Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI

Dosen Pengajar: Dr. Aini Indrijawati, SE., M.Si., Ak., CA

Oleh:
Kelompok V

1. Afrizal
2. Hamka Ridwan
3. Muhammad Akmal

PROGRAM S1-STAR BPKP JURUSAN AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015

LAPORAN SEGMEN DAN DESENTRALISASI

A. Desentralisasi Organisasi
Di sebuah organisasi yang terdesentralisasi, wewenang pengambilan keputusannya
tidak diserahkan pada beberapa orang eksekutif puncak melainkan disebarkan di seluruh
organisasi. Di satu sisi ekstrem, organisasi yang terdesentralisasi secara kuat adalah
organisasi yang memberikan kebebasan kepada manajer-manajer tingkat yang lebih rendah
ataupun karyawan untuk membuat keputusan.
Perusahaan memutuskan untuk melakukan desentralisasi karena berbagai
alasan diantaranya:
1. Mengumpulkan dan Menggunakan Informasi lokal
2. Memfokuskan Manajemen Pusat
3. Melatih dan Memotivasi Para Manajer
4. Meningkatkan daya saing
B. Keunggulan dan Kelemahan
1 Desentralisasi memiliki lima keunggulan:
a. Manajemen puncak dibebaskan dari pemecahan persoalan sehari-hari yang banyak
sehingga memiliki peluang untuk berkonsentrasi pada strategi, keputusan , dan
kegiatan koordinasi.
b. Manajer tingkat lebih rendah umumnya memiliki informasi yang lebih terperinci dan
lebih baru mengenai kondisi setempat dibandingkan dengan para manajer puncak.
c. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer pada tingkat yang
lebih rendah membuat mereka dapat lebih cepat memberikan respons kepada par
pelanggan.
d. Desentralisasi memberikan pengalaman pengambilan keputusan kepada para manajer
tingkat lebih rendah yang nantinya diperlukan jika mereka dipromosikan ke tingkat yang
lebih tinggi.
e. Pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada manajer tingkat lebih rendah
sering kali meningkatkan motivasi mereka, sehingga dapat meninggkatkan kepuasan
kerja dan tingkat retensi karyawan.
5. Desentralisasi memiliki empat kelemahan :
a Manajer pada tingkat lebih rendah membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya
memahami gambaran besar.
b Di suatu organisasi yang betul-betul terdesentralisasi, mungkin terjadi kurang koordinasi
di antara manajer yang memiliki otonom.
c Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan
perusahaan secara keseluruhan.
d Dalam suatu organisasi yang sangat terdesentralisasi, mungkin lebih sulit untuk secara
efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif.
C. Akuntansi Pertanggungjawaban
Karena organisasi yang terdesentralisasi mendelegasikan tanggung jawab pengambilan
keputusan kepada manajer pada tingkat yang lebih rendah,maka diperlukan sistem akuntansi
pertanggung jawaban yang menghubungkan wewenang pengambilan keputusan manajer
tingkat lebih rendah dengan akuntabilitas berupa hasil dari keputusan yang diambil tersebut.
Istilah pusat pertanggung jawaban digunakan untuk setiap bagian dalam organisasi yang
memiliki manajer yang mengendalikan dan bertanggung jawaban atas biaya,laba, dan

Investasi. Terdapat tiga jenis pusat pertanggung jawaban yang utama,yaitu pusat biaya, pusat
laba, dan pusat investasi.
1 Pusat Biaya, Pusat Laba, dan Pusat Investasi
a Pusat Biaya Manajer pada pusat biaya memiliki kendali atas biaya-biaya tetapi bukan
atas penerimaan atau dana investasi. Departemen jasa seperti akuntansi, keuangan,
administrasi umum, hukum, dan personalia biasanya dianggap sebagai pusat biaya.
Manajer pusat biaya diharapkan meminimalkan biaya dan menyediakan jasa atau
produk yang diminta oleh bagian lain dari organisasi.
f. Pusat Laba Manajer sebagai pusat laba memiliki kendali atas biaya maupun
pendapatan. Seperti halnya manajer pusat biaya, manajer suatu pusat laba tidak
memiliki kendali atas dana-dana investasi. Manajer pusat laba sering kali dievaluasi
dengan membandingkan laba aktual dengan laba yang ditargetkan atau dianggarkan.
g. Pusat Investasi Manajer sebuah pusat investasi memiliki kendali atas biaya,
pendapatan, dan investasi di aktiva operasi. Manajer pusat investasi biasanya
dievaluasi dengan menggunakan ukuran imbal hasil atas investasi (ROI) atau laba
residu.
6. Pandangan Organisasi terhadap Pusat Pertanggungjawaban
Perhatikan bahwa departemen dan pusat kerja yang tidak menghasilkan sendiri
pendapatan dalam jumlah signifikan dikategorikan sebagai pusat biaya. Departemen tersebut
adalah departemen staf, seperti keuangan, hukum, dan personalia, serta unit-unit operasi.
Pusat laba menghasilkan pendapatan, dan mencakup kelompok produk makanan ringan ,
minuman, dan permen. Wakil direktur operasi mengawasi alikasi dana investasi untuk berbagai
kelompok produk serta bertanggungjawab tehadap laba dari kelompok produk tersebut. Dan
terakhir, kantor pusat perusahaan merupakan pusat investasi karena bertanggungjawab atas
seluruh pendapatan, biaya, dan investasi.

D. Desentralisasi dan Pelaporan Segmen


Suatu segmen adalah suatu bagian atau aktivitas suatu organisasi dan manajermanajer akan menginginkan data biaya, penerimaan atau laba dari bagian organisasi tersebut.
Laporan laba rugi berguna dalam menganalisis profitabilitas segmen dan dalam mengukur
prestasi-prestasi manajemen segmen
Desentralisasi yang efektif memiliki pelaporan segmen yang berfungsi sebagai laporan
tambahan pada laporan keuangan. Segmen adalah bagian atau aktivitas suatu organisasi
dimana para manajer menginginkan data biaya dan laba dari organisasi tersebut. Segmen
antara lain meliputi divisi organisasi,wilayah pemasaran, toko perindividual, pusat pelayanan,
pabrik manufaktur dan lain-lain. Laporan laba rugi tersegmen ini bermanfaat untuk
menganalisis profibilitas usaha dan mengukur kinerja manajer.
Laporan Segmen adalah laporan rugi laba yang menyajikan informasi tentang laporan
rugi laba untuk setiap segmen usaha. Dengan adanya laporan segmen maka akan diketahui
bagaimana kinerja dari masing-masing segmen usaha tersebut. Output dari metode absorption
berupa laporan rugi laba konvensional memberikan informasi untuk penyusunan laporan
segmen, maksudnya laporan rugi laba konventional kita olah lagi dengan menggunakan
analisa perilaku biaya yang menghasilkan laporan segmen.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaporan segmen:
1 Digunakan laporan laba rugi dengan format kontribusi, yang membedakan biaya menjadi
komponen biaya variabel dan biaya tetap.
2 Biaya tetap dibedakan menjadi:
a Biaya tetap yang dapat ditelusuri(traceable fixed cost)

Adalah suatu biaya tetap yang terjadi dikarenakan keberadaan segmen tersebutjika
segmen tersebut tidak pernah ada, biaya tetap tersebut tidak akan pernah terjadi; dan jika
segmen tersebut dihilangkan, biaya tetap tersebut akan menghilang. Contoh-contoh biaya
tetap yang dapat ditelusuri: Gaji manajer produk Indomie di Indofood adalah biaya
tetapyang dapat ditelusuri dari segmen usaha Indomie di PT Indofood Sukses Makmur
h. Biaya tetap umum (common fixed cost)
Adalah biaya tetap yang mendukung operasi lebih dari satu segmen, tetapi tidak dapat
ditelusuri seluruhnya atau sebagian ke segmen manapun. Meskipun suatu segmen
dihilangkan, tidak akan ada perubahan biaya tetap umum yang sesungguhnya. Contoh:
Gaji direktur PT Indofood adalah biaya tetap umum dari berbagai Divisi PT Indofood, Biaya
gaji resepsionis kantor yang dibagi bersama dengan sejumlah dokter merupakan suatu
biaya tetap umum dari dokter-dokter tersebut. Biaya tersebut dapat ditelusuri pada suatu
kantor, tetapi tidak pada dokter-dokter secara individu.
7. Penentuan
Margin
Segmen
diperoleh dengan mengurangkan biaya
tetap dapat ditelusuri untuk suatu segmen dari margin kontribusi segmen.Ini
menunjukkan margin yang tersedia setelah suatu segmen menutup seluruh biayanya.
Margin segmen merupakan ukuran terbaik profitabilitas jangka panjang suatu segmen.
8. Hambatan pembebanan biaya yang tidak tetap
Agar laporan segmen memenuhi tujuan yang dimaksudkan, biaya harus secara tepat
dibebankan kesegmen. Jika tujuannya adalah menetukan laba yang dihasilkan oleh divisi
tertentu, maka seluruh biaya yang dapat dibebankan pada divisi itu hanya biaya-biaya itu.
a Penghiangan Biaya
Biaya yang dibebankan ke segmen seharusnya mencakup seluruh biaya yang dapat
dilekatkan pada segmen dari seluruh rantai nilai perusahaan tersebut. Rantai nilai
fungsi bisnis yang menambahkan nilai pada produk dan jasa suatu perusahaan.
b Metode yang Kurang Tepat dalam Membebankan biaya yang Dapat Ditelusuri diantara
segmen-segmen
Kegagalan untuk menelusuri biaya-biaya secara langsung biaya yang dapat ditelusuri
secara langsung pda suatu segmen tertentu seharusnya tidak dialokasikan pada
segmen yang bertanggung jawab .
Dasar lokasi yang tidak tepat beberapa perusahaan yang mengalokasikan biaya
kesegmen-segmen menggunakan dasar acak.sebagai contoh beberapa perusahaan
mengalokasikan beban penjualan,umum,dan administrasi berdasarkan nilai pejualan.
Jadi, jika suatu segmen menghasilkan 20% dari total penjualan perusahaan,maka akan
dialokasikan 20% dasri beberapa beban penjulan,umum, dan administrasikan sebagia
bagian wajarnya, prosedur dasar yang sama ini diikuti jika harga pokok penjualan atau
ukuran lainnya digunakan sebagai dasar alokasi.
c Membagi Biaya umum diantara Segmen-segmen secara Acak
Praktik bisnis ketiga yang mengakibatkan biaya segmen terdistrosi adalah praktik
membebankan biaya yang tidak dapat ditelusuri ke segmen. Sebagai contoh, beberapa
perusahaan mengalokasikan biaya banguan kantor pusat yang bersifat umum ke
produk dalam laporan segmen.

E. Mengevaluasi Kinerja Pusat Investasi - Imbal Hasil atas Investasi


1 Rumus Imbal Hasil atas Investasi
Imbal hasil atas investasi didefinisikan sebagai laba operasi bersih dibagi dengan ratarata aktiva operasi :
ROI = laba operasi bersih
rata-rata aktiva operasi

9. Definisi Laba Bersih Operasi dan Aktiva Operasi


Laba operasi bersih adalah laba sebelum bunga dan pajak dan kadang-kadang disebut
sebagai laba sebelum bunga dan pajak. Laba operasi bersih digunakan dalam rumus tersebut
karena dasar perhitungan terdiri atas aktiva operasi.
Aktiva operasi mencakup kas, piutang, persediaan, pabrik dan peralatan, dan aktivaaktiva lain yang dipertahankan untuk penggunaan produktif di dalam organisasi. Aktiva-aktiva
ini tidak dimiliki untuk keperluan operasional, sehingga dikeluarkan dari kelompok aktiva
operasi. Dasar aktiva operasi yang digunakan dalam rumus pada umumnya diperhitungkan
sebagai rata-rata aktiva operasi antara awal dan akhir tahun.
10. Memahami ROI- Perspektif DuPont
Persamaan ROI, yaitu laba operasi bersih dibagi dengan rata-rata aktiva operasi, tidak
banyak membantu manajer yang bermaksud untuk mengambil tindakan untuk memperbaiki
ROI perusahaan. Persamaan itu hanya menawarkan dua variabel untuk memperbaiki kinerjalaba operaasi bersih dan rata-rata aktiva operasi.
ROI = Margin x Perputaran
11. ROI dan Balanced Scorecard
Berbicara secara umum, ROI dapat ditingkatkan dengan meningkatkan penjualan,
menurunkan biaya, dan/atau menurunkan investasi dalam aktiva operasi. Namun, mungkin
tidak tampak jelas bagi dan menurunkan investasi secara konsisten dengan strategi
perusahaan.
Karena alasan itu, saat manajer dievaluasi berdasarkan ROI, pendekatan balanced
scorecard digunakan. Singkatnya, balanced scorecard yang disusun dengan baik dapat
memberikan peta yang menunjukkan bagaimana perusahaan meningkatkan ROI. Bila peta
yang menunjukkan strategi perusahaan tersebut tidak ada, manajer mungkin mengalami
kesulitan memahami apa yang seharusnya mereka lakukan untuk meningkatkan ROI dan
mereka mungkin bekerja dengan tujuan yang berlawanan dengan keselarasan strategi
perusahaan secara keseluruhan.
12. Kritik terhadap ROI
a Hanya memberi tahu manajer bahwa meningkatkan ROI mungkin tidak cukup.
i. Seorang manajer yang mengambil alih suatu segmen usaha biasanya mewarisi banyak
biaya yang telah ditentukan yang tidak dikendalikan oleh manajer.
j. Seperti yang akan dibahas di bagian selanjutnya, seornag manajer yang dievaluasi
berdasarkan pada ROI mungkin menolak atau tidak memanfaatkan peluang investasi
yang menguntungkan.
F. Laba Residu
Pendekatan lain pengukuran kinerja pusat investasi terfokus pada suatu konsep yang
dikenal sebagai laba residu. Laba residu adalah laba operasi bersih yang diperoleh pusat
investasi di atas imbal hasil minimum yang diminta atas aktiva operasi yang digunakan. Dalam
bentuk persamaan, laba residu dihitung sebagai berikut :
Laba Residu = laba operasi bersih - [rata-rata aktiva operasi x tingkat imbal hasil minimum
yang diminta]
1 Memotivasi dan Laba Residu
Umumnya, seorang manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI akan menolak
setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di bawah ROI divisi saat ini meskipun tingkat imbal
hasil proyek baru tersebut di atas tingkat imbal hasil minimum yaang diminta untuk seluruh
perusahaan. Sebaliknya, setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil
minimum yang diminta untuk perusahaan tersebut akan mengakibatkan meningkatnya laba

residu. Karena ini merupakan kepentingan terbaik perusahaan sebagai suatu keseluruhan
untuk menerima setiap proyek yang tingkat imbal hasilnya di atas tingkat imbal hasil minimum
yang diminta, manajer yang dievaluasi berdasarkan pada laba residu akan cenderung
membuat keputusan yang lebih baik berkenaan dengan proyek-proyek investasi daripada
manajer yang dievaluasi berdasarkan pada ROI.
13. Perbandingan Divisi dan Laba Residu
Laba residu memiliki satu kelemahan. Laba residu tidak dapat digunakan untuk
membandingkan kinerja divisi dengan ukuran yang berbeda. Anda seharusnya
mempertimbangkan bahwa divisi yang lebih besar akan memiliki lebih banyak laba residu
daripada divisi yang lebih kecil bukan karena mereka dikelola dengan lebih baik tetapi hanya
karena ukurannya lebih besar.
G. Penentuan Harga Transfer
1 Harga Transfer Negoisasi (Negotiated Transfer Prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam
perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer
yang diinginkan. Harga transfer negoisasi memiliki beberapa kelebihan. Pertama, pendekatan
ini melindungi otonomi divisi dan konsisten dengan semangat desentralisasi. Kedua, manajer
divisi cenderung memiliki informasi yang lebih baik tentang biaya dan laba potensial atas
transfer dibanding pihak-pihak lain dalam perusahaan.
Harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif kontrolabilitas yang inheren dalam
pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap divisi yang berkepentingan tersebut pada
akhirnya yang akan bertanggung jawab atas harga transfer yang dinegosiasikan. Namun
transfer pricing ini tidak begitu mudah untuk ditentukan karena posisinya pada situasi sulit yang
bisa menimbulkan conflict of interest diantara kedua belah pihak yang terlibat, yaitu divisi
penjual dan divisi pembeli. Artinya, tidak akan ada satu metode transfer price yang terbaik,
yang akan diterima mutlak oleh kedua belah pihak.
Berbicara secara umum, kita tidak dapat memperkirakan harga transfer pasti yang akan
mereka sepakati. Walaupun begitu, kita dapat secara rahasia memperkirakan dua hal : 1) divisi
penjualan akan setuju untuk mentransfer hanya jika laba divisi penjualan meningkat sebagai
hasil dari transfer, dan 2) divisi pembelian akan setuju untuk transfer hanya jika laba divisi
pembelian juga meningkat sebagai suatu hasil dari transfer
14. Harga Transfer Divisi Penjualan
Perusahaan menggunakan metode penetapan harga transfer atas dasar biaya yang
ditimbulkan oleh divisi penjual dalam memproduksi barang atau jasa, penetapan harga transfer
metode ini relatif mudah diterapkan namun memiliki beberapa kekurangan. Pertama,
penggunaan biaya sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan yang buruk, jika
seandainya unit penjual tidak dapat memproduksi dengan optimal sehingga menghasilkan
biaya yang lebih tinggi daripada harga pasar, maka dapat terjadi kecenderungan pembelian
barang dari luar. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan
pernah menghasilkan laba dari setiap transaksi internal. Ketiga, penentuan harga transfer yang
berdasarkan biaya berarti tidak ada insentif bagi orang yang bertanggung jawab
mengendalikan biaya.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya
variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah
mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap(variable cost
plus fixed fee).
Walaupun pendekatan biaya untuk penentuan harga transfer relatif sederhana untuk
diterapkan, tetapi memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya-terutama biaya
penuh-sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan buruk dan oleh karenanya

pada suboptimisasi. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak
akan pernah menghasilkan laba dari setiap transfer internal. Persoalan ketiga bahwa mereka
tidak menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya. Persoalan ini dapat diatasi sampai
pada lingkup tertentu dengan menggunakan biaya standar dan bukan biaya aktual untuk harga
transfer.
15. Harga Transfer Berdasarkan Harga Pasar (Market-Based Transfer Prices)
Harga transfer berdasarkan harga pasar dipandang sebagai penentuan harga transfer
yang paling independen. Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan
harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh
profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya.
Pendekatan harga pasar dirancang apabila ada pasar penghubung untuk produk atau
jasa yang ditransfer. Pasar penghubung adalah pasar untuk produk atau jasa perusahaan pada
saat ini. Jika divisi penjual tidak memiliki kapasitas menganggur, harga pasar dalam pasar
penghubung adalah pilihan sempurna untuk harga transfer.
Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk
ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi
tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti
industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar
tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Namun, jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya
menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan
harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan
biaya (cost-based transfer price).
H. Otomisasi Divisional dan Suboptimisasi
Otonomi divisional dan tanggung jawab yang lebih bebas secara umum mengarah pada
keberhasilan yang jauh lebih besar dan laba yang jauh lebih besar daripada operasi yang
diatur dan dikendalikan secara ketat dan terpusat. Salah satu dari alasan-alasan utama untuk
melakukan desentralisasi adalah bahwa manajer puncak tidak mengetahui secara detail
kondisi masing-masing divisi. Untuk menentukan dengan tepat berapakah harga transfer yang
seharusnya, manajer puncak harus mengetahui dengan detail pasar penghubung, biaya
variabel dan kapasitas yang digunakan. Jika manajer puncak memiliki semua informasi ini,
menjadi tidak jelas mengapa mereka mengambil kebijakan desentralisasi.
I. Aspek Internasional Harga Transfer
Tujuan harga transfer berubah apabila melibatkan multinational corporation (MNC) serta
barang dan jasa ditransfer melalui batas-batas negara. Tujuan penentuan harga transfer
internasional dari dua aspek adalah sebagai berikut :
Domestik
1 Otonomi yang lebih besar
16. Meningkatkan motivasi manajer
17. Evaluasi kerja yang lebih baik
18. Goal congruence yang lebih baik
Internasional
1 Pengurangan tarif, bea cukai dan pajak
19. Pengurangan risiko nilai tukar
20. Posisi kompetisi yang lebih kuat
21. Hubungan dengan pemerintah setempat yang lebih baik

Disisi lain, membebankan suatu harga transfer yang tinggi mungkin membantu MNC
mengurangi laba dari negeri yang telah memperketat kendali pengiriman uang asing, atau
mungkin memperbolehkan MNC memindahkan pendapatan dari suatu negera yang memiliki
tingkat pajak pendapatan yang tinggi ke suatu negara yang memiliki tingkat pajak yang
rendah (tax haven country).
Penelitian akhir-akhir ini telah menemukan bahwa lebih dari 80% perusahaanperusahaan multinsional (MNC) melihat transfer pricingsebagai suatu isu pajak internasional
utama, dan lebih dari setengah dari perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang
paling penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal Organization of
Economic Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga
transfer sebaiknya disesuaikan dengan menggunakan standar arms-length, artinya pada suatu
harga yang akan dicapai oleh pihak-pihak yang independen. Sementara perjanjian model
tersebut diterima secara luas, terdapat perbedaan-perbedaan dalam cara negara-negara
menerapkannya. Meskipun demikian, terdapat dukungan yang kuat di seluruh dunia terhadap
suatu pendekatan untuk membatasi usaha-usaha oleh MNC untuk mengurangi kewajiban
pajak dengan menetapkan harga-harga transfer yang berbeda dengan arms-length standard
tersebut.

http://dokumen.tips/documents/rmk-akman-pelaporan-segmen-dan-desentralisasi.html
https://karyakukarya.wordpress.com/2011/12/11/pelaporan-segmen-dan-desentralisasi/
http://restrianaerin.blogspot.co.id/2012/11/tugas-desentralisasi-laporan-segmen.html

Anda mungkin juga menyukai