Anda di halaman 1dari 10

I.

II.

Identitas Penderita
Nama penderita

: Tomy Y. Selan

Jenis kelamin

: Laki-laki

Umur

: 20 tahun

Pekerjaan

: Mahasiswa Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Alamat

: Jl. Letjen Suprapto VI/86 Jember

Anamnesa
Pasien ingin mencabutkan gigi belakang bawah kiri yang tumbuh sebagian
dan pernah sakit. Gigi tersebut tidak nyaman digunakan untuk makan
karena sering kemasukan makanan. Pernah terasa sakit kurang lebih 1
tahun yang lalu, tidak di obati dan sembuh sendiri. Keadaan sekarang tidak
sakit.

III.

Kajian Rontgenologis
Gambar :

Klasifikasi:
a. Relasi gigi terhadap ramus mandibula ke permukaan distal gigi M2 bawah
Kelas II : ruang diantara sisi anterior ramus mandibula dan permukaan
distal M2 bawah kurang dari diameter mesiodistal mahkota gigi M3.
b. Kedalaman relatif di dalam tulang rahang
Level A : bagian tertinggi dari mahkota gigi impaksi berada di atas garis
servikal dan pada ketinggian yang sama dengan garis oklusal gigi M2
bawah.

c. Posisi sumbu panjang gigi M3 terhadap sumbu panjang gigi M2


Posisi vertikal : garis sumbu gigi M3 sejajar dengan garis sumbu M2
d. Jumlah dan bentuk kurvatura akar gigi impaksi
Jumlah 2 akar dengan bentuk akar konvergen, terpisah, akar mesial
bengkok ke distal, akar distal lurus.
e. Tingkat Kesulitan
-

Hubungan dengan rahang

Nilai

Vertikal

Kedalaman ruang
Posisi A

Hubungan dengan ramus


Klas II
Tingkat kesulitan

IV.

1
2
6 (sedang)

Diagnosa
Impaksi sebagian pada gigi 38 angulasi: vertikal, kedalaman: level A,
relasi terhadap ramus M2: kelas II.

V.

Metode Odontektomi
Metode yang digunakan adalah odontektomi yaitu pengambilan gigi
impaksi secara utuh dengan cara menghilangkan jaringan penghambat
(jaringan lunak: gingiva, jaringan keras: tulang alveolar) di sekitar gigi
tersebut secukupnya, kemudian dikeluarkan secara utuh. Metode alternatif
apabila odontektomi tidak berhasil adalah dengan metode odontotomi,
yaitu pengambilan gigi impaksi dengan pemotongan atau pemecahan gigi
terlebih dahulu kemudian dikeluarkan satu persatu. yang dilanjutkan
dengan mengungkit gigi impaksi sampai keluar.

VI.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan:
1.

Alat dasar : kaca mulut, sonde, ekskavator, pinset anatomis

2.

Alat anastesi : dispossible spuit 3 cc

3.

Alat pembuatan flap : handle scalpel dan scalpel no 12, rasparatorium,


pinset anatomis.

4.

Alat untuk membuang jaringan penghambat: contra high speed, bur


tulang, mata bur long shank, chisel dan hammer.

5. Alat pengungkit : elevator bersudut, elevator lurus (besar dan kecil) dan
cryer
6.

Alat pencabutan : tang mahkota gigi molar RB, tang sisa akar RB dan
tang trismus.

7.

Alat untuk menjahit : needle holder, needle cutting edge circle,


gunting dan pinset chirugis

8.

Alat untuk debridement : kuret, spuit irigasi

9.

Alat untuk menghaluskan atau memotong tulang : knable tang, bone file

10. Alat untuk mengontrol perdarahan : Arteri clamp


11. Alat lain: neirbeken, petridish, deppen glass, tempat tampon, lap dada,
kain penutup pasien, saliva ejector, duck clamp, dan cheek retractor.
Bahan yang digunakan:
Betadine antiseptik, pehacain 2cc , alcohol 70%, larutan PZ, aquadest steril,
benang non absorbable jenis silk no.3/0, cotton pellet, tampon, vaseline.
VII. Tahap Pelaksanaan
1. Persiapan alat dan bahan
2. Persiapan penderita meliputi :
- pemeriksaan fisik (tidur berapa jam) dan psikis (cemas)
- Inform Consent, persetujuan pasien terhadap tindakan operasi setelah
diberi penjelasan tentang kemungkinan terjadinya komplikasi setelah
operasi.
a. Terjadinya keterbatasan membuka mulut sementara oleh karena
kelelahan otot pembuka-penutup mulut akibat tekanan saat operasi.
b. Terjadinya bengkak intra oral dan ekstra oral sementara, yang
merupakan proses penyembuhan.

c. Terjadinya parestesi atau prolong anastesi, yaitu bertampah panjang


mati rasa karena ada penekanan batang saraf. Paralise : kerusakan total
dari batang saraf.
d. Terjadinya fraktur mandibula
e. Terjadinya perdarahan
f. Terjadinya sinkop
- Pemeriksaan tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi)
- Mengukur lebar mulut pre operasi.
3. Persiapan Operator dan Asisten Operasi
a. Ass. Op 1 :
Pre Operasi :
- Mempersiapkan informed consent
- Mempersiapkan kondisi fisik pasien : memeriksa vital sign dan lebar
buka mulut pasien.
- Mengantarkan pasien ke ruang operasi
Saat Operasi :
- Membantu operator saat operasi berlangsung.
- Memegang suction dan cheek retraktor
Post Operasi :
- Memeriksa vital sign dan lebar buka mulut pasien.
b. Ass. Op 2 :
Pre Operasi :
- Mempersiapkan alat-alat operasi
Saat Operasi :
-

Membantu mengambilkan alat pada saat operasi berlangsung

Post Operasi :
-

Membereskan dan mencuci alat operasi

c. Ass. Op 3 :
Pre Operasi :
-

Membantu operator, ass.op 1, dan ass.op 2 apabila diperlukan.

Saat Operasi :
-

Mendudukan pasien ke ruang operasi dan membuat pasien


relaks.

Menghidupkan lampu dan memasang foto roengten.

Melaporkan semua tahapan dan kegiatan operasi kepada


instruktur.

Mencatat tindakan apa saja yang dilakukan saat operasi dan


waktu tahapan-tahapan operasi.

Membantu fiksasi pasien.

Post Operasi :
-

Membawa pasien ke luar ruang operasi sampai ke dental chair.

Menuliskan resep.

4. Asepsis daerah kerja


Intra oral : berkumur dengan larutan betadine
Ekstra oral : mengulas sudut mulut dan bibir dengan vaselin, mengulasi
dengan betadine pada daerah bibir dari bagian tengah dengan gerakan
memutar ke arah luar (sudut mulut) searah jarum jam (tidak searah jarum
jam boleh asalkan konsisten), kemudian diulasi dengan alkohol serta
vaselin untuk membuat daerah operasi menjadi licin agar alat-alat tidak
melukai bibir, kemudian menutup muka penderita dengan kain penutup
steril dan dijepit duck clamp.
5. Lokal anastesi dengan pehacain
Blok N. Alveolaris inferior

1 cc

Blok N. Lingualis

0,5 cc

Infiltrasi

0,5 cc

N. Bucalis Longus

6. Pembuatan flap
a. Tipe

: Mukoperiosteal flap atau full thickness flap

b. Bentuk

: Trapezoid

c. Syarat insisi

Harus di jaringan sehat, tidak inflamasi, dan tidak mengenai


pembuluh darah vital.

Kebutuhan ruang untuk mengeluarkan gigi yang cukup.

Harus berlandaskan tulang supaya gerakan terkontrol dan pada saat


penjahitan flap tidak mudah putus.

Gerakan satu arah

Basis insisi harus lebar supaya mudah dalam vaskularisasi

d. Cara

: insisi vertikal sebelah bukal dari linea oblique externa dari

ramus ascenden

sepanjang 1-2 cm sebelah distal gigi impaksi,

diarahkan pada pertengahan sisi distal gigi tersebut. Kemudian


menyusuri tepi gingiva sebelah bukal mengelilingi gigi impaksi sampai
daerah interproksimal antara M2 dan M3 RB. Insisi diteruskan ke arah
lipatan mukosa bukal dengan membentuk sudut 45 derajat, selanjutnya
jaringan tersebut dipisahkan dengan tulang dengan menggunakan
rasparatorium.
Gambar:

7. Menghilangkan jaringan penghambat dengan memotong tulang alveolar


pada sisi distal, oklusal, dan bukal gigi impaksi hingga kelengkungan
terbesar gigi terbebaskan.
Tujuan

- Menghilangkan jaringan penghambat


- Memberikan lapang pandang
- Sebagai tempat tumpuan
- Sebagai retensi

Gambar:

8. Apabila seluruh mahkota terbuka, maka gigi impaksi dikeluarkan


seluruhnya secara utuh dengan elevator, kemudian dengan menggunakan
tang.
Gambar:

9. Apabila tidak berhasil maka sebagai tindakan alternatif dilakukan


pemotongan akar gigi menjadi 2 bagian secara vertikal. Setelah terpecah
pada bagian bifurkasi kemudian diungkit satu-persatu dengan elevator dari
bagian mesial atau tengah bifurkasi.
Gambar :

10. Menghaluskan tulang yang tajam dengan bone file.


11. Debridement, dapat dilakukan yaitu dengan:
membersihkan serpihan tulang atau gigi dari luka dengan alat

kuret

irigasi dengan larutan PZ atau aquadest steril untuk

menghilangkan serbuk gigi dan tulang sisa pengeburan.


13. Kontrol perdarahan :

perdarahan normal, langsung dilakukan penjahitan

perdarahan
pemberian

abnormal,

druk

dengan

tampon

adrenalin,

vitamin K dan bila terjadi perdarahan cukup besar,

dilakukan cauterisasi pembuluh darah diikat.


14. Menutup luka operasi:
Dengan melakukan penjahitan 3 simpul yaitu 2 di oklusal dan 1 simpul di
daerah bukal.
Gambar:

VIII. Instruksi Pasca Odontektomi:

Penderita diinstruksikan menggigit tampon steril 30-60 menit.

Penderita diberi tahu kadang-kadang setelah tampon dilepas darah


masih merembes, maka sebaiknya dikompres.

Jangan menghisap-hisap daerah luka atau disentuh dengan lidah

Tidak boleh kumur keras-keras setelah operasi.

Selama 24 jam setelah operasi tidak boleh makan dan minum yang
panas.

Jika ada pembengkakan setelah 24 jam disarankan kumur dengan


air garam hangat

Istirahat yang cukup

Menjaga kebersihan mulut.

Minum obat sesuai yang dianjurkan dalam resep

IX. Pemberian Resep


R/ Amoxicillin tab. 500 mg No. XII

3 dd 1
R/ Asam mefenamat tab. 500 mg No. XII
p.r.n
X. Kontrol
a. 24 jam post odontektomi
tujuan untuk kontrol perdarahan, keradangan kebersihan daerah operasi
dan kontrol jahitan.
b. 3 hari post odontektomi
tujuan untuk mengetahui proses radang reda atau belum, kontrol
kebersihan daerah operasi.
c. 7 hari post odontektomi
tujuan untuk mengetahui penyembuhan tulang dan membuka jahitan.

Tindakan

Waktu
Mulai

Anastesi local

Membuka flap

Menghilangkan jaringan penghambat

Mengeluarkan/mengungkit gigi

Menghaluskan tulang yang tajam dengan

Selesai

bonefile, debridement, dan irigasi


6

Suturing/penjahitan

10

Anda mungkin juga menyukai