Anda di halaman 1dari 15

Rabu, 30 Juni 2010

KENTUCKY FRIED CHICKEN di Indonesia (PT.FASTFOOD INDONESIA)

Pendahuluan

A.

Sejarah

KFC

Indonesia

PT Fastfood Indonesia Tbk. adalah pemilik tunggal waralaba KFC di Indonesia,


didirikan oleh Gelael Group pada tahun 1978 sebagai pihak pertama yang
memperoleh
waralaba KFC untuk Indonesia. Perseroan mengawali operasi restoran pertamanya
pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta, dan telah memperoleh sukses.
Kesuksesan outlet ini kemudian diikuti dengan pembukaan outlet-outlet selanjutnya
di Jakarta dan perluasan area cakupan hingga ke kota-kota besar lain di Indonesia,
antara lain Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dan Manado.
Keberhasilan yang terus diraih dalam pengembangan merek menjadikan KFC
sebagai bisnis waralaba cepat saji yang dikenal luas dan dominan di Indonesia.
Bergabungnya Salim Group sebagai pemegang saham utama telah meningkatkan
pengembangan Perseroan pada tahun 1990, dan pada tahun 1993 terdaftar sebagai
emiten
di
Bursa Efek Jakarta sebagai langkah untuk semakin mendorong pertumbuhannya.
Kepemilikan
saham mayoritas pada saat ini adalah 79,6% dengan pendistribusian 43,8% kepada
PT
Gelael
Pratama dari Gelael Group, dan 35,8% kepada PT Megah Eraraharja dari Salim
Group;
sementara saham minoritas (20,4%) didistribusikan kepada Publik dan Koperasi.
Perseroan memperoleh hak waralaba KFC dari Yum! Restaurants International (YRI),
sebuah badan usaha milik Yum! Brands Inc., yaitu sebuah perusahaan publik di
Amerika
Serikat yang juga pemilik waralaba dari empat merek ternama lainnya, yakni Pizza
Hut,
Taco
Bell, A&W, dan Long John Silvers. Lima merek yang bernaung dibawah satu
kepemilikan
yang
sama ini telah memproklamirkan Yum! Group sebagai fast food chain terbesar dan
terbaik
di
dunia dalam memberikan berbagai pilihan restoran ternama, sehingga memastikan
kepemimpinannya dalam bisnis multi-branding. Untuk kategori produk daging ayam
cepat
saji,
KFC
tak
terkalahkan.
B.

Perkembangan

KFC

Memasuki 28 tahun keberhasilan Perseroan dalam membangun pertumbuhannya,


posisi KFC sebagai pemimpin pasar restoran cepat saji tidak diragukan lagi. Untuk
mempertahankan kepemimpinan, Perseroan terus memperluas area cakupan
restorannya
dan
hadir di berbagai kota kabupaten tanpa mengabaikan persaingan ketat di kota-kota
metropolitan. Perseroan baru saja meresmikan pembukaan outlet KFC yang ke 300
di Cireundeu pada bulan Oktober 2007, bertepatan pada bulan yang sama ulang
tahun KFC Indonesia yang ke 28. Perseroan mengakhiri tahun 2007 dengan total
307 outlet termasuk mobile catering, yang tersebar di 78 kota di seluruh Indonesia,
mempekerjakan total 11.835 karyawan dengan hasil penjualan tahunan di atas Rp.
1,590
triliun.
Produk unggulan Perseroan, Colonels Original Recipe dan Hot & Crispy, tetap
merupakan ayam goreng paling lezat berdasarkan berbagai survei konsumen di
Indonesia.
Sebagai produk unggulan lainnya, dalam beberapa tahun ini Perseroan juga
menawarkan
Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan yang baru-baru ini diluncurkan, Colonel
Yakiniku.
Selain produk-produk unggulan ini, KFC juga memenuhi selera lokal dengan menu
pilihan
lain
seperti Perkedel, Nasi, Salad, dan Sup KFC. Untuk memberikan produk bernilai
tambah
kepada konsumen, berbagai menu kombinasi hemat dan bermutu seperti Super
Panas
dan
KFC Attack terus ditawarkan. Perseroan juga meluncurkan Goceng, yakni beberapa
varian
menu seharga Rp. 5.000, untuk semakin menghadirkan penawaran bernilai tambah
kepada
konsumen dan memberikan sesuatu yang berbeda dari merek KFC.
Perseroan senantiasa memonitor posisi pasar dan nilai KFC secara keseluruhan,
mengevaluasi berbagai masukan dari konsumen untuk meningkatkan kualitas
produk,
layanan,
dan fasilitas yang tersedia di KFC. Semua informasi ini diperoleh melalui survei rutin
yang
disebut Brand Image Tracking Study (BITS) dan CHAMPS Management System
(CMS),
yang
dilakukan oleh perusahaan survei independen. BITS adalah survei untuk
mengetahui
persepsi
konsumen dan brand image KFC sebagai acuan dari merek utama lainnya di bisnis
restoran
cepat saji. Hasil dari BITS menunjukkan bahwa KFC secara konsisten masih
menempati
posisi
tertinggi di benak konsumen untuk Top of Mind Awareness, dibandingkan dengan
merek
utama lainnya. CMS adalah survei untuk menilai langsung kualitas produk, layanan,
dan
fasilitas yang tersedia di KFC, dibandingkan dengan yang diharapkan.

Kinerja Perseroan dalam pertumbuhan penjualan same store menjadikannya salah


satu KFC franchise market terbaik di Asia dengan pertumbuhan rata-rata 8,5% pada
tahun
2007 dan akan terus mempertahankan posisi ini. Pengembangan merek yang
kontinu
melalui
strategi pemasaran yang inovatif, keunggulan operasional, dan pertumbuhan dua
digit
yang
konsisten dalam penjualan dan pengembangan restoran, telah menganugrahi
Perseroan
berbagai penghargaan dari Asia Franchise Business Unit dari Yum! Restaurants
International.
Perseroan berkomitmen tinggi untuk mempertahankan visi kepemimpinan dalam
industri restoran cepat saji, dengan terus memberikan kepuasan Yum! di wajah
konsumen.
Dukungan dari para pemegang saham, keahlian manajemen yang terbina baik,
dedikasi
dan
loyalitas karyawan, dan yang terpenting adalah kontinuitas kunjungan konsumen,
memastikan
Perseroan dapat mencapai visi ini. Perseroan percaya bahwa dengan menciptakan
dan
mengembangkan budaya yang mendalam dan kuat dimana setiap karyawan
memberikan
perbedaan, menghidupkan Customer and Sales Mania di restoran-restoran KFC,
memberikan
perbedaan merek KFC yang sangat kompetitif, menjalin kesinambungan proses dan
hubungan
antar karyawan, dan meraih hasil-hasil yang konsisten, akan secara pasti
membangun
KFC
bukan saja menjadi merek yang paling digemari di Indonesia, juga KFC sebagai
sebuah
perusahaan
yang
hebat.

C. Strategi Kentucky Fried Chicken dalam mempertahankan posisinya sebagai


market
leader
Master
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan per kapita yang
tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan
olahan,
termasuk
fast food. Ketersediaan makanan yang cepat saji (quick service) semakin
dibutuhkan
sejalan
dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan perkotaan yang
dinamis.
Makin maraknya bisnis restoran kategori fastfood yang menyediakan menu utama
ayam
goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise

memacu
kondisi
persaingan yang semakin ketat. Selain akibat masuknya merek baru, pemainpemain
lama
juga terus melakukan perluasan janngan pemasarannya. Apalagi kategori makanan
pokok
sehari-hari juga menghadapi subtitusi yang kuat dan luas, baik dari menu dan
merek.
Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang mengalami krisis semakin
mempersulit
perusahaan yang bergerak dalam industri restoran fast food franchise untuk dapat
bersaing
baik melalui produknya, harga, distribusi maupun promosinya. Melemahnya nilai
Rupiah
menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan operasi perusahaan yang memaksa
perusahaan untuk menaikkan harga produknya. Dan bagi perusahaan yang memiliki
hutang
jangka pendek dalam dollar akan mengalami kesulitan pembayaran. Kondisi
tersebut
diperparah dengan terjadinya gejolak politik yang mengakibatkan kerusuhan
dimana-mana.
Hal ini berdampak langsung terhadap industri restoran fastfood franchise, banyak
outlet mereka mengalami kerusakan parah bahkan terbakar, tidak sedikit
perusahaan
yang
terpaksa menutup outletnya. KFC merupakan restoran cepat saji franchise yang hak
eksklusif
waralabanya dipegang oleh PT.Fast Food Indonesia. KFC menjadi pemimpin pasar
restoran
cepat saji yang dominan di Indonesia selama 20 tahun sejak tahun 1979. KFC
menspesialisasikan pada menu ayam goreng dan memposisikan dirinya sebagai
Jagonya
ayam..
Segmen KFC adalah keluarga segala usia dengan pengeluaran diatas Rp.500.000
tiap
bulannya dan target fokusnya adalah anak-anak usia 3 s/d 14 tahun.
Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini KFC sebagai market
leader
menerapkan
strategi moble defense yaitu strategi pertahanan bergerak Dalam kondisi bertahan
dengan
cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya, KFC tetap melakukan perluasan
pada
pasar
yang potensial sebagai pertahanan ataupun penyerangan dimasa depan. Strategi
promosi
dan
pemasaran diarahkan untuk meningkatkan penjualan dan transaksi seketika itu
juga,
didukung
dengan strategi produk berupa paket-paket hemat serta penetapan harga yang
relatif
lebih
murah dibandingkan dengan pesaingnya dan distribusi melalui layanan pesan antar

ditingkatkan dengan penambahan armada. Strategi-strategi tersebut dijalankan


untuk
merealisasikan visi perusahaannya yaitu untuk mempertahankan kepemimpinannya
dan
agar
dikenal sebagai brand yang paling digemari dalam usaha restoran cepat saji di
Indonesia.
Deskripsi Alternatif : Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan pertumbuhan
per
kapita
yang tergolong tinggi merupakan potensi yang sangat besar bagi industri makanan
olahan,
termasuk fast food. Ketersediaan makanan yang cepat saji (quick service) semakin
dibutuhkan
sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama di kawasan
perkotaan
yang
dinamis. Makin maraknya bisnis restoran kategori fastfood yang menyediakan menu
utama
ayam goreng dan burger, khususnya yang dikembangkan melalui sistem franchise
memacu
kondisi persaingan yang semakin ketat. Selain akibat masuknya merek baru,
pemain-pemain
lama juga terus melakukan perluasan janngan pemasarannya. Apalagi kategori
makanan
pokok sehari-hari juga menghadapi subtitusi yang kuat dan luas, baik dari menu
dan
merek.
Kondisi perekonomian Indonesia yang sedang mengalami krisis semakin
mempersulit perusahaan yang bergerak dalam industri restoran fast food franchise
untuk dapat bersaing baik melalui produknya, harga, distribusi maupun promosinya.
Melemahnya nilai Rupiah menyebabkan kenaikan harga bahan baku dan operasi
perusahaan yang memaksa perusahaan untuk menaikkan harga produknya.
Bagi perusahaan yang memiliki hutang jangka pendek dalam dollar akan
mengalami kesulitan pembayaran. Kondisi tersebut diperparah dengan terjadinya
gejolak
politik yang mengakibatkan kerusuhan dimana-mana. Hal ini berdampak langsung
terhadap
industri restoran fastfood franchise, banyak outlet mereka mengalami kerusakan
parah
bahkan
terbakar, tidak sedikit perusahaan yang terpaksa menutup outletnya. KFC
merupakan
restoran
cepat saji franchise yang hak eksklusif waralabanya dipegang oleh PT.Fast Food
Indonesia.
KFC menjadi pemimpin pasar restoran cepat saji yang dominan di Indonesia selama
20
tahun
sejak tahun 1979. KFC menspesialisasikan pada menu ayam goreng dan
memposisikan
dirinya sebagai Jagonya ayam. Segmen KFC adalah keluarga segala usia dengan
pengeluaran diatas Rp.500.000 tiap bulannya dan target fokusnya adalah anak-

anak
usia
3
s/d
14
tahun.
Dalam kondisi perekonomian yang sedang mengalami krisis ini KFC sebagai market
leader menerapkan strategi moble defense yaitu strategi pertahanan bergerak
Dalam
kondisi
bertahan dengan cara meningkatkan penjualan dan menekan biaya, KFC tetap
melakukan
perluasan pada pasar yang potensial sebagai pertahanan ataupun penyerangan
dimasa
depan. Strategi promosi dan pemasaran diarahkan untuk meningkatkan penjualan
dan
transaksi seketika itu juga, didukung dengan strategi produk berupa paket-paket
hemat
serta
penetapan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pesaingnya dan
distribusi
melalui layanan pesan antar ditingkatkan dengan penambahan armada. Strategistrategi
tersebut dijalankan untuk merealisasikan visi perusahaannya yaitu untuk
mempertahankan
kepemimpinannya dan agar dikenal sebagai brand yang paling digemari dalam
usaha
restoran
cepat
saji
di
Indonesia.

C.1.

Strategi

promosi

KFC

lewat

Band

Indie

Dalam meningkatkan sales perusahaan, banyak perusahaan menyadari bahwa jalur


musik adalah salah satu cara efektif dalam memasarkan suatu produk yang
ditujukan pada para remaja atau anak muda yang relatif konsumtif. Oleh sebab itu
KFC melirik dunia musik Indonesia sebagai salah satu sarana promosi franchise KFC.
Setelah melihat kesuksesan Indonesian Idol, KFC melihat prospek penyanyi tidak
terkenal yang berpotensi untuk diorbitkan di dunia entertainement Indonesia.
Tidaklah
heran
bila pada akhirnya KFC memilih jalur Band Indie dalam melakukan promo franchise
KFC.
Oleh
sebab itu, KFC mendirikan KFC Music Factory di mana banyak band band indie yang
bergabung. Musik yang diperdengarkan relatif musik yang easy listening. Hingga
saat
ini
KFC
Music Factory telah memiliki 23 artis dengan 2 album. Salah satu bukti keberhasilan
band
indie
adalah suksesnya album Juliette di mana pada akhirnya Juliette menjadi brand
ambassador
KFC. Hingga saat ini, Album Juliette yang hanya bisa dibeli di counter KFC telah
menghasilkan
penjualan sekitar Rp. 10 milyar dan sudah diputar oleh 280 radio secara nasional.
Selain itu, KFC juga membuat satu komunitas musik untuk anak anak muda yang
dinamai Music Hitters, di mana para membernya dalah para pembeli CD yang di

dalamnya
terdapat
scratch
card
untuk
bisa
log
in
ke
website
www.kfcmusichitlist.com. Setiap minggu, para member akan mendapatkan SMS
yang dapat ditukarkan di gerai KFC untuk mendapatkan produk KFC Goceng.
Menurut Fabian Gelael, Managing Director KFC, misi KFC Music Factory mengalami
banyak kendala, khususnya media televisi. Karena menurut pihak media, artis KFC
adalah
anteknya KFC dan bila artis KFC ditampilkan, sama saja dengan menampilkan iklan
KFC
dengan
gratis.
Tetapi justru sebaliknya, Program KFC Music Factory mendapat sambutan baik dair
YUM! Brands International yang berpusat di Dallas, Amerika Serikat dan rencananya
program
tersebut
akan
menjadi
program
internasional.
Sampai dengan tahun 2008 banyak sekali restoran - restoran yang telah dan mulai
bermunculan di Indonesia ini. Tetapi apabila kita melihat lebih dalam lagi dari tahun
ke
tahun,
restoran fastfood yang mendominasi hanya itu itu saja. Contohnya adalah Mc
Donald.
Perusahaan ini sangatlah laris di negara Indonesia ini. Produk yang mereka
tawarkan
pun
menarik. Mulai dari makanan sampai dengan service yang mereka tawarkan. Produk
yang
mereka tawarkan adalah seperti ayam, nasi, kentang goreng, hamburger, dan juga
mainan
serta
jasa
pesan
antar.
Kita lihat di luar negeri seperti di USA, Mc D di sana tidak ada yang menjual nasi,
sambal, serta bubur ayam. Mengapa sampai ada produk itu di Indonesia? Hal ini
karena
kekreatifan strategi penjualan para orang di dalam tubuh perusahaan ini untuk
mengikuti
kebiasaan dari suatu negara. Sebagai contoh adalah Mc Donald Indonesia yang
beradaptasi
dengan kebudayaan Indonesia. Di USA, kebiasaan untuk memakan fast food hanya
hamburger dan kentang goreang saja tanpa nasi, ayam, dan sambal. Seperti yang
bisa
dilihat
bahwa di Indonesia ini mayoritas orang - orang golongan menengah yang kurang
begitu
tertatirk dengan nasi dan ayam. Mc D melihat ini sebagai peluang dan akhirnya
mereka
mengadaptasi budaya Indonesia yang makanan pokoknya adalah nasi serta dengan
lauk
ayam
serta disajikan dengan sambal tomat dan cabai. Selain itu, kekreatifan perusahaan
ini
bisa
dilihat dari jasa layan antar yang mereka ciptakan. Mereka melihat apa yang
dibutuhkan
pelanggan karena pada dasarnya banyak orang yang sibuk dengan pekerjaan
ataupun
mahasiswa yang sibuk dengan tugasnya sehingga tidak sempat mencari makan

diluar.
Atas
pertimbangan ini Mc Donald mengadakan jasa layan antar dengan menghubungi
14045.
Manajemen dari service ini sangatlah baik mulai dari pencatatan sampai dengan
pengiriman
ke
tempat
tujuan.
Selain itu, kita bisa melihat yang juga masih dominan saat ini adalah Kentucky Fried
Chicken atau biasa disebut dengan KFC. Banyak dari masyarakat mengatakan
bahwa
Mc
Donald jagonya hamburger tetapi KFC jagonya ayam. Hal ini telah dibuktikan oleh
banyak
orang bahwa produk yang terbuat dari ayam lebih enak dari KFC mulai dari ayam,
crispy
stripe,
golden crispie, sampai dengan kebab dengan daging ayam khas KFC. Orang kreatif
penemu
resep unggulan ini adalah Colonel Sanders yang mempunyai nama panjang Harland
D.
Sanders. KFC juga ada jasa layan antar tetapi tidak sehebat Mc Donald yaitu 24 jam
sehari
non stop dan KFC hanya sampai jam 10 malam. Karena banyaknya permintaan,
pada
tahun
2008 KFC memulai untuk membuka pesan antar 24 jam sehari untuk memenuhi
kepuasan
konsumen.
Sebenarnya banyak sekali pesaing dari mereka ini seperti Popeye, Wendys,
California Fried Chicken, A&W. Mengapa mereka tidak bisa ikut menjadi dominan?
Hal ini karena tingkat inovasi mereka di product dan resep kurang sehingga
pelanggan
mungkin
bosan
dengan
menu
yang
itu
itu
saja.

Analisa

&

Pembahasan

A. ALASAN KENTUCKY FRIED CHICKEN MENYINGKAT MEREKNYA MENJADI KFC


Siapa sih saat ini di antara kita yang tidak mengenal Kentucky Fried Chicken?
hampir
semua orang di Indonesia pernah mampir di gerai ayam goreng asal Amerika
tersebut,
bahkan
mungkin sudah hafal rasanya bagi mereka yang sangat gemar dan hobi menyantap
sajian
tersebut. Ternyata ayam goreng produk Amerika ini memiliki sejarah panjang
sehingga
menjadi
salah satu resep kesukaan masyarakat dunia. Selain itu unit restoran Kentucky Fried
Chicken
menjadi salah satu penguasa pangsa pasar dengan menguasai 40% pangsa untuk
kategori

junk food restaurant. Brand KFC memang sangat familiar di telinga orang Indonesia,
karena
kecenderungan orang Indonesia yang sangat hobi mengkonsumsi salah satu jenis
junk
food
ini. Seringkali banyak orang dari anak kecil hingga orang dewasa menyebut brand
KFC,
sebenarnya singkatan KFC ini memang menunjuk khusus pada Kentucky Fried
Chicken
atau
sudah menjadi istilah umum untuk jenis makanan junk food. Sebagian besar orang
awam
mungkin tidak mengerti sejarah munculnya singkatan merek KFC, padahal ada
sejarah
yang
panjang mengenai hal ini. Singkatan KFC ini muncul pada tahun 1991.
Singkatan KFC ini muncul pada tahun 1991 bukan tanpa alasan. Pihak manajemen
Kentucky Fried Chicken menyingkat namanya menjadi KFC,didasari oleh banyak hal
sehingga
pemilik brand Kentucky Fried Chicken ini harus berpikir keras untuk mengambil
keputusan
melakukan pemasaran merek dagang dengan singkatan KFC padahal sebelumnya
nama
Kentucky Fried Chicken sudah sangat terkenal di kalangan masyarakat dunia. Dulu
sebelum
muncul singkatan merek KFC, banyak orang-orang menyingkat nama restoran junk
food
ini
hanya dengan sebutan Kentucky untuk mempermudah berkomunikasi dengan
orang
lain
jika
mereka ingin pergi ke restoran tersebut. Restoran yang berdiri pertama kalinya di
Corbin,
Kentucky Amerika Utara pada tahun 1939 ini menyimpan banyak cerita menarik
pada
awal
berdirinya. Kolonel Harland Sanders sang empunya restoran harus berjuang matimatian
menawarkan resepnya ke seluruh rumah makan hingga ditolak 1000 kali dan pada
giliran
menawarkan resep ke rumah makan yang ke 1008, sang dewi fortuna berpihak
pada
beliau.
Itulah titik awal keberhasilan Kentucky Fried Chicken hingga saat ini. Sebagai salah
satu
restoran junk food yang terkenal di seantero negeri, KFC merubah jenis usahanya
menjadi
bisnis waralaba di tahun 1952 dan pada 17 Maret 1966 KFC berhasil mendaftarkan
usahanya
menjadi perusahaan terbuka di bursa saham, dan perusahaan KFC mulai saat itu
mulai
gencar
menjalankan bisnis ayam goreng menjadi suatu bisnis besar yang memberikan
profit
yang
sangat besar dengan melakukan promosi dan pemasaran melalui berbagai strategi.

Walaupun bisnis KFC sangat berkembang pesat tetapi ibarat tiada gading yang tak
retak, muncul banyak protes dan kritikan atas bisnis ayam goreng ini. Sebelum
mengiklankan
brandnya dengan merek dagang KFC, Kentucky Fried Chicken mendapat kecaman
keras
dari
berbagai kalangan kritikus karena penggunaan kata Fried berkonotasi negatif dan
menunjukkan bahwa segala jenis makanan yang digoreng bukanlah makanan yang
sehat
untuk dikonsumsi dan memunculkan berbagai kemungkinan atas efek-efek buruk
bagi
kesehatan manusia di masa mendatang. Tidak hanya itu kata Fried juga dituding
memunculkan pernyataan yang terkesan abuse terhadap hewan. Muncul demo di
mana-mana
menentang keberadaan KFC karena KFC tidak menciptakan menu masakan yang
sehat
dan
bergizi selain itu proses penggorengan ayamnya pun dinilai tidak sesuai dengan
etika
pemanfaatan hewan sebagai sumber konsumsi. Untuk keluar dari permasalahan ini
dan
kembali menarik simpati masyarakat atas keberadaan KFC, pihak KFC menemukan
solusi
yaitu dengan menyingkat nama Kentucky Fried Chicken menjadi KFC sebagai bentuk
pengelakkan atas tuduhan konotasi fried yang dinilai tidak sehat oleh praktisi
kesehatan
di
Amerika.
Pada tahun 1994 perusahaan mengubah sedikit informasi yang terkandung dalam
brand KFC, brand KFC jika tidak disingkat tidak lagi menunjuk pada Kentucky Fried
Chicken
tetapi menjadi Kitchen Fresh Chicken walaupun di benak masyarakat KFC tetap
merupakan
singkatan atas Kentucky Fried Chicken, usaha ini dilakukan demi mengembalikan
kepercayaan
masyarakat bahwa ayam goreng yang diproduksi merupakan ayam goreng yang
dimasak
secara higienis dan dibuat dari bahan-bahan yang benar-benar fresh. Alasan ini
merupakan
alasan yang cenderung lebih untuk menjaga imej di depan masyarakat dan
mencegah
pelanggan untuk mengkonsumsi produk restoran junk food sejenis. Selain itu
singkatan
KFC
dinilai lebih menunjukkan bahwa menu masakan di restoran ini tidak terbatas hanya
ayam
goreng karena kenyataannya memang KFC tidak hanya menjual masakan yang
digoreng
tetapi ada beberapa masakan lain yang tidak digoreng. Untuk alasan terakhir
sebenarnya
hanya alasan teknis mengapa Kentucky Fried Chicken menyingkat namanya

menjadi
KFC.
Jika melihat dari sudut pandang bisnis, sebenarnya perusahaan KFC mengambil
keputusan untuk menyingkat merek dagangnya tidak hanya untuk menghindari
konflik
tetapi
juga ada faktor lain yang melandasi munculnya singkatan KFC. Para manajer
pemasaran
berani mengambil resiko ini karena melihat animo masyarakat yang tinggi atas
produk
ayam
goreng ini dan sudah meramalkan pertumbuhan pangsar pasar yang cukup
signifikan
di
masa
mendatang. Selain itu dari data statistik mayoritas customer adalah para remaja
yang
mendapatkan nilai product dengan merasa gaul jika beramai-ramai makan di KFC,
untuk
itu
KFC berani menyingkat namanya menjadi KFC sebagai bentuk umpan balik
terhadap
para
customer tersebut sehingga mereka para remaja menjadi lebih percaya diri untuk
menyebut
merek KFC sebagai salah satu tempat favorit mereka. Sebutan KFC memang
terdengar
trendi
dan modern, karena jika dibaca dengan lafal bahasa Inggris atau spelling KFC
menjadi
singkatan yang enak disebut. Hal ini otomatis membuat masyarakat menjadi sering
mendengar
nama KFC karena banyak customer yang membicarakan di mana-mana. Hal ini
menjadi
promosi yang bagus dan menciptakan brand yang sangat akrab di telinga
masyarakat
karena
penyebutan KFC yang sudah sangat familiar. Selain itu bagi masyarakat Indonesia
yang
pendapatan per kapitanya kecil, harga menu KFC sangatlah tidak bersahabat
dengan
isi
dompet mereka dan KFC menjadi brand yang sangat popular karena terkesan
eksklusif
dan
hanya diperuntukkan bagi mereka yang berduit. Sehingga orang berlomba-lomba
makan
di
KFC demi mendapatkan rasa bangga dan merasa lebih dipandang orang jika
mampu
membeli
produk KFC dan menyebut brand KFC di depan kerabat mereka. Bagi remaja, makan
di
KFC
adalah bentuk penunjukkan identitas mereka sebagai remaja yang gaul, dan tidak
ketinggalan
jaman
serta
dari
golongan
orang
berada.
Bagi KFC, hal ini tentu saja adalah keuntungan besar yang mendatangkan
pendapatan
tak terbatas, karena di Indonesia, hanya sedikit masyarakat yang peduli akan
kesehatan
dan
lebih mementingkan harga diri dan segala yang berbau praktis dengan

mengkonsumsi
makan
siap saji atau junk food di KFC. Tidak hanya dari aspek tersebut, penciptaan brand
KFC
juga
memudahkan nama Kentucky Fried Chicken untuk disebut dan sangat gampang
diingat.
Sehingga setiap kali orang lapar dan bingung untuk mencari makan, otak mereka
cepat
memproses brand restoran yang mudah disebut dan sering didengar. Brand KFC
tidak
hanya
membuat orang menjadi lebih gampang mengigat tetapi sebenarnya pihak KFC
sendiri
dengan
menyingkat brand berniat ingin melindungi hak cipta atas singkatan KFC sebelum
ada
perusahaan lain meluncurkan brand KFC yang bukan singkatan atas Kentucky Fried
Chicken
tetapi bisa merupakan singkatan brand lain. Dengan melindungi hak cipta merek,
KFC
bisa
memperoleh hak istimewa untuk penggunaan nama KFC dalam peluncuran iklan
atau
usaha
promosi. Jika ada perusahaan lain yang berani menggunakan brand KFC walaupun
tidak
berniat menyaingi dan produk yang dihasilkan lain, pihak KFC berhak membawa
perkara
ini
ke
pengadilan untuk menuntut penyalahgunaan brand KFC yang sudah menjadi hak
paten
KFC
itu
sendiri.
Dalam peluncuran iklan dalam media elektronik seperti televisi, penggunaan merek
KFC memudahkan publikasi terhadap masyarakat. Karena selain hanya terdiri dari 3
huruf,
brand KFC dicetak dalam huruf capital dan masyarakat yang menonton iklan KFC
menjadi
sangat hafal akan iklan tersebut. Ada beberapa usaha pemasaran yang unik di
beberapa
negara lain selain Amerika yang memegang brand KFC, pemegang waralaba
memplesetkan
kepanjangan dari singkatan KFC untuk sebuah slogan KFC seperti Kapag Fried
Chicken
di
Malaysia, yang berarti Jika ia ayam goreng, ada lagi di New Zealand KFC dengan
slogan
Kiwi
for chicken atau kiwi untuk ayam. Mungkin bagi beberapa negara tersebut,
penciptaan
slogan
yang bisa disingkat dengan KFC menjadi sesuatu yang menarik dan menciptakan
imej
yang
berbeda bagi konsumen. Berbagai alasan penciptaan brand KFC memang beragam
dan
semua itu dilakukan demi menjaga pamor dari KFC itu sendiri entah untuk
penyebutan
nama

merek yang lebih mudah, untuk mengelakkan konotasi negative dan bermacammacam
lainnya, tetapi hingga saat ini dengan munculnya brand KFC, KFC semakin popular
dan
semakin dicintai masyarakat walaupun banyak efek negative dari konsumsi yang
terlalu
berlebih. Paling tidak sampai saat ini KFC berhasil menjual 3500 waralaba di 80
negara di seluruh dunia dengan pertumbuhan profit yang terus meningkat tajam.

A.2.

Adu

Ayam

Lewat

Restoran

Fastfood adalah jalan pintas. Hidangan yang biasanya berupa ayam goreng,
kentang
goreng, burger, pasta, atau roti isi ini acap menjadi penuntas lapar di tengah
sibuknya
mobilitas
seseorang. Makanan yang acap disebut junk food (makanan tak bermutu) itu juga
biasa
menjadi pilihan bagi mereka yang sibuk. Ada kalanya juga santapan itu menjadi
solusi
untuk
mengatasi anak kecil yang sulit makan. Fastfood memang acap dianggap sebagai
ornamen
kemajuan. Perkembangan industri ini pun sulit tertahankan. Dan manajemen PT
Fastfood
Indonesia sepertinya paham benar tentang situasi itu. Makanya, pekan silam,
pemegang
merek Kentucky Fried Chicken (KFC) itu menyatakan bakal menambah jumlah
outlet-nya
hingga 15-20 unit pada tahun 2006. Tak kurang dari Rp 30 miliar hingga Rp 50
miliar
siap
dikucurkan PT Fastfood untuk penambahan outlet tersebut. Semua duit itu bakal
berasal
dari
kantong perusahaan sendiri. Satu outlet membutuhkan investasi sekitar Rp 2 miliar
sampai
Rp
5
miliar.
Selama ini, perintis bisnis restoran ayam goreng ala Amerika itu berhasil
menampilkan
performa bak ayam jago yang tidak terkalahkan. KFC sudah memiliki 222 outlet
yang
tersebar
dari Aceh hingga Papua. Dengan jaringan sebanyak itu, Kolonel Sanders menguasai
sekitar
32% sampai 40% pangsa pasar industri cepat saji. Hingga akhir tahun ini, Juwono
memperkirakan angka penjualan dari perusahaannya bakal menembus Rp 1,017
triliun.
Ini
berarti laba perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 1979 itu naik 14,5%
dibanding
keuntungan
di
tahun
2004.

Namun, harapan si jagonya ayam tadi belum tentu bakal sukses. Soalnya, pesaing
di bisnis ini masih banyak. Pesaing utama KFC tentu saja McDonald. Sejak masuk ke
Indonesia pada tahun 1991, McDonald terus berkembang. Kini, wajan-wajan
penggorengan ayam si Donnie ada di 116 gerai di seluruh penjuru negeri.
Syahdan, omzet McDonald juga sudah melebihi Rp 1 triliun per tahun. Prestasi ini
diraih karena segmen Donnie adalah kalangan anak-anak. Tak terhitung lagi jumlah
anak-anak yang merayakan ulang tahunya di McDonald. Restoran ini juga biasa
menawarkan makanan dalam satu paket dengan hadiah mainan, seperti McKids
atau McGame. Selain itu, harga jual produk McDonald juga lebih murah ketimbang
KFC.
Pesaing lainnya adalah PT Texas Chicken Indonesia yang masuk ke Indonesia pada
tahun 1983. Dengan 66 gerai yang dimilikinya, Texas Fried Chicken tak boleh
dianggap enteng. Lantas, ada pula restoran fastfood lokal, California Fried Chicken,
yang
memiliki
116
gerai
di
18
kota
besar
di
Indonesia.
Di kota-kota besar di Pulau Jawa juga ada 23 gerai restoran Wendys Fried Chicken.
Dalam tiga tahun ke depan, Eni Yuningsih, Marketing Manager PT Wendy Citarasa,
menegaskan bakal ada 42 outlet Wendys, termasuk di luar Jawa. Semua gerai itu
akan
dimiliki Wendy sendiri. Perusahaan ini memang tidak pernah melakukan subfranchise.
Keunggulan Wendys juga terletak pada induk perusahaan Wendy Citarasa, yakni
PT Sierad Produce, yang berbisnis pakan ternak dan peternakan ayam. Jadi, paling
tidak, Wendys tak akan pernah pusing memikirkan pasokan bahan bakunya.
Pertumbuhan restoran fastfood memang luar biasa. Meski demikian, pengusaha
restoran lokal dengan menu utama berupa ayam, mengaku tidak gentar. Puspo
Wardoyo, pemilik PT Sarana Bakar Digdaya, pengelola Wong Solo, menegaskan
bahwa
bisnis
itu
punya
kekhasan.
Karena
ini
hanya
soal
selera.

B. Analisis perbandingan antara atribut-atribut produk outlet fast food Mcdonald's


dan
Kentucky
Fried
Chicken
ditinjau
dari
persepsi
konsumen.
Restoran fast food dianggap dapat menyajikan layanan yang lebih cepat
dan lebih baik dengan lebih memperhatikan pada marketing (customer)
relalionship. Perkembangan fast food di Indonesia mengalami perkembangan
yang sangat pesat. Diantara sekian banyak fast food tersebut yang memiliki posisi
kuat di mata konsumen adalah KFC dan McDonald's. Hal ini terlihat dari hasil
survei Indonesian Customer Satisfaction lndex (ICSI) pada tanggal 5-18
September 2002 di 6 kota besar Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang,
Surabaya, Medan, dan Makasar dengan menggunakan metode wawancara tentang
peringkat kepuasan restoran fastfood menunjukkan bahwa fastfood McDonald's
menduduki peringkat pertama, disusul oleh Kentucky Fried Chicken, Pizza Hut,
California Fried Chicken, Hoka-Hoka Bento, Dunkin Donut's, dan Texas Fried
Chicken.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan antara atribut-atnbut
produk outlet fast food Mc.Donald's Jl. Raya Darmo dengan outlet fast food Kentucky

Fried
Chicken
berdasarkan
persepsi
konsumen.
Data yang digunakan dalam penelitian data primer yang diperoleh melalui
penelitian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan ANOVA yaitu
dengan uji F. Hasil analisis dan pengujian hipotesis secara keseluruhan
menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dilihat dari nilai rata-rata skor
pada atribut value to price relalionship, menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan. Perbedaan atribut product quality ini, berdasarkan pengujian statistik
dengan uji F pada taraf uji 5% menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang
signifikan. Pada atribut product features menunjukkan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Pada atribut reliability menunjukkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara atribut produk fast food McDonald's dan Kentucky Fried
Chicken ditinjau dari atribut reliability. Atribut response to and remedy of
problems pada Kentucky Fried Chicken dan McDonald's menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan. Perbedaan atribut sales experience ini, berdasarkan
pengujian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara atribut produk
fast food McDonald's dan Kentucky Fned Chicken. Perbedaan atribut
convenience ofacauisition ini fast food McDonald's dan Kentucky Fried Chicken
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara atribut produk

Anda mungkin juga menyukai