Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


PERILAKU KEKERASAN

Disusun Oleh:
Gita Hapsari
Lamtiar Ruminta
Ninik Ernawati

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN NON REGULER


STIKes PERTAMEDIKA
2016

Laporan Pendahuluan

I.

Kasus (masalah utama)


Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan
yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan (Fitria, 2009).
Perlaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri, maupun orang lain ( Yoseph,
2007).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai atau
mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku tersebut
(Purba, 2008).

II.

Proses Terjadinya Masalah


A. Faktor Predisposisi
Terdiri dari faktor biologis antara lain teori dorongan naluri, yaitu teori ini
menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan
dasar yang sangat kuat. Dan teori psikosomatik, yaitu pengalaman marah adalah
akibat dari respon psikologis terhadap stimulus eksternal, internal,maupun
lingkungan. Yang kedua yaitu faktor psikologis, yang terbagi menjadi beberapa tori
antara antara lain teori agresi frustasi teori ini (perilaku kekerasan sebagai hasil dari
akumulasi frustasi. Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai sesuatu
gagal atau terhambat). Teori yang kedua yaitu teori perilaku, merupakan kemarahan
adalah proses belajar, hal ini dapat di capai apabila tersedia fasilitas atau situasi yang
mendukung. Serta yang ketiga yaitu teori eksistensi, merupakan bertindak sesuai
perilaku adalah kebutuhan dasar manusia, apabila kebutuhan tersebut tidak dapat
dipenuhi melalui perilaku konstruktif maka individu akan memenuhi kebutuhannya
melalui perilaku destruktif. Faktor yang ketiga yaitu faktor sosio kultural, terbagi
antara lain faktor lingkungan, yaitu lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap
individu dalam mengekspresikan marah. Budaya tertutup dan membalas secara diam (
pasif agresif ) dan kontrol sosial yang tidak pasti terhadap perilaku kekerasan akan
menciptakan seolah olah perilaku kekerasan diterima. Dan teori belajar sosial, yang
merupakan perilaku kekerasan dapat dipelajarisecara langsung maupun melalui proses
sosialisasi.
B. Faktor Presipitasi

Antara lain kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan, percaya diri yang


kurang, situasi lingkungan yang ribut dan padat, kritikan yang mengarah pada
penghinaan, kehilangan orang yang dicintai ( pekerjaan ), kekerasan, interaksi
sosial yang provokatif dan konflik
C. Jenis
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain: menyerang atau
menghindar, menyatakan secara asertif,memberontak, perilaku kekerasan.
D. Rentang Respon

Respon adaptif

Asertif

Respon maladaptif

Frustasi

Pasif

Agresif

Perilaku

Kekerasan

1. Asertif, yaitu kemarahan yang diungkapkan tanpa menyakiti orang lain,


melukaii orang lain atau tanpa merendahkan harga diri orang lain.
2. Frustasi, yaitu respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan.
3. Pasif, yaitu respon dimana klien tidak mampu mengungkapkan perasaan
4. Agresif, yaitu perilaku yang menyertai marah namun masih dapat dikontrol
oleh individu. Orang agresif biasanya tidak mau mengetahui hak hak
orang lain. Dia berpendapat bahwa setiap orang harus bertarung untuk
mendapatkan kepentingan sendiri dan mengharapkan perlakuan yang sama
dari orang lain.
5. Mengamuk adalah rasa marah dan bermusuhan yang kuat dan disertai
kehilangan kontrol, yang dapat merusak diri dan lingkungan.

E. Mekanisme Koping
1. Sublimasi
Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia artinya di mata masyarakat
untuk suatu dorongan yang mengalami hambatan penyaluran secara normal.
Misalnya seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahan pada

obyekk lain seperti meremas adonan kue,meninju tembok dan sebagainya,


tujuannya yaitu untuk mengurangi ketegangan akibat fase marah.
2. Proyeksi
Menyalahkan orang lain mengenai kesukaran atau keinginan yang tidak
baik. Misal seseorang wanita muda yang menyangkal bahwa ia mempunyai
perasaan seksual terhadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa
temannya tersebut mencoba merayunya.
3. Represi
Mencegah pikiran yang menyakitkan atau membahayakan masuk ke alam
sadar. Misal seorang anak yang sangat benci pada orang tuanya yang tidak
disukai. Akan tetapi menurut ajaran atau didikan yang diterima sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baikdan dikutuk oleh
Tuhan, sehingga perasaan benci itu di tekan dan akhirnya ia dapat
melupakan.
4. Reaksi formasi
Mencegah keinginan yang berbahaya bila diekspresikan, dengan melebih
lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai
rintangan. Misalnya seorang yang tertarik pada teman suaminya akan
memperlakukan orang tersebut dengan kasar.
5. Displacement
Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya bermusuhan, pada obyek yang
tidak begitu bebahaya seperti pada mulanya yang membangkitkan emosi
itu.

III.

Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan


a. Pohon Masalah

Resiko Peilaku Kekerasan

Perilaku Kekerasan

Harga Diri Rendah

b. Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji


Data Subjektif
1. Perasaan terancam
2. Merasa tidak berguna
3. Merasa jengkel
4. Berdebar debar
5. Merasa tercekik
6. Dada terasa sesak
7. Bingung
Data Objektif
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Muka tampak merah


Pandangan tajam
Otot tegang
Nada suara tinggi
Berdebat
Tampak memaksakan kehendak
Merampas makanan
Memukul jika tidak senang

IV.

Diagnosa Keperawatan : Perilaku kekerasan

V.

Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir

VI.

Sumber
Nina Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Lapporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa
Berat. Salemba Medika, Jakarta.
Keliat, B. A. 1994. Seri Keperawatan Ganggguan Konsep Diri, Cetakan 2, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC.
Town, M. C, 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Jiwa
(Terjemahan), Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Setiap Hari


Proses Keperawatan
1. Kondisi Klien
DS: klien mengatakan merasa terancam, merasa tidak berguna, merasa jengkel, sering
berdebar debar, merasa tercekik, dada terasa sesak dan juga bingung.
DO: muka tampak merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat,
sering pula tampak klien memaksakan kehendak, merampas makanan memukul jika
tidak senang.
2. Diagnosa Keperawatan: Perilaku kekerasan
3. Tujuan Khusus
a. Klien mampu membina hubungan saling percaya
b. Klien mampu mendeskripsikan penyebab perilaku kekerasannya
c. Klien mampu menyebutkan tanda dan gejala perilaku kekerasan yang dialami
d. Klien mampu menyebutkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
e. Klien mampu menyebutkan akibat perilaku kekerasan yang dialami
f. Klien mampu mempraktekkan cara mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik:
tarik nafas dalam
g. Klien mampu memasukkan ke dalam jadwal kegiatan
4. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
b. Diskusikan penyebab perilaku kekerasan
c. Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan
d. Diakusikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
e. Diskusikan akibat perilaku kekerasan
f. Ajarkan cara mencegah perilaku kekerasan dengan cara fisik: tarik nafas dalam

g. Anjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian


Proses Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan
ORIENTASI
1 Salam Terapeutik
Selamat pagi pak, nama saya Ninik Ernawati, biasa di panggil Ninik. Saya mahasiswi
STIKes PERTAMEDIKA dan akan merawat Bapak selama 1 minggu. Bapak namanya
2
3

siapa? Senag di panggil apa?


Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Bapak hari ini?
Kontrak
Topik
: Pak, hari ini kita akan berbincang bincang tentang kemarahan yang
Waktu
Tempat

bapak alami
: Kita berbincang bincang selama 15 menit ya pak
: Nanti kita akan berbincang bincang di mana pak? Mau di taman atau

di ruangan ini saja?


Tujuan Interaksi:Pak, tujuan kita berbincang bincang adalah supaya bapak bisa
mengontrol kemarahan bapak dengan cara tarik nafas dalam
KERJA (langkah-langkah tindakan keperawatan)
1.
2.
3.
4.
5.

Pak, sudah berapa lama di ruah sakit ini?


Pak, apa yang membuat bapak sering marah?
Apa yang biasa bapak lakukan jika marah?
Apa kerugian bapak jika melampiaskan marah dengan cara tersebut?
Baiklah, sekarang saya akan mengajarkan kepada Bapak cara melawan rasa marah ya
pak. Caranya yaitu dengan tarik nafas dalam. Saya praktekkan ya pak.. (tarik nafas
dari hidung, lalu keluarkan udara dari mulut).. begitu caranya ya pak.. mari kita coba

bersama sama pak... Baik, sekarang bapak coba praktekkan yaa... Baguus...
6. Naah, bapak sudah bisa melawan rasa marah dengan cara tarik nafas dalam yaa.. Mari
kita masukkan latihan ini kedalam jadwal harian ya pak.. bagaimana kalau nanti
setelah makan siang bapak praktekkan lagi?

TERMINASI
1

Evaluasi respons klien berharap tindakkan keperawatan


a. Evaluasi klien (Subjektif)
Bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang bincang?

b. Evaluasi perawat (objektif dan reinforcement)


Sekarang Bapak bisa menjelaskan bagaimana cara melawan rasa marah kepada
suster..
2

Rencana tindak lanjut (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil tindakan yang telah
dilakukan)
Pak, nanti Bapak bisa berlatih tarik nafas dalam seperti yang kita lakukan tadi yaa..

Kontrak Topik yang akan datang :


Pak, nanti sore kita berbincang bincang lagi yaa, kita akan belajar cara mengontrol rasa
marah dengan cara kedua. Bagaimana kalau nanti kita berbincang bincang? Mau jam
berapa pak? Mau dimana tempatnya? Bagaimana kalau di ruang tamu?

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Inisial Nama : Tn.x

Ruang :

IMPLEMENTASI TINDAKAN
KEPERAWATAN
Kamis, 18 Desember 2014

No. RM :
EVALUASI
S:

Jam 10. 00 - 10.15 WIB

DS :
-

Klien mengatakan dada masih suka


berdebar
Klien mengatakan bingung.
Klien mengatakan merasa
terancam.
Klien mengatakan merasa tidak
berguna.
Klien mengatakan masih merasa
kesal.

O:
-

DO :
-

Wajah klien tampak tegang.


Muka tampak merah.
Pandangan klien tajam.
Suara nada tinggi.
Klien tampak memaksakan
kehendak.
Klien tampak memukul jika tidak
senang.
Klien tampak merampas makanan.

Diagnosa Keperawatan :
Prilaku kekerasan.

Klien mengatakan senang bicara


dengan perawat.
Klien mengatakan bila marah dada
terasa berdebar, rasa ingin
memukul.
Klien mengatakan marah bila ingat
istrinya.
Klien mengatakan sudah bisa cara
mencegah marah dengan tarik
nafas dalam.

Klien tampak mau menjawab


salam perawat, wajah klien masih
tampak tegang.
Klien mengatakan ingin marah bila
ingat istrinya
Klien menyebutkan bila marah
ingin memukul..
Klien mampu melakukan cara
mencegah marah dengan tarik
napas dalam.
Klien
mampu
memasaukan
kedalam jadwal kegiatan harian.

A:
-

Klien mampu membina hubungan


saling percaya
Klien mampu mendeskripsikan
penyebab prilaku kekerasannya.
Klien mampu menyebutkan tanda
dan gejala marah.
Klien mampu menyebutkan prilaku
kekerasan yang bisa dilakukannya.
Klien mampu menyebutkan akibat
prrilaku kekerasan yang dialami.
Klien mampu mempraktekkan cara
mencegah perilaku kekerasan
dengan cara fisik: tarik nafas dalam
Klien mampu memasukkan ke
dalam jadwal kegiatan.

Tindakan Keperawatan
SP1 Pertemuan 1 untuk prilaku kekerasan.
1. Klien mampu membina hubungan
saling percaya
2. Klien
mampu
mendeskripsikan
penyebab perilaku kekerasannya
3. Klien mampu menyebutkan tanda dan
gejala perilaku kekerasan yang dialami
4. Klien mampu menyebutkan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
5. Klien mampu menyebutkan akibat
perilaku kekerasan yang dialami
6. Klien mampu mempraktekkan cara
mencegah perilaku kekerasan dengan
P:
cara fisik: tarik nafas dalam
Klien :
7. Klien mampu memasukkan ke dalam
- Anjurkan klien melakukan cara
jadwal kegiatan
mencegah marah dengan tarik

Rencana Tindak lanjut :


Perawat :
- Ulangi SP1 dan dilanjutkan dengan
SP2 yaitu cara mengontrol prilaku
kekerasan secara fisik ke 2.
- Anjurkan klien untuk memasukkan
kegiatan ke dalam jadwal kegiatan
harian.

nafas dalam bila rasa marah


muncul.

TTD
Kelompok

Anda mungkin juga menyukai