Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai
dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk
tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan
perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang
yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter
mulia.
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Dekdiknas adalah bawaan,
hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat,
temperamen,

watak.

Adapun

berkarakter,

adalah

berkepribadian,

berperilaku, bersifat, dan berwatak.


Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi
dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya diri,
rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,
bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani,
dapat dipercaya, jujur, menempati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah,
pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti,
berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif, visioner, bersahaja,
bersemangat,

dinamis,

hemat/efisien,

menghargai

waktu,

pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan


(estetis, sportif, tabah, terbuka, tertib). Individu juga memiliki kesadaran
untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan individu juga mampu bertidak
sesuai potensi dan kesadarannya tersebut. Karakter adalah realisasi
perkembangan positif sebagai individu (intelektual, emosional, sosial, etika,
dan perilaku).
Penguatan pendidikan

moral

(moral

education)

atau pendidikan

karakter (character education) dalam konteks sekarang sangat relevan untuk


mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut
antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan

anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja,


kebiasaan

menyontek,penyalahgunaan

obat-obatan,

pornografi,

dan

perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini
belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya
pendidikan karakter. Dari latar belakang di atas penulis mengangkat tiga tema
yang sangat penting di antaranya adalah disiplin, kerja keras, dan kreatif
untuk membekali para generasi penerus dalam menjalani kehidupan yang
penuh dengan pergeseran budaya pada era globalisasi saat ini.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini merupakan beberapa rumusan masalah dari makalah ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan disiplin dan bagaimana pengaplikasiannya
dalam kehidupan saat ini ?
2. Apa yang dimaksud dengan kerjakeras dan bagaimana pengaplikasiannya
dalam kehidupan saat ini ?
3. Apa yang dimaksud dengan kretif dan bagaimana pengaplikasiannya
dalam kehidupan saat ini ?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah pendidikan karakter Disiplin, Kerjakeras,
dan Kreatif adalah sebagai berikut :
1. Untuk menambah khasanah pengetahuan bagi para pembaca khususnya
bagi para mahasiswa/i
2. Untuk melengkapi penilaian pada mata kuliah Pendidikan Karakter &
Anti Korupsi yang diberikan oleh dosen
3. Untuk menyadarkan kembali petingnya makna dari karakter disiplin, kerja
keras, dan kreatif bagi para mahasiswa/i saat ini

BAB II
PEMBAHASAN
A. Disiplin
1. Pengertian Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk


melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukan nilai-nilai
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban. Dalam Islam,
disiplin adalah kemauan yang instan untuk taat dan hormat pada aturan
yang berlaku baik itu aturan agama, etika sosial maupun tata tertib
organisasi. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat diperlukan
karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan mengajar
berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang kuat
bagi setiap mahasiswa.
Unsur-unsur yang terkandung dalam pengertian disiplin mencakup
beberapa hal, diantaranya:
a. Taat, artinya selalu patuh pada peraturan yang berlaku. Ketaatan
didalam disiplin belajar diperlukan supaya setiap waktu yang ada
dapat digunakan secara seimbang. Disiplin belajar bukanlah
menggunakan semua waktu yang ada hanya untuk belajar akan tetapi
diimbangi dengan kegiatan lain.
b. Tertib, berarti mengerjakan kegiatan dengan kesadaran secara
sistematis untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Didalam
kuliah mahasiswa secaara sistematis (terarah) yaitu didalam kegiatan
perkuliahhan sebaiknya mahasiswa menentukkan arah dan tujuan dari
perkuliahhan sehingga dengan begitu akan tercapai hasil yang efektif
dan efesien.
c. Tanggung Jawab, adalah kegiatan yang dikerjakan dengan penuh rasa
memiliki dan rasa memiliki dan rasanya menjaganya agar setiap
kegiatan yang dikerjakan betul-betul dapat dipercaya kebenaranya.
Pada saat kuliah diperlukan adanya rasa tanggung jawab dari dalam
diri mahasiswa supaya pada saat kulia menumbuhkan rasa memiliki
kewajiban untuk belajar sehingga akan membuat mahasiswa lebih
terfokus pada pelajaran yang dipelajari dan bukan pada hal lain.
Jadi, apabila mahasiswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam
kegiatan kuliah tentunya prestasi belajar yang diperoleh menjadi baik.
Sebaliknya jika mahasiswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar

maka kegiatan belajarnya tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan


belajarnya tidak teratur dan membuat prestasi belajar akan menurun.
a. Menurut Hurlock (1999: 82) disiplin yaitu suatu cara masyarakat untuk
mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok. Tujuan seluruh
disiplin adalah membentuk perilaku sedemikian rupa hingga ia akan
sesuai dengan peran peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat
individu itu diidentifikasinya.
b. Prijodarminto, (1994: 23). Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta
dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan
ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam
kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui
keluarga, pendidikan dan pengalaman.
c. Menurut Gerakan Disiplin Nasional (GDN 1996:29-30) menyatakan
disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia
sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Disiplin disini
berarti

hukuman

atau

sanksi

yang

berbobot

mengatur

dan

mengendalikan perilaku.
2. Factor factor yang dapat mempengaruhi disiplin belajar mahasiswa
yaitu :
Menurut

(Suryabrata,

1998:249)

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi disiplin belajar adalah sebagai berikut :


a. Faktor yang berasal dari luar diri.
Faktor dari luar dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1) Faktor non sosial, seperti keadaan udara, suhu udara, waktu,
tempat dan alat alat yang dipakai untuk belajar. Mahsiswa yang
memiliki tempat belajar yang teratur dan memiliki buku
penunjang pelajaran cenderung lebih disiplin dalam belajar.
2) Faktor soial, terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan kampus,
lingkungan masyarakat dan lingkungan kelompok. Mahasiswa
yang tinggal dalam lingkungan yang tertib tentunya siswa tersebut
akan menjalani tata tertib yang ada di lingkungannya.
b. Faktor yang berasal dari dalam diri
Faktor yang berasal dari dalam diri dibagi menjadi dua yaitu :

1) Faktor fisiologis, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara


lain : pendengaran, penglihatan, kesegaran jani, keletihan,
kekurangan gizi, kurang tidur dan sakit yang di derita. Faktor
fisiologis ikut berperan dalam menentukan disiplin blajar
mahasiswa. Mahasiswa yang tidak menderita sakit cenderung
lebih disiplin dibandingkan mahasiswa yang menderita sakit dan
bedannya keletihan.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses belajar
antara lain:
a) Minat
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prsetasi belajar.
Seseorang yang tinggi minatnya dalam mempelajari sesuatu
akan dapat meraih hasil yang tinggi pula. Apabila
mahasiswa memiliki minat yang tinggi terhadap pelajaran
akan cenderung disiplin dalam belajar.
b) Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar peranannya dalam
proses belajar. Mempelajari sesuatu sesuai dengan bakatnya
akan memperoleh hasil yang lebih baik.
c) Motivasi
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu. Fungsi motivasi dalam
belajar adalah untuk memberikan semangat pada seseorang
daam belajar untuk mencapaitujuan.
d) Konsentrasi
Konsentrasi dapat diartikan sebagai suatu pemusatan energi
psikis yang dilakukan untuk suatu kegiatan tertentu secara
sadar terhadap suatu obyek (materi pelajaran).
e) Kemampuan kognitif
Tujuan belajar mencakup tiga aspek yaitu kognitif, afektif
dan

psikomotor. Namun

kemampuan

kognitif

lebih

diutamakan, sehingga dalam menacapai hasil belajar faktor


kemampuan kognitif lebih diutamakan. Faktor eksternal dan

internal tersebut memiliki peranan yang sangat penting dan


sangat diperlukan dalam belajar. Untuk mencapai hasil yang
optimal dalam proses belajar, maka dituntut adanya
keseimbangan di antara keduanya. Jika salah satu faktor
tersebut ada kekurangan akan berpengaruh pada hasil
belajar.
3. Manfaat Kedisiplinan
Manfaat kedisiplinan adalah membuat mahasiswa menjadi lebih tertib
dan teratur dalam menjalankan kehidupannya, serta mahasiswa juga dapat
mengerti bahwa kedisiplinan itu amat sangat penting bagi masa depannya
kelak, karena dapat membangun kepribadian mahasiswa yang kokoh dan
bisa diharapkan berguna bagi semua pihak.
Seorang yang disiplin ketika melakukan suatu pelanggaran walaupun
kecil akan merasa bersalah terutama karena ia merasa telah mengkhianati
dirinya sendiri. Perilaku khianat akan menjerumuskannya pada runtuhnya
harga diri karena ia tak lagi dipercaya. Sedangkan kepercayaan
merupakan modal utama bagi seseorang yang memiliki akal sehat dan
martabat yang benar untuk dapat hidup dengan tenang (sakinah), dan
terhormat. Dengan demikian, sikap disiplin adalah suatu keharusan.
4. Pelaksanaan Kedisiplinan Dalam Kampus
Dalam pelaksanaan disiplin, harus berdasarkand dari dalam diri
mahasiswa. Karena tanpa sikap kesadaran dari diri sendiri, maka apapun
usaha yang dilakukan oleh orang di sekitarnya hanya akan sia-sia. Berikut
ini adalah pelaksanaan kedisiplinan di lingkungan kampus.
a. Datang ke kampus tepat waktu;
b. Rajin belajar;
c. Mentaati peraturan ;
d. Mengumpulkan tugas yang diberikan dosen tepat waktu
e. Selalu berdoa sebelum memulai pelajaran dan masih banyak lagi.
5. Kasus
Implikasi disiplin belajar mahasiswa dalam lingkungan perkuliahan saat
ini belum sesuai dengan apa yang di harapkan karena masih ada
mahasiswa yang belum menjalankan disiplin belajar secara sungguh

sungguh, mereka masih sering melakukan pelanggaran pelanggaran dan


tidak menaati peraturan yang berlaku. Pelanggaran tersebut dapat berupa
titip absen, berkurangnya perhatian dalam pelajaran karena melakukan
kegiatan lain misal mengerjakan laporan, serta etika dan sopan santun
terhadap dosen.
Seorang mahasiswa perlu memiliki sikap disiplin dengan melakukan
latihan yang memperkuat dirinya sendiri untuk selalu terbiasa patuh dan
mempertinggi daya kendali diri. Sikap disiplin yang timbul dari
kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama,
dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya
pengawasan dari orang lain. Seorang mahasiswa yang bertindak disiplin
karena ada pengawasan ia akan bertindak semaunya dalam proses
belajarnya apabila tidak ada pengawas. Karena itu perlu ditegakkan di
bangku perkuliahhan berupa koreksi dan sanksi.
Apabila melanggar dapat dilakukan dua macam tindakan yaitu koreksi
untuk memperbaiki kesalahan dan berupa sanksi. Keduanya harus
dilaksanakan secara konsisten untuk mencegah terjadinya penyimpangan
dan pelanggaran terhadap norma dan kaidah yang telah disepakati
bersama. Hal ini dilakukan mengingat orang cenderung berperilaku
sesuka hati. Begitu pula di lingkungan keluarga. Disiplin perlu diajarkan
kepada anak sejak kecil oleh orang tuanya. Anak yang dididik disiplin,
perlu mendapatkan perlakuan yang sesuai / sepatutnya bagi orang yang
belajar. Apabila anak telah mengetahui kegunaan dari disiplin, maka
mahasiswa sebagai manifestasi dari tindakan disiplin akan timbul dari
kesadarannya sendiri, bukan merupakan suatu keterpaksaan atau paksaan
dari orang lain. Sehingga mahasiswa tersebut akan berlaku tertib dan
teratur dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah. Dan akan
menghasilkan suatu sistem aturan tata laku. Dimana mahasiswa selalu
terikat kepada berbagai peraturan yang mengatur hubungan dengan
lingkungan perkuliahhannya dan lingkungan keluarganya.

B. Kerjakeras
1. Pengertian Kerjakeras
Secara bahasa kerja keras artinya pantang menyerah. Kerja keras
adalah kegiatan yang dikerjakan secara sungguh-sungguh tanpa
mengenal lelah atau berhenti sebelum target kerja tercapai dan selalu
mengutamakan atau memperhatikan kepuasan hasil pada setiap kegiatan
yang dilakukan. Kerja keras dapat diartikan bekerja mempunyai sifat
yang bersungguh-sungguh untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.
Mereka dapat memanfaatkan waktu optimal sehingga kadang-kadang
tidak mengenal waktu, jarak, dan kesulitan yang dihadapainya. Mereka
sangat bersemangat dan berusaha keras untuk meraih hasil yang baik dan
maksimal.
2. Contoh perilaku kerja keras, tekun, ulet dan teliti
Sikap kerja keras, tekun, ulet dan teliti sangat berkaitan erat.
Maksudnya sebuah usaha yang dilakukan dengan giat atau keras maka
akan lebih maksimal apabila diiringi dengan ketekunan, keuletan dan
ketelitian. Berikut ini contoh yang menunjukkan perilaku kerja keras,
tekun, ulet dan teliti, yaitu :
a. Bersungguh-sungguh mencari rizky yang halal, sebab Allah tidak
akan memberi rizky pada orang yang malas.
b. Tidak mudah putus asa bila dalam bekerja atau belajar menemui
hambatan, tetap berusaha mencari jalan keluar terhadap masalah
yang dihadapi.
c. Segera menyelesaikan pekerjaan tidak menunda-nundanya.
d. Apabila telah berhasil memperoleh apa yang direncanakan, tidak
cepat merasa puas, akan tetapi terus terpacu untuk lebih kreatif.
e. Apabila menghadapi pekerjaan yang tidak disukai, maka tetap tekun
menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan hati sabar.
f. Senantiasa bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan.
g. Apabila mengalami kegagalan dalam sebuah pekerjaan, maka tidak
merasa putus asa, namun mengoreksi kembali langkah-langkah yang
telah dilakukan untuk perbaikan yang akan datang.
h. Melakukan pekerjaan didahului dengan perencanaan yang matang.

i. Melakukan pekerjaan dengan fisik yang kuat dan hati senang


sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan ringan.
3. Keutamaan Kerja Keras
Bekerja keras sangat penting untuk dilakukan. Di antara alasan
pentingnya bekerja keras adalah hal-hal sebagai berikut:
a. Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya. Manusia telah
dikaruniai akal, rasa, dan karsa sehingga harus menjaga harkat dan
martabat dirinya.
b. Seseorang dapat mengubah nasib dirinya agar menjadi lebih baik.
c. Menunjukkan sikap tanggung jawab dengan memenuhi kebutuhan
dirinya sendiri.
d. Dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain.
e. Turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar dan negara.
f. Menunjukkan persiapan agar dapat menggapai kesuksesan pada hari
esok. Pekerja keras selalu melakukan perencanaan dan usaha keras
dalam hidupnya. Meskipun hasilnya tidak dapat ia petik langsung,
tetap dapat dimanfaatkan untuk generasi sesudahnya.
Dengan berbagai keutamaan dari kerja keras, menunjukkan sifat ini
sangat penting untuk dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
bekerja keras kita akan dapat memperoleh kesuksesan hidup di dunia dan
akhirat.
4. Bekerja Keras dalam Keseharian
Sikap kerja keras harus diwujudkan dalam kehidupan nyata. Caranya
dengan menjalankan sesuatu secara sungguh-sungguh, istiqamah, dan
tidak mudah menyerah. Bekerja keras harus dilakukan, meskipun
memulainya dari hal-hal yang kecil dan terbatas. Sikap kerja keras dapat
dilakukan dalam berbagai lingkungan, misalnya keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Bekerja keras dalam lingkungan keluarga dapat
dilakukan dengan cara berikut:
a. Bekerja dengan sungguh-sungguh di rumah untuk membantu orang
tua.
b. Memanfaatkan waktu luang untuk belajar.

c. Tidak membuang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak


berguna.
d. Membelanjakan uang dengan hati-hati dan gemar menabung.
e. Berhemat dalam segala hal, misalnya dalam penggunaan energi,
seperti listrik, gas, bahan bakar minyak, dan air.
5. Bekerja keras juga harus dilakukan dalam lingkungan sekolah dengan
cara sebagai berikut:
a. Giat dan bersemangat dalam belajar.
b. Bersikap aktif dalam belajar, misalnya bertanya kepada guru tentang
materi yang akan dipahami.
c. Tidak mudah putus asa dalam mengerjakan tugas yang diberikan
guru.
d. Tidak tergantung kepada orang lain dalam mengerjakan tugas-tugas
sekolah.
e. Rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk meningkatkan
prestasi diri.
6. Bekerja keras dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
a. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat, seperti siskamling dan kerja
bakti.
b. Turut serta dalam menjaga ketertiban dalam bermasyarakat.
c. Menjaga lingkungan agar tetap bersih dan asri.
d. Bersikap ramah tamah, peduli, dan suka menolong terhadap
masyarakat sekitar.
e. Bersikap rendah hati dan tidak angkuh dalam setiap kesempatan.
7. Hikmah Bekerja Keras
Di antara hikmah bekerja keras tersebut adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan potensi diri, baik berupa bakat,

minat,

pengetahuan, maupun keterampilan.


b. Membentuk pribadi yang bertanggung jawab dan disiplin
c. Mengangkat harkat martabat dirinya baik sebagai makhluk individu
maupun sebagai anggota masyarakat.
d. Meningkatkan taraf hidup orang banyak serta meningkatkan
kesejahteraan.
e. Kebutuhan hidup diri dan keluarga terpenuhi.
f. Mampu hidup layak.
g. Sukses meraih cita-cita.

h. Mendapat pahala dari Allah, karena bekerja keras karena Allah


merupakan bagian dari ibadah.
8. Contoh Kasus
Mudik tahun 2014 memang sudah usai, dengan segala keruwetannya,
kegiatan mudik ini dari tahun ke tahun memang selalu menarik untuk
disimak. Berita dominan yang menghiasi media tidak jauh-jauh dari
kemacetan, kecelakaan, kondisi jalan rusak, masyarakat berebut tiket dan
tempat duduk, dan kasus kriminal selama mudik. Tapi sadarkah kita,
kalau ternyata ada yang beda antara arus mudik tahun 2014 dibandingkan
dengan mudik-mudik tahun sebelumnya? Sadarkah kita ternyata tidak
sedikit orang yang beranggapan bahwa mudik tahun ini ternyata aman
dan nyaman? Sadarkah kita ternyata sesuatu yang berubah itu, dulu
sangat-sangat fenomenal, tidak manusiawi dan selalu menghiasi headline
di hampir semua media nasional namun kini menjadi primadona
masyarakat? Apakah itu? Ya... Kereta Api. Angkutan massal kereta api
jawabannnya.
Sebelum tahun 2009, bayangan masyarakat tentang kereta api antara lain:
1) Kereta sering tidak on-time, 2) Kondisi kereta yang kumuh, kotor dan
jorok. Begitu juga kondisi stasiunnya, 3) Banyak atapers (orang yang
naik di atap kereta), 4) Kas perusahaan selalu merugi, 5) Kalau saat
lebaran, harus saling desak-desakan, dan masih banyak lagi masalah yang
melekat di badan kereta api. Disaat kondisi yang sudah semrawut begitu,
muncul berita bahwa direktur utama PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI)
diganti oleh orang yang bukan dari perkereta-apian, tetapi dari perbankan
dengan harapan bisa membawa kereta api menjadi lebih baik. Rasanya
dalam benak saya pun, perubahan ini merupakan mission impossible.
Lama saya tidak memperhatikan kereta api lagi, sampai pada
pertengahan tahun 2013, saya mendengar dari media bahwa kereta api
mengalami banyak perubahan menjadi lebih aman dan nyaman. Untuk
membuktikan kebenaran berita tersebut, tanggal 3 September 2013,
untuk pertama kalinya saya kembali ke Bogor menggunakan kereta api.
Saat itu, saya menggunakan kereta api Krakatau. Kesan saya memang

waktu itu bagus-bagus semua. Kondisi kereta api bersih sekali, jadwal
ontime, AC-nya dingin sekali, tidak ada pengamen dan pedagang asongan
masuk kereta, pelayanan ramah, toiletnya bersih, bahkan ada polsuska
(polisi khusus kereta api) yang hilir mudik. Hanya saja, waktu itu status
kereta Krakatau masih baru lahir. Jadi, wajar-wajar aja kondisinya
masih bagus. Jadi, saya masih perlu membuktikan lagi dengan jenis
kereta api yang lain.
C. Kreatif
1. Pengertian Kreatif
Berikut ini kami sajikan beberapa pengertian kreativitas yang
dikemukakan oleh para ahli:
a. Pengertian Kreativitas Menurut Widayatun: Kreativitas adalah suatu
kemampuan untuk memecahkan masalah, yang memberikan individu
menciptakan ide-ide asli/adaptif fungsi kegunaannya secara penuh
untuk berkembang.
b. Pengertian Kreativitas Menurut James R. Evans: Kreativitas adalah
keterampilan untuk menentukan pertalian baru, melihat subjek
perspektif baru, dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari dua
atau lebih konsep yang telah tercetak dalam pikiran.
c. Pengertian Kreativitas Menurut
Santrock: Kreativitas adalah
kemampuan untuk memikirkan tentang sesuatu dalam cara yang baru
dan tidak biasanya serta untuk mendapatkan solusi-solusi yang unik.
d. Pengertian Kreativitas Menurut Semiawan: Kreativitas adalah
kemampuan

untuk

memberikan

gagasan-gagasan

baru

dan

menerapkannya dalam pemecahan masalah. Kreativitas meliputi baik


ciri-ciri aptitude seperti kelancaran (fluency), keluwesan (flexibility),
dan keaslian (originality) dalam pemikiran, maupun ciri-ciri non
aptitude, seperti rasa ingin tahu, senang mengajukan pertanyaan dan
selalu ingin mencari pengalaman-pengalaman baru.
e. Pengertian Kreativitas Menurut Munandar: Kreativitas adalah
kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab
masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif.

Dalam KBBI, kreatif didefenisikan sebagai kemampuan untuk mencipta


atau proses timbulnya ide baru. Pada intinya pengertian kreativitas adalah
kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, dalam bentuk ciri-ciri aptitude
maupun non aptitude, dalam karya baru maupun kombinasi dengan halhal yang sudah ada, dan semuanya relatif berbeda dengan yang sudah ada
sebelumnya. Sebenarnya, ada banyak pengertian kreativitas, misalnya
ada yang mengartikan kreativitas sebagai upaya melakukan aktivitas baru
dan mengagumkan. Di lain pihak, ada yang menganggap bahwa
kreativitas adalah menciptakan inovasi baru yang mencengangkan.
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas
sebagai suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
a. Baru atau novel, yang diartikan sebagai inovatif, belum ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan.
b. Berguna atau useful, yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis,
mempermudah,

mendorong,

mengembangkan,

mendidik,

memecahkan masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan,


mendatangkan hasil yang baik.
c. Dapat dimengerti atau understandable, yang diartikan hasil yang sama
dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya
peristiwa-peristiwa yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak
dapat diramalkan dan tak dapat diulangi.
2. Ciri-ciri kreativitas
Guilford (dalam Munandar, 2009) mengemukakan ciri-ciri dari
kreativitas antara lain :
a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang
secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah
kuantitas, dan bukan kualitas.
b. Keluwesan berpikir (flexibility),

yaitu

kemampuan

untuk

memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-

pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut


pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang
berbeda-beda,

serta

mampu

menggunakan

bermacam-macam

pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang


yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara
berpikir yang baru.
c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan
gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu
objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
Maka,kreativitas

merupakan

kemampuan

seseorang

berfikir

dan

bertingkah laku. Seseorang yang memiliki kreativitas atau kemampuan


berfikir

divergensi

yang

tinggi

tidak

banyak

kesulitan

dalam

memecahkan masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, kreativitas


yang didefinisikan para ahli selalu berkaitan dengan kemampuan berfikir
dan bertingkah laku.
3. Manfaat Kreativitas Bagi Manusia
Seorang Albert Einstein berkata bahwa imajinasi lebih baik dibanding
kecerdasan. Imajinasi berkait dengan kreatifitas. Kreativitas memberikan
banyak manfaat bagi individu maupun masyarakat luas. Berbagai
manfaat dari kreativitas sebagai berikut:
a. Membuat Hidup Lebih Indah
Kreativitas akan membuat hidup menjadi lebih indah karena akan
dikelilingi oleh hal-hal yang bervariasi dan tidak monoton.
Menjalankan kegiatan yang penuh rutinitas akan membuat cepat
merasa bosan, tidak semangat, dan pasif. Melakukan hal-hal kreatif
yang bervariasi akan memberikan sesuatu yag baru dan segar. Selain
bersekolah, sebagai remaja kita juga perlu mencoba hal-hal baru
yang positif.
b. Meningkatkan Apresiasi terhadap Ide Orang Lain

Kreativitas akan meningkatkan pengertian dan apresiasi akan


berbagai gagasan orang lain. Orang yang kreatif pasti bisa menerima
dan menghargai ide-ide orang lain, tanpa memandang siapapun yang
memberikan ide tersebut.
c. Meningkatkan Motivasi dan Semangat Hidup
Kreativitas akan meningkatkan semangat atau motivasi hidup. Orang
yang kreatif tidak akan takut kehilangan peluang, sebab ia bisa
menciptakan peluang sendiri. Orang yang kreatif tidak takut
menghadapi masalah karena ia mampu menyelesaikan masalah
dengan daya kreatifnya.
d. Salah Satu Faktor Kesuksesan Usaha
Semakin hari kreativtas dalam dunia usaha akan semakin diperlukan.
Dalam dunia bisnis kreativitas menjadi salah satu faktor kesuksesan
usaha. Semua kegiatan usaha memerlukan kreativitas, mulai
penciptaan barang atau jasa, cara produksinya, cara pemasaran, cara
pembayaran,
menggunakan

dan

menjaga

produknya.

kesetiaan
Dengan

pembeli
semakin

untuk

terus

meningkatnya

persaingan usaha, kreativitas mutlak diperlukan oleh seorang


wirausaha untuk memenangkan persaingan.
e. Awal Terjadinya Inovasi dan Perubahan
Kreativitas menjadi langkah awal terjadinya inovasi (penemuan)
perubahan-perubahan.

Inovasi

adalah

hasil

pendayagunaan

kreativitas tertentu sehingga menjadi sebuah cara, proses, produk,


atau sumber nilai baru, yang berbeda dari sebelumnya.
f. Meningkatkan Kualitas dan Taraf Hidup Manusia
Kreativitas berperan besar dalam meningkatkan kesejahteraan dan
kualitas hidup manusia. Salah satu ciri karya yang kreatif adalah
yang memberikan manfaat sosial sebab jika tidak memberikan
manfaat, tidak ada artinya.

4. Factor-faktor yang mempengaruhi kreativitas manusia


Menurut Rogers (dalam Munandar, 2009), faktor-faktor yang dapat
mendorong terwujudnya kreativitas individu diantaranya:
a. Dorongan dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik)

Menurut Roger (dalam Munandar, 2009) setiap individu memiliki


kecenderungan

atau

dorongan

berkreativitas,

mewujudkan

dari

potensi,

dalam

dirinya

mengungkapkan

untuk
dan

mengaktifkan semua kapasitas yang dimilikinya. Dorongan ini


merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu
membentuk hubungan-hubungan baru dengan lingkungannya dalam
upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers dalam Munandar, 2009).
Hal ini juga didukung oleh pendapat Munandar (2009) yang
menyatakan individu harus memiliki motivasi intrinsik untuk
melakukan sesuatu atas keinginan dari dirinya sendiri, selain
didukung oleh perhatian, dorongan, dan pelatihan dari lingkungan.
Menurut Rogers (dalam Zulkarnain, 2002), kondisi internal (interal
press) yang dapat mendorong seseorang untuk berkreasi diantaranya:
1) Keterbukaan terhadap pengalaman
Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima
segala sumber informasi dari pengalaman hidupnya sendiri
dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan

terhadap

pengalaman-pengalaman

tersebut

dan

keterbukaan terhadap konsep secara utuh, kepercayaan, persepsi


dan hipotesis. Dengan demikian individu kreatif adalah individu
yang mampu menerima perbedaan.
2) Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi
seseorang (internal locus of evaluation)
Pada dasarnya penilaian terhadap produk ciptaan seseorang
terutama ditentukan oleh diri sendiri, bukan karena kritik dan
pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup
dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.
3) Kemampuan untuk bereksperimen atau bermain dengan
konsep-konsep.
Merupakan kemampuan untuk membentuk kombinasi dari hal-hal
yang sudah ada sebelumnya.
b. Dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
Munandar (2009) mengemukakan bahwa lingkungan yang dapat
mempengaruhi

kreativitas

individu

dapat

berupa

lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan


kekuatan yang penting dan merupakan sumber pertama dan utama
dalam pengembangan kreativitas individu. Pada lingkungan sekolah,
pendidikan di setiap jenjangnya mulai dari pra sekolah hingga ke
perguruan

tinggi

dapat

berperan

dalam

menumbuhkan

dan

meningkatkan kreativitas individu. Pada lingkungan masyarakat,


kebudayaan-kebudayaan yang berkembang dalam masyarakat juga
turut mempengaruhi kreativitas

individu.

Rogers

Universitas

Sumatera Utara (dalam Munandar, 2009) menyatakan kondisi


lingkungan yang dapat mengembangkan kreativitas ditandai dengan
adanya:
1) Keamanan psikologis
Keamanan psikologis dapat terbentuk melalui 3 proses yang
saling berhubungan, yaitu:
a) Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala
kelebihan dan keterbatasannya.
b) Mengusahakan suasana yang didalamnya tidak terdapat
evaluasi eksternal (atau sekurang-kurangnya tidak bersifat
atau mempunyai efek mengancam.
c) Memberikan pengertian secara empatis, ikut menghayati
perasaan, pemikiran, tindakan individu, dan mampu melihat
dari sudut pandang mereka dan menerimanya.

2) Kebebasan psikologis
Lingkungan yang bebas

secara

psikologis,

memberikan

kesempatan kepada individu untuk bebas mengekspresikan secara


simbolis pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya.
5. Teori kreativitas
Mackler dan Shontz (Semiawan, 1998: 92) mengemukakan bahwa
dalam studi kreativitas ada 6 (enam) teori pokok kreativitas, yaitu :
a. Teori Psikoanalisis.
b. Teori Assosiasionistik
c. Teori Gestalt

d. Teori Eksistensial
e. Teori Interpersonal.
f. Teori Trait
Sehubungan degan teori kreativitas di atas, Sunarti, dkk (2001: 3133) mengemukakan mengenai deskripsi singkat tentang teori kreativitas
tersebut yang antara lain sebagai berikut :
a. Teori Psikoanalisis.
Teori psikoanalisis dikembangkan oleh Freud dengan konsep
sublimasi sebagai titik tolaknya. Kemampuan sublimasi merupakan
kemampuan merubah tujuan seksual asli menjadi tujuan lain.
Perbedaan individu dapat terjadi karena kekuatan instink seksual dan
kemampuan sublimasi tersebut. Menurut Freud dalam upaya
mengadaptasi kesukaran hidup terdapat tiga alat/cara yang dapat
ditempuh yaitu : (1) peralihan minat yang sangat kuat, (2) gratifikasi
sunstantif, dan (3) substansi yang memabukkan. Kreativitas dalam hal
ini dipandang sebagai pengganti yaitu alat yang dapat melepaskan diri
dari kesukaran sehingga dapat mencapai berbagai tingkat kepuasaan
dalam waktu yang terbatas.
b. Teori Assosiasionistik.
Teori assosiasionistik berkenaan dengan kreativitas yang dipelopori
oleh Ribot yang merupakan pelopor assosiasionist. Assosiasionist
menunjukkan pada pertautan dalam proses mental sehingga suatu
proses cenderung menimbulkan proses mental lainnya. Menurut teori
assosiasionistik, dalam proses berfikir kreatif, berfikir analogis
memainkan peranan penting.
c. Teori Gestalt.
Teori gestalt memfokuskan perhatiannya terhadap proses terjadinya
persepsi dan pengertian pada manusia. Teori ini mengemukakan
bahwa pengalaman manusia berstruktur yang terbentuk dalam suatu
keseluruhan. Manusia mengamati stimulus dalam keseluruhan yang
terorganisir, bukan dalam bagian-bagian yang terpisah.
d. Teori Eksistensial.
Teori eksistensial menjelaskan bahwa pribadi kreatif dalam momenmomen kreatifnya. Teori eksistensial tidak mencoba mengurangi

keseluruhan menjadi segmen-segmen dan menjelaskan proses secara


keseluruhan. Jika teori Gestalt memberikan konsep kekuatan medan,
struktur, gestalt dan vektor-vektor, maka teori eksistensial hanya
memberikan konsep encounter (pertemuan).
e. Teori Interpersonal.
Teori interpersonal memandang kreativitas menekankan pada creator
sebagai

innovator dan orang lain yang mengenal dan mengakui

kreasinya. Dengan kata lain teori ini memandang penting arti nilai
dalam karya kreatif, karena nilai mengimplikasikan pengakuan dan
kontrol sosial.
f. Teori Trait.
Karakteristik pada individu yang dapat diteliti melalui suatu
pendekatan yang menekankan pada perbedaan individual. Guilford
menjelaskan bahwa trait utama pada manusia berkaitan dengan
kreativitas. Trait tersebut mencakup antara lain: sensitivitas terhadap
masalah, kelancaran berfikir, keluwesan berfikir, orisanalitas berfikir,
redefinisi dan elaborasi.
6. Contoh Kasus
Seluruh masyarakat Indonesia akhir akhir ini sedang terkena demam
bioskop dikarenakan film buatan rumah produksi Indonesia yaitu The
Raid tembus dalam jajaran film film yang dimainkan di Hollywood.
Meskipun film ini digarap oleh Gareth Evans seorang sutradara
berkebangsaan Wales tetapi kita boleh berbangga bahwa semua kru dan
pemeran dalam film ini adalah warga negara Indonesia. Di film ini yang
lebih membanggakan lagi ialah seni bela diri Indonesia Pencak Silat
sangatlah ditonjolkan dan membuat semua penonton di Sundance Movie
Festival memberi standing ovation.
Melihat dari kesuksesan film ini terlihat bahwa kreativitas dari orang
Indonesia yang berandil besar dalam film ini tidak kalah dari kreativitas
dalam film film orang barat di Hollywood, film ini sungguh
memperlihatkan bahwa sesungguhnya kita pun bisa jika kita mampu
mengembangkan bakat dan kreativitas kita dengan benar, adapun artis

artis di Hollywood sana mengakui betapa mereka mengagumi seni bela


diri silat dari film ini.
Ini adalah suatu dorongan untuk kita bahwa kita juga bisa mendunia
lewat bakat dan kreativitas kita jika kita benar benar tau apa yang kita
bisa dan mengembangkannya, bukan cuma sekedar mengembangkan apa
yang kita mau bukan apa yang kita bisa.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seperti kita ketahui bersama, apa yang telah terjadi pada moral remaja
Indonesia. Disana-sini terjadi berbagai kasus yang menyimpang dari nilainilai moral yang ada pada masyarakat kita. Misalya saja yang terjadi di
kalangan remaja yaitu pergaulan bebas, tawuran, penyalahgunaan narkoba,
kekerasan diantara remaja, kebut-kebutan di jalan dan lain sebagainya. Hal
tersebut memperlihatkan betapa sudah semakin buruknya moral para remaja.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan
karakter untuk para remaja. Pendidikan karakter sangat penting diberikan

kepada remaja karena masa remaja adalah masa-masa dimana seorang anak
mudah sekali menerima pengaruh dari luar baik itu pengaruh baik maupun
pengaruh buruk. Dalam makalah ini ada 3 pendidikan karakter yang di
jelaskan yakni disiplin, kerja keras, dan kreatif. Dengan adanya penjelasan
tentang ketiga pendidikan karakter ini diharapkan dapat membantu
pengembangan karakter generasi muda saat ini.
B. Saran
Diharapkan dalam penulisan makalah selanjutnya dapat lebih memperhatikan
item-item yang dimuat sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat
diminimalisir. Kritik dan saran juga sangat diharapkan untuk perbaikan
makalah ini kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA

Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman


Global. Jakarta: Grasindo.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Manajemen Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
Pedagogia.
http://hasyahermansyah.blogspot.co.id/2014/05/makalah-contoh-kasuskreativitas-dan.html
http://yanuarchandraw.com/index.php/opini-dan-tanggapan/74-perubahan-buahdari-kerja-keras-studi-kasus-kereta-api-part-1
Srijanto Djarot, Drs., Waspodo Eling, BA, Mulyadi Drs. 1994 Tata Negara
Sekolah Menengah Umum. Surakarta: PT. Pabelan.

http://kumpulanmakalah2012.blogspot.co.id/2014/12/makalah-disiplin.html
http://suratman-manajemenpendidikan.blogspot.co.id/2011/11/makalah-disiplinbelajar-mahasiswa.html
Semiawan R. Conny. 1998. Dimensi Kreatif dalam Filsafat Ilmu.

Bandung:

Remaja Rosda Karya


Sunarti, Kustiah, dkk. 2001. Psikologi Perkembangan II. Makassar: FIP UNM
Adair, John. Adair on Creativity and Innovation. 2004. London : thorogood
publising
Ltd

Anda mungkin juga menyukai