Dukungan Manajemen
Pengawasan mutu
Pengawasan kuantitas
Pengendalian waktu
Persiapan Awal
Pelaksanaan Supervisi
Teknis
Laporan Akhir
Pengendalian Biaya
Sertifikasi & pembayaran
Serah terima pekerjaan
Pelaporan
Gambar F.I
DIAGRAM UMUM RENCANA KERJA KONSULTAN
Pre Construction
Stage
Mobilisation
Stage
Construction
Stage
Tim PHO
Inspeksi PHO
Berita acara PHO
Masa pemeliharaan
Inspeksi FHO
Berita FHO
Gambar F.2
BAGAN ALIR KEGIATAN KONSULTAN SUPERVISI
Secara garis besar, Lingkup Layanan Jasa Konsultansi meliputi hal-hal sebagai berikut:
Pengawasan Teknis
Rencana Mutu
Pekerjaan
Tugas dan Kewajiban Tim Konsultan Pengawas / Supervisi Konstruksi adalah meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Membantu PPK BRR Bantuan Perumahan dan Permukiman Wilayah Aceh Timur dan Kota Langsa
dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang
tercantum serta jadual dalam dokumen kontrak serta jadwal yang telah ditetapkan.
2. Membantu PPK BRR Bantuan Perumahan dan Permukiman Wilayah Aceh Timur dan Kota Langsa
dalam memahami dan melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen
kontrak, terutama sehubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas kontraktor.
3. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan "Contract Change Order" dan "Addendum",
sehingga perubahan-perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat secara optimum dengan
mempertimbangkan seluruh aspek dana yang tersedia.
4. Melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara terperinci untuk mendukung
peninjauan desain (Review Desain), menyusun perhitungan desain, Membuat gambar desain dan
menyiapkan perintah-perintah kepada kontraktor sehingga perubahan desain tersebut dapat
dilaksanakan.
5. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan
yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan,
perhitungan volume dan pemhavaran didasarkan kepada kelenluan-ketentuan yang tercanlum
dalam dokumen kontrak.
6. Melaporkan kepada PPK BRR Bantuan Perumahan dan Permukiman Wilayah Aceh Timur dan Kota
Langsa semua masalah sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan
pencapaian target fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindak turun langan yang
diperlukan.
7. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus sehubungan dengan pengendalian
mutu dan volume pekerjaan, serta menandatangani "Monthly Certificate (MC)" apabila mutu dan
pelaksanaan pekerjaan telah memenuhi semua persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
8. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana ("As-Built Drawing") yang
menggambarkan secara terperinci setiap bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Kontraktor.
9. Membantu PPK BRR Bantuan Perumahan dan Permukiman Wilayah Aceh Timur dan Kota Langsa
dalam melaksanakan "Provisional Hand Over" dan "Final Hand Over", terutama dalam menyusun
daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.
F.2
Pendekatan Masalah
Pendekatan masalah dalam rangka layanan pengawasan teknis dapat didekati dari aspekaspek sebagai berikut:
F.2.1 Pe.ngendalian Teknis
Bertindak untuk dan atas nama Pemberi Tugas, Konsultan Supervisi mengendalikan
pelaksanaan fisik yang dilakukan oleh Kontraktor.
Lingkup pengendalian antara lain meliputi:
1. Aspek mutu hasil pekerjaan
2. Aspek volume pokerjaan
3. Aspek waktu penyelesaian pekerjaan
4. Aspek biaya keseluruhan proyek.
Semua aspek di atas harus merujuk dan mengikuti ketentuan dan syarat-syarat yang
tercentum dalam Dokumen Kontrak.
F.2.2 Pengendalian Atas Koordinasi Terkait
Konsultan Pengawas dalam rangka melaksanakan tugas pengendalian teknis tersebut
di atas berkewajiban mengendalikan proses koordinasi dengan pihak lain yang terkait
dalam proyek tersebut
F.2.3 Pengendalian Administrasi Proyek
Dalam hal ini, Konsultan berkewajiban merancang, memberlakukan serta
mengendalikan pelaksanaan keseluruhan sistem administrasi proyek yang diawasinya,
yaitu mencakup antara lain surat-menyurat, memorandum, risalah rapat laporanlaporan, contoh barang, foto dokumentasi, berita acara, gambar, sketsa, brosur,
kontrak, addendum dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
Langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan Konsultan Pengawas untuk
maksud di atas adalah :
1. Mempelajari, menanggapi, memecahkan dan menyelesaikan sampai tuntas
maksud dari surat masuk maupun keluar.
dan
mengecek
contoh
barang/bahan
agar memenuhi
Menentukan sararan.
2.
3.
4.
5.
6.
2).
yang
dapat
segera
mengungkapkan
tanda-tanda
terjadinya
kepercayaan
kepada
semua
pihak yang
Evaluasi Rencana
Konsultan Pengawas melakukan evaluasi atas rencana proyek yang akan
dilaksanakan serta menyarankan perubahan/penyempurnaan/ penyesuaian rencana
yang perlu dilakukan (bila ada), guna menjamin tercapainya maksud dan tujuan proyek
dengan sebaik-baiknya.
Meninjau secara periodik hasil dan kemajuan pekerjaan pada beberapa ruas
bidang kegiatan pokok. Bila terdapat kekurangan ang terjadi, maka harus di
kembangkan sasaran jangka pendek
2.
3.
Mengamankan bahwa biava sudah dianggarkan oleh proyek tidak dilampaui bila
terjadi perubahan kontrak.
Bidang-bidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan di
lapangan, antara lain :
1. Pencapaian target fisik.
2. Pencapaian target keuangan.
3. Pengadaan dan pembelian barang, bahan dan peralatan.
4. Pemakaian tenaga kerja dan peralatan yang menjamin efektifitas dan efisiensi
kerja lapangan.
5. Pemantapan kerjasama antara pekerja proyek dari seluruh bagian/divisi.
6. Hubungan dengan Pihak Pemilik.
Tiap bidang tersebut di atas ditinjau apakah situasinya mantap, kurang memadai atau
menunjukkan tendensi yang tidak menggembirakan. Dengan mengetahui keadaan dan
Pengontrolan Proyek
Merencana dan membangun adalah suatu aktifitas yang dinamis, dan yang
dipengaruhi oleh bermacam-macam faktor. Karena itu; network/S-Curve Chart yang
telah disetujui sebagai pegangan untuk pelaksanaan harus dicek kembali secara
periodik:
1. Apakah waktu yang telah direncanakan telah ditepati.
2. Akan dipakai dalam jangka panjang atau pendek.
3. Nantinya akan ditepati (jangka panjang).
Bila perlu dapat diadakan perubahan baru untuk mengendalikan jalannya proyek
seperti yang dikehendaki.
1. Jarak Waktu Kontrol
Jarak waktu kontrol dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam rentang waktu, yaitu:
a) I - 2 minggu untuk aktifitas - aktifitas yang kritis atau yang mendekati kritis.
b) 2-4 minggu untuk aktifitas - aktifitas yang tidak kritis.
2. Cara Mengontrol
Dibedakan 3 (tiga) cara mengontrol, yaitu sebagai berikut::
a) Untuk sebuah aktifitas yang akan dimulai : disajikan langkah-langkah cara
mengontrol seperti Flow Chart Gambar 6.4.
b) Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah dimulai : disajikan langkah
-langkah cara mengontrol seperti Flow Chart Gambar 6.5.
c) Untuk menguji pekerjaan yang seharusnya sudah selesai : disajikan langkahlangkah cara mengontrol seperti Flow Chart Gambar 6.6.
F.2.9
Fungsi Administrasi :
Fungsi Administrasi terdiri ari :
periode
kontruksi,
Konsultan
akan
senantiasa
memberikan
2).
Penyimpanan Bahan/Material
Bahan-bahan harus disimpan dengan suatu cara yang sedemikian rupa untuk
menjamin perlindungan kualitas. Bahan-bahan yang disimpan harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga mudah diperiksa oleh Konsultan.
Tempat penyimpanan harus bebas dari tumbuh-tumbuhan dan puing, harus
mempunyai drainase yang lancar. Bahan-bahan yang diletakkan langsung di atas
tanah tidak boleh digunakan dalam pekerjaan kecuali tempat kerja tersebut telah
dipersiapkan dan diberi lapisan atas dengan suatu lapisan pasir atau kerikil
setebal 10 cm.
3).
4).
5).
6).
Test Lapangan
Setelah pekerjaan selesai dilaksanakan, produk tersebut perlu diadakan
pengujian / test lapangan seperti apa yang disebutkan dalam persyaratan
pengujian.
7).
Formulir-fornuilir Pengujian
Formulir-formulir pengujian baik untuk testing di laboratorium dan lapangan,
menggunakan form yang sudah baku dan disetujui oleh Pemberi tugas.
Untuk memperjelas uraian lersebut di atas, berikut ini dilengkapi Gambar 6.8
Bagan Alir Pengendalian Mutu.
8).
Metoda perhitungan.
Lokasi pekerjaan.
Jenis Pekerjaan.
Setelah produk pekerjaan memenuhi syarat baik kualitas maupun elevasi dan
persyaratan lainnya, maka pengukuran kuantitas dapat dilakukan, sehingga
didapat volume pekerjaan yang akurat dan tepat. Dengan demikian volume yang
disetujui oleh Konsultan dan akan disertifikasi adalah benar terukur dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada pemberi Tugas.
Untuk memperjelas uraian di atas x proses pengendalian kuantitas dapat dilihat
pada Gambar 6.9 Diagram Pengendalian Volume.
9).
Pengendalian Waktu
Di dalam pelaksanaan proyek, alat berat, tenaga kerja dan jumlah jam kerja per
hari adalah sangat erat sekali hubungannya dengan waktu pelaksanaan
penyelesaian pekerjaan.
Di bawah ini adalah penjelasan bagaimana pengendalian waktu perlu mendapat
perhatian agar tidak terjadi perpanjangan waktu, sehingga tidak terjadi
pemborosan waktu, tenaga dan biaya.
Schedule Kontraktor
Sebelum pekerjaan dimulai Konsultan akan mengecek schedule pelaksanaan
yang telah dibuat Kontraktor. Apakah rencana kerja yang ditargetkan sudah
layak dan realistis. Misalnya dalam musim hujan, target pekerjaan lebih kecil
bila dibandingkan pada musim kemarau. Kemudian apakah metoda
pelaksanaan dan urutan kerja Kontraktor sudah sistematis, konsepsional dan
benar.
Selanjutnya berdasarkan schedule Kontraktor yang sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas, Konsultan Pengawas akan mengendalikan waktu
pelaksanaan tersebut
Dari time schedule tersebut bisa dijabarkan ke dalam target harian, sehingga
setiap hari apakah target volume tersebut bisa tercapai atau tidak, bila target
volume
tersebut
tidak
tercapai
maka
selisih
volume
harus
Tenaga Kerja
Untuk melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan sejumlah tenaga kerja,
sehingga pekerjaan akan bisa diselesaikan sesuai dengan jadwal/waktu yang
ditentukan. Bila pekerjaan diperkirakan tidak bisa diselesaikan sesuai dengan
waktu semula, maka tenaga kerja perlu di tambah atau tenaga kerja dua shift
atau kerja lembur/ overtime.
Dengan tenaga kerja cukup dan jam kerja yang cukup/efektif maka
diharapkan pelaksanaan pekerjaan bisa tepat waktu.
schedule
pelaksanaan
lainnya
dapat
menggunakan
Biaya Proyek
Pekerjaan yang biasa dibayar adalah pekerjaan yang sudah diterima dari segi
pengukuran kuantitas dan kualitas, sehingga biaya yang dikeluarkan adalah
benar-benar untuk pekerjaan yang sudah memenuhi spesifikasi.
Pekerjaan yang bisa dibayar adalah pekerjaan yang tercantum dalam kontrak
dan harga satuan pekerjaaan yang sudah ada dalam kontrak pelaksanaan,
sehingga biaya proyek dibayarkan sesuai dengan item pekerjaan yang ada
dalam kontrak.
Menginspeksi
dan
menyetujui
metode
dan
ketelitian pekerjaan
konstruksi
Contoh beberapa form yang diperlukan proyek antara lain dan tidak terbatas pada
sebagai berikut di bawah ini:
Buku direksi
Time Schedule
Record Cuaca
Foto Dokumentasi
Change Order
Addendum
Pemeriksaan Mutu
Bulanan (MQ atau Termijn". Format sertifikat bulanan harus sesuai dengan
standar atau diusulkan oleh Konsultan Pengawas dan disetujui oleh Pemberi
Tugas.
Konsultan Pengawas akan memeriksa kemajuan pekerjaan yang diajukan pada
sertifikat bulanan dan apabila telah dianggap sesuai dengan sebenarnya yang
telah terjadi dilapangan, selanjutnya dapat disetujui untuk ditandatangani
bersama oleh Wakil Kontraktor, Konsultan dan Pemimpin Proyek.
Sertifikat Pembayaran harus didukung / dilengkapi dengan back-up data yang
terdiri dari back-up Quantity Sheet dan backup Quality Control.
13) Pemeriksaan Pembayaran Akhir
Tim pengawasan teknis akan memeriksa kembali seluruh pembayaran yang telah
lalu. Pembayaran terdahulu yang sudah disetujui apabila terdapat kesalahan
akan dikoreksi pada pembayaran berikutnya/akhir.
14) Prosedur Perubahan (Contract Change Order)
Perubahan terhadap pekerjaan dapat dimulai oleh Direksi/Konsultan Pengawas
atau Kontraktor dan harus disetujui dengan suatu perintah perubahan yang di
tanda tangani oleh kedua belah pihak. Jika dasar pembayaran yang diterapkan
dalam suatu perintah perubahan tersebut menyajikan suatu perubahan dalam
struktur harga satuan jenis pembayaran atau suatu perubahan yang diperkirakan
dalam jumlah kontrak cukup besar, maka perintah perubahan harus dirundingkan
dan dirumuskan dalam suatu Addendum.
15) Sertifikat Penyelesaian Akhir
Bila Kontraktor menganggap pekerjaan akan selesai, termasuk semua kewajiban
dalam masa pelaksanaan, maka Kontraktor harus membuat permohonan untuk
Serah Terima Pertama, umumnya pada tingkat penyelesaian fisik mencapai 97 %
(Provisional Hand Over / PHO). Setelah penyelesaian dari setiap pekerjaan yang
diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir
terhadap pekerjaan tersebut, maka Konsultan membantu mempersiapkan
sertifikat akhir.
16) Pernyataan Perhitungan Akhir
akhir,
disetujui untuk
F.3
Berdasarkan telaahan konsultan terhadap desain yang ada, dokumen pelelangan pekerjaan
pelaksanaan fisik, konsultasi dengan staf proyek dan hasil peninjauan lapangan, pekerjaan
utama (major work) pelaksanaan fisik rehabilitasi dan rekonstruksi pada pembangunan
Perumahan dan Permukiman Kabupaten Aceh Timur dan Kota Langsa
urnum dapat
Sementara
pembangunan,
terdiri
pengaturan,
dari,
operasi,
pembentukan,
pendirian, pemasangan,
dari bangunan sementara, peralatan konstruksi, jalan angkut dan jalan masuk,
pemindahan fasilitas umum seperti pipa air, kabel telepon, kabel listrik dan sebagainya.
Pekerjaan Sementara juga terdiri dari penghancuran, pembongkaran, penggantian
Pekerjaan Sementara setelah penyelesaian dan/atau penghentian Pekerjaan.
F.3.2
Adalah suatu bangunan yang dibangun dalam satu kawasan untuk ditempati oleh
beberapa keluarga yang lengkap dengan fasilitsa penunjangnya. Konstruksi bangunan
rumah ini dapat dibedakan menurut jenisnya berdasarkan luas rumah tersebut atau
yang lebih sering disebut dengan type rumah, adapun beberapa type rumah
diantaranya adalah type 36, 40, 50, 60, 70 dll, sesuai dengan ukuran yang
direncanakan. Biasanya bagunan rumah type sederhana konstruksinya juga sederhana
yang terdiri dari bagunan atas dan bagunan bawah. Bangunan atas terdiri dari sloof,
kolom, ringbalk, atap, dinding lantai dll, sedangkan bagunan bawah teriri dari pondasi.
Mengenai material yang digunakan sangat tergantung pada perencanaa dan letak
suatu bangunan tersebut . Ada yang memakai beton bertulang, baja, kayu dll.
F.3.3 Pekerjaan Tanah
Yang termasuk dalam Pekerjaan Tanah adalah pekerjaan galian, pekerjaan
pengurukan dan pekerjaan timbunan.
1.
Pekerjaan Galian
Istilah "Galian" dalam suatu pelaksanaan pekerjaan bangunan umumnya terdiri
dari : (i) pembersihan, pengupasan/ pendongkelan dan pengupasan; (ii) galian
struktur; (iii) galian saluran, kecuali yang dilaksanakan dengan kapal keruk
(dredger); dan (iv) pembuangan dan/atau penumpukan tanah hasil galian.
a. Pembersihan, pengupasan, pendongkelan dan pembongkaran.
Pekerjaan ini pada umumnya terdiri dari pembersihan semua pohon,
tumbuhan, tonggak, akar, semak-semak, sampah dan barang lain dari
kawasan tapak pekerjaan seperti ditentukan. Barang yang diperoleh dari
operasi pembersihan tersebut dibakar atau dibuang pada lokasi yang
disetujui.
Pengupasan pada umumnya dilakukan pada kawasan yang direncanakan
untuk bagunan konstruksi dan bangunan lainya, sesuai dengan gambar
konstruksi, yaitu pembuangan lapisan atas tanah, batu dan benda lain
sampai kedalaman 30 cm. Material hasil pengupasan dibuang atau ditimbun
pada lokasi yang ditentukan. Setelah pembersihan, bila tedapat akar pohon,
perlu dilakukan pendongkelan kemudian dibakar atau dibuang pada lokasi
yang ditentukan.
b.
Galian Biasa, adalah galian terbuka dan segala material termasuk tanah,
tanah liat, lanau dan lain-lain yang tidak termasuk batu atau karang.
Galian Pasir dan Kerikil, adalah galian terbuka dari pasir, kerikil dan
campuran keduanya yang umumnya terjadi akibat sedimentasi, yang
memerlukan penguraian secara manual atau menggunakan perkakas.
pelapukan
yang
Timbunan
Pekerjaan ini
terdiri
dari penggangkutan,
pengendalian kelembaban,
SELECTED MATERIAL
Apabila
harus
dilaksanakan
pemadatan pada konsdisi jenuh atau
banjir, maka material yang digunakan
haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih dengan indeks
plastisitas maksimum 6 %
Kepadatan telah harus dites (AASHTO T 191) dengan jarak tidak boleh lebih dari
200 meter sepanjang lokasi timbunan atau pada jarak kurang dari 200 apabla
diinginkan oleh konsultan. Contoh tanah pondasi harus diambil jarak 200 meter
atau di lokasi-lokasi yang mempunyai jenis tanah yang berbeda dan dilakukan
pengetesan sesuai dengan AASHTO T 99 untuk mendapatkan maximum dry
Density tanah.
Timbunan tidak boleh dilakukan untuk ketebalan tiap lapis lebih dari 20 cm padat
atau kurang dari 10 cm padat. Pemadatan hanya dapat dilaksanakan apabila
kandungan air berkisar antara 3 % dibawah kadar air optimum (dapat dicari
dengan menggunaan AASHTO T 99) sampai 1 % diatas kadar air optimum.
Standar pemadatan yang harus dicapai untuk timbunan tanah adalah:
LOKASI TIMBUNAN
STANDAR PEMADATAN MINIMUM
Lapisan lebih dari 30 cm dibawah 95 % kepadatan kering maksimum
permukaan tanah dasar rencana
rencana
berdasarkan
AASHTO
99
dan
kombinasi dengan pengetesan acak terhadap bagian dan pokerjaan yang mewakili
untuk dievaluasi agar dipastikan bahwa persyaratan standar telah dicapai dan
membuktikan bahwa persyaratan spesifikasi telah dipenuhi.
Program Pengambilan Contoh dan Pengetesan dapat dilihat pada tebel di bawah
ini:
URAIAN PEKERJAAN
Penyiapan Tanah Dasar
F. 3.4
Pekerjaan Beton
Agregat Halus.
Agregat halus adalah agregat dengan ukuran butiran maksimum 5
(lima) mm, dan butiran ini berisi pecahan-pecahan batu. Angregat halus
harus bersih, kuat, keras, padat tahan lama tidak tertutup lapisan dan
harus bebas dari sejumlah bahan yang tidak diinginkan. Agregat halus
harus diuji dengan natrium sulfat sesuai dengan SI1 0088 lima kali dan
kehilangan maksimun tidak boleh lebih dari 10 %. Agregat halus harus
bergradasi uniform dan bila diuji sesuai dengan FBI 1971, NI-2 akan
menghasilkan data sebagai berikut:
b.2
Agregat Kasar.
Agregat Kasar adalah agregat dengan ukuran butiran minimum 5 (lima)
mm dan dengan gradasi teratur dari 5 (lima) mm sampai ukuran
terbesar yang dibutuhkan pekerjaan beton, yang terdiri dari batu, kerikil
dan material dari batu, kerikil dan material lemban lain yang pecah atau
bulat. Agregat kasar harus memiliki gradasi seragam dengan ukuran
maksimum sesuai kebutuhan untuk berbagai kelas beton yang sesuai
dengan FBI 1971, NI-2. Penanganan dan penyimpanan agregat kasar
harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah segregasi atau
masuknya material asing.
c. Air
Air yang digunakan untuk mencampur beton dan adukan harus disediakan
sesuai dengan spesifikasi, yaitu harus bebas dari bahan yang merugikan
seperti minyak, asam, garam, basa, organic dan bahan merusak lainnya.
d. Campuran Beton
Beton disusun dari Portland cement, air, aggregat halus dan kasar
bahan
dari
beton ditentukan dalam 4 (empat) kelas dan beton tumbuk, setiap jenis beton
digunakan sesuai dengan spesifikasi dan tempat yang diperlihatkan pada
gambar konstruksi, secara umum diuraikan di bawah ini:
Beton K-500, dipergunakan untuk beton struktur, gorong-gorong, jalan
kereta api dan jalan tol.
Beton Kelas B, dipergunakan dimana saja untuk struktus beton bertulang dan
tak bertulang.
Beton Kelas C, dipergunakan untuk struktur massif.
Kelas
Kelas - 500
A
B
C
D
Beton Tumbuk
Perbandingan
Air / semen
25
25
31,5
31,5
31,5
500
350
225
175
125
100
37,50
40
45
50
60
60
f.
a. Truk Pengaduk
Kecepatan aduk teromol = 2 -4 putaran /menit <l
Volume Campuran beton dalam teromol tidak boleh lebih dari ketentuan
pabrikan dan tidak boleh lebih 70 % volume total teromol.
Bila keadaan buruk akibat pengerasan beton terlalu cepat atau suhu udara >
30C batas akhir penuangan beton < 1 jam.
b. Truk Bukaan Pengaduk
Harus
pekerjaan
3. Pengecoran Beton
Pengecoran beton bisa dilaksanakan setelah semua cetakan beton, pemasangan
bagian yang tertanam dan persiapan permukaan yang berhubungan dengan
pengecoran diselesaikan yang berhubungan dengan pengecoran diselesaikan oleh
kontraktor, diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Secara umum pengecoran beton tidak boleh dilakukan dalam hujan atau di dalam
genangan air, terutama di dalam air yang mengalir.
Persiapan pengecoran
Metode Pembasahan
Uji Kuat Tekan, dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam AASHTO T23
Catatan yang teliti dan mutahir yang memperlihatkan tanggal/ waktu, keadaan
cuaca dan suhu harus disimpan dengan baik. Demikian pula hasil semua
pengujian beton harus dicatat dan harus menunjukkan hasil ini dengan bagian
pekerjaan yang diwakili oleh material contoh
F.3.5
Cetakan Beton
Secara umum pekerjaan ini terdiri dari penyediaan, pemasangan dan pembongkaran
cetakan beton yang mempunyai kekuatan cukup dengan semua penyokong,
pengikat dan lain-lain yang diperlukan dan sesuai dengan ketentuan dalam spesifiaksi.
1. Kebutuhan Material.
Semua
material
yang
dipergunakan
dalam
cetakan
harus memenuhi
Kayu harus kuat dan lurus, lebar dan bengkokan, kerusakan dan mata kayu
lepas dan diserut halus dan seragam.
Cetakan yang digunakan untuk permukaan yang dilewati air dan untuk beton
yang paling terlihat harus berdinding plywood yang bebas dari cacat
Plywood yang digunakan harus lurus, tidak mengerut dan diproduksi dengan
lem tahan air khusus.
Lapisan kayu atau lining harus dari jenis dan kualitas sedemikian rupa atau
harus dilindungi atau dilapisi agar tidqak ada kerusakan kimawi atau
perubahan warna pada permukaan beton yang tercetak.
Perapihan yang
dibutuhkan dari
permukaan tercetak
FT
F2
F3
F4
Penambat Cetakan terdiri dari baut, klem atau alat lain harus digunakan
seperlunya untuk mencegah cetakan berantakan sewaktu pengecoran
3. Pembongkaran Cetakan Beton dan Perancah
Penghalang dan perkuatan harus dibongkar pada saat cetakan dibongkar dan tidak
boleh ada bagian cetakan kayu yang tinggal dalam beton pembongkaran perancah
pada struktur menerus menggantung harus sesuai dengan spesifikasi
F.3.6
Penulangan Baja
Pekerjaan ini akan terdiri dari pengadaan, fabrikasi dan pemasangan tulangan baja
dengan jenis ukuran dan kualitas sesuai dengan spesifikasi.
1. Persyaratan Material
Semua material harus memenuhi ketentuan, dibuktikan dengan Laporan Sertifikat
Pengujian. Bagi semua tulangan baja yang digunakan, pengujian meliputi uji
kimiawi dan fisik. Batang tulangan beton terdiri dari dua jenis :
Batang lebih dari 12 mm menggunakan batang baja ulir dengan tegangan leleh
3.900 kg/cm2 - U 39
Pabrikasi
Pembengkokan dilaksanakan secara pabrikasi dengan bentuk yang ditentukan
dalam gambar konstruksi.
Pemasangan
Pemasangan Tulangan dilakukan setelah pabrikasi dilakukan dan disediakan
perletakan yang memadai.
F.3.7
F.4
Metodologi
Didalam pelaksanaan pekerjaan layanan konsultansi, perlu adanya suatu metodologi
atau
rencana kerja yang konsepsional, efektif dan efisien sedemikian sehingga setiap aktivitas
kerja terprogram dengan baik dalam rangka mencapai target sukses pekerjaan. Metodologi
yang akan dilaksanakan disesuaikan dengan ketentuan dalam kerangka acuan kerja atau term
of reference (TOR).
Dalam penyususnan rencana kerja antara lain dan tidak terbatas berdasarkan pada :
1. Ruang lingkup pekerjaan
2. Volume pekerjaan
3. Batas waktu
4. Keahlian personil
5. Perslatan yang dipakai
6. Schedule mobilisasi
7. Arahan pemberi tugas
8. Aspek-aspek teknis dan non teknis lainnya
Untuk melaksanakan pekerjaan secara tepat dan hasil dengan mutu yang tinggi akan
dilakanakan sesuai dengan jadwal kerja yang direncanakan. Rencana kerja disusun dan
dilaksanakan berdasarkan urutan pekerjaan, efisiensi dan waktu pelaksanaannya. Rencana
kerja disusun secara sistematis dengan tujuan agar tercapai sasaran dan tujuan pekerjaan ini.
Untuk mendapatkan efektifitas tinggi atas input konsultan dan untuk menggunakan sumber
daya yang tersedia secara efisien, kita perlu mengikuti suatu perencanan dan pelaksanaan
sistem kerja yang baik. Hanya dengan cara ini baik kualitas maupun kuantitas pekerjaan dapat
dikontrol sambil menghindari beban pekerjaan puncak yang besar.
Beban puncak dalam pekerjaan memerlukan mobilisasi staf tambahan dan pengendalian
terhadap proyek dan pada umumnya mengakibatkan berkurangnya kualitas pekerjaan, hal ini
diupayakan dihindari.
Tugas/aktivitas pokok konsultan supervise teknis meliputi tahapan utama sebagai berikut :
1.4.1
Tugas -1 : Pendahuluan
Kegiatan ini merupakan tahap awal yang akan dilaksanakaan oleh konsultan. Pada lahap ini,
ada 4 (empat) kegiatan dan keluaran yang penting, yaitu Mobilisasi, Persiapan Awal,
Pengumpulan Data dan Studi serta Analisa Data. Kegiatan ini sesungguhnya merupakan
penyempurnaan dan pemantapan metodologi / rencana kerja maupun isu /masalah yang ada
dalam dokumen usulan teknis berdasarkan hasil konsultasi dan masukkan tambahan dari
direksi serta instansi terkait lainya baik di lingkungan pemerintah daerah kabupaten/kota, dan
propinsi.
Berdasarkan pengarahan dan masukkan tersebut akan dipertajam lagi pemahaman tentang isu
dan permasalahan pokok yang ada untuk menjadi awal dan asumsi dalam menyusun dan
mengembangkan konsep, metoda, proses serta teknik analisis yang akan digunakan.
a).
Kegiatan 1-1
: Mobilisasi
Mobilisasi pada permulaan pekerjaan akan dilakukan pad minggu pertama penugasan.
Selama masa mobilisasi, Team Leader akan berkonsultasi dengan pihak Direksi
berkenaan dengan kebijaksanaan dan prioritas pekerjaan. Selain itu, Konsultan akan
membuka kantor utama proyek di lokasi pekerjaan dengan segala perangkatnya,
termasuk peralatan sebuah kantor.
b).
Kegiatan 1-2
: Persiapan Awal
Segera setelah konsultan mengadakan mobilisasi, dimana Team Leader yang pertama
telah dimobilisasi yang kemudian disusul segera personil yang lain sesuai Manning
Schedule dan atau kebutuhan aktivitas pekerjaan team segera mengadakan persiapan
awal, antara lain dan tidak terbatas pada :
c).
Kegiatan 1-3
: Pengumpulan Data
Kontrak Konsultan terutama yang berisi Kerangka Acuan Kerja (KAK), tugas-tugas
masing-masing personil dan kewajiban yang harus diiakukan konsultan.
Kontrak fisik, tcrutama yang memuat Surat Perjanjian Kontrak, Jangka Waktu
Pelaksanaan, Jenis Pekerjaan, Nilai Kontrak, dan lain-lain.
Spesifikasi teknik.
Gambar rencana.
d).
Kegiatan 1-4
Dari semua data yang diperoleh/Konsultan kemudian melakukan studi dan analisa data
agar pada saat ke lapangan tidak terdapat kesalahan pengertian atas pekerjaan yang
akan diawasi.
Studi dan analisa yang dilakukan antara lain :
Mempelajari batas awal dan akhir serta proyek yang akan diawasi.
Mempelajari kontrak fisik yang memuat nilai kontrak dan jangka waktu
pelaksanaan, dan lain-lain.
Memeriksa "time schedule" apakah sesuai dengan waktu kontrak dan tahap
pekerjaan.
F.4.2
Kegiatan 2-1
Representative pemberi tugas konsultan adalah PPK BRR Bantuan Perumahan dan
permukiman Wilayah Aceh Timur dan Kota Langsa Tahun Anggaran 2007.
Untuk itu, koordinasi dengan PPK BRR Bantuan Perumahan dan Permukiman Wilayah
Aceh Timur dan Kota Langsa perlu diakukan secara rutin dan dengan frekuensi yang
cukup.
b).
Kegiatan 2-2
Meeting = PCM) antara Direksi, Konsultan, Kontraktor, PPK BRR Bantuan Perumahan
dan Permukiman Wilayah Aceh Timur dan Kota Langsa dan unsur-unsur lain.
Dalam Pre Construction Meeting tersebut antara lain dibahas :
Pekerjaan yang akan dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi, agar tidak ada
kesalahan penafsiran atau keragu-raguan
Isi dokumen kontrak atau spesifikasi, agar didapat keseragaman persepsi atas isi
dokumen kontrak/spesifikasi yang mempunyai pengertian luas.
Selama masa pelaksanaan, akan diadakan "Monthly Projec Meeting" antara Konsultan,
Kontraktor dan Direksi, untuk mengevaluasi, monitor dan membahas hal-hal antara
lain:
Kemajuan pekerjaan.
Informasi-informasi
yang
perlu
disampaikan
sebagainya.
Laporan pelaksanaan pekerjaan yang telah selesai, terutama dari segi mutunya.
Dan lain-lain.
Antara Konsultan, Kontraktor dan Staf Direksi di lapangan perlu juga mengadakan
Rapat Mingguan, untuk merencanakan program kerja mingguan berikutnya dan
mengevaluasi program lain yang dianggap perlu.
Bila terjadi hal-hal khusus, misalnya keterlambatan pekerjaan yang cukup signifikasi,
maka perlu upaya untuk melaksanakan pekerjaan tersebut dengan "Crash Program"
dan lain-lain, untuk itu, pihak Proyek, Konsultan dan Kontraktor perlu melakukan
Meeting Khusus, untuk membahas permasalahan yang ada dan mencari solusi yang
terbaik.
c).
Kegiatan 2-3
Dalam melaksanakan tugas pengawasan teknik pekerjaan jalan, team konsultan selain
akan melaksanakan tugasnya dengan job description pada term of reference, juga
perlu ada koordinasi Team Leader dengan stafnya, seperti antara lain dan tidak
terbatas pada:
Rapat rutin mingguan, membahas laporan mingguan dan bulanan, semula check
list yang telah diisi dan memo-memo, lapangan yang telah dikeluarkan.
Melakukan perubahan bentuk/ form/ isi dari setiap check list pekerjaan dan jika
diperlukan menambah atau membuat baru sesuai dengan kondisi lapangan.
b).
Kegiatan 3-2
Sesuai dengan kerangka acuan kerja, secara garis besar konsultan dalam melakukan
Supervisi Teknis adalah sebagai berikut :
1).
Detail rencana kerja ini kemudian dibahas bersama antara Kontraktor, Konsultan dan
Direksi, yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman pelaksanaan :
2).
hal
yang
dilakukan
oleh
konsultan
pada
tahap pelaksanaan
membantu pemberi tugas pada saat negosiasi harga dan biaya konstruksi
terhadap perubahan kontrak tersebut (bila ada).
Mengevaluasi dan membantu menyiapkan rekomendasi bagi pemberi tugas
dalam bertindak atas klaim terhadap kontrak, perselisihan, penambahan
lingkup pekerjaan kontrak dan perubahan-perubahan lain diluar lingkup
pekerjaan yang tercantum dalam dokumen kontrak. Memeriksa rancangan
sertifikast pembayaran bulanan yang akan disertifikasikan oleh Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan Direksi. Menyediakan bantuan
dan arahan pada saat yang tepat bagi Kontraktor didalam semua masalah
yang ada hubungannya dengan dokumen kontrak, pengecekan terhadap
survey tanah dasar, tes pengawasan mutu dan masalah lain yang
dihubungkan dengan dipenuhinya kontrak dan kemajuan pekerjaan.
Menjamin penerimaan dan menjaga sebagai laporan tetap/ semua jaminan
yang diperlukan dibawah syarat-syarat yang tercantum di dalam dokumen