Anda di halaman 1dari 9

1.

KONSEP ANALISA JURNAL


1.1 Teori Abstrak
Menurut Hidayat (2011:160) Abstrak merupakan pencerminan isi karya
tulis (hasil penelitian), mencakup isi utama sebuah karya tulis yang
ditempatkan pada bagian muka dengan harapan agar pembaca dapat
dengan mudah memperoleh informasi tentang keseluruhan isi tulisan
sebelum membacanya secara lengkap.
Cara penulisan abstrak adalah sebagai berikut
1.1.1 Terdapat kalimat pengantar tentang alasan kenapa penelitian tersebut
dilakukan.
1.1.2 Memaparkan secara ringkas metode penelitian tersebut yang meliputi
desain penelitian yang digunakan. Populasi, sampel, teknik sampling
yang dipakai, variabel yang diukur, metode pengumpulan data dan
alat ukur yang digunakan apa, serta metode analisis yang dipakai.
1.1.3 Terdapat hasil utama yang telah diperoleh dari penelitian.
1.1.4 Adanya kesimpulan yang utama dari penelitian
1.1.5 Abstrak dituliskan satu spasi dalam satu paragraf, dengan
menggunakan kata yang mudah dimengerti dan menarik.
1.2 Teori Pendahuluan
Menurut Nursalam (2013:207) Pendahuluan pada bab ini hanya akan
dibahas penulisan laporan skripsi atau tesis dari hasil penelitian jenis
kuantitatif. Penulisan ditekankan pada konsestensi tulisan dan konsistensi
penulisan metodologi. Konsistensi liputan meliputi penggunaan istilah,
penomoran, penggunaan huruf/angka, dan lain-lain. Konsistensi penulisan
metedologi meliputi kerangka konseptual, desain, populasi dan sampel,
variable dan definisi operasional, pengumpulan dan analisis data,
penyajian hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.
Penulisan hasil penelitian merupakan suatu cara mengomunikasikan atau
menyosialisasi hasil temuan ilmiah kepada oranglain seperti perawat,
tenga kesehatan lain, dan pengguna layanan kesehatan (Burns & Grove,

1999). Desiminasi hasil penelitian menyediakan banyak keuntungan bagi


peneliti, profesi keperawatan, dan pengguna pelayanan kesehatan. Dengan
menyajikan dan menerbitkan hasil penelitian, peneliti akan mampu
meningkatkan disiplin ilmu tertentu, pengakuan individu, meningkatkan
eksistensi

profesi

keperawatan,

dan

pengakuan

profesionalisasi

keperawatan.
Kedalaman informasi yang disajikan bergantung pada jenis penelitian
(skripsi, tesis, atau desertasi), keinginan pembaca , dan mekanisme
desiminasi dari laporan hasil penelitian.
1.3 Teori Metode Penelitian
1.3.1 Pengertian Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan
hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu
cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu
dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehimgga terjangkau
oleh penalaran manusia empiris beararti cara-cara yang dilakukan itu
dapat diamati oleh indra manusia sehingga orang lain dapat
mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. (Bedakan
cara yang tidak ilmiah, misalnya mencari uang yang hilang, atau
provokator, atau tahanan yang melahirkan diri melalui paranormal).
Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis. Data
yang diperoleh melalui penelitian itu adalah data empiris (teramati)
yang mempunyai kreteria tertentu yaitu valid. Valid merupakan
derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek
dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti (Sugiono,
2012:2).

1.3.2 Jenis Rancangan Penelitian


Jenis rancangan penelitian keperawatan dibedakan menjadi empat
(Nursalam, 2013:160), yaitu:
1.3.2.1 Deskriptif. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan, memberi
suatu nama, situasi atau fenomena dalam melakukan ide
baru.
1.3.2.2 Faktor yang berhubungan (relationship). Penelitian ini
dilaksanakan untuk mengembangkan hubungan anatara
variabel dan menjelaskan hubungan yang ditemukan.
Penelitian ini disebut juga penelitian tahap kedua setelah
suatu fenomena ditemukan.
Hubungan tersebut tidak selalu memiliki mekanisme yang
menjelaskan (secara ko-insiden/kebetulan timul bersamaan).
Rancangan yang sering digunakan adalah cross sectional.
1.3.2.3 Faktor yang berhubungan (asosiasi). Penelitian ini disebut
juga explanatory atau cross sectional, bertujuan untuk
menentukan factor apakah yang terjadi sebelum atau
bersama-sama tanpa adanya suatu intervensi dari peneliti.
Rancangan yang dipergunakan bisa menggunakan cross
sectional atau jenis rancangan lainnya (kohort, case
control).
1.3.2.4 Pengaruh (causal). Penelitian ini ditunjukkan untuk menguji
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Karakteristik rancangan pengaruh (causal) adalah sebagai
berikut:
A. Intensitas variabel independen menentukan intensitas
variabel dependen (VD) misalnya dosis.
B. Dapat dijelaskan mekanisme perubahannya.
C. Terapi bukan sebagi penyebab (causation)
D. Jenis rancangan yang digunakan eksperimental, jenis
rancangan eksperimental adalah:
a. True eksperimental (suatu kelompok tidak dilakukan
intervensi)

b. Quassy eksperimental (suatu kelompok dilakukan


intervensi sesuai dengan metode yang dikehendaki,
kelompok lainnya dilakukan seperti biasanya).
c. Pre-eskperimental: post only atau pre-post. Suatu
kelompok dilakukan intervensi X dan kelompok
lainnya dilakukan intervensi Y.
1.3.2.5 Post Test Only Control Group Design
Post test only control group design ialah design ini subjeck di
tempatkan secara random kedalam kelompok-kelompok dan
di ekspose sebagai variabel indepent di beri post test. Nilainilai post test kemudian di bandingkan untuk menentukan
keefektifan tritmen.
1.3.3 Variabel Penelitian
1.3.3.1 Pengertian variabel penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan
nilai beda terhadap sesuatu ( benda,manusia, dan ain-lain).
Ciri

yang

dimiliki

oleh

anggota

suatu

kelompok

( orang,benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki


kelompok tersebut. Dalam riset, variabel di karakteristikan
sebagi derajat, jumlah dan perbidaan. Variabel juga
merupakan konsep dari berbagai level abstrak yang
didefinisikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan
atau manipulasi suatu penelitian. Konsep yang dituju dalam
suatu penelitian bersifat konkrit dan secara langsung bisa
diukur, misalnya denyut jantung, hemoglobin, dan pernfasan
setiap menit. Sesuatu yang konkrit tersebut bisa diartikan
sebagai suatu variabel dalam penelitian.
(Nursalam,2013: 177).
A. Jenis Variabel

Jenis variabel diklasifikasikan menjadi bermacam-macam


tipe untuk menjelaskan penggunaannya dalam penelitian.
(Nursalam,2013:178-179)
a. Variabel independent (bebas)
Variabel yang mempengaruhi atau lainnya menentukan
variabel

lain.

Suatu

kegiatan

stumulus

yang

dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak


pada variabel dependent.
b. Variabel dependent (terikat)
Variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan oleh
variabel lain. Variabel respon akan muncul sebagai
akibat dari manipulasi variabel-variabel lain.
c. variabel moderator (intervening)
Variabel yang dapat berperan sebagai variabel bebas
dan terikat. Variabel moderator (seringkali disebut
sebagai variabel bebas kedua) adalah variabel yang
diangkat untuk menentukan apakah ia mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
d. Variabel perancu (konfounding)
Adalah variabel yang nilainya ikut menentukan variabel
baik secara langsung maupun tidak langsung. Variabel
perancu merupakan jenis variabel yang berhubungan
(asosiasi) dengan variabel bebas dan berhubungan
dengan variabel terikat, tetapi bukan merupakan
variabel antara.
e. Variabel kendali (control)
Adalah variabel yang nilainya dikendalikan dalam
penelitian (baik seluruhnya maupun sebagian saja).
Tidak semua variabel didalam suatu penelitian dapat
dipelajari sekaligus dalam waktu yang sama. Beberapa

variabel tersebut harus dinetralkan pengaruhnya untuk


menjamin agar variabel tersebut tidak mengganggu
hubungan antara variabel bebas dan terikat. Variabelvariabel yang pengaruhnya harus dinetralkan tersebut
disebut variabel-variabel control.
f. variabel random
variabel yang tanpa diduga ternyata berperan didalam
mekanisme yang sedang kita pelajari. Atau dengan kata
lain variabel yang dengan sengaja kita abaikan
keberadaannya, meskipun kita ketahui variabel tersebut
ikut berperan dalam mekanisme tersebut.
1.3.4 Populasi, Sample, dan Sampling
1.3.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan. Contoh : Semua klien yang
telah menjalani operasi jantung di rumah sakit. (Nursalam,
2013:169)
A. Pembagian Populasi
Pembagian populasi menurut Sastroasmoro & Ismail
(1995) dalam Nursalam (2013) meliputi: populasi target
dan populasi terjangkau.
a. Populasi Target
Populasi target adalah populasi yang memenuhi kriteria
sampling dan menjadi sasaran akhir penelitian.
Populasi menurut Polit dan Hungler (1999) target
bersifat umum dan biasanya pada penelitian klinis
dibatasi oleh karakteristik demografis (meliputi jenis
kelamin

atau

usia).

Misalnya,

kita

mempunyai

kelompok populasi target pada klien diabetes melitus di


Surabaya.

b. Populasi terjangkau (Accessible Population)


Populasi terjangkau adalah populasi yang memenuhi
kriteria penelitian dan biasanya dapat dijangkau oleh
peneliti dari kelompoknya. Misalnya, semua klien
diabetes melitus yang menjadi anggota Askes di
Surabaya. Peneliti biasanya menjadikan sampel pada
populasi

target

tersebut

dan

diharapkan

dapat

dipergunakan untuk mewakili kelompok populasi klien


diabetes melitus yang ada di Surabaya.
1.3.4.2 Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling.
Sedangkan sampling adalah proses menyeleksi porsi dari
populasi yang dapat mewakili populasi yang ada. Syaratsyarat sampel pada dasarnya ada dua syarat yang harus
dipenuhi saat menetapkan sampel, yaitu representatif
(mewakili) dan (2) sampel harus cukup banyak.
A. Representative
Sampel yang representatif adalah sampel yang dapat
mewakili

populasi

yang

ada.

Untuk

memperoleh

hasil/kesimpulan penelitian yang menggambarkan keadaan


populasi penelitian, amak sampel yang diambil harus
mewakili populasi yang ada. Untuk itu dalam sampling
harus direncanakan dan janagn asal saat mengambil
sampel. Misalnya, kita ingin meneliti hubungan antara
pengetahuan klien dan ketaatan diet pada klien diabetes.
Dasar pendidikan klien ada yang tidak sekolah, tidak lulus
SD, lulus SD, SMP, SMU, akademi, perguruan tinggi dan
lain-lain. Semua tingkat pendidikan tersebut harus terdapat

dalam sampel penelitian kalau semua tingkat pendidikan


klien yang ada dalam populasi telah terwakili.
C. Sampel harus cukup banyak
Semakin banyak sampel, maka hasil penelitian mungkin
akan lebih representatif. Meskipun keseluruhan lapisan
populasi

telah

terwakili,

kalau

jumlahnya

kurang

memenuhi, maka kesimpulan hasil penelitian kurang ata


bahkan tidak bisa memberikan gambaran tentang populasi
yang sesungguhnya. Sebenarnya tidak ada pedoman
umum yang digunakan untuk menentukan besarnya
sampel suatu penelitian. Besar kecilnya jumlah sampel
sangat dipengaruhi oleh rancangan dan ketersediaan
subjek dari penelitian itu sendiri. Polit dan Hungler (1999)
menyatakan

bahwa

semakin

besar

sampel

yang

dipergunakan semakin baik dan representatif hasil yang


diperoleh. Dengan kata lain semakin besar sampel,
semakin mengurangi angka kesalahan. Prinsip umum yang
berlaku adalah sebaiknya dalam penelitian digunakan
jumlah sampel sebanyak mungkin. Namun demikian,
penggunaan sampel sebesar 10%-20% untuk subjek
dengan jumlah lebih besar dari 1000 dipandang sudah
cukup. Makin kecil jumlah populasi, presentasi sampel
harus semakin besar. Terdapat nenerapa rumus yang dapat
digunakan untuk menentukan besar sampel. (Nursalam,
2013:171).

PENENTUAN BESAR SAMPEL


n = N.z2 p.q
d2 (N-1) + z2 . P . q

Populasi infinit (populasi tidak diketahui)


n = z2 . p . q
d2
keterangan:
n : perkiraan besar sampel
N : perkiraan besar populasi
Z : nilai standar normal untuk = 0,05 (1,96)
P : perkiraan proposal, jika tidak diketahui dianggap
50%
Q : 1-p (100% - p)
D : tingkat kesalahan yang dipilih (d=0,05)
1.3.6 Kesimpulan
Merupakan sebuah gagasan yang tercapai pada akhir pembicaraan
dengan kata lain kesimpulan adalah hasil dari suatu pembicaraan
(Hasan, 2013)

Anda mungkin juga menyukai