PETROLOGI
MAGMA , BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNGAPI
Disusun Oleh:
PUTRI SETIAWATI ANGGRAENI
410014288
bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orangtua penulis yang telah memberi dorongan & semangat dalam
mengerjakan makalah ini
2. Dosen pengampu petrologi Dr.Hill Gendoet Hartono,S.T
3. Semua rekan-rekan angkatan 2014 Teknik Geologi STTNAS yang telah
membantu penulis dalam mengumpulkan materi.
Semoga bantuan dan kerjasama yang telah diberikan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan yang
disebabkan oleh kemampuan saya yang sangat kurang, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran bagi yang membaca yang bersifat konstruktif
sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 DEFINISI PETROLOGI................................................................................6
2.2 MAGMA........................................................................................................7
2.2.1 PENGERTIAN MAGMA.......................................................................7
2.2.2 PROSES TERBENTUKNYA MAGMA................................................7
2.2.3 TIGA HAL PENTING LINGKUNGAN UNTUK PELEBURAN.........9
2.2.4 TIPE MAGMA & KARAKTERISTIK MAGMA................................10
2.3 BATUAN BEKU..........................................................................................13
2.3.1 DEFINISI BATUAN BEKU.................................................................13
2.3.2 JENIS JENIS BATUAN BEKU.........................................................14
2.3.3 KLASIFIKASI BATUAN BEKU.........................................................17
2.3.4 TEKSTUR BATUAN BEKU................................................................19
2.3.5 STRUKTUR BATUAN BEKU............................................................23
2.4 BATUAN GUNUNG API............................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang membahas
tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses
yang terjadi baik didalam maupun diatas permukaan bumi, serta mempelajari
sejarah perkembangannya sejak bumi ini diciptakan sampai saat ini. Ilmu ini
mempelajari benda-benda terkecil seperti atom sampai berukuran besar seperti
benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Untuk mempelajari semua tentang Bumi, dapat kita mulai dari pembentuk
bumi yang paling dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai disekitar kita,
dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang telah diendapkan pada
dasar sungai.Beberapa mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak. Kecuali beberapa jenis mineral yang memiliki
sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan
yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan
dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang
teratur yang dikenal sebagai kristal.
Seperti halnya ilmu-ilmu lainya,geologi ini memiliki konsep dan
metodologi yang komprehensif sebagai sebuah disiplin ilmu.Oleh karena
itu,pengetahuan dan pengalaman dalam bidang keilmuan mahasiswa sangat
diperlukan untuk memperoleh relevansi diantara ilmu-ilmu lain.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PETROLOGI
Petrologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang
mempelajari batuan-batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemberian
nama (deskripsi) dan aspek genesa-interpretasi. Pengertian luas dari petrologi
adalah mempelajari batuan dengan menggunakan mata telanjang, optik/
mikroskopis, kimia dan radio isotop.
Aspek pemberian nama antara lain meliputi warna, tekstur, struktur,
komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan (porositas), kelulusan (permebilitas)
dan klasifikasi atau penamaan batuan. Aspek genesa interpretasi mencakup
tentang sumber asal (source) hingga proses atau cara terbentuknya batuan.
Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak (kulit) bumi dan
merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur
(mengkristal).
Dalam arti sempit, yang tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan
lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia, fisika maupun biologis,
serta proses erosi dari batuan. Namun dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan
erosi tersebut termasuk batuan.
Batuan sebagai agregat mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis batuan, yaitu :
1. Batuan beku (igneous rocks), adalah kumpulan mineral silikat sebagai
hasil pembekuan daripada magma yang mendingin (Huang, 1962).
2. Batuan sedimen (sedimentary rocks), adalah batuan hasil litifikasi
bahan rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi
kimia maupun hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).
2.2 MAGMA
2.2.1 PENGERTIAN MAGMA
Suatu material lumpur yang berpijar pada suhu sangat tinggi, bisa sampai
dengan 1000 derajat celcius.
1
0
Batuan
Magma
Beku
Komposisi Kimia
Temperatur
Viskositas
Kandungan
Gas
yang
dihasilka
n
Basaltik
Basalt
45-55 SiO2 %,
1000
Rendah
Rendah
1200oC
800 1000oC
Menengah
Menengah
650 800 oC
Tinggi
Tinggi
Ca tinggi, kandungan K,
dan Na rendah.
Andesiti
Andesit
55-65 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg, Ca,
Na, dan K menengah.
Rhyolitik
Rhyolit
65-75 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg, dan
Ca rendah, kandungan K,
dan Na tinggi.
11
maka tersemburlah isi botol tersebut keluar. Demikian pula halnya dengan magma
ketika keluar dari dalam bumi. Kandungan gas di dalam magma ini akan
mempengaruhi sifat erupsi dari magma bila keluar ke permukaan bumi.
Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir.
Cairan dengan viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk
mengalir daripada cairan dengan viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan
magma.
Viskositas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur
magma. Makin tinggi kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau
makin
kental.
Sebaliknya,
makin
tinggi
temperaturnya,
makin
rendah
1
2
magma seperti itu disebut sebagai diferensiasi magma oleh fraksinasi kristal
(magmatic differentiation by crystal fractionation). Proses inilah yang dapat
menyebabkan magma basaltik di dalam suatu gunungapi dapat berubah dari
basaltik menjadi andesitik dan bahkan riolitik. Perubahan komposisi magma inilah
yang dapat merubah tipe erupsi suatu gunungapi.
2.3 BATUAN BEKU
2.3.1 DEFINISI BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik
dimantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikantemperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan
bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang
dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering
juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat
mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar
atau batuan beku ekstrusif.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.5002.5000C dan
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air,
CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API
1
3
Gambar : Batuan beku, jalur yang berwarna lebih muda menunjukkan arah aliran.
atau
menerobos
melalui
rekahan-rekahan
pada
batuan
di
1
4
intrusi
yang
berkomposisi
agak
berbeda.
Perbedaan
ini
1
5
sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah Sill, Lakolit dan Lopolit.
SILL, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
LAKOLIT, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk
kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat prosesproses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
LOPOLIT, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga
terdapat
jenis
batuan
berbeda,
berdasarkan
pada
komposisi
mineral
1
6
Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung pada komposisi
magmanya dan tempat terbentuknya. Apabilamagma membeku di bawah
permukaan air terbentuklah lava bantal ( pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku
luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
beku
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
cara
terjadinya,
kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama
batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar
klasifikasinya.
a) Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976)
batuan beku dibagi menjadi:
Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh
W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan
effusive disebut batuan vulkanik.
b) Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:
1
7
mafik.
Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral
mafik.
1
8
2) GRANULARITAS
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan
beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu :
1
9
1. Fanerik/fanerokristalin,
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu
sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis
fanerik ini dapat dibedakan menjadi :
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5
mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih
dari 30 mm.
2. Afanitik,
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan
dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau
keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan :
kecil
untuk
diamati
meskipun
dengan
bantuan
3) BENTUK KRISTAL
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi
bukan sifat batuan secara keseluruhan.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:
Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang
kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat
lagi.
2
0
Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
panjang.
Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu
2
1
2
2
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik
2
3
Batuan Piroklastik
2
4
disebabkan oleh air dan angin yang membawanya ke tempat yang rendah disekitar
gunung api. Tempat-tempat yang rendah itu seperti di daerah sungai, danau, laut
dan lembah-lembah pegunungan.
2
5
2
6
2) BENTUK BUTIR
Bentuk butir adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada
beberapa macam yaitu :
3) KOMPAKSI
Kompaksi adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2
macam kompaksi yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :
2
7
Batuan
piroklastik
yang
berbutir
halus
(tufa)
seringkali
adalah
batuan
piroklastik
yang
mirip
dengan
2
8
BAB III
PENUTUP
3.1 PENUTUP
Demikian yang dapat Penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis
2
9
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku - [Diakses tanggal 20 Maret 2015]
http://salamahsiti384.blogspot.com/p/makalah-geologi-dan-lingkunganbatuan.html - [Diakses tanggal 20 Maret 2015 Pukul 18.30 WIB]
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:Igneous_rock_Santoroni_Greece.jpg&filetimestamp=200606122318
04 - [Diakses tanggal 20 Maret 2015 Pukul 19.00 WIB]
http://volcano.und.edu- [Diakses tanggal 20 Maret 2015 Pukul 19.30]
https://geoakelompok1.files.wordpress.com/2011/10/petrologi-batuanpiroklastik.ppt - [Diakses tanggal 21 Maret 2015 Pukul 12.00 WIB]
https://densowestliferz.files.wordpress.com/2011/05/final-laporan-denso.doc [Diakses tanggal 22 Maret 2015 Pukul 15.00 WIB]
http://www.sridianti.com/pengertian-magma.html - [Diakses tanggal 22 Maret
2015 Pukul 20.00]
https://www.academia.edu/8825662/BATUAN_PIROKLASTIKia.edu/8825662/ [Diakses tanggal 24 Maret 2015 19.00 WIB]
3
0