Anda di halaman 1dari 27

Katalog BPS : 1101002.

5309010

SEMINARI SANDOMINGGO HOKENG

ISSN.
No Publikasi.
Katalog BPS.
Ukuran Buku.
Jumlah Halaman.

:
:
:
:
:

5309010.1422
1101002.5309010
17,6 x 25 Cm
iv + 20

Naskah
:
Koordinator Statistik Kecamatan Wulanggitang.
Gambar Kulit
:
Koordinator Statistik Kecamatan Wulanggitang.
Diterbitkan Oleh
:
Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014


i

KATA SAMBUTAN

Publikasi Statistik Daerah Kecamatan Wulanggitang 2014 diterbitkan untuk melengkapi Publikasi
Kecamatan Dalam Angka yang sudah rutin diterbitkan tiap tahun. Publikasi ini berbeda dengan Publikasi
Kecamatan Dalam Angka (KDA) yang menitikberatkan pada tabel dan grafik. Publikasi Statistik Kecamatan
Wulanggitang banyak menampilkan ulasan dan analisa dari data yang ada serta situasi tentang wilayah.
Indikator/Informasi yang disajikan dalam Statistik Daerah Kecamatan Wulanggitang 2014 ini
adalah indikator/informasi yang terpilih dari berbagai sektor yang berkaitan dengan pembangunan di
berbagai sektor di Kecamatan Wulanggitang yang diharapkan dapat menjadi bahan rujukan/kajian dalam
perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.
Kritik dan saran yang konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan penerbitan
mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data statistik, baik oleh
instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademis maupun masyarakat luas.

Larantuka, September 2014


Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Flores Timur,

Ir. Yosep Laga Buran

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014


ii

KATA PENGANTAR

Buku Statistik Kecamatan Wulanggitang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Flores
Timur merupakan publikasi publikasi tahunan. Statistik Daerah Kecamatan Wulang Gitang 2014 adalah edisi ketiga
yang nantinya akan diterbitkan secara tahunan. Buku ini diharapkan akan menjadi ikon BPS yang bisa dibanggakan
pada level Kecamatan.
Publikasi Statistik Kecamatan diterbitkan untuk melengkapi Kecamatan Dalam Angka yang sudah rutin
diterbitkan tiap tahun. Berbeda dengan Publikasi Kecamatan dalam angka ( KDA ) yang menitikberatkan pada tabel
dan grafik, Publikasi Statistik Daerah Kecamatan Wulanggitang banyak menampilkan ulasan dan analisa mengenai
situasi wilayah. Materi yang disajikan pada Statistik Kecamatan Daerah Wulanggitang berisi berbagai
informasi/indikator yang terkait dengan hasil pembangunan dari berbagai sektor dan diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan kajian, perencanaan, dan evaluasi berbagai macam program yang telah dijalankan
Apabila statistik kecamatan bisa menggambarkan kondisi yang realistis dengan menyajikan fakta yang
akurat, benar dan lengkap baik tentang kondisi sosial dan ekonomi maka secara analog BPS dapat menyajikan
publikasi yang sama untuk tingkat yang lebih luas (kabupaten/kota) yang pada akhirnya sajian pada tingkat nasional
dapat lebih berkualitas.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu, khususnya Kepala BPS, yang telah mendorong kami untuk membuat publikasi ini, sehingga penerbitan
publikasi ini dapat terlaksana. Kritik dan saran sangat kami hargai guna penyempurnaan publikasi di masa mendatang.

Boru, September 2014


KSK Wulanggitang,

Sanusi Siru Abdurachman

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014


iii

Seminari Hokeng

DAFTAR ISI

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Halaman Katalog i
Sambutan ii
Kata Pengantar iii
Daftar Isi iv
Selayang Pandang 1
Geografi dan Iklim 2
Pemerintahan 4
Penduduk 5
Pendidikan 8
Kesehatan 10
Kemiskinan 13
Sarana Sosial 14
Peternakan 16
Industri Pengolahan 17
Perdagangan 18
Hotel dan Rumah Makan 19
Perbandingan antar kecamatan 20

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014


iv

SELAYANG PANDANG
Kecamatan Wulanggitang merupakan
daerah yang sebagian besarnya adalah
daerah pertanian

Wulanggitang adalah salah satu kecamatan


yang merupakan bagian dari Kabupaten Flores
Timur. Sebagai kecamatan yang terletak di
perbatasan Kabupaten Flores Timur dan
Kabupaten Sikka, Wulanggitang merupakan
daerah transit/persinggahan bus dan angkutan
darat lainnya dari Kabupaten Flores Timur
maupun dari kabupaten lainnya di barat Flores
yang menempuh perjalanan dengan tujuan akhir
kabupaten paling timur Flores ini.
Wulanggitang adalah sebuah kecamatan
dengan tanah yang relatif subur dan suhu udara
yang cukup dingin yang cukup ideal untuk
tanaman hortikultura dan perkebunan sehingga
tidak mengherankan jika daerah ini terkenal
dengan Kopi Hokeng dan berbagai buahbuahannya. Pada musim tertentu di ruas jalan
antara Desa Boru dan Klatanlo akan berjejeran
penduduk yang menjajakan sayur dan buah hasil
kebunnya. Selain itu, keberadaan sebuah
Seminari Menengah yang sudah terkenal dengan
prestasi pendidikannya menjadi daya tarik
tersendiri bagi kecamatan ini.
Daya tarik lain kecamatan ini adalah
Danau Tse yang terletak di Desa Boru dan pantai
berpasir putih di Desa Pantai Oa
serta
penduduknya
yang
ramah
membuat
Wulanggitang dikenal sampai ke kabupaten lain di
daratan Flores.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

GEOGRAFI DAN IKLIM


Luas Kecamatan Wulanggitang
mencapai 255,96 Km2

Presentase Luas Wilayah Kecamatan


Wulanggitang Menurut Desa, 2013

38.88, 13%

45.62, 15%

13.33, 4%
36.99, 12%

12.57, 4%

40.4, 13%
1.76, 1%
60.37, 19%

22.64, 7%

4.2,
1%

13.2, 4%

Sebagai bagian dari suatu kabupaten,


secara geografis Kecamatan Wulanggitang
mempunyai batas wilayah administrasi sebagai
berikut : Sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Ilebura, sebelah barat dengan
Kabupaten Sikka, sebelah selatan dengan Laut
Sawu dan sebelah utaranya berbatasan dengan
Kecamatan Titehena.
Dari total luas wilayah administrasi sebesar
255,96 Km2 tersebut, Desa Hewa menempati
posisi teratas dalam urutan luas desa, yakni 60,37
Km2 atau sekitar 19%
dari luas wilayah
Kecamatan Wulanggitang. Desa dengan luas
wilayah terkecil adalah Pantai Oa, yakni hanya
1,76 Km2 atau sekitar 0,69% dari luas Kecamatan
Wulanggitang.

20.4, 7%

O.Detu

Hw

P.Oa

Wula

Nwkt

Boru

Hk jy

Pllr

N.Nhig

Kltn

B.Kdg

Boru sebagai Ibukota Kecamatan yang


sekaligus menjadi tempat persinggahan angkutan
darat antar kota mempunyai wilayah dengan luas
45,62 Km2 atau sekitar 15% dari total luas
kecamatan sekaligus menempati urutan kedua
terluas. Suhu udara rata-rata di Kecamatan
Wulanggitang berkisar antara 19,6 0C sampai 21,4
0C. Desa-desa yang terletak di pesisir pantai
mempunyai suhu udara rata-rata relatif tinggi.
Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara
21,80C hingga 23,20C.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

GEOGRAFI DAN IKLIM


Sebagaian besar wilayah Kecamatan
Wulanggitang terasa agak panas pada
musim penghujan

Hari Hujan dan Curah Hujan, 2013


N0

BULAN

(1)

(2)

CURAH
HUJAN (mm)
(3)

HARI HUJAN
(4)

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember

393,0
209,0
457,5
179,3
157,4
23,8
14,7
9,7
19,3
49,8
69,8

24
21
39
16
14
7
4
3
5
8
9

12

Desember

143,7

12

Sumber : BMKG Larantuka

Iklim di Kecamatan Wulanggitang secara


umum tidak jauh berbeda dengan kecamatan lain
di Kabupaten Flores Timur yang hanya mengenal
musim hujan dan kemarau, namun yang sedikit
berbeda adalah kecamatan ini memiliki curah
hujan yang tinggi.
Curah hujan selama tahun 2013 tercatat
1.727 mm dengan jumlah hari hujan sebanyak
162 Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan
Maret 2013, yakni tercatat 457,5 mm, demikian
halnya jumlah hari hujan paling tinggi terjadi pada
bulan Maret, yakni sebanyak 39 hari. Pada tahun
2013 tercatat 2 bulan yang hari hujannya paling
rendah, yaitu bulan Juli dan Agustus.
Karena sebagian besar wilayah Kecamatan
Wulanggitang adalah dataran rendah dan dilalui
Kali Wair Puor yang cukup besar, maka daerah ini
setiap tahunnya tidak mengalami kekurangan air
bersih dan untuk kepentingan pengairan sawah
yang diusahakan oleh masyarakat kecamatan
Wulanggitang dan sekitarnya. Setiap tahunnya
desa-desa di pesisir pantai selatan selalu
disibukkan dengan gelombang air laut yang besar
dan penguapan air laut serta angin kencang yang
menimbulkan kerusakan dan menumbangkan
pohon-pohon yang berukuran cukup besar
sehingga menghalangi jalan lintas Flores.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

PEMERINTAHAN
Kecamatan Wulanggitang terdiri dari 11
desa, 36 dusun, dan 169 RT
.

Jumlah Dusun, RT, dan Penduduk, 2013


No
(1)

Desa

Dusun

(2)

RT

Penduduk
(5)

(3)

(4)

1
2
3
4
5
6
7
8

Ojan Detun
Hewa
Panta Oa
Waiula
Nawakote
Boru Kedang
B o r u
Hokeng Jaya

3
2
3
3
3
4
6
3

12
16
9
19
21
16
32
14

581
1.279
501
1.493
1.200
1.049
2.796
1.257

Pululera

12

1.234

Nileknohing
3
Klatanlo
2
J U M L A H
35
Sumber : Pemerintahan Kecamatan

6
12
169

508
1.059
12.957

10
11

Jumlah PNS di Kecamatan Wulanggitang, 2013


40

18
16
14
12
10
8
6
4
2
0

37

laki-laki

2
6
1

perempuan

PEMERINTAHAN .

gol I

GOL II

gol III

Gol IV

Wulanggitang yang terdiri dari 35 Dusun


dan 169 RT berpenduduk 12.957 jiwa. Desa Boru
memiliki jumlah Dusun, RT, dan penduduk
terbanyak, yakni 6 Dusun, 32 RT dan
berpenduduk 2.796 jiwa.
Desa Boru yang merupakan ibukota
kecamatan, memiliki sarana dan prasarana
pendidikan dan perkantoran yang cukup lengkap
sehingga menjadi faktor penarik bagi para
pendatang.
Jumlah Pegawai Negeri Sipil di kecamatan
ini pada tahun 2013 mengalami kenaikan 1,69 %
dari tahun 2012. PNS di Kecamatan Wulanggitang
mencapai 6 orang yang terdiri dari 58 orang
pegawai laki-laki dan 41 orang pegawai
perempuan. Jelas, masih terjadi ketimpangan
gender. PNS masih didominasi oleh pegawai lakilaki
walaupun
proporsinya
sudah
mulai
berimbang.
Jika dirinci menurut golongan terlihat
bahwa golongan II dan golongan III mendominasi.
Golongan I hanya 1 orang pegawai, golongan II
sebanyak 43 orang, dan golongan III sebanyak 52
orang pegawai. Golongan IV berjumlah 2 orang.
Apabila ditinjau dari kualitas, PNS di Kecamatan
Wulanggitang sudah cukup baik. Hal ini terlihat
dari ijazah tertinggi yang dimiliki sebagaian besar
dari mereka adalah Diploma ke atas dengan
komposisi
12,2% adalah Diploma, 47,0%
Sarjana (S1), sementara pegawai dengan ijazah
SLTA ke bawah hanya 40,8%.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

PENDUDUK
Berdasarkan Sensus Penduduk, jumlah
penduduk Kecamatan Wulanggitang
mengalami kenaikan dalam periode
2000-2010

Piramida Penduduk Kec. Wulanggitang (%)


2013
75+
70-74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14
5-9
0-4
20.00

10.00

Laki-laki

.00

10.00

20.00

Perempuan

Indikator Kependudukan Kec. Wulanggitang


2013
Uraian

2012

Jumlah Penduduk

12.964
19,51

13.048
19,56

51,35

50,97

Sex Ratio (L/P) (%)

98,23

99.14

Jumlah Rumah Tangga

3120

3241

Pertumbuhan penduduk (%)


Kepadatan Penduduk
(jiwa/km)

Rata-rata ART (jiwa/ruta)

2013

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur


0-14 thn

4.518

15-29 thn

3.130

30-49 thn

3.219

50-69 thn

1.924

Dari piramide di samping, nampak bahwa


Kecamatan
Wulanggitang
didominasi
oleh
penduduk muda. Hal menarik yang dapat diamati
pada piramida ini adalah adanya perubahan arah
perkembangan penduduk perempuan usia 0-4
tahun yang jumlahnya lebih kecil dari pada
kelompok 5-9 tahun. Hal ini mungkin disebabkan
oleh jumlah kelahiran anak perempuan lebih
sedikit dibanding lima tahun sebelumnya.
Fenomena penyempitan piramide juga nampak
pada kelompok umur 10-14 tahun dan agak sulit
dinjelaskan alasannya. Bentuk yang ideal adalah
menyempitnya piramide pada kelompok umur
muda sebagaimana yang terjadi di Negara maju.
Hal ini seharusnya menjadi perhatian Pemerintah
dalam mengambil langka-langkah kebijakan di
bidang kependudukan ke depan.
Jumlah
penduduk
Wulanggitang
berdasarkan hasil Registrasi Penduduk tahun
2013 mencapai 13.048 jiwa dengan jumlah rumah
tangga sebanyak 3.241 sehingga diperoleh angka
rata-rata anggota rumah tangga sebanyak 4.
Sementara itu kepadatan penduduk baru
mencapai 50,97 jiwa/Km2.
Secara umum jumlah penduduk perempuan
lebih besar dari pada jumlah penduduk laki-laki.
Hal ini ditunjukkan oleh Sex Ratio yang nilainya di
bawah 100. Pada tahun 2013 Sex Ratio sebesar
99,2. Angka ini berarti bahwa setiap 100
penduduk perempuan terdapat 90 penduduk lakilaki.

> 70 thn
196
Sensus Penduduk dan Registrasi, 2012-2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

PENDUDUK
Desa Boru memiliki penduduk
terbanyak, yakni sebanyak 2.796 jiwa
atau sekitar 21,43% dari total penduduk
Kecamatan Wulanggitang

Jumlah Penduduk Menurut Desa Hasil Registrasi


2013
Desa
2012
2013
Ojan Detun
581
667
Hewa
1 275
1 279
Pantai Oa
498
501
Waiula
1 345
1 493
Nawakote
1 197
1 200
Boru Kedang
1 018
1 049
Boru
2 766
2 796
Hokeng Jaya
1 232
1 257
Pululera
1 221
1 234
Nileknohing
501
508
Klatonlo
1 023
1 059
Jumlah

12 964

13 048

Sumber : Kecamatan Wulanggitang Dalam Angka 2013

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin


1600
1200

638

1000

766
743
639 579
609
524
507

800
600
400

1420

1376

1400

227237

229

750
640 621
630635
542481
390
279
264

200

0
Laki-Laki

Perempuan

O.Detu

Hw

P.Oa

Wula

Nwkt

Boru

Hk jy

Pllr

N.Nhig

Kltn

B.Kdg

PENDUDUK
Penduduk itu dinamis. Komponen seperti
kelahiran, kematian, dan mobilitas dapat terjadi
setiap saat, namun tidak semuanya terjaring
dalam Sensus Penduduk. Untuk memenuhi
kebutuhan data penduduk di luar kegiatan Sensus
Penduduk, maka dilakukan pengumpulan data
melalui Registrasi Penduduk yang dilakukan
dengan cara kompilasi produk administrasi.
Pelaporan
dengan
sistem
pasif
ini
menimbulkan beberapa permasalahan, terutama
ketidaklengkapan data, misalnya bayi yang
dilahirkan beberapa menit kemudian meninggal
dunia seharusnya tercatat sebagai peristiwa
kelahiran yang diikuti peristiwa kematian. Namun
dalam banyak kasus, hal ini terlewatkan.
Berdasarkan Registrasi Penduduk tahun
2013, penduduk Wulanggitang yang tersebar di
11 desa, tercatat sebanyak 13.048 jiwa dengan
penduduk
laki-laki
sebanyak
6.596
dan
perempuan sebanyak 6.552 jiwa. Jika dilihat
menurut desa, tercatat Desa Boru memiliki jumlah
penduduk tertinggi dibanding desa lain, yaitu
sebanyak 2.796 jiwa (21,43%), dengan penduduk
laki-laki sebanyak 1.376 jiwa dan perempuan
sebanyak 1.420 jiwa. Kepadatan penduduknya
masih relatif renggang, yakni baru mencapai
61,29 jiwa/Km2. Kondisi Desa Boru yang
merupakan Ibukota Kecamatan Wulanggitang dan
merupakan desa yang sangat strategis bagi
pelaku ekonomi menyebabkan partambahan
penduduknya lebih cepat dari pada desa lainnya.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

PENDUDUK
Sebagian besar penduduk Kecamatan
Wulanggitang beragama Katolik

Presentase Penduduk
Kecamatan Wulanggitang Menurut Agama
2013

0.02

Hindu
Protestan

0.27

Islam

1.8

Katolik

97
0

Hindhu

50

Protestan

Distribusi
penduduk
kecamatan
Wulanggitang berdasarkan agama yang dianut
menunjukkan
bahwa
pada tahun 2013
penduduk yang memeluk agama Khatolik
merupakan mayoritas dengan jumlah 12 774 jiwa
atau 97,0% dari total penduduk Kecamatan
Wulanggitang. Disusul pemeluk agama Islam
sebanyak 235 jiwa atau 1,8 %, pemeluk agama
Kristen Protestan sebanyak 36 jiwa atau 0,27 %,
dan pemeluk agama Hindu sebanyak 3 jiwa atau
0,02%. Keragaman dalam kehidupan beragama di
Kecamatan wulanggitang dapat dikatakan baik
atau dengan kata lain kerukunan antar umat
beragama dan toleransinya terjaga dengan sangat
baik.

100

Islam

Katolik

Sumber : Kecamatan Wulanggitang Dalam Angka 2013

Penduduk
Kecamatan
Wulanggitang
mempunyai rasa toleransi yang tinggi terhadap
sesama pemeluk agama. Hal ini tentu tidak
mengherankan karena penduduk di kecamatan ini
sudah terbiasa hidup membaur sejak lama
dengan pemeluk agama yang berbeda bahkan
dari kecamatan atau kabupaten lain. Bahkan
dalam kegiatan keagamaan tertentu, keterlibatan
pemeluk agama yang lain sangat nyata terlihat,
sehingga dapat dimaklumi jika sampai sejauh ini
tidak pernah terjadi gesekan antar umat
beragama.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

Siswa SMP dan SMA di Kecamatan


Wulanggitang meningkat tajam dalam 2
tahun terakhir

Rata-rata jumlah murid SD per sekolah di


Kecamatan Wulanggitang adalah 129,0 siswa,
dengan rata-rata guru 10 orang. Untuk SMP, ratarata jumlah siswa per sekolah sebanyak 615 dan
rata-rata guru 20 orang, sedangkan untuk tingkat
SLTA rata-rata murid per sekolah sebanyak 206
siswa dan rata-rata guru sebanyak 24 orang.
Pada tahun 2013 angka partisipasi murni tingkat
pendidikan SD adalah 65,29%, yang berarti
bahwa jumlah penduduk yang sedang bersekolah
di SD yang dibandingkan dengan penduduk usia
7-13 tahun mencapai 65,29%.

Perkembangan Jumlah Sekolah Menurut


Jenjang Pendidikan 2011-2013

Rasio Murid - Sekolah Menurut


Jenjang Pendidikan 2011-2013

Jenis Sekolah

TAHUN

PENDIDIKAN

2011

TKK
38,60

SD
138,40

SMP
SMA
368,70 179,50

SMK
164,00

2012

31,89

142,53

615,00 440,00

164,00

2013

31,44

129,00

615,00 205,66

171,00

Rasio murid terhadap sekolah adalah


perbandingan antara jumlah murid terhadap
jumlah sekolah di suatu wilayah. Rasio murid dan
sekolah
pada tahun 2011-2013 untuk TKK
trendnya menurun, yaitu dari 38,60 % pada tahun
2011 menjadi 31,44 % pada tahun 2013, namun
sempat naik pada tahun 2011. Hal ini disebabkan
adanya penambahan sarana dan prasarana
pendidikan dan bertambahnya murid, sedangkan
untuk SD trendnya menurun, yakni 138,40 % pada
tahun 2011 dan menurun lagi menjadi 129,00 %
pada tahun 2013 dan naik lagi menjadi 142,53 %
pada tahun 2012. Untuk tingkat SLTP meningkat
dari 368,70 pada tahun 2011 menjadi 615,00 %
pada tahun 2013 Untuk SMA meningkat dari
178,50 % menjadi 440,00 pada tahun 2012, dan
menurun pada tahun 2013. Hal ini terjadi karena
kurangnya ruangan belajar pada tahun 2012.

Sumber : Wulanggitang Dalam Angka 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

PENDIDIKAN
Jumlah murid dan guru di Kecamatan
Wulanggitang terus mengalami
peningkatan

Rasio Murid dan Guru, 2010-2013

SMP
SMP
35
30
25
20
15
10
5
0

TKK

SMA

SD

SD

TKK

SD

TKK

SMA

SMP

SMK

SMK

2013

SMA
2012

SMK

Berbeda dengan pola perkembangan jumlah


guru, perkembangan jumlah murid dari tahun 20112013 berfluktuasi.

2011

2011

TKK
13.3

SD
14.4

SMP
12.74

SMA
10.39

SMK
4.55

2012

14.4

11.3

30.2

11.2

7.4

2013

11.3

13.69

30.24

11.8

8.6

Jumlah Murid dan Guru, 2013


Tahun

TKK

SD

SLTP

Murid

Guru

Murid

Guru

2011

617

52

2.214

2012

574

50

2013

566

50

Salah satu faktor dalam upaya peningkatan


kualitas pendidikan adalah tersedianya guru dalam
jumlah yang cukup dan berkualitas. Kecamatan
Wulanggitang secara umum perkembangan jumlah
guru terus mengalami peningkatan. Untuk guru SD
selama periode 2011-2013 jumlahnya menunjukkan
trend yang terus meningkat. Untuk Guru SMP terlihat
juga meningkat dan SMA mengalami kenaikan
sedangkan SMK mengalami peningkatan pada tahun
2013

SLTA

Murid

Guru

Murid

Guru

137

1 068

42

518

18

2.138

142

1 106

53

595

23

1.845

148

1 845

61

617

28

Sumber : Kecamatan Wulanggitang Dalam Angka

Rasio murid terhadap guru adalah rata-rata


jumlah murid yang dibimbing seorang. Semakin kecil
angka rasio murid terhadap guru tentunya semakin
baik kualitas pendidikan yang diperoleh siswa
bimbingannya. Rasio murid-guru yang paling kecil
adalah pada SMK, yakni hanya sebesar 8,6 disusul
TKK (11,3). Rasio terbesar adalah pada SLTP, yakni
30,2 sedangkan SMA dan SD menempati terbesar
kedua (13,69).
Jumlah murid dari TKK sampai SMA terus
meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan yang
cukup signifikan terjadi pada jenjang SLTP dan SMA.
Sedangkan untuk SMK walaupun terjadi pengingkatan,
namun jumlahnya tidak signifikan. Jumlah tenaga
pengajar tidak menunjukkan pengingkatan yang
berarti, bahkan pada jenjang TK, SLTP dan SMK
mengalami penurunan walaupun tidak signifikan.
Kiranya kondisi ini menjadi perhatian bagi seluruh
stakeholder terkait.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

KESEHATAN
Jumlah fasilitas kesehatan di Kecamatan
Wulanggitang tidak mengalami perubahan
dalam 3 tahun terakhir, kecuali Posyandu

Fasilitas Kesehatan Menurut Jenis, 2010-2012

Puskesmas adalah fasilitas kesehatan


dengan pengunjung tertinggi, yaitu mencapai
63,34%. Fasilitas ini paling banyak dipilih karena
mudah dijangkau dan relatif murah. Presentase
penduduk berobat jalan yang ditangani oleh
Dokter Praktek sebanyak 16,87% dan yang
berobat ke Pustu 19,24%.

50
40
30

Puskesa
s
2011
1

Pustu

B.P

Polinde
s
8

Posyan
du
28

2012

31

2013

45

2012

2011

10

2011

2013

20

2012

2013

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Rasio Fasilitas Kesehatan Terhadap Penduduk


2010-2012
Fasilitas
Kesehatan

Rasio Fasilitas Kesehatan


2011

2012

2013

Puskesmas
Pustu

13.208,00
6.604,00

13.233,00
6.616,50

13 309,00
6 654,50

B.P
Polindes
Posyandu

13,208,00
1 651,00
426,100

13.233,00
1.654,13
294,10

13 309,00
1 478,80
458,93

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Sementara itu untuk penolong kelahiran di


tahun 2013, Puskesmas adalah yang tertinggi,
yakni 65,42% dan di Polindes mencapai 19,17%.
Bidan hanya mencapai 15,41%. Hal ini
menunjukkan
bahwa
tingkat
pengetahuan
penduduk di bidang kesehatan cukup tinggi yang
ditandai
dengan
pemahaman
pentingnya
keselamatan ibu dan bayi yang dilahirkan.
Presentase kelahiran yang ditolong dokter
mencapai 8,82%, sedangkan penolong kelahiran
oleh dukun di kecamatan Wulanggitang sudah
mulai menurun, yakni sebesar 1,76%. Pemerintah
sudah mengupayakan para ibu hamil dapat
melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan
yang didistribusikan di setiap desa agar persalinan
balita yang ditolong oleh dukun tradisional terus
menurun.
Gambaran jumlah sarana kesehatan di
kecamatan Wulanggitang
pada tahun 2013
adalah sebagai berikut : 1 Puskesmas, 2 Pustu,
dan 1 Balai Pengobatan, sementara praktek
dokter baru mencapai 2. Hal ini menunjukkan
bahwa akses ke fasilitas kesehatan di Kecamatan
Wulanggitang sudah cukup baik.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

10

KESEHATAN
Jumlah tenaga kesehatan di Kecamatan
Wulanggitang mengalami peningkatan

Jumlah Tenaga Kesehatan, 2010-2012


20

18 18

18

16

15

16
13 13

14

13

12

10

Hal lain yang juga sangat penting adalah


ketersediaan
tenaga
kesehatan.
Tenaga
kesehatan
yang
tercatat
di
Kecamatan
Wulanggitang adalah Dokter, Bidan, dan Perawat.
Tenaga Kesehatan yang tercatat pada tahun
2013 berjumlah 51 orang.

10
8
6
4

2
0

Dokter

Perawat

Bidan

Non Prmedis

2011

16

13

2012

18

13

10

2013

18

15

13

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Rasio Tenaga Kesehatan Terhadap Penduduk


Menurut Jenis, 2010-2012
Rasio Fasilitas Kesehatan
Jenis
(1)

2011

2012

2013

(2)

(3)

(4)

Dokter

4 411,00

4 436,33

4 436,33

Perawat

1 017,92

1 073,80

1 015,13

827,06

665,45

662,15

Bidan

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Tenaga kesehatan setiap tahun bertambah


sejalan dengan bertambahnya fasilitas kesehatan.
Hal ini diupayakan Pemerintah agar mudah
dijangkau oleh masyarakat. Jika dilihat dari grafik
yang ada di samping, nampak bahwa jumlah
tenaga kesehatan dari tahun 2011-2013
meningkat dari 28 orang menjadi 51 orang atau
naik hampir 2 kali lipat. Hal ini tentu berpengaruh
positip dalam pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di Kecamatan Wulanggitang.
Rasio penduduk terhadap tenaga kesehatan
penduduk, adalah rata-rata penduduk yang
dilayani masing-masing tenaga kesehatan. Rasio
tenaga kesehatan dalam kurun waktu 2011-2013
menunjukkan penurunan, yaitu dari 4.411,00
menjadi 4.221,12 untuk tenaga dokter. Untuk
bidan dan perawat, dalam kurun waktu 2011-2013
masing-masingnya juga mengalami penurunan,
yaitu dari 1 017,92 menjadi 1.015,13 dan 827,06
turun menjadi 662,15. Hal ini mengindikasikan
bahwa beban pelayanan seorang tenaga
kesehatan semakin kecil yang berimplikasi pada
semakin baiknya kualitas pelayanan dan pada
akhirnya bisa menjawab harapan akan kualitas
kesehatan masyarakat yang semakin baik.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

11

KESEHATAN
Jumlah akseptor KB di Kecamatan
Wulanggitang meningkat

Presentase Peserta KB Aktif Menurut Metode


Kontrasepsi 2011-2013
Metode Kontrasepsi

Tahun
IUD/KP/W

IMPLAN

SUNTIK

PIL

KONDOM

2011

5,00

11,13

68,00

15,15

0,70

2012

7,10

15,03

65,39

10,88

1,65

2013

7,34

18,35

64,56

9,93

2,04

Sumber : Wulanggitang Dalam Angka 2013

Salah
satu
indikator
keberhasilan
Pembangunan adalah keberhasilan program
Keluarga Berencana. Hal yang dapat dipantau
sebagai salah satu indikatornya adalah banyaknya
peserta KB aktif. Perkembangan peserta KB dari
periode 2011 sampai 2013 menunjukkan
peningkatan.

Berdasarkan metode kontrasepsi yang


digunakan, pada tahun 2011 tercatat akseptor
terbanyak menggunakan metode Suntikan, yakni
sebanyak 68,00% dan Mengalami Penurunan
pada tahun 2012 menjadi 65,39%. Sampai tahun
2013 akseptor yang menggunakan metode
Suntikan mencapai 64,56%.

Metode terbanyak berikutnya adalah


implan KB yang mana dari tahun 2011 sampai
tahun 2013 terus mengalami peningkatan, yakni
dari 11,13% pada tahun 2012, meningkat menjadi
15,03% pada tahun 2013 dan kemudian naik lagi
menjadi 18,35% pada tahun 2013
Penggunaan alat/metode kontrasepsi jenis
lain, seperti IUD/KP/W, Pil dan Kondom juga
mengalami peningkatan dengan laju pertumbuhan
yang berbeda. IUD/KP/W mengalami peningkatan
dari 5,00% pada tahun 2011 menjadi 7,10% pada
tahun 2012 dan terus meningkat menjadi 7,34%
pada tahun 2013. Metode implant meningkat dari
11,13% pada tahun 2011 menjadi 15,03% pada
tahun 2012 dan meningkat lagi menjadi 18,35%
pada tahun 2013. Penggunaan Kondom juga
mengalami peningkatan walaupun dengan
peningkatan yang tidak signifikan. Meningkatnya
penggunaan alat kontrasepsi Iud dan Implan
mungkin diakibatkan karena penggunaannya yang
sangat praktis dan serta hasil yang efektif. Laju
pertambahan penggunaan alat kontrasepsi per
jenis di Kecamatan Wulanggitang tidak seragam,
hanya Suntikan dan Pil yang meningkat secara
signifikan. Hal ini mungkin karena alat kontrasepsi
ini selain agak membutuhkan waktu dan biaya
juga kurang diminati oleh akseptor baru. Bahkan
banyak akseptor lama yang mengganti metode
kontrasepsi ke Suntikan dan Implan.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

12

KEMISKINAN
Selama periode 2008-2011 jumlah RUmah
Tangga Miskin di Kecamatan
Wulanggitang mengalami peningkatan

Jumlah Rumah Tangga Miskin Menurut Desa

129

215

100

106

209
176

267

0 detun

Hewa

P Oa

W.Ula

Boru

Hk Jaya

Pllera

N.Nohng

Sumber : BPS Kab.Flores Timur

Kemiskinan
merupakan
salah
satu
persoalan mendasar yang menjadi perhatian
187 Pemerintah Kabupaten Flores Timur umumnya
83
dan
Kecamatan
Wulanggitang
khususnya.
203
Pengukuran kemiskinan yang dilakukan oleh BPS
menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach).
Berbagai
strategi
dalam
upaya
dan
143
penanggulangan dan pengentasan kemiskinan
terus dilakukan. Pada tahun 2005 Badan Pusat
Statistik untuk pertama kalinya melaksanakan
pendataan rumah tangga miskin yang dikenal
dengan kegiatan Pendataan Sosial Ekonomi tahun
Nwkote
B Kdng
2005
(PSE05)
yang
menghasilkan
data
kemiskinan mikro, yaitu Data Base Rumah
Kltnlo
Tangga Sasaran (RTS). Data hasil PSE05
tersebut kemudian dimutakhirkan pada tahun
2008 dan tahun 2011 dengan nama Pendataan
Program Perlindungan Sosial 2008 (PPLS 2008)
dan Pendataan Program Perlindungan Sosial
2011 (PPLS 2011).

Data hasil dua kegiatan di atas kemudian


digunakan sebagai database untuk berbagai
program pengentasan kemiskinan. Pada tahun
2008-2011 presentase rumah tangga miskin di
kecamatan Wulanggitang meningkat, yaitu dari
47,90% pada tahun 2008 menjadi 63,58% pada
tahun 2011 atau naik sekitar 15,68 persen dalam
3 tahun tersebut.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

13

SARANA SOSIAL
Mayoritas penduduk Kecamatan
Wulanggitang beragama Katolik

Jumlah Tempat Ibadah Menurut Agama


2013
Desa
Ojan Detun
Hewa
Pantai Oa
Waiula
Nawakote
Boru Kedang
B o r u
Hokeng Jaya
Pululera
Nileknooheng
Klatonlo

Rumah Ibadah
Gereja/Kapela
Mesjid/
Katolik
Mushola
1
1
1
1
1
1
1
1
3
1
1
1
-

Gereja
Protestan
1
-

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Sebagai bagian dari Kota Reinha yang


memiliki ciri multi etnis dan multi agama,
masyarakat Wulanggitangpun memiliki ciri yang
sama. Oleh karena itu sarana dan prasarana
peribadatan merupakan salah satu fasilitas yang
sangat penting keberadaannya. Di Kecamatan
Wulanggitang terdapat 16 tempat peribadatan,
yang terdiri dari 13 buah Gereja Katolik, 1 buah
Mesjid, dan 1 Gereja Protestan.
Dari tabel di samping nampak bahwa
masing-masing desa di Kecamatan Wulanggitang
memiliki minimal satu tempat peribadatan, bahkan
Desa Hokeng Jaya memiliki 3 tempat peribadatan
yang sekaligus menjadi desa dengan jumlah
tempat peribadatan terbanyak di Kecamatan
Wulanggitang. Semua sarana peribadatan yang
ada di kecamatan ini merupakan perwujudan dari
rasa kebersamaan, persaudaraan, dan gotong
royong serta rasa toleransi antar umat beragama
yang telah terpupuk lama.
Di Kecamatan Wulanggitang terdapat
sebuah
SMU
Seminari
yang
lulusannya
merupakan para calon Imam yang sudah terkenal
di wilayah NTT dan merupakan SMU Seminari
satu-satunya di Kabupaten Flores Timur.
Alumninya sudah banyak yang menjadi Biarawan,
dan juga selalu menjadi teladan bagi para
pemimpin agama di Kecamatan Wulanggitang.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

14

SARANA SOSIAL
Obyek wisata di Kecamatan Wulanggitang
terdiri dari pantai berpasir putih dan
pemandangan alam

Jumlah Fasilitas Rekreasi


Di Kecamatan Wulanggitang
2013
Jenis Obyek Wisata

Lokasi/ Desa

Danau Tse

Boru

Pantai Rako

Pantai Oa

Air terjun Wair Poar

Nawokote

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Fasilitas lain yang tidak kalah penting


adalah
fasilitas
rekreasi.
Di
Kecamatan
Wulanggitang terdapat 3 tempat rekreasi yang
didominasi oleh tempat rekreasi pantai yang
sangat menawan, yaitu Pantai Rako di Desa
Pantai Oa serta air terjun Wair Poar yang terdapat
di Desa Nawakote, dan Danau Tse terdapat di
Desa Boru.
Fasilitas rekreasi yang terdapat di tiga desa
ini merupakan aset yang sangat potensial untuk
dikembangkan sehingga perlu dipromisikan
kepada khalayak ramai untuk bisa mendongkrak
PAD Flores Timur. Sarana obyek wisata
merupakan salah satu program unggulan
Kabupaten
Flores
Timur
yang
perlu
dikembangkan sehingga obyek wisata ini
sekaligus dapat bermanfaat dan menjadi sumber
penghasilan tambahan bagi penduduk/masyarakat
sekitar lokasi obyek wisata tersebut.
Dengan dikembangkannya obyek wisata
tersebut, maka dapat membuka lapangan
pekerjaan bagi masyarakat/penduduk sekitar
obyek wisata. Kecamatan Wulanggitang juga
terkenal dengan wisata alam lain yang cukup
menawan, yakni sebuah danau yang cukup indah
yang dikelilingi dengan bukit-bukit (Danau Tse),
serta sebuah air terjun yang diberi nama Wair
Poar yang terletak di Desa Nawakote yang juga
merupakan obyek wisata yang potensial, namun
sayang, sampai saat in belum dikelola secara baik
oleh pemerintah maupun masyarakat setempat.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

15

PETERNAKAN
Jumlah petani peternak di Kecamatan
Wulanggitang semakin berkembang

Perkembangan Jumlah Ternak Menurut


Jenis Ternak, 2011-2013 (Ekor)
14500
13500
12500
11500
10500
9500
8500
7500
6500
5500
4500
3500
2500
1500
500
Ayam Buras

Babi

Kmbng

2011

Kuda

2012

Sapi

2013

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2013

Jumlah Ternak Menurut Jenis dan Desa


Kuda

Kambing

89

32

Ayam
Buras
832

15

199

69

1 470

189

79

903

Waiula

36

201

87

571

Nawakote

24

209

109

392

Boru Kedang

179

64

1 093

B o r u

65

89

1 272

28

189

136

649

328

479

374

1 081

Nileknoheng

20

148

107

1 136

Klatanlo

15

139

62

971

Desa
Ojan Detun
Hewa
Pantai Oa

Hokeng Jaya
Pululera

Sapi

Babi

Ternak
yang
ada
di
Kecamatan
Wulanggitang adalah Sapi Potong, Kuda,
Kambing, Babi, dan Ayam Buras. Dilihat dari
series data tahun 2011-2013 ternyata jumlah
ternak cukup berkembang.
Sapi potong yang pada tahun 2011 tercatat
sebanyak 495 ekor, naik menjadi 593 pada tahun
2013 atau bertambah 135 ekor (22,76%). Ternak
lainnya, yaitu Kuda ternyata dalam kurun waktu
2011-2013 mengalami penurunan, yaitu 15 ekor.
Sedangkan
ternak
Kambing
mengalami
penurunan dari 2.557 ekor pada tahun 2011
menjadi 2.086 ekor pada tahun 2013 atau turun
sekitar 9,3%. Ternak Babi justru
mengalami
penurunan yang sangat signifikan, yaitu dari 4.344
ekor pada tahun 2011 menjadi 1.208 ekor pada
tahun 2013 atau berkurang 3.138 ekor. Ayam
Kampung mengalami kenaikan dari 7.338 ekor
pada tahun 2011 menjadi 10.366 ekor pada tahun
2013 atau naik sekitar 70,78%.
Pada tahun 2013, ternak yang mengalami
kenaikan adalah Sapi dan, Ayam Buras masingmasing sebanyak 135 dan 3.028 ekor, sedangkan
ternak Kambing, Babi, dan Kuda justru mengalami
penurunan masing-masing sebanyak 471,3136,
dan 15 ekor. Untuk Kabupaten Flores Timur,
Kecamatan
Wulanggitang
merupakan
kandangnya ternak sapi, kambing dan babi yang
dikembangkan oleh masyarakat maupun oleh PT.
Rerolara yang mana cukup berkembang pesat.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

16

Industri air isi ulang di Kecamatan


Wulanggitang merupakan industri yang
mulai berkembang

Perkembangan Jumlah Industri Menurut


Skala Usaha, 2011 2013 ( Unit )
Industri

Tahun

Kecil

Ruah Tangga

Jumlah

(1)

(2)

(3)

(4)

2011
2012
2013

1
2
2

59
66
75

61
68
79

Sumber : Wulang Gitang Dalam Angka 2012

Jumlah Perusahan Industri Menurut Skala


Usaha, 2013 ( Unit )
72
66
59

Rumah tangga

2
Industri Kecil 2
1
0
2013

20

40
2012

60

80

2011

INDUSTRI
PENGOLAHAN

Keberadaan
perusahaan
industri
pengolahan
berpengaruh
pada
kehidupan
perekonomian
masyarakat
Kecamatan
Wulanggitang karena usaha industri ini dapat
menyerap tenaga kerja dan sebagai salah satu
mata pencaharian dari masyarakat. Pada tahun
2013 tercatat perusahan Industri Kecil sebanyak
2 perusahaan yang berada di Desa Boru dan
Hokeng Jaya, sedangkan Industri Kerajinan
Rumah Tangga (IKRT) tercatat sebanyak 75 unit.
Jenis IKRT terbanyak di Kecamatan Wulanggitang
adalah industri pembuatan minyak kelapa dan
tenun ikat.
Perkembangan Industri Kecil dari tahun
2011 sampai tahun 2013 tidak menunjukkan
peningkatan yang cukup berarti. Tercatat pada
tahun 2011 usaha Industri Kecil sebanyak 2 unit
dan Industri Kerajinan Rumah Tangga sebanyak
59 unit. Pada tahun 2013 Industri rumah tangga
mengalami peningkatan yang sangat signifikan,
yaitu dari 59 unit meningkat menjadi 79 unit atau
naik sekitar 43,67 persen.
Sedangkan pada tahun 2011 sampai 2013
Industri Kecil naik menjadi 2 unit dan Industri
Rumah Tangga naik menjadi 75 unit. Banyak
Industri Kecil ini yang sudah dapat memasarkan
hasilnya sampai Ibukota Provinsi maupun di
Kabupaten tetangga, yaitu Kabupaten Sikka dan
Kabupaten Ende.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

17

PERDAGANGAN
Jumlah pasar di Kecamatan Wulanggitang
dalam kurun waktu 2011 sampai sekarang
tidak mengalami perubahan

Salah satu pusat perekonomian bagi suatu


daerah adalah pasar. Sehingga keberadaan pasar
sangatlah penting, tidak hanya sebagai pendorong
roda perekonomian tapi juga bagi ketersediaan
bahan pokok bagi masyarakat sekitar. Di
Kecamatan Wulanggitang terdapat 1 pasar
tradisional.

Jika dilihat dari perkembangannya dari tahun


2011 sampai tahun 2013 jumlah pasar di
Kecamatan Wulanggitang tidak mengalami
perubahan, yaitu masih tetap 1 unit. Pasar
tradisonal di Kecamatan Wulanggitang terletak di
Desa Boru, ibukota kecamatan, dan masih
merupakan pasar mingguan. Dalam satu bulan
terjadi 4 kali yang jatuh pada setiap Senin pagi.

Pasar mingguan ini sangat ramai dengan


semua jenis barang dan kebutuhan pokok dan
boleh dikatakan semua bahan kebutuhan pokok
masyarakat tersedia karena para pedagang yang
datang adalah pedagang dari Kabupaten Flores
Timur maupun pedagang dari Kabupaten
tetangga, yakni Kabupaten Sikka.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

18

Jumlah akomodasi di Kecamatan


Wulanggitang masih minim padahal
daerah ini menjadi transit angkutan darat
lintas Flores

Jumlah Hotel dan Losmen/Rumah Makan


2013 (Unit)
Jenis Akomodasi
Rumah
DESA
Hotel
Non
Makan
Melati
Hotel
(1)
(2)
(3)
(4)
Ojan Detun
Hewa
Pantai Oa
Waiula
Nawakote
Boru Kedang
B o r u
1
4
Hokeng Jaya
1
Pululera
Nileknohing
Klatonlo
Sumber : Wulanggitang Dalam Angka 2013

HOTEL DAN
RUMAH MAKAN

Keberadaan hotel dan rumah makan di


Kecamatan Wulanggitang sangatlah penting dan
tidak hanya sebagai penunjang kegiatan bisnis
tetapi juga sebagai salah satu sumber pendapatan
daerah. Tidak salah jika sektor Hotel dan Rumah
Makan menjadi salah satu sektor yang yang
memberikan
kontribusi
besar
terhadap
pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Flores
Timur.
Jumlah hotel/penginapan dan rumah
makan di Kecamatan Wulanggitang pada tahun
2011 ada 2 unit yang terletak di Desa Boru dan
Hokeng Jaya. Rumah makan ada 4 unit
semuanya ada di Desa Boru. Untuk lingkup
Kecamatan Wulanggitang jumlah hotel/penginpan
dan rumah makan tidak mengalami perubahan.
Dalam kurun waktu 3 tahun Ini hotel/penginapan
dan rumah makan juga tidak mengalami
perubahan demikian juga dengan tamu yang
memanfaatkan keberadaannya.
Hotel/penginapan dan rumah makan lebih
ramai dan juga sering dimanfaatkan untuk
kepentingan seminar atau pelatihan dan
pertemuan kelompok organisasi ataupun oleh
Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintah
Kecamatan.
Kecamatan Wulanggitang juga mempunyai
sebuah penginapan non hotel yang dilengkapi
dengan tempat pelatihan yang dimiliki oleh para
biarawan Khatolik.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

19

PERBANDINGAN
Perbandingan antar kecamatan di
Kabupaten Flores Timur
..
.
Luas Wilayah, Jumlah Penduduk,
Kepadatan dan Sex Rasio Menurut
Kecamatan
2013

Kecamatan
(1)
Wulanggitang
Titehena
Ilebura
Tj.Bunga
Lewolema
Larantuka
Ilemandiri
Demon Pagong
Solor Barat
Solor Selatan
Solor Timur
Adonara Barat
Wotan UMado
Adonara Tenga
Adonara timur
Ile Boleng
Witihama
Kelubagolit
Adonara

Jumlah

Luas
(Km2)

Penduduk hasil Registrasi


Laki laki

Perempuan

Jumlah

Kepadatan

Sex
Ratio

(2)
255,96
211,70
48,53
234,55
108,61
75,91
74,24
57,37
128,20
31,58
66,56
55,97
75,81
57,99
108,94
51,39
77,97
45,12
46,45

(3)
6.498
5.521
3 048
6 174
3 911
18 969
4 554
2 049
4 374
2.169
6 093
5 918
4 076
5 411
12 673
6 545
6 427
4 905
4 834

(4)
8.552
5 763
3 407
6 182
4 117
19 060
4 819
2 277
5 113
2.758
6 933
6.095
4 228
5 677
14 008
7 957
7 552
5 677
5 967

(5)
13.048
11 284
6 455
12 356
8 028
38 029
9 373
4 326
9.507
4.927
13.026
12 013
8 304
11 118
26 681
14 502
13 979
10 582
10 801

(6)
50,0
53,30
133,01
52,68
73,92
500,97
126,25
75,41
74,16
156,02
195,70
214,63
109,54
191,72
244,91
282,19
179,29
234,53
232,53

(7)
99,2
96,23
90.20
99,64
95,09
99,0
99,00
75,17
74,00
78,29
88,00
213,0
95,81
9632
90,8
81,67
86,41
30,63
85,28

1.812,85

114..223

122..873

230.241

131,62

92,96

Sumber : BPS Kabupaten Flores Timur

STATISTIK DAERAH KECAMATAN WULANGGITANG 2014

20

Badan Pusat Statistik Kabupaten Flores Timur


Jl. San Juan Larantuka 86219
Telp/Fax (0383) 21164
E-mail : bps5309@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai