STROKE
Studi Observasi Analitik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI SA)
Semarang Periode 1 Januari 2012 - 31 Agustus 2013
dalam
keluarga,
hipertensi,
diabetes
mellitus,
merokok,
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan
rancangan cross sectional. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari variabel
bebas yaitu jenis kelamin, usia, hipertensi, diabetes mellitus dan kadar kolesterol
total, sedangkan variabel terikat yaitu stroke.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini semua pasien stroke yang
pernah dirawat inap di bangsal saraf RSI Sultan Agung (RSI SA) Semarang
periode 1 Januari 2012 31 Agustus 2013 yang tercatat dalam rekam medik.
Sampel penelitian ini adalah 263 pasien stroke yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi dan terdiri dari 97 pasien stroke
hemoragik dan 166 pasien stroke non hemoragik. Kriteria inklusi dari penelitian
ini adalah pasien yang memiliki catatan rekam medik yang lengkap, meliputi
biodata pasien (nama, jenis kelamin, usia), status kesehatan (tekanan darah, hasil
lab kolesterol total dan gula darah). Sedangkan kriteria ekslusi dari penelitian ini
adalah pasien dengan riwayat tumor, trauma dan infeksi susunan saraf pusat.
Pengolahan analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
Analisis data dilakukan secara univariat, biavariat multipel dan multivariat.
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik variabel dan
disajikan dalam bentuk tabel yang dianalisis dengan statistik deskriptif. Analisis
bivariat multipel dilakukan pada masing-masing variabel untuk mengetahui
peranan masing-masing faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stroke. Dalam
penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Variabel bebas yang berpengaruh
terhadap variabel terikat adalah variabel yang mempunyai tingkat signifikasi nilai
p< 0,01. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel terikat. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji Logistic Regression.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSI Sultan Agung (RSI
SA) Semarang dari tanggal 27 September 2013 - 3 Januari 2014 dengan
mengambil data selama periode 1 Januari 2012 31 Agustus 2013. Hasil uji
deskriptif dan uji chi square dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif dan Uji Chi Square Variabel Bebas Terhadap
Stroke
Stroke Hemoragik
No
1.
2.
3.
4.
5.
Variabel
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Usia
>65 tahun
40-65 tahun
<40 tahun
Tekanan Darah
Hipertensi Tingkat Dua
Hipertensi Tingkat Satu
Prehipertensi
Normal
Diabetes Mellitus
Ya
Tidak
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
Sedang
Rendah
Stroke Non
Hemoragik
Total
135
128
0,957
n = 97
(36,9%)
n = 166
(63,1%
)
50
47
37,0%
36,7%
85
81
63,0%
63,3%
13
77
7
27,1%
38,3%
50,0%
35
124
7
73
15
4
5
45,3%
27,3%
16,7%
21,7%
88
40
20
18
54,7%
72,7%
83,3%
78,3%
161
55
24
23
18
79
25,4%
41,1%
53
113
74,6%
58,9%
71
192
23
32
42
30,3%
44,4%
36,5%
53
40
73
69,7%
55,6%
63,5%
76
72
115
72,9%
61,7%
50,0%
48
201
48
0,203
0,003
0,018
0,201
Dari tabel 1. Hasil Uji Deskriptif dan Uji Chi Square Variabel Bebas
Terhadap Stroke sebanyak 263 pasien diketahui bahwa penderita stroke non
hemoragik yang berjumlah 166 pasien (63,1%) lebih banyak dibandingkan dengan
stroke hemoragik yang berjumlah 97 pasien (36,9%). Untuk jenis kelamin, pria
lebih banyak yaitu 135 orang (51,3%) dibandingkan wanita. Usia paling banyak
yaitu usia 40-65 tahun dengan jumlah 201 orang (76,4%). Hipertensi tingkat dua
paling banyak terjadi pada penderita stroke yaitu 161 orang (61,2%). Jumlah
penderita stroke banyak yang tidak memiliki diabetes mellitus dengan jumlah 192
orang (73,0%) dan mempunyai kolesterol total risiko rendah dengan jumlah 115
orang (43,7%).
Hasil uji statistik chi square didapatkan hasil bahwa hipertensi
berpengaruh terhadap kejadian stroke karena mempunyai nilai p<0,01. Selain itu,
variabel yang bisa dimasukkan ke uji multivariat adalah variabel usia, hipertensi,
diabetes mellitus dan kadar kolesterol total karena mempunyai p<0,25 sehingga
keempat variabel tersebut dianalisis dengan analisis multivariat uji regression
logistic.
Tabel 2. Distribusi Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Kadar Kolesterol
Tinggi pada Stroke Hemoragik dan Stroke Hemoragik
Stroke
Stroke Non
Jumlah
Hemoragik
Hemoragik
Normal
1
12
13
DM
1
6
7
Kol
2
0
2
HT
63
65
128
DM dan HT
9
30
39
DM dan Kol
0
0
0
HT dan Kol
13
36
49
DM, HT, dan Kol
8
17
25
Total
97
166
263
* DM : Diabetes mellitus
* HT
: Hipertensi (Pre hipertensi, hipertensi tingkat I, hipertensi
tingkat II)
* Kol
: Kadar kolesterol total tinggi
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap
kejadian stroke adalah hipertensi. Selain itu hipertensi merupakan faktor paling
dominan yang berpengaruh terhadap kejadian stroke. Sedangkan faktor usia, jenis
kelamin, dan kadar kolesterol total tidak berpengaruh terhadap kejadian stroke.
Hasil akhir total sampel sejumlah 263 pasien terdiri dari 97 pasien stroke
hemoragik dan 166 pasien stroke non hemoragik. Sehingga jumlah pasien stroke
non hemoragik lebih banyak dibandingkan dengan stroke hemoragik. Hal itu sama
dengan yang dilaporkan Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2011 bahwa
8
prevalensi stroke non hemoragik lebih banyak yaitu sebesar 0,09% daripada
stroke hemoragik sebesar 0,03%. Penyebab utama stroke iskemik bisa disebabkan
karena trombosis dan emboli sehingga salah satu faktor risiko terjadinya stroke
iskemik adalah faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung iskemik
(Martono dan Kuswardani, 2009). Trombus yang terjadi bisa disebabkan karena
aterosklerosis yang berat dan bila trombus tersebut ikut ke sirkulasi distal maka
akan terjadi emboli yang bisa mengenai arteri di otak sehingga timbul stroke
iskemik (Kumar dkk, 2007).
Pada analisis data mengenai pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian
stroke menunjukkan tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian stroke
karena hasil uji statistik chi square menunjukkan p = 0,957 artinya p>0,01. Hal
tersebut membuktikan bahwa antara pria maupun wanita dalam menderita stroke
mempunyai risiko yang sama. Berdasarkan data rekam medik kejadian stroke
lebih banyak pada pria yaitu 135 orang (51,3%) daripada wanita 128 orang
(48,7%). Hal itu sesuai dengan studi Framingham, kejadian pada pria rata-rata 2,5
kali lebih besar daripada wanita (Misbach, 2011). Pria lebih banyak daripada
wanita karena faktor risiko stroke seperti hipertensi juga banyak terjadi pada pria
(Pinzon dan Asanti, 2010). Menurut Martono dan Kusumawardani (2009), wanita
yang belum menopause mempunyai faktor risiko terjadi stroke lebih rendah
dibandingkan pria. Namun, setelah menopause faktor risiko menjadi sama dengan
pria. Diketahui bahwa pria lebih rentan terkena aterosklerosis dibandingkan
wanita. Aterosklerosis jarang terjadi pada wanita premenopause kecuali
mempunyai DM, hiperlipidemia, dan hipertensi. Setelah menopause, kejadian
Penelitian lain
menyebutkan bahwa usia 51-65 tahun lebih banyak mengalami stroke (Nastiti,
2012). Stroke bisa terjadi pada semua usia, tetapi
timbulnya kecacatan dan kematian lebih tinggi (Wahyu, 2009). Usia tidak
berpengaruh terhadap kejadian stroke karena menurut Corwin (2009) seseorang
yang berisiko mengalami stroke adalah lansia dengan hipertensi, diabetes,
hiperkolesterolemia, atau penyakit jantung. Sehingga meskipun usia meningkat
tetapi tidak mempunyai beberapa faktor risiko yang lain maka terjadinya stroke
kecil. Pada usia setelah 40 tahun akan terjadi penurunan kemampuan untuk
merespon terhadap stres, baik stres fisik maupun stres psikologik sehingga
memudahkan terjadinya disfungsi berbagai sistem organ termasuk otak (Pranarka,
2006).
Hipertensi berpengaruh terhadap kejadian stroke karena hasil uji statistik
chi square diperoleh nilai p = 0,003 artinya p<0,01. Selain itu dalam analisis
multivariat hipertensi merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
kejadian stroke. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik hipertensi
yang paling banyak pada pasien stroke adalah hipertensi tingkat dua yaitu
sebanyak 61,2% dari 263 pasien. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh hasil
10
bahwa hipertensi tingkat dua lebih banyak menyebabkan stroke non hemoragik
yaitu 54,7%. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitra (2010)
mengenai hipertensi sebagai faktor risiko stroke di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang tahun 2007 - 2008 terhadap 87 pasien stroke non hemoragik, 72
orang (82,8%) menderita hipertensi dan besarnya IK tidak mencakup angka 1
sehingga rasio prevalensi bermakna. Selain itu berdasarkan studi Framingham,
dengan analisa regresi multivariat, hipertensi merupakan faktor risiko terbesar
stroke iskemik baik untuk pria dan wanita (Misbach, 2011). Jenis penelitian lain
yang dilakukan di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi tahun 2011
memberikan hasil bahwa hipertensi terbukti secara signifikan mempengaruhi
kejadian stroke iskemik setelah dikontrol oleh status diabetes melitus dengan
Odds Rasio (OR) sebesar 8,462, yaitu risiko mengalami stroke iskemik pada
penderita hipertensi 8 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak hipertensi
setelah dikontrol oleh status diabetes melitus (Usrin, 2012). Hipertensi yang
berlangsung dalam waktu
11
12
timbul karena aterosklerosis yang ditimbulkan oleh DM. Hal itu terjadi karena
peningkatan respon sistem renin angiotensin aldosteron akibat resistensi insulin
(Gunawan, 2011). Aneurisma mengakibatkan pembuluh darah otak mudah ruptur
sehingga mudah terjadi stroke. Hipertensi juga bisa mempercepat aterogenesis dan
perubahan degeneratif pada serebrovaskular. Hal ini berkaitan dengan
arteriosklerosis hialin yaitu penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri yang
terdiri atas penebalan hialin pada dinding arteriol yang disertai penyempitan
lumen. Arteriosklerosis umumnya berkaitan dengan hipertensi dan diabetes
mellitus yang merupakan bagian dari gambaran mikroangiopati. (Kumar dkk,
2007). Selain itu menjadi keterbatasan dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode cross sectional sehingga pada saat diagnosis ditegakkan bisa saja pasien
sudah mengalami stroke terlebih dahulu sebelum terjadinya DM yang nantinya
DM sebagai faktor yang memperparah terjadinya DM.
Dari hasil analisis data pada penelitian ini mengenai pengaruh kadar
kolesterol total terhadap kejadian stroke menunjukkan tidak terdapat pengaruh
kadar kolesterol total terhadap kejadian stroke dengan nilai p = 0,201 artinya
p>0,01. Diketahui bahwa kolesterol total dengan risiko rendah paling banyak pada
pasien stroke yaitu sebanyak 115 orang (43,7%). Sehubungan dengan itu,
rendahnya serum kolesterol total bisa melemahkan endotel arteri intraserebral dan
dapat menimbulkan perdarahan jika pasien tersebut hipertensi (Misbach, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Siswanto (2004) di RS Dr. Kariadi Semarang
dengan metode cross sectional juga menyebutkan bahwa kadar kolesterol total
tidak berpengaruh secara bermakna dengan p = 0,53. Berdasarkan tabel 4.2. dapat
13
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian stroke di RSI Sultan Agung (RSI SA) Semarang periode 1
Januari 2012 31 Agustus 2013, maka dapat disimpulkan berberapa hal sebagai
berikut : hipertensi berpengaruh terhadap kejadian stroke dan faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian stroke sedangkan jenis kelamin, usia,
diabetes mellitus, dan kadar kolesterol total tidak berpengaruh terhadap kejadian
stroke.
SARAN
Diharapkan peneliti lain dapat meneliti variabel lain yang diprediksi bisa
berpengaruh terhadap kejadian stroke dan dapat melakukan penelitian mengenai
stroke dengan metode lain seperti cohort maupun case control
14
DAFTAR PUSTAKA
Anies, 2006, Waspada Penyakit Tidak Menular, Jakarta : Elex media Komputindo,
25-29
Corwin, E. J., 2009, Buku Saku Patofisiologi, Ed.3, Jakarta : EGC, 250-252
Depkes RI, 2012, Penyakit Tidak Menular (Ptm) Penyebab Kematian Terbanyak
di Indonesia, http://www.depkes.go.id diakses tanggal 22 Februari 2013
Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto, B., Turana, Y., 2009, Panduan Praktis
Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf, Jakarta : EGC, 24-26
Dinas Kesehatan Jateng, 2011, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 dalam http://www.dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 22 Februari
2013
Fitra, F., 2010, Hipertensi Sebagai Faktor Risiko Stroke Hemoragik di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sultan Agung
Ginsberg, L., 2005, Lecture Notes Neurologi Edisi Kedelapan, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Gunawan, M., 2010, Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Stroke, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Kumar, V., Ramzi S.C., Stanley L.R., 2007, Buku Ajar Patologi Edisi 7, Jakarta :
EGC, 369-382
Kumar dkk., 2010, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 8th edition,
Philadelpia: Elsevier Saunders 528-529.
Martono, H., Kuswardani, R.A.T., 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi V, FKUI, 892
Misbach, J., 2011, Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen, Jakarta :
Badan Penerbit FKUI, 2-129
Nastiti, D., 2012, Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke
Rawat Inap di RS Krakatau Medika Tahun 2011, FKM UI
PERDOSSI, 2011, Guideline Stroke, Pokdi Stroke Pehimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia
15
Mematikan
Usrin, I., 2011, Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke Iskemik dan
Stroke Hemoragik di Ruang Neurologi di Rumah Sakkit Stroke Nasional
(RSSN) Bukit Tinggi Tahun 2011, FKM USU
16