GARIS
(LINES PLAN)
Oleh :
MOHAMAD ROSUL
Nrp : 33311401024
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh:
MOHAMAD ROSUL
Nrp : 33311401024
Surabaya,
25 Juni 2015
TRISTIANDINDA P., ST
NIP. 198201252014041001
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmad,
hidayah dan anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Rencana Garis (Lines
Plan) tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Tugas ini terdiri dari penentuan Curve of Sectional Area (CSA) dengan menggunakan
metode NSP diagram, bentuk lambung kapal yang diperoleh berdasarkan perencanaan garis air
muat pada masing masing station dan perancangan body plan yang pada akhirnya
diproyeksikan menjadi Sheer Plan (bow bow battock line) dan Half Breadth Plan.
Keseluruhan bentuk perancangan dikoreksi sedemikian rupa sehungga memenuhi syarat yang
telah ditentukan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa perencanaan ini masih jauh dari sempurna
sehingga kami sangat mengharapkan saran, masukan dan sanggahan yang bersifat membangun
kearah yang lebih baik.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada Bpk. M.
Mustain, ST.,MT. dan Ibu Tristiandinda P., ST selaku selaku dosen pembimbing Tugas
Rencana Garis (TRG) serta rekan rekan yang telah memberikan bantuan pada saat diskusi.
Semoga laporan tugas rencana garis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun
penulis untuk tugas perencanaan selanjutnya
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................
PENGANTAR.......................................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................................
BAB 2. PERHITUNGAN PARAMETER UTAMA............................................................
2.1. Ukuran Utama Kapal (Princilpe Dimension)..........................................................
2.2. Panjang Garis Air (LWL).......................................................................................
2.3. Panjang Displacement (Ldisp)..................................................................................
2.4. Speed Constant......................................................................................................
2.5. Grafik NSP............................................................................................................
(LINES PLAN)
BAB 1.
PENDAHULUAN
Rencana garis adalah penggambaran bentuk potongan potongan badan kapal, baik
secara memanjang maupun melintang. Gambar rencana garis ini nantinya akan menjadi
acuan / dasar dalam melakukan penggambaran selanjutnya.
Adapun istilah istilah yang dipakai dalam penggambaran rencana garis adalah
sebagai berikut:
haluan dengan garis air pada sarat muat yang telah direncanakan.
pelat kulit).
Depth (H)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal sampai geladak menerus diukur pada
Draught (T)
Jarak vertikal (tinggi kapal) dari garis dasar kapal samapi garis air kapal pada sarat
(LINES PLAN)
Midship
Potongan melintang pada bagian tengah kapal.
Center Line
Potongan memanjang pada bagian tengah kapal.
Base Line
Garis dasar kapal
Station
Pembagian panjang kapal menjadi 20 bagian dengan jarak yang sama.
Body Plan
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara melintang pada setiap station
Buttock Line
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang vertikal.
Water Line
Proyeksi bentuk potongan potongan badan kapal secara memanjang horisontal.
Transom
Bentuk buritan kapal yang berupa bidang lurus.
(LINES PLAN)
Upper Deck
Garis geladak utama kapal dari ujung haluan sampai ujung buritan kapal.
Poop Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian buritan kapal.
Forecastle Deck
Geladak tambahan yang terletak diatas geladak utama kapal pada bagian haluan kapal.
Bulwark
Pagar kapal yang terletak pada bagian tepi kapal.
Sent
Garis yang ditarik pada salah satu atau beberpa titik yang terletak di garis tengah
Sheer
Lengkungan kemiringan geladak kearah memanjang kapal.
Chamber
Lengkungan kemiringan geladak kearah melintang kapal.
(LINES PLAN)
BAB 2.
PERHITUNGAN PARAMETER UTAMA
Lpp
: 90 m
: 15,8 m
: 7,4 m
: 5,95 m
Vs
: 12,8 knot
Type
: Cointainer Ship
Metode
: NSP
Dari ukuran utama kapal tersebut diatas dapat dihitung komponen-komponen yang lain
yang dipakai dalam penggambaran rencana garis kapal :
= (1 + 4%) Lpp
= (1 + 4%) x 90,8
= 94,432 meter
(LINES PLAN)
atau bisa
= (Lwl + Lpp)
= (94,432 + 90,8)
= 92,616 meter
= 303,7805 feet
2.4.SPEED CONSTANT
Dalam perhitungan speed constant ini L yang digunakan adalah Ldisplacement dalam
satuan feet, dan kecepatan kapal (Vs) yang dipakai dalam satuan knot. Speed constant ini
tanpa satuan (non dimensional)
Speed Constan =
=
Vs
L
12,8 KN OT
303,7805 FEET
= 0,734
2.5.GRAFIK NSP
Dalam pembacaan grafik NSP (Nederlandsche Scheepsbouw Proefstasioen), acuan
yang dugunakan adalah speed constant. Dari Nilai speed constant yang sudah dihitung diatas
dicari pada grafik NSP, kemudian ditarik garis lurus secara horizontal, memotong kurva-kurva
(1-19) tiap station kapal.
(LINES PLAN)
: 0,983
o Cb disp ()
: 0,695
o Cp disp ()
: 0,707
Perpotongan garis dengan tiap kurva ditarik garis lurus keatas didapatkan
Grafik NSP
(LINES PLAN)
= Cm x B x T
= 0,983 x 15,8 x 5,95
= 92,4212 m2
(LINES PLAN)
BAB 3.
CURVE OF SECTIONAL AREA (CSA)
CSA ( Curve of Sectional Area) merupakan kurva yang menunjukan luasan kapal
tiap tiap station. Mengacu pada persentase luasan yang didapat dari NSP diagram yang
dikalikan dengan luasan midship dari kapal , maka akan diperoleh luasan kapal pada tiap
stationnya ( tabel 1 ).
%A
station
0.0
12.7
27.9
45.2
63.2
80.4
92.2
97.8
99.6
100.0
100.0
100.0
100.0
99.1
92.8
86.9
72.8
51.7
32.2
14.3
0.0
A midship
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
92.4212
Luas station x
A midship
0
11.755981
25.785523
43.3995
62.4142
78.6281
87.7786
91.7169
92.051546
92.421231
92.421231
92.421231
92.421231
91.58944
90.0432
83.8392
71.1358
53.1467
29.713426
13.253205
0
(LINES PLAN)
2.
3.
Pada setiap titik ordinat Ldisp yang telah dibuat ( 0 20 ), kita tarik garis vertikal
( tegak lurus dengan garis horizontal ) dengan panjang sesuai perhitungan Astation
(lihat tabel 1)
4.
5.
Tentukan Midship kapal dengan dengan membagi L disp tadi menjadi 2 bagian yang
sama panjang ( pada station 10 ).
6.
Dari titik tersebut (station 10 dari Ldisp), dibuat garis tegak lurus dengan Ldisp kebawah
( jangan terlalu panjang , hanya sebagai garis bantu ),
7.
Dari tersebut dibuat garis dibawah Ldisp ( sejajar dengan Ldisp ) dengan ukuran Lwl
kekiri dan Lwl kekanan pada arah horizontal.
Ujung kanan dari garis Lwl merupakan Fore Perpendicular (FP) dari kapal., FP ini
dipakai sebagai acuan dalam pembuatan garis Lpp.
Buat garis Lpp yang dimulai dari titik Fp tadi yang ditarik garis bantu kebawah, lalu
kita gambarkan garis horizontal kekiri sepanjang Lpp
8.
Setelah Kita menggambar Lpp, kita bagi Lpp menjadi 20 bagian / station dan pada
station 0 (bagian paling kiri )merupakan After Perpendicular (AP) dan pada stataion
10 merupakan midship kapal yang sesungguhnya.
9.
Antara Ldisp dan Lwl pada gambar kita lihat ada perbedaan panjang ( Lwl > L disp ),
sehingga ada penambahan station ( -1; -2) .maka grafik CSA kita fairkan sesuai
panjang Lwl.
10.
Dengan menggunakan axis Lpp pada tiap station tersebut kita tarik garis keatas
memotong kurva CSA , maka perpotongan tadi kita ukur nilai luasan yang yang baru
untuk tiap stationnya. (dimasukkan dalam tabel 2)
(LINES PLAN)
Luas
station
Fs
A x Fs
0.4
-10.8
3.0621
7.8503
9
19.854
1
35.411
9
51.759
1
69.090
7
81.669
6
89.360
1
92.430
4
92.421
2
92.421
2
92.421
2
92.421
2
92.421
2
92.254
6
85.248
2
76.293
5
61.631
3
42.821
6
26.033
7
12.806
1.6
4.89936
10.9905
5
79.4164
9
-10.4
1.4
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
70.8239
207.036
4
138.181
4
326.678
3
178.720
3
369.721
4
184.842
5
369.684
9
184.842
5
369.684
9
184.842
5
369.018
5
170.496
4
305.174
123.262
7
171.286
4
52.0674
1
51.226
-10
-9
-8
-7
-6
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
N xAx
Fs
0
50.9533
109.906
714.748
566.591
1449.25
829.088
1633.39
714.881
1109.16
369.685
369.685
0
369.684
9
369.684
9
1107.05
5
681.985
8
1525.87
739.576
7
8
9
1199.00
5
416.539
3
461.034
(LINES PLAN)
5
0
Fp
1
3922,897
3.3.1
= Lpp/20
=
4,54
m^2
= 1/3 x 1 x h
=
5936,65
m^3
= (2/1) x h
=
-1,21160
LCB Simpson
3.3.2
2
-1046,913
Volume Simpson
LCB simp
m^2
Jarak Station
V simp
10
Koreksi Volume
Vol
= ((Vsimp-Vdisp)/Vdisp) x 100%
=
0.0683 %
koreksi volum harus dibawah
0.5%
Lcb
Koreksi LCB
(LINES PLAN)
(LINES PLAN)
Luas station
100
90
80
70
60
Luas station
50
40
30
20
10
0
BAB 4.
KURVA A/2T DAN B/2
= Cwl x B x Lwl
= 0.76791 x 15.8 x 94.432
=1145,747 m^2
Angle of Entrance
Didapatkan dari grafik Angle of Entrance yang diambil dari buku Fundamental of
Ship Resistenace and Propulsion oleh Ir. A.J.W. Lap didapatkan sudut masuk sebesar 190.
(LINES PLAN)
4.2.KURVA A/2T
Langkah langkah penggambaran Kurva A/2T:
1.
Kurva A/2T didapat dengan membagi luasan pada setiap station dengan dua kali tinggi
sarat.
2.
Besaran atau nilai nilai yang didapat dari hasil pembagian tersebut kemudian kita
masukan / ukurkan kearah vertikal pada garis Lpp pada setiap stationnya.
3.
Ordinat ordinat yang ada kemudian dihubungkan mulai dari station -2 sampai dengan
station FP.
4.3.KURVA B/2
B/2 adalah lebar keseluruhan suatu kapal dibagi dua. Untuk mengambarkan B/2, maka langkah
pertama yang harus ditempuh adalah :
1. kita harus menentukan sudut masuk garis air pada grafik dengan berdarakan nilai
= 0,7
Sudut Masuk
Cp
AE
0.5
5
8
0.6
9
0.65
9 _ 10
= 19 derajat
0.7
10_19
0.75
21 _ 23
0.8
33
0.85
37
2. kemudian menentukan nilai b/2 yang mempunyai persen luas 100% kemudian kita
tambahkan untuk 1 atau 2 station ke depan dan ke belakang inilah yang dinamakan
dengan Paralel Middle Body.
3. Kemudian dari Paralel Middle Body kita desain sendiri garis melengkung yang stream
line yang berakhir pada station 2 untuk buritan dan untuk haluan berakhir pada station
20 dan sudut masuk kita tambahkan beberapa cm dari FP.
4. Untuk yang bagian AP, dalam mendesain kita harus benar-benar memperhatikan luas
Engine Room yaitu kira-kira dari station 2 sampai 4.
(LINES PLAN)
5. terakhir kali setelah gambar B/2 terbentuk maka kita akan memperoleh nilai B/2 tiap
station dengan cara mengukur panjang garis vertikal dan dikalikan dengan skalanya.
(dimasukkan kedalam tabel)
6.
Luas
Station
0
B
station
B/2
A/(2T)
Fs
B x Fs
0
7.13037
6
0
3.56518
8
0
0.2573193
3
0.4
9.203
4.6015
1.4
11.3594
5.6797
0.659697
1.6684136
9
12.7628
6.3814
2.975794
3.0621
7.85039
4
19.8541
2
35.4119
5
51.7591
13.7696
6.8848
4.3495042
69.0907
81.6695
7
89.3601
3
92.4303
6
92.4212
3
92.4212
3
92.4212
3
92.4212
14.7258
7.3629
5.8059412
15.2048
7.6024
6.862989
0
11.408
6
12.884
2
45.437
6
25.525
6
55.078
4
29.451
6
60.819
2
15.8
7.9
7.5092546
31.6
15.8
7.9
7.7672571
63.2
15.8
7.9
7.76649
31.6
15.8
7.9
7.76649
63.2
15.8
15.8
7.9
7.9
7.76649
7.76649
2
4
31.6
63.2
-1
Ap
1
5
6
7
8
9
10
11
1.6
(LINES PLAN)
12
13
14
15
16
17
18
19
Fp
3
92.4212
3
92.2546
2
85.2482
2
76.2934
9
61.6313
4
42.5241
1
26.0337
1
12.8065
0
15.8
7.9
7.76649
31.6
15.8
7.9
7.752489
63.2
15.188
7.5940
7.163716
14.4026
7.2013
6.411218
12.6822
6.3411
5.1791039
9.7848
4.8924
3.573455
6.6396
3.319
0
3.3198
1.7467
0
2.1877065
1.0761765
0
2
4
1
30.376
57.610
4
25.364
4
39.139
2
13.279
2
13.276
0
798.8504
= (1/3) x 3 x h
= (1/3) x 798.8504 x 4.54
=1208.927
(LINES PLAN)
(LINES PLAN)
BAB 5.
PROSES GAMBAR
(LINES PLAN)
(LINES PLAN)
(LINES PLAN)
5.3.GELADAK UTAMA
Pada geladak utama terdapat dua kelengkungan yang dipandang pada 2 (dua) sisi yaitu
kelengkungan memanjang dan kelengkungan melintang. Lengkung memanjang disebut
sebagai Sheer dan lengkung melintang disebut sebagai Chamber.
Untuk kelengkungan memanjang biasanya dilakukan koreksi berdasarkan Sheer
standart. Sheer juga berfungsi sebagai daya apung cadangan pada kapal. Apabila sheer yang
direncanakan lebih kecil dari sheer standart maka koreksi yang dilakukan berupa penambahan
terhadap sheer sampai memenuhi sarat sheer standart sedangkan apabila sheer yang
direncananakan lebih besar dari sheer standart maka koreksi dianggap sama dengan nol (0).
Sedangkan untuk kelengkungan secara melintang (chamber) dirumuskan sebagai
perbandingan antara lebar (B) dengan 50, berdasarkan tiap station diperoleh (B/50) setempat
sebagai berikut:
station
-2
-1
ap
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
B station (m)
0
7.130376
9.203
11.3594
12.7628
13.7696
14.7258
15.2048
15.8
15.8
15.8
15.8
15.8
15.8
15.8
B / 50 (m)
0
0.143
0.184
0.227
0.255
0.275
0.295
0.304
0.316
0.316
0.316
0.316
0.316
0.316
0.316
(LINES PLAN)
13
14
15
16
17
18
19
fp
15.8
15.188
14.4026
12.6822
9.7848
6.6396
3.319
0
0.316
0.304
0.288
0.254
0.196
0.133
0.066
0
(LINES PLAN)
(LINES PLAN)
(LINES PLAN)
PENUTUP
Demikian laporan Rencana Garis ini saya buat untuk memenuhi tugas Lines Plane.
Saya ucapkan terima kasih kepada Bpk. M. MUSTAIN, ST., MT. Dan Ibu
TRISTIANDINDA P., ST. selaku dosen pembimbing, serta seluruh pihak yang terkait.
Mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi suksesnya penyelesaian Laporan dan
Gambar Rencana Garis ini.