Anda di halaman 1dari 5

BAB II

PEMBAHASAN
A.

PENGERTIAN
Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang
memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi
arah pengembangan prosedur dan praktek baru. Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan
seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi
penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat. Dalam pengembangan teori akuntansi
selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan
kesanggupan teori tersebut untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi
sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.

B. KLASIFIKASI TEORI AKUNTANSI


Berdasarkan tingkatan, Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:
1.

Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori
sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana
para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan
kejadian-kejadian tertentu. Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain
teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini
menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga
perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas
tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih
tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai
dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk
melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu bener-bener
dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori
tradisional tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang relevan.

2.

Teori Interpretasional (semantis)


Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol
yang menunjukkannya. Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan
untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran
konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi. Pada umumnya,
konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil
prosedur

akuntansi

tertentu.

Misalnya,

laba

akuntansi

merupakan

konsep

buatan

yang

mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk

mengukur pendapatan dan beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna
terhadap konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi.
Namun, konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang
berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus. Current
value

(nilai

saat

ini/nilai

berlaku)

akan

mempunyai

pengertian

yang

sama,

sebelum

menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang
jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang
didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market prices), dan nilai bersih
yang dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep dari nilai berlaku
(current value) dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus. Contoh penerapan teori
interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama
adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli
berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang
di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar
tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam
kondisi interpretasi ini. Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk
menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh
pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
3.

Teori Perilaku (pragmatik)


Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau
keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi
komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan
kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat
penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen
dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku
mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur
akuntansi alternatif dan media pelaporannya.
Berdasarkan dasar pemikiran, tori akuntansi dapat dibagi menjadi penalaran deduktif dan induktif

1.

PENALARAN DEDUKTIF
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan
dan postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi
penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis berasal dari
penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik secara logis seharusnya tidak hanya
mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang telah
diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:

1) perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan


2) pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik,
dan sosial dimana akuntansi harus berperan
3) seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4) suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan dan
diikhtisarkan
5) pengembangan seperangkat definisi
6) perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses
logik
7) penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan prosedural
8) Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda dapat
mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang
berbeda pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang berbeda,
tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam laporan
keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum.
Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan dan
postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa keterbatasan lingkungan, khususnya
yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa yang akan datang dan perubahan di
dalam lingkungan, misalnya fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang.
Simbol dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide, dalam
akuntansi dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan turunan. Dalam
struktur ini, laporan-laporan keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka
kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk
bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi
aturan-aturan praktis.
2.

PENDEKATAN INDUKTIF
Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran
yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan deduktif, karena
pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan ditelaah.
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika
terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan,
sehingga ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak
dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang berlaku.

Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis


dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima
dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya
diterima pada masa lalu karena adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang
ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap
relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis
pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide-ide
di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi
setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi
dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya hubungan antara total pendapatan dan harga pokok
penjualan mungkin konstan terus untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti
konsep laba kotor historis merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu
perusahaan pada masa datang dalam seluruh kasus.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha
menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta
dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang
seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.
C.

ASPEK SASARAN TEORI


Berdasarkan sasaran, maka teori akuntansi dibedakan menjadi teori akuntansi positif dan
teori akuntansi normatif. Teori positif menjelaskan mengenai suatu kejadian atau peristiwa seperti
apa adanya sesuai dengan fakta. Arah dari teori positif adalah untuk mencari suatu penjelasan atau
kebenaran berdasarkan suatu cara ilmiah. Sedangkan teori normatif adalah teori akuntansi yang
sasarannya adalah menghasilkan penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu
perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai.

D.

VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI


Verifikasi teori merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk menentukan apakah suatu
teori yang ada valid atau tidak. Beragam aspek teori akuntansi yang ada harus dilakukan verifikasi
untuk menentukan kebenarannya, sehingga tidak menyesatkan bagi penggunanya. Untuk melakukan
verifikasi terhadap teori akuntansi setidaknya dilakukan atas dasar penalaran logis, bukti empiris,
daya prediksi, dan pertimbangan nilai yang telah disepakati.

E.
1)

FUNGSI TEORI AKUNTANSI (VERNON KAM)


menjadi pegangan bagi lembaga penyusunan standar akuntansi dalam menyusun standarnya

F.

2)

memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi dalam hal tidak adanya standar resmi

3)

menentukan batas dalam hal melakukan judgment dalam penyusunan laporan keuangan

4)

meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap informasi yang disajikan laporan keuangan
TUJUAN TEORI AKUNTANSI
Tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan suatu mindset prinsip logis yang saling terkait
yang membentuk kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai dan mengembangkan praktek akuntansi yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai