Anda di halaman 1dari 2

Term of Referrence

Diskusi Kontemporer
Departemen Advokasi dan Kajian Strategis
Resuffle Kabinet Kerja Jilid II: Evaluasi atau Akomodasi?
A. Latar Belakang
Perombakan kabinet atau yang sering disebut sebagai resuffle telah beberapa kali
terjadi dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Presiden selaku kepala pemerintahan
mengganti komposisi menteri dalam kabinetnya, sebagai evaluasi terhadap kinerja kabinet.
Tujuannya meningkatkan kinerja pemerintah, guna meningkatkan tingkat kepuasan rakyat.
Seperti yang kita ketahui, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo melakukan perombakan
kabinet untuk kedua kalinya semenjak dilantik tahun 2014 silam. Ada banyak hal yang
mungkin menjadi penyebab perombakan kabinet jilid II ini. Tapi sebaik-baik motif di balik
perombakan, memperkuat Nawacita adalah motif terbaik, baik itu pergeseran atau
penggantian menteri.
Memasuki usia hampir dua tahun kabinet, banyak pertanyaan muncul dan menjadi
bahan perbincangan di berbagai media. Semenjak isu resuffle mencuat hingga sekarang
setelah kabinet benar-benar dirombak. Mulai dari apa motif utama dari perombakan kabinet
untuk kedua kalinya ini. Apakah murni untuk memperkuat Nawacita. Jika menteri yang
diangkat Jokowi sebentar-sebentar diganti, apakah presiden sebenarnya tidak yakin terhadap
pilihannya. Atau setidaknya mengesankan bahwa presiden mudah berubah pikiran atas
berbagai desakan.
Seperti yang kita ketahui, berdasarkan penelusuran Kompas, ada sembilan nama baru
yang masuk ke dalam jajaran Kabinet Kerja. Sementara itu, ada empat menteri yang bergeser
posisinya. Beberapa menteri yang baru juga dianggap sebagai representasi dari beberapa
partai yang kemudian menyatakan diri untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK. Presiden
seakan mengakomodasi beberapa perwakilan dari partai-partai baru yang mendukungnya
untuk masuk dalam Kabinet Kerja Jilid II ini. Dicopotnya beberapa menteri yang selama ini
kinerjanya dianggap baik, juga menjadi pembicaraan hangat di berbagai media.
Dengan adanya resuffle kabinet jilid II ini, Presiden Jokowi seakan mudah
terpengaruh dengan dinamika politik yang terjadi. Setiap tahun menteri akan berganti sesuai
dengan dinamika politik yang berkembang. Sehingga kondisi kabinet sebenarnya menjadi
tidak stabil, karena setiap menteri harus siap untuk menerima perombakan kabinet yang dapat

terjadi sewaktu-waktu. Padahal ibarat perjalanan, semua menteri mestinya semakin yakin
bahwa dirinya akan sampai ke tujuan bersama nakhodanya Presiden Jokowi. Dan apakah
resuffle kabinet kerja jilid II ini benar-benar dilandasi dari kinerja para menteri sebelumnya?
Murni untuk memperkuat Nawacita? Atau mengakomodasi pihak-pihak tertentu dengan
mengatasnamakan Nawacita dan peningkatan kinerja.
Himapem FISIP Unhas kemudian hadir untuk membuka ruang diskusi untuk
menambah wawasan warga dan anggota terkait isu-isu politik dan pemerintahan yang sedang
berkembang di Indonesia, termasuk isu resuffle atau perombakan kabinet ini. Karena sudah
sepatutnya, mahasiswa program studi Ilmu Pemerintahan peka terhadap isu-isu yang
berkaitan dengan disiplin ilmu, baik itu skala lokal, nasional maupun internasional.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Menambah wawasan warga dan anggota Himapem FISIP Unhas terkait isu politik
pemerintahan, khususnya mengenai resuffle atau perombakan kabinet.
2. Memberikan pemahaman kepada warga dan anggota Himapem FISIP Unhas tentang
dinamika politik yang sedang berkembang di era pemerintahan Jokowi-JK.
C. Capaian
Hal-hal yang ingin dicapai dalam kegiatan diskusi ini adalah sebagai berikut:
1. Warga dan anggota Himapem FISIP Unhas dapat menambah wawasannya terkait
2. Warga dan anggota Himapem FISIP Unhas dapat memahami dinamika politik yang
sedang berkembang di era pemerintahan Jokowi-JK saat ini.
D. Bentuk Kegiatan
Kegiatan ini berbentuk forum diskusi, diawali dengan pemaparan materi oleh pemateri
yang dipandu oleh seorang moderator. Kemudian, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab oleh
peserta diskusi kepada pemateri.

Anda mungkin juga menyukai