Anda di halaman 1dari 2

Menanamkan Rasa Cinta terhadap Keagronomian dalam Upaya

Membentuk Mahasiswa Agroekoteknologi yang Produktif


(oleh Yasinta Apriliyani Putri, Faperta Untirta)

Jumlah Mahasiswa Pertanian semakin bertambah dari tahun ke tahun


seiring dengan mulai terbukanya kesadaran masyarakat akan pentingnya sektor
ini. Namun hal ini bertentangan dengan jumlah petani di Indonesia yang semakin
menurun setiap tahunnya. Rata-rata petani di Indonesia adalah kalangan usia
lanjut yang berusia 40-an ke atas.
Para generasi muda tampaknya enggan untuk menggeluti usaha di bidang
pertanian. Setelah lulus, Mahasiswa Pertanian biasanya lebih memilih pekerjaan
lain seperti karyawan, buruh pabrik, dan lain sebagainya yang pendapatannya
pasti dan rutin. Tidak seperti bidang pertanian yang penghasilannya tidak tetap
bahkan beresiko mengalami kerugian akibat gagal panen.
Kurangnya minat Mahasiswa Pertanian untuk meneruskan bidangnya di
dunia pertanian setelah lulus perlu diatasi dengan baik. Jika petani yang ada saat
ini meninggal, maka siapa lagi yang akan menggantikan sedangkan kebutuhan dan
permintaan warga dunia akan pangan terus menerus meningkat. Maka dari itu,
perlunya untuk menanamkan rasa cinta terhadap pertanian kepada generasi muda
terutama bagi Mahasiswa Pertanian.
Penanaman

rasa

cinta

terhadap

pertanian

khususnya

di

bidang

keagronomian perlu dilakukan sejak awal. Sehingga setelah lulus dan terjun di
dunia kerja, Mahasiswa Pertanian tidak ragu lagi untuk memilih pertanian sebagai
bidang pekerjaannya.
Penanaman rasa cinta terhadap pertanian ini dapat dimulai dengan cara
membuka pemahaman Mahasiswa akan begitu pentingnya peran pertanian dalam
kehidupan ini. Tidak dapat dibayangkan apabila beras yang menjadi makanan
pokok sebagian besar negara tidak di produksi lagi. Buah, sayuran, kacangkacangan dan lain sebagainya yang dibutuhkan manusia untuk memenuhi
kebutuhan nutrisinya tidak tersedia lagi. Tentu hal ini akan membuat kekacauan di

bumi. Maka dari itu, kebutuhan manusia akan pertanian tidak akan pernah habis
selagi kehidupan masih ada.
Namun demikian, produk pertanian yang dibutuhkan manusia tidaklah
dapat tumbuh dengan sendirinya. Perlu sumber daya manusia untuk mengelolanya
menjadi produk yang berkualitas. Dari sinilah perlu ditanamkan kepada
Mahasiswa Pertanian bahwa peran mereka sangat dibutuhkan. Ilmu yang didapat
di bangku perkuliahan nantinya diharapkan dapat diaplikasikan secara langsung di
dunia nyata dalam rangka meningkatkan pertanian Indonesia bahkan dunia.
Secara tidak langsung, hal ini menunjukkan bahwa kesempatan dan peluang
pekerjaan di bidang pertanian terbuka lebar dan sangat menjanjikan.
Apabila Mahasiswa Pertanian sudah dapat menjalankan tugasnya sebagai
agen of change yakni agen perubahan akan pertanian ke arah yang lebih baik,
serta dapat mewujudkan eksistensinya sebagai iron stock menggantikan para
petani yang sudah lanjut usia, hal ini dirasa Mahasiswa Pertanian khususnya
Mahasiswa Agroekoteknologi yang berkecimpung langsung dalam proses
budidaya telah menjadi Mahasiswa yang produktif.

Anda mungkin juga menyukai