Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sejalan dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka
banyak bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan
besar.Tujuan utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin
dan mengawasi berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka
hal yang perlu dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian
terhadap persediaan dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan.Hal ini dilakukan
karena persediaan bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja
yang sangat penting didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus
menerus mengalami perubahan dan perputaran.
Dalam suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi
perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah
satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara
terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system akuntansi
itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal
yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan persediaan yang diteliti
dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang berguna bagi
perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang
diperoleh. Jika persediaan akhir dinilai terlalu rendah dan mengakibatkan harga
pokok barang yang dijual terlalu rendah, maka pendapatan bersih akan mengalami
peningkatan. Begitu juga dengan lamanya persediaan yang tersimpan digudang
akan mempengaruhi biaya sehingga kemungkinan akan terjadinya kerusakan yang

mengakibatkan kerugian dan kemungkinan juga persediaan akan kadaluarsa


sehingga tidak laku dipasar.
Dari penjelasan diatas, maka dapat diketahui bahwa persediaan sangat penting
artinya bagi perusahaan.Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk lebih
mengetahui dan memahami bagaimana persediaan dimanage secara benar yang
diterapkan dalam suatu perusahaan agar membawa manfaat yang baik dalam
pencapaian laba yang diinginkan.Menurut prinsip-prinsip akuntansi persediaan
merupakan barang dagang yang disimpan kemudian dijual dalam operasi normal
perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana model manajemen persediaan tradisional?
2. Bagiamana model manajemen persediaan JIT?
3. Apa itu teori kendala dan bagaimana teori kendala digunakan untuk
mengelola persediaan?

BAB II

PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL
Berbagai perusahaan menyadari pentingnya mengelola tingkat persediaan
untuk memperoleh keunggulan kompetitif jangka panjang, kulaitas, rekayasa
produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan untuk merespon
pelanggan, waktu tunggu dan profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang
dipengaruhi oleh tingkat persediaan.
Memahami manajemen persediaan tradisional memberikan latar belakang
yang diperlukan untuk memahami keunggulan metode manajemen persediaan
yang digunakan dalam lingkungan manufaktur yang canggih, seperti JIT dan teori
kendala.
1. Biaya Persediaan
Jika persediaan berupa bahan baku atau barang yang dibeli dari sumber
luar, maka biaya yang terkait dengan persediaan tersebut disebut biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan, jika bahan baku atau barang
diproduksi secara internal, maka biayanya disebut biaya persiapan dan
biaya penyimpanan.
Biaya pemesanan adalah biaya-biaya untuk menempatkan dan menerima
pesanan.Contohnya

mencakup

biaya

pemrosesan

pesanan

(biaya

administrasi dan dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman, dan biaya


pembongkaran.
Biaya persiapan atau penyetelan adalah biaya-biaya untuk menyiapkan
peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk memproduksi
produk atau komponen tertentu. Contohnya adalah upah pekerja bagian

produksi yang tidak terpakai, biaya fasilitas produksi yang tidak terpakai
(penghasilan yang hilang), dan biaya uji coba produksi (tenaga kerja,
bahan baku dan overhead).
Biaya penyimpanan adalah biaya-biaya yang menyimpan persediaan
contohnya adalah asuransi, pajak persediaan, keusangan, biaya peluang
dari dana yang terikat dalam persediaan, biaya penanganan, dan ruang
penyimpanan persediaan.
Biaya pemesanan dan persiapan mempunyai sifat yang sama, keduanya
mewakili biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh persediaan.
Satu-satunya perbedaan terletak pada sifat aktivitas sebelum perolehan
(mengisi formulir dan menempatkan pesanan versus menyiapkan peralatan
dan fasilitas).
Jika permintaan tidak diketahui dengan pasti, maka akan timbul kategori
keiga dari biaya persediaan yang disebut biaya habisnya persediaan. Biaya
habisnya persediaan adalah biaya-biaya yang terjadi karena tidak dapat
menyediakan produk ketika diminta pelanggan.Contohnya penjualan yang
hilang, biay ekspedisi, serta biaya akibat produksi yang terganggu.
2. Alasan Tradisional Untuk Memiliki Persediaan
Memaksimalkan laba mensyaratkan perlunya meminimalkan biaya yang
berkaitan dengan persediaan.Namun, meminimalkan biaya penyimpanan
mendukung pemesanan atau produksi dalam jumlah kecil, sedangkan
meminimalkan biaya pemesanan mendukung pemesanan dalam jumlah
besar dan jarang (meminimalkan biaya persiapan mendukung operasi
produksi dalam waktu yang lama dan jarang).Jadi, meminimalkan biaya
penyimpanan mendorong jumlah persediaannya sedikit atau bahkan tidak
ada.Sementara itu, meminimalkan biaya pemesanan atau biaya persiapan

mendorong

jumlah

persediaan

yang

besar.

Kebutuhan

unuk

menyeimbangkan dua kelompok biaya tersebut agar total biaya


penyimpanan dan pemesanan dapat di minimalkan adalah salah satu alas
an perusahaan memilih untuk menyimpan persediaan.
Masalah ketidakpastian permintaan adalah alas an utama kedua untuk
memiliki persediaan.Persediaan komponen dan bahan mentah sering
dipandang perlu karena ketidakpastian pasokan. Jadi, persediaan
penyangga untuk komponen dan bahan baku diperlukan untuk menjaga
aliran produksi bila terjadi keterlambatan pengiriman atau berhentinya
pengiriman (pemogokan, cuaca yang buruk, dan kebangkrutan adalah
contoh-contoh kejadian tidak pasti yang dapat menyebabkan terputusnya
pasokan).
3. Kuantitas Pesanan Ekonomis : Model Persediaan Tradisional
Kuantitas pesanan dan total biaya pemesanan dan penyimpanan asumsikan
permintaan diketahui. Dalam menentukan kuantitas pesanan atau ukuran
lot produksi, manajer hanya perlu memperhatikan biaya pemesanan
(persiapan) dan penyimpanan. Total biaya pemesanan (persiapan) dan
penyimpanan dapat digambarkan melalui persamaan berikut:
TC =PD/Q + CQ/2
= Biaya pemesanan + Biaya penyimpanan
Dimana:
TC= Total biaya pemesanan (atau persiapan) dan biaya penyimpanan
P = Biaya menempatkan pesanan dan penerimaan pesanan (atau biaya
persiapan pelaksanaan produksi)
D = Jumlah permintaan tahunan yang diketahui
Q = Jumlah unit yang dipesan setiap kali pesanan dilakukan (atau ukuran
lot produksi)
5

C = Biaya penyimpanan satu unit persediaan selama 1 tahun


Biaya penyimpanan persediaan dapat dihitung untuk setiap organisasi
yang memiliki persediaan, termasuk perusahaan eceran, jasa, dan
manufaktur. Tentu saja, model biaya persediaan yang menggunakan biaya
persediaan dan ukuran lot sebagai input hanya berklaku untuk perusahaan
yang memproduksi sendiri persediannya (komponen atau barang jadi).
Agar dapat mengilustrasikan aplikasinya bagi organisasi jasa, asumsikan
nilai-nilai berikut diterapkan untuk sebuah komponen yang digunakan
dalam reparasi lemari es (komponen itu dibeli dari pemasok eksternal).
D = 10.000 unit
Q = 1.000 unit
P = $ 25 per pesanan
C = $ 2 per unit
Pembagian antara D dan Q menghasilkan jumlah pesanan per tahun, yaitu
sebesar 10 (10.000/1.000).mengalihkan jumlah pesanan per tahun dengan
biaya pemesana dan penerimaan pesanan (D/QxP) menghasilkan total
biaya pemesanan sebesar $250 (10x$25).
Total biaya penyimpanan selama 1 tahun adalah CQ/2;persamaan ini
ekuivalen dengan perkalian persediaan rata-rata yang dimiliki (Q/2)
dengan biaya penyimpanan per unit (C untuk pesanan sebnayak 1.000 unit
dengan biaya penyimpanan sebesar $2 per unit, persediaan rata-rata adalah
500 (1.000/2) dan biaya penyimpanan untuk tahun tersebut adalah $1.000
(500x$2). (mengasumsikan persediaan rata-rata adalah Q/2 sama dengan
mengasumsikan persediaan di konsumsi secara merata)

Dengan menerapkan total biaya adalah $1.250 ($250 + $1000) namun,


kuantitas pesanan sebanyak 1000 dengan total biaya $1.250 mungkin
bukan merupakan pilihan terbaik.
a) Menghitung EOQ
Karena EOQ adalah kuantitas yang minimalkan persamaan 14.1
rumus untuk menghitung kuantitas ini dapat diturunkan dengan
mudah.

2 PD /C

Q= EOQ =

Dengan menggunakan data dari contoh sebelumnya, EOQ dapat di


hitung dengan menggunakan persamaan 14.2
EOQ

(2 x $ 25 x 10.000)/$ 2

250.000

=500
Memasukkan 500 sebagai nilai Q ke persamaan 14.1 menghasilkan
total biaya sebesar $1.000
Jumlah pesanan yang akan di lakukan menjadi 20(10.000/500)
jadi,total biaya pemesanan adalah $500 (20x$25). Persediaan ratarata adalah 250 (500/2) dengan total biaya penyimpanan sebesar
$500 (250x$2). Perhatikan bahwa biaya penyimpanan sama
dengan biaya pemesanan. Hal ini selalu berlaku untuk model EOQ
yang sederhana.

Perhatikan pula bahwa kuantitas pesanan sebesar 500 lebih murah


dari pada kuantitas pesanan sebesar 1000 ($1000 dibandingkan
$1.250.

b) Titik Pemesanan Kembali


Adalah titik waktu dimana sebuah pesanan hal baru harus
dilakukan (atau persiapan dimulai. HalIni merupakan fungsi EOQ,
waktu tunggu, dan tingkat dimana persediaan hamper habis. Waktu
tunggu adalah waktu yang di perlukan untuk menerima kuantitas
pesanan ekonomis setelah pesanan dilakukan atau pesiapan di
mulai. Mengetahui tingkat penggunaan dan waktu tunggu akan
memungkinkan kita untuk menghitung titik pemesanan kembali
yang memenuhi tujuan berikut.
ROP= tingkat penggunaan x waktu tunggu
Asumsikan produsen menggunakan 50 komponen per hari dan
waktu tunggunya adalah per hari.Jika demikian, sebuah pesanan
harus ditempatkan ketika tingkat persdiaan komponen lemari es
turun hingga 200 unit (4x500).
Ketidak pastian permintaan dan titik pemesanan kembali jika
permintaan atas komponen atau produk tidak diketahui dengan
pasti, maka persediaan mungkin habis sebagi contoh , jika
komponen lemari es digunakan pada tingkat 60 komponen per hari
(bukanya 50) maka perusahaan akan menggunakan 200 komponen
selama 3 seper 3 hari. Untuk menghindari hal ini, organisasi sering
memilih untuk menyimpan persediaan pengaman.Persediaan
pengaman adalah persediaan extra yang di simpan sebagai jaminan

atas fruktuasi permintaan.Persediaan pengaman dihitung melalui


perkalian waktu tunggu dengan selisih antara tingkat penggunaan
maksimal dan tingkat rata-rata penggunaan titik sebagai contoh,
jika penggunaan maksimal komponen lemari es 60 unit per hari,
rata-rata penggunaan adalah 50 unit per hari.Dan waktu tunggu ada
40 hari, maka persediaan pengaman di hitung sebagai berikut.
Penggunaan maksimal

60

Rata-rata penggunaan

50

Selisih

10

Waktu tunggu

x4

Persediaan pengamanan

40

Dengan keberadaan persediaan pengaman, titik pemesanan


kembali dihitung sebagai berikut.
ROP = (Tingkat rata-rata penggunaan x waktu tunggu) +
persediaan pengaman
Pada contoh komponen lemari es, titik pemesanan kembali untuk
persediaan dengan persediaan pengaman dihitung sebagai berikut.
ROP = (50 x 4) + 40 = 240 unit
Jadi secara otomatis, pesanan ditempatkan ketika tingkat
persediaan turun menjadi 240 unit.
c) EOQ Dan Manajemen Persediaan
Pendekatan tradisional untuk mengelola persediaan telah dikenal
sebagai system just in case.Pada beberapa situasi, sistem
persediaan just in case benar-benar sangat tepat.Sebagai contoh,
rumah sakit memerlukan persediaan obat resep, obat-obatan, dan
9

perlengkapan penting lainnya sepanjang waktu untuk menangani


situasi darurat.Model EOQ berguna untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan ketidakpastian melalui penggunaan persediaan
pengaman.Pentingnya model EOQ bagi banyak perusahaan
industry di AS dari jaman dulu dapat di apresiasikan secara lebih
baik dengan memahami sifat lingkungan manufaktur tradisional.
B. MANAJEMEN PERSEDIAAN JIT
Perusahaan asing menawarkan produk berkualitas lebih tinggi dan berharga
lebih rendah fitur khusus sehingga menviptakan tekanan berat pada perusahaan
domestic yang memiliki batch besar dan biaya persiapan yang tinggi untuk
meningkatkan kualitas dan keanekaragaman produk sambil mengurangi total
biaya secara simultan. Tekanan persaingan ini telah menyebabkan perusahaan
meninggalkan model EOQ dan beralih ke pendekatan just-in-time untuk proses
manufaktur dan pembelian.
Manufaktur JIT (Just in itme manufacturing) adalah suatu system berdasarkan
tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh
permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui system oleh
permintaan yang ada, bukan didorong kedalam system pada waktu tertentu
berdasarkan permintaan yang diantisipasi.Jit adalah pendekatan manufaktur yang
memproduksi barang berdasarkan permintaan yang sesungguhnya ada, bukannya
berproduksi dengan jadwal tetap berdasarkan pada proyeksi permintaan. Dalam
pull system, permintaan pelanggan menarik bahan baku untuk masuk proses
produksi. Prinsip yang sama digunakan dalam proses. Setiap aktivitas produksi
hanya dilakukan jika diperlukan untuk memenuhi permintaan aktivitas
berikutnya. Bahan baku atau suku cadang tersedia hanya pada waktu dibutuhkan
untuk aktivitas produksi sehingga permintaan tetap dapat dipenuhi.
JIT memiliki dua tujuan strategis yaitu:
10

1. Untuk meningkatkan laba, dan


2. memperbaiki posisi bersaing perusahaan.

1. Karakteristik Dasar JIT


Hansen & Mowen (2005:479) menyatakan ada beberapa karakteristik
dasar Just In Time (JIT):
a) Tata Letak Pabrik
Just In Time (JIT) mengganti tata letak pabrik tradisional ini dengan
suatu pola sel manufaktur. Sel manufaktur terdiri dari mesin-mesin
yang dikelompokkan dalam kumpulan, biasanya dalam bentuk
setengah lingkaran.Mesin-mesin diatur sehingga mereka dapat
digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan.Tiap sel
dipersiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk
tertentu.Produk dipindah dari satu mesin ke yang lainnya dari awal
hingga selesai.Para pekerja ditugaskan pada sel-sel dan dilatih untuk
mengoperasikan semua mesin dalam sel.
b) Pengelompokan dan Pemberdayaan Karyawan
Pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas-tugas ganda juga
memiliki pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan pada sel.
Sebagai tambahan dari pekerjaan produksi langsung, para pekerja sel
dapat melakukan tugas persiapan, memindahkan barang setengah jadi
dari bagian ke bagian lain dalam sel, melakukan perawatan
pencegahan dan perbaikan kecil, melakukan inspeksi kualitas, dan
melakukan tugas pembersihan. Kemampuan multitugas ini secara
langsung berhubungan pada pendekatan tarikan melalui produksi.

11

c) Total Quality Control


Just In Time (JIT) perlu memberikan tekanan yang lebih kuat pada
pengelolaan kualitas. Total quality control pada intinya adalah suatu
pengerjaan tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha untuk
mendapatkan suatu desain produk dan proses manufaktur tanpa cacat.
d) Ketelusuran Biaya Overhead
Suatu

sistem

pembiayaan

menggunakan

tiga

metode

untuk

membebankan biaya pada produk individual: penelusuran langsung,


penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode, penelusuran
langsung adalah yang paling akurat dan, sehingga, lebih disukai
daripada dua metode lainnya.
e) Pengaruh Persediaan JIT
Just In Time (JIT) umumnya menurunkan persediaan hingga tingkat
yang sangat rendah. Pencapaian terhadap tingkat yang tidak signifikan
dari persediaan adalah vital bagi kesuksesan Just In Time.Just In Time
(JIT) menolak untuk menggunakan persediaan sebagai solusi dari
masalah-masalah ini. Bahkan, persediaan tidak hanya dipandang
sebagai

pemborosan

namun

sebagai

sesuatu

yang

berhubungan dengan kemampuan perusahaan untuk bersaing.

12

langsung

Perbandingan manufaktur JIT dengan tradisional.


2. Biaya Persiapan dan Penyimpanan : Pendekatan JIT
JIT merupkan pendekatan untuk meminimalkan total biaya penyimpanan
dan biaya persiapan yang sangat berbeda dari pendekatan tradisional.
Pendekatan tradisional mengakui keberadaan biaya persiapan, kemudian
menentukan kuantitas pesanan yang merupakan perimbangan terbaik dari
dua kategori biaya. Di lain pihak, JIT tidak menerima biaya persiapan
(atau pemesanan). Justru sebaliknya, JIT mencoba menekan biaya-biaya
ini sampai nol. Jika biaya persiapan dan biaya pemesanan menjadi tidak
signifikan, maka biaya yang tersisa untuk dikurangi adalah biaya
penyimpanan yang dicapai dengan mengurangi persediaan sampai ketigkat
yang sangat rendah.Pendekatan ini yang menjelaskan dorongan untuk
persediaan nol dalam system JIT.
13

a) Kontrak

Jangka

Panjang,

Pengisian

Kembali

yang

Berkelanjutan, Pertukaran Data Elektronik dan JIT II


Dengan pengisian kembali berkelanjutan, pembuat barang
mengambil alih fungsi manajemen persediaan pengecer. Pembuat
barang memberitahu pengecer kapan dan berapa banyak
persediaan yang harus dipesan kembali.
Pertukaran data elektronik adalah suatu bentuk awal dari
perdagangan elektronik yang pada intinya adalah suatu metode
terotomatisasi dari pengiriman informasi dari komputer ke
komputer.Pengaturan bersama sering didukung dengan kontrak
terbuka, jangka panjang yang dianggap sebagai suatu kontrak
abadi. Kontrak abadi tidak memiliki tanggal berakhir, tidak
membutuhkan penawaran ulang, sehingga menurunkan resiko
permintaan bagi pemasok.
b) Kinerja Jatuh Tempo : Solusi JIT
Kinerja jatuh tempo adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk
menanggapi kebutuhan pelanggan. Sistem JIT memecahkan
maslah kinerja jatuh tempo bukan dengan menimbun persediaan,
tetapi dengan mengurangi tenggang waktu secara dramatis
c) Menghindari Penghentian Produksi dan Keandalan Proses :
Pendekatan JIT
Kebanyakan penghentian produksi terjadi karena salah satu dari
tiga alasan : kegagalan mesin, kecacatan bahan baku atau
subperakitan, dan ketidaktersediaan bahan baku atau subperakitan.
Memiliki persediaan adalah suatu solusi tradisional atas semua
masalah tersebut.
14

1. Pemeliharaan Pencegahan Total. Kegagalan mesin nol


adalah

tujuan

pemeliharaan

pencegahan

total.

Dengan

memberikan perhatian lebih pada pemeliharaan pencegahan,


sebagian besar kegagalan mesin dapat dihindari.
2. Sistem Kanban. Untuk menjamin bahwa komponen atau
bahan baku tersedia ketika dibutuhkan, digunakan sebuah
sistem yang disebut sistem kanban. Ini adalah sebuah sistem
informasi yang mengendalikan produksi melalui penggunaan
tanda atau kartu. Kanban penarikan merinci kuantitas proses
berikutnya yang harus ditarik dari proses sebelumnya. Kanban
produksi merinci kualitas yang harus diproduksi oleh proses
sebelumnya.

Kanban

pemasok

digunakan

untuk

memberitahukan pemasok agar menyerahkan lebih banyak


komponen; dan juga merinci komponen tersebut dibutuhkan.
3. Diskon dan Kenaikan Harga : Pembelian JIT versus Menyimpan
Persediaan
Secara tradisional, persediaan disimpan sehingga perusahaan dapat
mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi diri dari
kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya
adalah untuk menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan
yang sama tanpa harus menyimpan persediaan. Solusi JIT adalah
menegosiasikan kontrak jangka panjang dengan sejumlah kecil pemasok
terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas produksi dan
membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
4. Keterbatasan JIT
JIT bukan merupakan pendekatan yang dapat dibeli dan diterapkan dengan
hasil segera. Implementasinya merupakan proses evolusioner, bukan

15

revolusioner. Di sini dibutuhkan kesabaran. JIT sering kali disebut sebagai


program penyederhanaan namun ini bukan berarti ia mudah atau
sederhana untuk diterapkan.
Pekerja juga dapat terpengaruh oleh JIT. Dari studi yang dilakukan terlihat
bahwa pengurangan dan peyangga persediaan secara tajam dapat
menyebabkan arus kerja yang terpecah dan tingkat stress yang tinggi
diantara para pekerja produksi. Kekurangan yang paling menonjol dari JIT
adalah tidak adanya persediaan untuk menyangga berhentinya produksi.
Pilihan lain, yang mungkin sebagai pendekatan pelengkap, adalah teori
kendala (TOC).

C. TEORI KENDALA
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya yang terbatas dan permintaan
yang terbatas atas setiap produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut kendala.
1. Konsep Dasar
TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput,
persediaan, dan beban operasi. Throughput adalah tingkat di mana suatu
organisasi

menghasilkan

uang

melalui

penjualan.

Dalam

istilah

operasional, throughput adalah selisih antara pendapatn penjualan dan


biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Persediaan
adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan
baku menjadi throughput. Beban operasi disefinisikan sebagai seluruh
uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan menjadi
throughput.

16

a. Produk yang Lebih Baik.


Produk yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi. Hal ini juga
berarti

bahwa

perusahaan

mampu

memperbaiki

produk

dan

menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke


pasar.
b. Harga yang Lebih Rendah.
Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpanan, biaya
investasi per unit, dan beban operasi lainnya seperti lembur dan beban
pengiriman khusus. Harga yang lebih rendah atau margin produk yang
lebih tinggi dapat saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak
memerlukan pemotongan harga.
c. Daya Tanggap.
Tingkat persediaan menandakan kemampuan perusahaan untuk
merespon. Tingkat yang tinggi secara relatif terhadap pesaing akan
mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain, TOC
menekankan pengurangan persediaan dengan mengurangi teggang
waktu.
2. Langkah-langkah TOC
Teori kendala menggunakan lima langkah untuk mencapai tujuan
memperbaiki kinerja organisasi :
1. Mengidentifikasi kendala(-kendala) perusahaan.
Kendala yang dihadapi perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu:
a. Kendala Eksternal, yaitu faktor-faktor yang membatasi perusahaan
yang berasal dari sumber-sumber diluar perusahaan.
b. Kendala internal, yaitu faktor-faktor yang membatasi yang
ditemukan didalam lingkup perusahaan.

17

Kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan


sepenuhnya oleh bauran produk disebut kendala longgar sedangkan
kendala yang mengikat adalah kendala dimana sumber daya yang
tersedia dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan asumsi biaya tingkat non
unit sama dengan bauran produk yang berbeda-beda, bauran oprimal
merupakan bauran yang memaksimalkan kontribusi margin.
2. Mengeksploitasi kendala(-kendala) yang mengikat.
Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala mengenai
manajemen manajemen kendala jangka pendek dan langsung terkait
dengan tujuan teori kendala yaitu mengurangi persediaan dan
memperbaiki kinerja.Di perusahaan kendala sumber yang mengikat
hanya

sedikit,

kendala

pengikat

utama

disebut

sebagai

drummer.Tingkat produksi kendala drummer mempengaruhi tingkat


produksi keseluruhan pabrik. Proses ke hilir yang dimulai dengan
kendala drummer secara alamiah akan dipaksa mengikuti tingkat
produksinya.

Proses

ke

hulu

yang

berakhir

pada

kendala

drummerdijadwalkan untuk memproduksi pada tingkat yang sama


seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan
mencegah produksi barang persediaan dalam proses hulu yang
berlebihan.
3. Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat
pada langkah 2.
Pada intinya kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh
pebrik.Semua

departemen

lainnya

harus

disubordinasi

sesuai

kebutuhan kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan perusahaan


untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.

18

4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat


Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang ada
dilakukan secara maksimal, maka langkah berikutnya adalah memulai
program perbaikan berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan
yang dimiliki kendala yang mengikat atas kinerja perusahaan.
5. Mengulangi proses.
Pada akhirnya kendala sumber daya akan diangkat sampai pada suatu
titik dimana kendala tersebut tidak mengikat lagi, kemudian akan
memunculkan kendala drummer yang baru. Setelah kendala drummer
baru muncul, maka proses TOC akan berulang kembali. Tujuannya
adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangatpenting
bagi perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan
salah satu dari beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang
secara terus meneru diperoleh, diproduksi dan dijual.Oleh karena itu, system
akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak
mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.Pelaporan
persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi
yang berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan
persediaan, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya
laba perusahaan yang diperoleh.

19

B. SARAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran
bahwa penerapan Manajemen Persediaan yang baik harus dilaksanakan secara
efektif, karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.

20

Anda mungkin juga menyukai