OLEH :
KELOMPOK VI
FIRDAUS ASWAN
IBNU HAJAR
NURMAGFIRAH
GRISMA FANNI
ARIEF RAHMAT
NURUL FADHILLAH
MEGAWATI ZAINUDDIN
IAN TIRTA WIJAWA
NURUL WAHDANIAH
FAJAR ALAMSYAH
SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2016
PEMBAHASAN
kedelapan segi itu harus dikontrol, dan itu yang amat sukar dilakukan.
Kedua, validitas ekstrernal, menurut Cook dan Campbell (1967:37), ialah
perkiraan validitasi yang diinferensikan berdasarkan hubungan sebab-akibat yang
diduga terjadi, dapat digenerilisasikan pada dan diantara ukuran alternative sebabakibat dan diantara jenis orang, latar, dan waktu. Jika sampel dipilih secara tepat
dari populasi menurut ukuran dan cirri yang tepat, maka criteria tersebut mungkin
dapat dicapai dalam keterbatasn tertentu. Namun, sering kali terjadi latar yang
digunakan itu berupa laboratorium, terutama untuk kepentingan control.
1
kepastian
berasal
dari
konsep
objektivitas
menurut
dikatakan objektif. Menurut Scriven (1971), selain itu masih ada unsure kualitas
yang melekat pada konsep objektivitas itu. Hal itu digali dari pengertian bahwa
jika sesuatu itu objektif, berarti dapat dipercaya, factual, dan dapat dipastikan.
Berkaitan dengan persoalan itu, subjektif berarti tidak dapat dipercaya atau
menceng. Penegrtian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pngertian
objektivitas-objektivitas menjadi kepastian (confirmability).
Jika nonkualitatif menekankan pada orang, maka penelitian alamiah
menghendaki agar penekanan bukan pada orangnya melainkan pada data. Dengan
demikian kebergantungan itu bukanlah lagi terletak pada orangnya, melainkan
pada datanya itu sendiri. Jadi, isunya disini bukan lagi berkaitan dengan cirri
penyelidik, melainkan berkaitan dengan cirri-ciri data.
C. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Sebelum masing-masing teknik pemeriksaan diuraikan, terlebih dahulu
iktisarnya dikemukakan. Ikhtisar itu terdiri dari criteria yang diperiksa dengan
satu atau beberapa teknik pemeriksaan tertentu.
Table 4. Iktisar Kriteria dan Teknik Pemeriksaan Data
Kriteria
Kredibilitas
Keterangan
Kebergantungan
Kepastian
Teknik Pemeriksaan
1. Perpanjangan keikut sertaan
2. Ketekunan pengamatan
3. Triangulasi
4. Pengecekan sejawat
5. Kecukupan referensial
6. Kajian kasus negative
7. Pengecekan anggota
8. Utaian rinci
9. Audit kebergantungan
10. Audit kepastian
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data.
Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi
memerlukan perpanjangan keikutsetaan peneliti pada latar penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan daya yang dikumpulkan, karena pertama, peneliti dengan
4
tidak,
darimana
atau
dari
siapa
sumbernya;
bagaimana
strategi
terhadap
factor-faktor
yang
menonjol.
Kemudian
ia
menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan
tahap awal tampak salah satu atau seluruh factor yang ditelaah sudah dipahami
dengan cara yang biasa.
Kekurangtekunan pengamatan terletak pada pengamatan terhadap pokok
persoalan yang dilakukan secara terlalu awal. Hal itu mungkin dapat disebabkan
oleh tekanan subjek atau sponsor atau barangkali juga karna ketidaktoleransian
subjek, atau sebaliknya peneliti terlalu cepat mengarahkan focus penelitiannya
walaupun tampaknya belum patut dilakukan demikian. Bpersoalan bisa terjadi
pada situasi ketika subjek berdusta, menipu,atau berpura-pura, sedangkan peneliti
sudah sejak awal mengarahkan fokusnya, padahal barangkali belum waktunya
berbuat demikian.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah tekinik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang banyak digunakanialah
pemeriksaan melalui sumber lainnya. Denzin (1978) membedakan empat mcam
triangulasi sebagai teknik pemeriiksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber,
metode, penyelidik dan teori.
Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
6
berbeda dalam metode kualitatif (Patoon 1987:331). Hal itu dapat dicapai dengan
jalan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan 2. Membandingkan apa yang
dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi. 3.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi peneliti dengan
apa yang dikatakanya sepanjang waktu. 4. Membandingkan keadaan dan
perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti
rakyat biasa, orang berpendidikan menegah atau tinggi, orang berada, orang
pemerintahan. 5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
Pada triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987:329), terdapat dua
strategi, yaitu : 1.pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa teknik pengeumpulan data dan 2. Pengecekan derajat kepercayaan
beberapa sumber data dengan metode yang sama.
Teknik triangulasi jenis ketiga ialah dengan jalan memanfaatkan peneliti
atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemencengan dalam
pengumpulan data. Pada dasarnya pengunaan suatu tim penelitian dapat
direalisasikan dilihat dari segi teknik ini. Cara lain ialah membandingkan hasil
pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainya.
Triangulasi dengan teori, menurut Lincoln dan Guba (1981:307),
berdasarkan anggapan bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat
kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Patton (1987:327) berpendapat lain,
yaitu bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penejalasan
banding (rival eksplantions).
4. Pemeriksaan sejawat melalui diskusi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil
akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
Teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan
keabsahan data.
kemudian
disimpan;
sewaktu
mengadakan
pengujian,
kesalahan dari data dan menantang suatu penafsiran yang barangkali salah.
Memberi kesempatan bagi respoden agar dapat memberikan data
tambahan karena dengan memberikan konsep tulisan peneliti,
responden barang kali akan mengingat lagi hal-hal yang belum terpikirkan
diandalkan.
Memberi kesempatan bagi peneliti untuk mengikhtisarkan hasil perolehan
9. Auditing
Auditing adalah konsep bisnis, khususnya dibidang fiscal yang
dimanfaatkan untuk memeriksa kebergantungandan kepastian data. Hal itu
dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran.
Penelusuran audit ( audit trail ) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak
dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi.
Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing
itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiscal.
Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh
harpen (1993, dalam Lincholn dan Guba, 1985:319-320) sebagai berikut :
1. Data mentah, termasuk bahan yang direkam secara elaktronik, catatan
lapangan tertulis, dokumen, foto, dan semacam nya, serta hasil survai ;
2. Data yang direduksi dan hasil kajian, termasuk didalam nya penulisan
secara lengkap catatan lapangan, ikhtisar catatan, informasi yang dibuat
satu per satu seperti kartu,ikhtisar data kuantittatif, dan catatan teori seperti
hipotesis kerja, konsep, dan semacam nya;
3. Rekontruksi data dan hasil sintesis termasuk didalam nya struktur
kategori: tema, definisi dan hubungan-hubungan nya ; penemuan dan
kesimpulan ; dan laporan akhir dan hubungan nya dengan kepustakaan
mutakhir, integrasi konsep, hubungan dan penafsiran ;
4. Catatan tentang proses penyelenggaraan, termasuk di dalam nya catatan
metodologi: prosedur, desain, strategi, rasional ; catatan tentang keabsahan
data : berkaitan derajat kepercayaan, kebergantungan dan kepastian ; dan
penelusuran audit ;
5. Bahan yang berkaitan dengan maksud dank e inginan, termasuk usulan
penelitian, catatan pribadi : catatan reflektif dan motivasi ; dan harapan ;
harapan dan peramalan ;
6. Informasi tentang penggembangan instrument, termasuk berbagai formulir
yang di gunakan untuk penjajakan, jadwal pendahuluan, format pengamat,
dan survai.
11
bemanfaat-tidaknya,
telah
disusun
sehingga
memunggkinkan
12
13
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.Semoga makalah
ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman
yang kami miliki sangat kurang.Oleh kerena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
14