Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN II

PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT DAN IDEOLOGI

Sylvester Kanisius L., SS., M.Pd.

1. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pengertian Sistem

Pancasila itu filsafat?

Fungsi Teoretis dan praksis Pancasila sebagai


sistem filsafat.
2.Pancasila Sebagai ideologi

Pengertian ideologi

Fungsi dan bentuk ideologi

Pancasila Sebagai Idologi


3. Pancasila Sebagai Nilai

A. Pancasila sebagai sistem filsafat


1. Pengertian Sistem

Sistem Relasi antar unsur atau antar bagian yang


membentuk satu kesatuan fungsional untuk mencapai
tujuan bersama sebagiamana muncul dalam kesadaran /
pengetahuan kita.
Pancasila terdiri dari bagian-bagian yang pada hakikatnya
merupakan suatu asas sendiri-sendiri, dengan fungsi
sendiri-sendiri, tetapi isinya secara keseluruhan merupakan
satu kesatuan utuh dan fungional yang memiliki tujuan
tunggal, masyarakat Indonesia yang adil dan sejahtera.

Karena itu, Pancasila bersifat Majemuk-tunggal.


Majemuk karena setiap sila memiliki tujuan pada
dirinya sendiri, dan tunggal karena konsekuensi
dari kesatuan Pancasila, setiap sila saling
berhubungan dan tidak dapat dipisahkan.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sebuah sistem
filsafat pada hakikatnya merupakan kesatuan
organik yang saling berhubungan dan saling
mengkualifikasi.

Sebagai sistem Pancasila membentuk sebuah


struktur yang menyeluruh.

Apakah Pancasila itu Filsafat?


Filsafat itu sebuah kegiatan berpikir yang bersifat
kritis, mendalam, konseptual, koheren (runtut),
rasional, komprehensif, universal, spekulatif,
sistematis, bebas, dan abstraktif.

Karena itu, Filsafat merupakan suatu usaha


manusia untuk mendapatkan suatu kebenaran
yang hakiki melalui kegiatan akal budi dengan
segala kemampuan batiniahnya, baik bersifat fisis
maupun non fisis, baik menyangkut manusia
maupun alam semesta dengan segala
pemasalahannya.

Berdasarkan hal di atas dapat dikatakan fungsi


filsafat adalah :
Filsafat membantu manusia berpikir rasional,
kritis, dan teratur untuk mendapatkan pengertian
tentang kedudukannya di tengah dunia dan
hubungannya dengan segala sesuatu di luar
dirinya.
Membangun pengertian dan kesadaran akan
kemanusiaan dan berbagai masalah kemanusiaan
dalam masyarakat.
Membantu
manusia
untuk
memiliki
kebijaksanaan dalam kehidupannya yang
dilandasi pada pedoman dan pegangan hidup
dalam kaitannya dengan kebahagiaan dan
kesejahteraan umat manusia.

Filsafat Pancasila karena itu, menyangkut usaha


manusia untuk memperoleh pengertian-pengertian
mendalam tentang kebenaran yang hakiki dalam
menjalani hidup dan membangun hubungannya
dengan sesuatu yang lain di luar dirinya lewat filsafat.
Obyek Forma Filsafat
Obyek materia Pancasila

Tetapi Pancasila itu sendiri adalah Filsafat, yaitu suatu


sistem berpikir / pemikiran yang rasional, sistematis,
mendalam, dan menyeluruh tentang hakikat bangsa,
negara, dan masyarakat Indonesia yang nilai-nilainya
telah ada dan digali dari bangsa Indonesia sendiri
(Notonegoro).

Pengertian Ideologi.
Idea gagasan, konsep, pengertian dasar, citacita
Logos ilmu pengetahuan
Secara etimologis :
Ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of
idea) atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar.

Destutt de Tracy (1796)


Pertama kali menggunakan istilah ideologi
dalam pengertian science of idea, yaitu
sebuah kompleks gagasan yang dapat
membawa perubahan institusional dalam
masyarakat Prancis.
Leibnitz one great system of truth.

Secara umum idoologi diartikan sebagai


sekumpulan gagasan, ide, keyakinan,
kepercayaan, yang menyeluruh dan sistematis,
yang menyangkut dan mengatur tingkah laku
sekelompok manusia tertentu, dalam pelbagai
bidang kehidupan.
Dalam bahasa sehari-hari idea disamakan
dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah
yang bersifat tetap yang harus dicapai.

Dari segi filsafat politik sekurang-kurangnya


ada tiga fungsi ideologi :
1. Secara negatif ideologi dapat berfungsi
sebagai distorsi realitas sosial. Ideologi adalah
pandanagn yang sangat kuat dibebani oleh
pamrih dan kepentingan kelompok sehingga
orang secara sadar atau (lebih sering) tidak
sadar memalsukan fakta sosial. Apartheid
misalnya, distorsi sosial terjadi oleh anggapan
bahwa hak dan martabat pribadi manusia
ditentukan oleh warna kulit.

2. Ideologi dapat pula berfungsi sebagai


legitimasi kekuasaan. Menurut Mark Weber
setiap kekuasaan yang ada dalam masyarakat
berusaha melegitimasi otoritasnya. Perlunya
legitimasi karena selalu ada kesenjangan
antara klaim kewenangan dari pihak penguasa
dan kepatuhan yang dapat diberikan oleh para
warga. Ideologi semacamsebuah teknik sosial
yang dipakai untuk menjembatani
kesenjangan antara klaim dan kepatuhan.

3. Fungsi yang paling positif dari ideologi adalah


sebagai integrasi sosial. Menurut Clifford Geertz
dan Paul Ricoeur ideologi adalah sebuah
pandangan dengan makna simbolis yang sangat
kuat sehingga ia sanggup mengikatsatukan
sekelompo manusia dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pancasila telah memainkan fungsinya yang
terbaik sebagai ideologi dengan pertama,
mengintegrasikan pelbagai macam kelompok
etnis, budaya, dan agama di Nusantara menjadi
satu kesatuan Indonesia. Kedua, menjadi sumber
legitimasi kekuasaan; ORLA, ORBA, dsb.

Beberapa bentuk Ideologi berdasarkan


sifatnya:
1. Ideologi terbuka sistem pemikiran yang
terbuka dan cenderung toleran terhadap
kehidupan.
Ciri-cirinya ; nilai-nilainya tidak dipaksakan
atau tidak mengikat, hasil penggalian dari
kasanah budaya lokal, hasil konsensus
bersama masyarakat.

2. Ideologi tertutup sistem pemikiran yang


tertutup dan cenderung intoleran terhadap
perubahan.
Ciri-cirinya ; hasil berpikir orang perorang /
sekelompok masyarakat saja, dibenarkan
adanya pengorbanan terhadap masyarakat
atau mengikat masyarakat untuk tunduk dan
patuh pada teori-teorinya, isinya berupa
tuntutan yang keras dan ketat, anti-kritik, antievaluasi, anti-perubahan, dogmatis, dan
cenderung indoktinatif.

3. Ideologi inklusif sistem berpikir yang


berasal dari keyakinan-keyakinan tradisional
yang mengandung nilai-nilai yang diyakini
kebenarannya oleh masyarakat.
Ciri-cirinya : tidak mengikat, tidak dogmatis,
bukan paksaan dari luar, melainkan
dipengaruhi oleh kesadaran individu,
merupakan reproduksi kultural.

Pancasila pernah memainkan perannya sebagai


ideologi tertutup dan ideologi terbuka.
Pancasila sebagai ideologi tertutup :
Dalam perjalanan sejarah, Pancasila pernah
memainkan peran sebagai ideologi tertutup
(ORLA/ORBA) yang anti evaluasi-kritis, dogmatis, dan
menuntut semua masyarakat untuk patuh dan taat
mutlak pada apa yang menjadi nilainya.
Pancasila sebagai ideologi terbuka :
Sejak reformasi, Pancasila berdiri sebagai ideologi
terbuka yang tidak kaku, dinamis, dan mampu
disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan
jaman.

PANCASILA SEBAGAI NILAI


1. Pengertian Nilai ;
Kemampuan yang dipercayai ada pada sesuatu (suatu
benda) yang dapat memuaskan keinginan manusia.
Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang
atau sebuah kelompok.
Sifat atau kualitas yang melekat pada sebuah obyek.
Sesuatu itu bernilai karena ada sifat atau kualitas
yang melekat pada benda tersebut.
Dengan demikian nilai adalah sesutu yang tersebunyi
di balik kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa
nilai (werttrager)
Nilai juga didefinisikan sebagai sesuatu yang berharga,
berguna, benar, baik, dsb. sehingga dikejar oleh
banyak orang sebagai tujuan hidupnya.

2. Hierarki Nilai :
Max Scheler mengemukakan bahwa berdasarkan
tinggi rendahnya, nilai-nilai dapatdikelompokkan
ke dalam empat tingkatan, sbb :
Nilai-nilai kenikmatan Soal mengenakkan /
tidak mengenakkan; selera / tidak selera , like /
dislike.
Nilai-nilai kehidupan Penting bagi kehidupan,
kesehatan, kesejahteraan, dsb.
Nilai-nilai kejiwaan Nilai yg tidak bergantung
pada keadaan jasmani atau lingkungan, mis.
Keindahan, kebenaran, etc.
Nilai-nilai kerohanian Mengandung kebenaran
obyektif dan cenderung sakral.

Notonegoro membagi nilai menjadi tiga, yaitu :


Nilai material Segala yg berguna secara
material bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
Nilai vital Sesuatu yang penting dan diperlukan
bagi manusia untuk dapat mengadakan aktivitas.
Nilai kerohanian segala sesuatu yang berguna
bagi rohani manusia sehingga ia dapat
mengembangkan kehidupannya menjadi lebih
baik. Terbagi menjadi empat macam :
Nilai kebenaran yg bersumber pada akal manusia
Nilai estetis yg bersumber pada perasaan manusia
Nilai kebaikan / moral yg bersumber pada kehendak
manusia
Nilai religius Nilai kerohanian tertinggi & mutlak yg
bersumber pada kepercayaan & keyakinan manusia.

Notonegoro berpendapat bahwa nilai-nilai


Pancasila dapat dikategorikan ke dalam nilai-nilai
kerohanian, tetapi yg mengakui adanya nilai
material dan vital, dsb.
Nilai-nilai Pancasila merupakan cita-cita, harapan,
dambaan bangsa Indoenesia yang akan
diwujudkan dalam kehidupannya.
Pancasila bukan saja das sollen (yg idel /
normatif) nya bangsa Indonesia, tetapi yg mesti
mewujud menjadi das sein (realitas / fakta)

Menurut Driyarkara Pancasila adalah Sein im


Sollen ; harapan, cita-cita, dan sekaligus
kenyataan bagi bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai