1 Latar belakang
Secara konsepsional, wawasan nusantara (Wawasan) merupakan wawasan nasionalnya
bangsa Indonesia. Perumusan wawasan nasional bangsa Indonesia yang selanjutnya disebut
Wawasan Nusantara, itu merupakan salah satu konsepsi politik dalam ketatanegaraan Republik
Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasionalnya bangsa Indonesia dibangun atas
pandangan geopolitik bangsa. Pandangan bangsa Indonesia didasarkan pada konstelasi
lingkungan tempat tinggalnya yang menghasilkan konsepsi Wawasan Nusantara.jadi Wawasan
Nusantara merupakan penerapan dari teori geopolitik bangsa Indonesia.
Untuk mengetahui lebih jauh, penulis mencoba membahasnya dengan sebuah makalah yang
berjudul WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA
Secara etimologis, wawasan nusantara berasal dari kata Wawasan dan tara. Wawasan berasal dari
kata Wawas (bahasa jawa) yang berarti pandangan, tinjauan dan penglihatan indrawi. Jadi
wawasan adalah pandangan, tinjauan, penglihatan, tanggap indrawi. Wawasan berarti pula cara
pandang dan cara melihat. Nusantara berasal dari kata nusa dan antara. Nusa artinya pulau atau
kesatuan kepulauan. Antara artinya menunjukkan letak antara dua unsur. Jadi Nusantara adalah
kesatuan kepulauan yang terletak antara dua benua, ian yaitu benua Asia dan Australia, dan dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Pasifik. Berdasarkan pengertian modern, kata nusantara
digunakan sebagai pengganti nama Indonesia.
Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat sebagai berikut :
Menurut prof. Wan Usman, Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek
kehidupan yang beragam.
Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang
dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, secara sederhana wawasan nusantara berarti cara
pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya.
http://tofacanchujitsuna.blogspot.co.id/2015/09/makalah-wawasan-nusantara-sebagai.html
cita-cita bangsa Indonesia dapat terlaksana dengan baik, maka negara ini akan menjadi
negara yang kuat dan bermartabat. Maksud dan isi alinea kedua UUD 1945
Tujuan Nasional adalah sasaran segala kegiatan suatu bangsa yang perwujuannya harus
diusahakan secara terus rnenerus. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Tujuan Nasional Negara Republik Indonesia tertuang dalam Alinea
Keempat, disebutkan bahwa melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial .
Berdasarkan alinea tersebut, tujuan nasional yang ingin dicapai Negara Republik Indonesia
adalah sebagai berikut.
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia. Melindungi segenap bangsa artinya adalah pemerintah berupaya untuk melindungi
seluruh bangsanya. Upaya pemerintah dalam mencapai tujuan tersebut adalah dengan
membentuk pertahanan negara yang kokoh. Pembentukan ketahanan dan keamanan Negara ini
sudah dimulai sejak Indonesia masih berada di tangan penjajahan. Namun semakin ke depan,
pertahanan tersebut semakin diperkokoh demi memberi rasa aman kepada rakyat Indonesia baik
yang berada di dalam negeri maupun di luar negeri, serta membentuk keamanan bersama.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
Negara Indonesia menginginkan rakyat yang bahagia, makmur, adil, dan sentosa. Pemerintah
banyak membuat kebijakan yang memudahkan masyarakat Indonesia seperti Bantuan
Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi-subsidi bagi rakyat yang
miskin, raskin (beras miskin), dan kebijakan lainnya yang bertujuan untuk mencapai
kesejahteraan bersama. Setiap negara pasti menginginkan rakyatnya sejahtera. Namun,
kesejahteraan yang dapat kita lihat di Indonesia sekarang ini hanya dinikmati oleh sebagian
masyarakat saja. Masih banyak masyarakat-masyarakat yang luput dari perhatian pemerintah.
Itulah sebabnya kesejahteraan di Indonesia belum dapat dikatakan adil merata.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sebuah bangsa akan maju bila didukung oleh rakyatnya yang memiliki pengetahuan luas, pintar,
dan intelek. Banyak juga yang sudah dilakukan pemerintah guna mencapai tujuan ini,
diantaranya adalah pengadaan beasiswa bagi para pelajar yang berprestasi ataupun yang kurang
mampu untuk membayar biaya pendidikan. Hal ini tentunya diupayakan pemerintah dalam
rangka untuk mencapai tujuan nasional bangsa, memiliki generasi penerus yang cerdas.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial.
Indonesia turut bergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di era sekarang ini, tidak
ada satu negara pun yang setuju dengan penjajahan. Masing-masing negara ingin memiliki
negara yang merdeka. Oleh sebab itu, seluruh dunia bergabung dalam PBB untuk menciptakan
perdamaian abadi termasuk Indonesia. Itulah sebabnya Indonesia berupaya mencapai tujuan
tersebut demi ketentraman bersama.
Dalam rangka perwujudan cita-cita dan tujuan nasional tersebut, beberapa upaya yang dapat
dilakukan negara, di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Memberikan kepastian dan perlidungan hukum terhadap semua warga negara tanpa
diskriminatif.
2. Menyediakan fasilitas umum yang memadai yang berdampak pada kesejahteraan
masyarakat.
3. Menyediakan sarana pendidikan yang memadai dan merata di seluruh tanah air.
4. Memberikan biaya pendidikan gratis terhadap seluruh jenjang pendidikan bagi seluruh
warga negara.
5. Menyediakan infrastruktur serta sarana transportasi yang memadai dan menunjang
tingkat perekonomian rakyat.
6. Menyediakan lapangan kerja yang dapat menyerap jumlah angkatan kerja dalam rangka
penghidupan yang layak bagi seluruh warga negara.
7. Mengirimkan pasukan perdamaian dalam rangka ikut serta berpartisipasi aktif dalam
menjaga dan memelihara perdamaian dunia.
Perwujudan terhadap Cita-Cita dan Tujuan Nasional
Setiap warga negara dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional. Apa yang dapat dilakukan
untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional tersebut.
1. Sebagai warga negara wajib ikut mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh
dengan pengorbanan jiwa dan raga para pejuang.
2. Sebagai warga negara harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak terpecah
belah seperti pengalaman para pendahulu kita.
3. Sebagai warga negara harus bersikap adil, dalam arti menuntut hak setelah melaksanakan
kewajiban terlebih dahulu.
4. Sebagai warga negara harus dapat mengusahakan kemakmuran bersama dengan cara
membantu saudara-saudara kita yang tidak seberuntung dengan kita.
5. Sebagai warga negara kita wajib mempertahankan setiap jengkal tanah negara kita dari
gangguan bangsa lain.
6. Sebagai warga negara kita harus bekerja keras untuk menjadi bangsa yang sejahtera.
7. Sebagai warga negara kita wajib menuntut ilmu agar menjadi bangsa yang cerdas
sehingga tidak mudah dimanfaatkan oleh bangsa lain.
8. Sebagai warga negara kita ikut andil dalam menjaga ketertiban dunia dengan saling
menolong dan saling mengasihi antar sesama manusia sehingga tercipta perdamaian yang
menjadi tujuan bangsa.
Tujuan bangsa Indonesia mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.
Dalam hal ini hendak diwujudkan oleh bangsa Indonesia adalah masyarakat yang adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam wadah NKRI yang
merdeka, bersatu, berdaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram,t
ertib dan dinamis, serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat dan
tentram.
LINK : http://www.mikirbae.com/2015/11/cita-cita-dan-tujuan-nasional.html
KEPENTINGAN NASIONAL
Pengertian Kepentingan Nasional adalah merupakan konsep yang paling dikenal luas di kalangan
para penstudi hubungan internasional dan politik internasional baik itu pengamat aliran tradisional
atau saintifik. Hal ini terjadi selama Negara bangsa (Nation State ) masih merupkan aktor yang
utama dalam hubungan internasional. Semua ahli agaknya sepakat bahwa determinan utama yang
menggerakkan Negara-negara menjalankan hubungan internasional (international relation) adalah
kepentingan nasionalnya. Drs T May rudy,2002,Studi Strategis dalam transformasi system internasional
pasca Perang dingin,Bandung: PT Rafika Aditama.,Hal. 60
George F. Kennan (1951) memahami makna konsep kepentingan nasional (national interest )
dalam hubungan antarnegara. Kennan membuat definisi konsep ini secara negatif tentang apa
yang tidak termasuk ke dalam pengertian kepentingan nasional. Pertama, konsepsi kepentingan
nasional bukan merupakan kepentingan yang terpisah dari lingkungan pergaulan antarbangsa
atau bahkan dari aspirasi dan problematika yang muncul secara internal dalam suatu negara.
Kepentingan nasional suatu bangsa dengan sendirinya perlu mempertimbangkan berbagai nilai
yang berkembang dan menjadi ciri negara itu sendiri. Nilai-nilai kebangsaan, sejarah, dan letak
geografis menjadi ciri khusus yang mempengaruhi penilaian atas konsepsi kepentingan nasional
suatu negara. Kedua, kepentingan nasional bukan merupakan upaya untuk mengejar tujuantujuan yang abstrak, seperti perdamaian yang adil atau definisi hukum lainnya. Sebaliknya, ia
mengacu kepada upaya perlindungan dari segenap potensi nasional terhadap ancaman eksternal
maupun upaya konkrit yang ditujukan guna meningkatan kesejahteraan warga negara.
Ketiga, konsepsi ini pada dasarnya bukan merupakan pertanyaan yang berkisar kepada
tujuan, melainkan lebih kepada masalah cara dan metode yang tepat bagi penyelenggaran
hubungan internasional dalam rangka mencapai tujuan tersebut secara efektif.
Dari semua pendapat para ahli tersebut dapat ditarik satu kesimpulan bahwa kepentingan
nasional itu berpusat pada perlindungan diri ( Self preservation ) sebuah bangsa.
Dewi fortuna anwar dalam orasi ilmiahnya sebagai staff ahli peneliti LIPI memberi keterangan
tentang kepentingan nasional secara kontradiktif, disatu sisi secara objektif bahwa kepentingan
nasional bisa didefenisikan secara jelas dengan criteria yang objektif dan cenderung konstan
dari waktu ke waktu. Disisi lain kepentingan nasional bisa diartikan subjektif, artinya
kepentingan nasional selalu berubahmengikuti preferensi subjektif para pembuat keputusan.
Di era SBY pertumbuhan ekonomi agak emmabik dengan berkisar diatas 6%. Namun
dalam tataran mikro ekonomi belum membaik termasuk juga dalam menarik investasi
asing kedalam negeri. Dalam suasana ketidak pastian kondisi ekonomi global di masamasa yang akan datang maka setiap kesempatan yang ada dianfaatkan dengan
semaksimalkan mungkin melalui diplomasi yang baik.
2. Kepentingan Idiologi
Dalam tatarana percaturan internasional pandangan pancasila sebagai indiolog bangsa
adalah mutlah untuk disandingkan dengan idiologi lain didunia seperti liberalisme atau
sosialieme.
Dalam pembukaan UUD 1945 tercantum secara jelas tetntang tujuan nasional yaitu:
o Kesejahtraan masyarakat
o Menghapuskan kolonialisme dan imperalisme
o turut aktif menciptakan perdamaian dunia
3. Kepentingan energi dan teknologi
Dalam beberapa dasarwa terakhir memang tidka bisa di pungkiri bahwa permasalahan
krisis energi menjadi permaslahan akut bagi bangsa Indonesia. Adanya energi alternatif
yang dapat dikembangkan adalh sebuah keharusan dan salah satunya energi nuklir
khusunya untuk pembangkit tenaga listrik.
Selain itu untuk mengurangi ketregantungan terhadap Amerika dan sekutunya terhadap
pasokan senjata militer. Maka Indonesia sejak era Mega sudah mencari alternatif lain
misalnya melalui Rusia dengan pembelian kapal sukhoi pada tahun 2004. dan bisa jadi
mengenai teknologi nuklir yang akan dijalin dengan Iran
4. Persahabatan dengan negara-negara senasib
Pengalaman pahit sebagai negara terjajah setidaknya tela mendorong kerjasama yang
intens dengan negara-negara senasib atau begara dunia ketiga. Pada masa orde lama
Indonesia termasuk pelopor dalam membentuk gerakan non- blok, yang sebelumnya
secara fantatis berhasil mengadakan Konferensi Asia- Afrika tahun 1955 sebagai cikal
bakal GNB.
Selain itu di era orde baru sukses untuk menggalang kerjasama dengan negara-negara
sekawasan ( Asia tenggara ) melalui ASEAN tahun 1987. dan ikut serta dalam organisasi
Konferensi islam bergabung dengan negara-negara islam yang sebagaian besar termasuk
negara dunia ke-3.
Hubungan baik tersebut setidaknya masih dipertahankan oleh Indonesia sampai hari ini
a. Politik Luar Negeri
Kepentingan nasional merupakan kunci dalam politik luar negeri. Menurut Columbis
dan wolfe, Politik luar negeri merupakan sintesis daari tujuan atau kepentingan nasional
dengan power dan kapabilitas ( Coulombis dan wolfe, 126 )
Oleh karena kesamaan itu kepentingan nasional lazim diidentikkan dengan tujuan
nasional ( national goals ) namun untuk hal-hal lainnya bisa saja berubah dalam jangka
waktu tertentu. Contohnya kepentingan ekonomi atau kepentingan pengembangan
sumber daya manusia. R Soeprapto,1997,Hubungan Internasional,sistem prilaku dan
interaksi,Jakarta: Grafindo Media Persada., Hal. 118.
Tujuan dari politik luar negeri adalah untuk mewujudkan kepentingan nasional. Tujuan
tersebut memuat gambaran atas keadaan negara dimasa yang akan datang dan kondisi masa
depan yang diinginkan . Pemerintah negara menetapkan berbagai sarana yang diusahakan untuk
dicapai dengan melakukan berbagai tindakan yang menunjukkan adanya kebutuhan,keinginan
dan tujuan.
Landasan Polugri RI adalah UUD 1945 sebagai landasan konstitusional. hal ini berarti bahwa
pasal-pasal UUD 1945 mengatur kehidupan berbangsa dan bernegara memberikan garis-garis
besar dalam kebijakan luar negeri Indonesia. sedang palsafah hidup bangsa, yaitu pancasila
menjadi landasan idiil dalam Polugr i RI.Athiqah Nur Alami,landasan dan prinsip politik luar
negeri dalam Politik Luar Negeri Indonesia di tengah pusaran Politik Domestik
Prinsip Polugri dapat dilhat secara jelas dalam pembukaan UUD 1945. yang ,menjadi acuan bagi
pengamalan Polugri Indonesia. hal ini juga diperjelas oleh Moh Hatta dalam pidatonya yang
berjudul Mendayung antara dua karang yang merupakan penjelasan perdana dan pengenalan
nama politik luar negri Indonesia yang bebas dan aktif yang dinyatakan didepan badan pekerja
KNIP pada 2 september 1948.
Apakah bangsa Indonesia yang memerjuangkan kemerdekaan harus memilih saja antara pro
Rusia dan pro Amerika? apakah tidak ada pendirian lain yang harus diambil dalam mengejar
cita-cita bangsa?pemerintah berpendapat bahwa pendirian yang harus diambil ialah supaya
Indonesia jagan men jadi objek dalam pertrungan politik internasional melainkan ia harus tetap
menajdi subjek yang berhak menentukan sikap sendiri....Polugri RI harus ditentukan oleh
kepentingannya sendiri dan dijalankan menurut keadaan dan kenyataan yang kita hadapi.....
garis-garis politik Indonesia tidak dapat ditentuksn oleh haluan politik negara lainyang
berdasarkan kepada kepentingan negara itu sendiri. Mohammad Hatta,1976, Cet Pertama
Mendayung Antara Dua Karang,Jakarta: Bulan Bintang., Hal . 17. lihat juga Mohhmad
Hatta,1953,Indonesia Foreigen Policy: Foreign Affairs., Hal 444
Pelaksanaan politik luar negeri didahului oleh penetapan kebijaksanaan dan keputusan serta
harus memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang didasarkan pada faktor-faktor nasional
sebagai faktor internal dan faktor-faktor internasional sebagai faktor eksternal . Disamping itu
dalam pelaksanaan politik luar negeri harus dipilih tehknik maupun instrumen yang cocok untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
b. Variabel Variabel pada Pembentukan Politik Luar Negeri
Dengan mengacu pada pendapat Rosenau,Coulumbis dan Wolfe (Coulumbis dan Wolfe :
129-137 ). Ada beberapa variable yang berpengaruh terhadap politik luar negeri sebuah
Negara Variabel tesebut antara lain : Ibid., Hal 189
1. Variabel Ideosinkretik
Berkaitan dengan image dan karakter pribadi pembuat keputusan, anatar lain mengenai
ketenagan lawan ketergesaan,kemarahan lawan prudensi, ketakutanlawan percaya diri
sendiri. Intinya karakteristik psikologis para pemimpin pembuat keputusan, demikian
juga para pelaksana politik.
2. Variabel Peranan
Biasanya didefenisikan sebagai- aturan-aturan perilaku yang diharapkan dari seseorang
sesuai dengan pekerjaannya. Seseorang yang memegang peranan spesifik, hasil
prilakunya dimodifikasi oleh harapan dan ekspektasi publik.
3. Variabel birokratis
Menyangkut struktur dan proses pemerintahan serta efeknya terhadap politik luar negeri.
Menurut Allison kompleksitas birokratis merupakan karakteristik yang terdapat hampir
semua negara terbelakang
4. Variabel Nasional
Mencakup berbagai atribut nasional yang mempengaruhi hasil politik luar negeri.
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-kepentingan-nasional.html
a.
http://tengkunoveniayahya.blogspot.co.id/2013/12/wawasan-nusantara.html
menyatakan bahwa negara adalah satuan politik yang menyeluruh serta sebagai satuan
biologis yang memiliki intelektual. Dengan kekuatannya, ia mampu mengeksploitasi
negara primitif agar negaranya dapat swasembada. Beberapa pemikir sering
menyebutnya sebagai Darwinisme social.
Karl Haushofer (1869-1946).
Haushofer yang pernah menjadi atase militer di Jepang meramalkan bahwa
Jepang akan menjadi negara yang jaya di dunia. Untuk menjadi jaya, suatu bangsa harus
mampu menguasai benua-benua di dunia. Ia berpendapat bahwa pada hakekatnya dunia
dapat dibagi atas empat kawasan benua (Pan Region) dan dipimpin oleh negara unggul.
Teori Ruang dan Kekuatan merupakan hasil penelitiannya serta dikenal pula
sebagai teori Pan Regional, yaitu:
1)
Lebensraum (ruang hidup) yang cukup;
2)
Autarki (swasembada); serta
3)
Dunia dibagi empat Pan Region, tiap region dipimpin satu bangsa (nation) yang
unggul, yaitu Pan Amerika, Pan Asia Timur, Pan Rusia India, serta Pan Eropa Afrika.
Dari pembagian daerah inilah, dapat diketahui percaturan politik masalah lalu dan masa
depan.
Pengaruh Haushofer _menjelang Perang Dunia II_ sangat besar di Jerman
ataupun di Jepang. Semboyan Macht und Erde di Jerman serta doktrin Fukoku Kyohei di
Jepang melandasi pembangunan kekuatan angkatan perang kedua negara tersebut
menjelang Perang Dunia II.
b.
Wawasan Geopilitik
Selanjutnya masih ada beberapa pandangan geopolitik lain, akan tetapi lebih cenderung
menunjukkan kepada suatu wawasan yaitu
1) Wawasan Benua
Sir Halford Mackinder (1861-1947)
Teori Daerah Jantung (dikenal pula sebagai wawasan benua). Dalam teori ahli geografi
ini, mungkin terkandung maksud agar negara lain selalu berpaling pada pembentukan
kekuatan darat. Dengan demikian, tidak mengganggu pengembangan armada laut Inggris.
Teorinya dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.
Dunia terdiri atas 9/12 air, 2/12 pulau dunia (Eropa, Asia, Afrika), serta sisanya
1/12 pulau lainnya.
b.
Daerah terdiri atas Daerah Jantung (Heartland), terletak di pulau dunia, yaitu
Rusia, Siberia, sebagian Mongolia, Daerah Bulan Sabit Dalam (inner cresent) meliputi
Eropa Barat, Eropa Selatan, Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, serta Bulan Sabit
Luar (outer cresent) meliputi Afrika, Australia, Amerika / Benua Baru.
c.
Apabila suatu negara ingin menguasai dunia, harus menguasai Dunia Jantung,
untuk itu diperlukan kekuatan darat yang memadai.
Teori geopolitik Mackinder dapat disimpulkan sebagai berikut Who rules East Europe
commands the Heartland; who rules the Heartland commands the world; Island, Who
rules the world Island commands the World.
2) Wawasan Bahari
Sir Walter Raleigh (1554-1618) dan Alfred T. Mahan (1840-1914)
Teori Kekuatan Maritim yang direncanangkan oleh Raleigh, bertepatan dengan
kebangkitan armada Inggris dan belanda yang ditandai dengan kemajuan teknologi
perkapalan dan pelabuhan, serta semangat perdagangan yang tidak lagi mencari emas dan
sutra di Timur (Simbolon,1995 : 425).
Pada masa ini pula, lahir pemikiran hukum laut internasional yang berlaku sampai tahun
1994 (setelah UNCLOS 1982 disetujui melalui SU PBB).
a. Sir W.Raleigh: Siapa yang kuasai laut akan menguasai perdagangan dunia/kekayaan
dan akhirnya menguasai dunia, karena itu ia harus memiliki armada laut yang kuat.
Sebagai tindak lanjut, maka Inggris berusaha menguasai pantai-pantai benua, paling tidak
menyewanya.
b. Alfred T.Mahan: Laut untuk kehidupan, sumber daya alam banyak terdapat di laut,
maka harus dibangun armada laut yang kuat untuk menjaganya. MenurutMahan, di
samping hal tersebut, juga perlu diperhatikan masalah akses ke laut dan jumlah penduduk
karena faktor ini juga akan memungkinkan kemampuan industri untuk kemandirian suatu
bangsa dan negara.
3) Wawasan Dirgantara
Giulio Douhet (1869-1930) William Mitcel (1879-1936).
Awal abad XX merupakan kebangkitan ilm pengetahuan penerbangan. Kedua orang ini
mencita-citakan berdinya Angkatan Udara. Dalam teorinya, disebutkan bahwa kekuatan
udara mampu beroperasi hingga belakang lawan, serta kemenangan akhir ditentukan oleh
kekuatan udara.
4) Wawasan Kombinasi
. Nicholas J. Spijkman (1893-1943).
Teori Daerah Batas (Rimland theory). Teorinya dipengaruhi
oleh Mackinderdan Haushover, terutama dalam membagi daerah. Karena ia adalah
bangsa Belanda yang pada dasarnya bangsa mari_tim, maka menurutnya penguasa daerah
jantung harus ada akses ke laut hendaknya menguasai pantai Eurasia. Dalam teorinya
tersirat:
a. Dunia menurunya terbagi empat daerah, yaitu daerah jantung (Hearland), Bulan
Babit Dalam(Rimland), Bulan Sabit Luar, dan Dunia Baru(Benua amerika);
b. Menggunakan kombinasi kekuatan darat, laut, udara untuk kuasai dunia;
c. Daerah Bulan Sabit Dalam (Rimland) akan lebih besar panga_ruhnya dalam
percaturan politik dunia dari pada daerah jantung; serta
d. Wilayah Amerika yang paling ideal dan menjadi negara terkuat.
http://tiyyuloke.blogspot.co.id/2015/03/makalah-geopolitikindonesia.html