TUGAS AKUSTIK Pak Ulil
TUGAS AKUSTIK Pak Ulil
Secara garis besar sampai dekade (dasawarsa 80-an), kiranya dapat kita
catat beberapa kemajuan penting yang telah dicapai oleh para ahli Akustik
Kelautan seperti tertera berikut ini.
1. Dekade 1945 - 1955 Pada periode ini, pengalaman pendeteksian ikan yang
diperoleh sebelumya (khususnya oleh ahli Norwegia yang bernama Sund,
1935) mulai dimanfaatkan untuk membantu pemenuhan permintaan akan
pangan dan protein. Kemudian pada tahun 1950, seorang ahli Norwegia juga
(Devold) berhasil mendeteksi dan melokalisir gerombalan ikan Atlanto
scandian herring yang sedang Mencari ikan. Selanjutnya pada musim dingin
1950-1951, Devold berhasil juga mendeteksi gerombolan ikan herring
dewasa yang akan melakukan pemijahan. Setelah alat pendeteksian akustik
menjadi alat baku (standard), bukan saja untuk kapal-kapal peneliti perikanan
tetapi juga untuk armada penangkapan, ikan (fishing fleets, terutama oleh
negara-negara Scandinavia dan Uni Soviet.
2. Dekade 1955 - 1965 Pada permulaan periode ini berkat pengembangan
daerah penangkapan ikan misalnya dengan ditemukannya sistem-upwelling di
dunia, maka produksi ikan sangat meningkat. Oleh Perserik.atan Bangsa
bangsa PBB dimulailah dibuat proyek, pengembangan di Somalia, kemudian
dengan cepat disusul oleh negara-negara penangkap ikan yang memiliki
penangkapan ikan jarak jauh (long-distance fleets) seperti Jepang dan Uni
Soviet. Ekspansi tersebut pads prinsipnya adalah berkat peningkatan
penggunaan instrumen pendeteksian ikan baik horizontal (sonar) maupun
vertical (echo sounder). Beberapa negara maju secara berlomba-lomba
membuat instrumen kelautan tersebut, yakni Norwegia, Inggris Perancis,
Amerika, Jerman, Jepang dan Uni Soviet. Kuantifikasi dari pendugaan stok
ikan dilakukan dengan melihat echogram, sehingga hanya bisa menentukan
saat-saat yang tepat untuk mengoperasikan alat penangkapan ikan.
3. Dekade 1965 - 1975 Pada permulaah periode ini, produksi ikan dunia mulai
merosot sehingga penangkapan ikan harus dilakukan dengan hati-hati dengan
memperhitungkan kemelimpahan stoknya. Dengan demikian, maka mulailah
dikembangkan metode akustik untuk stock assessment dalam rangka
manajemen stok ikan yang bersangkutan.
Dalam periode ini mulai
dikembangkan "pulse counter'' oleh Inggris untuk menghitung jumlah
individu target (ikan). Selanjutnya oleh Norwegia diketemukan "Analog Echo
Integrator" untuk menghitung total biomass dari suatu perairan, yang
disursvai yang kemudian dikenal dengan nama SIMRAD QM-Echo
Integrator. Ternyata kemudian analog echo integrator ini relatif mahal untuk
diproduksi. secara komersial dan sangat sulit untuk dikalibrasi yakni untuk
mengkonversi nilai integrasi echo menjadi estimasi biomass. Dengan adanya
berbagai kesulitan tersebut, Amerika (University of Washington di Seattle)
mulai meneliti dan mengembangkan digital echo integrator. Terobosan ini
dimungkinkan karena diketemukan alat pemrosesan sinyal (echo signal
processor) yang baru dan berkat bantuan teknologi komputerisasi, khususnya
minicomputer. Selanjutnya untuk pengukuran in situ target strength, oleh ahli
fisika & matematika Amerika (Ehrenberg) diketemukanlah dual-beam
acoustic system yang kemudian disusul dengan dikembangkannya towedunderwater vehicle yang selanjutnya menjadi keunggulan komparatif dari
produksi Amerika.
4.
gerak kapal dan alat penangkapan ikan, respon terhadap cahaya ,suara, listrik,
hydrodinamika,kimia,mekanik dan sebagainya.Untuk kegiatan aplikasi studi
penampilan dan slektifitas alat penangkapan ikan terutama dalam studi
pembukaan mulut trawl, kedalam, posisi dan sebagainya. Dalam slektifitas
penangkapan (prosentase ikan yang tertangkap terhadap yang terdeteksi didepan
mulut trawl. atau didalam lingkaran purseseine).Kegiatan lain yang dapat dikaji
dengan teknologi akustik bawah air adalah sifat sifat-sifat akustik dari air laut dan
obyek bawah air, pendeteksian kapal selam danobyek-obyeklainya.
Menurut Arnaya (1991) Kegunaan lain dari akustik bawah air adalah untuk
penentuan kedalaman air dalam pelayaran, jenis dan komposisi dasar laut (lumpur,
pasir, kerikil, karangdan sebagainya), untuk penentuan contour dasar laut, lokasi
kapal berlabuh atau pemasangan bangunan laut, untuk eksplorasi minyak dan
mineral didasar laut, mempelajari proses sedimentasi dan untuk pertahanan
keamanan (pendeteksian kapal-kapal selam dengan pemasangan buoy-system).
Dalam survey kelautan dapat digunakan untuk menduga spesies ikan,
menduga ukuran individu ikan, kelimpahan/stok sumberdaya hayati laut (plankton
dan ikan).Aplikasi dalam budidaya perairan dapat digunakan dalam
penentuan/pendugaan jumlah biomass dari ikan dalam jaring/ kurungan
pembesaran (penned fish/enclosure), untuk menduga ukuran individu ikan dalam
jaring/kurungan dan untuk memantau tingkah laku ikan (dengan telemetering
tags), khususnya aktifitas makan(feedingactivity).
Salah Satu Contoh Alat Akustik Kelautan
Sonar (Sound Navigation and Ranging) adalah sistem penginderaan bawah
air dengan menggunakan gelombang suara (akustik). penginderaan bawah air
sangat banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi lainnya, terutama teknologi
sensor, elektronika dan microprocessor.alat ini dikembangkan untuk berbagai
aplikasi misalnya untuk pemetaan dasar laut, perikanan dan sebagainya.
penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya non-hayati laut yaitu :
Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)
Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom
Profilers)
Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping)
Pencarian kapal-kapal karam didasar laut
Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.
Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut
Gambar 2. Sonar
DAFTAR PUSTAKA
https://uneeslamert19.files.wordpress.com/2014/02/1-pendahuluan.pdf
http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/35039336/MATERIAKUSTIKKELAUTAN.pdf
http://kuliahkelautan.blogspot.co.id/2012/12/ilmu-kelautan-sejarah-ilmuakustik.html