Anda di halaman 1dari 43

ASKEP KOMUNITAS SAPTA KARYA

2012 November 28
Posted by muhammadyogie87
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Berdasarkan sejarah evolusi riset keperawatan bahwa masa lalu berorientasi kelanjutan pada pendidikan (1940-1950), tahun
1960-1970 mulai muncul konsep tenaga keperawatan seperti konsep kerangka kerja, teori kontekstual sekitar
komunikasi.tahun 1993 mulai berkembang pada informasi keperawatan, promosi dan teknologi. tahun 1995-1999 mulai
muncul model keperawatan berbasis komunitas.
Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan professional yang ditunjukan pada masyarakat dengan penekanan
kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemeliharaan rehabilitas dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang di butuhkan
dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (CHN,1977). Di
Indonesia dikenal dengan sebutan perawat kesehatan masyarakat (PERKESMAS ) yang di mulai sejak permulaan konsep
pukesmas diperkenal sebagai insitusi pelayanan kesehatan professional terdepan yang member pelayanan keperawatan
kepada masyarakat yang secara koperenshif.
Keperawatan sebagai bentuk koprehensif melakukan penekanan tujuan untuk menekan stressor atau meningkatkan
kemampuan komunitas mengatasi stessor melalui pencegahan primer, sekunder, tersier.Peningkatan kesehatan berupah
pencegahan penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung terhadap seluruh masyarakat
dan mempertimbangkan bagaiman masalah kesehatan dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana individu,
keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab terhadap masyarakat atas kesehatan diri
keluarga dan masyarakat,keluarga dan masyarakat menjadi pelaku atau perintis kesehatan dan pemimpin yang mengerakan
kegiatan masyarakat dibidang kesehatan berdasarkan azaz kemandirian dan kebersamaan.dal hat tersebut masyarakat dapat
berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan,sarana, dana yang dimilikinya untuk upaya
kesehatan.
Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat seorang perawat kesehatan komunitas harus mampu memberikan

perhatian terhadap eleme-elemen tersebut akan tampak pada rangkaian kegiatan dalam proses keperawatan yang berjalan
berkesinambungan secara dinamis dalam satu siklus melalui tahap pengkajian,analisa data, diagnosis keperawatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan Pengertian keperawatan kesehatan komunitas
2. Menjelaskan sasaran keperawatan kesehatan Komunitas.
3. Menjelaskan asuhan keperawatan komunitas
4. Menjelaskan contoh askep komunitas.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keperawatan Kesehatan Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat,saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta
mempunyai minatdan interest yang sama (WHO). Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yangsama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok
sosialyang mempunyai interest
yang sama (Riyadi, 2007).Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka dibutuhkan perawatan
kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mandiri
dalam upaya kesehatan.Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai
upaya kesehatan serta mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan.
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan, komunitas.dimana setiap kata
memiliki arti yang cukup luas. (azrul Azwar 2000). Mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut:
1. Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak tepenuhnya kebutuhan dasar manusia yang dapat
mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam system
hayati tubuh manusia, baik secara individu, keluarga ataupun masyarakat dan ekosistem.
2. Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat ekosistem
serta pebaikan sungsi setian unitdalam keshat hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat system

tubuh.
3. Komunitas adalah sekolompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang
berada diluar serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang
kehidupan sehari-hari.
Bahwa perawat kesehatan komunitas adalah suatu bidang dalam ilmu keperawatan yang merupak keterpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat, serta mengutmakan pelayanan promotif
dan preventif secara berkesinambungan dengan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitative, secara menyeluruh
terpadu ditunjukan kesatuan yang utuh melalui proses keperawatan untuk ikut meningkatakan fungsi kehidupan manusia
secara optimal.
2.2 Konsep Keperawatan Komunitas
Menurut Riyadi(2001) keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara komprehensif, ditujukan kepadaindividu keluarga dan
masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklushidup manusia.Kemudian menurut Handerson (1980) dalam Ali. Z
(2001) menjelaskan bahwa pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat, dari
lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki sehingga
individutersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.Dalam rapat kerja keperawatan
kesehatan masyarakat (1990) dijelaskan bahwa keperawatan komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang
merupakan perpaduan antara keperawatan ( Nursing ) dan kesehatanmasyarakat ( Public health) dengan dukungan peran
serta masyarakat secaraaktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu,
keluarga,kelompok dan masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan ( Nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberikan dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau
individu dan keluarga (Naomi,2002). Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu :
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaatyang besar bagi komunitas (Riyadi, 2007). Intervensi
atau pelaksanaanyang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagikomunitas, artinya ada keseimbangan
antara manfaat dan kerugian(Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta melakukan kerja sama lintas program
dan lintassektoral (Riyadi, 2007)

3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi,klien dan lingkunganya termasuk lingkungan sosial,
ekonomi serta fisik mempunyai tujuan utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007)
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitasdari komunitas itu sendiri (Riyadi, 2007). Dalam
pengertian melakukanupaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau kapasitas komunitas(Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa alternatif terbaik dalam menyelesaikan
masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakandalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah :
1. Pendidikan kesehatan ( Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukandengan cara menyebarkan pesan, menanamkan
keyakinan, sehinggamasyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisamelakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan(Naomi, 2002).Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan
dankesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapaisuatu keadaan, dimana individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat (Yuddi, 2008).Menurut Notoatmodjo pendidikan kesehatan
adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas darikelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem
yangterdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus.Menurut Nies dan McEwan (2001), perawat
spesialis komunitas dalammelakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan statuskesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan
masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatanmasyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembanganmasyarakat (community development) (Palestin,
2007).
3.Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak ataulebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling
menguntungkan atau memberikan manfaat (Depkes RI, 2005). Partisipasi klien dalam halini adalah masyarakat
dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Palestin, 2007).Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkaitdengan

masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian
perlunyaupaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masingyang dibutuhkan untuk mengembangkan
strategi peningkatan kesehatanmasyarakat (Palestin, 2007).
4.Pemberdayaan ( Empowerment )
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga
membentuk interaksitransformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru,
dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Palestin, 2007).Perawat komunitas perlu memberikan dorongan
atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Palestin, 2007).
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang
sehatmaupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan(Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
a.Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuhdari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran
perawat padaindividu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasar nyamen cakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karenaadanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,kurang kemauan menuju
kemandirian pasien/klien (Riyadi, 2007).
b.Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan eratsecara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain
baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan
Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diridan aktualisasi diri
(Riyadi,2007).
c.Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan
yangterorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan(Mubarak, 2005).
d.Tingkat
Komunitas Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat sebagai satu kesatuan dalam

komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Padatingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai klien (Stanhope, 2004).
2.3 Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Sasaran keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi
seperti keluarga penduduk si daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita, dan ibu hamil.
Menurut Anderson (1988) sasaran kesehatn komunitas terdiri dari tiga tingkatan yaitu:
1.Tingkat individu
Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai masalah kesehatan tertentu ( mislanya TBC,ibu
hamil dll) yang dijumpai dipoliklinik, pukesmas dengan sasaran dan perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan
masalah kesehatan individu.
2. Tingkat keluarga
sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatn dirawat sebagai bagian dari
keluarga dengan mengukur sejauh mana terpenuhnya tugas kesehat keluarga yaitu mengenal maslah kesehatan, memberikan
perawatan kepada anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang sehat dan manfaatkan sumber daya dalam masyarkata
untuk meningkatakan kesehatan keluarga.
3.Tingkat komunitas
Dilihat sebagai suatu kesatuan dalam komunitas sebagai klien.
a. Pembinaan kelompok khusus
b. Pembinaan desa atau masyarakat bermaslah
2.4 Asuhan Keperawatan Komunitas
Target keperawatan komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapatditerima semua orang dari berbagai golongan
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalamhal ini komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifatmendukung maupun mengahambat
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang ada di masyarakat,maka dapat di kembangkan falsafah keperawatan
komunitas sebagai landasan praktik keperawatan komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas,keperawatan
komunitas merupakan pelayanan yang memberikan perhatianterhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-kultural dan
spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit dan peningkatan

kesehatan. Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiridari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan manusiawi yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan bagi terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima oleh semua orang dan merupakan
bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif
5. .Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer pelayanan keperawatan dan kesehatan,
menjamin suatu hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan yang lebih baik bagi masyarakat.
7. Pengembangan tenaga kesehatan/keperawatan bagi masyarakat yang direncanakan secara berkesinambungan dan terus
menerus agar lebih baik.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan komunitas, metode yang digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu
pendekatan ilmiah didalam bidang keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
1. Pengkajian
Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu: pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah(Mubarak, 2005).
a) Pengumpulan dataPengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah kesehatan pada
masyarakat sehingga dapatditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalahtersebut yang menyangkut
aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang mempengaruhi (Mubarak,2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)Wawancara atau anamnesa
2)Pengamatan
3)Pemeriksaan fisik Menurut Anderson dan Elizabeth T (2006), dalam pengkajian sumber data yang dipergunakan dapat
diperoleh melalui beberapa sumber,yaitu :
1) Sensus
Sensus merupakan sumber data yang paling lengkap. Data sensus dapat diperoleh dengan cara survey terhadap
masyarakat.Data Statistik Vital : Data statistik vital adalah data tentang kejadian-kejadian yangtercatat secara legal, seperti
kelahiran, kematian, perkawinan dan perceraian, yang dikumpulkan secara terus-menerus oleh badan pemerintahan

2)Laporan
Penyakit yang Terinformasikan Laporan penyakit yang terinformasikan adalah data yang dilaporkan oleh departemen
kesehatan baik pusat mau pun daerah tentang penyakit-penyakit yang dapat dilaporkan secaralegal. Secara legal laporan
penyakit yang ditugaskan mungkin tidak mewakili seluruh kasus penyakit sehingga laporan tersebut tidak menyajikan
penjelasan yang valid tentang penyakit yang terjadi di masyarakat. Dalam prakteknya, petugas kesehatan mungkin gagal
untuk memberikan laporan penyakit yang seharusnya dilaporkan.
2)Catatan Medis dan Rumah Sakit
Catatan medis dan rumah sakit digunakan secara luas dalam penelitian kesehatan komunitas. Bagaimanapun catatan-catatan
ini pun tidak menyajikan gambaran yang lengkap atau valid tentang kesehatan komunitas.
3)Catatan Autopsi
Catatan autopsy memiliki bias yang sangat kentara, pasien menderita sakit yang parah dan meninggal dunia. Autopsy tidak
dilakukan pada semua kasus kematian. Catatan autopsy meliputi kasus-kasus kematian akibat tindak kekerasan yang tidak
proporsional dan penyebab kematian seseorang yang tidak diketahui sampai autopsy dilakukan.
b) Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut :
1)Klasifikasi data atau kategori data
2)Penghitungan prosentase cakupan dengan menggunakan telly
3)Tabulasi data
4)Interpretasi data
c) .Analisis data
Fase-fase yang dapat digunakan dalam membantu proses analisis adalah :
1)Kategorisasi
Untuk menganalisis data pengkajian komunitas, sangat membantu jika pertama-tama mengkategorikan data. Data dapat
dikategorikan dalam berbagai cara. Kategori data pengkajian komunitas meliputi:
a)Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis
kelamin,dan kelompok etnik dan ras).
b)Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan
ukuranlahan tempat tinggal, ruang public, dan jalan).
c)Karakteristik social-ekonomi (kategori pekerjaan,

penghasilan, pendidikan yang dicapai, dan pola penyewaan


atau kepemilikan rumah).d)Struktur dan pelayanan kesehatan
(rumah sakit, klinik, pusat pelayanan kesehtan mental, dan
sebagainya).
1)Ringkasan
Berupa diagram dan grafik.
2)Pembandingan
Tugas selanjutnya sebagai tambahan dalam menganalisa dataadalah mengidentifikasi kesenjangan, kejanggalan,
dankehilangan data. Kesenjangan data tidak dapat dihindarkan sepertikesalahan dalam pencatatan, tugas penting adalah
menganalisasecara kritis data dan menyadari potensi terjadinya kesenjangandan kehilangan data.
3)Penarikan kesimpulan
Setelah mengkategorikan, meringkas, dan membandingkan datayang telah dikumpulkan, langkah terakhir adalah menarik
simpulan logis dari bukti yang ada untuk mengarah perumusandiagnosa keperawatan komunitas
d. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus
dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin
diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
e. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dankeperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor
sebagaikriteria diantaranya adalah (Mubarak, 2005):
1)Perhatian masyarakat
2)Prevalensi kejadian
3)Berat ringannya masalah
4)Kemungkinan masalah untuk diatasi
5)Tersedianya sumberdaya masyarakata.
f. Aspek politis
Dalam menyusun atau mengurut masalah atau diagnosis komunitas sesuai dengan prioritas (penapisan) yang digunakan
dalam keperawatan komunitas adalah format penapisan menurut Stanhope ,Lancaster, 1988 :

No Kriteria Bobot kriteria 1-10 Masalah Bobot 1 10


Rasional Makna masalah
1 Kesadaran masyarakat terhadap masalah
2 Motivasi komuniti untuk mengatasi masalah
3 Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah4 Fasilitas yang tersedia
untuk mengatasi
5 Bertanya akibat jika masih tetap
6 Cepat masalah teratas
1. Diagnosis keperawatan
Diagnosis keperawatan di tetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran
masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (potensial) (Mubarak, 2005).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah), etiologi(penyebab), sign atau symtom (tanda
gejala) (Mubarak, 2005).
2.Perencanaan keperawatan.
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan
dan rencana keperawatan yang disusun harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
3.Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaan
tindakankeperawatan, perawat kesehatan masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal
ini melibatkan pihak Puskesmas,Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).Prinsip yang umum digunakan dalam
pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas adalah :
a. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi (IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ)(Mubarak, 2005).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga,
kelompok danmasyarakat berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2005).

c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapa nya rencana program yang
telah disusun (Mubarak, 2005).
d.Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuandan kemandirian
dalam melaksanakan asuhan keperawatan sertakompeten (Mubarak, 2005).
e.Ugen
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah : program
kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan partnership
incommunity (model for nursing partnership) (Mubarak, 2005). Level pencegahan
dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
a.Pencegahan Primer
b.Pencegahan Sekunder
c.Pencegahan Tersier
1.Evaluasi atau Penilaian
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingk anantara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat
dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat
kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan tujuan yang telahditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak,
2005).
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan dalam upaya mengukur kemajuan terhadap tujuan
obyektif program. Data evaluasi merupakan hal penting untuk memperbaikidatabase dan diagnosis keperawatan komunitas
yang dihasilkan darianalisis pengkajian data komunitas.Hal-hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan
(proses) dan hasil akhir (output). Penilai anyang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Sejalan dengan landasan teoretis dalam menjalin kemitraan dengan komunitas,
program evaluasi yang kita jalankan didasarkan pada prinsip yang dikenukakan oleh Foundation,W.K.K (1998). Prinsip
tersebut disimpulkan sebagai berikut :

a.Memperkuat program
Tujuan perawatan adalah promosi kesehatan dan peningkatan kepercayaan diri komunitas. Evaluasi membantu pencapaiain
ini dengan cara menyediakan proses yang sistematik dan berkelanjutandalam mengakaji program dampaknya serta hasil
akhir program tersebut.
b.Menggunakan pendekatan multiple
Selain pendekatan multidisiplin, metode evaluasi mungkin banyak dan bermacam-macam. Tidak ada satu pendekatan yang
lebih unggul,tetapi metode yang dipilih harus sealan anegan tujuan program.
c.Merancang evaluasi untuk memenuhi isu nyata
Program berbasis dan berfokus-komunitas, yang berakar padacomunitas nyata dan berdasarkan pengkajian comunitas,
harusmemiliki rancangan evalausi untuk mengukur kriteria mengenai pentingnya program tersebut bagi komunitas.
d.Menciptakan proses partisipasi
Apabila anggota komunitas merupakan bagian dari pengkajian,analisis, perencanaan, dan implementasi, merekapun harus
menjadi mitra dalam evaluasi.
e.Memungkinkan fleksibilitas
Pendekatan evaluasi harus fleksibel dan bersifat prestiktif; jika tidak,akan sulit untuk mendokumentasikan munculnya
perubahan yang sering kali meningkat secara tajam dan komplek.f.Membangun kapasitasProse evaluasi, selain mengukur
hasil akhir, harus meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, dan perilaku individu yang terlibat didalamnya. Hal ini serupa
dengan kontek profesional maupun nonprofesional.Komponen penting dalam fokus evaluasi adalah:
a.Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
b.Perkembangan atau kemajuan prosesc.Efisiensi biaya
d.Efektifitas kerja.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal
masalahkesehatan, mengambil keputusan tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang
dapat mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia,
sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pemecahan masalah keperawatan melalui proses asuhan keperawatan
komunitas.
2.4 CONTOH ASKEP KOMUNITAS
A.Pengkajian
1.Kabupaten: banyumas

2.Kecamatan: battu raden


3.Kelurahan/ Desa : Rempoah
4.RW : 03
5.Jumlah RT: 8
6.Jumlah KK: 339 KK
7.Jumlah Penduduk: 1081 jiwa
a.Laki- laki: 553 jiwa
b.Perempuan: 528 jiwa
1.Jumlah Penduduk Miskin terdapat 254 KK dengan jumlah penduduk 613 jiwa.
2.Data agama
a.Katolik: 1 jiwa
b.Kristen: c.Hindu: d.Budha: e.Islam : 1.080 jiwa
1.Batas Wilayah RW 03
a.Sebelah Utara: Jalan Anggrek
b.Sebelah Selatan: Jalan Pemuda
c.Sebelah Timur: Sungai Jurig
d.Sebelah Barat : Kelurahan Karang Tengah
B.Format Pengkajian Komunitas Rw 03 Desa Rempoah Kecamatan Batur raden
Kabupaten Banyumas
1.Data Inti Komunitasa.
SejarahWilayah Desa Rempoah secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas.
Terletak kurang lebih 8 Km arah utara kota Purwokerto. Desa Rempoah terdiri dari 3 dusun, 6 RW, dan terbagi dalam 40
RT. Wilayah RW03 sendiri terdiri dari 8 RT dengn jumlah kepala keluarga sebanyak 339 KK.RW 03 mempunyai batas-batas
wilayah sebagai berikut :Sebelah Utara: Jalan Anggrek Sebelah Selatan: Jalan PemudaSebelah Timur: Sungai Jurig Sebelah
Barat : Kelurahan Karang Tengah
pada warga terlihat dengan adanya kepercayaan warga yang sangatkuat terhadap budaya Jawa seperti ngupati, mitoni,
begalan dalam pernikahan, 40 hari, selapanan.d.Nilai dan keyakinanRW 03 mempunyai 8 mushola yang terbagi di setiap

RT.Mayoritas warga di RW 03 beragama Islam. Terdapat budaya tahlilan di daerah ini. Mereka mengadakan pengajian rutin
terutama untuk para ibu. Para remaja juga diberdayakan untuk mengajar anak-anak di TPA. Kegiatan keagamaan di TPA
yang diperuntukan bagi anak-anak bertujuan untuk menanamkan keyakinan agama sejak dini sedangkan kegiatan remaja
mengajar di TPA bertujuan untuk remaja tetap mempertahankan keyakinannya dengan berkegiatan dalam bidang
keagamaan. Nilai dan norma yang ada dimasyarakat RW 03 seperti masyarakat pada umumnya. Mereka masih mengenal
nilai kesopanan, gotong royong dan kerukunan antar warganya. Hal ini dapat dilihat dari adanya kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan yang masih terus berjalan. Seperti: kerja bakti, arisan, sambatan, dan takziyah. Budaya gotong royong
masih melekat di RW 03, setiap 1 bulan sekali dilakukan kegiatan gotong royong untuk membersihkan pemakaman umum di
daerah tersebut dan setiap 2 minggu sekalidilakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan sekitar pemukiman
warga.
Warga selalu tolong menolong apabila ada salah seorang warga yang membutuhkan pertolongan. Anak-anak juga diajarkan
untuk menghormati orang yang lebih tua, sopan terhadap orang baruyang datang ke desa seperti mahasiswa yang datang
berkunjunguntuk melakukan observasi. Warga sangat menyambut kedatangan siapapun dengan hangat jika memang
kedatangan orang tersebut bertujuan baik. Di buktikan dengan kedatangan kelompok kamiketika akan melakukan
pengkajian semua ketua RT dan ketua RWsudah tidak asing dengan kedatangan mahasiswa untuk melakukan pengkajian
dan mereka menerima kelompok kami dengan terbuka
Tidak terdapat peninggalan sejarah di daerah ini. Di daerahini tidak terdapat taman bunga, tetapi di daerah ini terdapat
banyak tumbuh-tumbuhan hijau.
1.Subsistema.Lingkungan fisik
1)Iklim/cuaca dan suhu ruangan
Wilayah ini sedang dalam iklim hujan sehingga terasa sejuk.Berdasarkan wawancara dengan ketua RW dan ketua RT
bahwasuhu Desa Rempoah jika sedang musim kemarau juga terasa panas. Desa Rempoah saat musim hujan bisa dikatakan
lebihsering hujan bila dibandingkan dengan wilayah Purwokerto Kota.
2)Paparan zat kimia
Tidak terdapat paparan zat kimia
3)Penataan wilayah
Wilayah dalam keadaan yang padat dan letak rumah-rumah penduduknya saling berdempetan. Di wilayah tersebut
saluranairnya terbuka hal ini bertujuan agar saluran air mudah dibersihkan.
4)Dampak lingkungan fisik terhadap warga
Warga di daerah ini menggunakan air yang berasal dariGunung Slamet untuk kebutuhan sehari-harinya. Di daerah ini juga
banyak terdapat tanaman-tanaman hijau di sekitar rumah wargamaupun di kebun. Ada beberapa warga yang memelihara
hewanternak, seperti ayam, kerbau, dan ikan. Keadaan alam di daerah inimasih sangat alami, terbukti dengan banyaknya
pepohonan yangtumbuh dan struktur daerah yang masih alami.Ada beberapa rumah yang tidak memiliki halamansehingga

di rumah mereka tidak terdapat tanaman. Hampir seluruhselokan yang terdapat di RW 03 dalam keadaan terbuka, saat
kamimelakukan pengkajian terlihat warga yang berada di RT 02 setelahhujan sedang menyapu halaman rumah yang ada
sampahnya dandimasukan keselokan.Lingkungan fisik di wilayah ini tidak terdapat industri,namun disetiap RT memiliki
warung kecil yang digunakan wargauntuk membeli barang kebutuhan mereka. Terlihat terdapat toko
yang agak besar yang melayani kebutuhan pokok warga sepertiyang terdapat pada RT 02.
5)Kebisingan, udara dan air
Wilayah ini termasuk dalam kondisi yang tidak terdapat kebisingan. Udara di wilayah ini dalam kondisi yang sejuk
danterkadang dingin saat musim penghujan seperti sekarang ini danakan terasa panas ketika musim kemarau. Wilayah ini
pada musim penghujan ataupun musim kemarau air akan tetap mengalir. Wargadi RT 02 memanfaatkan air yang banyak
untuk ternak ikan mujaer,lele dan beskap. Hampir semua warga di RT 02 memiliki kolamikan. Sumber air warga berasal
dari aliran air yang berasal dariGunung Slamet, mereka tidak memanfaatkan air PAM.Berdasarkan informasi dari ketua RW
ketika musim kemarauwalaupun air dari sumur dan sungai sedikit tetapi mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
dan wilayah ini belum pernahterjadi kekeringan
6)Fasilitas yang dimiliki
Fasilitas yang dimiliki oleh RW 03 adalah lapangan badmintonyang terdapat di RT 02, mushola disetiap RT.
7)Struktur bangunan, keamanan dan kenyamananHampir semua rumah dibangun permanen, warga merasa aman
dannyaman tinggal di wilayah ini. Kenyamanan dibuktikan denganmasalah sampah yang cara pembuangannya yaitu itu
dilakukanoleh petugas sampah yang berasal dari Rt 03/ Rw 03 dengangrobak sampah yang disediakan oleh RT, dan nantinya
akandikumpulkan untuk dibuang di TPA.Sampah diambil 2 kali dalamseminggu yaitu setiap hari rabu dan minggu. Iuran
sampah inidilakukan perbulan yaitu Rp 10.000,00.
8)Jenis industri yang ada di sekitarnyaTidak terdapat industri di wilayah ini.
9)Pembuangan limbahPembuangan limbah rumah tangga di wilayah ini di alirkan melaluiselokan dan berujung di sungai
terdekat, sedangkan untuk WC,
limbahnya langsung di hubungkan ke kolam-kolam ikan yang adadi belakang rumah masingmasing.a.PendidikanBerdasarkan hasil yang diperoleh dari observasi ke desaRempoah rata-rata pendidikan warga yang
berusia 50 tahun ke atasadalah SD, 40 tahun kebawah kebanyakan lulusan SMA, naun masih banyak penduduk yang lulusan
SMP.Bila dijelaskan kembali secara rinci maka rata-rata masyarakatyang ada di RT 1 sampai RT 3 hanya tamatan dari
pendidikan SDsampai SMA. Hal itu dikarenakan dari keterbatasan biaya dankurangnya dukungan dari keluarga untuk bisa
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi. b.Keamanan dan transportasiDi wilayah RW 3 tidak terdapat penjaga
keamanan secarakhusus. Poskamling dan kegiatan ronda malam sudah tidak berjalanlagi karena warga sudah jarang rapat
sehingga sudah jarang pulakegiatan tersebut dijalankan. Tetapi baru-baru ini pada tanggal 24 November 2011 di wilayah RT
1 telah terjadi kemalingan, sehinggakeamanan di RT 01 menjadi lebih ditingkatkan lagi dan ronda malammulai

diberlakukan. Namun hampir seluruh warga di RT lain berdasarkan penuturan dari ketua RT mengungkapkan walaupun
tidak ada poskamling dan ronda malam wilayah ini masih dalam kondisiaman.Alat transportasi yang biasa digunakan adalah
sepeda motor,mobil, sepeda, dan angkutan umum. Namun, karena penduduk umumnya memiliki kendaraan sepeda motor,
sehingga kebanyakanmereka menggunakan sepeda motor dalam sehari-harinya.c.Politik dan pemerintahanProgram dari
pemerintah yang sudah masuk desa ada beberapaantara lain:
1) Program Jaminan Persalinan (Jampersal) dan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) Program pemerintah tentang
proses kelahiran gratis untuk 2 kali kelahiran. Program ini di luncurkan untuk mendukung program KB (2 anak lebih baik).
2)Pembuatan mata air baru
Pembuatan sumber mata air baru karena masyarakat RW 03masih memanfaatkan dari air sungai untuk kehidupan seharihari.Penyakit yang muncul biasanya diare. Tapi tidak bisa di datakarena tidak ada yang melaporkan, biasanya cuma diobati
sendiri.
3)Raskin
Ada pembagian Raskin (beras miskin) di RW 03, kebijakanmasing-masing ketua RT setempat beras tersebut dibagi rata
padalebih banyak penduduk tidak sesuai dengan daftar warga miskinyang seharusnya menerima jatah raskin dari
pemerintah sehingga beras yang diterima lebih sedikit.Biasanya saat ada pemilihan RT merupakan sistem kepercayandari
masyarakat. Orang yang di percaya mampu oleh masyarakat ditunjuk setelah melakukan musyawarah. Ketua RT bisa
diturunan dari jabatannya bila melakukan pelanggaran tugas, melakukan tindakankriminal, atau apabila mendapat mosi
tidak percaya oleh masyarakat.Pemilihan ketua RT dan ketua RW dilakukan dengan carakumpulan/rembugan saat
perkumpulan rutin. Tidak ada peraturanyang menjelaskan mengenai lama jabatan ketua RT dan ketua RW,sehingga masa
jabatan Ketua RT dan ketua RW dapat mencapai waktu5 tahun, 10 tahun, sampai dengan 15 tahun. Pemilihan
Kadesdilaksanakan setiap 6 tahun sekali, pemilihan Kades dilakukan secaralangsung oleh warga dengan cara pencoblosan.
Para calon kepala desamencalonkan sendirinya, kemudian di data oleh petugas desa. Paracalon kepala desa sepakat iuran
untuk membayar para pencoblos,sekitar 20 ribu per orang sebagai ongkos transportasi.Tidak ada campur tangan parpol
dalam pemilihan kepala desa.Ada beberapa partai politik yang berkontribusi dalam pembangunanRW. Namun, banyaknya
parpol yang masuk belum menyentuh ke bidang kesehatan. Parpol yang dominan pada waktu pemilu adalah partai PDIP dan
demokrat.
a.Pelayanan kesehatan dan sosialMasyarakat wilayah RW 3 di setiap RT belum pernah dilandakejadian luar biasa. Hingga
kegiatan
fogging belum pernah dilakukandi wilayah RW 3 ini karena belum pernah terjadi DBD. Apabila wargasakit ringan maka
pergi berobat ke Puskesmas dan bidan desa,sedangkan bila sakit parah maka warga biasanya pergi berobat keRSUD
Margono dan RST Wijaya Kusuma. Di wilayah RW 3 terdapattempat kesehatan yang sering dikunjungi warga yaitu

puskesmas,dokter praktik dan bidan. Setiap warga memeriksakan kesehatan ditempat kesehatan tersebut. Di wilayah RT 2,
sudah tidak terdapatdukun, namun di beberapa RT masih terdapat dukun bayi yangdisertakan oleh bidan dalam proses
perawatan ibu setelah melahirkan.Pelaksanaan posyandu balita dan imunisasi rutin dilaksanakan wargaRW 3, dibuktikan
pelaksanaan posyandu balita dilaksanakan setiap 1 bulan sekali setiap tanggal 14 di posyandu balita di wilayah RT
3.Posyandu lansia RW 03 digabung dengan posyandu lansia RW 04, halini yang menyebabkan lansia RW 03 malas
mengunjungi posyandukarena jarak yang jauh, sehingga lansia sudah tidak rutinmengikutinya. Lansia di wilayah ini
kebanyakan menderita hipertensi.Kegiatan penyuluhan kesehatan pernah dilakukan di wilayah RW 3,antara lain pembinaan
dari PMI, namun belum pernah diberikan penyuluhan oleh puskesmas setempat. Jaminan kesehatan yangdimiliki dan
digunakan oleh wilayah RW 3 sebagian besar menggunakan Jamkesmas. Pasar dan pertokoan terdapat di dekatwilayah RW 3
sehingga memudahkan warga RW 3 dalam memenuhikebutuhannya.
b.Komunikasi
Daerah RW 3 yang terbagi menjadi 8 RT menggunakan saranamushola sebagai alat untuk mengkomunikasikan informasi
atau pengumuman. Di beberapa RT, mushola dan rumah warga yangdilaksanakan secara bergiliran digunakan sebagai
sarana berkumpulwarga dan rapat, namun sudah jarang warga yang hadir bila rapatdiadakan. Kebanyakan di setiap rumah
memiliki TV, sedangkantelepon rumah hanya sedikit karena lebih banyak menggunakan handphone. Kentongan masih
digunakan oleh warga di RT 3.Komunikasi yang sama dan hampir seluruh warga memilikinya adalah handphone dan televisi.
Warga juga memakai bahasa sehari-hari yaitu bahasa jawa banyumasan.
c.Ekonomi
Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua RW dan ketua RTkebanyakan warga bekerja sebagai wiraswasta yaitu mereka
seingkali berjualan di area wisata Baturraden dan ada pula warga yang menjadi PNS, buruh tani, dan kerja serabutan.
Dikatakan ketua RW dan ketuaRT jika penghasilan warganya kebanyakan berada dibawah UMR,namun warganya mampu
membeli sepeda motor walaupun dengan cara kredit
.d.Rekreasi
Di wilayah RW 03, anak-anak biasa bermain di kebun, permainan yang biasa digunakan adalah permaianan
tradisional.Terdapat sebuah tanah kosong yang cukup luas yang digunakansebagai lapangan untuk bermain bola. Sedangkan
di wilayah RT 02RW 03, jenis rekreasi yang dilakukan oleh warga adalah mengadakan badminton, namun karena sekarang
ini sering hujan lapangan badminton dan warga sudah jarang menggunakannya, namun masihada beberapa warga yang
mengadakan badminton di gedung yang berada di dekat wilayah RT 02. Di wilayah RT 03, warga melakukanrekreasi tidak
rutin. Tempat yang pernah dikunjungi sebagai tempatrekreasi yaitu curug Belot. Masyarakat jarang melakukan
rekreasisecara rutin. Pelaksanaan rekreasi biasanya dilakukakn bila melaluikegiatan sekolah atau organisasi seperti PKK,
jenis rekreasi yang biasa dilakukan oleh ibu-ibu PKK adalah bertamasya ketempat wisata seperti Guci., dan organisasi lain
dalam rangka perayaan hari besar misalnya perayaan kemerdekaan

from KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN


Comments are closed.
ASUHAN KEPERAWATN PADA PASIEN ISPA
A. Pengkajian
Keluarga
a. Nama kepala keluarga
: Tn S
b. Umur
: 35 thn
c. Jenis kelamin
: Laki-laki
d. Pendidikan
: SMP
e. Pekerjaan
: Buruh harian
f. Agama
: Islam
g. Suku
: Makassar
h. Alamat
: Jl. A. Tondro Lr.2 RT 02 RW 10
i. Komposisi kelurga
No
Nama
Umur
JK
Hubungan
Pekerjaan

Pendidika
n

Ny B

35

Istri

IRT

SMP

An S

14

Anak

Tidak ada

SD

An S

10

Anak

Sekolah

SD

An Z

5 thn
1bln

Anak

BS

Genogram
j. Tipe keluarga
Keluarga Tn S merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yaitu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan 3 orang anak.

k. Latar belakang keluarga


Suku keluarga Tn S adalah suku Makassar, dimana keluarga tinggal dalam suatu lingkungan yang sifatnya heterogen artinya
lingkungan tempat tinggal keluarga Tn S terdiri dari berbagai macam jenis pekerjaan, agama, suku dan budaya. Keluarga Tn S
mengatakan apabila ada anggota keluarganya yang sakit keluarga membawanya ke Puskesmas atau rumah sakit.
l. Agama
Agama yang dianut oleh keluarga Tn S adalah agama Islam, keluarga mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan keagamaan dan
keluarga juga mengatakan tidak ada nilai-nilai agama yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
m. Status sosial
Yang mencari nafkah dalam keluarga adalah Tn S yang bekerja sebagai buruh harian yang berpenghasilan +Rp. 450.000 Rp.
500.000 perbulan.
n. Rekreasi
Kegiatan waktu luang keluarga adalah nonton TV bersama.

II. Riwayat Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga Tn S saat ini
Keluarga Tn S saat ini menghadapi tahap perkembangan anak usia sekolah.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya
Tahap memenuhi kebutuhan keluarga, membantu anak bersosialisasi dan tahap pengaturan penggunaan penghasilan keluarga.
b. Riwayat kesehatan keluarga inti
Keluarga Tn S terbentuk kurang lebih 16 tahun yang lalu dan telah dikaruniai oleh 3 orang anak, anggota keluarga Tn S yang
mengalami gangguan kesehatan saat ini adalah An.Z yang menderita penyakit Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)
c. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Kedua orang tua tidak pernah mengalami gangguan atau masalah kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari hari. Dan tiap bulan
An.Zmenderita penyakit ISPA dengan gejala seperti batuk,pilek, dan demam..

III. Lingkungan

a.

Jenis bangunan rumah Tn S adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen, status
pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan listrik.
b. Kebersihan rumah
Ruang tamu dan kamar tidur nampak pakaian yang bergantungan, banyak sampah yang berserakan di ruang dapur, dapur nampak
kurang bersih, keluarga mengatakan tidak mengetahui kondisi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
c. Pemakaian air
Sumber air yang digunakan oleh keluarga Tn S adalah air PAM dimana air PAM digunakan untuk keperluan sehari-hari, keadaan
fisik air tidak berwarna, tidak berbau dan berasa.
d. Pembuangan air limbah keluarga
Keluarga mempunyai sarana pembuangan air limbah yang mengalir langsung ke selokan, dimana selokan tersebut banyak terdapat
sampah plastik dan airnya tidak mengalir, keluarga mempunyai jamban jenis angsa latring yang berjarak + 3 meter dari air PAM.
e. Pembuangan sampah terakhir keluarga
Sampah keluarga ditampung dikantong plastik lalu dibuang dibelakang rumah.dan kemudian di bakar.
f. Kandang ternak
Keluarga Tn S tidak mempunyai hewan ternak.
g. Pencemaran lingkungan
Jenis pencemaran lingkungan yaitu pembuagan limbah rumah tangga langsung ke SPAL terbuka dengan keadaan airnya warna hitam
dan berbau.
h. Denah rumah
Keterangan :

1.
3

Ruang tamu
2.
4

Ruang tidur
3.
3

Dapur
4. Wc
5. Kamar mandi
IV. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Proses komunikasi dalam keluarga cukup baik dan terbuka. Penerimaan pesan baik, bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi
adalah bahasa Makassar dan kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu Tn S selaku kepala keluarga.
c. Struktur peran
Tn S sebagai kepala keluarga berperan sebagai mencari nafkah sedangkan Ny B sebagai pengasuh anak dan mensosialisasikan
anak, serta sebagai ibu rumah tangga.

a.

a.

b.
c.

d. Nilai dan norma keluarga


Tidak ada nilai-nilai keluarga yang dianut oleh keluarga yang dapat mempengaruhi kesehatan.
V. Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga
b. Fungsi biologis
Keluarga selalu mengatakan makan makanan yang bergizi seperti tempe,telur, ikan dan sayur mayur .
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya selekas mungkin mencari bantuan pelayanan kesehatan bila ada anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan
d. Fungsi sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menanamkan sikap dan perilaku yang baik bagi anak-anaknya
e. Fungsi ekonomi
Kepala keluarga yaitu Tn S bekerja sebagai buruh harian dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga
f. Fungsi reproduksi
Tn S berusia 35 tahun dan Ny B berusia 35 tahun merupakan usia produktif, saat ini Ny B menggunakan alat kontrasepsi
suntik
VI. Koping Keluarga
Stres jangka panjang yang dihadapi keluarga adalah cemas dengan kondisi An.Z yang menderita penyakit Infeksi Saluran
pernafasan atas dan masa depan anak-anaknya. Sedangkan stres jangka pendek yang dihadapi keluarga adalah keluarga tidak mempu
mengenal dan merawat penyakit An.Z
Usaha yang dilakukan oleh keluarga untuk menanggulangi stres yakni keluarga membawa An.Z ke Puskesmas.
Batas kemampuan keluarga dalam menghadapi stres yakni keluarga masih dapat mengerti tentang masalah yang dihadapi dan terus
berusaha agar masalah kesehatan dapat diatasi.

VII. Pengkajian Fisik Anggota Keluarga


a. Riwayat kesehatan medis anggota keluarga
1. Keluhan yang dirasakan anggota keluarga pada saat ini

b.
c.
1.
2.

An.Z menderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas dengan gejala seperti deman, batuk, dan pilek yang dirasakan kurang lebih
5 hari yang lalu. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi keluhan adalah dengan memeriksakan kesehatan anaknya ke puskesmas dan
minum obat paracetamol dan istirahat yang cukup
Keluarga berencana
Ny B memakai alat kontrasepsi suntikan, Ny B mengatakan tidak ada keluhan.
Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang bermasalah (An.Z)
Tanda-tanda vital An.Z
TD : 90/60 mmHg
N : 100x/i
S : 38,5 0C

P : 30x/i
3. BB : 15kg
TB : 98cm
4. Kebersihan rambut dan kepala
Rambut berwarna hitam, rambut pendek dan kulit kepala nampak bersih, frekuensi mencuci rambut 2 x seminggu, tidak ada nyeri
tekan.
5. Keadaan kulit
Warna kulit kuning langsat , kulit nampak bersih .

6.

Kesehatan mata
Konjungtiva tidak anemis, simentris kiri dan kanan, pergerakan bola mata kanan dan kiri normal, sklera tidak ikterus.
7. Hidung
Tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada epistaksis, tidak ada nyeri tekan dan ada sekret yang menghalangi penciuman.
8. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen yang menghalangi pendengaran, klien tidak ada gangguan pendengaran
9. Kebersihan gigi dan mulut
Gigi tampak bersih frekuensi mennggosok gigi 2 x /sehari

Bibir klien nampak lembab,tidak ada stomatitis,tidak ada gangguan menelan


10. Pemeriksaan thoraks
a. Jantung
Bunyi jantung S1 lup di dengarkan pada interkosta 2dan 3 dan bunyi jantung S2 dup terdengar pada interkosta 4dan 5 murni tidak
ada suara tambahan.
b. Dada/paru
Dada nampak simetris kiri dan kanan pergerakan mengikuti pola napas, frekuensi pernapasan 30x/i bunyi nafas ronchi
11. Pemeriksaan abdomen
Tidak ada nyeri tekan, perut tidak kembung
12. Struktur dan bentuk tulang belakang normal, tidak ada kelainan bentuk tulang belakang seperti lordosis, kiposis, dan skoliosis
13. ekstremitas atas dapat berfungsi dengan baik,tidak ada oedema pada tangan, sedangkan ekstremitas bawah juga dapat berfungsi
dengan baik,klien mampu berjalan,tadak ada oedema(pembengkakan) pada kaki dan lutut.

No
Data
1
DS :
- Ibu An. Z mengatakan
anaknya demam sejak
5 hari yang lalu
- Ibu klien mengatakan
anaknya batuk-batuk dan
suka menangis
- Ibu An.Z mengatakan
anaknya pilek

ANALISA DATA
Masalah Kesehatan
Masalah Keperawatan
ISPA pada An.Z
1. Hipertermia pada
keluarga Tn.S
An.Z keluarga
Tn.Sberhubungan
dengan :
Ketidak mampuan
keluarga mengenal
masalah ISPA

DO :
- Klien nampak rewel
- badan An.Z teraba panas
-nampak ada pengeluaran
sekret cair
tanda-tanda vital
TD : 90/60 mmHg
: 100x/i P:30x/i
S
: 38,5 oC
2.
DS:
- Keluarga mengatakan tidak
mengerti tentag syarat
syarat rumah sehat
DO:
- jenis SPAL terbuka
- selokan kotor
- Ventilasi tidak ada
- Rumah nampak kotor
- nampak ruang dapur kotor
dan perabotan tidak tertata
dengan rapi

Sanitasi lingkungan
yang tidak memenuhi
syarat pada keluarga
Tn.S

2. Resiko
Terjadinya berbagai
macam penyakit
menular (DHF, Diare
dan Thypoid) pada
keluarga Tn. S
berhubungan dengan
ketidak mampuan
keluarga mengenal
sanitasi lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan.

SKALA PRIORIHTAS MASALAH


Dx. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.Z keluarga Tn. S b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
.
1.
Sifat masalah
3/3 x 1
1
Tidak / kurang sehat
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
2/2 x 2
2
Mudah
3.
Potencial masalah umntuk cegah
3/3 x 1
1
Tinggi
4.
Menonjolnya masalah
2/2 x 1
1
Madalah besar harus segera
ditangani
Total
5
Dx. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. S b/d sanitasi lingkungan
yang tidak memenuhi syarat kesehatan
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
.
1.
Sifat masalah
2/3 x 1
2/2
Ancaman kesehatan
2.
Kemungkinan masalah dapat diubah
2/2 x 2
2

3.
4.

Mudah
Potencial masalah untuk cegah
Tinggi
Menonjolnya masalah
Masalah besar harus ditangani

3/3 x 1

2/2 x 1

Total

3 2/3

PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan hasil pembahasan diatas :
Maka urutan prioritas masalah :
1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) pada An.Z keluarga Tn. S b/d ketadak mampuan keluarga mengenal masalah ISPA skor
(5).
2. Resiko terjadinya berbagai macam penyakit menular (DHF, Diare dan Thypoid) pada keluarga Tn. S b/d sanitasi lingkungan yang
tidak memenuhi syarat kesehatan skor (3 2/3).

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


No
1
1.

Masalah
Kesehatan
2
ISPA pada An.
Z Keluarga
Tn. S

Diagnosa
Keperawatan
3
Hipertermia
pada An.Z
keluarga Tn.
S
berhubungan
dengan :
- ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
masalah

Umum
4
Setelah
melakukan
intervensi
keperawata
n keluarga
An. Z
tidak
mengalami
ISPA.

Tujuan
Khusus
5
Setelah
melakukan
intervensi
keluarga di
harapkan :
1. keluarga mampu
mengenal masalah
penyakit ISPA.

2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan

Kriteria
6
Respon
verbal

Standar

Rencana tindakan

Rasional

7
8
9
Masalah
1.1 Kaji tingkat
1.1 Untuk mengetah
kesehatan
pengetahuan
tingkat pengetahua
yang terkait
keluarga tentang
keluarga
dengan ISPA : penyakit ISPA
1.Hipertermi
2. Gangguan
1.2 Untuk menambah
pola nafas
1.2 Beri penjelasan
tingkat pengetahua
tentang ISPA
keluarga tentang
ISPA dan cara
perawatannya serta
pencegahannya
2.1 Agar keluarga
mampu mengambi
2.1 Motivasi keluarga keputusan untuk
dalam mengambil meningkatkan dera
keputusan untuk
kesehatannya
membawa
An.Z ke
posyandu atau
ke puskesmas

3.1. Anjurkan orang 3.1. Kompres hangat da


tua klien untuk
membantu
memberikan
evaporasi,karena

3. Keluarga mampu
m

kompreks air
hangat

terjadi vasodilatasi
pembuluh darah

3.2.Anjurkan untuk3.2. Air hangat dapat


minum air hangat membantu
bila ada sekret
mengencerkan sekr
4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan rumah
yang sehat

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas kesehatan.

3.3 Anjurkan klien


untuk banyak
istirahat

3.3. Istirat yang


cukup dapat
membantu
mempercepat prose
penyembuhan

4.1. Motivasi keluarga


untuk
4.1. Lingkungan yang
menciptakan
bersih dan suasana
lingkungn rumah rumah yang nyama
yang bersih
dapat memberikan
suasana rumah
kedamaian dan tida
yang tenang dan
menjadi tempat
nyaman
berkembangnya
5.1. Motivasi keluarga kuman penyakit
untuk mengontrol
5.1. Untuk meningkatka
kesehatan An.
derajat /tarap
Z ketempat
kesehatannya
pelayanan
kesehatan
terdekat
5.2. Anjurkan kepada
lekuarga untuk

memeriksakan
kesehatan
5.2. Memberi motivasi
kepuskesmas
kepada keluarga
minimal sebulan
untuk memanfaatk
1x
fasilitas yang ada

1.1 Kaji pngetahuan


klien tentang
pengertian
sanitasi linkungan
.1.2.Beri penyuluhan
tentang kesehatan
lingkungan dan
syarat syarat
rumah sehat
2.1.Motivasi

Setelah
melakukan
intervensi
keperawatan
keluarga di
harapkan :
1. Keluarga mampu
mengenal masalah
kesehatan yang
terkait dengan
kesehatan
lingkungan

2.

Sanitasi
Resiko
lingkungan pada terjadinya
keluarga Tn. S penyakit
menular (DHF,

2. Keluarga mampu
menganbil
keputusan yang
Setelah
tepat mengenai
melakukan
lingkungan yang
intevensi
memenuhi syarat
keperawata kesehatn

keluarga untuk
membersihkan
SPALnya

Respon
verbal

1.1 sebagai dasar


untuk menentukan
intervensi selanjutn

1.2. untuk menanba


pengetahuan klien
tentang pentingnya
sanitasi lingkungan

2.2 .Motivasi
keluarga untuk
Masalah
2.1. SPAL yang bersih
menutup
kesehatan
tidak menjadi temp
SPALnya yang
yang terkait
berkembangnya
terbuka
dengan
nyamuk.

diare, dan
Thypoind)
pada keluarga
Tn. S
berhubungan
dengan :
Ketidak
mampuan
keluarga
mengenal
pentingnya
kesehatan
lingkungan
yang
memenuhi
syarat
kesehatan

n keluarga
Tn. S di
harapkan 3. Keluarga mampu
tidak terjadi merawat
penyakit
lingkungan
menular
rukmah yang
memenuhi syarat
kesehatan

4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan rumah
yang bersih

5. Keluarga mampu
memanfaatkan

kesehatan 3.1.Motivasi
2.2. SPAL yang tertutup
lingkuangan : keluarga untuk
tidak menimbulkan
1. Dampak yang memelihara dan
pencemaran
timbul dari
menciptakan
lingkungan
sanitasi
lingkungan
lingkungan
rumah yang 3.1. Lingkungan rumah
yang tidak
sehat.
yang bersih tidak
memenui
menjadi tempat
syarat
berkembangnya bib
kesehatan 3.2.Motivasi
penyakit dan rumah
keluarga untuk
nampak indah dan
menata perabotan rapi
rumah tangga
dengan baik 3.2. Perabotan dapur ya
4.1. Motivasi keluarga tidak tertata rapi
untuk
dapat mengganggu
membersihkan
keindahan rumah
rumah setiap hari
4.1. Agar keluarga mam
dan anjurkan agar menciptakan
tidak membuang lingkungan yang
sampah
sehat dan keluarga
disembarang
merasa nyaman
tempat
tinggal di rumah

5.1 Motivasi
keluarga untuk
membuang
sampah pada
tempatnya
5.1 Agar sampah tida

fasilitas yang ada


di rumah

berserakan di
lingkungan sekitar
5.2 Anjurkan
dan menjadi tempa
keluarga untuk
berkembangnya
membuat lubang kuman penyakit
tempat
5.2 Agar sampah
penampungan
berkumpul pada sa
sampah.
tempat dan tidak
menyebar yang bis
menimbulksn suatu
penyakit dan
pencemaran
lingkungan.

CATATAN PERKEMBANGAN
No.
1.

Tgl/Hari
Sabtu /14
06 2008

No DX
Tujuan khusus
Imlementasi
Evaluasi
1. 1. Keluarga mampu
1.1 Mengkaji tingkat
Tanggal 14-06-2008
mengenal masalah
pengetahuan keluarga Jam 10:00
tentang ISPA
tentang penyakit ISPAS : Keluarga
1.2 Memberi
mengatakan belum
penjelasan tenteng
mengerti tentang
ISPA:
penyakit ISPA
a. Pengertian ISPA
Keluarga
adalah infeksi yang
mengatakan
disebabkan oleh
mengompres
mikroorganisme dan
anaknya jika demam
hanya mengenai
O : Badan An. Z
saluran pernapasan
teraba panas
atas termasuk rongga An. Z masih
hidung, faring
batuk-batuk
danlaring
An. Z masih rewel
b. Penyebab ISPA
Tanda-tanda vital :
sebagian besar
TD : 90/60 mmHg
disebabkan oleh virus N. 100 x /menit
walaupun bakteri juga S : 38,5 C
terlibat. ISPA juga
P :30 x/ menit
bisa disebabkan
A : Masalah belum
karena kelelahan
teratasi
lingkungan yang P : Lanjutkan intervensi
kotor dan perubahan
(3.1,3.2,3.3,4dan5)
cuaca
.2.1 Memotivasi

2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan

keluarga dalam
mengambil keputusan
untuk membawa
An.Z ke posyandu
atau ke puskesmas
3.1 Menganjurkan orang
tua klien untuk
memberikan
kompreks air hangat

3.2 Menganjurkan untuk


minum air hangat bila
ada sekret
3. Keluarga mampu 3.3 Menganjurkan klien
merawat An. Z
untuk banyak istirahat
yang menderita
3.1 Menganjurkan orang
penyakit ISPA
tua klien untuk
memberikan kompres
air hangat
3.2 Menganjurkan untuk
minum air hangat bila
ada sekret
3.3. Menganjurkan klien
untuk banyak istirahat

Minggu
15-06-

Tanggal 15-06-2008
Jam 08 :00
S : Keluarga
mengatakan anaknya
3.. Keluarga mampu
sudah tidak demam
merawat An. Z
lagi
yang menderita
4.1 Memotivasi keluarga Keluarga

2008

penyakit ISPA

untuk menciptakan
lingkungn rumah
yang bersih suasana
rumah yang tenang
dan nyaman

mengatakan selalu
memberikan
kompres air hangat
Keluarga
mengatakan anaknya
diberikan obat
5. Memotivasi keluarga
hupagrif sirup 3x1
untuk mengontrol
sendok/ hari
kesehatan An. Z O : Badan klien tidak
ketempat pelayanan
teraba panas lagi
kesehatan terdekat An. Z masih batuk
(puskesmas tau
Tanda-tanda vital
4. Keluarga mampu
posyandu)
TD : 90/60 mmHg
menciptakan
4.1 Memotivasi keluargaN : 96x/i
lingkungan bersih
untuk menciptakan S : 37 C
dan suasana rumah lingkungn rumah
A : Masalah belum
yang nyaman
yang bersih suasana
teratasi
rumah yang tenang P : Lanjutkan intervensi
dan nyaman
4 dan 5.
5. Memotivasi keluarga
5. Keluarga mampu
untuk mengontrol
memanfaatkan
kesehatan An. Z Tanggal 16-06-2008
fasilitas yang ada
ketempat pelayanan
Jam 16:30
kesehatan terdekat S : Keluarga
(peskesmas atau
mengatakan
posyandu)
membawa anaknya
1.1 Mengkaji
ke puskesmas
pengetahuan klien O : An. Z tidak nampak
tentang pengertian
rewel lagi

Senin
16-062008

Selasa
17-062008
2.

NDX .1

4. Keluarga mampu
sanitasi lingkungan A : Masalah teratasi
menciptakan
.1.2.Memberikan
P :lingkungan rumah
penyuluhan tentang
yang bersih dan
kesehatan lingkungan
nyaman
dan syarat syarat
rumah sehat
a. Kesehatan lingkungan
5. Keluarga mampu
adalah suatu kondisiTanggal 17-06-2008
memanfaatkan
atau keadaan
Jam 08 : 00
fasilitas kesehatan
lingkungan yang S : Keluarga mengatakan
yang ada
optimal sehingga
belum mengetahui
berpengruh positif
tentang kesehatan
terhadap terwujudnya lingkungan yang
status kesehatan yang memenuhi syarat
optimal pula
kesehatan
1. Keluarga mampu b. Cara pengolahan
O : Rumah nampak kotor
mengenal tentang
sampah yaitu dengan
perabotan dapur
pentingnya
mengumpukan
tidak tertata rapi,
kesehatan
sampah di tempat
selokan nampak
lingjkungan yang
sampah di rumah
tergenang dan
memenuhi syarat
kemudian di buang ke banyak plastik serta
kesehatan
tempat penampung
sampah-sampah
lingkuangan
sementara sampah
berserahkan.
dapat di timbun atauA : Masalah belum
di bakar
teratasi
c. Syarat-syarat air
P : Lanjutkan intervensi
limbah adalah tidak
2.1, 2.2, 3.1, 3.2, 4
mencemari air minum dan 5
permukaan tanah dan

tidak menjadi tempat


berkembangbiakanny
a nyamuk dan lalat.
d. Syarat-syarat rumah
yang sehat
tersedianya air bersih
adanya pembuangan
air limbah jamban
keluarga dan tempat
sampah serta ventilasi
3.1.Memotivasi keluarga
untuk memelihara dan
menciptakan
lingkungan rumah
yang sehat
3.2. Memotivasi keluarga
untuk menata
perabotan rumah
tangga dengan baik
4. Memotivasi keluarga
untuk membersihkan
rumah setiap hari dan
menganjurkan agar
Tanggal 19-06-2008
tidak membuang
Jam 17 : 00
sampah disembarangS : Keluarga mengatakan
tempat
sudah membersikan
5. Memotivasi keluarga
selokan dan
untuk membuang
membuang sampah
sampah pada
pada tempatnya

tempatnya

3. Keluarga mampu
merawat
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan

4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan yang
mamanuhi syarat
kesehatan

5. Keluarga mampu
memanfaatkan

O : Selokan tidak
tergenang lagi dan
2.1.Memotivasi keluarga nampak bersih
untuk membersihkan
SPAL masih terbuka,
SPALnya
perabot rumah
2.2 .Memotivasi keluarga nampak tertata rapi
untuk menutup
A : Masalah teratasi
SPALnya yang
sebagian
terbuka
P:3.1.Memotivasi keluarga
untuk memelihara dan
menciptakan
lingkungan rumah
yang sehat
3.2.Memotivasi keluarga
untuk menata
perabotan rumah
tangga dengan baik
4.1. Memotivasi keluarga
untuk membersihkan
rumah setiap hari dan
anjurkan agar tidak
membuang sampah
disembarang tempat
4.2.Motivasi keluarga
untuk menata
perabotan dapur
5. Memotivasi keluarga
untuk membuang

fasilitas yang ada


3.

NDX. 1
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan

3. Keluarga mampu
merawat
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan
Kamis 1906-2008

4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan yang
mamanuhi syarat
kesehatan

sampah pada
tempatnya
2.1 Memotivasi keluarga
untukm
membersihkan
SPALnya

2.2 .Memotivasi keluarga


untuk menutup
SPALnya yang
terbuka
3.1.Memotivasi keluarga
untuk memelihara dan
menciptakan
lingkungan rumah
yang sehat
3.2.Memotivasi keluarga
untuk menata
perabotan rumah
tangga dengan baik
4. Memotivasi keluarga
untuk membersihkan
rumah setiap hari dan
anjurkan agar tidak
membuang sampah
disembarang tempat
5.1. Memotivasi
keluarga untuk

4.

NDX. 2

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas yang ada
2. Keluarga mampu
mengambil
keputusan

3. Keluarga mampu
merawat
lingkungan yang
memenuhi syarat
kesehatan

membuang sampah
pada tempatnya
5.2.Menganjurkan
kepada keluarga untuk
membuat lubang
tempat penampungan.

4. Keluarga mampu
menciptakan
lingkungan yang
mamanuhi syarat
kesehatan

5. Keluarga mampu
memanfaatkan
fasilitas yang ada

5.

NDX. 2

6.

NDX. 2

RESUME KASUS

TnS berumur 35 tahun mempunyai anggota keluarga 4 orang terdiri dari 3 orang anak dan seorang istri myang merupakan
keluarga inti yang tinggal serumah dilingkungan heterogen, keluarga TnS adalah suku Makassar yang menganut agama Islam.
Dalam pelayanan kesehatan, keluarga memanfaatkan sarana kesehatan terdekat yaitu puskesmas.
Tahap perkembangan keluarga yaitu berada pada tahap anak sekolah, dimana orang tua membantu anak untuk bersosialisasi
baik dengan tetangga maupun di sekolah serta memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin meningkat.
Jenis bangunan rumah Tn S adalah semi permanen dengan luas bangunan 3 m x 4 m. Lantai rumah terbuat dari semen,
status pemilikan rumah kontrakan, atap rumah seng, dapur nampak kotor, ventilasi rumah tidak ada, penerangan rumah menggunakan
listrik.
Keadaan lingkungan rumah kurang memenuhi syarat dimana halaman nampak kotor, selokan nampak kotor, dan SPAL
terbuka.klien menampung sampahnya di kantong plastik dan kemudian di buang di tanah kosong disamping rumah dan jika sudah
bertumpuk kemudian dibakar.
Pengkajian fisik pada anggota keluarga yang bermasalah yaitu An.Z dengan Infeksi Saluran Pernafasan Atas dengan TTV :
TD : 90/60 mmHg, N : 100 x/I, S : 38,5C, Ibu klien mengatakan anaknya demam, batuk-batuk, ingusan, dan suka menangis.
Rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya pengetahuan sehingga keluarga tidak mampu mengenal masalah kesehatan yang
terjadi sehingga tidak mampu mencegah dan mengatasi masalah yang ada.
Adapun diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, serta evaluasi yang dilakukan yaitu :
1. Hipertimia b/d ketidak mampuan mengenal masalah penyakit ISPA.
Intervensi :

ng ISPA
ng tua klien untuk memberikan kompres air hangat..
c. Anjurkan minum air hangat bila ada sekret.
d. Ajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
e. Anjurkan untuk istirahat yang cukup.
Implementasi yang dilakukan :
a) Memberi penjelasan kepada keluarga tentang penyakit ISPA
b) Menganjurkan ibu klien untuk memberi minum air hangat bila masih ada sekret.
c) Mengajarkan posisi yang nyaman (semi fowler) apabila timbul sesak.
d) Menganjurkan untuk beristirat yang cukup.
Evaluasi :

a.
b.
c.
d.
a)
b)
c)

Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang manfaat memberikan kompres air hangat.
Resiko terjadinya penyakit menular (DHF, Diare, Thypoid pada keluarga TnS b/d ketidakmampuan keluarga mengenal sanitasi
lingkungan syarat kesehatan.
Intervensi:
Beri penjelasan (HE) tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan tidak
memenuhi syarat kesehatan
Jelaskan kepada keluarga tentang penyakit yang ada hubungannya dengan lingkungan yang kurang bersih,terutama penyakit menular.
Motivasi dan anjurkan keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
Anjurkan dan motivasi untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.
Implementasi yang dilakukan :
Memberikan penjelasan tentang kesehatan lingkungan, syarat rumah sehat, dan penyakit yang ditimbulkan jika sanitasi lingkungan
tidak memenuhi syarat kesehatan.
Memotivasi keluarga untuk memelihara dan membersihkan rumah setiap hari.
Menganjurkan dan memotivasi keluarga untuk memelihara dan menciptakan lingkungan rumah yang sehat.

Evaluasi :
Setelah melakukan implementasi keluarga mengatakan sudah mengerti tentang sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan,
dan mengatakan akan membersihkan rumahnya setiap hari.

Anda mungkin juga menyukai