WISMA BALADEWA
DI RSJ PROF DR. SOEROJO MAGELANG
Disusun Oleh :
Ana Purnamasari
(070115B007)
(070115B020)
Khomsiatun
(070115B039)
(070115B087)
Widyawati
(070115B091)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Di dalam manajemen tersebut mencakup
kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) terhadap staf, sarana, dan
prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2007).
Manajemen didefinisikan sebagai proses menyelesaikan pekerjaan melalui orang
lain untuk mencapai tujuan organisasi dalam suatu lingkungan yang berubah. Manajemen
juga merupakan proses pengumpulan dan mengorganisasi sumber-sumber dalam
mencapai tujuan (melalui kerja orang lain) yang mencerminkan dinamika suatu
organisasi.tujuan ditetapkan berdasarkan misi, filosofi dan tujuan organisasi. Proses
manajemen meliputi kegiatan mencapai tujuan organisasi melalui perencanaan organisasi,
pengarahan dan pengendalian sumber daya manusia, fisik, dan teknologi.semua perawat
yang terlibat dalam manajemen keperawatan dianggap perlu memahami misi, filosofi dan
tujuan pelayanan keperawatan serta kerangka konsep kerjanya (Anonim, 2011).
Manajemen keperawatan mempunyai lingkup manajemen operasional untuk
merencanakan, mengatur dan menggerakkan karyawan dalam memberikan pelayanan
keperawatan sebaik-baiknya pada pasien melalui manajemen asuhan keperawatan. Agar
dapat memberikan pelayanan keperwatan sebaik-baiknya kepada pasien, diperluikan
suatu standar yang akan digunakan baik sebagai target maupun alat pengontrol pelayanan
tersebut (Anonim, 2011).
Dalam rangka meningkatkan keterampilan manajerial keperawatan selain
mendapatkan materi manajemen keperawatan juga melakukan praktek langsung di
lapangan. Mahasiswa Pendidikan Profesi Ners STIKES Ngudi Waluyo Ungaran
melakukan praktik stase manajemen keperawatan di Wisma Baladewa RSJ Prof. DR
Soerojo Magelang untuk mengaplikasikan manajemen keperawatan dengan arahan
pembimbing lapangan dan pembimbing akademik.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan selama satu bulan di Wisma
Baladewa mahasiswa mampu mengelola asuhan keperawatan dengan bimbingan
praktik klinik keperawatan di Wisma Baladewa dengan menggunakan keterampilan
i.
C. Manfaat
1. Institusi Rumah Sakit
Memberi masukan dalam proses pelayanan keperawatan yang terbaik bagi pasien
melalui manajemen keperawatan operasional dan manajemen asuhan keperawatan
profesional khususnya di Wisma Baladewa RSJ PROF. DR Soerojo Magelang
2. Mahasiswa
Mengaplikasikan dan meningkatkan ketrampilan dalam manajemen keperawatan
profesional
3. Perawat
Memberi masukan dalam menjalankan profesionalisme di lahan klinik guna untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan, antara lain ;
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim
kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga
c. Tercapainya kepuasan klien yang optimal
d. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan pelayanan keperawatan sehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang dilaksanakan
e. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Proses Manajemen
Follet yang dikutip oleh Wijayanti (2008) mengartikan manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Menurut Stoner yang dikutip oleh
Wijayanti, (2008) manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya manusia organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Gulick dalam Wijayanti (2008) mendefinisikan manajemen sebagai suatu bidang
ilmu pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan dan membuat
sistem ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan.
termasuk
kegiatan
askep pasien
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksankan
tugasnya
7. Meningktakan kolaborasi dengan anggota tim lain
b. Pengawasan :
1. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien
2. Melalui supervisi :
ditemukan.
3. Melakukan berbagai alternatif solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
A. Profil Rumah Sakit
Pada tahun
1916,
Scholtens
merencanakan
untuk
membangun
suatu
tahun untuk meyakinkan pemerintah Hindia Belanda bahwa ini layak sebagai rumah
sakit, akhirnya pada tahun 1923 diresmikan sebagai Rumah Sakit Jiwa. Rumah Sakit Jiwa
Magelang terletak 4 kilometer dari pusat kota Magelang, ditepi jalan raya yang
menghubungkan kota-kota : Yogyakarta, Semarang dan Purworejo, dikelilingi Gununggunung Merapi, Merbabu, Andong dan Telomoyo disebelah timur, Ungaran disebelah
utara, Sumbing serta Menoreh disebelah barat dan bukit Tidar (Pakunya pulau Jawa)
disebelah selatan.
Semula adalah Krankzinningengesticht Kramat. Setelah beberapa perubahan
sesuai dengan perkembangan waktu, baik sebelum dan sesudah kemerdekaan, namanya
kemudian menjadi Rumah Sakit Jiwa Magelang. Sepanjang berdirinya RSJ Magelang
cukup banyak mengalami masa-masa sulit dan kejadian yang pahit dan memprihatinkan,
diantaranya :
1. Pada tahun 1930, waktu Gunung Merapi meletus dengan hebatnya, maka beberapa
bangsal harus dikosongkan untuk menampung para korban letusan Merapi itu,
namun akibatnya banyak terjadi kerusakan pada bangunan dan peralatan, bahkan
2.
3.
4.
terjadi, Rumah Sakit Jiwa Magelang mengirimkan obat-obatan dan tenaga kesehatan.
Pada tahun 1946-1950 Rumah Sakit Jiwa Magelang masih diliputi suasana yang tak
menentu fungsi Rumah Sakit Jiwa tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya,
beberapa bangsal terutama bagian depan dalam tahun-tahun tersebut pernah
dipergunakan untuk asrama TKR, ALRI, tempat penampungan keluarga Kereta Api,
5.
tidak luput sebagai ajang pertempuran maupun kekacauan. Semua keadaan ini
menyebabkan kerusakan bangunan, hancurnya areal perkebunan (kopi, tebu),
hilangnya pakaian pasien, perlengkapan terapi kerja dan alat hiburan seperti wayang
6.
dan gamelan.
Pada masa Trikora dan Dwikora juga cukup terasa di Rumah Sakit Jiwa Magelang
akibat penghematan Anggaran Belanja. Sampai-sampai halaman disekitar bangsal
perlu ditanami ubi, kacang, dsb. Untuk tambahan bahan makanan juga sebagian
tanah (kebun kopi) diambil alih oleh pihak Hankam, sehingga mulai saat itu luas
7.
8.
didapatkan dari PAM Magelang tetapi sejak jaman Jepang tidak berjalan lagi.
Areal Rumah Sakit Jiwa Magelang pada tahun 1993 berkurang lagi dari 74.138 Ha
sekarang tinggal kurang lebih 40 Ha, hal ini disebabkan adanya kebijakan pemerintah
(dalam hal ini Departeman Kesehatan) untuk memberikan kesejahteraan kepada
pegawai. Areal tersebut dibangun dibangun perumahan yang diperuntukan bagi
9.
Jenderal
Bina
pelayanan
Medik
Departemen
Kesehatan
RI,
3)
6)
ada, tetapi tidak ditempelkan diruangan dan diletakkan ditempat yang tidak
strategis karena pernah jatuh.
Dari hasil wawancara dengan 2 perawat di ruang baladewa mengatakan
bahwa mereka tidak mengetahui visi misi untuk keperawatan karena diruangan
tidak ada visi misi yang ditempel jadi perawat tidak pernah membaca visi misi
keperawatan.
Dari hasil Observasi di dapatkan hasil bahwa di wisma baladewa tidak ada
visi misi keperawatan yang tertempel di dinding ruangan yang dapat dibaca
dengan mudah oleh semua orang yang melewatinya.
4)
b. Filosofi Organisasi
1) Filosofi Keperawatan
Berkomitmen untuk bekerja secara cerdas, kompeten, bekerjasama dalam
tim dan mengutamakan kepentingan bersama dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan untuk memberikan pelayanan keperawatan yang memuaskan
pelanggan.
2) Filosofi wisam baladewa
Manusia mempunyai kemampuan yang bisa dikembangkan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang mengatakan bahwa makna dari
filosofi Manusia mempunyai kemampuan yang bisa dikembangkan yaitu bahwa
semua manusia memiliki kemampuan yang mampu dikembangkan dan bermanfaat
bagi orang lain dan dirinya sendiri. Begitun pasien jiwa yang di rawat di ruang
baladewa, semua pasien memiliki kemampuan baik kognitif, afektif dan
psikomotor yang mampu dikembangkan dan dalam filosofi tersebut berfokus pada
pasien.
d. Peraturan Organisasi
1) Peraturan rumah sakit
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatka hasil bahwa, Kepala
ruang mengatakan peraturan rumah sakit seperti peraturan untuk pengunjung dan
staff sudah ada tetapi tidak dipasang diruangan. Untuk peraturan ruangan sama
dengan peraturan rumah sakit. Untuk peraturan bertukar jam dinas diruangan
diizinkan asalkan untuk pertukarannya kedua belah pihak saling sepakat dan setuju
untuk bertukar jam dinas. Untuk peraturan berseragam biasanya dari rumah sakit
mengedarkan surat edaran tentang penjadwalan seragam. Untuk peraturan hak dan
kewajiban pasien sudah terpasang didinding ruangan.
Dari hasil observasi di dapatkan bahwa peraturan rumah sakit dan peraturan
untuk pengunjung sudah ada. Untuk peraturan seperti jadwal jam dinas pagi yaitu
jam 07.00-14.00 WIB, dinas siang dari jam 14.00-21.00 WIB, dan untuk yang
dinas malam dari jam 21.00-07.00 WIB. Sedangkan untuk jam dinas kepala ruang
yaitu dari jam 07.00-16.00 WIB dan hari dinas kepala ruang dari hari senin sampai
jumat, sedangkan untuk kepala tim yaitu hari senin sampai sabtu. Untuk peraturan
penukaran jam dinas sesama perawat boleh dilakukan dengan catatan kedua belah
pihak setuju dan sepakat untuk bertukar jam dinas. Untuk peraturan pemakaian
seragam tidak ada masalah, dan semua perawat selalu memakai seragam sesuai
dengan yang dijadwalkan oleh rumah sakit dan tidak ada perawat yang salah untuk
pemakaian seragam. Selain itu untuk pelaksanaan peraturan tidak ada kendala
tetapi terkadang perawat lupa membawa ID card, namun sekarang ID cardnya di
tinggal di ruangan sehingga setiap hari pasti perawat selalu memakai ID card.
2) Peraturan yang terkait dengan keperawatan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang didapatkan hasil bahwa peraturan
yang terkait dengan keperawatan seperti untuk asuhan keperawatan pada pasien
harus sesuai dengan SOP dan PPK yang ada dan harus dijalankan sesuai dengan
SOP dan PPK tersebut.
Dari hasil observasi didapatkan bahwa terdapat buku SOP dan PPK secara
tertulis telah tersedia di ruangan dan perawat melakukan asuhan keperawatan
sesuai dengan SOP dan PPK. Salah satu tindakan menurut SOP yaitu pelaksanaan
TAK yang sudah sesuai dengan langkah-langkah yang tertera di SOP yang ada.
e. Perencanaan strategi organisasi
hasil
observasi
di
dapatkan
hasil
bahwa
untuk
hasil
bahwa
terdapat
Rencana Harian
o Kepala Ruang
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang wisma Baladewa
didapatkan bahwa ada rencana harian dan selalu dibuat setiap hari.
Pembuatan rencana harian kepala ruang di sesuaikan dengan uraian
tugas dan tanggung jawab sebagai kepala ruang. Selama pembuatan
rencana
harian
kepala
ruang
tidak
memiliki
kendala.Untuk
katim
tidak
ada,
sehingga
perawat
pelaksana
tidak
terlalu
disediakan dari rumah sakit sesuai kebutuhan ruangan yang telah diajukan.
Selain itu kendalanya barang-barang yang di berikan ke ruangan tidak sesuai
yang di ajukan ke rumah sakit. Contohnya, ruangan menganggarkan sabun
untuk pasien 5 tetapi yang diberikan hanya 3 saja.
Berdasarkan hasil observasi untuk kebutuhan barang sudah ada
pendokumentasiannya di buku inventaris ruangan Baladewa.
3) Keterlibatan perawat dalam rencana kegiatan ruangan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang, ketua tim dan perawat
pelaksana didapatkan hasil bahwa untuk masing-masing perawat sudah
melakukan kegiatan seperti operan. Setiap perawat dalam 1 sift sudah melakukan
interaksi pada pasien dan mendampingi visite dokter. Untuk kegiatan TAK sudah
terjadwal setiap harinya dan sudah ada penjadwalan juga untuk perawat yang
memimpin TAK. Untuk kegiatan TAK didapatkan data bahwa dalam pelaksanaan
TAK sudah sesuai dengan prosedur SOP yang ada. Dan setelah TAK perawat
selalu mendokumentasikan hasil TAK.
Dari hasil observasi bahwa pelaksanaan operan selalu dilakukan setiap
pergantian sift, dan untuk penjadwalan TAK dan yang memimpin TAK sudah
terjadwal dan terpapar di ruangan.
DIREKTUR
UTAMA
Direktorat Medik
dan Keperawatan
Bidang Medik
Seksi Pelayanan
Medik
Bidang
Keperawatan
Direktorat Sumber
Daya Manusia dan
Pendidikan
Bagian Sumber
Daya Manusia
Bagian
Pendidikan dan
Penelitian
Direktorat
Keuangan dan
Administrasi
Umum
Bagian
Keuangan
Bagian
Administrasi
Umum
Seksi Pelayanan
Penunjang Medik
Seksi Pelayanan
Keperawatan Rawat
Jalan
Seksi Pelayanan
Keperawatan Rawat
Inap
Sub Bagian
Administrasi
Kepegawaian
Sub Bagian
Pengembangan
SDM
Sub Bagian
Diklit Tenaga
Medis
Sub Bagian
Program dan
Anggaran
Sub Bagian
Diklit Tenaga
Keperawatan
dan Non Medis
Sub Bagian
Perbendaharaan
dan Akutansi
Sub Bagian
Mobilissi
Dana
KEPALA RUANG
Suyono S.Kep.,Ns
(NIP. 197111111992031002)
KATIM I
Winardi, S.ST
(197510121994031001)
KATIM II
Lilik Assasul, AMK
(196504131986022002)
PP TIM I
Muhammad Djunaedi AMK
(196808301990031002)
Dedy Hartanto AMK
(200705100511985)
Ryan Bima SP AMK
(NIK. 20100212161986)
Puji Harjo AMK
(NIK. 20120513081985)
PP TIM II
Edhi Prasetyo, S.ST
(NIP. 19820118200701104)
Ahmad Munawi, AMK
(200705100031982)
Ardhian Guslitama, AMK
(20110812581989)
Risza Agung P, AMK
(NIK. 20110812631987)
Tajudin Nursidik, AMK
(20110812661988)
c. Uraian Tugas
Dari hasil pengkajian menggunakan metode wawancara dengan Kepala
Ruang didapatkan hasil bahwa ada beberapa tugas dari masing masing tetapi
tidak terpasang di ruangan, hanya didalam map disimpan di meja buku
perawat.
Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa uraian tugas kepala ruang,
ketua tim dan perawat pelaksana suddah ada.
1) Uraian Tugas Kepala ruang
(1) Mengembangkan dan menetapkan visi, misi, dan filosofi yang mengacu
pada visi dan misi rumah sakit dan melakukan evaluasi pencapaiannya
setiap tahun dan mendokumentasikan.
(2) Membuat struktur organisasi di ruangan
yang
di
kelola
dan
mendokumentasikannya
(3) Membuat rencana tahunan sesuai kondisi ruangan yang dikelola dan
mendokumentasikannya
(4) Membuat jadwal dinas bulanan dan mendokumentasikannya
(5) Membuat jadwal harian dan bulanan dan mendokumentasikannya
(6) Membuat jadwal terapi aktivitas kelompok dalam satu bulan dan
mendokumentasikannya
(7) Memimpin operan pagi dan siang dan mendokumentasikannya
(8) Mendampingi pelaksanaan pre dan post conferen yang dilakukan oleh
ketua timdan perawat pelaksana dan mendokumentasikannya
(9) Menciptakan iklim motivasi yang mendukung pemberian asuhan
keperawatan secara optimal dan mendokumentasikannya.
(10) Melakukan kegiatan pendelegasian tugas jika berhalangan melaksanakan
tugas pokok dan mendokumentasikannya
(11) Melakukan supervise keperawatan pada ketua tim dan perawat pelaksana
dan mendokumentasikannya
(12) Melakukan evaluasi indicator
mutu
umum
setiap
akhir
bulan,
alat
tulis
kantor
dan
sarana
prasarana)
dan
mendokumentasikannya
(25) Melakukan pemantauan kondisi sarana prasarana yang ada diruangan dan
mendokumentasikannya
(26) Mengikiti rapat koordinasi bidang keperawatan, membuat notulen dan
menyampaikan informasi yang perlu disampaiakan
(27) Melakukan survey kepatuhan staff perawat terhadap pelaksanaan pedoman
praktik klinik dan mendokumentasikannya.
(28) Mengikuti seminar/pelatihan atau in house training yang diselenggarakan
rumah sakit/ bidang keperawatan dan mendokumentasikannya
(29) Melakukan survey perilaku caring perawat terhadap klien dan keluarga dan
mendokumentasikannya
(30) Melakukan pemantauan
dan
evaluasi
keselamatan
pasien
dan
mendokumentasikannya
(31) Melakukan terapi aktivitas kelompok dan pendidikan kesehatan keluarga
sesuai jadwal yang telah dibuat dan mendokumentasikannya
(32) Memberikan asuhan keperawatan (pengkajian, perumusan diagnosis,
rencana,implementasi dan evaluasi) dan mendokumentasikannya dalam
catatan prkembangan terintgrasi
(33) Membuat laporan tahunan
ruang
Baladewa
Kepala
ruang
belum
menjadwalkan
dan
pasien
Memimpin pre confren dan mendokumentasikannya
Memimpin post conferen dan mendokumentasikannya
Menciptakan iklim motivasi di timnya dan mendokumentasikannya
Melaksanakan terapi aktivitas kelompok dan pendidikan kesehatan kepada
keperawatan,
implementasi,
dan
evaluasi)
dan
2) Mengikuti operan yang diselenggarakan oleh kepala ruang dan perawat sift
jaga
3) Mengikuti pre dan post conferen yang diselenggarakan ketua timnya
4) Mengikuti rapat keperawatan yang diselenggarakan kepala ruang
5) Mengikuti diskusi reflektif kasus (DRK) yang diselenggarakan oleh kepala
ruang dan ketua tim
6) Membuat pendelegasian dengan perawat pelaksana yang ada di timnya jika
berhalangan hadir dan mendokumentasikannya
7) Melaksanakan terapi aktivitas kelompok dan pendidikan kesehatan
keluarga sesuai jadwal yang telah di buat dan mendokumentasikannya
8) Memberikan asuhan keperarawatan (pengkajian, perumusan diagnosis,
rencana
keperawatan,
implementasi,
dan
evaluasi)
dan
pada perawat maka dapat diklasifikasikan delam 4 kelompok yaitu : self care,
partial care, total care, dan intensive care. Menurut Minetti Huchinson (1994)
kebutuhan perawatan langsung setiap pasien adalah 4 jam perhari sedangkan
untuk :
a. Self care dibutuhkan x 4jam = 2 jam
b. Partial care dibutuhkan x 4 jam = 3 jam
c. Total care dibutuhkan 1-1 x 4 jam = 4-6 jam
d. Intensive care dibutuhkan 2 x 4 jam = 8 jam
Cara penghitungan
Menentukan terlebuh dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien
perhari, yaitu :
1. Keperawatan mandiri 6 orang klien : 6 x 2jam = 12 jam
2. Keperawatan parsial 0 orang klien : 0 x 3 jam = 0 jam
3. Keperawatan parsial 0 orang
0 x 6 jam = 0 jam
Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan
perhari yaitu :
Rata-rata klien/hari x rata-rata jam perawatan /hari
Jumlah jam kerja/hari
6 orang x 4,5 jam = 3,8 (4 orang)
7jam
2. Uraian setiap kategori
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan data bahwa
kategori pasien di wisma Baladewa adalah 100% pasien dengan criteria self
care, yang dimana pasien itu tidak ketergantungan melakukan kegiatan sesuatu
terhadap orang lain.
e. Kuantitas Dan Kualitas Pendokumentasian Proses Keperawatan
Dari hasil pengkajian dengan menggunakan metode wawancara kepada
Kepala Ruang didapatkan hasil bahwa di ruangan ini sudah ada format
pendokumentasian proses keperawatan mulai dari format pengkajian, format
perumusan diagnose keperawatan, format perencanaan, format implementasi
keperawatan, dan evaluasi keperawatan.
Dari hasil observasi dari 6 status pasien terdapat format pendokumentasian
proses keperawatan mulai dari format pengkajian, format perumusan diagnose
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang dalam pembuatan jadwal dinas
tidak hanya ada pembagian sari pershif melainkan juga mempunya prosedur
tersendiri yaitu :
Tahap persiapan :
1) Menyiapkan blangko daftar dinas perawat yang masih kosong sebanyak 2
buah
2) Menyiapkan buku permintaan dinas/libur
3) Menyiapkan alat tulis spidol warna merah dan bulpoint
Tahap pelaksanaan :
1) Bersama ketua tim membuat mulai membuat daftar dinas perawat selama satu
bulan berdasarkan permintaan libur cuti dan dinas perawat
2) Menyesuaikan dengan jumlah pasien yang dirawat serta karakteristik pasien
3) Membuat daftar dinas perawat dengan perbandingan pagi>sore>malam, jika
tidak memungkinkan dilakukan seperti diatas, maka dapat dimodifikasi sesuai
dengan jumlah perawat yang ada diruangan.
4) Sebelum menuliskan draf daftar dinas perawat memberikan blok warna merah
pada tanggal dimana bertepatan pada hari minggu atau hari besar.
5) Menyalin draf daftar dinas pada blangko daftar dinas tersebut diatas
6) Memeriksa sekali lagi daftar perawat yang jaga setiap hari dan memastikan
perawat yang jaga sore tidak berasal dari tim yang sama
7) Menandatangani daftar dinas perawat kemudian kepala ruangan meminta
tanda tangan ke seksi keperawatan dan bidang keperawatan.
8) Memfotokopi daftar dinas dan dijadikan arsip bangsal
9) Menyimpan daftar dinas perawat yang asli dkitempatrkan di daerah yang
strategis sehingga mudah dibaca.
a) Penanggung jawab penugasan
Dari hasil pengkajian menggunakan metode wawancara dengan Kepala
Ruang didapatkan hasil bahwa penanggung jawab untuk pembuatan jadwal
dinas diruangan ini adalah kepala ruang. Kepala ruang bekerja sama dengan
ketua tim saat membuat jadwal Tidak ada kendalanya dalam pembuatan
jadwal dinas karena sudah direncanakan dipertengahan bulan sebelumnya.
Untuk penanggung jawab sift ditentikan oleh ketua tim dan dipilih yang
dianggap berkompeten serta yang memiliki latar belakang pendidikan lebih
tinggi dibandingkan perawat lainnya.
b) Mempertimbangkan distribusi tenaga berdasarkan pengalaman dan latar
belakang pendidikan.
mulai dari dari peraturan rumah sakit, tugas pokok, lingkungan, pegawai
ruangan, pendokumentasian (pengkajian sampai evaluasi), komunikasi
terapeutik, dan manageman organisasi (asuhan dan pelayanan). Orientasi
diruangan kurang lenih satu minggu per ruangan. Dalam orientasi ruangan
tidak ada kendala dan berjalan dengan baik, ada pendokumentasian untuk
orientasi ruangan.
3) Program pengembangan staf
Dari hasil pengkajian menggunakan metode wawancara dengan Kepala
Ruang didapatkan hasil bahwa setiap tahunnya ada kurang lebih 2 perawat
yang mengikuti pelatihan di dalam rumah sakit maupun diluar rumah sakit.
4) Pengembangan karir
Dari hasil pengkajian menggunakan metode wawancara dengan Kepala
Ruang didapatkan hasil bahwa kalau ada perawat di ruangan yang akan
mengembangkan karir atau ijin belajar di institusi harus mengajukan ijin ke
4) Case Konferen
Berdasarkan hasil dari pengkajian melalui wawancara dengan kepala
ruang didapatkan hasil bahwa Case Konferen dilakukan 1 bulan sekali dan
jika terjadi KLB pada pasien. Proses pelaksanaan case conferen yaitu adanya
temuan kasus oleh perawat pelaksana, selanjutnya saat pre dan post konferen
dan dibicarakan bersama katim, dkemudian dilakukan rapat bangsal. Rapat
bangsal dilakukan 1 bulan terakhir. Dan dokumentasi hasil case conferen
digabung dengan rapat bangsal.
5) Pre & post conferent
Berdasarkan wawancara dengan perawat pelaksana didapatkan hasil
bahwa pre&post konferen tiga bulan terakhir tidak dilaksanakan, pre&post
konferen di ruang baladewa hanya membagi pasien untuk setiap tim dan di
bagi oleh ketua tim. Dari hasil wawancara dengan KATIM didapatkan hasil
bahwa tidak dilakukannya pre&post konferen karena kurangnya jumlah
perawat pelaksana didalam tim masing-masing karena perubahan jadwal sift
yang disebabkan adanya perawat yang ijin karena sakit. KATIM mengatakan
memahami cara pelaksanaan pre&post konferen. Di ruang baladewa terdapat
form pendokumentasian untuk pre post konferen, pendokumentasien tersebut
berupa alokasi pasien.
KATIM mengatakan bahwa sudah dilakukan evaluasi oleh KARU terkait
dengan pelaksanaan pre&post konferen, evaluasi dilakukan satu minggu
sekali.
Dari hasil observasi didapatkan hasil bahwa pada tgl 27 Juni-2 Juli
didapatkan hasil bahwa setelah operan sift tidak dilakukan pre&post konferen
karena kurangnya jumlah perawat pelaksana didalam tim masing-masing
yaitu perawat yang dinas hanya 3 orang yaitu KARU, 1 KATIM dan 1 PP
serta tidak ada dokumentasi pre&post konferent. Predokumentasian pre&post
konferen oleh KATIM terakhir dilakukan pada bulan Mei 2016.
6) Operan
Berdasarkan hasil wawancara dengan KATIM didapatkan hasil bahwa
setiap harinya dilakukan operan oleh semua perawat baik itu KARU, KATIM,
dan perawat pelaksana. Operan pagi dilakukan pada jam 07.30 dan siang pada
jam 14.00 serta malam pada jam 21.00.
Bulan
Pasien skabies
April
Mei
Juni
X 100 %
Jumlah TT hari per satuan waktu
Jumlah
pasien
Bulan
Jumlah
tempat tidur
Persentase
April
12
12
53,3%
Mei
10
12
131,7%
Juni
12
103%
Bulan
Persentase
April
5,5%
Mei
27,4%
Juni
18,5%
Bulan
Persentase
April
84,5%
Mei
24,8%
Juni
7,14%
Nilai
75-80%
1-10 hari
1-3 hari
5.45ari
3) Kegiatan mutu
a. Survey Kepuasan
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang wisma baladewa sudah
ada intrument tentang survey kepuasan pasien terhadap perawat, Survey
Salah obat
Pasien lari
Lama fiksasi
2 jam
d. Audit keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian melalui wawancara dengan KARU
didapatkan hasil bahwa audit keperawatan dilakukan saat pasien pulang
dan yang melakukan audit keperawatan adalah KARU sendiri. Hasil dari
audit keperawatan yaitu untuk dokumentasi dan pelaporan sebagai
pencapaian bangsal untuk mengetahui apakah sudah lengkap atau belum.
Kendala dalam melakukan audit keperawatan yaitu ada yang tidak komplit
seperti resum keperawatan belum diisi dan resum medik belum ada.
Resum medik tidak ada akibat seringnya dokter tidak mengisi tentang
resum medic pasien dan seringnya perawat penanggung jawab pasien
tidak melengkapi resum keperawatan pasien sehingga membuat waktu
audit semakin lama, seharusnya audit harus dikumpulkan maksimal 24jam
setelah pasien pulang. Audit yang dilakukan oleh KARU lebih ke Audit
dokumentasi Keperawatan. Kepala ruang mengaudit tentang kelengkapan
identitas, riwayat masuk, keluhan sampai dengan kelengpakan tentang
perkembangan pasien.
b. Pelaksanaan Standar dan Ketersediaan (SAK/SOP)
Hasil dari wawancara dengan kepala ruang dan katim di dapatkan hasil
asuhan keperawatan di wisma Baladewa sesuai dengan SPO yang telah di
tetapkan oleh RS, dan setiap tindakan keperawatan, TAK, dll sesuai dengan SPO
yang telah ada di ruangan. Di ruangan tidak tersedia SAK namun diganti dengan
PPK. Di ruangan di dapatkan SPO tentang:
1) SPO Assesmen pasien
2) SPO pendidikan pasien dan keluarga (PKK)
BAB IV
SIKLUS PEMECAHAN MASALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. Analisa SWOT
Aspek yang dikaji
1. Pembuatan rencana harian
di Wisma Baladewa
Strength
(Kekuatan)
a. Sudah
ada
rencana harian
b. Terdapat
pembuatan
Weakness
(Kelemahan)
form a. Kemauan perawat
dalam
SOP
rencana
harian
rencana
membuat
harian
Opportunity
Threat (Ancaman)
(Peluang)
Perawat
memiliki Kurang terstrukturnya
panduan
harian
kurang
b. Tidak ada motivasi
dalam
membuat
rencana harian
c. Tidak ada supevisi
dalam
2. Pelaksanaan
Diskusi Sudah
membuat
rencana harian
dilaksanakannya a. Belum
ada Diskusi refleksi kasus Mengurangi motivasi
(DRK)
diskusi
Baladewa
di
Ruang
refleksi dijadwalkan
dan pemberian
kasus (DRK).
dilaksanakan
agar keperawatan.
b. Diskusi
refleksi
mengembangkan
kasus
(DRK)
profesionalitas
dilaksanakan
perawat
dalam
asuhan
asuhan
bulanan keperawatan.
ada
pendokumentasian
diskusi
3. Sistem supervisi ruangan Di
di Wisma Baladewa.
Wisma
sudah
Baladewa
dibuat
jadwal
kasus (DRK).
c. Pelaksanaan sistem
supervisi
sesuai
refleksi
a. Supervisi
belum
sangat
dengan
apabila
akan
efektif
ketidaksesuaian
dibuat.
d. Tidak adanya form
yaitu seminggu 3x
pelaksanaan
pelaksanaan
untuk
supervisi
untuk
Daladewa.
dapatkan
sudah
di a. Belum
instrument
akan
mengakibatkan
supervisi penkes.
Diruang
supervisi
dilakukan
supervisi
instrument
supervisi.
b. Jadwal supervisi
yang tidak sesuai
akan
mengakibatkan
ketidakefektifan
waktu
supervisi
pelaksanaan
untuk
supervisi penkes.
supervisi.
ada Sikap terbuka dari Perawat
survey karu,
katim
dan mengetahui
dalam
tidak
kualitas
kepuasan
tenaga perawata
kesehatan
lain untuk
terhadap
ruang
perawat,
dan
pelaksana pelayanan
ruangan
Dan
pernah
belum
dilakukan
dilakukan ke beberapa
survey
kepuasan
pasien.
di
yang
tersebut.
b. Tidak
dilakukan
pendokumentasian
hasil
survey
kepuasan
di
ruangan.
c. Belum dilakukan
survey
kepuasan
sesuai SPO.
5. Pre & post konferen
a. Ada
motivasi
Kurangnya
pemahaman
perawat
pre&post konferen
B. Identifikasi Masalah dan Analisa Data
No
1. Pembuatan rencana harian di
Wisma Baladewa
Data Fokus
Masalah
Wawancara :
Kurang optimalnya
a. Dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana
rencana harian
bahwa perawat pelaksana selalu membuat
rencana harian, tetapi ada juga yang tidak
membuat rencana harian karena ada pekerjaan
lain sehingga saat awal sift seperti operan,
sehingga perawat merapel rencana hariannya
b.
bahwa
Untuk
pengontrolan
pembuatan
Wawancara :
a. Dari hasil pengkajian menggunakan metode
wawancara kepada Kepala Ruang didapatkan
hasil bahwa Kepala ruang belum menjadwalkan
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) di Wisma
b.
Baladewa.
DRK biasanya dilaksanakan ikut didalam rapat
rutin bulanan di Wisma Baladewa, dikarenakan
apabila memisah waktu antara DRK dan rapat
rutin bulanan ruangan akan susah memilih atau
c.
kepuasan
tenaga
c. Dari hasil wawancara dengan perawat pelaksana Kurang optimalnya pelaksanaan pre
pre&post konferen 3 bulan terakhir tidak dan post conference
dilaksanakan.
d. Dari hasil wawancara
dengan
KATIM
Masalah
P
1.
2.
Jumlah
T
Pc
Kasus
(DRK)
di
84
14x3x3
126
18x3x3
162
11x2x3
66
14x2x2
56
Baladewa.
Kurang optimalnya pelaksanaan sistem 3
4.
lxTxR
14x2x3
Wisma 2
Prioritas
3.
5.
Prioritas Masalah
Importancy
S
RI PC DU
post conference
Keterangan :
1. Importancy (I) atau pentingnya masalah
Prevalency (P)
: Masalah lebih banyak serius
Severity (S)
: Akibat yang ditimbulkan apabila tidak ditangani
Rate of increase (RI)
: Angka kenaikan
Public concern (PC)
: Perhatian masyarakat
Degree of unmeetneeds (DU)
: Tingkat keinginan yang tidak terpenuhi
Politic climate (Pc)
: Political climate
2. Technology (T)
3. Resource (R)
Catatan :
1. Tulis masalah yang akan diprioritaskan
2. Nilai yang diberikan 1 s/d 4 (1 nilai terkecil dan 4 nilai yang terbesar)
3. Jumlah nilai tertinggi adalah yang prioritas untuk diintervensikan
Kriteria linkert
1 : Sangat tidak penting
2 : Tidak penting
3 : Penting
4 : Sangat penting
harian
di
Wisma
pentingnya
kembali
pelaksanaan
pendokumentasian
monitoring
evaluasi
perawat.
rencana
tentang
dan
harian
pembuatan
rencana
harian
pelaksana
a. Kurangnya
pemahaman
perawat
pendokumentasian
Kasus
(DRK)
Diskusi
kepada
Diskusi
Refleksi
Kasus
(DRK)
c. Memotivasi agar mengisi lembar
dokumentasi setelah melaksanakan
supervisi
Baladewa.
di
Wisma
supervisi penkes.
b. Supervisi idential tidak sesuai dengan
jadwal
supervisi
yang
4. Belum
dilakukan
survey
a.
Belum
ada
instrument
tenaga
kesehatan
survey
lain
kepuasan
Baladewa.
kepuasan
tenaga
kesehatan
lain
sosialisasi
tentang
lain
terhadap
perawat
a. Kurangnya
jumlah
perawat
Baladewa.
karena a. Bersama karu membuat jadwal sift
kembali
tentang
Diagram Fishbond
Penyebab :
1. Kurang optimalnya pembuatan rencana harian di Wisma Baladewa
Man :
a. Kurangnya motivasi perawat pelaksanaan
dalam membuat rencana harian.
b. Kurangnya pemahaman perawat dalam
pentingnya pembuatan rencana harian
Kurang optimalnya
pembuatan rencana
harian di Wisma
Baladewa.
Metode :
Kurangnya monitoring evaluasi
pembuatan
perawat
rencana
harian
2.
Man
Kurangnya pemahaman
perawat tentang Diskusi
Refleksi Kasus (DRK)
Metode
Belum adanya penjadwalan
Diskusi Refleksi Kasus
(DRK)
di
Ruang
Baladewa.
Kurang optimalnya
pelaksanaan
Diskusi Refleksi
Kasus (DRK) di
Wisma Baladewa.
Material
Belum
adanya
pendokumentasian
Diskusi Refleksi Kasus
(DRK)
di
Ruang
Baladewa.
3.
Man :
Perawat jaga yang
tidak sesuai dengan
jadwal supervisi.
Material :
Tidak adanya form
supervisi
untuk
penkes.
Kurang optimalnya
pelaksanaan sistem
supervisi di Wisma
Baladewa.
Metode :
Pelaksanaan supervisi
yang kurang sesuai
dengan
jadwal
supervisi.
4.
Tidak tersedianya survey kepuasan tenaga kesehatan lain terhadap perawat di ruang wisma Baladewa.
Material:
Instrumen survey kepuasan
tenaga kes lain terhadap
perawat belum ada
Tidak tersedianya
survey kepuasan
tenaga kesehatan
lain terhadap
perawat di ruang
wisma Baladewa.
5.
Kurang optimalnya
pelaksanaan pre &
post konferen
optimalnya
pembuatan
Rencana Tindakan
Metode
Sasaran
Waktu
Tempat
Kamis , Wisma
21 Juli Baladewa
Pelaksana
Khomsiatun
rencana
harian
Wisma
Baladewa
di
rencana harian
b. Sosialisasikan
kembali tentang
pentingnya
pelaksanaan dan
pendokumentasi
an
rencana
harian perawat.
c. Simulasi
pembuatan
rencana harian
d. Melaksanakan
rencana
harian
dan
mendokumentasi
kan rencana
e. Bersama Karu /
katim
melakukan
monitoring
kepada perawat
pelaksana
tentang
pembuatan
demonstrasi
2016
Dan
Jumat,
22 Juli
2016
rencana
pada
2. Kurang
optimalnya
pelaksanaan
Diskusi Refleksi
Kasus (DRK) di
Wisma
Baladewa.
harian
perawat
pelaksana
a. Sharing konsep Diskusi dan Perawat
tentang Diskusi Tanya jawab
Refleksi Kasus
(DRK)
21-25
Wisma
Juli 2016 Baladewa
Uvia
H
Hayin
b. Kolaborasi
dengan
kepala
ruang
dalam
penyusunan
jadwal Diskusi
Refleksi Kasus
(DRK)
c. Kolaborasi
dengan
kepala
ruang
tentang
pengisian
dokumentasi
Diskusi Refleksi
Kasus (DRK)
3. Kurang
optimalnya
pelaksanaan
sistem
supervisi
di
Wisma
a. Membuat
sift
1. Instrument
supervisi
21 Juli Wisma
Baladewa
untuk 2016
penkes
2. Panduan
pembuatan jadwal
Widyawati
Baladewa.
b. Membuat form
yang sesuai
3. SOP pelaksanaan
supervisi untuk
kegiatan supervisi
4. Alat tulis
5. Daftar hadir
penkes.
c. Sharing tentang
pendokumentasi
an
supervisi
sesuai
standar
SOP.
a. Mendiskusikan
4. Belum
dilakukan
dengan
kepala
survey
ruang
dalam
kepuasan
penyusunan
tenaga
instrumrn
kesehatan lain
survey kepuasan
terhadap
tenaga
perawat
ruang
di
wisma
Baladewa.
kesehatan
Diskusi
Kepala
ruang
Desy
Lini
Wagiarti
b. Materi
c. Alat tulis / laptop
lain
terhadap
perawat
sesuai
SPO.
b. Melakukan
pengadaan
kuesioner
survey kepuasan
Diskusi
Kepala
ruang
a. Dana
b. Laptop
Kamis
Wisma
21 juli baladewa
2016
Desy
Lini
Wagiarti
tenaga
kesehatan
lain
terhadap
perawat
di
wisma
Baladewa.
c. Melakukan
Demonstrasi
sosialisasi
Katim dan
perawat
pelaksana
tentang
instrument
Wisma
baladewa
Desy
Lini
Wagiarti
20 juli Wisma
2016
baladewa
Ana purnama
sari
a. Instrumentsurvey Jumat
kepuasan tenaga 22 juli
kesehatan
lain 2016
terhadap perawat.
survey kepuasan
tenaga
kesehatan
lain
terhadap
perawat kepada
semua perawat
di
d. Kurang
optimalnya
pelaksanaan
pre dan post
conference.
wisma
Baladewa.
a. Bersama karu Sharing dan Kepala
ruang
membuat jadwal diskusi
sift yang sesuai
dengan
jumlah
perawat
yang
1. Panduan
pembuatan
jadwal
2. Alat tulis
ada.
b. Sosialisasi
kembali tentang
pentingnya
pelaksanaan pre
dan
konferen
post