. Oleh karena dalam
satu unit pesawat las asetilen digunakan dua buah botol gas, yaitu botol gas
oksigen dan botol gas asetilen, maka regulator yang dipasang juga dua buah yaitu
regulator oksigen dan regulator asetilen.

Gambar 2.3 : Regulator Oksigen dan Regulator Asetilen


Regulator yang digunakan pada botol gas baik untuk mengelas maupun
untuk memotong dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu:
1.

Jenis yang dipakai pada botol dan jenis yang dipakai pada sistem
manifold.

2.

Jenis kerja lurus (direct acting) dan kerja balik (reverse acting)

3.

Jenis bertuas dan tanpa tuas (lever types and non level atau nozzle and
stem)

4.

Regulator bertingkat tunggal dan regulator bertingkat ganda

5.

Regulator bertekanan tinggi (sampai 150 atm) dan tekanan menengah


(15-30 atm).

6.

Regulator oksigen, asetilen, udara, hidrogen, propane dan lain-lain.

Perbedaan utama regulator asetilen dan oksigen


1.

Garis pada regulator asitilen diberi warna merah

2.

Ulir sambungan ke katup botol pada regulator asitilen adalah ulir kiri,
mur memakai tirus.

3.

Skala tekanan pada monometer tekanan rendah sampai 30 atau 50 psi


2

(2,5 atau 4 kg/cm )


4.

Skala tekanan pada monometer tekanan tinggi sampai 400 atau 500 psi
2

(25 atau 35 kg/cm )


5.

Ada tulisan Asetilen

Pemeliharaan dan keselamatan regulator


1. Sebelum memasang regulator pada botol, hendaklah :

Katup botol dibuka terlebih dahulu agak sebentar, hal ini bertujuan
untuk menghembuskan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada
sambungan katup botol.
Periksa keadaan ulir pada regulator dan sambungkan ke katup botol,
mur regulator seharusnya dengan mudah dapat dipasangkan pada
katup botol.
2.

Gunakan kunci yang cocok untuk menggerakkan sambungan regulator


ke botol, dengan arti kata kunci harus sepantasnya mengikat mur
regulator.

Pastikan bahwa baut pengatur regulator dalam keadaan

bebas (longgar) sebelum membuka katup botol.


3.

Bukalah katup botol secara perlahan agar tidak jadi aliran jet yang dapat
merusakkan regulator.

4.

Jangan sekali-kali membiarkan minyak, oli dan gemuk bersentuhan


dengan salah satu bagian dari regulator.

5.

Jangan sekali-kali mempertukar pemakaian regulator oksigen dengan


asetilen.

6.

Hindari regulator dari pukulan, goncangan dan hentakan. Dari itu


bukalah (lepaskan) regulator dari botol yang hendak dipindahkan.

7.

Bila berhenti bekerja dalam waktu yang lama, tutup katup-katup botol,
buang gas dari selang dan longgarkan dari baut pengatur.

8.

Bila tekanan naik, sedangkan katup kerja tertutup, tutup segera katup
botol.

9.

Memeriksa kebocoran hanya dengan larutan sabun dan air.

10. Jangan sekali-kali menggunakan regulator untuk setiap gas atau setiap
tekanan, selain dari gas dan tekanan yang ditentukan.
F. Selang Gas.
Selang gas digunakan untuk penyaluran gas dari silinder/botol atau
generator melalui regulator ke pembakar (brander las). Selang ini dibuat dari
bahan karet yang berlapis-lapis. Setiap lapisan ditenun dan dipasang berlainan
misalnya dari bahan serat, nilon, kapas, lenen dan sebagainya. Pada bagian dalam
di buat karet yang bermutu tinggi, tahan panas dan tekanan.

Sedangkan pada bagian luar dibuat dari karet bercampur belerang


(vulcanized rubber) dan diberi warna. Kadang-kadang pada karet lapisan luar,
juga dilapisi dengan lenen atau asbes guna menghindari kerusakan. Selang gas
harus bersifat lemas (elastis), tahan panas dan tahan terhadap tekanan. Untuk
2

selang asetilen harus dapat menahan tekanan sampai 10 kg/cm dan untuk selang
2

oksigen harus dapat menahan tekanan dengan 20 kg/cm . Ukuran selang


bermacam-macam yang ditentukan oleh diameter dalamnya. Ada yang dibuat
berukuran 5,5; 9,5 dan 13 mm.(Alip,1989)

Gambar 2.4 : Selang Gas


Selang harus ditangani secara hati-hati untuk mencegah kecelakaan,
kerusakan, dan kebocoran. Beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap selang:
1.

Jaga selang agar jangan kusut, sebab akan dapat menghambat


pengaliran gas.

2.

Jangan diseret pada lantai yang kasar.

3.

Lindungi selang dari panas, percikan api, terak panas, dan logam panas.

4.

Jangan biarkan selang tergencet, tertekuk atau berbelit-belit.

5.

Gunakan klem pengikat yang cocok untuk mengikat selang. Jangan


digunakan kawat atau pita isolasi

6.

Gulung kembali selang dengan baik setelah selesai menggunakannya.

7.

Selang tidak boleh terlindas, terhimpit atau terjepit benda keras seperti
besi dan lain sebagainya.

Alat-alat bantu untuk proses pengelasan ini terdiri dari:


1.

Alat-alat ukur seperti : penggores, penitik, mistar baja, siku-siku dan


sebagainya.

2.

Palu Terak

3.

Smit Tang, untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan

alat (tang) penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk


moncong rata, moncong ulat, moncong serigala dan moncong
kombinasi.
4.

Tang pemotong kawat.

5.

Ragum kerja

6.

Landasan.

7.

Sikat baja, untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara
luar sehingga rigi-rigi las benar-benar bebas dari terak, selain itu
digunakan untuk membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.

2.2. Alat Pelindung Diri


Perlengkapan keselamatan kerja pada pengelasan las OAW ini meliputi:
1. Pakaian Kerja

5. Helm/Kedok las

2. Sepatu Kerja

6. Topi kerja

3. Apron Kulit/Jaket las

7. Masker Las

4. Sarung Tangan Kulit

8. Respirator

Gambar 2.5 : Alat Pelindung Diri


2.3. Keselamatan Kerja Las Oksi Asitilen
Keselamatan kerja untuk pengelasan las oksi-asetilen adalah :
a)

Berdoalah sebelum bekerja.

b) Jangan bergurau selama menggunakan mesin Jangan gunakan gas


asetilen pada tekanan di atas 15 psi.
c)

Jangan gunakan peralatan yang rusak (damage).

d) Jangan gunakan minyak (oil) atau gemuk (grease) pada atau disekitar
peralatan oksigen.
e) Jangan gunakan oksigen atau gas untuk menghembus kotoran atau debu
pada pakaian kerja (clothing) atau peralatan (equipment).
f)

Jangan gunakan korek api untuk menghidupkan brander, selalu


memakai korek api las.

g) Ketika membuka katup silinder atau oksigen, selalu celah (crack) buka
pertama.
h) Selalu pastikan regulator mempunyai mur pengatur dengan memutarnya
berlawanan arah jarum jam sampai bebas sebelum katup silinder
terbuka.
i)

Berdiri pada sisi sebuah regulator, jangan di depannya ketika membuka


katup silinder.

j)

Selalu pakai kaca mata (goggle) dengan baik, sarung tangan (gloves),
pakaian kerja ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen.

k) Selalu memakai sebuah tabung pemadam api tangan (fire extinguisher


handy) ketika bekerja dengan peralatan oksi-asetilen.
l)

Selalu menaruh kembali tutup (cap) silinder ketika telah selesai


memakai silinder.

BAB III METODE


PRAKTIKUM
3.1. Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Bengkel Las Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang nomor 5 Malang pada tanggal
8 September 2014 sampai 26 September 2014 pukul 12.30 16.00 WIB.
3.2. Alat dan Bahan
a.

Generator asetilen

b.

Pembakar (Brander) Las

c.

Filler berupa kawat

d.

Flux berupa borax (Na2B4O7)

e.

Regulator.

f.

Selang Gas.

g.

Alat-alat ukur seperti : penggores, Penitik, mistar baja, siku-siku dan


sebagainya.

h.

Palu Terak

n.

Sepatu Kerja

i.

Smit Tang

o.

Apron Kulit/Jaket las

j.

Ragum kerja

p.

Sarung Tangan Kulit

k.

Landasan.

q.

Helm/Kedok las

l.

Sikat baja

r.

Masker Las

m. Pakaian Kerja
3.3. Jobsheet Praktikum Las

Benda kerja adalah plat besi dengan panjang 127 mm, lebar 45 mm, dan
tebal 2.5 mm berjumlah 2 buah.
3.4. Cara Kerja
1.

Pastikan anda menggunakan perlengkapan keselamatan dan kesehatan


kerja seperti: pakaian kerja, apron kulit penutup dada, sepatu kerja,
sarung tangan kulit, helm las.

2.

Siapkan alat dan bahan, Letakkan di atas meja las.

3.

Tandai pada benda kerja bagian yang akan di las.

4.

Bebaskan permukaan logam yang akan di las dari kotoran yang akan
menghambat pencairan di daerah yang akan disambung dengan mesin
sikat baja, amplas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan
lain-lain.

5.

Pasanglah penghubung (conector) gas.


Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari
debu sebelum regulator dipasang
Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluaran gas dari silinder
(ulir kanan)

Ikuti petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selang gas


dengan regulator.
6.

Gunakan jenis arus listrik Direct Current (DC) atau arus bolak-balik
untuk pengelasan Baja, baja paduan, stainless steels, tembaga, tembaga
paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan logam reaktif lainnya.

7.

Letakkan benda kerja di atas meja las.

8.

Bukalah katup asetilen sedikit pada brander, dan langsung nyalakan


dengan menggunakan percikan bunga api dari korek api las, maka akan
didapati nyala asetilen yang berwarna kemerahan dengan asap yang
tebal.

9.

Putar katup asetilen sampai nyala yang terjadi bebas dari asap.

10. Bukalah katup oksigen secara perlahan, sehingga didapati perbandingan


pengeluaran gas dengan kadar yang sama.
11. Sewaktu proses pengelasan berlangsung sering didapati adanya
kecenderungan nyala netral akan sedikit berubah menjadi nyala oksi
dari akibat pengaruh tekanan gas. Untuk itu perlu sewaktu-waktu
melihat dan menyetel kembali nyala tersebut, sehingga kemungkinan
terjadinya kerusakan hasil las karena penggunaan nyala yang salah bisa
dihindari.
12. Posisikan dua benda kerja sehingga membentuk posisi horizontal 2F.
13. Kunci benda kerja sebelah kiri dan kanan dengan cara melelehkan
benda kerja dan kawat, lalu kawat ditempelkan pada bagian ujung
benda kerja yang akan dilas sehingga ketika pengelasan tidak goyang.
14. Cairkan bagian benda kerja yang akan dilas menggunakan nyala
oksigen dan asitilen hingga bagian tersebut mencair.
15. Lelehkan kawat dan letakkan kelehannya pada bagian benda kerja yang
telah dicairkan.
16. Lakukan secara terus menerus dengan gerakan brander dari kanan ke
kiri, atau arah pengelasan maju,dan arah kawat mundur dengan
mengayunkan brander secara lurus, setengah lingkaran, zig-zag, atau
lingkaran penuh. Sudut yang terbentuk pada arah gerakkan brander
membentuk sudut dengan kisaran 70 - 80. Sewaktu terjadinya proses

pengelasan sudut, pengelasan ini harus dijaga tetap konstan. Pada


proses pengelasan ini diharapkan jarak brander ke benda kerja ini relatif
konstan. Kecepatan pengelasannya pun harus konstan mulai dari saat
pengelasan sampai pada penyelesaian pengelasan, karena jika terlalu
lama berhenti di bagian tertentu akan dapat menimbulkan lubang. Nyala
api juga tidak boleh mendahului lelehan kawat dan benda kerja.
17. Matikan nyala api.
18. Ambil benda kerja menggunakan tang lalu rendam ke dalam air.
19. Bersihkan menggunakan sikat baja jika benda kerja sudah dingin.
20. Matikan las, dan kembalikan alat dan APD pada tempatnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Benda kerja berupa plat besi dengan panjang 147 mm, lebar 45 mm, dan
tebal 2,5 mm sebanyak 2 buah dilas menggunakan las oksi-asetilen dengan posisi
horizontal 2F sehingga membentuk huruf T.

Namun hasil pengelasan belum sempurna, ada beberapa kekurangan di


antaranya penumpukan logam las (overoll), yaitu bentuk logam las yang
menumpuk pada sisi jalur las. Pada sisi jalur las tidak terjadi pencairan yang
sempurna sehingga, logam las hanya menempel pada logam dasarnya. Kerusakan
las ini disebabkan oleh kecepatan pengelasan terlalu lambat, penyetelan amper
terlalu rendah, dan posisi elektroda tidak benar. Sehingga dapat diperbaiki dengan
cara melelehkan lagi bagian yang telah dilas menggunakan brander yang menyala
dan diratakan bagian pada bagian yang terjadi penumpukan logam las.

BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Semua teknisi atau pratikan yang bekerja pada bengkel las harus dapat
menggunakan semua peralatan yang ada di bengkel baik berupa peralatan las
maupun perkakas tangan. Hal ini penting karena masing-masing alat mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Pada dasarnya manusia dapat bekerja dengan mudah,
aman dan dapat menghasilkan benda kerja yang baik.
Keterampilan teknik mengelas dapat diperoleh dengan latihan terstruktur
mulai dari grade dasar sampai mencapai grade yang lebih tinggi. Beberapa
pendekatan penelitian juga merekomendasikan bahwa seorang juru las akan dapat
terampil melakukan proses pengelasan dengan melakukan latihan yang
terprogram, di samping itu faktor bakat dari dalam diri juru las juga sangat
berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Keberhasilan seorang juru las dapat

dicapai apabila juru las sudah dapat mensinergikan apa yang ada dalam pikiran
dengan apa yang harus digerakan oleh tangan sewaktu proses pengelasan
berlangsung. Di samping itu para pekerja di dalam bengkel las harus mengetahui
dan mampu mengaplikasikan penggunaan alat pelindung diri serta prosedur
bekerja dan sikap di dalam bengkel yang sesuai dengan Standar Operasional
(SOP) sehingga praktik tidak membahayakan keselamatan diri sendiri maupun
pratikan/orang lain.
Karena praktikum pengelasan merupakan pekerjaan yang harus dikuasai
dalam mengerjakan benda kerja bagi seseorang yang berkecimpung dalam bidang
teknik mesin, maka praktik pengelasan sangat dibutuhkan untuk melatih
mahasiswa agar mampu menggunakan alat kerja serta mesin yang baik dan benar,
serta mampu menghasilkan benda kerja yang memiliki standar tertentu sesuai
dengan lembar kerja yang ditentukan. Hal ini dapat tercapai jika mahasiswa
melakukan pekerjaan dengan baik sesuai dengan peraturan dan tata cara
pengerjaan praktik pengelasan.

5.2. Saran
Saran yang ditujukan kepada pengelola sebagai berikut :
Sebagai bengkel yang berada di lingkungan akademik, Bengkel Pengelasan
Universitas Negeri Malang tentu harus memiliki sarana dan prasarana yang sesuai
standar kelayakan bengkel. Di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri Malang ini
terdapat 10 unit perangkat las listrik, namun ada beberapa yang tidak berfungsi.
Sedangkan untuk las gas oksi-asetilen

hanya ada 2 unit untuk 20 mahasiswa.

Maka peralatan yang seperti itu harus mendapat perlakuan khusus, seperti
perbaikan atau jika perlu dilakukan penambahan atau penggantian dengan yang
baru. Karena kurangnya jumlah peralatan dapat mengurangi keefektifan
pembelajan serta keefektifan waktu dalam menyelesaikan benda kerja sesuai
jobsheet.
Selain itu penambahan pengadaan alat pelindung diri juga perlu, sehingga
proses belajar mengajar dan praktik di Bengkel Pengelasan Universitas Negeri

Malang dapat terlaksana dengan efektif dan efisien serta mampu menghasilkan
peserta didik yang berkompeten di bidangnya.
Selain saran yang ditujukan pada pengelola, saran yang ditujukan kepada
mahasiwa antara lain :
1. Dalam praktik pengelasan para mahasiwa harus lebih bertanggung jawab
dalam penggunaan alat-alat kerja.
2. Perlunya ketelitian dan kehati-hatian dalam melaksanakan praktik
pengelasan sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi diri sendiri, orang
lain, dan lingkungan.
3. Perlunya kedisiplinan dalam melaksanakan piket.
4. Mahasiswa harus menjaga kebersihan lingkungan kerja.
5. Demi keamanan praktik mahasiswa diharapkan menerapkan prinsip K3.

DAFTAR PUSTAKA
Ambiyar, dkk. 2008. Teknik Pembentukan Plat Jilid 3 untuk SMK. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal

Manajemen

Pendidikan

Dasar

dan

Menengah,

Departemen Pendidikan Nasional.


Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi,
Tesis, Disertasi, Artikel,

Makalah,

Tugas Akhir, Laporan

Penelitian. Edisi Kelima. Malang : Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai