Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang terletak diujung barat
pulau sumatera dan merupakan batas paling barat Indonesia. Batas-batas wilayah
Provinsi Aceh yaitu sebelah utara berbatasan dengan Teluk Banggala dan Timur
utara, dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Luas daratan Aceh
mencapai 58.375,63 km2 yang didomisili oleh daratan dan sebagian kecil berupa
pulau.
bersumber dari daerah itu sendiri atau pendapatan asli daerah (PAD).
Pemerintah Aceh. Sumber pajak daerah terbesar di Provinsi Aceh adalah Pajak
Provinsi Aceh berbeda-beda. Jumlah kenderaan bermotor dengan jenis A-1 untuk
sedan, Jeep, Star Wagon (pribadi) sebanyak 99.557 unit, dan A-2 untuk Sedan,
Jeep, Star Wagon (umum) sebanyak 78.450 unit. Selanjutnya untuk jenis B-1 Bus,
Micro Bus (pribadi) sebanyak 71, 126 dan B-2 untus Bus, Micro Bus (umum)
sebanyak 55.456 unit. Sedangkan untuk jenis C-1 Truck, Pick up (pribadi) dan C-
29.765 unit untuk C1 dan 25.453 unit untuk jenis C2 dibandingkan dengan jumlah
sebanyak 81.645 unit dan D-2 untuk kenderaan khusus (umum) sebanyak 70.321
meningkat dari jumlah kenderaan lainnya yaitu sebanyak 216.764 unit , dan F
sebesar 1.673.450 unit dengan didomisili oleh sepeda motor roda dua sebesar
70.854 unit dan roda empat sebesar 80.568 unit, dengan peningkatan pajak akan
menunggak atau tidak membayar pajak , paling banyak dari jenis kenderaan
bermotor roda dua mencapai 565.507 unit dan untuk kenderaan roda empat
sebanyak 89.432 unit. Ini merupakan jumlah yang sangat besar, oleh Pemerintah
itu dilakukan penetapan berapa PKB yang harus dibayar diloket II, dan melakukan
pembayaran PKB diloket III. Uamg pembayaran PKB tersebut masuk ke rekening
rekening kas daerah yang ada di dinas pendapatan dan kekayaan aceh. Pengiriman
penerimaan PKB disetiap kabupaten/kota dilakukan setiap hari kerja dalam waktu
9. dan seterusnya dengan kenaikan 0,5% (nol koma lima persen) untuk setiap
b. kepemilikan kenderaan bermotor didasarkan atas nama dan alamat yang sama
kenderaan lain ditetapkan sebesar 0.75% (nol koma tujuh lima persen)
e. Tarif pajakkenderaan bermotor alat-alat berat dan alat-alat besar ditetapkan
PKB di provinsi aceh secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Target dan Realisasi penerimaan pajak kenderaan bermotor di Provinsi
Aceh Tahun 2013-2015
ditetapkan.
Namun pada tahun 2014 terjadi kenaian yang cukup signifikan dari tahun
sebelumnya yaitu target PKB mencapai 108,01% dengan target penerimaan PKB
sehingga efektivitas PKB pada tahun 2014 dapat dikatakan sangat efektif.
persantase penerimaan PKB yang diperoleh hanya sebesar 91,07% dari target
efektif. Secara dari keseluruhan dapat dilihat dari tahun ke tahun penerimaan
dengan pendapatan dan pembiayaan yang tersedia, hal ini dipertegas kembali
dalam undang-undang No. 23 Tahun 2014 yang menyebutkan bahwa tolak ukur
terhadap PAD provinsi Aceh. Kontribusi PKB terhadap pendapatan asli daerah
Tabel 4.2
Kontribusi Pajak Kenderaan Bermotor pada PAD di Provinsi Aceh Tahun
2013-2015
Pendapatan Asli Daerah rata-rata dari tahun 2013-2015 adalah sebesar 16.65%,
jika berdasarkan pada kriteria atau indikator tersebut diatas maka penilaiannya
Pendapatan Asli Daerah sebesar 18,48% dari total Pendapatan Asli Daerah yang
mencapai sebesar Rp 1.396.019.742.851 dengan kontribusi dari PKB sebesar Rp
Pada tahun 2014 terjadi penurunan kontribusi yaitu sebesar 15,68% dari
tahun sebelumnya yang mencapai 18,48%. Tetapirealisasi PKB pada tahun 2014
Pendapatan Asli Daerah juga terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar
kemudian pada tahun 2014 menurun dan terjadi peningkatan kembali pada tahun
2015.
4.2. Pembahasan
daerah yang sudah terealisasi dan target PKB daerah yang telah tercantum dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) setiap tahunnya. Semakin tinggi
dilakukan oleh Provinsi Aceh. Untuk melihat efektivitas pendapatan asli daerah
Gambar 4.1
Efektivitas Penerimaan Pajak Kenderaan Bermotor Provinsi Aceh
Tahun 2013-2014
140
120
100
80
60 Evektifitas
40
20
0
2013 2014 2015
tahun 2013 sampai 2015 bersifat fluktuatif. Pada tahun 2013 persentase efektifitas
PKB di Provinsi Aceh sebesar 116,24% jika dilihat dari jumlah kenderaan
bermotor yang ada di Provinsi Aceh pada tahun 2013 yaitu sebanyak 1.458.130
unit, maka target yang ditetapkan sebesar Rp 221.969.651.177 pada tahun 2013
terlalu kecil sehingga pemerintah daerah tidak bisa dikatakan telah berhasil dan
Hal ini terjadi karena Provinsi Aceh menetapkan target yang terlalu kecil
target PKB dilakukan berdasarkan realisasi tahun lalu ditambah dengan prediksi
untuk tahun yang akan datang yang dijelaskan dalam qanun anggaran yang
yang dicapai sebesar 108,01%. Jumlah kenderaan bermotor yang ada pada tahun
2014 di Provinsi Aceh naik menjadi 1.5556.429 unit. Dengan target yang di
yang menunggak PKB. Berdasarkan data yang diperoleh dari DPKA tunggakan
tahun 2013 sebanyak 73.912 unit dari jumlah yang membayar PKB sebesar
771.786 unit. Selanjutnya pada tahun 2014 tunggakan PKB kembali terjadi
peningkatan walaupun tidak terlalu besar yaitu sebanyak 93.572 unit dari jumlah
yang membayar PKB sebesar 797.283, dan pada tahun 2015 tunggakan PKB
terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya yaitu sebanyak
masyarakat untuk taat membayar PKB karena seperti yang telah kita ketahui
bahwa pajak yang telah dibayarkan oleh wajib pajak tersebut nantinya juga akan
harus dikelola dengan baik agar penerimaan dari sektor pajak tersebut maksimal
daerah dapat tercapai sesuai dengan target yang telah ditentukan. Penyebab
lainnya yang menjadi tunggakan PKB ini disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi
yang melemah sehingga wajib pajak terlambat untuk membayar pajak kenderaan
bermotor.
sidak/razia rutin dalam jangka waktu tertentu sampai kekecamatan karena selama
ini banyak wajib pajak yang menunggak berasal dari daerah terpencil dan jarang
adanya razia oleh pihak kepolisian, dan kuranya memberikan sosialisasi tentang
agar potensi penerimaan daerah dari pajak kenderaan bermotor tidak terjadi
penunggakan kembali.
Hal yang sama terjadi pada tahun 2015 mengalami penurunan efektivitas
PKB yang mencapai 91,07% dengan jumlah kenderaan bermotor yang ada
mengontrol perencanaan dan realisasi PKB sehingga perlu adanya evaluasi dalam
PKB ini dilakukan dengan salah satu cara yaitu mengkoordinasikan dengan pihak
jumlah realisasi PAD di Provinsi Aceh. Semakin tinggi nilai kontribusinya maka
19
18.5
18
17.5
17
16.5
Kontribusi
16
15.5
15
14.5
14
2013 2014 2015
Berdasarkan gambar 4.2 diatas kontribusi PKB terhadap PAD pada tahun
2013 sampai dengan 2015 persentase kontribusi bersifat fluktuatif. Pada tahun
2013 kontribusi PKB menjadi 18,48%. Hal ini menunjukkan bahwa persentase
kontribusi pajak kenderaan bermotor terhadap PAD pada tahun 2013 adalah
kurang. Selanjutnya pada tahun 2014 terjadi penurunan persentase kontribusi atas
Hal yang sama kembali terjadi pada tahun 2015 dimana kontribusi
penerimaan PKB sedikit meningkat dari tahun 2014 menjadi 15,80%. Peningkatan
kontribusi PKB ini terjadi karena adanya upaya yang dilakukan oleh pemerintah
daerah dimana para wajib pajak yang menunggak pajak hanya diwajibkan
membayar pajak pada tahun tersebut tanpa membayar pajak yang tertunggak.
Peningkatan kontribusi penerimaan PKB sejalan dengan meningkatnya realisasi
Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya dan kebijakan yang dilakukan
baik dari segi proses registrasi maupun dari segi biaya yang dikeluarkan untuk
secara kredit.
BAB V
5.1 Kesimpulan
dalam hal ini Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh dinilai sangat baik
Aceh dalam hal ini Dinas Pendapatan dan Kekayaan Aceh kurang dalam
baik dari segi proses registrasi maupun dari segi biaya yang dikeluarkan
kredit.
5.2 Keterbatasan
dihadapi adalah penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yaitu data yang
diperolah dari DPKA Aceh dan dari BPS Provinsi Aceh. Seharusnya bisa
5.3 Saran
agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi wajib pajak dengan tetap
Aceh.
lebih luas, mengingat masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi