Anda di halaman 1dari 12

No. ID dan Nama Peserta : 2015.04.02.65.UHS / dr.

Vieryna Widyatuti Soemarno


No. ID dan Nama Wahana: 2015.04.02.65.UHS / UGD RSUD Lanto Dg.Pasewang Kab. Jeneponto
Topik: Hemiparese Sinistra ec suspek Stroke Non-Hemoragik
Tanggal (kasus) : 7 September 2015
Nama Pasien : Tn. B
No. RM :119229
Tanggal presentasi : 8 Desember 2015
Pendamping: dr. Sri Mulya
Tempat presentasi: Ruang Pertemuan RSUD Lanto Dg. Pasewang Jeneponto
Obyek presentasi : Anggota Komite Medik & Dokter Internship RSUD Lanto Dg. Pasewang
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi: Laki-laki 41 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi tubuh sebelah kiri dialami
secara tiba-tiba, sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi setelah pasien bangun tidur di
pagi hari. Riwayat muntah dan nyeri kepala hebat disangkal, Riwayat taruma tidak ada, riwayat
diabetes melitus dan riwayat hipertensi tidak diketahui. Riwayat merokok ada sejak >5 tahun.
Riwayat stroke sebelumnya tidak ada.
Tujuan: memberikan penanganan pertama pada pasien dengan kesadaran menurun yang dicurigai
mengalami stroke non hemoragik.
Bahan
Tinjauan
Riset
bahasan:
Cara
membahas:
Data Pasien:
Nama klinik

pustaka
Diskusi

Presentasi

Kasus
dan E-mail

Audit
Pos

diskusi
Nama: Tn. B
No.Registrasi: 119229
UGD RSUD Lanto Dg. Pasewang

Jeneponto
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Laki-laki 41 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi tubuh sebelah kiri dialami
secara tiba-tiba, sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi setelah pasien bangun
tidur di pagi hari. Riwayat muntah dan nyeri kepala hebat disangkal, Riwayat taruma
tidak ada, riwayat diabetes melitus dan riwayat hipertensi tidak diketahui. Riwayat
merokok ada sejak >5 tahun. Riwayat stroke sebelumnya tidak ada. GCS E4M6V5, tanda2.
3.
4.
5.
6.

tanda vital TD = 140/90 mmHg, N = 74 kali/menit, P = 22 kali/menit, S = 36,7 C.


Riwayat pengobatan: Tidak ada
Riwayat kesehatan/penyakit: Tidak diketahui
Riwayat keluarga: Tidak ada keluarga yang menderita penyakit sama dengan pasien
Riwayat pekerjaan: Pensiunan PNS
Lain-lain:
Hb : 14,2 gr/dl
1

LED :15 Mm/jam


GDS : 122 mg/dl
Kolesterol Total :193 mg/dl
HDL : 28 mg/dl
Trigliserida : 147 mg/dl
Daftar Pustaka:
a. Bagian Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Unhas. Stroke. Standar Pelayanan
Medik. Makassar : 2-6
b. Price, Sylvia. 2006. Stroke. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jakarta :
EGC
c. Worp, H Bart Van Der and Gijn, Jan Van. 2007. Acute Iskemik Stroke. The New England
Journal of Medicine.
d. Deryke, Xi Liu, Baldwin Kathleen A, et al. Management of Acute Ischemic Stroke and
Transient Ischemic Attack. Neurology and Psychiatry. PSAP-VII.
e. Ringleb, P A, Bousser, M G, et al. 2011. Ischaemic Stroke and Transient Ischaemic
Attack. European Handbook of Neurological Management: Volume 1, 2nd Edition.
Hasil pembelajaran:
1. Etiologi yang mungkin pada pasien dengan kesadaran menurun
2. Diagnosis Stroke
3. Membedakan Stroke Hemoragik dan Stroke Non-hemoragik
4. Penggunaan Skor Hasanuddin
5. Faktor-faktor risiko stroke
6. Penanganan awal kesadaran menurun akibat stroke
7. Pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk kasus stroke
8. Konsultasi yang diperlukan untuk kasus stroke

Rangkuman hasil pembelajaran portofolio:


1. Subyektif:
Laki-laki 41 tahun datang dengan keluhan lemah pada sisi tubuh sebelah kiri dialami
secara tiba-tiba, sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, terjadi setelah pasien bangun
tidur di pagi hari. Riwayat muntah dan nyeri kepala hebat disangkal, Riwayat taruma
tidak ada, riwayat diabetes mellitus dan riwayat hipertensi tidak diketahui. Riwayat
merokok ada sejak >5 tahun. Riwayat stroke sebelumnya tidak ada.
2. Obyektif:

Status Present:
Sakit Sedang / Gizi baik / Composmentis
Tanda Vital:
2

Tensi
: 140/90 mmHg
Nadi
: 74 kali/ menit
(Reguler, kuat angkat)
Pernapasan
: 22 kali/ menit
(Thoracoabdominal)
o
Suhu
: 36,7 C
(axial)
Kepala:
Ekspresi
:
Simetris Muka
: Tidak simetris, sulcus nasolabialis kiri kesan lebih dangkal
Deformitas
: (-)
Rambut
: Hitam, lurus, sulit dicabut
Mata:
Eksoptalmus/ Enoptalmus: (-)
Gerakan
: Ke segala arah
Tekanan Bola Mata
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelopak Mata
: Edema palpebral sinistra (-), ptosis (-)
Konjungtiva ODS
: Anemis (-)
Sklera ODS
: Ikterus (-)
Kornea ODS
: Keruh, reflex kornea (+)
Pupil ODS
: Bulat, 2,5mm; RCL +; RCTL +
Telinga:
Inspeksi
: lesi kulit (-)
Pendengaran dan keseimbangan
: Kesan normal
Nyeri tekan di processus mastoideus
: (-)
Hidung:
Perdarahan
: (-)
Sekret
: (-)
Mulut:
Bibir
: Mencong ke kanan
Gigi Geligi
: Karies (-)
Gusi
: Candidiasis oral (-), perdarahan (-)
Farings
: Hiperemis (-)
Tonsil
: T1 T1, hiperemis (-)
Lidah
: Kotor (-)
Leher:
Kel. Getah Bening: Tidak teraba, nyeri tekan (-)
Kel. Gondok
: Tidak ada pembesaran, nyeri tekan (-)
DVS
: R+1 cmH2O
Pembuluh Darah : Bruit (-)
Kaku Kuduk
: (-)
3

Tumor
: (-)
Dada:
- Inspeksi
- Bentuk
- Pembuluh Darah
- Buah Dada
- Sela Iga
- Lain-lain

: Simetris hemithoraks kiri dan kanan


: Normothoraks
: Bruit (-)
: Tidak ada kelainan
: Tidak ada pelebaran
: Barrel chest (-), pigeon chest (-),
massa tumor (-)

Paru:
o Palpasi:
Fremitus Raba
: Kiri = Kanan
Nyeri Tekan
: (-)
o Perkusi:
Paru Kiri
: Sonor
Paru Kanan
: Sonor
Batas Paru Hepar : ICS VI anterior dextra
Batas Paru Belakang Kanan : Vertebra thorakal IX
Batas Paru Belakang Kiri : Vertebra thorakal X
o Auskultasi:
Bunyi Pernapasan : Vesikuler
Bunyi Tambahan : Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

Jantung:
o Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
o Palpasi
: Ictus cordis tidak teraba
o Perkusi : Pekak, batas jantung kesan normal (batas jantung kanan: linea
parasternalis dextra, batas jantung kiri: linea midclavicularis sinistra)
o Auskultasi :
BJ I/II
: Murni reguler
Bunyi Tambahan : Bising (-)

Perut:
o Inspeksi : Datar, ikut gerak napas, caput medusa (-)
o Palpasi
: Massa tumor (-), nyeri tekan (-)
Hati
: Tidak teraba
Limpa
: Tidak teraba
Ginjal
: Ballotement (-)
Lain-lain : Kulit tidak ada kelainan
o Perkusi : Timpani, Shifting dullness (-)
4

o Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal


Alat Kelamin
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Anus dan Rektum
: Tidak ada kelainan
Punggung
: Skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
o Palpasi
: Gibbus (-)
o Nyeri Ketok
: (-)
o Auskultasi
: Rh -/Wh -/o Gerakan
: Dalam batas normal
Ekstremitas
- Superior : refleks fisiologis (+) dextra et sinistra tidak meningkat, refleks
patologis (-/-), edema, deformitas dan atrofi tidak ada.
- Inferior : refleks fisiologis (+/+), reflex patologis (-/-), edema (-/-),
kekuatan 5 1
5

Status Neurologis
Rangsang Meningeal:(-)
Saraf Kranial : parese N.VII tipe sentral
Motorik
Derajat kekuatan motorik : 5 1
5 1
Sensorik : Normal
Fungsi Luhur : Afasia motorik
Refleks : Fisiologis Baik, Patologis (-)
Vegetatif : Baik
Hasil Laboratorium
Hb = 14,2 ; GDS = 122 mg/dL ; Kol. total = 193 ; Trigliserida = 147 ; HDL = 28
3. Assesment:

Pada pasien ini dapat dipikirkan ke arah masalah sirkulasi atau masalah vaskuler, di
mana pada pasien ini memiliki TD 140/90, tidak ada riwayat infeksi sebelumnya, tidak
ada riwayat trauma kapitis dan riwayat Diabetes Melitus. Salah satu masalah vaskuler
yang paling sering terjadi dan merupakan suatu komplikasi dari hipertensi adalah stroke.
Stroke atau penyakit serebrovaskular yang mengacu kepada setiap gangguan neurologik
mendadak yang terjadi akibat pemabtasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem
suplai arteri otak. Stroke merupakan sindom klinis yang awalnya timbul mendadak,
progresinya cepat, berupa defisit neurologis fokal dan/atau global, dan semata-mata
disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik. Bila gangguan otak ini
5

berlangsung sementara, beberapa detik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 menit),
tapi kurang dari 24 jam disebut serangan iskemia otak sepintas (transient ischaemia
attack).
Secara garis besar stroke dibagi atas stroke hemoragik dan stroke non-hemoragik.
Pada stroke non hemoragik (iskemik). Sekitar 80 sampai 85% stroke adalah stroke
iskemik, yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di alah satu arteri atau lebih arteri
besar pada sirkulasi serebrum. Gejala utamanya adalah timbul defisit neurologis secara
mendadak/sub akut, didahului gejala prodromal, terjadi pada waktu istirahat atau bangun
pagi dan kesadaran biasanya tak menurun, kecuali embolus cukup besar. Biasa terjadi
pada usia >50 tahun.
Terdapat empat subtipe dasar pada stroke non- hemoragik berdasarkan penyebab :
lakunar, trombosis pembuluh besar dengan aliran pelan, embolik, dan kriptogenik.
Stroke kriptogenik adalah stroke iskemik akibat sumbatan mendadak pembuluh
intrakranium besar tanpa penyebab yang jelas.
Stroke adalah keadaan di mana sel-sel otak mengalami kerusakan karena tidak mendapat
pasokan oksigen dan nutrisi yang cukup. Sel-sel otak harus selalu mendapat pasokan
oksigen dan nutrisi yang cukup agar tetap hidup dan dapat menjalankan fungsinya
dengan baik. Oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh darah yang mengalir di dalam
pembuluh-pembuluh darah yang menuju sel-sel otak. Apabila karena sesuatu hal aliran
darah atau aliran pasokan oksigen dan nutrisi ini terhambat selama beberapa menit saja,
maka dapat terjadi stroke. Penghambatan aliran oksigen ke sel-sel otak selama 3 atau 4
menit saja sudah mulai menyebabkan kerusakan sel-sel otak. Makin lama penghambatan
ini terjadi, efeknya akan makin parah dan makin sukar dipulihkan. Sehingga tindakan
yang cepat dalam mengantisipasi dan mengatasi serangan stroke sangat menentukan
kesembuhan dan pemulihan kesehatan penderita stroke.
Stroke Hemoragik meliputi pendarahan di dalam otak (intracerebral hemorrhage=PIS)
dan pendarahan di antara bagian dalam dan luar lapisan pada jaringan yang melindungi
otak (subarachnoid hemorrhage = PSA). Gangguan lain yang meliputi pendarahan di
dalam tengkorak termasuk epidural dan hematomas subdural, yang biasanya disebabkan
oleh luka kepala. Gangguan ini menyebabkan gejala yang berbeda dan tidak
dipertimbangkan sebagai stroke.
Haemorrhagic stroke umumnya terjadi karena tekanan darah yang terlalu tinggi.
6

Hipertensi menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah,
sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah rentan pecah.
Namun demikian, hemorrhagic stroke juga dapat terjadi pada bukan penderita hipertensi.
Pada kasus seperti ini biasanya pembuluh darah pecah karena lonjakan tekanan darah
yang terjadi secara tiba-tiba karena suatu sebab tertentu, misalnya karena makanan atau
faktor emosional.
Stroke akibat PIS mempunyai gejala prodromal yang tidak jelas, kecuali nyeri kepala
karena hipertensi. Serangan seringkali siang hari, saat aktivitas, emosi atau marah. Sifat
nyeri kepalanya hebat sekali .mual dan muntah sering terdapat pada permulaan serangan.
Kesadaran biasanya menurun dan cepat masuk koma (65% terjadi kurang dari setengah
jam, 23% antara setengah sampai dengan 2 jam dan 12 %setelah 2 jam, sampai 19 hari)
Pada pasien PSA didapatkan gejala prodromal berupa nyeri kepala hebat dan akut.
Kesadaran sering terganggu dan sangat bervariasi. Ada gejala/tanda rangsangan
meningeal. Edema papil dapat terjadi bila ada perdarahan subhialoid karena pecahnya
aneurisma pada a.kommunikansanterior atau a. karotis interna.
Gejala neurologis yang timbul bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh
darah dan lokasinya. Manifestasi klinis stroke akut berupa:

Kelumpuhan wajah atau anggota badan (biasanya hemiparesis) yang timbul

mendadak
Gangguan sensibilitas pada satu atau lebih anggota badan (gangguan

hemisensorik)
Perubahan mendadak status mental (konfusi, delirium, letargi, stupor dan koma)
Afasia
Disartria
Gangguan penglihatan (hemianopia atau monokuler) atau diplopoia
Ataksia
Vertigo

FAKTOR RISIKO
Faktor yang sama yang sudah dikenal sebagai risiko untuk penyakit jantung aterosklerotik juga
merupakan faktor risiko untuk stroke. Faktor-faktor risiko stroke adalah sebagai berikut:
1. Yang tidak dapat diubah

Usia
7

Jenis Kelamin Pria

Ras

Riwayat keluarga

Serangan stroke sebelumnya atau transient ischemic attack (TIA),

Penyakit jantung koroner

Fibrilasi atrium

Heterozigot atau homozigot untuk homosistinuria

2. Yang dapat diubah

Diabetes

Hipertensi

Penyalahgunaan alcohol

Kontrasepsi oral

Hematokrit meningkat

Hiperurisemia

Dislipidemia

Kriteria Diagnosis:
-

Diagnosis stroke ditegakkan atas dasar temuan klinis sesuai definisi di atas
Anamnesis: defisit neurologis yang terjadi secara tiba-tiba saat aktivitas/istirahat,
kesadaran baik/terganggu, nyeri kepala/tidak, muntah/tidak, riwayat hipertensi (faktor

risiko stroke lainnya), lamanya (onset), serangan pertama/ulang.


Pemeriksaan
fisik
(neurologis
dan
internis):
ada

defisit

neurologis,

hipertensi/hipotensi/normotensi, aritmia jantung.


Diagnosis jenis (etiopatologis) stroke, lokasi dan perluasan lesi, serta DD lesi nonvaskular dengan CT-scan tanpa kontras.
Apabila tidak tersedia sarana CT-scan, dapat digunakan suatu sistem penilaian yang
dikenal sebagai Skor Hasanuddin untuk menentukan jenis stroke yang dialami, apakah
tipe hemoragik atau nonhemoragik
Skor Hasanuddin
Kriteria

Skor
8

1. Tekanan Darah
- Sistol >200, Diastol>110
7.5
- Sistol<200, Diastol<110
1
2. Waktu Serangan
- Saat Aktivitas
6.5
- Istirahat
1
3. Sakit kepala
- Sangat hebat
10
- Hebat
7.5
- Ringan
1
- Tidak ada
0
4. Kesadaran Menurun
- Langsung/beberapa menit setelah onset
10
- 1 jam sampai dengan 24 jam
7.5
- Sesaat tapi pulih kembali
6
- 24 jam setelah onset
1
- Tidak ada
0
5. Muntah Proyektil
- Langsung/beberapa menit - 1 jam setelah onset
10
- 1 jam sampai 24 jam
7.5
- 24 jam setelah onset
1
- Tidak ada
0
Jika nilai total <15 maka mengarah ke stroke non-hemoragik (iskemik), dan jika nilai
total 15 maka mengarah ke stroke hemoragik.
Secara umum, penatalaksanaan stroke:
-

Posisi kepala 20-30, posisi lateral dekubitus kiri bila disertai muntah
Bebaskan jalan napas dan ventilasi diusahakan adekuat. Bila ada indikasi, berikan

oksigen 1-2 liter/menit


Kandung kemih dikosongkan dengan kateterisasi intermitten steril atau

pemasangan kateter tetap


Tekanan darah yang tinggi jangan segera diturunkan dengan cepat, kecuali

kondisi khusus dan kelainan jantung


Hiperglikemia atau hipoglikemia harus dikoreksi
Keseimbangan cairan dan elektrolit: hindari cairan intravena yang mengandung

glukosa dan koreksi gangguan elektrolit


Berikan neuroprotektor: citicoline atau piracetam

Penatalaksanaan komplikasi:
-

Ulkus stress : diatasi dengan antagonis reseptor H2 dan maag cooling


Tekanan intrakranial yang meninggi diturunkan dengan Mannitol bolus 1g/kgBB
9

dalam 20-30 menit kemudian dilanjutkan dengan dosis 0.25-0.5 g/kgBB setiap 6
jam selama maksimal 48 jam, lalu tappering off
Untuk hipertensi yang timbul:
-

Penurunan tekanan darah pada stroke fase akut hanya bila terdapat salah satu di

bawah ini:
1. Tekanan sistolik >220mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
2. Tekanan diastolik >120 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
3. MABP >130-140 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
4. Disertai infark miokard akut/gagal jantung atau gagal ginjal akut
Penurunan tekanan darah maksimal 20% kecuali pada kondisi ke-4, diturunkan

sampai batas hipertensi ringan


Obat yang direkomendasikan: golongan beta blocker (labetolol), ACE inhibitor,
dan antagonis kalsium.

4. Plan:
Diagnosis:
Pasien ini didiagnosis dengan Hemiparese Sinistra ec suspek Stroke Non-Hemoragik. Dari
anamnesa didapatkan pasien masuk rumah sakit dengan keluhan lemah pada anggota gerak
tubuh sebelah kiri dialami secara tiba-tiba, tanpa didahului oleh trauma atau pun infeksi dan
saat meakukan aktifitas.
Dengan menggunakan skor Hasanuddin, didapatkan (1) tekanan darah = 1, (2) waktu
serangan = 1, (3) sakit kepala = 0, (4) kesadaran menurun = 0, (5) muntah = 0 total skor 3
(<15) mengarah pada stroke non-hemoragik.

Pengobatan:
Penanganan Awal dan hari I pada pasien ini:
Cek ABC
O2 2-4 L/menit via kanula nasal
Posisi kepala 20- 30
IVFD RL 20 tetes/menit
Injeksi Piracetam 3 gr/ 8 jam/iv.
Citicholine 250 mg /12 jam/iv.
Injeksi Deaxametasone 1 amp/12 jam/iv.
Injeksi Ranitidine 1 amp/8 jam/iv.
Neurobion 1 amp/24 jam/drips
Observasi tanda-tanda vital
Pemeriksaan EKG (sinus rhytm, HR 61 bpm, normoaxis)
Pemeriksaan GDS=122, Hematologi Rutin
Pemeriksaan profil lipid (kol total = 193, HDL = 28, trigliserida = 147)

10

Penatalaksanaan
Strok Akut Di Unit Gawat Darurat
Waktu adalah otak merupakan ungkapan yang menunjukkan betapa pentingnya pengobatan
strok sedini mungkin, karena jendela terapi dari strok hanya 3-6 jam. Penatalaksanaan yang
cepat, tepat dan cermat memegang peranan besar dalam menentukan hasil akhir
pengobatan. Hal yang harus dilakukan adalah:

Stabilisasi pasien dengan tindakan ABC


Pertimbangkan intubasi bila kesadaran stupor atau koma atau gagal napas
Pasang jalur infus intravena dengan larutan salin 0.9% dengan kecepatan 20 ml/jam, jangan
memakai cairan hipotonis seperti dextorsa 5 % dalam air dan salin 0 45%, karena dapat

menyebabkan edema otak yang lebih hebat


Berikan oksigen 2-4 LPM
Buat rekaman elektrokardiogram (EKG) dan lakukan foto rontgen toraks
Ambil sampel untuk pemeriksaan darah: pemeriksaan darah perifer lengkap dan trombosit,
kimia darah (glukosa, elektrolit, ureum, kreatinin), masa protrombin dan masa

tromboplastin esensial
Jika ada indikasi, lakukan tes-tes berikut: kadar alcohol fungsi hati gas darah arteri dan

skrining toksikologi
Tegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisis
CT Scan atau MRI, bila tidak ada gunakan skor hasanuddin
Protokol Penanganan Strok Non-Hemorragik

1.
2.
3.
4.

B1. A (AIRWAY CLEAR) : jalan nafas harus bebas dan respirasi terjamin
B2. B (BLOOD) : Jantung harus dalam keadaan stabil dan perlu pemanatauan dengan EKG
Jika terdapat anemia maka sebaiknya dikoreksi
Tekanan darah distabilkan untuk mengoptimalkan tekanan perfusi. Jangan menurunkan

tensi dibawah melebih 20% dari MBAP pada fase akut


5. B3 = BRAIN
C (CEREBRAL FUNCTION) :Koma dipantaudiatasi, Jika terdapat kejang dapat
diberikan anti-konvulsan, bila kadar gula darah tinggi harus diturunkan pelan-pelan dan
panatau balans cairan, elektrolit, asam-basa, jika terjadi ketidakseimbangan perlu dikoreksi.
6. Fungsi ginjal dipelihara; hindari infeksi, batu, ggn balans elektrolit, pH, air, dsb.Atasi
retensi / inkontinensi kateter, ganti berkala.
7. Pemberian nutrisi yg cukup / optimal, menjaga agar fungsi traktus gastrintestinal baik, atasi
obstipasi (retensi alvi) & inkontinensi alvi.
8. Terapi Medikamentosa terdapat banyak pendapat dan tidak seragam di setiap pusat
11

pelayanan kesehatan. Diberikan anti edema otak


- Gliserol 10% Infus, 1 GR / KGBB / Hari 6 jam
- Kortikosteroid : Deksametason bolus 10 - 20 mg iv, lalu 4 - 5 mg / 6 jam
Untuk beberapa hari (TAPERING OFF)
* TIK : Kepala& Badan 200 - 300sampai 10 - 14 hari (F.Akut)
9. Dianjurkan pemberian antikoagulan ; heparin, anti agregasi trombosit ; ASA, Asam Asetil
Salisilat (ASA) dosis rendah80 - 335 mg/hari atau Ticlopidin (TICLID, AGULAN) 2 x
250mg
10. Untuk memperbaiki aliran darah ke otak dapat digunakan Trental Nicholin, Pentoksifilin
(iv/drips Oral) , Kodergin -Mesilat (Kodergokrin), Sitikolin - Piracetam (NOOTROPIL) ,
Aminophyllin 2.4 gr % 5 ml iv/8 - 12 jam/ pelan-pelan, Trombolisin (Trombokinase).
11. Rehabilitasi fisik dengan fisioterapi, psikoterapi, sosialisasi, dan terapi kerja
Pendidikan:
Dokter menjelaskan prognosis dari pasien, serta komplikasi yang mungkin terjadi.
Konsultasi:
Konsultasi dengan spesialis saraf untuk penanganan lebih lanjut.
Rujukan:
Diperlukan jika terjadi komplikasi serius yang seharusnya ditangani di rumah sakit dengan
sarana dan prasarana yang lebih memadai.

Jeneponto, 8 Desember 2015


Peserta

Pendamping

dr. Vieryna Widyatuti Soemarno

dr. Sri Mulya

12

Anda mungkin juga menyukai