Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Paragraf merupakan suatu karangan yang paling singkat. Dengan adanya paragraf, kita
dapat membedakan suatu gagasan mulai dari awal sampai akhir. Kita akan merasa kesulitan
membaca suatu tulisan atau buku jika tidak ada suatu paragraf. Oleh sebab itu, kita perlu
mempelajari paragraf baik kegunaan, macam-macam, syarat pembentukan paragraf dan
pengembangan paragraf.
Selama ini masik banyak orang yang asal-asalan dalam menyusun paragraf. Hal itu
dikarenakan karena kurang pahamnya dalam memahami makna paragraf itu sendiri. Dalam
makalah yang singkat ini, saya akan membahas tentang paragraf. Pembahasan akan saya
mulai dari hal yang paling sederhana yaitu pengertian paragraf, kegunaan, macam-macam
hingga syarat-syarat paragraf dan pengembangan paragraf itu sendiri.
B Rumusan Masalah
1 Apa saja macam-macam paragraf dan kegunaanya?
2 Bagaimanakah syarat pembentukan paragraf yang baik?
3 Dimanakah letak kalimat utama dari suatu paragraf?
4 Bagaimana cara mengembangkan suatu paragraf?
5 Apa saja pola pengembangan paragraf?
C Tujuan Penulisan Masalah
Makalah ini disusun untuk memberi penjelasan kepada pembaca tentang paragraf
dan cara pengembangannya sehingga dapat mempermudah dalam penulisan suatu karya
ilmiah atau karangan lainnya. Sementara bagi penulis, tujuan penyusunan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dan pendalaman materi
tentang pengembangan paragraf.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paragraf

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam sebuah
karangan terkandung sebuah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf
tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau topik, kalimat-kalimat penjelas
sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian
untuk membentuk sebuah gagasan (Akhadiah dkk, 1991:144).
Paragraf dapat disebut juga dengan istilah alinea. Alinea adalah kesatuan pikiran yang
lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Alinea merupakan himpunan dari kalimat-kalimat
yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah ide. Paragraf atau alinea
berlaku pada bahasa tulis, sedangkan pada bahasa lisan digunakan istilah paraton (Brown dan
Yule, 1996).
Paragraf merupakan suatu kesatuan bentuk pemakaian bahasa yang mengungkapkan
pikiran atau topik dan berada di bawah tataran wacana. Paragraf memiliki potensi terdiri atas
beberapa kalimat. Paragraf yang hanya terdiri atas satu kalimat tidak mengalami
pengembangan. Setiap paragraf berisi kesatuan topik, kesatuan pikiran atau ide. Dengan
demikian, setiap paragraf memiliki potensi adanya satu kalimat topik atau kalimat utama dan
kalimat-kalimat penjelas. ( Ramlan, (1993)
Paragraf dapat juga dikatakan karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya
paragraf, kita dapat membedakan di mana suatu mulai dan berakhir.
B. Kegunaan Paragraf
Kegunaan paragraf antara lain sebagai berikut:
1 Untuk menandai pembukaan topik baru, atau pengembangan lebih lanjut topik
2

sebelumnya.
Untuk menambah hal-hal yang penting atau untuk memerinci apa yang sudah

diutarakan dalam paragraf sebelumnya atau paragraf yang terdahulu.


C. Macam-macam Paragraf
Berdasarkan tujuannya, paragraf dapat dibedakan menjadi :
1

Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka memiliki peran sebagai pengantar bagi pembaca untuk sampai pada

masalah yang akan diuraikan oleh penulis. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik
minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada
masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka ini tidak terlalu panjang agar pembaca tidak

merasa bosan. Di samping untuk menarik perhatian pembaca, paragraf pembuka juga
berfungsi untuk menjelaskan tentang tujuan dari penulisan itu.
2

Paragraf Penghubung

Paragraf penghubung berfungsi menguraikan masalah yang akan dibahas oleh seorang
penulis. Paragraf penghubung berisi inti persoalan yang akan dibahas oleh penulis diuraikan
dalam paragraf ini. Oleh sebab itu, secara kuantitatif paragraf ini merupakan paragraf yang
paling panjang, antara paragraf dengan antar paragraf harus saling berhubungan secara logis.
3

Paragraf Penutup

Paragraf penutup bertujuan untuk mengakhiri sebuah karangan/tulisan. Paragraf ini bisa
berisi tentang kesimpulan masalah yang telah dibahas dalam paragraf penghubung, atau bisa
juga berupa penegasan kembali hal-hal yang dianggap penting dalam uraian-uraian
sebelumnya.
D. Syarat-syarat Pembentukan Paragraf
Syarat-syarat pembentukan paragraf adalah sebagai berikut :
1

Kesatuan

Tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk
mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraianuraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan
kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan
satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada
gagasan pokok.

Kepaduan

Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan.
Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masingmasing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai
hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan,

dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa
hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan.
3

Kelengkapan

Suatu paragraf dikatakan lengkap jika berisi kalimat-kalimat penjelas yang cukup untuk
menunjang kejelasan kalimat topik/gagasan utama. Sebaliknya suatu paragraf dikatakan tidak
lengkap, jika tidak dikembangkan atau diperluas dengan pengulangan-pengulangan.
Contoh :
Suku Dayak tidak termasuk suku yang suka bertengkar. Mereka tidak suka berselisih
atau bersengketa.
Paragraf di atas merupakan contoh paragraf yang hanya diperluas dengan pengulangan.
E. Letak Kalimat Utama
Sebuah paragraf dibangun dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan hanya
mengandung satu pikiran utama dan dijelaskan oleh beberapa pikiran penjelas. Pikiran utama
itu dituangkan ke dalam kalimat utama dan pikiran-pikiran penjelas atau perincian dituang ke
dalam kalimat-kalimat penjelas.
Ada empat cara untuk meletakkan kalimat utama, yaitu :
1. Pada awal paragraf
Paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama.
Kemudian diikuti oleh kalimat-kalimat panjelas yang berfungsi menjelaskan pikiran
utama.paragraf ini bersifat deduktif, dari yang umum kepada yang khusus.
Kosa kata memegang peranan dan merupakan unsur yang paling mendasar dalam
kemampuan berbahasa, khususnya dalam karang mengarang. Jumlah kosa kata yang
dimiliki seseorang akan menjadi petunjuk tentang pengetahuan seseorang. Di samping itu,
jumlah kosa kata yang dikuasai seseorang juga akan menjadi indikator bahwa orang itu
mengetahui sekian banyak konsep. Semakin banyak kosa kata yang dikuasai, semakin tinggi
pula tingkat pengetahuan seseorang. Dengan demikian, seorang penulis akan mudah
memilih kata-kata yang tepat/cocok untuk mengungkapkan gagasan yang ada di dalam
pikirannya.

2. Pada Akhir Paragraf


Paragraf dimulai dengan kalimat-kalimat penjelas. Kemudian diikuti oleh kalimat
utama. Paragraf ini biasanya bersifat induktif, dari yang khusus ke yang umum.
Pada waktu anak memasuki dunia pendidikan, pengajaran bahasa Indonesia secara
metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan
memantapkan bahasa daerahnya. Setelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali
mempergunakan bahasa daerah, baik dalam pergaulan dengan teman-temannya atau dengan
orang tuanya. Ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. Jam sekolah berlangsung
beberapa jam. Baik waktu istirahat maupun di antara jam-jam pelajaran, unsur-unsur
bahasa daerah tetap menerobos. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan
gurunya pun penutur asli bahasa daerah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan
pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan melaju terus dengan cepat.

3. Pada Awal dan Akhir Paragraf


Peningkatan taraf pendidikan para petani, dirasakan sama pentingnya dengan usaha
peningkatan taraf hidup mereka. Petani yang berpendidikan cukup, dapat mengubah sistem
pertanian tradisional misalnya bercocok tanam hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan,
menjadi petani modern yang produktif. Petani yang berpendidikan cukup, mampu menunjang
pembangunan secara positif. Mereka dapat memberikan umpan balik yang setimpal terhadap
gagasan-gagasan yang dilontarkan perencana pembangunan, baik ditingkat pusat maupun
ditingkat daerah. Itulah sebabnya, peningkatan taraf pendidikan.

4. Tanpa Kalimat Utama


Paragraf ini tidak memiliki kalimat utama. Berarti pikiran utama tersebar di seluluh
kalimat yang membangun paragraf tersebut. Bentuk ini biasanya digunakan dalam karangan
yang berbentuk narasi (yang berbentuk cerita) atau deskripsi (yang berbentuk pelukisan).
Pikiran utama didukung oleh semua kalimat.
Keributan ayam berkeruyuk bersahut-sahutan mengendur. Kian lama kian berkurang.
Akhirnya tinggal satu-satu saja terdengar kokok yang nyaring. Dan ayam-ayam itu sudah
mulai turun dari kandangnya, pergi ke ladang dan pelataran. Dengung dan ruang lalu lintas

di jalan raya kembali menggila seperti kemarin. Raung klakson mobil dan suara kereta api
bergema-gema menerobos ke relun-relung rumah sepanjang jalan. Sayup-sayup terdengar
dentang lonceng gereja menyongsong hari baru dan menyatakan selamat tinggal pada hari
kemarin.
Paragraf di atas dibangun oleh beberapa kalimat yang semuanya menjelaskan tentang
suasana di pagi hari. Jadi, pikiran utama tersebar di dalam beberapa kalimat yang
membangun paragraf itu.
F. Mengembangkan Paragraf
Salah satu cara berlatih mengembangkan paragraf dapat dilakukan dengan membuat
kerangka paragraf dahulu sebelum menulis paragraf itu. Sebagai contoh dapat dilihat paparan
di bawah ini.
Kerangka paragraf :
Pikiran utama : Keindahan alam di Tawangmangu makin surut
Pikiran penjelas :
1 manusia telah mengubah segala-galanya
2 hutan, sawah, dan ladang tergusur
3 pohon-pohon tidak ada lagi
4 pagar bunga sudah diganti
5 gedung-gedung mewah dibangun
Pengembangan paragraf:
Bernostalgia tentang indahnya alam di Tawangmangu hanya akan menimbulkan
kekecewaan saja. Dalam kurun waktu 25 tahun, dinamika kehidupan manusia telah
mengubah segala-galanya. Hutan, sawah, dan ladang telah tergusur oleh berbagai
bentuk bangunan. Ranting dan cabang pohon telah berganti dengan jeruji besi. Pagar
tanaman dan bunga yang dulu bermekaran dengan indahnya telah diterjang tembok
beton yang kokoh. Batu-batu gunung telah menghadirkan gedung plaza megah yang
menelan biaya triliunan rupiah. Arus modernisasi dengan angkuhnya telah menelan
kemesraan dan indahnya alam ini.
G. Pola Pengembangan Paragraf
Pola Pengembangan Deduktif, Induktif dan Deduktif-Induktif

Pola Umum-Khusus (deduktif)


Istilah deduktif berarti bersifat deduksi. Kata deduksi yang berasal dari bahasa Latin:

deducere, deduxi, deductum berarti menuntun ke bawah; menurunkan deductio berarti


penuntunan, pengantaran. Paragraf deduktif adalah paragraf yang dimulai dari pernyataan
yang bersifat umum, kemudian diturunkan atau dikembangkan dengan menggunakan
pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Pernyataan yang bersifat khusus itu bisa berupa
penjelasan, rincian, contoh-contoh, atau bukti-buktinya. Karena paragraf itu dikembangkan
dari pernyataan umum dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan khusus, dapatlah
dikatakan bahwa penalaran paragraf deduktif itu berjalan dari umum ke khusus.
Ciri ciri paragraf deduktif :
a)

Letak kalimat utama di awal paragraf,

b)

Diawali dengan pernyataan umum disusul dengan uraian atau penjelasan khusus,dan

c) Diakhiri dengan penjelasan


Contoh kalimat :
Ini tentang gaya hidup para wakil rakyat kita di Senayan. Ya, baru-baru ini heboh beredar
berita tentang gaya hidup para wakil rakyat kita. Mobil mewah yang berharga milliaran rupiah,
yang membuat rumah rakyat di Senayan itu seperti showroom mobil mewah. Ada Alphard,
Hummer dan Bentley. Publikpun heboh. Saya berfikir, padahal kita lah yang diwakili mereka,
dan mereka adalah wakil kita, tapi mengapa yang MERDEKA hanya mereka yang sebagai
WAKIL KITA.
2.

Pola Khusus-Umum (induktif)


Istilah induktif berarti bersifat induksi. Kata induksi yang berasal dari bahasa Latin:
ducere, duxi, ductum berarti membawa ke; mengantarkan; inducere, induxi, inductum
berarti membawa ke; memasukkan ke dalam. Lebih lanjut istilah induksi dijelaskan
sebagai metode pemikiran yang bertolak dari hal khusus untuk menentukan hukum atau
simpulan. Karena pernyataan khusus dapat berupa contoh-contoh, dan pernyataan umum
itu berupa hukum atau simpulan, maka dapat dikatakan bahwa paragraf induktif itu
dikembangkan dari contoh ke hukum atau simpulan.

Ciri ciri paragraf induktif :


a)

Letak kalimat utama di akhir paragraf,

b)

Diawali dengan uraian/penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan,

c)

Paragraf induktif diakhiri dengan kesimpulan.


Contoh Kalimat :
Pada Lebaran tahun kemarin harga sembako seperti gula, minyak, telur dan lain-lain

mengalami kenaikan secara signifikan, padahal lebaran pada saat itu masih seminggu lagi.
Bukan hanya makanan, pakaian muslimpun juga tak ketinggalan mengalami kenaikan harga
yang cukup tinggi. Seperti halnya baju muslim untuk wanita, baju koko, kerudung, sajadah,
mukena, kopiah dan lain-lain. Kenaikan harga pada barang-barang ini selalu terjadi menjelang
Lebaran pada setiap tahunnya.
3.

Pola Umum-Khusus, Khusus-Umum ( deduktif dan induktif )


Pola pengembangan parargraf yang kalimat utamanya terdapat pada awal paragraf dan
akhir paragraf, sedangkan kalimat penjelas terdapat di tengah paragraf.

Contoh Kalimat:
Beberapa tips belajar menjelang Ujian Akhir Nasional (UAN). Jangan pernah belajar
dadakan. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan
efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal
di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai
dicari di buku. Oleh karena itu, maka sebaiknya para guru memberitahukan tips belajar
menjelang UAN.
Pola Pengembangan Sudut Pandang (Point of View)
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan pada cara dan
pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan,
latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah cerita fiksi kepada
pembaca, atau unsur fiksi yang mempersoalkan siapa yang menceritakan atau dari posisi
mana (siapa) peristiwa atau tindakan itu dilihat.

Sudut pandang orang pertama aku


first person central atau sudut pandang orang pertama sentral atau dikenal juga

sebagai akuan sertaan : pencerita adalah aku sebagai tokoh utama. Dalam cerita, pengarang

menjadi tokoh sentral yang secara langsung terlibat dalam cerita. Ada dua kemungkinan
mengenai si aku dalam cerita yang mengggunakan sudut pandang ini, bisa jadi si aku dalam
cerita adalah pengarang itu sendiri (pengarang seperti menulis biografinya sendiri) atau si aku
sebenarnya bukan pengarang, pembaca seolah-olah mendengar cerita dari pelakunya sendiri.
contoh : aku merasakan sesuatu yang hangat menerpa kulitku. Perlahan aku membuka
sedikit-demi sedikit mataku. Sudah siang batinku. Kutarik lagi selimut hangat ku untuk
menutupi silau mentari yang telah mengusik tidurku.
first person peripheral atau sudut pandang orang pertama sebagai pembantu atau
disebut akuan tak sertaan: pencerita adalah aku sebagai tokoh tambahan.
contoh : Aku iri pada Angga, dia sahabatku, sekaligus orang yang kuanggap rival. Ia selalu
lebih dilihat dari pada aku. Terkadang aku merasa benci dengannya, tapi ia juga selalu
membantuku dalam segala hal. Terlebih kemarin, saat pentas seni. Aku melihatnya bersama
Anita, gadis yang kusukai. Aku tak tahu harus mengalah lagi atau tidak. Aku menginginkan
Anita, aku rasa dia juga mempunyai perasaan yang sama. Aku tidak menyalahkannya
menyukai Anita, karena akupun tak pernah bercerita padanya bahwa aku menyukai Anita.

Sudut pandang orang ketiga dia


third person omniscient atau sudut pandang orang ketiga mahatahu atau diaan

mahatahu : pencerita berada di luar cerita & menjadi pengamat yang mengetahui banyak hal
tentang tokoh-tokoh lain. Pada sudut pandang ini pengarang memposisikan dirinya layaknya
dalang dalam pertunjukkan wayang kulit. Dia tahu semua peristiwa yang terjadi. Bahkan dia
juga tahu watak dari setiap tokoh-tokohnya. Ya, dialah yang menggerakkan cerita.
contoh : Sore itu cukup kelam, nampaknya hujan akan segera mengguyur kota kecil yang tak
dapat dipastikan keberadaan penghuninya tersebut. Angin pun terus bertiup dengan kencang
menemani kegundahan hati seorang pemuda yang berjalan beriringan dengannya. Pemuda
itu terlihat kusut dibalut dengan seragam putih-abu-abu nya yang penuh noda dan darah,
tertulis sebuah tanda pengenal pada dada bidangnya, Angga Prasetya. Ia tidak tahu harus
pergi kemana, karena memang ia tidak mengenal tempat dimana ia berada sekarang.
Beberapa puluh meter setelah ia berjalan ia melihat sesosok manusia yang entah iapun tidak

tahu siapa.Hey teriaknya dari kejauhan. Namun yang ia dapat hanya kebisuan. Ia
mempercepat langkahnya untuk menghampiri sosok itu. Namun ternyata sosok itu hanyalah
sebuah patung tak bernyawa.
third person limited atau sudut pandang orang yang bekerja terbatas atau disebut
juga diaan terbatas : pengarang mempergunakan orang ketiga sebagai pencerita yang terbatas
hak ceritanya. Pengarang hanya menceritakan apa yang dialami oleh tokoh yang dijadikan
tumpuan ceritanya.
Pola Pengembangan Analogi
Analogi adalah suatu perbandingan yang mencoba membuat suatu gagasan terlihat benar
dengan cara membandingkannya dengan gagasan lain yang mempunyai hubungan dengan
gagasan yang pertama. Berbicara mengenai analogi adalah berbicara tentang dua hal yang
berlainan. Dua hal yang berlainan tersebut dibandingkan. Jika dalam perbandingan itu hanya
diperhatikan persamaannya saja tanpa melihat perbedaannya, maka timbullah analogi, yakni
persamaan di antara dua hal yang berbeda.
Analogi merupakan salah satu teknik dalam proses penalaran induktif. Sehingga analogi
kadang-kadang disebut juga sebagai analogi induktif, yaitu proses penalaran dari satu
fenomena menuju fenomena lain yang sejenis kemudian disimpulkan bahwa apa yang terjadi
pada fenomena yang pertama akan terjadi juga pada fenomena yang lain. Persamaan hanya
terdapat pada anggapan orang saja. Ini dalam kesusastraan disebut sebagai metafora.

Macam-macam analogi
A. Analogi Induktif
Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua
fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi
juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat
bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada

persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan. Misalnya,
Tim Uber Indonesia mampu masuk babak final karena berlatih setiap hari. Maka tim Thomas
Indonesia akan masuk babak final jika berlatih setiap hari.
B. Analogi Deklaratif
Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang
belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat
bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan den
gan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai. Misalnya, untuk penyelenggaraan
negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya.
Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara
akal dan hati.
Beberapa Contoh Pengembangan Paragraf Analogi :
Sifat manusia ibarat padi yang terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih
kepandaian, kebesaran, dan kekayaan, sifatnya menjadi rendah hati dan dermawan. Begitu
pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk. Apabila padi itu kosong, ia
akan berdiri tegak. Demikian pula dengan manusia apabila diberi kepandaian atau kelebihan,
bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk. (Membandingkan dua hal yang memiliki
persamaan sifat, dalam paragraf ini terdapat dua hal yang dibandingkan yaitu manusia dan
padi. Dengan kata lain sifat manusia dianalogikan dengan padi).
Sebuah tiang yang terbuat dari bahan yang bermutu dan berkualitas baik tidak mudah
digoyahkan apalagi untuk dirobohkan. Siapa pun yang ingin merusak dan menghancurkan
tiang tersebut akan sia-sia saja karena kekuatan yang dimilikinya berbeda dengan tiang yang
dibuat dari bahan bermutu dan berkualitas rendah. Tiang yang bermutu rendah akan mudah
dirobohkan atau dihancurkan. Begitu pula dengan keimanan yang dimiliki seseorang.
Seorang yang beriman dengan dasar keagamaan yang kuat tidak akan mudah digoyahkan
oleh godaan dan pengaruh-pengaruh yang akan merusak keimanannya. Dengan demikian,
keteguhan iman seseorang dapat diibaratkan dengan kekokohan tiang yang berkualitas baik.
(Membandingkan dua hal yang memiliki persamaan sifat. Dalam paragraf tersebut, dua hal
yang dibandingkan adalah tiang dan keimanan seseorang. Dengan kata lainkeimanan
seseorang dianalogikan dengan sebuah tiang).

Pola Pengembangan Contoh


Paragraf contoh merupakan sebuah paragraf ilustrasi. Paragraf contoh dikembangkan
menggunakan sebuah contoh atau ilustrasi. Contoh atau ilustrasi pada paragraph tersebut
yang memberikan penjelasan terhadap gagasan paragraf, baik dengan cara deduktif, induktif,
atau paduan keduanya. pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk
konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki
kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung contohnya,
umpamanya, maupun misalnya.
Contoh Pola Pengembangan Paragraf Contoh :
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat dilihat dari
berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita temukan aneka kendaraan
melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup
masyarakat mulai membaik. Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan
sandang, pangan, dan papan. Dalam bidang papan misalnya, banyak warga masyarakat yang
membangun tempat tinggal yang permanen.
Pola Pengembangan Klimaks dan Anti-Klimaks
Klimaks yaitu suatu gagasan utama mula-mula yang diperinci dengan sebuah gagasan
bawahan yang dianggap paling rendah kedudukannya, kemudian berangsur-angsur disusun
dengan sebuah gagasan lain hingga ke gagasan yang paling tinggi kedudukannya atau
kepentingannya. Dengan kata lain, gagasan-gagasan bawahan disusun sekian macam
sehingga gagasan-gagasan berikutnya lebih tinggi kepentingannya dari gagasan sebelumnya.

Contoh Pola Pengambangan Paragraf Klimaks:


Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman ke jaman sejalan dengan kemajuan
tekonologi yang dicapai umat manusia. Pada waktu mesin uap sedang jaya-jayanya, ada
traktor yang dijalankan dengan uap. Modelnya kira-kira seperti mesin giling yang digerakan
oleh uap. Pada waktu tank sedang menjadi pusat perhatian orang, traktor pun ikut-ikutan
diberi model seperti tank. Keturunan traktor model tank ini sampai sekarang masih

digunakan orang, yaitu traktor yang memakai roda rantai. Traktor semacam ini adalah hasil
perusahaan Catrepillar. Di samping Caterpillar, Fordpun tidak ketinggalan dalam pembuatan
traktor dan alat-alat pertanian lainnya. Jepang tidak mau kalah saing dengan dalam bidang
ini. Produksi jepang yang khas di Indonesia terkenal dengan nama padi traktor yang
bentuknya sudah mengalami perubahan dari model-model sebelumnya.
Gagasan utama alinea di atas adalah Bentuk traktor mengalami perkembangan dari jaman
ke jaman yang terdapat pada awal alinea. Kemudian diperinci dalam empat gagasan bawahan,
yaitu; traktor yang dijalankan dengan uap, traktor yang pakai roda rantai, traktor buatan ford,
dan traktor buatan jepang atau padi traktor. gagasan bawahan pertama didukung oleh dua
kalimat, gagasan bawah kedua didukung oleh tiga kalimat; sebaliknya gagasan bawahan
ketiga hanya didukung oleh satu kalimat. Sebab itu terasa bahwa gagasan ini juga kurang
jelas. Gagasan bawahan keempat ditunjang oleh dua kalimat.
anti-klimaks, yaitu menulis mulai dari suatu gagasan atau tema yang dianggap paling
tinggi kedudukannya, kemudian perlahan-lahan menurun melalui gagasan-gagasan yang lebih
rendah.
Contoh Pola Pengambangan Paragraf Anti-Klimaks:
Studi mengenai pembangunan di pedesaan Indonesia dari dimensi administrasi pembangunan
pada hakekatnya memerlukan studi mengenai tiga perspektif. Pertama, kita memusatkan
perhatian pada keadaan sumber-sumber yang utama di sekeliling mana penduduk pedesaan
harus mengorganisasi eksistensinya, khususnya ciri - ciri yang terkait dengan masalah-masalah
yang berskala nasional. Kedua, sebaiknya kita mengenal faktor-faktor sosial dan ekonomi yang
menstrukturkan sifat interaksi diantara penduduk pedesaan, baik selaku pribadi maupun selaku
anggota dari kesatuan sosial yang berbeda. Ketiga, kita memberi perhatian kepada pemerintah
( birokrasi ) baik sebagai pencerminan dari perspektif yang pertama maupun selaku pelopor
perubahan.

H. Klasifikasi Paragraf
Dalam pengembangan karangan, kadang-kadang kita mengelompokan hal-hal yang
mempunyai persamaan. Pengelompokan ini biasanya diperinci lagi lebih lanjut ke dalam
kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Berdasarkan tujuan dan sifatnya, paragraf dibedakan menjadi lima macam, yaitu :

1. Narasi : paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa.


Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.
Contoh:
Anak itu berjalan cepat menuju pintu rumahnya karena merasa khawatir seseorang akan
memergoki kedatangannya. Sedikit susah payah dia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut
ketika daun pintu terbuka seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya.
Tanpa berpikir panjang ia langsung mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu.
Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin
menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap menerkam. Anak itu pun memukulinya
berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.
2. Deskripsi : paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa
melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan
dapat berupa orang, benda, atau tempat.
Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan
Contoh:
Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit
wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata
yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.
3. Eksposisi : paragraf yang memaparkan, menjelaskan, menyampaikan, menginformasikan
suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah
wawasannya.
Contoh:
Bahtsul masail sendiri merupakan forum diskusi keagamaan yang sudah mendarah daging di
pesantren. Di dalamnya, dibahas persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan
tinjauan keagamaan secara ilmiah, rinci, dan terukur. Perlu diketahui pula bahwa sebagian
besar topik yang muncul didasarkan atas laporan, aduan, atau keluhan masyarakat tentang
persoalan agama, sosial, budaya, hingga ekonomi. Bisa dikatakan bahwa bahtsul masail
sesungguhnya merupakan cara khas pesantren untuk menyuarakan aspirasi masyarakat
melalui perspektif agama.
4. Argumentasi : paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya.

Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.


Contoh:
Keberhasilan domain itu memang tidak mudah diukur. Sebab, domain tersebut menyangkut
hal yang sangat rumit, bahkan terkait dengan ''meta penampilan" siswa yang kadang-kadang
tidak kelihatan. Membentuk karakter manusia memang membutuhkan pengorbanan,
sebagaimana yang dilakukan negara-negara maju seperti Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Mereka bisa maju karena memiliki banyak orang pintar dan berkarakter.
5. Persuasi : paragraf yang mengajak, membujuk, menyarankan atau mempengaruhi
pembaca agar melakukan sesuatu.
Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu
Contoh:
Sebaiknya pemerintah melakukan penghematan. Selama ini, pemerintah boros dengan cara
tiap tahun membeli ribuan mobil dinas baru serta membangun kantor-kantor baru dan guest
house. Pemerintah juga selalu menambah jumlah PNS tanpa melakukan perampingan,
membeli alat tulis kantor (ATK) secara berlebihan, dan sebagainya. Padahal, dana yang
dimiliki tidak cukup untuk itu.

BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang
berkaitan secara utuh dan padu serta membentuk satu kesatuan pikiran.

Suatu paragraf bukanlah merupakan kumpulan atau deretan kalimat yang masingmasing berdiri sendiri atau terlepas, melainkan dibangun oleh kalimat-kalimat yang

memiliki hubungan timbal balik.


Pengembangan paragraf tidak dapat dilakukan secara sembarangan, tidak boleh
terdapat unsur yang sama sekali tidak berhubungan dengan topik, dan tidak
mendukung topik. Penyimpangan pengembangan paragraf akan menyulitkan

pembaca, akan mengakibatkan paragraf tidak efektif.


B Saran
Dalam menyusun suatu paragraf hendaknya sesuai dengan ketentuan atau syaratsyarat yang telah ada, sehingga mempermudah dalam membaca dan dapat mengetahui

isi dari suatu paragraf dengan mudah.


Khususnya bagi Pelajar atau Mahasiswa hendaknya mau memahami bagaimana cara
mengembangkan suatu tulisan-tulisan agar menjadi suatu paragraf yang baik dan
benar.

Anda mungkin juga menyukai