Anda di halaman 1dari 9

Sejarah

Nama desa : jere (artinya; rata)


Meski jere berarti rata, kondisi tanah yang dari awal miring mengakibatkan
tanah dibuat bertingkat.
Pendiri desa : soba nauk (kepala kampung)
Tahun didirikan : - (sebelum pem bngunan kapela st. ./ sebelum tahun
1919)
7 suku ;
- kemo (suku paling tua)
- Kutu
Turu
- Poso
- fugu
Terdapat hubungan
darah antar suku

kesukuan ditandai dengan 1 ngadhu (rumah pria), 1 bhaga (rumah


perempuan), dan 1 sao (rumah tinggal)

Gambar:

Gambar:

fungsi:
sao: tempat tinggal
baga: tempat penyembahan leluhur & taruh sesajian

Gambar:

ngadhu : tempat sembelih hewan untuk ritual (didepannya ditancapkan batu


tegak;..untuk mengikat hewan)
Gambar:

perletakan dalam desa dan sukunya masing2:

Gambar:

SISTEM KEPERCAYAAN

Agama resmi : Kristen katolik (ditandai dengan didirikannya gereja katolik &
sekolah )

Sistem kemasyarakatan
Rata-rata penduduk ialah rakyat jelata, sehingga tidak diterapkan strata
sosial /kasta dalam masyarakat.
Masing2 kepala suku mengkoordinir suku masing2
Struktur organisasi dalam suku:
Kepala suku

Tela one woe

Kepala soma
(dituakan) (dalam)

Anggota masyarakat

(suku)

Tugas2: mengatur urusan2 dalam


sebuah suku
Tela one sao

(dituakan) (dalam)

(rumah)

Tugas2: mengatur urusan2 dalam


sebuah rumah

Menganut system matrilineal, dengan pembagian tugas :


Perempuan: menjaga ,mengatur setiap urusan dalam rumah
Laki-laki: mempertimbangkan dan mengambil keputusan terkait
urusan dalam rumah

Bahasa

Bahasa asli: bahasa bajawa

Sistem pengetahuan
Letak bangunan
Posisi sao, baga, dan ngadhu pada terasering:

SAO

NGA
DH
U

NGA
DH
U

SAO

SAO

SAO
BA
GA

BAG
A

Posisi sao, baga dan ngadhu tiap suku tidak dibuat sejajar (random
satu sama lain)
Posisi sao diposisikan berhadapan dengan maksud menggambarkan
kekerabatan masyarakat dalam desa, sekalipun dalam suku yg
berbeda.
Baga (rumah perempuan) dan ngadhu (rumah pria) dibuat
berhadapan menggambarkan pria dan wanita (saling berdampingan)
ngadhu diposisikan pada terasering yg lebih tinggi menggambarkan
posisi pria yang berperan memimpin
halaman depan sao kosong dipersiapkan untuk acara adat atau riual
tertentu

cara membangun rumah

masyarakat desa menjunjung kekerabatan dalam bermasyarakat, gotong


royong diterapkan demi terselesaikannya suatu pekrrjaan demikian halnya
ketika membanguna rumah,
bahan bangunan yg digunakan ialah kayu (mangga & kelapa dan ,
bahan bangunan untuk konstruksi rumah diangkut menggunakan tali (leke),
tali diikatkan pada potongan kayu untuk kemudian ditarik menggunakan
tangan
luasan dan tinggi rumah dihitung menggunakan teknik.
Tahapan dalam bangun rumah:
1. Peka leke ; tiang rumah ditanam dalam tanah (gambar)
2. Sea tenga ; perletakan bentangan balok untuk dudukan
rumah(gambar)
3. Tala ledha; (gambar)
4. Weka naja ; (gambar)
5. Kose wishu; perletakan 4 tiang utama(gambar)
6. Tawu; pemasangan pahatan
7. Kose tudhi: nok(gambar)
Sistem pengukuran
System satuan ukur yang dipakai dalam membuat rumah adalah depa, yakni
pengukuran dengan cara merentangkan kedua tangan, bukan tangan semua orang
tetapi tangan sang wanita pemilik rumah.
Bangunan

Ngadhu (rumah pria)

Gambar:

Fungsi:
sebagai symbol persatuan dalam suku
tempat sembelih hewan untuk ritual (didepannya ditancapkan
batu tegak (batulanu )Hewan diikat pada batu kemudian ditarik
menuju ngadhu)
keunikan:
pada ngadhu diikatkan kelapa. Kelapa ini diikat setelah selesai
pengerjaan ngadhu (mennadakan ngadhu selesai dibuat)
air & daging buah kelap diminum oleh yg mengerjakan, sisanya
diikat pada ngadhu
terdapat ukiran berupa;
- wajah; melambangkan manusia

-.
Bagian dasar ngadhu diletakan batuan ceper, dengan tujuan
meletaka hewan sembelihan
Baga

Gambar:

Fungsi:
tempat penyembahan leluhur & menaruh sesajian
keunikan:
bagian dasar baga diletakan batuan ceper seperti ngadhu namun
batuan ini dimaksud untuk tempat persembahan/taruh sesaji

Sao

SISTEM MATA PENCAHARIAN


Mata pencaharian masyarakat Jere adalah berkebun. Hasil
utama perkebunannya berupa kelapa, kakao,

Ngadhu
Fungsi:
Relgius: roh dari leluhur laki-laki yg namanya dijadikan
sebagai nama ngadhu merupakan perantara antara
manusia (anak,cucu) dengan dewa
Social: roh dari leluhur laki-laki yg namanya dijadikan
sebagai nama ngadhu merupakan pelindung &
pemersatu semua anak & cucu yang bernaung dibawah
ngadhu tersebut.
Fungsi lain: tempat sembelih hewan untuk
ritual (didepannya ditancapkan batu tegak (peo

)Hewan diikat pada batu kemudian ditarik


menuju ngadhu)
1) Akar ngadhu, bercabang 3 berada dalam tanah
2) Susunan batu mengelilingi pangkal ngadhu untuk
memperkuat berdirinya nngadhu
3) Batang ngadhu berukir 3 sekmen
4) Singa ngadhu(telinga ngadhu)
5) Mata ngadhu dari kulit siput
6) Gubu ngadhu (atap berbentuk kerucut)
7) Mangu ngadhu (tiang tengan atap ngadhu)
8) Orang-orang sambungan dari mangu ngadhu berada
diatas atap
9) Peo (batu tegak yang terntanam dibelkang ngadhu)

Tiang ngadhu terbuat dari batang pohon sebu/hebu yg


memiliki tekstur keras & tahan air
Tiang ngadhu diberi atap alang-alang berbentuk kerucut
Untuk memperkuat berdirinya batang ngadhu akar
ngadhu dan batang ngadhu dalam tanah dibungkus
rapat dengan ijuk, hal ini mencegah hancurnya pangkal
ngadhu
Ukiran pada batang ngadhu terdiri atas 3
bagian/sekmen (nai telu) sebagai symbol pakaian lakilaki terhormat yang terdiri atas 3 helai kain yang dijahit
bersambung. Tiap sekmen dibatasi oleh ukiran bergerigi
yg disebut riti (gerigi)
pada ngadhu diikatkan kelapa. Kelapa ini diikat setelah
selesai pengerjaan ngadhu (menadakan ngadhu selesai
dibuat) air & daging buah kelap diminum oleh yg
mengerjakan, sisanya diikat pada ngadhu

Dibelakang ngadhu 3/4 m ditanam sebuah batu tegak


yg dinamakan peo. Pada saat kerbau disembelih tali
kerbau dimasukan pada ujung atas batang ngadhu dan
diteruskan pada peo.

Baga
Fungsi :

Religious: roh dari leluhur perempuan yg namanya


dijadikan sebagai nama bhaga merupakan perantara
antara manusia (anak,cucu) dengan dewa
Social: roh dari leluhur perempuan yg namanya
dijadikan sebagai nama bhaga merupakan pelindung
semua anak & cucu yang bernaung dibawah ngadhu
tersebut.
Lain-lain: tempat penyembahan leluhur & menaruh sesajian
Merupakan rumah adat yang berukuran kecil/mini
Baga berdiri didepan bhaga berhadapan dengan ngadhu
Dinding bhaga bagian depan setengah terbuka & tidak
mempunyai pintu
Bagian bawah diletakan batuan ceper untuk tempat taruh
sesajian

Sao
Sao artinya rumah/tempat tinggal
Selain sebagai bangunan tempat tinggal sao merupakan
suatu lembaga kekeluargaan sebagai satu bagian yang
bernaung dibawah satu ngadhu dan bhaga dibawah
naungan 1 woe (suku)
Sebagai suatu struktur kekeluargaan sao memiliki tingkatan
dari yang lebih tinggi sampai pada tingkat yang lebih
rendah;
1) Sao peka puu / sao saka puu

2) Sao peka lobo / sao saka lobo


3) Sao wua ghao
4) Sao dai
5) Sao kedhi
6) Keke uma dan keke tua
1. Sao peka puu / sao saka puu
Arti harafiah:
sao = rumah, peka=letak/posisi. Puu=
pangkal/pusat
Jadi Sao peka puu adalah rumah adat
/rumah besar yang statusnya sebagai
induk/pangkal /pusat dari rumah adat lainnya
Dalam hidup sehari-hari ia mengurus rumah
tangganya sendiri. Namun untuk urusan adat
seperti tanah adat, ngadhu & bhaga ketua
dari Sao peka puu lah yang memimpinnya
Dilihat dari bentuk fisiknya Sao peka puu
memilki bentukan yang sama dengan rumah
adat lain yg membedakan ialah pada puncak
bubungan rumahnya ditempatkan sebuah
rumah-rumahan mini yang disebut ana ie.
Iaadalah symbol dari istri/ibu. Demikian juga
bagian paling dalam rumah adat lebih luas
dari rumah adat yang lain.
2. Sao peka lobo
Arti harafiah:
sao = rumah, peka=letak/posisi. lobo=
ujung
Merupakan rumah adat yang statusnya
/posisinya berada diujung (lobo) sebagai
lawan dari pangkal (puu)
Didalam urusan adat seperti tanah / ngadhu
dan bhaga ia menduduki posisi kedua
setelah Sao peka puu (sebagai wakil)

Sao peka puu & Sao peka lobo merupakan


symbol hubungan suami-istri karna Sao peka
puu adalah rumah dari bhaga (istri) & Sao
peka lobo adalah rumah adat dari ngadhu
(suami)
Dilihat dari bentuk fisiknya Sao peka lobo
memilki bentukan yang sama dengan rumah
adat lain yg membedakan ialah pada puncak
bubungan rumahnya ditempatkan sebuah
patung kayu berbungkuskan ijuk yang
disebut ata yg berarti orang. Ata adalah
symbol dari suami/laki-laki. Demikian juga
bagian paling dalam rumah adat lebih luas
dari rumah adat yang lain.

Anda mungkin juga menyukai