Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN

STROKE
Studi Observasi Analitik di Rumah Sakit Islam Sultan Agung (RSI SA)
Semarang Periode 1 Januari 2012 - 31 Agustus 2013

Desia Laila Dian Saputri*, Ika Rosdiana^, Endang Lestari#


* Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang
^ Bagian Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Islam Sultan Agung (Unissula)
Semarang
o Bagian Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung (Unissula)
Semarang
Desia Laila Dian Saputri, Desa Kragan RT 03/II Kec. Kragan Kab. Rembang,
desia.dian@yahoo.com
ABSTRAK
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian
nomor tiga di dunia. Terdapat banyak faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kejadian stroke.
Jenis penelitian menggunakan analitik observasional dengan cross sectional
dari hasil rekam medik 263 pasien stroke yang pernah dirawat di bangsal saraf
RSI Sultan Agung Semarang periode 1 Januari 201231 Agustus 2013. Jumlah
sampel sebanyak 263 pasien terdiri dari 97 pasien stroke hemoragik dan 166
pasien stroke non hemoragik diperoleh dengan teknik simple random sampling.
Penelitian dilakukan dengan menganalisis lima variabel meliputi jenis kelamin,
usia, hipertensi, diabetes mellitus dan kadar kolesterol total. Analisis data
menggunakan analisis descriptive kemudian dilanjutkan analisis bivariat multipel
menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan uji logistic
regression.
Hasil uji statistik chi square, hanya hipertensi yang berpengaruh terhadap
kejadian stroke (p=0,003). Selain itu yang bisa dianalisis multivariat adalah usia,
hipertensi, diabetes mellitus dan kadar kolesterol total dan hasilnya diperoleh
bahwa hipertensi merupakan faktor paling dominan yang berpengaruh terhadap
kejadian stroke (p=0,001; RP=1,707; IK=1,2492,433).
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipertensi berpengaruh
terhadap kejadian stroke dan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
kejadian stroke sedangkan jenis kelamin, usia, diabetes mellitus, dan kadar
kolesterol total tidak berpengaruh terhadap kejadian stroke di RSI Sultan Agung
Semarang periode 1 Januari 201231 Agustus 2013.

Kata kunci : Faktor-faktor, stroke, stroke hemoragik, stroke non hemoragik


ABSTRACT
Stroke ranks as the third cause of death in the world. It is influenced by a
number of factors. this study aimed at evaluating the factors associated with
stroke.
This study was an analytical observational study using cross sectional
design. The medical record of 263 hospitalized patients in neurology ward
betweenn January, 1 2012 and Agustus, 31 2013. Ninety seven pasients with
hemorragic stroke and 166 with non hemoragik stroke were included using
simple random sampling method technique to asses their gender, age,
hypertention, diabetes mellitus, total blood cholesterol level. The data were
analyzed descriptively followed by chi square test and logistic regression test.
Chi square test showed that hypertention had association with stroke
(p=0.003). Logistic regression test showed that hypertention is the most
dominant factor associated with stroke (p=0.001; PR=1.707; CI=1.2492.433).
In conclusion, gender, age, diabetes mellitus and levels of total cholesterol
are not associated with stroke, while hypertention is associated with stroke and is
the most dominant factor for stroke among the patients in RSI Sultan Agung
Semarang betweenn January, 1 2012 and Agustus, 31 2013.
Keywords: factors, stroke, hemorrhagic stroke, non-hemorrhagic stroke
PENDAHULUAN
Stroke menurut PERDOSSI (2011) adalah tanda-tanda klinis terhadap
fungsi otak yang terjadi secara fokal ataupun global, atau menyebabkan kematian
dan bisa berlangsung selama 24 jam atau lebih, tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler. Di dunia, stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu
dan penyebab kematian nomor tiga (Dewanto dkk, 2009). Menurut Yayasan
Stroke Indonesia (Yastroki) pada tahun 2012, kejadian stroke di Indonesia
mengalami peningkatan tajam, sedangkan di RSI Sultan Agung (RSI SA)
Semarang pada tahun 2012 belum dilakukan penelitian mengenai jumlah kejadian
stroke dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stroke.

Menurut Depkes RI (2012) bahwa stroke merupakan salah satu penyakit


tidak menular yang menyebabkan kematian terbanyak yang terjadi di Indonesia.
Beberapa akibat stroke menurut Heart and Stroke Foundation (2005) adalah
kelumpuhan, gangguan penglihatan, kesulitan berbicara, gangguan persepsi,
kelelahan, inkotinensia, depresi, emosi yang labil, gangguan memori, dan
perubahan kepribadian.
Penyebab paling sering dari stroke adalah penyakit degeneratif arterial
yang terjadi pada pembuluh darah besar maupun pembuluh darah kecil. Hal itu
dapat meningkat pada beberapa faktor risiko seperti umur, riwayat penyakit
vaskuler

dalam

keluarga,

hipertensi,

diabetes

mellitus,

merokok,

hiperkolesterolemia, alkohol, kontrasepsi oral, dan fibrinogen plasma (Ginsberg,


2008).
Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk meneliti mengenai faktor jenis
kelamin, usia, hipertensi, diabetes mellitus, dan kadar kolesterol total terhadap
kejadian stroke di RSI Sultan Agung (RSI SA) Semarang periode 1 Januari 2012 31 Agustus 2013.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan
rancangan cross sectional. Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari variabel
bebas yaitu jenis kelamin, usia, hipertensi, diabetes mellitus dan kadar kolesterol
total, sedangkan variabel terikat yaitu stroke.

Stroke disini didefinisikan sebagai pasien yang terdiagnosis stroke yang


mengalami gangguan fungsi sistem saraf yang disebabkan oleh gangguan
peredaran darah otak bisa karena tersumbat atau terjadi perdarahan dan bukan
karena tumor, trauma ataupun infeksi susunan saraf pusat dan pernah dirawat di
bangsal saraf RSI Sultan Agung (RSI SA) Semarang periode 1 Januari 2012 31
Agustus 2013 yang tercatat dalam rekam medik. Stroke bisa dibagi menjadi stroke
hemoragik dan non hemoragik. Jenis kelamin didefinisikan sebagai gender pasien
stroke yang tercatat dalam rekam medik yang terdiri dari pria dan wanita. Usia
didefinisikan sebagai angka yang menunjukkan lama hidup seseorang dengan
satuan tahun yang diperoleh dari rekam medik dikategorikan menjadi usia > 65
tahun, usia 40-65 tahun, usia < 40 tahun. Hipertensi didefinisikan sebagai pasien
yang memiliki tekanan darah sistolik 140 mmHg dan diastolik 90 mmHg sesuai
dengan klasifikasi tekananan darah menurut JNC VII dikategorikan menjadi
hipertensi tingkat 2 (sistolik 160 mmHg atau diastolik 100 mmHg), hipertensi
tingkat 1 (sitolik 140-159 mmHg atau diastolik 90-99 mmHg, pre hipertensi
(sistolik 120-139 mmHg atau diastolik 80-89 mmHg), Normal (sistolik <120
mmHg dan diastolik <80 mmHg). Diabetes mellitus didefinisikan sebagai pasien
yang memiliki hasil lab kadar glukosa darah yang tinggi yaitu GDP 126 dan
GD2PP 200 menurut Perkeni dan dikategorikan menjadi diabetes mellitus dan
tidak diabetes mellitus. Kadar kolesterol total adalah kadar kolesterol total yang
diperoleh dari hasil lab yang terdapat di rekam medik dikategorikan menjadi
risiko tinggi (kadar kolesterol total 240 mg/dl), risiko sedang (kadar kolesterol
total 200-239 mg/dl), risiko rendah (kadar kolesterol total <200 mg/dl).

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini semua pasien stroke yang
pernah dirawat inap di bangsal saraf RSI Sultan Agung (RSI SA) Semarang
periode 1 Januari 2012 31 Agustus 2013 yang tercatat dalam rekam medik.
Sampel penelitian ini adalah 263 pasien stroke yang telah memenuhi kriteria
inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi dan terdiri dari 97 pasien stroke
hemoragik dan 166 pasien stroke non hemoragik. Kriteria inklusi dari penelitian
ini adalah pasien yang memiliki catatan rekam medik yang lengkap, meliputi
biodata pasien (nama, jenis kelamin, usia), status kesehatan (tekanan darah, hasil
lab kolesterol total dan gula darah). Sedangkan kriteria ekslusi dari penelitian ini
adalah pasien dengan riwayat tumor, trauma dan infeksi susunan saraf pusat.
Pengolahan analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
Analisis data dilakukan secara univariat, biavariat multipel dan multivariat.
Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik variabel dan
disajikan dalam bentuk tabel yang dianalisis dengan statistik deskriptif. Analisis
bivariat multipel dilakukan pada masing-masing variabel untuk mengetahui
peranan masing-masing faktor yang berpengaruh terhadap kejadian stroke. Dalam
penelitian ini menggunakan uji Chi Square. Variabel bebas yang berpengaruh
terhadap variabel terikat adalah variabel yang mempunyai tingkat signifikasi nilai
p< 0,01. Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang
mempunyai pengaruh dominan terhadap variabel terikat. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji Logistic Regression.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSI Sultan Agung (RSI
SA) Semarang dari tanggal 27 September 2013 - 3 Januari 2014 dengan
mengambil data selama periode 1 Januari 2012 31 Agustus 2013. Hasil uji
deskriptif dan uji chi square dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1. Hasil Uji Deskriptif dan Uji Chi Square Variabel Bebas Terhadap
Stroke
Stroke Hemoragik
No
1.

2.

3.

4.

5.

Variabel
Jenis Kelamin
Pria
Wanita
Usia
>65 tahun
40-65 tahun
<40 tahun
Tekanan Darah
Hipertensi Tingkat Dua
Hipertensi Tingkat Satu
Prehipertensi
Normal
Diabetes Mellitus
Ya
Tidak
Kadar Kolesterol Total
Tinggi
Sedang
Rendah

Stroke Non
Hemoragik

Total

135
128

0,957

n = 97

(36,9%)

n = 166

(63,1%
)

50
47

37,0%
36,7%

85
81

63,0%
63,3%

13
77
7

27,1%
38,3%
50,0%

35
124
7

73
15
4
5

45,3%
27,3%
16,7%
21,7%

88
40
20
18

54,7%
72,7%
83,3%
78,3%

161
55
24
23

18
79

25,4%
41,1%

53
113

74,6%
58,9%

71
192

23
32
42

30,3%
44,4%
36,5%

53
40
73

69,7%
55,6%
63,5%

76
72
115

72,9%
61,7%
50,0%

48
201
48

0,203

0,003

0,018

0,201

Dari tabel 1. Hasil Uji Deskriptif dan Uji Chi Square Variabel Bebas
Terhadap Stroke sebanyak 263 pasien diketahui bahwa penderita stroke non
hemoragik yang berjumlah 166 pasien (63,1%) lebih banyak dibandingkan dengan
stroke hemoragik yang berjumlah 97 pasien (36,9%). Untuk jenis kelamin, pria

lebih banyak yaitu 135 orang (51,3%) dibandingkan wanita. Usia paling banyak
yaitu usia 40-65 tahun dengan jumlah 201 orang (76,4%). Hipertensi tingkat dua
paling banyak terjadi pada penderita stroke yaitu 161 orang (61,2%). Jumlah
penderita stroke banyak yang tidak memiliki diabetes mellitus dengan jumlah 192
orang (73,0%) dan mempunyai kolesterol total risiko rendah dengan jumlah 115
orang (43,7%).
Hasil uji statistik chi square didapatkan hasil bahwa hipertensi
berpengaruh terhadap kejadian stroke karena mempunyai nilai p<0,01. Selain itu,
variabel yang bisa dimasukkan ke uji multivariat adalah variabel usia, hipertensi,
diabetes mellitus dan kadar kolesterol total karena mempunyai p<0,25 sehingga
keempat variabel tersebut dianalisis dengan analisis multivariat uji regression
logistic.
Tabel 2. Distribusi Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Kadar Kolesterol
Tinggi pada Stroke Hemoragik dan Stroke Hemoragik
Stroke
Stroke Non
Jumlah
Hemoragik
Hemoragik
Normal
1
12
13
DM
1
6
7
Kol
2
0
2
HT
63
65
128
DM dan HT
9
30
39
DM dan Kol
0
0
0
HT dan Kol
13
36
49
DM, HT, dan Kol
8
17
25
Total
97
166
263
* DM : Diabetes mellitus
* HT
: Hipertensi (Pre hipertensi, hipertensi tingkat I, hipertensi
tingkat II)
* Kol
: Kadar kolesterol total tinggi

Berdasarkan tabel 2. diketahui bahwa hipertensi secara tunggal paling


banyak mengakibatkan stroke. Selanjutnya hipertensi dengan kolesterol total yang
tinggi juga banyak mengakibatkan stroke.
Tabel 3. Hasil Uji Regression Logistic
P
RP
IK
Usia
0,029
0,518
0,287 0,936
Hipertensi
0,001
1,707
1,249 2,433
Diabetes Mellitus
0,024
0,486
0,260 0,908
Berdasarkan tabel 3. Hasil analisis uji regression logistic menggunakan
metode backward conditional diperoleh hasil bahwa hipertensi merupakan faktor
paling dominan yang berpengaruh terhadap kejadian stroke karena mempunyai
p=0,001 dengan nilai RP=1,707 berarti RP > 1 dan nilai IK tidak mencakup angka
1, maka hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya stroke. Variabel usia dan
diabetes mellitus keduanya justru menjadi faktor yang mengurangi terjadinya
stroke dan menjadi faktor protektif karena memiliki nilai RP<1 dan IK tidak
mencakup angka1, maka

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap
kejadian stroke adalah hipertensi. Selain itu hipertensi merupakan faktor paling
dominan yang berpengaruh terhadap kejadian stroke. Sedangkan faktor usia, jenis
kelamin, dan kadar kolesterol total tidak berpengaruh terhadap kejadian stroke.
Hasil akhir total sampel sejumlah 263 pasien terdiri dari 97 pasien stroke
hemoragik dan 166 pasien stroke non hemoragik. Sehingga jumlah pasien stroke
non hemoragik lebih banyak dibandingkan dengan stroke hemoragik. Hal itu sama
dengan yang dilaporkan Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2011 bahwa
8

prevalensi stroke non hemoragik lebih banyak yaitu sebesar 0,09% daripada
stroke hemoragik sebesar 0,03%. Penyebab utama stroke iskemik bisa disebabkan
karena trombosis dan emboli sehingga salah satu faktor risiko terjadinya stroke
iskemik adalah faktor risiko yang menyebabkan penyakit jantung iskemik
(Martono dan Kuswardani, 2009). Trombus yang terjadi bisa disebabkan karena
aterosklerosis yang berat dan bila trombus tersebut ikut ke sirkulasi distal maka
akan terjadi emboli yang bisa mengenai arteri di otak sehingga timbul stroke
iskemik (Kumar dkk, 2007).
Pada analisis data mengenai pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian
stroke menunjukkan tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap kejadian stroke
karena hasil uji statistik chi square menunjukkan p = 0,957 artinya p>0,01. Hal
tersebut membuktikan bahwa antara pria maupun wanita dalam menderita stroke
mempunyai risiko yang sama. Berdasarkan data rekam medik kejadian stroke
lebih banyak pada pria yaitu 135 orang (51,3%) daripada wanita 128 orang
(48,7%). Hal itu sesuai dengan studi Framingham, kejadian pada pria rata-rata 2,5
kali lebih besar daripada wanita (Misbach, 2011). Pria lebih banyak daripada
wanita karena faktor risiko stroke seperti hipertensi juga banyak terjadi pada pria
(Pinzon dan Asanti, 2010). Menurut Martono dan Kusumawardani (2009), wanita
yang belum menopause mempunyai faktor risiko terjadi stroke lebih rendah
dibandingkan pria. Namun, setelah menopause faktor risiko menjadi sama dengan
pria. Diketahui bahwa pria lebih rentan terkena aterosklerosis dibandingkan
wanita. Aterosklerosis jarang terjadi pada wanita premenopause kecuali
mempunyai DM, hiperlipidemia, dan hipertensi. Setelah menopause, kejadian

aterosklerosis pada wanita akan meningkat karena adanya penuruna hormon


esterogen (Kumar dkk, 2007).
Usia terhadap kejadian stroke menunjukkan tidak ada pengaruh terhadap
kejadian stroke karena hasil uji statistik chi square diperoleh nilai p = 0,203
artinya p>0,01. Berdasarkan data rekam medik usia terjadinya stroke adalah
paling banyak terjadi pada usia 40-65 tahun (76,4%).

Penelitian lain

menyebutkan bahwa usia 51-65 tahun lebih banyak mengalami stroke (Nastiti,
2012). Stroke bisa terjadi pada semua usia, tetapi

pada usia lanjut risiko

timbulnya kecacatan dan kematian lebih tinggi (Wahyu, 2009). Usia tidak
berpengaruh terhadap kejadian stroke karena menurut Corwin (2009) seseorang
yang berisiko mengalami stroke adalah lansia dengan hipertensi, diabetes,
hiperkolesterolemia, atau penyakit jantung. Sehingga meskipun usia meningkat
tetapi tidak mempunyai beberapa faktor risiko yang lain maka terjadinya stroke
kecil. Pada usia setelah 40 tahun akan terjadi penurunan kemampuan untuk
merespon terhadap stres, baik stres fisik maupun stres psikologik sehingga
memudahkan terjadinya disfungsi berbagai sistem organ termasuk otak (Pranarka,
2006).
Hipertensi berpengaruh terhadap kejadian stroke karena hasil uji statistik
chi square diperoleh nilai p = 0,003 artinya p<0,01. Selain itu dalam analisis
multivariat hipertensi merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap
kejadian stroke. Berdasarkan data yang diperoleh dari rekam medik hipertensi
yang paling banyak pada pasien stroke adalah hipertensi tingkat dua yaitu
sebanyak 61,2% dari 263 pasien. Berdasarkan analisis bivariat diperoleh hasil

10

bahwa hipertensi tingkat dua lebih banyak menyebabkan stroke non hemoragik
yaitu 54,7%. Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitra (2010)
mengenai hipertensi sebagai faktor risiko stroke di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang tahun 2007 - 2008 terhadap 87 pasien stroke non hemoragik, 72
orang (82,8%) menderita hipertensi dan besarnya IK tidak mencakup angka 1
sehingga rasio prevalensi bermakna. Selain itu berdasarkan studi Framingham,
dengan analisa regresi multivariat, hipertensi merupakan faktor risiko terbesar
stroke iskemik baik untuk pria dan wanita (Misbach, 2011). Jenis penelitian lain
yang dilakukan di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukittinggi tahun 2011
memberikan hasil bahwa hipertensi terbukti secara signifikan mempengaruhi
kejadian stroke iskemik setelah dikontrol oleh status diabetes melitus dengan
Odds Rasio (OR) sebesar 8,462, yaitu risiko mengalami stroke iskemik pada
penderita hipertensi 8 kali lebih besar dibandingkan dengan yang tidak hipertensi
setelah dikontrol oleh status diabetes melitus (Usrin, 2012). Hipertensi yang
berlangsung dalam waktu

lama dan tidak diobati dapat berisiko timbulnya

beberapa penyakit yaitu peningkatan stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan


jantung, dan kerusakan ginjal (Anies, 2006; Wahyu, 2009). Hipertensi memacu
munculnya timbunan plak (plak aterosklerotik) pada pembuluh darah besar.
Timbunan plak akan menyempitkan diameter pembuluh darah. Plak yang tidak
stabil akan mudah ruptur/pecah dan terlepas. Plak yang terlepas meningkatkan
risiko tersumbatnya pembuluh darah otak yang lebih kecil (Pinzon dan Asanti,
2010).

11

Dari hasil analisis data mengenai pengaruh diabetes mellitus terhadap


kejadian stroke menunjukkan tidak ada pengaruh diabetes mellitus terhadap
kejadian stroke yang dibuktikan dengan nilai p = 0,018 artinya p > 0,01.
Berdasarkan analisis univariat pada penelitian ini diketahui bahwa jumlah
penderita stroke paling banyak adalah tidak memiliki diabetes mellitus dengan
jumlah 192 orang (73,0%). Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian yang
dilakukan oleh Nastiti (2012), sebanyak 152 pasien stroke diketahui bahwa 113
pasien (74,0%) tidak mempunyai riwayat DM. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah pasien stroke yang mempunyai DM lebih sedikit dibandingkan dengan
pasien stroke tanpa DM sehingga ada beberapa pasien yang mendapat serangan
stroke pertama kali bukan karena DM. Hiperglikemi yang terjadi akibat DM
menimbulkan kepekatan sehingga dapat menggumpal dan terjadi trombosis.
Trombosis memicu timbulnya aterosklerosis sehingga menyempitkan pembuluh
darah yang mengarah ke otak (Price dan Wilson, 2006). Namun, pengaruh DM
sebagai faktor risiko stroke berbeda-beda karena pengaruh suku dan etnik.
Berdasarkan studi Framingham menunjukkan bahwa DM sebagai faktor risiko
stroke tromboemboli lebih sering mengenai laki-laki kulit putih dibandingkan
dengan laki-laki Jepang dan Amerika. Stroke yang khas pada pasien DM adalah
jenis stroke lakunar. Pada stroke ini peran hipertensi arterial sangat penting. DM
dapat digunakan sebagai prediksi tinggi kematian dan perburukan perbaikan
fungsional pada pasien stroke (Misbach, 2011). Oleh karena itu DM sebagai
faktor risiko stroke terjadi apabila terdapat faktor lain yang mempengaruhi seperti
etnik dan hipertensi. Hipertensi dapat mempercepat terjadinya aneurisma yang

12

timbul karena aterosklerosis yang ditimbulkan oleh DM. Hal itu terjadi karena
peningkatan respon sistem renin angiotensin aldosteron akibat resistensi insulin
(Gunawan, 2011). Aneurisma mengakibatkan pembuluh darah otak mudah ruptur
sehingga mudah terjadi stroke. Hipertensi juga bisa mempercepat aterogenesis dan
perubahan degeneratif pada serebrovaskular. Hal ini berkaitan dengan
arteriosklerosis hialin yaitu penebalan dan hilangnya elastisitas dinding arteri yang
terdiri atas penebalan hialin pada dinding arteriol yang disertai penyempitan
lumen. Arteriosklerosis umumnya berkaitan dengan hipertensi dan diabetes
mellitus yang merupakan bagian dari gambaran mikroangiopati. (Kumar dkk,
2007). Selain itu menjadi keterbatasan dalam penelitian ini dilakukan dengan
metode cross sectional sehingga pada saat diagnosis ditegakkan bisa saja pasien
sudah mengalami stroke terlebih dahulu sebelum terjadinya DM yang nantinya
DM sebagai faktor yang memperparah terjadinya DM.
Dari hasil analisis data pada penelitian ini mengenai pengaruh kadar
kolesterol total terhadap kejadian stroke menunjukkan tidak terdapat pengaruh
kadar kolesterol total terhadap kejadian stroke dengan nilai p = 0,201 artinya
p>0,01. Diketahui bahwa kolesterol total dengan risiko rendah paling banyak pada
pasien stroke yaitu sebanyak 115 orang (43,7%). Sehubungan dengan itu,
rendahnya serum kolesterol total bisa melemahkan endotel arteri intraserebral dan
dapat menimbulkan perdarahan jika pasien tersebut hipertensi (Misbach, 2011).
Penelitian yang dilakukan oleh Siswanto (2004) di RS Dr. Kariadi Semarang
dengan metode cross sectional juga menyebutkan bahwa kadar kolesterol total
tidak berpengaruh secara bermakna dengan p = 0,53. Berdasarkan tabel 4.2. dapat

13

diketahui bahwa pasien yang mempunyai hipertensi bersama dengan kolesterol


total yang tinggi lebih banyak dibandingkan yang hanya memiliki kolesterol total
yang tinggi. Hiperlipidemia dan faktor lain seperti hipertensi dapat menyebabkan
jejas endotel. Jejas endotel memicu respon peradangan kronis dinding arteri
sehingga timbul aterosklerosis. Komponen kolesterol serum total yang
menyebabkan peningkatan risiko adalah kolesterol LDL, sedangkan HDL
berperan dalam mengangkut kolesterol ke hati untuk diekskresi menjadi empedu
(Kumar dkk, 2007).

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap kejadian stroke di RSI Sultan Agung (RSI SA) Semarang periode 1
Januari 2012 31 Agustus 2013, maka dapat disimpulkan berberapa hal sebagai
berikut : hipertensi berpengaruh terhadap kejadian stroke dan faktor yang paling
dominan berpengaruh terhadap kejadian stroke sedangkan jenis kelamin, usia,
diabetes mellitus, dan kadar kolesterol total tidak berpengaruh terhadap kejadian
stroke.

SARAN
Diharapkan peneliti lain dapat meneliti variabel lain yang diprediksi bisa
berpengaruh terhadap kejadian stroke dan dapat melakukan penelitian mengenai
stroke dengan metode lain seperti cohort maupun case control

14

DAFTAR PUSTAKA
Anies, 2006, Waspada Penyakit Tidak Menular, Jakarta : Elex media Komputindo,
25-29
Corwin, E. J., 2009, Buku Saku Patofisiologi, Ed.3, Jakarta : EGC, 250-252
Depkes RI, 2012, Penyakit Tidak Menular (Ptm) Penyebab Kematian Terbanyak
di Indonesia, http://www.depkes.go.id diakses tanggal 22 Februari 2013
Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto, B., Turana, Y., 2009, Panduan Praktis
Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Saraf, Jakarta : EGC, 24-26
Dinas Kesehatan Jateng, 2011, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
2011 dalam http://www.dinkesjatengprov.go.id diakses tanggal 22 Februari
2013
Fitra, F., 2010, Hipertensi Sebagai Faktor Risiko Stroke Hemoragik di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Fakultas Kedokteran Universitas Islam
Sultan Agung
Ginsberg, L., 2005, Lecture Notes Neurologi Edisi Kedelapan, Jakarta : Penerbit
Erlangga
Gunawan, M., 2010, Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Stroke, Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Kumar, V., Ramzi S.C., Stanley L.R., 2007, Buku Ajar Patologi Edisi 7, Jakarta :
EGC, 369-382
Kumar dkk., 2010, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease, 8th edition,
Philadelpia: Elsevier Saunders 528-529.
Martono, H., Kuswardani, R.A.T., 2009, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I
Edisi V, FKUI, 892
Misbach, J., 2011, Stroke Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen, Jakarta :
Badan Penerbit FKUI, 2-129
Nastiti, D., 2012, Gambaran Faktor Risiko Kejadian Stroke pada Pasien Stroke
Rawat Inap di RS Krakatau Medika Tahun 2011, FKM UI
PERDOSSI, 2011, Guideline Stroke, Pokdi Stroke Pehimpunan Dokter Spesialis
Saraf Indonesia

15

Perkeni, 2011, Konsensus Pengendalian dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe2


di Indonesia, PB Perkeni, 9
Pinzon, R., Asanti, L., 2010, Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan,
Perawatan, dan Pencegahan Ed.I, Yogyakarta : Andi, 1-20
Pranarka, K., 2006, Penerapan Geriatrik Kedokteran Menuju Usia Lanjut yang
Sehat Vol.25 No.4 Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
Semarang : Universa Medicina
Price, S. A., Wilson, L. M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Edisi 6. Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Rambe, A. S., 2003, Kadar Lipoprotein (A) Pada Penderita Stroke Iskemik Fase
Akut Dan Pada Non Stroke Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra
Utara
diakses
http://library.usu.ac.id/download/fk/penysaraf-aldy.pdf
tanggal 26 Agustus 2013
Siswanto, Y., 2005, Beberapa Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Stroke
Berulang (Studi Kasus Di Rs Dr. Kariadi Semarang) Fakultas Kedokteran
Diponegoro dalam http://eprints.undip.ac.id/4942/1/Yuliaji_Siswanto.pdf
diakses tanggal 1 Januari 2013
Wahyu, G. G., 2009, Stroke Hanya Menyerang Orang Tua?, Yogyakarta : PT
Bentang Pustaka
Yastroki,
2012,
Stroke
Urutan
Ketiga
Penyakit
http://www.yastroki.or.id diakses tanggal 22 Februari 2013

Mematikan

Usrin, I., 2011, Pengaruh Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke Iskemik dan
Stroke Hemoragik di Ruang Neurologi di Rumah Sakkit Stroke Nasional
(RSSN) Bukit Tinggi Tahun 2011, FKM USU

16

Anda mungkin juga menyukai