Anda di halaman 1dari 3

Cara Menyelenggarakan sebuah workshop

Catatan untuk fasilitator


Tujuan dari workshop pelatihan adalah :




Meninjau kembali kualitas pelayanan kesehatan anak di suatu Negara


Memperkenalkan pedoman klinis WHO (Buku Saku WHO tentang pelayanan kesehatan anak di rumah sakit)
dan mengajarkan kepada petugas kesehatan untuk menggunakan pedoman tersebut untuk praktek klinis
setiap hari.
Mendiskusikan tantangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak di rumah sakit dan
memberikan saran cara meningkatkan kualitas tersebut.

Pendekatan Pelatihan
Workshop pelatihan umumnya diselenggarakan di daerah yang besar, rumah sakit propinsi atau rumah sakit daerah;
ukuran yang cukup untuk kasus-kasus klinis bagi peserta dalam menggunakan pedoman WHO selama workshop
berlangsung. Peserta terdiri atas dokter, perawat dan petugas kesehatan senior. Peserta bisa berasal dari rumah sakit
yang sama dengan tempat pelaksanaan pelatihan atau berasal dari beberapa rumah sakit di sebuah negara atau
propinsi.
Materi pengajaran dapat dipresentasikan di sebuah grup besar atau grup-grup yang lebih kecil, tergantung kepada
fasilitas dan jumlah pelatih yang tersedia. Grup besar yang terdiri dari sekitar 20-25 peserta akan bekerja dengan baik
apabila metodologi pengajaran yang diterapkan adalah bersifat partisipatif dan interaktif. Pelatihan tersebut pada
umumnya berlangsung selama 4 hari.

Materi-Materi Workshop
Materi teknis meliputi materi CD ROM yang meliputi catatan kasus klinis dengan presentasi powerpoint untuk setiap
kasus. Kasus-kasus klinis menggambarkan bab-bab yang terdapat pada Buku Saku: Neonatal dan Bayi Muda (2
kasus termasuk foto-foto gambaran klinis), Batuk atau Kesulitan bernapas (Kasus klinis dengan video untuk bagian 4
& 10), Diare, Demam, Malnutrisi berat, HIV/AIDS, dan Masalah bedah dan trauma.
Kasus-kasus yang didiskusikan menggambarkan tanda-tanda klinis, pendekatan pengambilan keputusan untuk setiap
kondisi, dan tahapan-tahapan atau proses umum dari perawatan yang relevan untuk semua anak yang sakit: triase,
penanganan kegawat daruratan, riwayat penyakit dan pemeriksaan, diagnosis banding, pemantauan dan perawatan
pendukung, rencana pemulangan pasien dan tindak lanjut. Video klip singkat juga termasuk didalam bagian ini untuk
menggambarkan tanda-tanda klinis yang spesifik serta prosedur-prosedur dari pedoman WHO.
Praktek klinis lapangan bisa dilaksanakan pada bangsal rumah sakit termasuk bangsal anak-anak yang dianggap
mampu mewakili seluruh kasus atau yang telah disetujui.

Peran pelatih/ fasilitator


Aturan utama bagi pelatih (atau fasilitator) adalah untuk mendukung pembelajaran bagi peserta. Mereka sebaiknya
menekankan pada tujuan pelatihan bahwa tidak untuk mengajarkan seluruh materi teknis dari pedoman WHO kepada
petugas kesehatan, tetapi untuk mengajarkan cara menggunakan pedoman tersebut pada praktek klinis sehari-hari.
Pelatih sebaiknya juga menekankan bahwa pelatihan tersebut adalah tentang proses perawatan/ alur pelayanan klinik
(triage, penanganan kegawat daruratan, riwayat penyakit-anamnesis dan pemeriksaan, diagnosis banding,
pemantauan dan perawatan pendukung, perencanaan pemulangan dan tindak lanjut). Pelayanan rumah sakit yang
baik adalah tidak hanya mengenai pembuatan diagnosis dan pemberian obat saja.

Pelatih atau fasilitator perlu menciptakan pola pemikiran yang positif dan terbuka di dalam kelompok sehingga para
peserta dapat merasa nyaman dan bebas berperan serta secara aktif dalam diskusi. Fasilitator harus mampu
memotivasi dan mendorong membesarkan hati. Fasilitator dapat melemparkan pertanyaan terbuka untuk lebih
menghidupkan suasana diskusi dan memberikan pujian kepada peserta akan usaha mereka. Instruktur perlu untuk
mengetahui tujuan dan objektivitas dari pelatihan ini. Mereka harus terbiasa dengan seluruh kasus, presentasi power
point, sesi dan video yang harus dibawakan, sehingga seluruh rangkaian program workshop dan pelatihan dapat
dilaksanakan dengan lancar. Mereka juga harus mampu menemukan dan menunjukkan berbagai kasus klinis di
bangsal dalam sesi praktek klinis yang diperlukan sebagai bagian dari kegiatan pelatihan.

Jadwal workshop (lihat contoh jadwal pada lampiran 1)


Topik yang yang harus disampaikan dan dikuasai
Dua hingga tiga topik akan disampaikan setiap hari. Kasus yang akan disampaikan adalah:
o Batuk atau kesulitan bernapas
o Diare
o Demam dan koma
o Infeksi pada bayi muda
o Malnutrisi berat
o Anak dengan HIV/AIDS
o Bayi dengan berat badan lahir rendah
o Trauma
o Luka bakar
Sesi penting lain yang harus disampaikan adalah mengkomunikasikan hasil mengenai :
Penilaian aspek kualitas pelayanan yang dilakukan di rumah sakit di suatu negara (pada pagi hari saat hari pertama
pelatihan)
Diskusi mengenai hambatan apa saja yang dihadapi oleh para peserta untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
rumah sakit tempat mereka bekerja, baik itu di daerah maupun di tingkat nasional (kadang sering dilaksanakan pada
hari terakhir pelatihan)
Diskusi mengenai bagaimana rumah sakit dapat bekerja sama dengan sistem kesehatan dan sektor lain untuk
memberikan kontribusi peningkatan hak dan keadilan pelayanan, hak anak dan pengembangan di komunitas.

Pendahuluan pelatihan
Pelatihan dimulai dengan perkenalan dari masing-masing peserta dan instruktur. Pada beberapa panduan pelatihan
harus dipatuhi dan dipahami oleh fasilitator dan peserta untuk lebih meningkatkan efektivitas baik dalam hal waktu dan
untuk meningkatkan suasana lingkungan tempat belajar. Diantaranya dapat berupa:
o
o
o
o
o

Hadir di setiap sesi pelatihan setiap hari


Datang tepat waktu
Berpartisipasi aktif di seluruh aktivitas
Bekerja sama dan menunjukkan sikap saling menghargai satu sama lain
Menyelesaikan tugas yang diberikan tiap hari

Pada sesi pendahuluan fasilitator akan menggambarkan mengenai pelatihan, bagaimana pelatihan ini dapat berjalan
dengan baik dan apa manfaat yang dapat diperoleh dari mengikuti pelatihan ini.

Bekerja melalui pemahaman kasus


Diskusi kasus dimulai dengan cara setiap peserta membaca dan memahami ringkasan kasus. Permasalahan akan
mulai muncul sebagaimana apa yang mereka baca dan pahami. Peserta harus dimotivasi dan didorong untuk
bertanya, dan fasilitator harus menguasai materi pelatihan yang cukup kompleks ini dimana mungkin hampir semua
peserta pelatihan tidak memahami pada awalnya. Fasilitator harus menjelaskan konsep-konsep yang jarang mereka

dengar dan pahami melalui metode yang dapat diterima oleh peserta, dan mendapatkan umpan balik serta konfirmasi
pemahaman masing-masing peserta.
Peserta harus didorong untuk menggunakan buku saku yang mereka miliki untuk menjawab semua pertanyaan yang
muncul selama membahas kasus, untuk memudahkan penggunaan buku sumber tersebut secara terus menerus
sehingga mereka menjadi terbiasa dengan bentuk dan isinya.

Penggunaan materi lain yang terdapat dalam CD ROM


Video klip yang terdaftar dibawah ini akan tampak selama sesi pelatihan dikelas yang menggambarkan tanda-tanda
klinis spesifik atau prosedur:
o
o
o
o
o

Tanda kegawat daruratan dan utama/ prioritas: video klinis singkat (bab 1)
Tanda dari keparahan penyakit neonatal: ilustrasi foto klinis (bab 3)
Video kasus pernapasan: bronkiolitis, asma, dan lainnya (bab 4)
Demam dengue (bab 6)
Cara pemberian terapi oksigen (bab 10)

Praktek klinis
Praktek klinis dilapangan menggunakan buku panduan WHO untuk mengerjakan dan memahami permasalahan yang
muncul dalam kasus klinis di bangsal. Panduan ini akan menolong peserta untuk mengingat kembali pemahaman dan
pengetahuan serta ketrampilan mereka, sekaligus memberikan kesempatan mempraktekkan rencana pengelolaan
dalam situasi klinis yang nyata, menggunakan buku saku sebagai panduan teknis. Peserta harus didorong dan
dimotivasi untuk bekerja secara sistematis sepanjang proses pelayanan dan perawatan di tiap kasus yang mereka
jumpai, dan menggunakan buku saku WHO untuk membuat diagnosis, penyampaian kemungkinan diagnosis
banding, dan untuk menentukan rencana pengobatan, jenis pemantauan dan perawatan pendukung yang diperlukan
untuk tiap pasien.

Evaluasi pelatihan
Peserta akan mendapatkan sebuah formulir evaluasi (lampiran 2) pada akhir pelatihan. Formulir ini bisa dikerjakan
tanpa menuliskan identitas dan terdiri dari pertanyaan terhadap diri masing-masing peserta untuk mengetahui
pandangan mereka mengenai pelatihan ini dan tanggapannya. Masukan dari peserta pelatihan sangat berguna bagi
pengembangan pelatihan yang berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai