PENDAHULU
AN
1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju dan
berekembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan yang
ketat. Secara otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus
mengikuti perkembangan tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memadai. Manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada disekelilingnya, hingga menjadi sesuatu yang layak pakai dan
memiliki guna serta nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu, perlu
diadakannya kuliah praktikum sebagai tindak lanjut dari teori yang telah
diberikan di dalam ruangan.
2. Tujuan
Dengan diberikannya tugas pembuatan laporan ini, diharapkan mahasiswa
mengerti tentang proses produksi dan semua hal yang berhubungan
dengan proses produksi serta dapat mempraktekkannya pada kehidupan
sehari-hari yang mana dikemudian hari bisa menciptakan lapangan
pekerjaan dibidang pengelasan.
3. Dasar Teori
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.
adalah
2. Berdasarkan
Panas
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
adalah pengelasn dengan memakai
busur nyala dengan tungsten/elektroda
yang terbuat dari wolfram, sedangkan
bahan penambahnyyadigunakan bahan
yang sama atau sejenis dengan
material induknya. Untuk mencegah
oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 %
Argon (Ar) murni
Proses Kerja
Type
Type
Type
Type
Cellulose
Rutile
Acid
Basic
Arus Listrik
Arus listrik yang digunakan untuk pengelasan SMAW adalah arus DC
(Direct Current)
dan arus AC (Alternating Current).
Keuntungan
1.
2.
Transformator
Rectifier
Inverter
Generator
C. Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan
gerakan arah dari pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun pisisi
mengelas terdiri dari empat macam yaitu:
Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las,
sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi
ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan
elektroda sekitar 5 - 20 terhada garis vertikal dan 75 - 85
terhadap benda kerja.
Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah
menyesuaikan posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi
butt joint
D. CACAT LAS
1. Undercut atau tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan
Penyebabnya adalah :
Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil pengelasan cembung pada
manik las.
Tekanan api yang terlalu kecil
Persiapan pengelasan yang buruk seperti terlalu sempit rootgap.
Cara pencegahannya:
naikkan tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat,
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.
Lebarkan celah atau rootgap.
3. Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh.
Penyebabnya adalah :
Terlalu lambat kecepatan pengelasan.
Api terlalu kecil
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahannya:
kecepatan pengelasan dipercepat
pergunakan sudut brander maupun bahan tambah yang benar saat pengelasan.
Naikkan tekanan gas
4. Crater atau kawat pengelasan adalah bagian yang dangkal pada permukaan las
ketika pengelasan berhenti disebabkan oleh cairan las yang membeku setelah
pengelasan berhenti, dapat menyebabkan retak bahkan sampai ke bahan dasar.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan waktu pengelasan yang agak
lama pada daerah tersebut sebelum mengakhiri pengelasan.
E. ELEKTRODA
Dikenal tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks, elektroda lapis
tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa ddan baja lunak.
Biasanya digunakan polaritas langsung. Elektroda fluks dilapisi terak dan fluks digunakan
pada pengelasan logam dan paduan bukan besi.
Lapisan fluks mempunyai fungsi yaitu :
1. Membentuk lingkungan pelindung,
2. Membentuk terak dengan sifat tertentu.
3. Memungkinkan pengelasan atas kepala dan tegak lurus.
4. Menstabilkan busur.
5. Menambah unsur paduan pada logam induk.
6. Memurnikan logam secara metalurgi.
7. Mengurangi cipratan logam pengisi.
8. Meningkatkan efisiensi pengendapan.
9. Menghilangkan oksida dan ketidakmurnian.
10. Mempengaruhi kedalamam penetrasi busur.
11. Mempengaruhi bentuk manik.
12. Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.
13. Menambah lapisan logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan
pelindung.
Elektroda lapis tebal adalah elektroda yang mempunyai lapisan tebal dan kandungan
serbuk logam yang tinggi cocok untuk pengelasan teknik kontak atau belah.
Perlu diketahui juga klasifikasi AWS dari elektroda SMAW dilambangkan dengan susunan
kode sebagai berikut:
F. Bagian Bagian
perlengkapannya :
Mesin
dan
Bagian
utama
mesin las :
Plug to Power Source : Tempat untuk menyambungkan ke
sumber arus.
Input Power Lead
: Kabel penghubung Arc Welding power source
dengan plug to power source
Arc Welding Power
: Sumber Mesin
las listrik.
Electrode Lead Cable : Kabel penghubung elecrode holder dengan arc
welding power source. Electrode Holder
: Tempat untuk menjepit
Electrode.
Electrode
: Pada bagian electrode terdapat adanya fuk
yang berfungsi untuk melindungi logam cair dari lingkungan udara
menghasilkan gas pelindung, menstabilkan busur, sumber unsur
paduan.
Base Metal
: Benda Kerja yang akan di lakukan
proses pengelasan.
Workpiece Lead
: Kabel penghubung workpiece conection (clamp)
dengan Arc welding power source.
Clamp
: Penjepit yang biasanya bersifat positif dari mesin
arc welding power yang berbentuk seperti tang.
Welding Table
yang akan di las.
b. Sarung tangan
Sarung tangan digunakan untuk menghindari bahaya seperti memegang benda
plat yang masih dalam kondisi sangat panas.
c. Apron
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari
kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis apron yang digunakan yaitu apron dada
dan apron lengan
d. Tang
Tang digunakan untuk memegang benda plat uji yang masih dalam kondisi
panas berlebih.
e.
Palu
Palu digunakan untuk membuang ( mengeluarkan ) hasil sisa dari pengelasan
benda uji plat.
f.
Sikat pembersih
Sikat Pembersih biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran sisa laslassan yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.
g. Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektrodadijepit dengan pemegang
elektroda.Pemegang elektroda terdiri dari mulutpenjepit dan pegangan yang
dibungkus olehbahan penyekat. Pada waktu berhenti atauselesai mengelas, bagian
pegangan yangtidak berhubungan dengan kabeldigantungkan pada gantungan dari
bahan fiber atau kayu.
h. Filler electrode
Filler electrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan
digunakan untuk pengelasan. Penggunaan filler bersamaan dengan alat las.
i.
. Langkah Kerja :
Pertama- tama, memakai pakaian standar proses pengelasan yaitu helm las, apron,
dan sarung tangan
b. Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti tang, palu dan sikat
pembersih.
c. Meyiapkan atau mengambil bahan filler elektrode dan benda uji platnya.
d. Menyalakan power switch. Bila tuas ditekan kearah bawah maka akan mati.
Sebaliknya bila ingin dinyalakan ,maka tekan tuas ke arah atas ( Gambar 2.d).
a.
e.
Mengatur berapa besar arus ampere yang akan kita gunakan. Untuk setiap jenis
pengelasan, kuat arus yang digunakan berbeda.
f. Mencapit ujung filler elektroda dengan pemegang elektroda.
h. Setelah api menyala, mengelas benda uji plat dengan gerakan zig-zag
i.
Rumusan masalah :
a. Jenis plat yang digunakan
b. Daftar elektrode yang digunakan
c. Berapa arus ampere yang digunakan
d. Berapa tegangan voltase yang digunakan
e. Apakah menggunakan arus AC atau DC
f. Berapa kecepatan pengelasannya
Berdasarkan hasil rumusan masalah yang diatas, maka diperoleh :
a. Jenis plat yang digunakan
Plat yang digunakan adalah jenis Plat Besi Tuang atau bisa disebut Plat Bagong
(Gambar 3.a).
c.
-
e.
f.
-