Anda di halaman 1dari 31

TUGAS # 1

PETROLOGI
MAGMA , BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNGAPI

Disusun Oleh:
PUTRI SETIAWATI ANGGRAENI
410014288

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI


SEKOLAH TIGGI TEKNOLOGI NASIONAL
YOGYAKARTA
2015KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Magma,Batuan Beku & Batuan
GunungApi. Dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini penulis menyadari

bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kedua orangtua penulis yang telah memberi dorongan & semangat dalam
mengerjakan makalah ini
2. Dosen pengampu petrologi Dr.Hill Gendoet Hartono,S.T
3. Semua rekan-rekan angkatan 2014 Teknik Geologi STTNAS yang telah
membantu penulis dalam mengumpulkan materi.
Semoga bantuan dan kerjasama yang telah diberikan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan yang
disebabkan oleh kemampuan saya yang sangat kurang, untuk itu saya
mengharapkan kritik dan saran bagi yang membaca yang bersifat konstruktif
sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.

Yogyakarta, 22 Maret 2015

Putri Setiawati Anggraeni


(410014288)

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.1
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG....................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................5
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN............................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
2.1 DEFINISI PETROLOGI................................................................................6
2.2 MAGMA........................................................................................................7
2.2.1 PENGERTIAN MAGMA.......................................................................7
2.2.2 PROSES TERBENTUKNYA MAGMA................................................7
2.2.3 TIGA HAL PENTING LINGKUNGAN UNTUK PELEBURAN.........9
2.2.4 TIPE MAGMA & KARAKTERISTIK MAGMA................................10
2.3 BATUAN BEKU..........................................................................................13
2.3.1 DEFINISI BATUAN BEKU.................................................................13
2.3.2 JENIS JENIS BATUAN BEKU.........................................................14
2.3.3 KLASIFIKASI BATUAN BEKU.........................................................17
2.3.4 TEKSTUR BATUAN BEKU................................................................19
2.3.5 STRUKTUR BATUAN BEKU............................................................23
2.4 BATUAN GUNUNG API............................................................................24

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2.4.1 DEFINISI BATUAN PIROKLASTIK..................................................24


2.4.2 GENESA BATUAN PIROKLASTIK...................................................24
2.4.3 KLASIFIKASI ENDAPAN PIROKLASTIK.......................................25
2.4.4 TEKSTUR BATUAN PIROKLASTIK................................................27
2.4.5 STRUKTUR BATUAN PIROKLASTIK.............................................28
BAB III..................................................................................................................29
PENUTUP..............................................................................................................29
3.1 PENUTUP....................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................30

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang
mempelajari segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang membahas
tentang sifat-sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses
yang terjadi baik didalam maupun diatas permukaan bumi, serta mempelajari
sejarah perkembangannya sejak bumi ini diciptakan sampai saat ini. Ilmu ini
mempelajari benda-benda terkecil seperti atom sampai berukuran besar seperti
benua, samudra, cekungan dan rangkaian pegunungan.
Untuk mempelajari semua tentang Bumi, dapat kita mulai dari pembentuk
bumi yang paling dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai disekitar kita,
dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang telah diendapkan pada
dasar sungai.Beberapa mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena
didapatkan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga memungkinkan untuk
ditambang seperti emas dan perak. Kecuali beberapa jenis mineral yang memiliki
sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan
yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan
dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang
teratur yang dikenal sebagai kristal.
Seperti halnya ilmu-ilmu lainya,geologi ini memiliki konsep dan
metodologi yang komprehensif sebagai sebuah disiplin ilmu.Oleh karena
itu,pengetahuan dan pengalaman dalam bidang keilmuan mahasiswa sangat
diperlukan untuk memperoleh relevansi diantara ilmu-ilmu lain.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan petrologi?
2. Bagaimana sifat, proses, karakteristik magma?
3. Bagaimana sifat, proses, dan karakteristik batuan beku?

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Secara umum maksud dan tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk
menjelaskan apa itu Petrologi, disertai dengan pengertian magma & batuan
beku/batuan gunung api.
Selain itu untuk memberikan pengetahuan bagi kita khususnya sebagai
mahasiswa teknik geologi tentang berbagai jenis batuan di muka bumi ini,
berdasarkan petrogenesa batuan tersebut, serta struktur dan tekstur yang dimiliki
oleh batuan tersebut,sehingga kita dengan mudah dapat mengenali jenis batuan di
lapangan nantinya.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI PETROLOGI
Petrologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan geologi yang
mempelajari batuan-batuan pembentuk kulit bumi, mencakup aspek pemberian
nama (deskripsi) dan aspek genesa-interpretasi. Pengertian luas dari petrologi
adalah mempelajari batuan dengan menggunakan mata telanjang, optik/
mikroskopis, kimia dan radio isotop.
Aspek pemberian nama antara lain meliputi warna, tekstur, struktur,
komposisi, berat jenis, kekerasan, kesarangan (porositas), kelulusan (permebilitas)
dan klasifikasi atau penamaan batuan. Aspek genesa interpretasi mencakup
tentang sumber asal (source) hingga proses atau cara terbentuknya batuan.
Batuan didefinisikan sebagai semua bahan yang menyusun kerak (kulit) bumi dan
merupakan suatu agregat (kumpulan) mineral-mineral yang telah menghablur
(mengkristal).
Dalam arti sempit, yang tidak termasuk batuan adalah tanah dan bahan
lepas lainnya yang merupakan hasil pelapukan kimia, fisika maupun biologis,
serta proses erosi dari batuan. Namun dalam arti luas tanah hasil pelapukan dan
erosi tersebut termasuk batuan.
Batuan sebagai agregat mineral pembentuk kulit bumi secara genesa dapat
dikelompokkan menjadi tiga jenis batuan, yaitu :
1. Batuan beku (igneous rocks), adalah kumpulan mineral silikat sebagai
hasil pembekuan daripada magma yang mendingin (Huang, 1962).
2. Batuan sedimen (sedimentary rocks), adalah batuan hasil litifikasi
bahan rombakan batuan yang berasal dari proses denudasi atau hasil reaksi
kimia maupun hasil kegiatan organisme (Pettijohn, 1964).

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

3. Batuan metamorf atau batuan malihan (metamorphic rocks), adalah


batuan yang

berasal dari suatu batuan yang sudah ada yang mengalami

perubahan tekstur dan komposisi mineral pada fasa padat sebagai


perubahan kondisi fisika (tekanan dan temperatur) (Winkler, 1967).

2.2 MAGMA
2.2.1 PENGERTIAN MAGMA
Suatu material lumpur yang berpijar pada suhu sangat tinggi, bisa sampai
dengan 1000 derajat celcius.

2.2.2 PROSES TERBENTUKNYA MAGMA


Magma terutama cairan sangat panas (yang disebut lelehan) terbentuk dari
peleburan batuan di litosfer bumi atau astenosfer. Magma terdiri dari unsur-unsur
yang terdiri atas mineral dalam batuan.
Tapi kebanyakan magma juga memiliki kandungan lain. Sebagai contoh,
biasanya mengandung potongan-potongan mineral yang baik belum meleleh, atau
telah dipadatkan (atau mengkristal) dari keadaan cair bersama magma yang
mendingin.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

Magma disebut lava jika meletus ke permukaan.Ada juga banyak gas


berbeda yang terlarut dalam magma. Uap air, karbon dioksida, dan hidrogen
sulfida yang umumnya. Bahkan bisa juga dalam bentuk gas asam klorida atau
sulfat. Kadang-kadang gelembung gas akan terbentuk di lelehan.
Bagaimana batu dilelehkan?
Suhu magma biasanya dalam suatu di kisaran 700-1300 derajat Celcius
(sekitar 1200-2400 derajat Fahrenheit).Komposisi batuan apakah pembuat mineral
itu untuk menentukan titik leleh?
Berbagai mineral meleleh pada temperatur yang berbeda, jadi ketika batu
mulai mencair titik leleh mineral terendah mencair terlebih dahulu. Itu penting,
karena menghasilkan magma dengan susunan kimiawi secara keseluruhan berbeda
dari batu asli. Ini adalah salah satu alasan mengapa komposisi magma bervariasi
begitu banyak.
Namun dalam kenyataannya, suhu meningkat dengan kedalaman rata-rata
25 derajat Celcius setiap kilometer (yang disebut gradien panas bumi). Jadi untuk
sampai ke 1000 derajat Anda hanya harus turun sekitar 40 kilometer!
Tentu saja, ada faktor lain yang bekerja selain suhu. Misalnya, jika
terdapat air, batuan akan mencair pada suhu yang lebih rendah (kedalaman
dangkal) daripada seharusnya mereka. Di sisi lain, batu-batu yang lebih dalam di
bumi, yang lebih panas itu harus menjadi mencair itu karena tekanan yang lebih
besar membuat mereka dalam keadaan padat lagi.
Rata-rata, pencairan terjadi pada kedalaman di bawah sekitar 50 kilometer,
tetapi di atas beberapa ratus kilometer. Itu dekat dasar litosfer atau di atas
astenosfer.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2.2.3 TIGA HAL PENTING LINGKUNGAN UNTUK PELEBURAN


1. Pegunungan Pertengan Laut
Peleburan terjadi di bawah pegunungan pertengahan laut, di mana
lempeng tektonik yang meluncur menjauh dari satu sama lain. Di suatu tempat,
batuan mantel panas meningkat dalam arus yang bergerak lambat. Peleburan
terjadi pada kedalaman yang relatif dangkal (kurang dari 50 kilometer) karena dua
alasan. Pertama, semakin rendah batuan litosfer meleleh karena mereka
dipanaskan oleh batuan yang lebih panas di bawah ini. Kedua, batuan mantel naik
meleleh karena tekanan pada mereka menurun karena mereka bergerak ke atas.
2. Lapisan Hot Spot
Peleburan terjadi di tempat di mana batuan mantel panas memanaskan
dasar litosfer. Tempat-tempat ini disebut bulu mantel atau hot spot. Litosfer tidak
retak, seperti halnya di pegunungan di tengah laut, tapi bergerak di atas hot spot
stasioner. Salah satu contoh yang terkenal adalah di mana lempeng Pasifik
meluncur diatas hot spot dan menghasilkan gunung berapi membentuk Kepulauan
Hawaii.
3. Zona Lempeng Subduksi
Batuan juga meleleh di zona subduksi lempeng, di mana dasar laut litosfer
ditarik ke bawah ke dalam mantel. Peleburan biasanya dimulai pada kedalaman
kurang dari 100 kilometer. Suhu leleh menjadi lebih rendah dalam lingkungan ini
karena semua air yang terperangkap dalam batuan dasar laut dan dalam sedimen
tanah liat yang dibawa turun bersama lempeng.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

Magma umumnya terbentuk di tiga lingkungan. Mereka (kiri ke kanan):


pegunungan di tengah laut, lapisan hot spot dan zona subduksi lempeng. Sumber:
Wikimedia gambar oleh Woudloper
Apa yang Terjadi pada Magma?
Karena magma merupakan cairan panas, ia memiliki daya apung alami,
yang menyebabkan untuk bermigrasi ke atas (semacam seperti balon udara panas
yang naik). Hal ini juga dapat bergerak sebagai respon terhadap perbedaan
tekanan, seperti cairan lain. Setelah batu mencair, magma mulai bergerak.
Ketika magma berpindah menjauh dari zona peleburan, perlahan-lahan
mendingin. Seperti halnya, lebih dan lebih padat butiran mineral mengkristal
sampai akhirnya semua lelehan hilang. Terkadang magma akan mendapatkan
cukup dekat ke permukaan untuk memberi letusan gunung berapi. Tapi sebagian
besar waktu itu mendingin dan mengkristal di bawah tanah, membentuk batuan
beku intrusif.
2.2.4 TIPE MAGMA & KARAKTERISTIK MAGMA
Magma dapat dibedakan berdasarkan kandungan SiO2. Dikenal ada tiga
tipe magma, yaitu :
1. Magma Basaltik (Basaltic magma) SiO2 45-55 %berat; kandungan Fe
dan Mg tinggi; kandungan K dan Na rendah.
2. Magma Andesitik (Andesitic magma) SiO2 55-65 %berat, kandungan
Fe, Mg, Ca, Na dan K menengah (intermediate).
3. Magma Riolitik (Rhyolitic magma) SiO2 65-75 %berat, kandungan Fe,
Mg dan Ca rendah; kandungan K dan Na tinggi.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
0

Rangkuman Sifat-sifat Magma


Tipe

Batuan

Magma

Beku

Komposisi Kimia

Temperatur

Viskositas

Kandungan
Gas

yang
dihasilka
n
Basaltik

Basalt

45-55 SiO2 %,

1000

Rendah

Rendah

kandungan Fe, Mg, dan

1200oC

800 1000oC

Menengah

Menengah

650 800 oC

Tinggi

Tinggi

Ca tinggi, kandungan K,
dan Na rendah.
Andesiti

Andesit

55-65 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg, Ca,
Na, dan K menengah.

Rhyolitik

Rhyolit

65-75 SiO2 %,
kandungan Fe, Mg, dan
Ca rendah, kandungan K,
dan Na tinggi.

Temperatur magma tidak diukur secara langsung, melainkan dilakukan di


laboratorium dan dari pengamatan lapangan.
Magma mengandung gas-gas terlarut. Gas-gas yang terlarut di dalam
cairan magma itu akan lepas dan membentuk fase tersendiri ketika magma naik ke
permukaan bumi. Analoginya sama seperti gas yang terlarut di dalam minuman
ringan berkaborasi di dalam botol dengan tekanan tinggi. Ketika, tutup botol
dibuka, tekanan turun dan gas terlepas membentuk fase tersendiri yang kita lihat
dalam bentuk gelembung-gelembung gas. Juga sering kita lihat ketika pemberian
meali bagi para pemenang balap kenderaan. Kepada mereka diberikan minuman
di dalam botol dan kemudian mereka mengkocok-kocok botol tersebut sebelum
membuka tutupnya. Kemudian, ketika tutup botol yang telah dikocok itu dibuka,

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

11

maka tersemburlah isi botol tersebut keluar. Demikian pula halnya dengan magma
ketika keluar dari dalam bumi. Kandungan gas di dalam magma ini akan
mempengaruhi sifat erupsi dari magma bila keluar ke permukaan bumi.
Viskositas adalah kekentalan atau kecenderungan untuk tidak mengalir.
Cairan dengan viskositas tinggi akan lebih rendah kecenderungannya untuk
mengalir daripada cairan dengan viskositas rendah. Demikian pula halnya dengan
magma.
Viskositas magma ditentukan oleh kandungan SiO2 dan temperatur
magma. Makin tinggi kandungan SiO2 maka makin rendah viskositasnya atau
makin

kental.

Sebaliknya,

makin

tinggi

temperaturnya,

makin

rendah

viskositasnya. Jadi, magma basaltik lebih mudah mengalir daripada magma


andesitik atau riolitik. Demikian pula, magma andesitik lebih mudah mengalir
drripada magma riolitik.
Perubahan Komposisi Magma
Proses pembekuan magma menjadi batuan dimulai dari pembentukan
kristal-kristal mineral. Sesuai dengan komposisi kimianya, pembentukan kristalkristal mineral itu terjadi pada temperatur yang berbeda-beda. Perlu dipahami
bahwa dengan terbentuknya kristal, berarti ada unsur-unsur kimia dari larutan
magma yang diambil dan diikat ke dalam kristal, sehingga kandungan unsur itu di
dalam cairan atau larutan magma berkurang.
Bila kristal-kristal yang terbentuk di dalam magma memiliki densitas lebih
besar daripada magma, maka kristal-kristal akan mengendap dan cairan akan
terpisah dari kristal.. Sebaliknya bila kristal-kristal yang terbentuk lebih rendah
densitasnya dripada magma, maka kristal-kristal akan mengapung. Bila cairan
magma keluar karena tekanan, maka kristal-kristal akan tertinggal.
Keadaan tersebut akan merubah komposisi kimia cairan magma sisa.
Apabila banyak komposisi kimia yang berkurang dari magma awal karena
pembentukan kristal-kristal mineral, maka akan terbentuk magma baru dengan
komposisi yang berbeda dari magma awalnya. Perubahan komposisi kimia
PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
2

magma seperti itu disebut sebagai diferensiasi magma oleh fraksinasi kristal
(magmatic differentiation by crystal fractionation). Proses inilah yang dapat
menyebabkan magma basaltik di dalam suatu gunungapi dapat berubah dari
basaltik menjadi andesitik dan bahkan riolitik. Perubahan komposisi magma inilah
yang dapat merubah tipe erupsi suatu gunungapi.
2.3 BATUAN BEKU
2.3.1 DEFINISI BATUAN BEKU
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif
(plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma
ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik
dimantel ataupun kerak bumi.
Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikantemperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.
Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar
terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Magma dapat mendingin dan membeku di bawah atau di atas permukaan
bumi. Bila membeku di bawah permukaan bumi, terbentuklah batuan yang
dinamakan batuan beku dalam atau disebut juga batuan beku intrusive (sering
juga dikatakan sebagai batuan beku plutonik). Sedangkan, bila magma dapat
mencapai permukaan bumi kemudian membeku, terbentuklah batuan beku luar
atau batuan beku ekstrusif.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun
(1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang
pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.5002.5000C dan
bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah.
Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air,
CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab
PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
3

mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral


yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut
dikenal dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineralmineral silikat (magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan
Bowens Reaction Series.

Gambar : Batuan beku, jalur yang berwarna lebih muda menunjukkan arah aliran.

2.3.2 JENIS JENIS BATUAN BEKU


A. BATUAN BEKU DALAM
Magma yang membeku di bawah permukaan bumi, pendinginannya sangat
lambat (dapat mencapai jutaan tahun), memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal
yang besar dan sempurna bentuknya, menjadi tubuh batuan beku intrusive. Tubuh
batuan beku dalam mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam, tergantung pada
kondisimagma dan batuan di sekitarnya. Magma dapat menyusup pada batuan di
sekitarnya

atau

menerobos

melalui

rekahan-rekahan

pada

batuan

di

sekelilingnya.Bentuk-bentuk batuan beku yang memotong struktur batuan di

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
4

sekitarnya disebut diskordan, termasuk di dalamnya adalah batholit, stok, dyke,


dan jenjang volkanik.
BATHOLIT, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan yang
diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari sejumlah
tubuh-tubuh

intrusi

yang

berkomposisi

agak

berbeda.

Perbedaan

ini

mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa batholit


mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya.
Dari penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan
bahwa tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang
menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi batolit.
Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang diatasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang
bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja. Magma
yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya. Proses ini
dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat dibandingkna magma
yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap fragmen-fragmen ini bereaksi
dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak semua magma terlarut dan mengendap
di dasar dapur magma. Setiap frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma
yang sudah membeku dinamakan Xenolith.
STOCK,seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
DYKE, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang
diterobosnya.
JENJANG VOLKANIK, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di
PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
5

sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan
menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah Sill, Lakolit dan Lopolit.
SILL, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar.
LAKOLIT, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian
atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk
kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat prosesproses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt
tersingka di permukaan.
LOPOLIT, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan
bawahnya cekung ke atas.
Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga
terdapat

jenis

batuan

berbeda,

berdasarkan

pada

komposisi

mineral

pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam


kelompok batuan beku fanerik.

B. BATUAN BEKU LUAR


Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau
lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan
membeku menjadi batuan ekstrusif. Keluarnyamagma di permukaan bumi melalui
rekahan disebut sebagai fissure eruption.
Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir
di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt.
Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi
sentral.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
6

Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut
tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik.
Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung pada komposisi
magmanya dan tempat terbentuknya. Apabilamagma membeku di bawah
permukaan air terbentuklah lava bantal ( pillow lava), dinamakan demikian karena
pembentukannya di bawah tekanan air. Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku
luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.

2.3.3 KLASIFIKASI BATUAN BEKU


Batuan

beku

dapat

diklasifikasikan

berdasarkan

cara

terjadinya,

kandungan SiO2, dan indeks warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama
batuan yang berbeda-beda meskipun dalam jenis batuan yang sama, menurut dasar
klasifikasinya.
a) Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya, menurut Rosenbusch (1877-1976)
batuan beku dibagi menjadi:
Effusive rock, untuk batuan beku yang terbentuk di permukaan.
Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat permukaan.
Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh
W.T. Huang (1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan
effusive disebut batuan vulkanik.
b) Klasifikasi berdasarkan kandungan SiO2 (C.L. Hugnes, 1962), yaitu:

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
7

Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari 66%.

Contohnya adalah riolit.


Batuan beku intermediate, apabila kandungan SiO2 antara 52% - 66%.

Contohnya adalah dasit.


Batuan beku basa, apabila kandungan SiO2 antara 45% - 52%.

Contohnya adalah andesit.


Batuan beku ultra basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%.
Contohnya adalah basal.

c) Klasifikasi berdasarkan indeks warna ( S.J. Shand, 1943), yaitu:


Leucoctaris rock, apabila mengandung kurang dari 30% mineral

mafik.
Mesococtik rock, apabila mengandung 30% - 60% mineral mafik.
Melanocractik rock, apabila mengandung lebih dari 60% mineral
mafik.

d) Menurut S.J.Ellis (1948) juga membagi batuan beku berdasarkan indeks


warnanya sebagai berikut.
Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Mafelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Mafik, untuk batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.

Pengelompokan atau klasifikasi batuan beku secara sederhana didasarkan


atas tekstur dan komposisi mineralnya. Keragaman tekstur batuan beku
diakibatkan oleh sejarah pendinginanmagma, sedangkan komposisi mineral
bergantung pada kandungan unsure kimia magma induk dan lingkungan
krsitalisasinya.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
8

2.3.4 TEKSTUR BATUAN BEKU


Tekstur didefinisikan sebagai keadaan atau hubungan yang erat antar
mineral-mineral sebagai bagian dari batuan dan antara mineral-mineral dengan
massa gelas yang membentuk massa dasar dari batuan.Tekstur pada batuan beku
umumnya ditentukan oleh tiga hal yang penting, yaitu :
1) KRISTALINITAS
Kristalinitas adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya
digunakan untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan
yang tidak berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan
kecepatan pembekuan magma. Apabila magma dalam pembekuannya
berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya
berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:

Holokristalin, yaitu batuan beku dimana semuanya tersusun oleh


kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik,

yaitu mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.


Hipokristalin, yaitu apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas

dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.


Holohialin, yaitu batuan beku yang semuanya tersusun dari massa
gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),
dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.

2) GRANULARITAS
Granularitas didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan
beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu :

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

1
9

1. Fanerik/fanerokristalin,
Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu
sama lain secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis
fanerik ini dapat dibedakan menjadi :
Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5

mm.
Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih
dari 30 mm.

2. Afanitik,
Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan
dengan mata biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan
dengan tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau
keduanya. Dalam analisa mikroskopis dapat dibedakan :

Mikrokristalin, apabila mineral-mineral pada batuan beku bisa


diamati dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran

sekitar 0,1 0,01 mm.


Kriptokristalin, apabila mineral-mineral dalam batuan beku
terlalu

kecil

untuk

diamati

meskipun

dengan

bantuan

mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm.


Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.

3) BENTUK KRISTAL
Bentuk kristal adalah sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi
bukan sifat batuan secara keseluruhan.
Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal tiga bentuk kristal, yaitu:

Euhedral, apabila batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang

kristal.
Subhedral, apabila sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat
lagi.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
0

Anhedral, apabila mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.

Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:

Equidimensional, apabila bentuk kristal ketiga dimensinya sama

panjang.
Tabular, apabila bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu

dimensi yang lain.


Prismitik, apabila bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua

dimensi yang lain.


Irregular, apabila bentuk kristal tidak teratur.

4) HUBUNGAN ANTAR KRISTAL


Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi didefinisikan
sebagai hubungan antara kristal/mineral yang satu dengan yang lain dalam
suatu batuan.
Secara garis besar, relasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

Equigranular, yaitu apabila secara relatif ukuran kristalnya yang


membentuk batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan
kristal-kristalnya, maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
a) Panidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
b) Hipidiomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
c) Allotriomorfik granular, yaitu apabila sebagian besar mineralmineralnya terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
1

Inequigranular, yaitu apabila ukuran butir kristalnya sebagai


pembentuk batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut
fenokris dan yang lain disebut massa dasar atau matrik yang bisa
berupa mineral atau gelas.

Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan lagi menjadi


batuan beku plutonik dan vulkanik. Perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari
besar mineral penyusun batuannya. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral
penyusunnya relatif besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite,
dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah).
Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan
magma yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral
penyusunnya lebih kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah).

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
2

Gambar : Batuan beku berdasarkan teksturnya (batuan beku plutonik dan


vulkanik). 2.3.5 STRUKTUR BATUAN BEKU
Struktur adalah kenampakan batuan secara makro yang meliputi
kedudukan lapisan yang jelas/umum dari lapisan batuan. Struktur batuan beku
sebagian besar hanya dapat dilihat dilapangan saja, misalnya:

Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik

bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.


Joint struktur, merupakan struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang
tersusun secara teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang

dapat dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample), yaitu:


Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya

fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.


Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut

menunjukkan arah yang teratur.


Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-

lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.


Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh

mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.


Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan
batuan lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
3

2.4 BATUAN GUNUNG API


2.4.1 DEFINISI BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik merupakan batuan yang susunannya disusun oleh
material hasil dari letusan gunung berapi akibat adanya gaya endogen. Yang
kemudian mengalami pengendapan sesuai dengan bidang pengendapan nya, lalu
setelah proses pengendapan mengalami proses kompaksi (litifikasi) yang
kemudian menjadi batuan piroklastik.

Batuan Piroklastik

2.4.2 GENESA BATUAN PIROKLASTIK


Proses pembentukan batuan piroklastik diawali oleh meletusnya
gunungapi, mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energi yang
sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang dikeluarkan oleh
gunung itu terhempas ke udara, sehingga magma tersebut membeku dan
membentuk gumpalan yang mengeras (yang kemudian disebut batu). Gumpalan
tersebut memiliki tekstur dan struktur yang tertentu pula. Sedangkan batu-batu
tadi yang telah mengalami prosespengangkutan (transportasi) oleh angin dan air,
maka batuan tersebut disebut dengan batuan epiklastik.
Batuan epiklastik ini yaitu batuan yang telah mengalami pengangkutan
yang mengakibatkan terjadinya pengikisan pada batuan oleh media air dan angin
yang membawanya. Batuan epiklastik ini terdapat pada dataran yang rendah,

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
4

disebabkan oleh air dan angin yang membawanya ke tempat yang rendah disekitar
gunung api. Tempat-tempat yang rendah itu seperti di daerah sungai, danau, laut
dan lembah-lembah pegunungan.

GENESA LETUSAN GUNUNG API


2.4.3 KLASIFIKASI ENDAPAN PIROKLASTIK
Endapan piroklastik mulanya terjadi
akibat adanya jatuhan pada saat gunung api
meletus, dan pada saat pengendapan memiliki
ukuran ketebalan yang sama pada endapannya.
Piroklastik lainnya yaitu piroklastik aliran akan
membentuk penebalan apabila pada proses
pengendapannya ada cekungan, dan piroklastik
surge penyatuan antara piroklastik endapan
dan piroklastik aliran.
- Jenis Pengendapan

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
5

1) Piroklastik Jatuhan (Fall)


Endapan jatuhan piroklastik yang terjadi dari letusan gunung api yang
meledak yang kemudian terlempar pada suatu permukaan, memiliki
ketebalan endapan yang relative berukuran sama.
2) Piroklastik Aliran (Flow)
Endapan piroklastik yang umumnya mengalir kebawah dari pusat letusan
gunung api yang memiliki kecepatan tinggi pada saat adanya longsoran.
Endapan aliran ini berisikan batu yang berukuran bongkah dan abu.
3) Piroklastik Surge
Endapan piroklastik surge dihasilkan dari letusan gunung api yang
kemudian mengalir karena adanya penyatuan dari jatuhan dan aliran.

SIKLUS ENDAPAN PIROKLASTIK ALIRAN


PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
6

2.4.4 TEKSTUR BATUAN PIROKLASTIK


1) UKURAN BUTIR
Ukuran butir adalah ukuran dari batuan piroklastik itu sendiri,
terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :

Block (untuk yang berbentuk menyudut) dan Bomb (untuk yang

membentuk membulat) berukuran lebih besar dari 32 mm.


Lapili yaitu untuk butiran dari 4 mm 32 mm diameternya.
Debu yaitu batuan yang lebih kecil dari 4 mm.

2) BENTUK BUTIR
Bentuk butir adalah bentuk dan keadaan batuan tersebut, ada
beberapa macam yaitu :

Membulat sempurna, sangat bulat seperti bola.


Membulat hampir seperti bola.
Menyudut, yaitu memiliki sudut-sudut pada permukaannya.

3) KOMPAKSI
Kompaksi adalah tingkat kekerasan pada batuan piroklastik, ada 2
macam kompaksi yang dikenal dalam batuan piroklastik, yaitu :

Kompak, permukaannya kuat, keras dan padat.


Mudah hancur, bila dipegang meninggalkan serbuk pada tangan.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
7

2.4.5 STRUKTUR BATUAN PIROKLASTIK


Pada batuan piroklastik yang berbutir kasar maupun halus bisa didapatkan
struktur struktur yang sering kali terdapat pada batuan sedimen, seperti
perlapisan.

Batuan

piroklastik

yang

berbutir

halus

(tufa)

seringkali

memperlihatkan tekstur seperti pada batuan beku lelehan.


Penamaan batuan piroklastik berdasarkan pada butirnya, dikenal 4 jenis yaitu :
1) Aglomerat, ukuran butir lebih besar 32 mm (Bomb).
Aglomerat

adalah

batuan

piroklastik

yang

mirip

dengan

konglomerat (batuan sedimen) di dalam tekstur. Perbedaannya terletak


pada komposisi, dimana aglomerat terdiri dari fragmen-fragmen volkanik
(lava dan piroklastik di antaranya gelas).
2) Breksi Volkanik, ukuran butir lebih besar dari 32 mm (Block).
Breksi Volkanik seperti halnya aglomerat, breksi volkanik juga
dibentuk oleh material gunungapi (volknik).
3) Tufa Lapili, ukuran butir antara 4 32 mm.
Tufa (Tuff), batuan piroklastik yang berukuran halus adalah tufa
(tuff). Batuan ini terdiri dari material fragmen kristal / mineral.
Berdasarkan pada komponen terbanyak fragmen kristal / mineral yang
dikandung, tufa dapat dibedakan atas 3 golongan sebagai berikut :
a) Tufa Vitric
b) Tufa Kristal
c) Tufa Lithik

: Banyak fragmen gelas


: Banyak fragmen kristal
: Banyak fragmen batuan

4) Tufa, ukuran butir sangat halus (abu / debu).

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
8

BAB III
PENUTUP
3.1 PENUTUP
Demikian yang dapat Penulis paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini
dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi penulis

pada khususnya juga para pembaca yang

budiman pada umumnya.

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

2
9

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku - [Diakses tanggal 20 Maret 2015]
http://salamahsiti384.blogspot.com/p/makalah-geologi-dan-lingkunganbatuan.html - [Diakses tanggal 20 Maret 2015 Pukul 18.30 WIB]
http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:Igneous_rock_Santoroni_Greece.jpg&filetimestamp=200606122318
04 - [Diakses tanggal 20 Maret 2015 Pukul 19.00 WIB]
http://volcano.und.edu- [Diakses tanggal 20 Maret 2015 Pukul 19.30]
https://geoakelompok1.files.wordpress.com/2011/10/petrologi-batuanpiroklastik.ppt - [Diakses tanggal 21 Maret 2015 Pukul 12.00 WIB]
https://densowestliferz.files.wordpress.com/2011/05/final-laporan-denso.doc [Diakses tanggal 22 Maret 2015 Pukul 15.00 WIB]
http://www.sridianti.com/pengertian-magma.html - [Diakses tanggal 22 Maret
2015 Pukul 20.00]
https://www.academia.edu/8825662/BATUAN_PIROKLASTIKia.edu/8825662/ [Diakses tanggal 24 Maret 2015 19.00 WIB]

PETROLOGI MAGMA; BATUAN BEKU & BATUAN GUNUNG API

3
0

Anda mungkin juga menyukai