Oleh :
Gisya Taha Rabani
11051323
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
PEMETAAN GEOLOGI DAERAH GUNUNGMASIGIT,
KECAMATAN CIPATAT, KABUPATEN BANDUNG BARAT
PROPINSI JAWA BARAT
Oleh :
Gisya Taha Rabani ( 11051323 )
Pembimbing II,
Mengetahui,
Menyetujui,
Pembantu Direktur I
Bidang Akademik
KATA PENGANTAR
Bandung,
September 2016
Penyusun
ii
ABSTRAK
Daerah Gunungmasigit dan sekitarnya , Kecamatan Cipatat , Kabupaten
Bandung Barat , Jawa Barat , terletak di 107 22' 20,5644"- 107 25' 4,1052" BT
dan -6 49' 47,0064" - -6 52' 28,452" LS
Pemetaan geologi permukaan dilakukan observasi lapangan melalui
menggunakan jalur lintasan tertentu . Pengamatan akan dilakukan meliputi
orientasi lapangan , pengamatan morfologi , dan pengamatan batuan singkapan ,
struktur , dan pengambilan sampel batuan .
Untuk menentukan aspek geologi dan teoritis dalam geologi yang
berguna sebagai premis dasar dalam memecahkan masalah geologi di wajah di
lapangan .
Pemetaan awal ini sangat berguna untuk mengetahui nama-nama desa
atau daerah yang ada di daerah penelitian , dan untuk mengetahui semua jenis
litologi dan distribusi.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR i
DAFTAR TABELi
DAFTAR GRAFIK
iv
iv
DAFTAR GAMBAR
Halama
vi
DAFTAR TABEL
Halama
vii
DAFTAR GRAFIK
Halama
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Program Politeknik Geologi dan Pertambangan "AGP", bahwa
Tugas Akhir merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti dan
dilaksanakan bagi mahasiswa Teknik Geologi Terapan karena sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi perkuliahan Tingkat III.
Praktik Kerja Lapangan ini juga merupakan suatu media bagi para
mahasiswa untuk mengaplikasikan semua teori yang telah diperoleh selama
perkuliahan dan menjadi pembekalan keterampilan di lapangan bagi para
mahasiswa. Dalam kegiatan Tugas Akhir di daerah tersebut, maka penulis
melakukan pemetaan geologi di daerah Gunungmasigit dan sekitarnya,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Propinsi Jawa Barat.
Dengan demikian latar belakang pemetaan ini adalah untuk mengungkapkan
bagaimana unsur dan proses geomorfologi yang sedang berkembang, jenis-jenis
batuannya, karakteristik fisiknya, bagaimana stratigrafi batuan tersebut, apa
indikasi struktur geologi yang berkembang pada daerah ini, bagaimana geologi
sejarah .
1.5 Hipotesa
Dengan dilakukan nya pemetaan geologi daerah tersebut maka akan di
ketahui gejala-gejala geologi nya melalui pengamatan seperti geomorfologi,
litologi batuan, stratigrafi, dan geologi struktur.
1.6 Daerah Pemetaan
Lokasi kegiatan pemetaan geologi terletak di Desa Gunungmasigit,
Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat,
sedangkan untuk mencapai daerah praktik kerja lapangan dapat dicapai
dengan kendaraan umum, kendaraan bermotor dan berjalan kaki dengan rute
Bandung - Cimhi - Padalarang - Gunungmasigit.
Geografis : 107 22' 20,5644"-107 25' 4,1052" BT dan-6 49' 47,0064" -6 52' 28,452"LS
Lokasi Pemetaan
Gambar 1.1 Peta Indeks dan Lokasi Pemetaan
Metode Pemetaan
Pemetaan geologi yang dilakukan bersifat pemetaan permukaan
melakukan
observasi
lapangan
secara
detail.
Setelah
Penga
matan Geomorfologi
b.
Penga
matan jenis batuan.
c.
Hubun
gan antar jenis batuan.
d.
Struktu
r geologi.
e.
Struktu
r sedimen, maupun gejala-gejala geologi lainya.
Tahap Persiapan
Tahap ini dilakukan sebelum melakukan pekerjaan lapangan. Pada
Peta geologi
Peta topografi.
Diktat pemetaan.
geologi regional (Jawa Barat) secara umum dan geologi daerah penelitian
secara khusus, termasuk penyebaran batuan, hubungan stratigrafi antar
satuan batuan yang ada, serta struktur- struktur geologi yang ada. Datadata tersebut diambil dari berbagai makalah, paper ilmiah, prosiding serta
tulisan ilmiah lainnya yang berkaitan dengan daerah penelitian.
Pada tahap ini juga dilakukan analisa awal berupa pengamatan
terhadap citra satelit, foto udara, peta geomorfologi, dan peta topografi
untuk memperoleh hipotesa mengenai kondisi geologi dan penentuan
rencana lintasan yang akan dilalui untuk mendapatkan data sebagai solusi
permasalahan.
1.7.4
Analisa Geomorfologi
Analisa Stratigrafi
laporan
adalah
salah
satu
karya
tulis
yang
TAHAP PERSIAPAN
Studi Literatur
Survei Awal
Penyusunan Proposal
TAHAP PENGAMBILAN
DATA LAPANGAN
Observasi
Geomorfologi
Observasi
Struktur
Geologi
Observasi
Litologi
Pengambilan
Sample Batuan
TAHAP ANALISIS
Analisis Geomorfologi
Analisis Stratigrafi
Pembuatan
Peta Lintasan
dan Observasi
Pembuatan
Peta
Geomorfologi
TAHAP PENYUSUNAN
LAPORAN TA
SEMINAR/
Pembuatan Peta
Geologi dan
Penampang
BAB II
KONDISI UMUM DAERAH PEMETAAN
2.1
Fisiografi Regional
Aktifitas geologi Jawa Barat menghasilkan beberapa zona fisiografi yang
satu sama lain dapat dibedakan berdasarkan morfologi, petrologi dan struktur
geologinya. Van Bemmelen (1949), membagi daerah Jawa Barat ke dalam 4 besar
zona fisiografi, masing-masing dari utara ke selatan adalah Zona Dataran Pantai
Jakarta, Zona Bogor, Zona Bandung dan Zona Pegunungan Selatan.
Gam
bar 2.1 Fisiografi Regional Jawa Barat (Van Bemmelen,1949)
Dari pembagian menjadi 4 zona fisiografis Jawa Barat, Van Bemmelen (1949)
menjelaskan :
1. Dataran Pantai Jakarta, memiliki morfologi yang datar, kebanyakan
ditutupi oleh endapan sungai,dan sebagian lagi oleh lahar gunungapi
muda.
2. Zona Bogor, umumnya memiliki morfologi yang berbukit-bukit.
Perbukitannya memanjang dan membentuk antiklinorium, yang terdiri dari
perlipatan kuat lapisan yang berumur Neogen. Terdapat juga morfologi
10
umumnya
bersifat
subsekuen
terhadap jurus
perlipatan
(Martodjojo, 1984).
3. Zona Bandung, merupakan depresi di antara gunung-gunung. Van
Bemmelen (1949) juga menganggap bahwa Zona Bandung ini merupakan
puncak dari geantiklin Jawa Barat yang kemudian runtuh setelah
pengangkatan. Dataran rendah ini kemudian terisi oleh endapan gunungapi
muda. Dalam zona ini juga terdapat beberapa tinggian yang terdiri dari
endapan sedimen tua di antara endapan vulkanik
4. Zona Pegunungan Selatan, Pegunungan Selatan Jawa Barat membentang
dari Pelabuhan ratu hinggaNusa Kambangan, Cilacap. Batas Zona
Pegunungan Selatan Jawa Barat dengan Zona Bandung dibeberapa tempat
sangat mudah dilihat, misalnya di Lembah Cimandiri. Di lembah ini batas
tersebut merupakan perbedaan morfologi yang mencolok dari perbukitan
bergelombang
langsung
berbatasan
dengan
Dataran
Tinggi
dari
11
PORFIR
DIORIT
12
13
14
Proses geologi yang terjadi di Jawa Barat pada umumnya merupakan hasil
pengangkatan terhadap geosinklin Zaman Kapur (van Bemmelen, 1949), yang
mana suatu deretan kepulauan telah terbentuk di atas permukaan laut pada Kala
Eosen. Jalur non vulkanik ini dipisahkan dari dataran Sunda oleh suatu cekungan,
yang pada waktu itu diendapkan facies flish Kala Oligosen yang terdiri dari
lempung dan pasir kuarsa, serta diikuti oleh batugamping terumbu Gunung
Masigit.
Setelah evolusi non vulkanik dari pegunungan selatan, daerah ini
mengalami suatu aktivitas vulkanik bersamaan dengan gejala penurunan, sehingga
terdapat gunungapi yang berada di bawah permukaan laut pada Kala Awal
Miosen. Aktivitas vulkanik ini menghasilkan lava bersifat andesitik basaltik
yang dan breksi dari Formasi Jampang. Pada Kala Miosen Tengah aktivitas
vulkanik berkurang, sehingga terendapkan lempung, napal, dan batugamping
terumbu (Formasi Cimandiri).
Pada cekungan di bagian Utara sedimentasi berlangsung terus, sehingga
fasies vulkanik dari Formasi Jampang berubah ke arah Zona Bandung (Citarum)
menjadi lempung marin, pasir, dan baugamping (annulatus complex) dari Zona
Bogor. Annulatus complex dari Formasi Pemali pada Zona Bogor terdiri dari
material detritus yang berasal dataran Sunda bagian Utara yang kadang-kadang
diinterkalasi oleh endapan-endapan vulkanik yang berasal dari selatan. Material
vulkanik tersebut meluas lebih jauh ke bagian Utara dari Zona Bogor, sementara
pada bagian ini terbentuk fasies-fasies endapan yang sekarang mencirikan apa
yang disebut Formasi Halang serta Formasi Cidadap fasies selatan, sedangkan
Formasi Cidadap fasies utara waktu itu dibentuk oleh endapan lempung dan napal.
Pada akhir Miosen Tengah terbentuk suatu gea antiklin di Pegunungan
Selatan yang disusul dengan terpatahkannya puncak gea antiklin tersebut ke arah
geosinklin Jawa Barat bagian utara.
Pada kala Miosen Atas, aktivitas vulkanik bergeser ke Zona Bandung dan
bagian selatan Zona Bogor yang termasuk pula breksi kumbang pada bagian timur
dari Zona Bogor, sebagian dari gunungapi ini berada di bawah permukaan laut.
15
Di bagian utara Zona Bogor dan daratan pantai Jakarta terus mengalami
penurunan, kemudian diendapkan lempung marin dan napal dari Formasi
Kaliwangu yang seumur Pliosen.
Fase perlipatan Intra Miosen terbatas pada Zona Bandung dan bagian
selatan dari Zona Bogor. Fase ini menyebabkan sebagian pegunungan bagian
selatan tenggelam di bawah permukaan laut.
Pada Kala Akhir Pliosen terbentuk suatu geaantiklin dengan sumbunya
terletak di sebelah utara geaantiklin Intra Miosen. Selatan geaantiklin ini
terpatahkan, bagian puncak dan sayap bagian utara (Zona Bandung) tergeser ke
arah utara dan menyebabkan endapan Neogen di Zona Bogor terlipat dengan kuat.
Pada akhir Neogen gaya kompresi terutama mempengaruhi bagian utara
Zona Bogor dengan menghasilkan zona sesar naik sepanjang lebih kurang 70 km
antara Subang dan lereng bagian barat Gunung Ciremai. Sesar ini dikenal dengan
sesar Baribis.
Pada Zaman Kuarter terjadi suatu aktivitas vulkanik yang kuat, yang
mengakibatkan hasil-hasil endapan vulkanik ini menutupi sebagian besar Jawa
bagian barat.
16
BAB III
METODOLOGI PEMETAAN
3.1 Landasan
Keadaan geologi suatu daerah merupakan informasi yang sangat penting
dan berguna untuk kepentingan ilmiah, keteknikan maupun aplikasi. Untuk
mendapatkan informasi keadaaan geologi daerah tersebut dapat dilakukan melalui
pemetaan geologi.Daerah pemetaan merupakan sebagian kecil dari Peta Geologi
Lembar Cianjur yang dibuat oleh Sudjatmiko (1973), dengan skala 1 : 100.000,
diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G), jalan
Diponegoro No. 57, Bandung. Karena peta yang ada merupakan skala kecil, maka
informasi yang ada kurang detail.
Pemetaan geologi merupakan suatu rangkaian kegiatan untuk memetakan
berbagai kondisi geologi suatu daerah sehingga dihasilkan peta geologi yang
mendeskripsikan proses geologi yang melibatkan objek pemetaan diantaranya
adalah geomorfologi, stratigrafi, struktur geologi, dan geologi bahan galian suatu
daerah.
Oktober
19
BAB IV
PENUTUP
Mengingat pentingnya pemetaan geologi untuk dilaksankan, maka kami
memohon izin pihak yang terkait, untuk dapat mengizinkan kami melaksankan
pemetaan geologi di daerah Citatahdan sekitanrya.
Atas perhatian dan bantuanya, kami mengucapkan terima kasih.
20
DAFTAR PUSTAKA
Billings, M.P., 1959. Structural Geology, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs,
New Jersey.
Komisi Sandi Stratigrafi Indonesia. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Ikatan Ahli
Geologi Indonesia, Bandung.
Sudjatmiko, 1972. Peta Geologi Lembar Cianjur, Skala 1 : 100.000 Dit Pusat
Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
21
Analysis
and