Anda di halaman 1dari 8

KESETIMBANGAN KIMIA

Kelas : XI-IPA Sem : 1


Oleh
http://file-education.blogspot.com

Standar Kompetensi
Memahami kinetika reaksi, kesetimbangan kimia, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari dan industri.

Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan kesetimbangan dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
dengan melakukan percobaan
2. Menentukan hubungan kuantitatif antara pereaksi dengan hasil reaksi dari suatu reaksi kesetimbangan.
3. Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri

Indikator

Menjelaskan kesetimbangan dinamis.


Menjelaskan kesetimbangan homogen dan heterogen.
Merumuskan tetapan kesetimbangan Kc dan Kp
Meramalkan arah pergeseran kesetimbangan dengan menggunakan azas Le Chatelier
Menganalisis pengaruh perubahan suhu, konsentrasi, tekanan, dan volum pada pergeseran kesetimbangan melalui percobaan
Menafsirkan data percobaan mengenai konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang untuk menentukan
derajat disosiasi dan tetapan kesetimbangan
Menghitung harga Kc berdasarkan konsentrasi zat dalam kesetimbangan
Menghitung harga Kp berdasarkan tekanan parsial gas pereaksi dan hasil reaksi pada keadaan setimbang
Menghitung harga Kc berdasarkan Kp atau sebaliknya.
Menjelaskan kondisi optimum untuk memproduksi bahan-bahan kimia di industri yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan.

URAIAN MATERI

1.

Reaksi reversible dan Ireversible

Kasus I
Jika kita membakar selembar kertas, maka kertas akan menjadi abu, abu tidak akan menjadi kertas
kembali proses ini hanya berlangsung satu arah (ireversibel).
Kasus II
Jika kita mereaksikan endapan PbI2 dengan larutan Na2SO4 maka akan terbentuk endapan putih
PbSO4. Jika ke dalam larutan yang mengandung endapan PbSO4 kita tambahkan larutan KI maka akan
terbentuk endapan kuning PbI2
Persamaan reaksi kedua proses sebagai berikut :
PbI2 (s) + Na2SO4 (aq)
PbSO4 (s) + 2 NaI(aq) (1)
PbSO4 (s) + 2 NaI(aq)
PbI2(s)
+
Na2SO4(aq) (2)
Jika diperhatikan reaksi (1) kebalikan reaksi (2), maka kedua reaksi dapat dituliskan :
PbSO4 (s) + 2 NaI(aq)
PbI2(s)
+
Na2SO4(aq)
Peristiwa pada kasus II merupakan proses reaksi yang dapat balik (reversible).

Reaksi reversibel : adalah reaksi yang berlangsung dalam dua arah berlawanan pada waktu yang
bersamaan
Pada reaksi reversibel zat pereaksi terbentuk kembali karena hasil reaksi berubah menjadi pereaksi
Persamaan reaksi reversibel
A2 + B2
2 AB
Reaksi irreversibel : adalah reaksi yang berlangsung dalam satu arah
Pada reaksi irreversibel dikenal reaksi satu arah karena zat pereaksi tidak terbentukkembali
Persamaan reaksi :
A2 + B2
2 AB

2. Keadaan Kesetimbangan
Reaksi reversibel pada suhu dan tekanan tertentu dapat mencapai keadaan kesetimbangan
Pada saat mencapai keadaan kesetimbangan selalu :
Jumlah setiap komponen reaksi tetap
Laju reaksi ke hasil (v2) = laju reaksi ke pereaksi (v1)
Kesetimbangan kimia bersifat dinamis artinya reaksi terus berlangsung (tidak berhenti), tetapi tidak
terjadi perubahan makroskopis.
Perubahan makroskopis adalah perubahan-perubahan yang dapat diamati seperti : perubahan
suhu, perubahan warna, perubahan tekanan dan perubahan volume.
3.

Kesetimbangan Homogen dan Kesetimbangan Heterogen


Berdasarkan fase zat-zat yang terlibat dalam kesetimbangan sistem kesetimbangan kimia dibedakan
menjadi :

a. Kesetimbangan homogen
Kesetimbangan homogen adalah sistem kesetimbangan yang hanya terdiri dari satu jenis fase
Beberapa reaksi kesetimbangan homogen
1) N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g)
2) 2 HI(g)
H2 (g) + I2 (g)
3) 2 SO3 (g)
2 SO2 (g) + O2 (g)
4) 2 NO2 (g)
2 NO (g) + O2 (g)
5) Fe3+(aq) + SCN- (aq)
FeSCN2+
b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen adalah sistem kesetimbangan yang terdiri dari dua atau lebih jenis fase
Beberapa reaksi kesetimbangan heterogen
a. CaCO3 (s)
CaO(s) + CO2 (g)
b. Al3+ (aq) + 3 H2O(l)
Al(OH) (s) + 3 H+ (aq)
c. PbSO(s)
Pb2+ (aq) + SO2- (aq)
4. Pergeseran Kesetimbangan

Sistem kesetimbangan dapat bergeser kearah hasil reaksi (ke kanan) atau kearah pereaksi (ke kiri).
Azas Le Chetelier
Jika suatu sistem kesetimbangan diberi aksi, maka sistem kesetimbangan akan berubah (bergeser)
sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi sekecil mungkin dan mencapai kesetimbangan yang baru
Beberapa faktor yang mempengaruhi sistem kesetimbangan
a. Perubahan Konsentrasi
Reaksi dalam keadaan kesetimbangan :
N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g)
H = - 92 kJ
Jika konsentrasi N2 atau H2 diperbesar maka jumlah NH3 akan bertambah (kesetimbangan bergeser ke
kanan).
Jika konsentrasi N2 atau H2 dikurangi maka jumlah NH3 akan berkurang (kesetimbangan bergeser ke
kiri)
Contoh soal
Suatu reaksi reversible

H2 (g) + I2 (g)
2 HI (g)
H = - 245 kJ
Pada suhu dan tekanan tertentu rekasi mencapai keadaan setimbang.
ditambahkan 0,01 mol I2. Bagaimana jumlah mol HI

Jika pada suhu tetap,

Penyelesaian.
Penambahan I2 berarti menaikan konsentrasi I2 (pereaksi) maka kesetimbangan akan bergeser kearah
hasil reaksi (HI), akibatnya jumlah mol HI akan bertambah.
b. Perubahan Suhu
Pada reaksi kesetimbangan :
N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g)
H = - 92 kJ
Melihat H = negatif, artinya reaski ke kanan adalah eksoterm (mengeluarkan panas).maka sebaliknya
reaksi ke kiri (penguraian NH3) adalah reaksi endoterm (memerlukan panas)

Jika suhu dinaikan maka kesetimbangan akan bergeser ke arah reaksi endoterm
Jika suhu diturunkan kesetimbangan bergeser ke reaksi eksoterm
Contoh soal
Suatu reaksi reversible
N2O4 (g)
2 NO2 (g)
H = - 425 kJ
Pada suhu dan tekanan tertentu rekasi mencapai keadaan setimbang. Jika Bagaimana jumlah mol
masing-masing jika suhu dinaikan menjadi 2 x semula.
Penyelesaian.
Reaksi ke kanan (pembentukan gas NO2) : eksoterm
Reaksi ke kiri (pembentukan gas N2O4) : endoterm
Jika suhu dinaikan maka reaksi bergeser ke-arah reaksi endoterm (ke pembentukan N 2O4). Maka
Jumlah mol N2O4= bertambah
Jumlah mol NO2= berkurang

c. Perubahan Volume sistem


Pada reaksi kesetimbangan
2 SO2 (g) + O2 (g)
2 SO3 (g)

H = -492 kJ

Dari persamaan reaksi :


koefisien pereaksi = 2 + 1 = 3
koefisien hasil reaksi = 2
Jika volume diperkecil artinya menaikkan konsentrasi semua komponen kesetimbangan secara bersamasama, maka : Kenaikan konsentrasi pereaksilebih besar dari pada kenaikan konsentrasi hasil reaksi,
karena koefisien pereaksi = 2 + 1 = 3 > koefisien hasil reaksi = 2 akibatnya kesetimbangan akan
bergeser ke hasil reaksi (koefisien kecil)
Jika volume sistem diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlahkoefisien besar.
Jika volume sistem diturukan maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlahkoefisien kecil

Contoh soal
Suatu reaksi reversible
H2 (g) + I2 (g)
2 HI (g)
H = - 245 kJ
Pada suhu dan tekanan tertentu rekasi mencapai keadaan setimbang. Jika Bagaimana jumlah mol
masing-masing jika volume sistem diturunkan menjadi x semula.
Penyelesaian.
Koefisien reaksi di kiri (pereaksi) = 1 + 1 = 2

Koefisien reaksi di kanan (hasil reaksi) = 2


Karena koefisien reaksi kiri = koefisien reaksi kanan, maka kesetimbangan tidak bergeser (tetap) , maka
:
Jumlah mol maing-masing tetap.
d. Perubahan Tekanan Sistem
Menurut persamaan gas ideal : PV = nRT pada suhu tetap
P = artinya tekanan berbanding terbalik volume
Menaikan tekanan sama dengan menurunkan volume
Jika tekanan diperbesar artinya memperkecil volume (menaikkan konsentrasi semua komponen
kesetimbangan secara bersama-sama),
Jika tekanan diperkecil artinya memperbesar volume (menaikkan konsentrasi semua komponen
kesetimbangan secara bersama-sama)
Pada reaksi kesetimbangan :
N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g)
H = - 92 kJ
Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil.
Konsentrasi N2 dan H2 bertambah karena koefisien pereaksi = 1 + 3 = 4,
Jika tekanan diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser kearah kanan = hasil reaksi (koefisien
lebih kecil)
Jika tekanan diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser kearah kiri = hasil pereaksi (koefisien
lebih besar)
maka kenaikan konsentrasi pereaksi lebih besar dari pada kenaikan konsentrasi hasil reaksi, hal ini
karena koefisien pereaksi = 1 + 3 = 4 > koefisien hasil reaksi = 2 akibatnya kesetimbangan akan bergeser
ke hasil reaksi (koefisien kecil)
Jika tekanan sistem diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlah koefisien kecil
Jika tekanan sistem diturunkan maka kesetimbangan akan bergeser ke jumlah koefisien besar
Contoh soal
Suatu reaksi reversibel
N2O4 (g)
2 NO2 (g)
H = - 425 kJ
Pada suhu dan tekanan tertentu reaksi mencapai keadaan setimbang. Jika Bagaimana jumlah mol
masing-masing jika suhu dinaikan menjadi 2 x semula.

Penyelesaian.
Koefisien reaksi di kiri (pereaksi) = 1
Koefisien reaksi di kanan (hasil reaksi) = 2
Kefisien reaksi kiri < koefisien reaksi kanan
Tekanan diperbesar maka reaksi akan bergeser ke koefisien kecil, yaitu ke pembentukan N 2O4maka
Jumlah mol N2O4: bertambah
Jumlah mol NO2 : berkurang

5. Hukum Kesetimbangan

Hukum kesetimbangan dikemukakan oleh Cato Goldberg dan Peter Wage : Untuk setiap sistem
kesetimbangan pada suhu tertentu, perbandingan hasil kali konsentrasi zat hasil reaksi pangkat koefisien
masing-masing dengan hasil kali konsentrasi zat pereaksi pangkat koefisien masing-masing adalah dan
tetap.
Reaksi kesetimbangan secara umum :
aP +bQ
cR + dS
Menurut Golberg dan Wage berlaku :

K
: teetappan kesetimbangan
[ P ] : konsentrasi zat P (mol/liter
[ Q ] : konsentrasi zat Q (mol/liter
[ R ] : konsentrasi zat R (mol/liter
[ S ] : konsentrasi zat S (mol/liter
a, b c dan d : koefisien reaksi
Harga K tetap selam suhu tetap
Harga tetap ini disebut dengan tetapan kesetimbangan (K)
Tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc)
Contoh:
Untuk reaksi dalam keadaan kesetimbangan :
N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g)
Tuliskan rumus tetapan kesetimbangan (Kc)
Jawab
Harga Kc tetap selama suhu tetap
a, b c dan d : koefisien reaksi
a. Perhitungan Tetapan Kesetimbangan

Contoh Soal
Satu mol PCl5 dipanaskan dalam ruang 2 liter pada suhu 100C, dalam keadaan kesetimbangan
terdapat 0,6 mol PCl3 menurut reaksi : PCl5 (g)
PCl3 (g) + Cl2 (g)
Hitung harga tetapan kesetimbangan pada suhu tersebut.
Penyeleasian :
PCl5 mula-mula = 1 mol
volume ruang = 2 liter
Saat setimbang
PCl3 terbentuk = 0,6 mol, maka Cl2 terbentuk = 0,6 mol karena koefisiennya PCl3 = koefisien Cl2
PCl3 terbentuk berasal dari PCl5 yang terurai, karena koefisien PCl3 = PCl5 maka mol PCl5 terurai = mol
PCl3 terbentuk.
PCl5 tersisa = PCl5 mula-mula PCl5 terurai = 1 0,6 = 0,4 mol
Konsentrasi :

Cara lain menentukan jumlah mol komponen setelah keadaan kesetimbangan :


Reaksi
PCl5 (g)
PCl3 (g) + Cl2 (g)
Mula-mula
1 mol
0 mol
0 mlo
Terurai/hasil reaksi
0,6 mol
0,6 mol
0,6 mol
Setimbang
0,4 mol
0,6 mol
0,6 mol
0,4/2 mol/L = 0,2
0,6/2 mol/L = 0,3
0,6/2 mol/L = 0,3
Konsentrasi
mol/L

mol/L

Untuk baris terurai (perhatikan angka koefisien)


Keadaan setimbang pereaksi berkurang dan hasil reaksi bertambah.
Rumus tetapan Kesetimbangan :
a. Tetapan Kesetimbangan Gas
Dalam sistem kesetimbangan gas
Rumusan tetapan kesetimbangan dapat dinyatakan dalam bentuk tekanan (K P)
Reaksi kesetimbangan :
N2 (g) + 3 H2 (g)
: tetanan parsial NH3
: tetanan parsial H2

2 NH3 (g)

mol/L

: tetanan parsial N2
Menurut Avogadro :
Jumlah tekanan pasial gas-gas dalam sistem sebanding dengan jumlah mol sistem dalam volume dan suhu tetap
Ptotal ntotal
P1 + P2 + P3 + ... = Ptotal
n1 + n2 + n3 + ... = ntotal

Contoh Soal
Satu mol PCl5 dipanaskan dalam ruang 2 liter pada suhu 100 C, dalam keadaan kesetimbangan
terdapat 0,4 mol PCl3 menurut reaksi : PCl5 (g)
PCl3 (g) + Cl2 (g)
Jika tekanan sistem 4 atm, hitunglah tetapan kesetimbangan (Kp)
Penyeleasian :
Menentukan jumlah mol komponen setelah kesetimbangan tercapai
Reaksi
Mula-mula
Terurai/hasil reaksi
Setimbang

PCl5 (g)
1 mol
0,4 mol
0,6mol

PCl3 (g) +

Cl2 (g)
0 mol
0,4 mol
0,4 mol

0 mlo
0,4 mol
0,4 mol

Jumlah mol setelah mencapai kesetimbangan = mol PCl5 + mol PCl3 + mol Cl2= + 0,6 + 0,4 + 0,4 =
1,4mol.
Menurut Hukum Avogadro. tekanan sistem sebanding dengan jumlah mol total dan tekanan parsial gas
sebanding dengan jumlah mol masing-masing komponen, pada suhu tetap.

Hubungan antara KP dengan KC

a P (g) + b Q (g)

c R (g) + d S (g)

PP : Tekanan parsial gas P


PQ : Tekanan parsial gas Q
PR : Tekanan parsial gas R
PS : Tekanan parsial gas S
KP : Tetapan kesetimbangan tekanan

Menurut persamaan gas ideal :


PV = n RT
P : tekanan
V : Volume
n : jumlah mol
R : Ttapan gas ideal
T : Suhu ( K)

Maka :

Pp = [P] RT
PQ = [Q] RT
PR = [R] RT
PS = [S] RT
Dengan mensubstitusikan persamaan tekanan mak harga Kp
Lihat rumusan KC : maka
( c + d) ( a+b ) = n : selisih koefisien hasil reaksi dengan koefisien pereaksi.
Secara umum hubungan antara KP dan KC sebagai berikut :
KP = KC (RT)n
R : tetapan gas = 0,082 lt.atm/mol.K
T : suhu ( K = 173 + C)
n = koefisien hasil reaksi koefisiien hasil reaksi

6.

Kesetimbangan Heterogen

Kesetimbangan heterogen adalah sistem kesetimbangan yang memiliki 2 fase atau lebih
Dalam kesetimbangan heterogen :
a. Padatan dan larutan maka yang diperhitungkan dalam rumus tetapan kesetimbangan adalah larutan
b. Padatan dengan gas maka yang diperhitungkan dalam rumus tetapan kesetimbangan adalah gas
Reaksi kesetimbangan heterogen
CaCO3 (s)
CaO(s) + CO2 (g)
KC = [CO] atau
Reaksi kesetimbangan :
C(s) + CO2 (g)
2 CO(g)
atau
7. Kesetimbangan Dissosiasi

Kesetimbangan dissosiasi adalah sistem kesetimbangan dimana satu senyawa terurai menjadi dua atau
lebih jenis senyawa lebih sederhana.
Derajat dissosiasi () adalah perbandingan antara jumlah zat yang terurai dengan jumlah zat mula-mula
Misal suatu reaksi dissosiasi :
2 NH3 (g)
N2 (g) + 3 H2 (g)
Pada saat mencapai kesetimbangan derajat dissosiasi NH 3 adalah . Hitunglah jumlah mol masingmasing komponen pada saat setimbang.
Jika NH3 mula-mula = a mol maka
NH3 terurai = mula-mula x derajat dissosiasi
= a mol
Pada saat setimbang :
NH3 tersisa = mol NH3 mula-mula NH3 terurai
NH3 tersisa = (a a) mol = a(1 ) mol
Contoh Soal
1 mol gas HI dipanaskan dalam wadah 1 liter hingga hingga teriurai menurut reaksi :
2 HI(g)
H2 (g) + I2 (g)
Pada suhu tertentu mencapai kesetimbangan. Pada saat setimbang 50% HI telah terdissosiasi. Tentukan
harga Kc
Penyelesaian
HI mula-mula = 1 mol
Derajat dissisiasi () = 50% = 0,5
Pada saat setimbang
HI terurai = HI mula-mula x derajat dissosiasi HI
= 1 x 0,5 mol = 0,5 mol
HI tersisa = HI mula-mula HI terurasi
= 1 0,5 = 0,5 mol

Persamaan reaksi :
2 HI(g)
H2 (g)

+ I2 (g)

[HI] =
[H2] =
[I2] =
8. Kesetimbangan dalam Industri
Industri Amonia (NH3) menurut Proses Haber Bosch
Reaksi : N2 (g) + 3 H2 (g)
2 NH3 (g) H = -92 kJ
Agar amonia dihasilkan (NH3) maksimum usaha yang dilakukan:
Tekanan optimum 1000 atm pada tekanan tinggi kesetimbangan bergeser ke kanan
Suhu optimum 500C, walaupun pada suhu tinggi secara teoritis rekasi bergeser ke kiri, tetapi pada
suhu rendah reaksi berjalan lambat.
Mengeluarkan gas amonia (NH3) yang dihasilkan sehingga konsentrasi NH 3 berkurang maka
kesetimbangan bergeser ke kanan.
Penggunaan katalisator besi oksida
Industri Asam sulfat (H2SO4) menurut Proses Kontak
Reaksi :
S(s) + O2 (g)
SO2 (g)
SO2 (g) + O2 (g)
SO3 (g) H = -196 kJ
SO3 (g) + H2SO4 (aq)
H2S2O7 (aq)
H2S2O7 (aq) + H2O (l)
H2SO4 (aq)
Dalam proses ini reaksi :
SO2 (g) + O2 (g)
SO3 (g) H = -196 kJ
Harus mendapat perhatian karena merupakan reaksi kesetimbangan, jumlah H 2SO4 yang dihasilkan
tergantung pada reaksi ini. Semakin banyak SO3 dihasilkan makin banyak H2SO4 diproduksi
Agar SO3 dihasilkan maksimum usaha yang dilakukan:
Tekanan optimum 450 atm pada tekanan tinggi kesetimbangan bergeser ke kanan
Suhu optimum (400 500)C , walaupun pada suhu tinggi secara teoritis rekasi bergeser ke kiri, tetapi
pada suhu rendah reaksi berjalan lambat.
Mengeluarkan SO3 yang dihasilkan sehingga konsentrasi SO 3 berkurang maka kesetimbangan bergeser
ke kanan.
Penggunaan katalisator Vanadium pentaoksida (V2O5)

Anda mungkin juga menyukai