BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian ataupun praktikum memerlukan suatu keadaan steril yang
berperan sebagai syarat utama atas berhasil atau tidaknya suatu pekerjaan yang
sedang dilakukan di dalam laboratorium. Pengetahuan mengenai prinsip dasar
sterilisasi sangat diperlukan agar adanya kesesuaian hasil yang didapat saat
melakukan percobaan sehingga hasil tersebut dapat dipertanggung jawabkan
secara akurat (Afrianto, 2014).
Selama proses pembelajaran mikroorganisme, diperlukannya alat-alat yang
dapat menunjang proses pembelajaran. Penggunaan alat-alat tersebut bertujuan
agar didapatkannya kultur murni dari suatu mikroorganisme. Streril berarti pada
alat
maupun
bahan
yang
digunakan
tersebut
haruslah
terbebas
dari
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sterilisasi
Sterilisasi merupakan suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang
ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik
yang dapat berkembang biak atau dapat disebut juga sebagai proses pemusnahan
bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme (Afrianto, 2014).
Sterilisasi juga dapat diartikan sebagai proses atau kegiatan membebaskan
suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi secara umum
mengacu pada setiap proses yang efektif untuk membunuh atau menghilangkan
dari semua organisme hidup. Proses pensterilan memerlukan suatu alat, yaitu
autoklaf dengan peranan antara uap-air panas dan tekanan-tinggi. Sterilisasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain sterilisasi secara fisik, kimia, mekanik
serta secara gas mikroksidal. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan proses
pemanasan, penggunaan sinar bergelombang pendek seperti sinar-X, sinar-gama,
sinar ultra-violet, atau dengan penggunaan alat bejana atau ruang panas seperti
oven dan autoklaf. Sterilisasi secara kimia dilakukan dengan penggunaan
desifektans, larutan alkohol, larutan formalin, serta larutan AMC. Sterilisasi secara
mekanik dilakukan dengan penggunaan saringan atau filter. Sterilisasai secara gas
mikroksidal, umumnya digunakan pada sterilisasi instalasi mesin dan alat tangki,
sistem perpipaan dan filtrasi.
2.2. Autoklaf
Autoklaf merupakan alat untuk mensterilkan berbagai macam peralatan
laboratorium dengan menggunakan tekanan 15 psi dan suhu 1210C selamat 15
menit. Suhu dan tekanan tinggi tersebut mampu memberikan kekuatan yang lebih
besar untuk membunuh mikroorganisme dibanding dengan menggunakan udara
panas. Alasan digunakan suhu 1210C adalah karena air mendidih pada suhu
tersebut ketikan digunakannya tekanan sebesar 15 psi. Tekanan sebesar 0 psi pada
ketinggian di permukaan laut atau sea level, air akan mendidih pada suhu 100 0C,
sedangkan untuk autoklaf yang diletakkan di ketinggian sama, menggunakan
tekanan 15 psi maka air akan mendidih pada suhu 121 0C. Hal ini hanya berlaku
untuk penggukuran secara sea level, jika autoklaf di laboratorium terletak pada
adalah
Bacillus
Stearothermophillus
yang
secara
komersial
BAB 3
METODELOGI PRAKTIKUM
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Alat alat yang digunakan antara lain :
N
O
NAMA ALAT
FUNGSI
1.
Autoklaf
2.
Batang Pengaduk
Beaker Glass
3.
4.
Bunsen
5.
Petridish
6.
Erlenmeyer
7.
8.
Kapas
Pipet Mikro
9.
Plastik HDPE
10.
Tabung Reaksi
GAMBAR
4.2.
Pembahasan
Sterilisasi berperan penting dalam menjaga tingkat kesterilan suatu alat.
Sifat yang dimiliki oleh mikroorganisme khususnya bakteri yang termofilik,
menjadikan proses sterilisasi harus dilakukan dengan tekanan serta adanya titik
didih yang cukup tinggi. Peralatan yang akan diterilisasikan didalam autoklaf,
sebelumnya dibungkus terlebih dahulu menggunakan ketas dan plastik HDPE atau
High Dencity Poli Etilen. Pembungkusan ini bertujuan agar peralatan yang
disterilisasikan tidak menjadi basah, mengingat bahwa kondisi dimana didalam
autoklaf terdapat air sebagai media pemanasan dengan tekanan tinggi agar
terbentuknya uap panas. Air suling pada tabung reaksi yang di sterilisasikan dapat
digunakan pada proses pengenceran. Pembungkusan dengan menggunakan kertas
karena kertas termasuk bahan yang mudah menyerap air dan harganya juga
ekonomis. Penggunaan plastik HDPE sebagai pembungkus kedua agar kertas
yang digunakan sebelumnya tidak menjadi basah, dan ketika telah selesai di
sterilisasi tangan tidak secara langsung menyentuh permukaan peralatan tersebut.
Hal ini dikarenakan di permukaan tangan terdapat mikroorganisme yang dapat
menyebabkan tidak sterilnya lagi peralatan jika bersentuhan langsung dengan
peralatan. Penggunaan kertas dan plastik dapat dikatakan sebagai salah satu cara
agar
meminimalisirnya
peralatan
terkontaminasi
oleh
mikroorganisme
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapat pada praktikum kali ini, antara lain :
1. Penggunaan suhu 1210C itu adanya tekanan 1 atm yang berdasarkan pada
ketinggian permukaan laut.
2. Keunggulan plastik HDPE antara lain ketebalan plastik HDPE lebih tebal
daripada plastik LDPE, harganya terjangkau dan plastik tidak mudah sobek
ataupun mengkerut
3. Air suling yang terdapat didalam tabung reaksi setelah disterilkan dapat
digunakan pada proses pengenceran
4. Pada suhu 1210C bakteri yang bersifat termofilik akan mati
5. Peralatan yang steril dapat mengakuratkan hasil data pengamatan yang
dilakukan
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto, Eddy. 2014. Pengawasan Mutu Bahan/Produk Pangan Jilid II.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional. ISBN 978-602-8320-92-4 : 275-298
Badan POM RI. 2014. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat Yang Baik 2012 Jilid 2. Katalog Dalam Terbitan Badan
Pengawasan Obat dan Makanan RI. ISBN 978-979-3707-79-2 (Jilid II) :
662-679
Johansyah, Afrazak. 2014. Pengaruh Plastik Pengemas Low Density Polyethylene
(LDPE), High Density Polyethylene (HDPE) Dan Polipropilen (PP)
Terhadap Penundaan Kematangan Buah Tomat (Lycopersicon
esculentum.Mill). Buletin Anatomi dan Fisiologi. Volume XXII, Nomor 1 :
46-57
Purwanti, Ani. 2014. Pengambilan Lipid Dari Mikroalgabasah Dengan cara
Ekstraksi Dalam Autoklaf. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains &
Teknologi (SNAST) 2014. ISSN: 1979-911X : 231-238
Qushai. 2013. Perbandingan Efektivitas Bakteriologi Sterilisasi Menggunakan
Alkohol 70% Dan Autoklaf Terhadap Kecepatan Pertumbuhan Bakteri.
Jurnal Sain Vet. Vol. 25 No.I : 17-24