Anda di halaman 1dari 31

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PEMETAAN GEOLOGI DAERAH CITATAH,


KECAMATAN CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG BARAT,
PROVINSI JAWA BARAT

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Tugas Akhir pada Program Diploma Teknik Geologi Terapan

Oleh :
Gisya Taha Rabani
11051323

PROGRAM STUDI GEOLOGI TERAPAN

POLITEKNIK GEOLOGI DAN PERTAMBANGAN AGP


BANDUNG
2016

LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
PEMETAAN GEOLOGI DAERAH GUNUNGMASIGIT,
KECAMATAN CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG BARAT
PROPINSI JAWA BARAT

Proposal Tugas Akhir pada Program Studi Geologi Terapan

Oleh :
Gisya Taha Rabani ( 11051323 )

Bandung, September 2016


Diusulkan,
Pembimbing I,

Pembimbing II,

(Ir. Kristian Nurwedi Tabri, MT )

( Ir. Hadi Darmawan Said )

Mengetahui,

Menyetujui,

Pembantu Direktur I

Ketua Program Studi

Bidang Akademik

Teknik Geologi Terapan

( Ir. Sahruddin Sahminan )


( Ir. Anan Iskandar, MT )

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
proposal Tugas Akhir yang berjudul PEMETAAN GEOLOGI DAERAH
CITATAH , KECAMATAN CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG BARAT,
PROVINSI JAWA BARAT .
Besar harapan saya untuk dapat bisa Tugas Akhir di daerah
Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa
Barat. Kami menyadari bahwa proposal ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna, atas perhatian dan kerjasama yang diberikan saya
ucapkan terima kasih.

Bandung,

September 2016

Penyusun
ii

ABSTRAK
Daerah Gunungmasigit dan sekitarnya , Kecamatan Cipatat , Kabupaten
Bandung Barat , Jawa Barat , terletak di 107 22' 20,5644"- 107 25' 4,1052" BT
dan -6 49' 47,0064" - -6 52' 28,452" LS
Pemetaan geologi permukaan dilakukan observasi lapangan melalui
menggunakan jalur lintasan tertentu . Pengamatan akan dilakukan meliputi
orientasi lapangan , pengamatan morfologi , dan pengamatan batuan singkapan ,
struktur , dan pengambilan sampel batuan .
Untuk menentukan aspek geologi dan teoritis dalam geologi yang
berguna sebagai premis dasar dalam memecahkan masalah geologi di wajah di
lapangan .
Pemetaan awal ini sangat berguna untuk mengetahui nama-nama desa
atau daerah yang ada di daerah penelitian , dan untuk mengetahui semua jenis
litologi dan distribusi.

DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR i
DAFTAR TABELi
DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................


1.2 Maksud dan Tujuan Pemetaan ..................................................................
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................
1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................
1.5 Hipotesa ....................................................................................................
1.6 Daerah Penelitian ......................................................................................
1.7 Metode dan Tahap Pemetaan ....................................................................
1.7.1 Metode Pemetaan ............................................................................
1.7.2 Tahap Persiapan ..............................................................................
1.7.3 Tahap Studi Pendahuluan ................................................................
1.7.4 Tahap Pemetaan Lapangan ..............................................................
1.7.5 Tahap Pengolahan Data dan Analisis ..............................................
1.7.6 Tahap Penulisan Tugas Akhir ..........................................................

iv

BAB II KONDISI UMUM DAERAH PEMETAAN ................................................

2.1 Fisiografi Regional ..................................................................................


2.2 Stratigrafi Regional .................................................................................
2.3 Struktur Geologi Regional ............................................................
2.4 Sejarah Geologi ..........................................................................

BAB III METODOLOGI PEMETAAN ....................................................................

3.1 Landasan .................................................................................................


3.2 Peralatan Kerja ........................................................................................
3.3 Waktu Kegiatan Tugas Akhir ..................................................................
3.4 Sumber Dana ...........................................................................................
3.5 Hasil Akhir ..............................................................................................
BAB IV PENUTUP ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................

iv

DAFTAR GAMBAR
Halama

Gambar 1.1 Peta Indeks dan Lokasi Penelitian ...................................................


Gambar 2.1 Pembagian Fisiografi Jawa Barat (Van Bemmelen, 1949) .................
Gambar 2.2 Sebagian Peta Geologi Regional Daerah Pemetaan Lembar Cianjur....
Gambar 2.3 Sebagian Peta RBI Lembar Ciranjang ...........................................

vi

DAFTAR TABEL
Halama

Tabel 2.1 Korelasi Satuan Peta ..................................................................................

vii

DAFTAR GRAFIK
Halama

Tabel 1.1 Diagram Alur Tugas Akhir ...........................................................................


Tabel 3.1 Rencana Kegiatan Tugas Akhir 19

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Program Politeknik Geologi dan Pertambangan "AGP", bahwa
Tugas Akhir merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan
dilaksanakan bagi mahasiswa Teknik Geologi Terapan karena sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi perkuliahan Tingkat III.
Praktik Kerja Lapangan ini juga merupakan suatu media bagi para
mahasiswa untuk mengaplikasikan semua teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan dan menjadi pembekalan keterampilan di lapangan bagi para
mahasiswa. Dalam kegiatan Tugas Akhir di daerah tersebut, maka penulis
melakukan pemetaan geologi di daerah Gunungmasigit dan sekitarnya,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.
Dengan demikian latar belakang pemetaan ini adalah untuk mengungkapkan
bagaimana unsur dan proses geomorfologi yang sedang berkembang, jenis-jenis
batuannya, karakteristik fisiknya, bagaimana stratigrafi batuan tersebut, apa
indikasi struktur geologi yang berkembang pada daerah ini, bagaimana geologi
sejarah .

1.2 Maksud dan Tujuan Pemetaan


Maksud dari Pelaksanaan pemetaan Geologi ini, yaitu:
a. Sebagai salah satu kegiatan belajar mengajar pada program studi geologi
terapan semester 6.
b. Mempraktikan dan mehamai teori-teori yang telah di ajarkan dengan
keadaan dilapangan.
c. Memahami salah satu yang memperlihakan produk-produk geologi secara
nyata.
d. Mendeskripsikan dan mengumpulkan data, baik berupa singkapan batuan
dan penyebaranya, struktur geologi yang ada dan kandungan fosil yang
menyertainya.

e. Memahami cara pemetaan sebaran batuan, morfologi dan struktur geologi


yang menyertainya.
f. Mempelajari gejala-gejala geologi yang ada, seperti lapisan batuan,
morfologi dan sebagainya.
g. Merupakan kegiatan praktik lanjutan dari PKL 2.
Tujuan dari pemetaan geologi ini, yaitu:
a. Membiasakan dengan kegiatan lapangan, mulai dari perizinan, persiapan
penelitian, pekerjaan seorang geologiawan dilapangan sampai pembuatan
laporan dan mempresentasikanya.
b. Menambah pengalaman lapangan dan pemahaman geologi di lapangan
secara langsung.
c. Membuat peta geologi,peta kerangka dan peta geomorfologi.
d. Mengetahui potensi batugamping dan batupasir di daerah tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Permasalahan dalam pemetaan ini hanya mengkaji lingkup daerah
Gunungmasigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Jawa Barat.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan di ungkap pada
pemetaan ini adalah :
1. Bagaimana permasalahan geomorfologi pada daerah pemetaan?
Permasalahan yang timbul mengenai pembagian satuan geomorfik serta
pola pengaliran dan stadia geomorfologi daerah pemetaan.
2. Bagaimana permasalahan stratigrafi daerah pemetaan?
seperti kontak antar dua satuan batuan yang dapat berupa batas tegas
maupun berangsur .
3. Bagaimana permasalahan struktur geologi daerah pemetaan?
Permasalahan yang timbul ialah mengenai struktur geologi apa saja yang
mengontrol daerah pemetaan.

1.5 Hipotesa
Dengan dilakukan nya pemetaan geologi daerah tersebut maka akan di
ketahui gejala-gejala geologi nya melalui pengamatan seperti geomorfologi,
litologi batuan, stratigrafi, dan geologi struktur.
1.6 Daerah Pemetaan
Lokasi kegiatan pemetaan geologi terletak di Desa Gunungmasigit,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat,
sedangkan untuk mencapai daerah praktik kerja lapangan dapat dicapai
dengan kendaraan umum, kendaraan bermotor dan berjalan kaki dengan rute
Bandung - Cimhi - Padalarang - Gunungmasigit.
Geografis : 107 22' 20,5644"-107 25' 4,1052" BT dan-6 49' 47,0064" -6 52' 28,452"LS

Lokasi Pemetaan
Gambar 1.1 Peta Indeks dan Lokasi Pemetaan

1.7 Metode dan Tahap Pemeteaan


1.7.1

Metode Pemetaan
Pemetaan geologi yang dilakukan bersifat pemetaan permukaan

melalui observasi lapangan yang menggunakan jalur lintasan tertentu.


Observasi yang dilakukan di lapangan meliputi orientasi medan,
pengamatan morfologi, pengamatan singkapan dan batuan, pengukuran,
serta pengambilan sampel batuan.
Sebelum melakukan observasi ke lapangan, terlebih dahulu
melakukan analisis data sekunder yang didapatkan dari pustaka dan
sumber yang lain yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
sebelum

melakukan

observasi

lapangan

secara

detail.

Setelah

mendapatkan data dari hasil observasi lapangan, langkah selanjutnya


adalah melakukan analisis data tersebut yang kemudian disusun sebagai
laporan. Adapun beberapa metodologi yang dipergunakan dalam penelitian
dan pembuatan laporan geologi ini adalah sebagai berikut :
1. Studi pustaka

Studi pustaka mempelajari geologi daerah Citatah dan daerah pemetaan


berdasarkan publikasipublikasi dan literaturliteratur yang telah dibuat
oleh peneliti terdahulu. Hal ini sangat penting untuk mengetahui geologi
dan aspekaspek teoritis dalam ilmu geologi yang berguna sebagai dasar
pemikiran dalam penyelesaian masalah geologi yang dihadapi di lapangan.
Tahapan ini dilakukan sebelum penelitian lapangan dilaksanakan.
2. Pemetaan awal
Pemetaan awal ini sangat berguna untuk mengetahui namanama desa
atau daerah yang ada pada daerah penelitian, serta mengetahui macam
macam lithologi dan penyebarannya. Kegiatan semacam ini sangat
berguna untuk menentukan jalur dan kegiatan penelitian.
3. Pemetaan
Pemetaan ini meliputi :
a.

Penga
matan Geomorfologi

b.

Penga
matan jenis batuan.

c.

Hubun
gan antar jenis batuan.

d.

Struktu
r geologi.

e.

Struktu
r sedimen, maupun gejala-gejala geologi lainya.

Apabila mendapatkan kesulitankesulitan dalam tahapantahapan ini,


maka diadakan diskusi bersama dengan tim dan pembimbing lapangan
dalam mencari penyelesaian masalahnya. Kemudian disinkronkan dengan
penyebaran lateral geologi dengan daerah yang bertampalan dan bila
dianggap perlu diadakan penelitian lapangan bersamasama.

1. Tahapan pemeriksaan ulang


Tahapan ini dilakukan bersamasama dengan dosen pembimbing yang
bertujuan untuk memecahkan masalahmasalah dan kesulitankesulitan
geologi yang penulis hadapi selama melakukan pemetaan di lapangan.
2. Tahap analisis geomorfologi
Meliputi analisis data lapangan, pengelompokan dan pemerian satuan
geomorfik, analisis sungai, analisis stadia daerah dan morfogenesis.
3. Tahap deskripsi petrografi
Melakukan pengamatan sayatan tipis batuan yang meliputi pengamatan
struktur, tekstur dan komposisi mineralogi/materi penyusun batuan dengan
bantuan mikroskop polarisasi dengan tujuan mengklasifikasikan batuan
dan membantu interpretasi petrogenesa batuan.
4. Tahap analisis struktur geologi
Melakukan analisis data struktur geologi dengan bantuan metodemetode yang ada (diagram kipas, stereonet) dan merekonstruksi struktur
geologi dengan mengacu pada teori dan model yang sudah ada.
5. Sintesa
Tahapan ini adalah kelanjutan dari tahapan analisa yang selanjutnya
penulis mencoba untuk menerapkan konsep atau model serta teoriteori
geologi yang ada dalam memecahkan fenomenafenomena geologi yang
ada pada daerah pemetaan.
6. Pembuatan laporan
Pembuatan laporan merupakan kegiatan paling akhir setelah tahapan
tahapan tersebut di atas dilakukan dan selanjutnya nanti dipresentasikan.
1.7.2

Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan sebelum melakukan pekerjaan lapangan. Pada

tahap ini dilakukan beberapa persiapan untuk menunjang kelancaran pada

saat pekerjaan lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah seputar


pengumpulan informasi sebanyak mungkin mengenai daerah pemetaan
yang berasal dari berbagai sumber untuk mengetahui kondisi geologi
secara umum yang akan dipetakan.Sumber informasi dari studi literatur
tersebut antara lain :
-

Peta geologi regional

Peta geologi

Laporan peneliti terdahulu.

Peta topografi.

Diktat pemetaan.

Dan lain lain.


1.7.3

Tahap Studi Pendahuluan


Studi pendahuluan ini dilakukan dengan mempelajarai tatanan

geologi regional (Jawa Barat) secara umum dan geologi daerah penelitian
secara khusus, termasuk penyebaran batuan, hubungan stratigrafi antar
satuan batuan yang ada, serta struktur- struktur geologi yang ada. Datadata tersebut diambil dari berbagai makalah, paper ilmiah, prosiding serta
tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan daerah penelitian.
Pada tahap ini juga dilakukan analisa awal berupa pengamatan
terhadap citra satelit, foto udara, peta geomorfologi, dan peta topografi
untuk memperoleh hipotesa mengenai kondisi geologi dan penentuan
rencana lintasan yang akan dilalui untuk mendapatkan data sebagai solusi
permasalahan.
1.7.4

Tahap Pemetaan Lapangan


Tahap ini dilakukan untuk mencari dan mengumpulkan data yang

akurat dengan cara memetakan permukaan bumi berdasarkan singkapan


batuan yang ada di lapangan, dengan cara :
-

Pengamatan terhadap singkapan batuan dengan melakukan pengukuran


terhadap arah jurus (strike) dan kemiringan (dip) lapisan batuan, ketebalan
serta struktur sedimen kalau ada.
7

Pemotretan serta pembuatan sketsa pada objek-objek singkapan yang


dianggap perlu.

Pengamatan terhadap berbagai indikasi yang dapat menunjukkan adanya


perubahan litologi atau struktur geologi.

Pendeskripsian batuan pada setiap singkapan.

Plotting data, untuk penempatan setiap lokasi pengamatan


1.7.5

Tahap Pengolahan Data dan Analisis

Dalam tahap ini dilakukan berbagai analisa data, antara lain :


-

Analisa Geomorfologi

Analisa Stratigrafi

Analisa Struktur Geologi

Analisa Geologi Sejarah


1.7.6

Tahap Penulisan Tugas Ahir


Penulisan

laporan

adalah

salah

satu

karya

tulis

yang

mengungkapkan hasil pemetaan yang berupa data yang diperoleh dari


lapangan. Keseluruhan data tersebut di atas dikaji dan dibuat suatu
kesimpulan dan dikonsultasikan dengan Dosen Pembimbing. Hasil
pemetaan dicurahkan dalam bentuk laporan yang dilampirkan dengan peta
kerangka dan lintasan geologi, peta geologi dan peta geomorfologi.

1.1. Grafik Diagram Alur Tugas Akhir :


START

TAHAP PERSIAPAN

Studi Literatur

Survei Awal

Penyusunan Proposal

TAHAP PENGAMBILAN
DATA LAPANGAN

Observasi
Geomorfologi

Observasi
Struktur
Geologi

Observasi
Litologi

Pengambilan
Sample Batuan

TAHAP ANALISIS

Analisis Geomorfologi

Analisis Stratigrafi

Analisis Geologi Struktur

TAHAP PENGOLAHAN DATA

Pembuatan
Peta Lintasan
dan Observasi

Pembuatan
Peta
Geomorfologi

TAHAP PENYUSUNAN
LAPORAN TA

SEMINAR/

Pembuatan Peta
Geologi dan
Penampang

BAB II
KONDISI UMUM DAERAH PEMETAAN

2.1

Fisiografi Regional
Aktifitas geologi Jawa Barat menghasilkan beberapa zona fisiografi yang

satu sama lain dapat dibedakan berdasarkan morfologi, petrologi dan struktur
geologinya. Van Bemmelen (1949), membagi daerah Jawa Barat ke dalam 4 besar
zona fisiografi, masing-masing dari utara ke selatan adalah Zona Dataran Pantai
Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona Pegunungan Selatan.

Gam
bar 2.1 Fisiografi Regional Jawa Barat (Van Bemmelen,1949)
Dari pembagian menjadi 4 zona fisiografis Jawa Barat, Van Bemmelen (1949)
menjelaskan :
1. Dataran Pantai Jakarta, memiliki morfologi yang datar, kebanyakan
ditutupi oleh endapan sungai,dan sebagian lagi oleh lahar gunungapi
muda.
2. Zona Bogor, umumnya memiliki morfologi yang berbukit-bukit.
Perbukitannya memanjang dan membentuk antiklinorium, yang terdiri dari
perlipatan kuat lapisan yang berumur Neogen. Terdapat juga morfologi
10

intrusi yang memiliki morfologi terjal. Terutamanya aliran sungai di zona


ini berarah selatan ke utara. Untuk anak-anak sungai di daerah yang
terlipat

umumnya

bersifat

subsekuen

terhadap jurus

perlipatan

(Martodjojo, 1984).
3. Zona Bandung, merupakan depresi di antara gunung-gunung. Van
Bemmelen (1949) juga menganggap bahwa Zona Bandung ini merupakan
puncak dari geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah
pengangkatan. Dataran rendah ini kemudian terisi oleh endapan gunungapi
muda. Dalam zona ini juga terdapat beberapa tinggian yang terdiri dari
endapan sedimen tua di antara endapan vulkanik
4. Zona Pegunungan Selatan, Pegunungan Selatan Jawa Barat membentang
dari Pelabuhan ratu hinggaNusa Kambangan, Cilacap. Batas Zona
Pegunungan Selatan Jawa Barat dengan Zona Bandung dibeberapa tempat
sangat mudah dilihat, misalnya di Lembah Cimandiri. Di lembah ini batas
tersebut merupakan perbedaan morfologi yang mencolok dari perbukitan
bergelombang

langsung

berbatasan

dengan

Dataran

Tinggi

dari

Pegunungan Selatan. Di bagian selatannya terdapat Plato Jampang.


Menurut pembagian fisiografi Van Bemmelen (1949),seperti
gambar 2.1, lokasi daerah pemetaan termasuk kedalam Fisiografi Zona
Pegunungan Selatan Jawa Barat terdiri dari anticlinorium yang terdiri dari
perbukitan bergelombang dan juga terdiri dari formasi jampang.

11

2.2 Stratigrafi Regioal


Daerah pemetaan secara regiaonal termasuk dalam Peta Geologi Lembar
Cianjur (Sudjatmiko, 1973) dengan Skala 1:100.000 Formasi sekitar daerah
penelitian:
1. Omc (ANGGOTA LEMPUNG, NAPAL, BATUPASIR KUARSA
FORMASI RAJAMANDALA) Lempung abu-abu sampai hitam,
lempung napalan, napal globigerina, batupasir kuarsa dan konglomerat
kerakal kuarsa. Mengandung lembar-lembar mika, jalur-jalur batubara dan
ambar.
2. Oml (ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI RAJAMANDALA)
Batugamping pejal sampai batugamping berlapis, kebanyakan berwarna
muda dengan foraminifera besar berlimpah.
3. Ha (ANDESIT HORNBLENDA DAN

PORFIR

DIORIT

HORNBLENDE) Intrusi-intrusi yang umumnya tersusun dari plagioklas


menengah dan hornblenda di sekitar G. Sanggabuana dan G. Parang.
4. Pb (BREKSI TUFAN, LAVA, BATUPASIR, KONGLOMERAT)
Breksi bersifat andesit dan basal, lava, batupasir tufan dan konglomerat.
Membentuk punggung-punggung tak teratur, puncak-puncaknya tersendiri
kadang-kadang curam. Di utara Rajamandala terdiri dari aliran basal
berstruktur amygdaloidal, breksi aliran, breksi gunungapi dan batupasir
tufan keras, berlapis, dengan sisa-sisa tanaman dan moluska. Di beberapa
tempat, breksi gunungapi dengan horenblenda yang melimpah.
5. Mts (ANGGOTA BATUPASIR DAN BATULANAU FORMASI
CITARUM) Batupasir berlapis sempurna berselingan dengan batulanau,
batulempung, greawak dan breksi, menunjukan sifat khas turbidit. Struktur
sedimen seperti perlapisan bersusun convolute lamination, current
ripple lamination, tapak-tapak cacing, dll. Terlihat berlimpah.

12

Tabel 2.1 Korelasi Satuan Peta

13

2.3 Struktur Geologi Regional


Struktur geologi regional yang ada sangat jelas terdapat di Peta Geologi
Regional Lembar Cianjur (Sudjatmiko, 1973) seperti: struktur perlipatan, sinklin
dan antiklin.

Gambar 2.2 Sebagian Peta Geologi Regional Daerah Pemetaan


Lembar Cianjur skala 1 : 100.000 ( Sudjatmiko, 1973 )

Gambar 2.3 Sebagian Peta RBI LembarPadalarangskala 1:25.000


(BlomNarconCoorperation, 1999)
2.4 Geologi Sejarah

14

Proses geologi yang terjadi di Jawa Barat pada umumnya merupakan hasil
pengangkatan terhadap geosinklin Zaman Kapur (van Bemmelen, 1949), yang
mana suatu deretan kepulauan telah terbentuk di atas permukaan laut pada Kala
Eosen. Jalur non vulkanik ini dipisahkan dari dataran Sunda oleh suatu cekungan,
yang pada waktu itu diendapkan facies flish Kala Oligosen yang terdiri dari
lempung dan pasir kuarsa, serta diikuti oleh batugamping terumbu Gunung
Masigit.
Setelah evolusi non vulkanik dari pegunungan selatan, daerah ini
mengalami suatu aktivitas vulkanik bersamaan dengan gejala penurunan, sehingga
terdapat gunungapi yang berada di bawah permukaan laut pada Kala Awal
Miosen. Aktivitas vulkanik ini menghasilkan lava bersifat andesitik basaltik
yang dan breksi dari Formasi Jampang. Pada Kala Miosen Tengah aktivitas
vulkanik berkurang, sehingga terendapkan lempung, napal, dan batugamping
terumbu (Formasi Cimandiri).
Pada cekungan di bagian Utara sedimentasi berlangsung terus, sehingga
fasies vulkanik dari Formasi Jampang berubah ke arah Zona Bandung (Citarum)
menjadi lempung marin, pasir, dan baugamping (annulatus complex) dari Zona
Bogor. Annulatus complex dari Formasi Pemali pada Zona Bogor terdiri dari
material detritus yang berasal dataran Sunda bagian Utara yang kadang-kadang
diinterkalasi oleh endapan-endapan vulkanik yang berasal dari selatan. Material
vulkanik tersebut meluas lebih jauh ke bagian Utara dari Zona Bogor, sementara
pada bagian ini terbentuk fasies-fasies endapan yang sekarang mencirikan apa
yang disebut Formasi Halang serta Formasi Cidadap fasies selatan, sedangkan
Formasi Cidadap fasies utara waktu itu dibentuk oleh endapan lempung dan napal.
Pada akhir Miosen Tengah terbentuk suatu gea antiklin di Pegunungan
Selatan yang disusul dengan terpatahkannya puncak gea antiklin tersebut ke arah
geosinklin Jawa Barat bagian utara.
Pada kala Miosen Atas, aktivitas vulkanik bergeser ke Zona Bandung dan
bagian selatan Zona Bogor yang termasuk pula breksi kumbang pada bagian timur
dari Zona Bogor, sebagian dari gunungapi ini berada di bawah permukaan laut.

15

Di bagian utara Zona Bogor dan daratan pantai Jakarta terus mengalami
penurunan, kemudian diendapkan lempung marin dan napal dari Formasi
Kaliwangu yang seumur Pliosen.
Fase perlipatan Intra Miosen terbatas pada Zona Bandung dan bagian
selatan dari Zona Bogor. Fase ini menyebabkan sebagian pegunungan bagian
selatan tenggelam di bawah permukaan laut.
Pada Kala Akhir Pliosen terbentuk suatu geaantiklin dengan sumbunya
terletak di sebelah utara geaantiklin Intra Miosen. Selatan geaantiklin ini
terpatahkan, bagian puncak dan sayap bagian utara (Zona Bandung) tergeser ke
arah utara dan menyebabkan endapan Neogen di Zona Bogor terlipat dengan kuat.
Pada akhir Neogen gaya kompresi terutama mempengaruhi bagian utara
Zona Bogor dengan menghasilkan zona sesar naik sepanjang lebih kurang 70 km
antara Subang dan lereng bagian barat Gunung Ciremai. Sesar ini dikenal dengan
sesar Baribis.
Pada Zaman Kuarter terjadi suatu aktivitas vulkanik yang kuat, yang
mengakibatkan hasil-hasil endapan vulkanik ini menutupi sebagian besar Jawa
bagian barat.

16

BAB III
METODOLOGI PEMETAAN
3.1 Landasan
Keadaan geologi suatu daerah merupakan informasi yang sangat penting
dan berguna untuk kepentingan ilmiah, keteknikan maupun aplikasi. Untuk
mendapatkan informasi keadaaan geologi daerah tersebut dapat dilakukan melalui
pemetaan geologi.Daerah pemetaan merupakan sebagian kecil dari Peta Geologi
Lembar Cianjur yang dibuat oleh Sudjatmiko (1973), dengan skala 1 : 100.000,
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), jalan
Diponegoro No. 57, Bandung. Karena peta yang ada merupakan skala kecil, maka
informasi yang ada kurang detail.
Pemetaan geologi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memetakan
berbagai kondisi geologi suatu daerah sehingga dihasilkan peta geologi yang
mendeskripsikan proses geologi yang melibatkan objek pemetaan diantaranya
adalah geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan geologi bahan galian suatu
daerah.

3.2 Peralatan Kerja


Untuk menunjang kelancaran kerja pemetaan maka dipersiapkan terlebih
dahulu mengenai peralatan lapangan. Adapun alat-alat yang digunakan sebagai
berikut :
a. Peta Topografi skala 1 : 25.000
b. Peta Geologi Regional Lembar Arjawinangun skala 1 : 100.000 oleh Djuri,
(1995), yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi
(P3G), Bandung
c. Kompas geologi
d. GPS
e. Kamera
f. Palu geologi
g. Kaca pembesar dengan pembesaran 10x dan 20 x
17

h. Larutan HCL 0,1 N


i. Kantong contoh batuan
j. Alat tulis
k. Tas lapangan
l. Jas hujan
m. Peralatan pendukung lainnya
3.3 Waktu Kegiatan Tugas Akhir
Kegiatan praktik kerja lapangan dilaksanakan mulai 1 September 2016 s/d
1 Oktober 2016. Selama waktu tersebut mahasiswa berada dil lokasi Praktik.
3.4 Sumber Dana
Selama melakukan kegitatan di lokasi Pemetaan, semua dana ditanggung
oleh Mahasiswa sendiri yang melakukan kegiatan Tugas Akhir.
3.5 Hasil Akhir
Hasil akhir dari Tugas Akhir antara lain:
- Laporan tertulis Pemetaan Geologi daerah Citatah dan sekitarnya,
-

KecamatanPadalarang , Kabupaten Bandung Barat,Provinsi Jawa Barat


Peta geologi Daerah Citatah dan sekitarnya, KecamatanPadalarang,

Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, yang berskala 1 : 12.500.


Peta Geomorfologi, Peta Lintasan Geologi dan Peta Kerangka Geologi.

3.1. Grafik Jadwal Rencana Kegiatan Tugas Akhir


Waktu & Kegiatan

Rencana Kegiatan Tugas Akhir


September
18

Oktober

Studi Literatur &


Pengumpulan Data
Sekunder
Observasi & Perizinan
Daerah Pemetaan
Penentuan Basecamp
Orientasi Lapangan
Pemetaan &
Pengambilan Data
Lapangan
Pengolahaan Data
Lapangan & Pekerjaan
Studio Peta
Konsultasi & Bimbingan
Seminar
Revisi Laporan &
Pembukuan

19

BAB IV
PENUTUP
Mengingat pentingnya pemetaan geologi untuk dilaksankan, maka kami
memohon izin pihak yang terkait, untuk dapat mengizinkan kami melaksankan
pemetaan geologi di daerah Citatahdan sekitanrya.
Atas perhatian dan bantuanya, kami mengucapkan terima kasih.

20

DAFTAR PUSTAKA

Bemmelen, R. W. van., 1949. The Geology of Indonesia. Martinus Nijhoff


TheHague.

Billings, M.P., 1959. Structural Geology, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs,
New Jersey.

Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Ikatan Ahli
Geologi Indonesia, Bandung.

Sudjatmiko, 1972. Peta Geologi Lembar Cianjur, Skala 1 : 100.000 Dit Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.

VanZuidam,.1985. Aerial Photo-Interpertation in Terrain


Geomorphology Mapping. Publisher The Hague, Netherland.

21

Analysis

and

Anda mungkin juga menyukai