Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULU
AN

1. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah semakin maju dan
berekembang dengan pesat sehingga menimbulkan persaingan yang
ketat. Secara otomatis ada tuntutan agar selalu berkreatifitas dan terus
mengikuti perkembangan tersebut, dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang memadai. Manusia dapat mengembangkan potensi-potensi
yang ada disekelilingnya, hingga menjadi sesuatu yang layak pakai dan
memiliki guna serta nilai jual yang tinggi. Oleh karena itu, perlu
diadakannya kuliah praktikum sebagai tindak lanjut dari teori yang telah
diberikan di dalam ruangan.
2. Tujuan
Dengan diberikannya tugas pembuatan laporan ini, diharapkan mahasiswa
mengerti tentang proses produksi dan semua hal yang berhubungan
dengan proses produksi serta dapat mempraktekkannya pada kehidupan
sehari-hari yang mana dikemudian hari bisa menciptakan lapangan
pekerjaan dibidang pengelasan.
3. Dasar Teori
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan
logam dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi
dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan
menghasilkan sambungan yang kontinyu.

A. Berikut macammacam proses dan jenis pengelasan :


1. Berdasarkan Panas Listrik
SMAW (Shield Metal Arch Welding)
adalah las busur nyala
api listrik terlindung
dengan
mempergunagakan
busur nyala listrik
sebagai sumber panas
pencair logam. Jenis ini
paling banyak dipakai
dimanamana untuk
hampir semua
keperluan pekerjaan
pengelasaan. Tegangan
yang dipakai hanya 23
sampai dengan 45 Volt
AC atau DC, sedangkan
untuk pencairan
pengelasan dibutuhkan

arus hingga 500


Ampere. Namun secara
umum yang dipakai
berkisar 80 200
Ampere.

SAW (Submerged Arch Welding)


SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur
terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api
listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan
material tambahan, dipergunakan butiran butiran fuks /
slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuran
ukuran fuks tersebut

ESW (Electro Slag Welding)


ESW (Electro Slag Welding) adalah
pengelasan busur terhenti, pengelasan
sejenis SAW namun bedanya pada jenis
ESW busurnya nyala mencairkan fuks,
busur terhenti dan proses pencairan fuk
berjalan terus dam menjadi bahan
pengantar arus listrik (konduktif).
Sehingga elektroda terhubungkan dengan
benda yang dilas melalui konduktor
tersebut. Panas yang dihasilkan dari
tahanan terhadap arus listrik melalui
cairan fuk / slag cukup tinggi untuk
mencairkan bahan tambahan las dan
bahan induk yang dilas tempraturnya
mencapai
3500 F atau setara dengan 1925 C
SW (Stud Welding)

SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk


menyambung bagian satu konstruksi baja dengan bagian yang
terdapat di dalam beton (baut angker) atau Shear Connector

ERW (Electric Resistant Welding)


ERW (Electric Resistant Welding) adalah las
tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang
besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik
menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan
logam yang akan dilas. Contohnya adalah
pada pembuatan pipa ERW, pengelasan plat
plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat

EBW (Electron Beam Welding)


EBW (Electron Beam Welding)
las dengan proses pemboman elektron, suatu
pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh
panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron
yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang
akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang
hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya
oksidasi atau kontaminasi

Listrik dan Gas

adalah

2. Berdasarkan
Panas

GMAW (Gas Metal Arch Welding)

Helium (He) dan/atau Argon (Ar)

GMAW (Gas Metal Arch Welding)


terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas)
dan MAG (Metal Inert Gas) adalah
pengelasan dengan gas nyala yang
dihasilkan berasal dari busur nyala
listrik, yang dipakai sebagai pencair
metal yang dilas dan metal
penambah. Sebagai pelindung
oksidasi dipakai gas pelindung yang
berupa gas kekal (inert) atau CO2.
MIG digunakan untuk mengelas besi
atau baja, sedangkan gas
pelindungnya adalah mengunakan
Karbon dioxida CO2.
TIG digunakan untuk mengelas
logam non besi dan gas
pelindungnya menggunakan

GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
adalah pengelasn dengan memakai
busur nyala dengan tungsten/elektroda
yang terbuat dari wolfram, sedangkan
bahan penambahnyyadigunakan bahan
yang sama atau sejenis dengan
material induknya. Untuk mencegah
oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 %
Argon (Ar) murni

FCAW (Flux Cored Arch Welding)


pada hakikatnya hampir sama dengan
proses pengelasan GMAW. Gas
pelindungnya juga sama-sama
menggunakan Karbon dioxida CO2.
Biasanya, pada mesin las FCAW
ditambah robot yang bertugas untuk
menjalankan pengelasan biasa disebut
dengan super anemo

PAW (Plasma Arch Welding)


PAW (Plasma Arch Welding) adalah las
listrik dengan plasma yang sejenis dengan
GTAW hanya pada proses
ini gas pelindung menggunakan bahan
campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N)
dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan
plasma. Plasma adalah gas yang luminous
dengan derajat pengantar arus dan kapasitas
termis / panas yang tinggi dapat menampung
tempratur diatas 5000 C

3. Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas


OAW (Oxigen Acetylene Welding)
OAW (Oxigen Acetylene Welding)
adalah sejenis dengan las karbid / las
otogen. Panas yang didapat dari hasil
pembakaran gas acetylene (C2H2)
dengan zat asam atau Oksigen (O2).
Ada juga yang sejenis las ini dan
memakai gas propane (C3H8) sebagai
ganti acetylene. Ada pula yang
memakai bahan pemanas yang terdiri
dari campuran gas hidrogen (H) dan
zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy
Hidrogen Welding)

4. Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis


EXW (Explosion Welding)
EXW (Explosion Welding) adalah las
yang sumber panasnya didapatkan
dengan meledakkan amunisi yang
dipasang pada suatu mold/cetakan
pada bagian tersebut dan mengisi
cetakan yang tersedia. Cara ini
sangat praktis untuk menyambung
kawat baja / wire rope, slenk. Cara
pelaksanaannya adalah ujung-ujung
tambang kawat dimasukkan ke
dalam mold yang telah terisi
amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik
api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga
menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan.
Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat
didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi ruangan
yang tersedia didalam mold.

Penjelasan lanjut SMAW.

Sedangkan yang kita pakai pada praktikum yaitu las jenis


SMAW (Shield Metal Arch Welding). Berikut penjelasan lebih lanjut
tentang Las SMAW (Shield Metal Arch Welding) :

SMAW (Shielded Metal Arc Welding) / MMA (Manual Metal


Arc) / Stick
SMAW adalah las busur listrik dengan menggunakan elektroda
berselaput (fluks). Fungsi fluks pada pengelasan ini adalah
membentuk slag diatas hasil lasan yang berfungsi sebagai
pelindung hasil lasan dari udara(Oksigen, hidrogen,dsb) selama
proses las berlangsung.

Proses Kerja

Pada proses las elektroda terbungkus,busur api listrik yang terjadi


antara ujung elektro danlogam induk (base metal) akan
menghasilkan panas. Panas inilah yang mencairkan ujung elektroda
(kawat las) dan benda kerja secara setempat. Dengan adanya
pencairan ini maka kampuh las akan terisi oleh logam cair yang
berasal dari elektroda dan logam induk, terbentuklah kawah cair,
lalu membeku maka terjadilah logam lasan (weldment) dan terak
(slag).
Jenis Elektroda
Elektroda untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam
(dipengaruhi oleh jenis fluks-nya, antara lain:

Type
Type
Type
Type

Cellulose
Rutile
Acid
Basic

Perbedaan dari ke-empat jenis elektroda diatas adalah pada


lelehan elektroda selama proses pengelasan berlangsung,
seperti gambar dibawah ini:
Keterangan gambar :
a. Type
Cellulose b.
Type Rutile
c. Type Acid
d. Type Basic
Pemilihan jenis elektroda akan
mempengaruhi kualitas dan hasil lasan,
untuk itu, selain pemilihan jenis fluks,
pemilihan elektroda harus disesuaikan
dengan material yang akan dilas.

Arus Listrik
Arus listrik yang digunakan untuk pengelasan SMAW adalah arus DC
(Direct Current)
dan arus AC (Alternating Current).
Keuntungan
1.
2.

Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel & didalam air.


Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe dari
material mild steel ke copper alloy dengan rectifier.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
4. Pengelasan dengan segala posisi.
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam banyak ukuran dan
diameter.
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah
dibawa kemana- mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli & gemuk.
Kerugian
1.

Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda dan


harus melakukan penyambungan.
2. Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag harus
dibersihkan.
3. Tidak dapat digunakan untuk pengelasan bahan baja non ferrous.
4. Mudah terjadi Oksidasi akibat pelindung logam cair hanya
busur las dari fluks.
5. Diameter elektroda tergantung dari tebal pelat dan posisi
pengelasan.
Peralatan

Mesin las (Welding Machine)


Elektroda (Electrode)
Alat bantu dan keselamatan

Jenis Mesin Las (Power Source)

Transformator
Rectifier
Inverter
Generator

C. Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan
gerakan arah dari pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun pisisi
mengelas terdiri dari empat macam yaitu:

Posisi di Bawah Tangan, Posisi di bawah tangan yaitu suatu


cara pengelasan yang dilakukan pada permukaan rata/datar dan
dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda las sekitar 10 20 terhada garis vertikal dan 70 - 80 terhadap benda kerja.

Posisi Datar (Horisontal), Mengelas dengan horisontal biasa


disebut juga mengelas merata dimana kedudukan benda kerja
dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal. Sewaktu
mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 - 10 terhada garis
vertikal dan 70 - 80 kearah benda kerja.

Posisi Tegak (Vertikal), Mengelas posisi tegak adalah


apabila dilakukan arah pengelasannya keatas atau kebawah.
Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena
bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat
diperkecil dengan kemiringan elektroda sekitar 10 - 15 terhada
garis vertikal dan
70 - 85 terhadap benda kerja.

Posisi di Atas Kepala (Over Head),

Posisi pengelasan ini sangat sukar dan berbahaya karena bahan cair
banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las,
sarung tangan, sepatu kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi
ini benda kerja terletak pada bagian atas juru las dan kedudukan
elektroda sekitar 5 - 20 terhada garis vertikal dan 75 - 85
terhadap benda kerja.

Penempatan benda kerja disesuaikan dengan permintaan, dalam hal ini adalah
menyesuaikan posisi pengelasan. Penempatannya apakah posisi

1F, 2F, 3F, 4F, 5F, 6F


1G, 2G, 3G, 4G plate
1G, 2G, 5G, 6G, 6GR (pipa)

contoh posisi-posisi pengelasan seperti gambar berikut :

fillet joint (T-joint)

butt joint

D. CACAT LAS

1. Undercut atau tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan

pengelasan tidak terisi oleh cairan las, akan mengakibatkan retak.


Penyebabnya adalah :
kelebihan panas
kelebihan kecepatan pengelasan, sehingga tidak cukup
bahan tambah mengisi cairan las.
kelebihan kecepatan ayunan
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahannya:
kurangi tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat, maka cairan las dapat mengisi dengan lengkap
pada daerah luar bahan dasar
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.
2. Incomplete Fusion terjadi ketika cairan las tidak bersenyawa dengan bahan dasar
atau lapisan pengelasan sebelumnya dengan lapisan yang baru dilas.

Penyebabnya adalah :
Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil pengelasan cembung pada
manik las.
Tekanan api yang terlalu kecil
Persiapan pengelasan yang buruk seperti terlalu sempit rootgap.
Cara pencegahannya:
naikkan tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat,
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.
Lebarkan celah atau rootgap.
3. Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh.
Penyebabnya adalah :
Terlalu lambat kecepatan pengelasan.
Api terlalu kecil
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahannya:
kecepatan pengelasan dipercepat
pergunakan sudut brander maupun bahan tambah yang benar saat pengelasan.
Naikkan tekanan gas
4. Crater atau kawat pengelasan adalah bagian yang dangkal pada permukaan las
ketika pengelasan berhenti disebabkan oleh cairan las yang membeku setelah
pengelasan berhenti, dapat menyebabkan retak bahkan sampai ke bahan dasar.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan waktu pengelasan yang agak
lama pada daerah tersebut sebelum mengakhiri pengelasan.

Hal hal yang mempengaruhi hasil pengelasan adalah, sudut elektroda,


panjang busur, kecepatan memindahkan busur, tinggi rendah arus yang
digunakan. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini dimana
perbedaan hasil pada pengelasan normal (A), pada arus yang terlalu
rendah (B), terlalu tinggi (C), kecepatan memindahkan busur yang terlalu
cepat (D), terlalu lambat (E), dan dengan arc yang terlalu panjang (F):

E. ELEKTRODA

Dikenal tiga jenis elektroda logam, yaitu elektroda polos, elektroda fluks, elektroda lapis
tebal. Elektroda polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa ddan baja lunak.
Biasanya digunakan polaritas langsung. Elektroda fluks dilapisi terak dan fluks digunakan
pada pengelasan logam dan paduan bukan besi.
Lapisan fluks mempunyai fungsi yaitu :
1. Membentuk lingkungan pelindung,
2. Membentuk terak dengan sifat tertentu.
3. Memungkinkan pengelasan atas kepala dan tegak lurus.
4. Menstabilkan busur.
5. Menambah unsur paduan pada logam induk.
6. Memurnikan logam secara metalurgi.
7. Mengurangi cipratan logam pengisi.
8. Meningkatkan efisiensi pengendapan.
9. Menghilangkan oksida dan ketidakmurnian.
10. Mempengaruhi kedalamam penetrasi busur.
11. Mempengaruhi bentuk manik.
12. Memperlambat kecepatan pendinginan sambungan las.
13. Menambah lapisan logam las yang berasal dari serbuk logam dalam lapisan
pelindung.
Elektroda lapis tebal adalah elektroda yang mempunyai lapisan tebal dan kandungan
serbuk logam yang tinggi cocok untuk pengelasan teknik kontak atau belah.

Perlu diketahui juga klasifikasi AWS dari elektroda SMAW dilambangkan dengan susunan
kode sebagai berikut:

Dengan keterangan bahwa:


E : menyatakan elektroda
XX : diisi kode yang menunjukkan daya rentang bahan (strength)
X : diisi kode yang menunjukkan posisi dari pengelasan
X : diisi kode yang menunjukkan selulosa - tipe dari arus dan lapisan
Adapun untuk posisi pengelasan ada 6 macam, meliputi:
1. 1G Down hand
2. 2G Horizontal
3. 3G Vertical
4. 4G Over head
5. 5G Las pipa pada pipa yang berputar
6. 6G Las pipa dimana pengelas yang berputar

F. Bagian Bagian
perlengkapannya :

Mesin

dan

Bagian
utama
mesin las :
Plug to Power Source : Tempat untuk menyambungkan ke
sumber arus.
Input Power Lead
: Kabel penghubung Arc Welding power source
dengan plug to power source
Arc Welding Power
: Sumber Mesin
las listrik.
Electrode Lead Cable : Kabel penghubung elecrode holder dengan arc
welding power source. Electrode Holder
: Tempat untuk menjepit
Electrode.
Electrode
: Pada bagian electrode terdapat adanya fuk
yang berfungsi untuk melindungi logam cair dari lingkungan udara
menghasilkan gas pelindung, menstabilkan busur, sumber unsur
paduan.
Base Metal
: Benda Kerja yang akan di lakukan
proses pengelasan.
Workpiece Lead
: Kabel penghubung workpiece conection (clamp)
dengan Arc welding power source.
Clamp
: Penjepit yang biasanya bersifat positif dari mesin
arc welding power yang berbentuk seperti tang.

Welding Table
yang akan di las.

: Tempat untuk menaruh base metal

G. Perlengkapan Safety untuk Pengelasan


a.

Persiapan Alat dan Bahan untuk proses pengelasan:


Helm Ias
Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungikulit muka dan mata
dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang dapat merusak kulit maupun
mata,Helmlas ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar
ultra violet dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat terang/kuat itu tidak
boleh dilihatdangan mata langsung sampai jarak 16 meter. Oleh karena itu pada
saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinar las
dengan kaca las. Ukuran kaca las yang dipakai tergantung pada pelaksanaan
pengelasan.

Gambar 1.a Helm Las

b. Sarung tangan
Sarung tangan digunakan untuk menghindari bahaya seperti memegang benda
plat yang masih dalam kondisi sangat panas.

Gambar 1.b Sarung Tangan

c. Apron
Apron adalah alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari
kulit atau dari asbes. Ada beberapa jenis apron yang digunakan yaitu apron dada
dan apron lengan

Gambar 1.c Apron

d. Tang
Tang digunakan untuk memegang benda plat uji yang masih dalam kondisi
panas berlebih.

Gambar 1.d Tang

e.

Palu
Palu digunakan untuk membuang ( mengeluarkan ) hasil sisa dari pengelasan
benda uji plat.

Gambar 1.e Palu

f.

Sikat pembersih
Sikat Pembersih biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran sisa laslassan yang masih ada. Bulu sikat ini terdiri dari kawat yang berdiameter kecil.

Gambar 1.f Sikat Pembersih

g. Pemegang elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektrodadijepit dengan pemegang
elektroda.Pemegang elektroda terdiri dari mulutpenjepit dan pegangan yang
dibungkus olehbahan penyekat. Pada waktu berhenti atauselesai mengelas, bagian
pegangan yangtidak berhubungan dengan kabeldigantungkan pada gantungan dari
bahan fiber atau kayu.

Gambar 1.g Pemegang elektroda

h. Filler electrode
Filler electrode fungsinya untuk memberikan lelehan cairan yang akan
digunakan untuk pengelasan. Penggunaan filler bersamaan dengan alat las.

Gambar 1.h Filler Elektrode

i.

Benda plat uji


Benda plat uji yang akan digunakan sebagai media pengelasan.

Gambar 1.i Benda Plat Uji

. Langkah Kerja :
Pertama- tama, memakai pakaian standar proses pengelasan yaitu helm las, apron,
dan sarung tangan
b. Menyiapkan peralatan-peralatan yang dibutuhkan seperti tang, palu dan sikat
pembersih.
c. Meyiapkan atau mengambil bahan filler elektrode dan benda uji platnya.
d. Menyalakan power switch. Bila tuas ditekan kearah bawah maka akan mati.
Sebaliknya bila ingin dinyalakan ,maka tekan tuas ke arah atas ( Gambar 2.d).
a.

Gambar 2.d Power Switch yang telah on

e.

Mengatur berapa besar arus ampere yang akan kita gunakan. Untuk setiap jenis
pengelasan, kuat arus yang digunakan berbeda.
f. Mencapit ujung filler elektroda dengan pemegang elektroda.

Gambar 2.f Cara pencapitan filler elektroda

g. Menggunakan teknik starting untuk menyalakan api filler elektroda

Gambar 2.g Teknik Starting

h. Setelah api menyala, mengelas benda uji plat dengan gerakan zig-zag

Gambar 2.h Gerakan Zig Zag

i.

Melakukan gerakan zig zag sampai filler elektroda abis

Rumusan masalah :
a. Jenis plat yang digunakan
b. Daftar elektrode yang digunakan
c. Berapa arus ampere yang digunakan
d. Berapa tegangan voltase yang digunakan
e. Apakah menggunakan arus AC atau DC
f. Berapa kecepatan pengelasannya
Berdasarkan hasil rumusan masalah yang diatas, maka diperoleh :
a. Jenis plat yang digunakan
Plat yang digunakan adalah jenis Plat Besi Tuang atau bisa disebut Plat Bagong
(Gambar 3.a).

Gambar 3.a Plat Besi Tuang

b. Daftar elektrode yang digunakan


Yaitu menggunakan elektrode Familiarc RB-26 yang berdiameter 3.2 mm
(Gambar 3.b )
Untuk klasifikasinya yaitu :
- Klasifikasi JIS E 4313 dan AWS E 6013
- Tipe covering high Titania
- Penggunaan untuk Mild Steel

Gambar 3.b Keterangan jenis elektrode yang digunakan

c.
-

Berapa arus ampere yang digunakan


Untuk las Flate (1-D) , menggunakan 105 Ampere
Untuk las F-1 (T), menggunakan 145 Ampere kuat arus
Untuk las F-2 (T), menggunakan 145 Ampere kuat arus

d. Berapa tegangan voltase yang digunakan


Tegangan voltase yang digunakan yaitu 415 Volt (Gambar 3.d ).

Gambar 3.d Keterangan tegangan voltase yang digunakan

e.

Apakah menggunakan arus AC atau DC


Pada pengelasan ini,menggunakan jenis arus las AC sebesar 300 (Gambar 3.e ).

Gambar 3.e Keterangan jenis arus yang digunakan

f.
-

Berapa kecepatan pengelasannya


Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kecepatan pengelasan kira kira
sebesar
Untuk Las Flate, diperoleh 110 detik tiap filler habis. Sehingga untuk
pemakaian 3 filler akan diperoleh kecepatan 330 detik.
Untuk Las F-1 (T), diperoleh 130 detik tiap bagian. Sehingga untuk 2 sisi
bagian 260 detik.
Untuk Las F-2 (T), diperoleh 130 detik tiap bagian. Sehingga untuk 2 sisi bagian
260 detik.

Anda mungkin juga menyukai