Anda di halaman 1dari 37

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

b.

bp
s

.g

o.

id

Katalog BPS: 1101002.5320

Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

b.

bp
s

.g

o.

id

STATISTIK DAERAH
KABUPATEN SABU RAIJUA
2014

STATISTIK DAERAH
KABUPATEN SABU RAIJUA
2014
No. Publikasi

: 53030.1443

Katalog BPS

: 1101002.5320

Ukuran Buku

: 18,2 cm x 25,7 cm

id

Jumlah Halaman : iv + 32 halaman

o.

Naskah:

b.

bp
s

BPS Kabupaten Kupang

.g

Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

ak
a

Diterbitkan Oleh:

ju

BPS Kabupaten Kupang

ai

Dicetak Oleh:

ht

tp

://

sa
b

ur

CV Grace

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

Kata Pengantar

bp
s

.g

o.

id

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua 2014 diterbitkan oleh Badan Pusat
Statistik Kabupaten Kupang berisi berbagai data dan informasi terpilih seputar Sabu Raijua
yang dianalisis secara sederhana untuk membantu pengguna data memahami
perkembangan pembangunan serta potensi yang ada di Sabu Raijua.

b.

Publikasi Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua 2014 diterbitkan untuk melengkapi
publikasi-publikasi statistik yang sudah terbit secara rutin setiap tahun. Berbeda dengan

ak
a

publikasi-publikasi yang sudah ada, publikasi ini lebih menekankan pada analisis.

ur

ai

ju

Materi yang disajikan dalam publikasi ini memuat berbagai informasi/indikator terpilih yang
terkait dengan pembangunan di berbagai sektor di Sabu Raijua dan diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan/kajian dalam perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan.

ht

tp

://

sa
b

Kritik dan saran konstruktif berbagai pihak kami harapkan untuk penyempurnaan
penerbitan mendatang. Semoga publikasi ini mampu memenuhi tuntutan kebutuhan data
statistik, baik oleh instansi/dinas pemerintah, swasta, kalangan akademisi maupun
masyarakat luas.
Kepala Badan Pusat Statistik
Kabupaten Kupang

Ir. Adi H. Manafe, M.Si

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

iii

id
o.
.g

bp
s

DAFTAR ISI
Geografi dan Iklim .....................

2.

Pemerintahan ............................

11. Industri Pengolahan .................

15

3.

Penduduk ..................................

12. Hotel dan Pariwisata .................

16

4.

Ketenagakerjaan .......................

13. Transportasi dan Komunikasi .....

17

5.

Pendidikan ................................

14. Perbankan dan Harga ...............

19

6.

Kesehatan .................................

15. Pengeluaran Penduduk ............

20

7.

Perumahan................................ 10

16. Perdagangan ............................

21

8.

Pembangunan Manusia ............. 11

17. Pendapatan Regional ...............

22

9.

Pertanian................................... 12

18. Perbandingan Regional ............

23

Lampiran Tabel ................................

25

ak
a

ju

ai

ur

sa
b

://

tp

ht

iv

10. Pertambangan dan Energi ........

b.

1.

14

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

GEOGRAFI DAN IKLIM


Luas Sabu Raijua 0,97 persen total wilayah NTT
Sabu Raijua merupakan kabupaten dengan luas wilayah terkecil kedua setelah Kota
Kupang, berbatasan langsung dengan dua lautan dan memiliki alam yang kering

Kondisi Geografi Kabupaten Sabu Raijua, 2013


Uraian
Satuan
Data

Wilayah administrasi Kabupaten Sabu


Raijua yang memiliki luas 460,47 km 2
mencakup empat pulau: Sabu, Raijua,
Wadu Mea dan Dana. Namun, hanya
dua pulau yang telah dihuni yakni Sabu
dan Raijua. Secara geografis, kabupaten
ini
terletak
antara
100257,12-

km

460,47

2. Garis pantai

km

1 026,36

3. Pulau

jumlah

4. Batas wilayah
Laut Sabu
Samudera Hindia

.g

- Selatan

o.

id

- Utara

bp
s

- Timur

Laut Sabu

- Barat

Laut Sabu
mdpl

0-100

ak
a

b.

5. Rata-rata
ketinggian wilayah
6. Jenis permukaan
tanah
7. Rata-rata
kemiringan

2009-2013, secara umum, rata-rata


terperatur udara tertinggi terjadi pada
tahun 2010.

derajat

45

Rata-rata Temperatur Udara


di Kabupaten Sabu Raijua, 2009-2013 (0C)

://

tp

ht

Dalam lima tahun terakhir, rata-rata


temperatur udara di Sabu Raijua berubah
antara 260C hingga 300C. Secara umum,
puncak cuaca panas di kabupaten ini
terjadi pada bulan November dengan
0
rata-rata temperatur antara 29 C hingga
300C. Sedangkan suhu terendah terjadi
antara bulan Juni hingga Agustus yang
berkisar antara 26-280C. Selama periode

Berbukit-bukit

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

sa
b

ur

ai

ju

1004945,83 Lintang Selatan dan antara


12101610,78 - 1220030,26 Bujur Timur
serta diapit oleh dua lautan yakni Laut
Sabu dan Samudera Hindia. Menurut
topografinya,
permukaan
wilayah
Kabupaten Sabu Raijua sebagian besar
terdiri dari bukit-bukit kapur yang ratarata kemiringannya 450 dengan beberapa
puncak
yang
menjulang,
namun
ketinggiannya tidak lebih dari sekitar 250
meter. Secara umum, ketinggian ratarata wilayah kabupaten ini berkisar
antara nol hingga 100 meter di atas
permukaan laut.

1. Luas wilayah

0C

31.00
30.00
29.00
28.00
27.00
26.00
25.00
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2013

2012

2011

2010

2009

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PEMERINTAHAN
Tidak ada pemekaran wilayah dalam dua tahun terakhir
Jumlah kecamatan, desa dan kelurahan di Sabu Raijua sampai tahun 2013 tidak
berubah,sedangkan jumlah dusun, RW dan RT sama dengan tahun 2012

Jumlah Wilayah Administrasi di


KabupatenSabu Raijua, 2010-2013
Wilayah
Administrasi
Kecamatan

Hingga tahun 2013, wilayah administrasi

2010

2011

2012

2013

58

58

58

244

244

264

264

503

503

526

526

918

918

1 059

1059

Kabupaten Sabu Raijua terbagi atas enam


kecamatan yakni Raijua, Sabu Barat, Hawu
Mehara, Sabu Timur, Sabu Liae dan Sabu

Rukun
Warga
Rukun
Tetangga

Menia

id

dengan

sebagai

o.

Dusun

pusat pemerintahan Kabupaten Sabu Raijua


ibukota.

Enam

.g

Kelurahan

Tengah. Kecamatan Sabu Barat merupakan

kecamatan tersebut selanjutnya terbagi lagi

bp
s

Desa

atas 58 desa, lima kelurahan, 264 dusun,

b.

526 Rukun Warga (RW) dan 1.059 Rukun

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

ak
a

Tetangga (RT). Jumlah RT dan RW di tahun

tahun 2013 tidak mengalami perubahan.

ai

ju

2012 bertambah dari tahun 2011, namun di

2012
P

orang

PNSD

(690

laki-laki

dan

711

perempuan) di Satuan Kerja Pemerintahan

Daerah (SKPD) Kabupaten Sabu Raijua

249

320

228

300

termasuk guru dan pegawai pemerintahan di

269

309

296

311

326

enam kecamatan. Jumlah ini berkurang 0,43

149

88

149

78

145

85

persen dari tahun sebelumnya. Pegawai

SD

SMP

SMU

224

117

204

127

188

123

Diploma

150

249

177

302

170

303

Sarjana

320

265

322

263

323

284

705

632

713

694

690

711

II

247

272

III

302

IV

tp

ht

Golongan

Pada tahun 2013, tercatat sebanyak 1.401

2013

sa
b

2011

://

Golongan &
Pendidikan

ur

Jumlah PNSD Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013

Pendidikan

Total
PNSD

golongan II dan III mendominasi total PNSD

2013, sebanyak 607 orang atau 43,33


persen pegawai telah berijazah Sarjana.
Namun

demikian,

masih

terdapat

10

pegawai yang berpendidikan di bawah SMU

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

tersebut. Berdasarkan pendidikan, di tahun

atau 0,71 persen dari total jumlah pegawai


yang ada di tahun 2013.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PEMERINTAHAN
Pendanaan masih bergantung pada dana perimbangan
Sebagai kabupaten baru, sebagian besar aktifitas pembangunan di Sabu Raijua
dibiayai dari dana perimbangan, khususnya DAU dan DAK

Realisasi APBD Kabupaten Sabu Raijua,


2010-2013 (milyar Rp.)

Sejak resmi terbentuk hingga saat ini,


keuangan pemerintah Kabupaten Sabu
Raijua mengalami peningkatan yang
signfikan. Pada 2010, pendapatan
daerah ini tercatat sebesar 120,22
milyar rupiah dan meningkat tiga kali di
tahun 2013. Hingga tahun 2013,

1. Pendapatan

120,22 289,33

- PAD

1,48

7,31

21,75

6,41

16,23

282,90 340,42
12,34

21,97

bp
s

.g

o.

- Lain-lain
Pendapatan
Daerah yang Sah

301,65 378,62

5,45

111,43 262,13

id

- Dana
Perimbangan

2012 1) 2013 1)

2. Belanja

99,26 200,64

374,81 328,25

81, 87

103,74 126,32

- Belanja Langsung

) 118,77

271,07 201,93

ak
a

b.

- Belanja Tidak
Langsung

ju

1) Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014


2) Format SAP (bukan format Permendagri)

sa
b

ur

ai

sumber pendapatan terbesar masih


berasal dari dana perimbangan (89,91
persen), sedangkan dari PAD 4,29
persen. Sejalan dengan pendapatan,
belanja pemerintah juga meningkat
signifikan dari 99,26 milyar rupiah di
tahun 2010, menjadi 328,25 milyar
rupiah di tahun 2013. Porsi belanja
terbesar (61,52 persen) adalah belanja
langsung yakni untuk belanja modal
dan belanja barang dan jasa.

2010 1) 2011 1)

APBD

ht

tp

://

Pilkada
pertama
Sabu
Raijua
dilaksanakan pada November 2010
yang menetapkan Ir. Marthen L. Dira
Tome sebagai bupati dan Drs.
Nikodemus Rihi Heke, M.Si sebagai
wakil bupati. Sementara itu, jumlah
anggota legislatif di kabupaten ke 21 di
NTT ini sebanyak 20 orang yang
berasal dari 13 partai. Anggota
terbanyak berasal dari Partai Golongan
Karya dan PDI Perjuangan yakni
masing-masing empat orang, PKPB
mempunyai anggota dua orang,
sedangkan 10 partai lainnya masingmasing beranggotakan satu orang.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua


Periode 2010-2015 Menurut Partai Politik
Partai Patriot
Partai Pelopor

Partai Hati Nurani Rakyat


PPPI
Partai Demokrasi Kebangsaan
Partai Demokrasi Pembaruan
Partai Demokrat
Partai Kedaulatan
Partai Gerindra
Partai Keadilan Sejahtera
Partai Karya Peduli Bangsa
PDI Perjuangan
Partai Golongan Karya
0

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

PENDUDUK
Pertambahan penduduk masih stabil
Penduduk yang masuk ke Sabu Raijua setelah pemekaran
secara umum adalah penduduk usia produktif

Indikator Kependudukan
Kabupaten Sabu Raijua, 2013
Uraian

Populasi penduduk Sabu Raijua tahun


80 897

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

176

Sex Ratio (L/P) (%)

105

Jumlah Keluarga

20 112

Rata-rata Anggota Keluarga


(jiwa/keluarga)
% Penduduk Menurut Kelompok Umur

15-64 tahun

55,38

> 65 tahun

6,46

b.

38,17

ak
a

0-14 tahun

bp
s

.g

2013 berjumlah 80.897 jiwa dengan


kepadatan penduduk 176 jiwa/km2. Sex
ratio yang merupakan perbandingan
jumlah laki-laki terhadap perempuan
seber yakni 105 persen yang berarti
setiap 100 penduduk perempuan
terdapat 105 laki-laki di kabupaten ini.
Sementara itu, jumlah keluarga di tahun
yang sama sebanyak 20.112 keluarga
dengan rata-rata anggota empat
orang/keluarga.

id

Populasi (jiwa)

o.

Jumlah

ur

ai

ju

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

sa
b

Piramida Penduduk Kabupaten Sabu Raijua, 2013


75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0 - 4
15.0

ht
10.0

5.0

0.0

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Laki-laki

tp

://

Perempuan

5.0

10.0

15.0

Menurut kelompok umur, persentase


penduduk usia muda (0-14 tahun) di
Sabu Raijua tahun 2013 sebesar 38,17
persen, penduduk usia lanjut (65 tahun
ke atas) 6,46 persen dan penduduk
usia produktif (15-64 tahun) sebanyak
55,38
persen
dari
keseluruhan
penduduk di kabupaten ini. Dengan
demikian, pada tahun yang sama angka
ketergantungan (Dependency Ratio) di
kabupaten ini sebesar 80,59 persen
yang berarti setiap 100 penduduk
produktif harus menanggung lebih
kurang 80 penduduk yang tidak
produktif (anak-anak dan usia lanjut).

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

KETENAGAKERJAAN
Peran laki-laki sebagai pencari nafkah masih mendominasi
Sebagian besar laki-laki yang bekerja menjalankan usahanya
dengan dibantu anggota rumah tangga

60

Perempuan

o.

4.68

10

3.17
2.95

bp
s

20

13.09
13.99

.g

30

7.25
4.51

40

30.09

id

50

Bekerja

Mencari
Pekerjaan

Angkatan Kerja

Sekolah

Mengurus
Rumah
Tangga

Lainnya

Bukan Angkatan Kerja

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

71.81

Laki-laki
48.45

70

ak
a

perempuan. Hal ini menunjukkan peranan lakilaki sebagai pencari nafkah dalam keluarga
masih lebih dominan daripada perempuan.
Sementara, yang bukan angkatan kerja
sebanyak 36,45 persen. Terdapat perbedaan
signifikan antara persentase penduduk laki-laki
dan perempuan yang melakukan kegiatan
mengurus rumah tangga. Hanya 4,68 persen
penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas yang
termasuk dalam kategori bukan angkatan kerja
yang melakukan kegiatan tersebut, sedangkan
perempuan sebanyak 30,09 persen.

80

b.

Tahun 2013, tercatat sebanyak 63,55 persen


penduduk usia 15 tahun ke atas termasuk
dalam angkatan kerja (60,49 persen bekerja
dan 3,07 persen mencari pekerjaan).
Persentase penduduk laki-laki yang bekerja
dan sedang mencari pekerjaan lebih tinggi dari

Persentase Penduduk Kabupaten Sabu Raijua


Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan
dan Jenis Kelamin, 2013

ht

Lapangan usaha yang paling banyak


diusahakan oleh penduduk Sabu Raijua yang
termasuk dalam kategori bekerja adalah
lapangan usaha primer khususnya pertanian
yakni sebanyak 73,08 persen. Diantaranya
adalah usaha perikanan (ikan tangkap dan
rumput laut), tanaman bahan makanan (padi,
jagung, sorgum) dan peternakan (kerbau, sapi,
kambing, babi). Selanjutnya, sektor sekunder
sebanyak 14,51 persen. Sementara, sektor
tersier yang produktifitasnya merupakan yang
tertinggi dibanding dua sektor sebelumnya
digeluti oleh 12,42 persen penduduk yang
bekerja.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas yang


Bekerja Menurut Lapangan Usaha Utama
di Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2013
Lapangan
Usaha
2010
2011
2012
2013
Utama
1. Primer

63,49

70,81

64,43

73,08

2. Sekunder

28,27

19,91

18,11

14,51

8,24

9,29

17,45

12,42

3. Tersier
Jumlah

100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

KETENAGAKERJAAN
Peran laki-laki sebagai pencari nafkah masih mendominasi
Sebagian besar laki-laki yang bekerja menjalankan usahanya
dengan dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar

Total

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas


yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama
dan Jenis Kelamin di Kabupaten Sabu Raijua, 2013

Laki-laki Perempuan

23.50

30.55

10.15

12.37 8.63

34.12

57.43

id

21.57

Menurut status pekerjaan utama,


sebanyak 34,12 persen penduduk
bekerja merupakan pekerja keluarga.
Diantara pekerja keluarga tersebut,
sebanyak
57,43
persen
adalah
perempuan, sedangkan laki-laki hanya
19,33 persen. Kondisi ini kontras

0%

20%

40%

60%

o.

11.12

19.33

80%

.g

42.08

100%

b.

Berusaha sendiri

ak
a

Berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar


Berusaha dengan buruh tetap/dibayar
Buruh/karyawan

ju

Pekerja bebas non pertanian

ai

Pekerja keluarga/tidak dibayar

sa
b

ur

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Perempuan

ht

Laki-laki

tp

://

Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas


yang Bekerja Menurut Jumlah Jam Kerja dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Sabu Raijua, 2013
Jumlah
Jam Kerja

Laki-laki +
Perempuan

0*)

4,45

4,46

4,45

19

5,48

7,59

6,30

10 19

15,75

22,02

18,19

20 34

30,75

32,69

31,50

35 44

24,02

17,83

21,62

45 54

9,48

5,35

7,88

10,05

10,06

10,05

100,00

100,00

100,00

55+
Jumlah

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014


*) Sementara tidak bekerja

bp
s

24.73

dengan pekerja yang berusaha dibantu


buruh tidak tetap/tidak dibayar, dimana
sebanyak 42,08 persen merupakan
laki-laki dan hanya 12,37 persen
perempuan. Sementara itu, pekerja
yang berusaha sendiri sebanyak 23,50
persen dengan persentase laki-laki
yang juga lebih tinggi dari perempuan.
Demikian juga dengan persentase lakilaki
yang
bekerja
sebagai
buruh/karyawan lebih tinggi dari
perempuan.
Menurut jam kerja, sebanyak 31,50
persen penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bekerja memiliki jam kerja
seminggu antara 20-34 jam atau sekitar
empat sampai tujuh jam per hari (lima
hari kerja). Persentase perempuan
yang bekerja selama rentang waktu
tersebut lebih tinggi dibanding laki-laki.
Sebaliknya, jumlah waktu kerja antara
35-44 jam seminggu dilakoni oleh 21,62
persen penduduk bekerja dengan
persentase laki-laki yang lebih tinggi
dari perempuan.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PENDIDIKAN
Pendidikan salah satu tantangan pembangunan
Tingkat kelulusan SD dan SMP tahun 2013 telah mencapai 100 persen

Jumlah dan Rasio Sekolah, Guru dan Murid di


Kabupaten Sabu Raijua, 2013
Jenjang Pendidikan *)

Tercatat hingga tahun 2013, terdapat 16


TK, 75 SD, 20 SMP, 10 SMU di Sabu
Raijua dengan rata-rata jumlah murid
per sekolah masing-masing 29 murid
TK, 187 murid SD, 247 murid SMP dan

Uraian
TK

SMP

SMU
**)

Sekolah

16

75

20

10

Guru

35

463

176

207

14 033

4 943

3 334

29

187

247

333

13

30

28

16

id

333 murid SMU. Sementara itu, rasio


jumlah murid dengan guru yang
menggambarkan rata-rata jumlah murid
yang menjadi tanggung jawab satu
orang guru adalah sebesar 13 di TK, 30
di SD, 28 di SMP dan 16 di SMU.

SD

463

bp
s

.g

Rata-rata
Jumlah Murid
per Sekolah

o.

Murid

b.

Rasio MuridGuru

ak
a

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

signifikan jika dibandingkan dengan


tahun 2010 yang saat itu mencapai
99,42 persen.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

100.00
80.00

SD

SMP

60.00

99.42
71.37
84.63

Tingkat Kelulusan di Kabupaten Sabu Raijua,


2010-2012 (persen)

93.51
99.43
98.24
100.00

ht

tp

://

sa
b

Sejak tahun 2010, angka kelulusan SD


secara
konsisten
mengalami
peningkatan, hingga mencapai 100
persen pada tahun 2012 dan 2013.
Berbeda dengan SD, tingkat kelulusan di
SMP yang telah mencapai 99,43 persen
di tahun 2011 turun menjadi 98,24
persen di tahun 2012 dan meningkat
hingga mencapai 100 persen di tahun
2013. Sementara, di tingkat SMU,
persentase siswa lulus tahun 2012
sebesar 84,63 persen atau meningkat
dari tahun 2011, tetapi turun cukup

96.99
98.42
100.00
100.00

ur

ai

ju

*) Gabungan Negeri/Inpres dan Swasta


**) Termasuk SMK

40.00
20.00
-

2010

2011

SMU & SMK *)


2012

2013

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012


*) Data tahun 2013 tidak lengkap

KESEHATAN
Fasilitas Kesehatan masih minim
Sebagian besar penduduk yang sakit melakukan pengobatan sendiri secara tradisional.
Hal ini tidak terlepas dari masih kurangnya fasilitas dan tenaga kesehatan

1
6
56
1
7
39
109

bp
s

ju

ai

805
2 052
2 972
2 522
2 397
1 580
1 572
2 746
1 633
546

ur

Infeksi Saluran Pernapasan Atas Akut


Myalgia
Observasi Febris
Diare (termasuk tersangka kolera)
Penyakit Kulit Alergi
Cephalgia
Athralgia
Penyakit Kulit Infeksi
Rheumatic Arthritis Akut
Vulnus Lacerasi

ak
a

Jumlah Kasus

sa
b

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.

18 825

://

Jumlah

ht

tp

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Persentase Penduduk yang Mengobati Sendiri


Menurut Jenis Obat yang Pernah Digunakan, 2013
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
-

81.29

40.11

1.73
Modern

Tradisional

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

b.

Jumlah Kasus dari Sepuluh Jenis Penyakit yang


Diderita Penduduk di Kabupaten Sabu Raijua, 2013
Jenis Penyakit

pada tahun 2013 khususnya dokter dan bidan


berkurang dari tahun sebelumnya. Sebaliknya,
jumlah perawat bertambah. Di tahun yang sama,
rasio tenaga kesehatan per 1.000 penduduk
sebesar 1,92 yang berarti setiap 1.000 penduduk
hanya terdapat sekitar satu atau dua orang
tenaga kesehatan. Kondisi ini tentunya masih
jauh dari kondisi ideal.

.g

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

id

2013

Puskesmas dan Pustu adalah tempat berobat


yang paling sering dikunjungi oleh penduduk
Sabu Raijua. Tahun 2013, terdapat 56 Pustu dan
enam Puskesmas yang tersebar di tiap
kecamatan. Jumlah fasilitas kesehatan selama
tiga tahun terakhir, selain Pustu, tidak mengalami
perubahan. Sementara, jumlah tenaga kesehatan

o.

Jumlah Fasilitas dan Tenaga Kesehatan


di Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013
Uraian
2011 2012
1. Fasilitas Kesehatan
1.1. Rumah Sakit
1
1
1.2. Puskesmas
6
6
1.3. Pustu
55
55
1.4. Polindes
1
1
2. Tenaga Kesehatan
2.1. Dokter
10
16
2.2. Bidan Desa dan Puskesmas
32
50
2.3. Perawat Umum dan Gigi
46
73

Lainnya

Dari 10 jenis penyakit yang paling sering


dikeluhkan masyarakat, observasi febris adalah
yang paling tinggi yakni sebanyak 2.972 kasus.
Sementara itu, kasus penyakit kulit infeksi, diare,
penyakit kulit alergi dan myalgia juga cukup tinggi
yakni di atas 2.000 kasus pada tahun 2013.
Dalam beberapa kasus penyakit, penduduk
melakukan pengobatan sendiri dengan berbagai
kemungkinan alasan, seperti penyakit dianggap
ringan,
susahnya
menjangkau
fasilitas
kesehatan, kepercayaan turun temurun, dan
sebagainya. Sebagian besar obat yang
digunakan adalah obat tradisional. Tercatat pada
tahun
2013,
sebanyak
81,29
persen
menggunakan obat tradisional, 40,11 persen
menggunakan obat modern dan 1,73 persen
menggunakan jenis obat lainnya.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

KESEHATAN
Pelaksanaan program KB belum maksimal
Persentase pasangan usia subur yang menjadi
akseptor KB masih cukup rendah

Implant
6.07%

o.

id

Suntikan
72.59%

.g

KB yang paling banyak digunakan adalah


suntikan (72,59 persen). Selanjutnya pil 18,80
persen. Sedangkan, sisanya menggunakan IUD,
kondom dan implant.

0.49%

bp
s

Tingkat penggunaan alat KB di Sabu Raijua


masih cukup rendah, padahal hingga tahun 2013,
telah terdapat enam klinik KB yang tersebar di
enam kecamatan. Persentase akseptor KB aktif
terhadap Pasangan Usia Subur (PUS) baru
mencapai 51,92 persen. Pada tahun 2013, alat

Persentase Akseptor KB Aktif di Kabupaten Sabu Raijua


Menurut Alat KB yang Digunakan, 2013
Kondom
2.05%
Pil
18.80%
IUD

Persentase Balita Menurut Penolong Kelahiran Pertama


dan Terakhir di Kabupaten Sabu Raijua, 2013
Penolong Kelahiran

Pertama

Terakhir

1. Dokter

1,58

1,96

2. Bidan

20,85

36,47

0,51

0,51

4. Dukun

21,68

18,60

5. Keluarga

54,78

41,94

6. Lainnya

0,68

0,52

100,00

100,00

3. Tenaga Medis Lain

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

Tahun 2013, persentase balita dengan penolong


kelahiran pertama oleh keluarga merupakan
yang tertinggi yakni 54,78 persen. Sementara,
oleh tenaga medis profesional (dokter, bidan dan
tenaga medis lainnya) hanya 22,94 persen.
Namun demikian, penolong kelahiran terakhir
keluarga mengalami penurunan dari penolong
kelahiran pertama yakni
41,94 persen.
Sebaliknya, penolong kelahiran terakhir oleh
tenaga kesehatan profesional meningkat menjadi
38,94 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa
pada beberapa kasus, keluarga tidak dapat
menyelesaikan proses kelahiran sehingga harus
dirujuk ke tenaga kesehatan.

b.

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Jumlah

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Angka Harapan Hidup Penduduk


Kabupaten Sabu Raijua, 2009-2013

68.5

Dalam lima tahun terakhir, kualitas hidup


penduduk
di
Sabu
Raijua
mengalami
peningkatan, ditunjukkan dengan angka harapan
hidup yang secara konsisten meningkat dari
66,87 tahun di tahun 2009 menjadi 68,01 tahun
di tahun 2013.

68
67.5
67

67.92

68.01

2012

2013

67.57
67.22
66.87

66.5
66
2009

2010

2011

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PERUMAHAN
Sebagian besar perumahan merupakan milik sendiri
Persentase rumah tangga yang menikmati fasilitas perumahan yang layak masih
cukup rendah

Persentase Rumah Tangga Menurut Status


Penguasaan Tempat Tinggal di Kabupaten Sabu
Raijua, 2013

Sebagian besar status kepemilikan rumah


tempat tinggal di Sabu Raijua adalah milik
sendiri. Tahun 2013, tercatat sebanyak
96,83 persen rumah tangga tinggal di rumah
milik sendiri. 1,62 persen di rumah milik

id

Milik
Sendiri,
96.83

o.

keluarga dan sisanya tinggal di rumah bebas


sewa, rumah dinas, kontrak dan sewa.

bp
s

Rumah
Dinas, 0.76

b.

Bebas
Sewa, 0.11

sa
b

ur

ai

ju

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Persentase Rumah Tangga Menurut Fasilitas


Perumahan di Kabupaten Sabu Raijua, 2013
Persentase

tp

://

Uraian
2

Atap layak
(Genteng, Seng)

22,53

ht

Luas lantai > 50 m

19,26

Dinding permanen
(Tembok)

16,17

Lantai terluas bukan tanah

75,75

Sumber penerangan utama listrik


(PLN dan Non PLN)

22,10

Sumber air minum yang bersih


(Air kemasan, isi ulang, leding, sumur
pompa, sumur dan mata air terlindung)

53,42

Fasilitas tempat pembuangan air


besar milik sendiri

14,00

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

10

Salah satu indikasi rumah sehat yang


direkomendasikan WHO adalah 10m2
perkapita. Dengan rata-rata jumlah anggota
rumah tangga di Kabupaten Sabu Raijua
sebanyak empat jiwa per rumah tangga,
maka idealnya satu rumah di kabupaten ini
memiliki luas lantai 40m 2 atau lebih.
Sementara itu, tercatat pada tahun 2013,
rumah tangga yang memiliki rumah tempat
tinggal dengan luas lantai di atas 50 m 2 baru
22,53 persen. Selain itu, penggunaan atap
dan dinding yang layak juga masih rendah
yakni 19,26 persen dan 16,17 persen.
Namun demikian, sebagian besar rumah
tangga (75,75 persen) memiliki lantai terluas
bukan tanah, tetapi terbuat dari kayu, semen
atau keramik. Penggunaan listrik sebagai
sumber penerangan serta fasilitas sanitasi
milik sendiri masih cukup rendah yakni

ak
a

Milik
Keluarga,
1.62

.g

Kontrak &
Sewa, 0.68

22,10 persen dan 14 persen. Sedangkan,


penggunaan air yang berasal dari sumber
yang layak sebanyak 53,42 persen.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PEMBANGUNAN MANUSIA
Pembangunan manusia masih rendah tapi terus meningkat
Tingkat kemiskinan masih cukup tinggi dan tertinggi di NTT. Sementara, IPM Sabu Raijua
merupakan yang terendah di NTT. Tetapi, setiap tahun perlahan-lahan mengalami
peningkatan

57.74
57.12
56.12

54.53

id

55.54

o.

58.00
57.50
57.00
56.50
56.00
55.50
55.00
54.50
54.00
53.50
53.00
52.50

.g

dan pengeluaran per kapita disesuaikan).


Tahun 2009, IPM kabupaten ini 54,53 dan
terus meningkat menjadi 57,74 di tahun
2013.

Indeks Pembangunan Manusia


Kabupaten Sabu Raijua, 2009-2013

bp
s

Hingga tahun 2013, IPM di kabupaten


yang muda ini masih di bawah 60. Namun,
dalam lima tahun terakhir, angkanya
secara konsisten mengalami peningkatan.
Demikian
juga
di
masing-masing
komponennya (angka harapan hidup,
angka melek huruf, rata-rata lama sekolah

2010

2011

2012

2013

b.

2009

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka 2012-2014

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

Masih cukup rendahnya IPM Sabu Raijua


tergambar juga pada tingkat kemiskinan di
kabupaten ini. Dengan garis kemiskinan
266 ribu rupiah perkapita per bulannya,
pada tahun 2012, terdapat sebanyak 29,90
ribu jiwa atau 32,66 persen penduduk
miskin di kabupaten ini. Sementara itu, P1
yang
merupakan
ukuran
rata-rata
kesenjangan pengeluaran masing-masing
penduduk
miskin
terhadap
garis
kemiskinan, pada tahun 2012, mengalami
penurunan dari tahun 2010. Hal ini
menunjukkan
rata-rata
pengeluaran
penduduk semakin mendekati garis
kemiskinan.
Sementara
itu,
Indeks
Keparahan Kemiskinan (P2) yang memberi
gambaran
mengenai
penyebaran
pengeluaran di antara penduduk miskin
juga mengalami penurunan yang memberi
gambaran
bahwa
kesenjangan
pengeluaran antar penduduk miskin
semakin mengecil.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

Indikator Kemiskinan Kabupaten Sabu Raijua,


2010-2012
Uraian

2010

2011

2012

Jumlah penduduk
miskin (000 jiwa)

30,50

29,54

29,91

Persentase penduduk
miskin (%)

41,16

39,49

32,66

Garis kemiskinan
(000 Rp/kapita/bulan)

193,10

226,63

266,00

Indeks kedalaman
kemiskinan/P1

9,78

7,67

5,10

Indeks keparahan
kemiskinan/P2

3,28

2,08

1,12

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

11

PERTANIAN
Minim lahan untuk pertanian
Produk pertanian yang diusahakan oleh masyarakat Sabu Raijua disesuaikan
dengan kondisi alam yang kering

Persentase Penggunaan Lahan


di Kabupaten Sabu Raijua, 2013

Sebagian besar lahan di Sabu Raijua adalah


tanah kering dan hanya 3,02 persen yang
merupakan lahan sawah. Kondisi ini
disebabkan oleh musim kemarau yang
terjadi hampir sepanjang tahun. Namun
demikian
beberapa
usaha
dilakukan

id

Tanah
Kering
96.98%

.g

o.

masyarakat untuk menjadikan lahannya


dapat
dimanfaatkan
sebagai
lahan
pertanian,
diantaranya
dengan
pembangunan irigasi dan sumur gali. Selain
itu, pemanfaatan lahan kering atau lahan
tidur juga ditingkatkan dengan melakukan
penanaman tanaman palawija, hortikultura
dan kehutanan pada lahan yang memiliki
sumber daya air sekalipun saat musim
kemarau sehingga panen dapat dilakukan
pada musim kemarau dimana hal seperti ini
sebelumnya tidak biasa dilakukan oleh
petani di Sabu Raijua.

ak
a

b.

bp
s

Tanah
Sawah
3.02%

ai

ju

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Jenis Tanaman

2011

3. Kacang Tanah
4. Kacang Hijau

3 160

4 065

3 516

8 491

9 970

1 396

1 930

2 520

tp

2. Jagung

2013

2 148

ht

1. Padi

2012

://

Tanaman Pangan (Ton)

sa
b

ur

Produksi Beberapa Tanaman Pertanian


di Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013

3 010

4 881

5 044

5. Sorgum

351

1 052

1 187

6. Ubi Kayu

417

653

851

Hortikultura (Kuintal)
1. Bawang Merah

10,60

2 424

2 539

2. Pisang

9,1

14 640

15 327

3. Pepaya

16

21 510

22 555

1. Kelapa

1 076

777

559

2. Lontar

226

234

491

3. Jambu Mete

233

139

157

Tanaman Perkebunan (Ton)

Kondisi lahan yang kering dan minim air,


berdampak pada masih rendahnya hasil
pertanian seperti padi, palawija dan juga
hortikultura. Di tahun 2013, tercatat produksi
tanaman pangan tertinggi adalah jagung
(9.970 ton), disusul kacang hijau 5.044 ton.
Sementara produksi
hortikultura dan
perkebunan didominasi oleh pepaya dan
kelapa. Produksi tanaman pangan dan
hortikultura meningkat secara konsisten
khususnya dalam tiga tahun terakhir.

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

12

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PERTANIAN
Potensi ternak dan hasil laut mendukung perekonomian rakyat
Padang gurun yang luas memungkinkan masyarakat untuk beternak hewan seperti sapi,
kerbau dan kambing. Sementara, laut yang mengelilingi Sabu Raijua telah menjadi
salah satu sumber penghasilan penduduk

Populasi Ternak
di Kabupaten Sabu Raijua (ekor), 2011-2013

Ternak besar yang paling banyak dijumpai di


Sabu Raijua adalah kerbau dimana populasinya
tahun 2013 sebanyak 7.935 ekor. Ternak besar
lainnya yang juga cukup banyak dijumpai adalah
kuda dan sapi. Sementara itu, ternak kecil yang
banyak dibudidayakan adalah kambing, babi dan

2012

2013

1. Sapi

2 646

2 909

3 175

2. Kerbau

7 216

7 935

7 935

3. Kuda

5 034

5 534

7 895

30 360

33 394

33 504

12 303

13 531

13 531

25 987

28 584

28 585

o.

4. Kambing

.g

id

2011

5. Domba

bp
s

domba. Di antara ketiganya, populasi kambing


merupakan yang tertinggi. Ternak-ternak tersebut,
selain dikonsumsi dan untuk keperluan adat,
sebagian juga dijual ke luar wilayah Sabu Raijua.

Jenis Ternak

b.

6. Babi

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

Pada tahun 2013, terdapat 1.976 nelayan di Sabu


Raijua yang sebagian besar masih melakukan
penangkapan ikan secara tradisional yakni
menangkap ikan di laut dangkal dengan
menggunakan teknologi dan perahu sederhana
(tanpa motor) sehingga produksinya masih
rendah. Pada tahun tersebut total produksi ikan
tangkap sebanyak 402 ton atau meningkat 1,77
persen dari tahun 2012. Masih rendahnya
penggunaan kapal bermotor salah satunya
disebabkan masih cukup tingginya biaya bahan
bakar di kabupaten ini.
Selain ikan, rumput laut merupakan salah satu
produk laut unggulan di Sabu Raijua dan menjadi
sumber penghasilan bagi masyarakat khususnya
yang tinggal di pesisir pantai. Jumlah rumah
tangga pembudidaya pada tahun 2013 sebanyak
1.289 rumah tangga yang tersebar di seluruh
kecamatan. Produksi di tahun tersebut sebanyak
9.230 ton atau meningkat signifikan dibanding
tahun sebelumnya.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

Statistik Hasil Laut


Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013
Uraian

2011

2012

2013

Jumlah Nelayan
(orang)

1 916

1 916

1 976

Jumlah Perahu
Penangkap Ikan
Tanpa Motor (unit)

1 323

1 180

1 185

Jumlah Kapal
Penangkap Ikan
Dengan Motor (unit)

53

207

234

Produksi Ikan (ton)

389

395

402

Jumlah Rumah
Tangga Pembudidaya
(ruta)

1 232

1 232

1 289

Produksi (ton)

8 220

860

9 230

Perikanan Tangkap

Rumput Laut

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

13

PERTAMBANGAN DAN ENERGI


Eksploitasi tambang vs kelestarian alam
Sabu Raijua yang dianugerahi alam yang mengandung barang tambang belum
dapat memberi hasil untuk peningkatan ekonomi rakyat karena masih
harus ada studi mendalam untuk menjaga kelestarian alam

Produksi Bahan Galian Golongan C


di Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2011 & 2013
(m 3)
Jenis Bahan
2010
2011
2013
Galian
13 372 20 970

8 501

2. Sirtu

17 558 15 334

4 773

3. Batu Glondong

10 965

1 433

6 340

4. Batu Karang

14 144

9 027

10 693

5. Batu Pecah

5 019

6 696

5 241

6. Tanah Urug

10 529

7 220

6 204

ai

ju

ak
a

b.

bp
s

.g

o.

id

1. Pasir

Salah satu kendala pembangunan fisik di


Sabu Raijua adalah ketersediaan material
bangunan dari bahan galian golongan C
seperti pasir, sirtu dan batu yang tidak
memadai, sehingga harus diimpor dari daerah
lain seperti Sumba dan Kupang. Pada tahun
2013, produksi sebagian besar bahan galian
golongan C di Sabu Raijua diantaranya pasir,
sirtu, batu pecah dan tanah urug mengalami
penurunan produksi dibanding tahun 2011.
Penurunan yang sangat signifikan terjadi
pada produksi pasir dan sirtu. Sementara itu,
hanya produksi batu gelondongan dan batu
karang
yang
mengalami
peningkatan
dibanding tahun 2011.

://

sa
b

ur

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2012 & 2014

Uraian

1. Jumlah
Pelanggan

2. Produksi
(KWH)

ht

tp

Jumlah Pelanggan, Produksi dan Penjualan


Listrik di Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013
2011

1 916

2012

2013

3 633

6 095

2 020 819 2 840 175

3 830 217

1 841 605 2 698 167

3 715 311

3. Listrik
Terjual
(KWH)

Sebagai kabupaten baru, telah terjadi


peningkatan aktifitas penduduk di Sabu
Raijua. Keadaan ini tentunya meningkatkan
kebutuhan energi listrik. Jumlah pelanggan
tahun 2013 telah mencapai 6.095 pelanggan
atau bertambah hampir dua kali dari tahun
2012. Demikian juga dengan produksi listrik
tahun 2013 yang meningkat sekitar 35 persen
dari tahun 2012.

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

14

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

INDUSTRI PENGOLAHAN
Belum ada industri besar/sedang di Sabu Raijua
Industri pengolahan masih berskala kecil dengan nilai produksi yang masih rendah

Jumlah Industri Pengolahan dan Tenaga


Kerja di Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2013
2010

2011

2012

2013

58

67

227

262

Besar Sedang

Kecil

36

38

61

191

224

Jumlah Industri

id

Kerajinan Rumah
Tangga

o.

151

155

482

527

18

20

105

77

133

135

377

450

b.

Besar Sedang
Kecil

Kerajinan Rumah
Tangga

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

Nilai Produksi Industri Pengolahan


di Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2013 (juta Rp.)

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

Jumlah industri di tahun 2013 (262 usaha)


meningkat 15 persen dari tahun 2012.
Penambahan terbanyak terdapat di industri
kerajinan rumah tangga. Jumlah tenaga kerja
meningkat sembilan persen dari tahun 2012.
Penambahan tenaga kerja terbanyak juga
terjadi pada industri kerajinan rumah tangga
yang pengelolaannya secara umum masih
dalam skala yang kecil.

52

Jumlah Tenaga
Kerja

.g

Hasil industri ini, selain digunakan atau dijual


di dalam wilayah Sabu Raijua, sebagian
diekspor ke luar Sabu Raijua diantaranya gula
sabu.

Uraian

bp
s

Kegiatan industri pengolahan yang ada di


Sabu Raijua masih berupa industri kecil dan
kerajinan rumah tangga, diantaranya berupa
industri meubel, tenun ikat, pande besi,
gerabah dan makanan (khususnya gula sabu).

Nilai produksi industri pengolahan selama


periode 2010-2012 terus meningkat bahkan
nilai produksi pada tahun 2012 meningkat dua
kali dibanding tahun 2010 dan 2011. Namun,
pada tahun 2013, nilai produksi industri
pengolahan di Sabu Raijua ini sebesar 3,55
milyar rupiah atau turun sekitar 13 persen dari
tahun 2012. Masih rendahnya nilai produksi
industri pengolahan di kabupaten ini
disebabkan skalanya pengelolaannya yang
masih kecil dan masih bersifat tradisional.

4,500

4,097

4,000

3,548

3,500
3,000
2,500

2,186

2,196

2,000
1,500
1,000
500
2010

2011

2012

2013

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

15

HOTEL DAN PARIWISATA


Potensi wisata di Sabu Raijua adalah alam dan acara adat
Sabu Raijua memiliki beberapa pantai yang indah dan adat/budaya leluhur yang hingga
saat ini masih tetap dipertahankan.

Jumlah Obyek Wisata


di Kabupaten Sabu Raijua, 2013

22

4. Perkampungan Adat Tradisional

61

5. Taman Laut

14

Jumlah

392

ju

3. Upacara Adat

sa
b

ur

ai

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

tp

://

Jumlah Penginapan, Kamar, Tempat Tidur dan


Tenaga Kerja di Kabupaten Sabu Raijua,
2010-2013
2010 2011 2012 2013

ht

Kecamatan
Penginapan &
Hotel

11

Kamar

20

101

89

99

Tempat Tidur

40

109

137

171

Tenaga Kerja

11

24

30

58

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

16

Tahun 2013, dinas terkait mencatat ada


sebanyak 61 perkampungan adat tradisional
dengan 272 rumah adat dan 22 upacara
upacara adat yang masih dilaksanakan
hingga saat ini. Selain adat, Sabu Raijua
yang meskipun memiliki lahan yang kering,
memiliki potensi wisata laut yang besar.
Terdapat 23 lokasi wisata pantai di
kabupaten ini ditambah dengan 14 taman
laut.

o.

23

.g

2. Wisata Pantai

bp
s

272

b.

1. Rumah Adat

id

Jumlah

ak
a

Objek Wisata

Salah satu potensi di Sabu Raijua adalah


budaya dan pariwisata. Berbagai adat dan
budaya leluhur masih melekat dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Sabu
mulai dari ritual kelahiran, akil balig,
pernikahan, kematian dan ritual lainnya.

Semakin meningkatnya arus penduduk yang


masuk dan keluar Sabu Raijua berdampak
pada peningkatan kebutuhan penginapan.
Kondisi ini, direspon oleh pelaku pasar
sehingga telah terjadi peningkatan jumlah
sarana penginapan di kabupaten ini
khususnya dalam empat tahun terakhir.
Pada tahun 2010, tercatat sebanyak lima
penginapan di Sabu Raijua dan kemudian
bertambah menjadi 11 penginapan dan hotel
(10 penginapan dan satu hotel) pada tahun
2013. Jumlah kamar di tahun 2013
sebanyak 99 unit atau bertambah 10 unit
dari tahun 2012. Sementara itu, jumlah
tempat tidur dan tenaga kerja dari tahun
2010, terus mengalami peningkatan.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI


Perbaikan infrastruktur mendukung pembangunan
Kondisi jalan yang layak di Sabu Raijua masih minim sementara
kebutuhan akan transportasi yang lancar semakin meningkat

180

140
120

87.74

43.23

39.33

40

65.41

70.71

2012

2013

47.20

ju

ai

ur
sa
b

37.76

43.23

2010

://

55.10

id
o.

bp
s

60

2009

tp

60.53

37.63

.g

80

31.90

ht

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

5.55

79.84

100

24.00

mengangkut barang dagangan, seperti hasil


pertanian maupun barang-barang kebutuhan
rumah tangga.

5.55

73.24

20

Seiring dengan meningkatnya mobilitas


penduduk Sabu Raijua, jumlah kendaraan,
khususnya kendaraan umum juga semakin
bertambah. Tahun 2009, hanya terdapat 63
kendaraan yang termasuk dalam jenis bis,
truk dan pick up di kabupaten ini. Angka
tersebut meningkat lebih dari lima kali lipat di
tahun 2013. Peningkatan yang signifikan
terdapat pada kendaraan jenis truk dan pick
up. Kedua alat transportasi ini, paling sering
digunakan
masyarakat,
selain
untuk
angkutan
penumpang,
juga
untuk

9.35

14.15

14.15

160

ak
a

pemerintah
Kabupaten
Sabu
Raijua.
Realisasinya terlihat dari bertambahnya
panjang jalan berkondisi baik setiap
tahunnya. Kondisi jalan ini diharapkan terus
dibenahi untuk lebih mempermudah akses
masyarakat antar daerah di Kabupaten Sabu
Raijua, khususnya memperlancar aktifitas
perekonomian sehingga pada akhirnya
kesejahteraan masyarakat Sabu Raijua
semakin meningkat secara merata.

Panjang Jalan di Kabupaten Sabu Raijua


Menurut Kondisinya, 2009-2013 (km)

b.

Total panjang jalan di Sabu Raijua hingga


tahun 2013 adalah 169,12 km. Berdasarkan
kondisinya, sepanjang 70,71 km atau 41,81
persen jalan dalam kondisi baik, 37,76 km
termasuk dalam kategori sedang, 55,10 km
rusak dan 5,55 km rusak berat. Peningkatan
kualitas jalan terus diusahakan oleh

Baik

2011

Sedang

Rusak

Rusak Berat

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

Perkembangan Jumlah Kendaraan Umum


Wajib Uji di Kabupaten Sabu Raijua,
2009-2013 (unit)
Jenis
2009 2010 2011 2012 2013
Kendaraan
Bis Mini

13

13

19

13

11

Bis Midi

Truk

23

66

113

140

228

Truk Mini

18

27

59

37

40

Pick Up

12

30

42

58

63

119

222

233

340

Jumlah

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

17

TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI


Transportasi lancar, isolasi berkurang
Sejak mekar, Sabu Raijua mengalami peningkatan jumlah armada dan kunjungan
angkutan laut dan udara, sehingga lebih memudahkan masyarakat yang
hendak ke Sabu Raijua dan dan bepergian dari Sabu Raijua

Arus Kunjungan Pesawat dan Penumpang


di Kabupaten Sabu Raijua, 2009-2013

Dalam lima tahun terakhir, kunjungan pesawat dan arus


penumpang terus meningkat dari dan ke Sabu Raijua.
Dibanding tahun 2009, jumlah kunjungan pesawat
tahun 2013 telah meningkat sembilan kali atau 790
persen dan jumlah penumpang bertambah lebih dari
400 persen. Peningkatan ini tidak terlepas dari semakin
maraknya aktifitas ekonomi dan pemerintahan di Sabu

Penumpang
Berangkat

10 463

10 253

2012

910

9 987

10 182

2011

835

9 017

9 320

2010

346

4 748

4 916

2009

103

1 960

1 866

Raijua serta menunjukkan semakin terbukanya


keterisolasian Sabu Raijua dengan daerah lain. Hingga
tahun 2013, terdapat maskapai penerbangan komersil
yang mengunjungi Sabu setiap hari.

o.

917

.g

2013

id

Datang

bp
s

Tahun Pesawat

b.

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

ak
a

120

8 359

://

9 134

Penumpang
Turun (orang)

20 101

Barang Muat
(ton)

ht

Penumpang Naik
(orang)

801

341

Barang Bongkar
(ton)

21 789

6 561

tp

19 330

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Jumlah Surat Dikirim dan Diterima di


Kantor Pos Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2013

Uraian

2010

2011

Surat
12 576 13 008
Dikirim
Surat
27 662 29 260
Diterima

2012
550

2013
631

2 040 18 651

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

18

ai

360

ur

Jumlah
Kunjungan (unit)

Ferry

sa
b

Kapal
Laut

ju

Arus Kunjungan Kapal Laut dan Ferry


di Kabupaten Sabu Raijua, 2013

Uraian

Letak Sabu Raijua yang dikelilingi laut menjadikan


transportasi laut khususnya ferry sebagai moda
transportasi utama masyarakat. Tahun 2013, terdapat
120 kunjungan ke Sabu Raijua dengan jumlah
penumpang turun dua kali lebih banyak dari
penumpang naik. Demikian juga dengan barang
bongkar jauh lebih tinggi dari barang muat. Selain ferry,
Sabu Raijua juga disinggahi kapal penumpang PT Pelni
(KM. Awu) satu kali dalam dua minggu. Tahun 2013,
jumlah kunjungannya sebanyak 360 kali dengan jumlah
penumpang turun dan barang bongkar yang juga lebih
tinggi dari penumpang naik dan barang muat.
Terdapat dua unit kantor pos di Sabu Raijua yang
perannya masih cukup penting bagi masyarakat.
Namun, jumlah surat baik diterima maupun dikirim pada
tahun 2012 menurun sangat signfikan dari dua tahun
sebelumnya. Tetapi, pada tahun 2013, jumlah surat
diterima dan dikirim kembali meningkat. Sarana
komunikasi lainnya yang cukup banyak digunakan
masyarakat adalah HP, namun masih sangat
terkendala dengan kondisi sinyal yang terbatas dan
hanya terdapat di sekitar Seba-Sabu Barat.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PERBANKAN DAN HARGA


Aktifitas ekonomi meningkat, aktifitas perbankan meningkat
Meningkatnya aktifitas perbankan memberi gambaran telah berkembangnya
perekonomian di Sabu Raijua, khususnya setelah pemekaran

Statistik Perbankan
Kabupaten Sabu Raijua 2010-2013

Peningkatan aktifitas perekonomian di


Sabu Raijua juga tergambar dari
peningkatan
aktifitas
perbankannya.
Meskipun jumlah bank belum mengalami
perubahan dari tahun 2010 yakni sebanyak

2012

7 786

2013
2

8 185

12 022 28 099

95,25 118,12

.g

o.

Jumlah Penabung
(nasabah)

2011

id

Jumlah Bank
(unit)

2010

69,55

122,83

Nilai Kredit
(milyar Rp.)

33,92

44,81

64,54

71,15

ak
a

b.

bp
s

Besar Tabungan
(milyar Rp.)

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014

sa
b

ur

ai

ju

dua unit (BRI dan Bank NTT), jumlah


penabung dan nilai kredit yang disalurkan
melalui kedua bank tersebut mengalami
peningkatan. Namun, besarnya tabungan
fluktuatif. Pada tahun 2013, total nilai
tabungan sebesar 118,12 milyar rupiah
atau meningkat 24,01 persen dari tahun
2012. Sementara, besar tabungan di tahun
2012 tersebut mengalami penurunan
sebesar 22,45 persen dari tahun
sebelumnya.

Uraian

60,000
70,000
50,000

Daging Sapi (kg) *)

ht

tp

://

Harga bahan makanan di Kabupaten Sabu


Raijua seperti gula pasir secara umum dari
tahun ke tahun mengalami peningkatan.
Sedangkan, harga daging sapi dan minyak
goreng tahun 2012 tercatat mengalami
penurunan dari tahun 2011. Namun, di
tahun 2013, harga minyak goreng kembali
meningkat. Sementara itu, harga jagung
pipilan tidak mengalami perubahan
khususnya dari tahun 2010 hingga 2012
yakni lima ribu rupiah per kilogramnya.

Harga Beberapa Bahan Makanan


di Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2013 (Rp)

Sedangkan, di tahun 2013, meningkat


menjadi 6.500 per kilogramnya.

15,000
14,000
13,000
13,000

Gula Pasir (kg)

13,000
12,000
12,500
11,000

Minyak Goreng
(620 ml)

6,500
5,000
5,000
5,000

Jagung Pipilan (kg)

2013
2012

2011
2010

8,000
7,000
6,500

Beras Dolog (kg) *)

40,000

80,000

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2011-2014


*) Data tahun 2013 tidak tersedia

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

19

PENGELUARAN PENDUDUK
Pengeluaran untuk makanan lebih tinggi dari non makanan
Konsumsi/pengeluaran penduduk untuk makanan hampir dua kali lebih tinggi dari
konsumsi/pengeluaran untuk barang-barang non makanan

Persentase Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut


Kelompok Makanan di Kabupaten Sabu Raijua, 2013

id

o.

.g

bp
s

Sayur-sayuran
9.43%

Telur dan Susu


0.91%

b.

Kacangkacangan
4.98%

Padi-padian
45.56%

Daging
4.42%

Ubi-ubian
0.03%

Ikan
5.83%

sa
b

ur

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

sebesar 8,48 persen. Sementara itu,


persentase pengeluaran 10 kelompok
makanan lainnya di bawah enam
persen dengan persentase terkecil
konsumsi ubi-ubian (0,03 persen).

ak
a

Minyak dan
Lemak
4.44%
Buah-buahan
1.34%

Bahan
Minuman
8.48%

ju

Bumbubumbuan
1.19%

Tembakau
dan Sirih
8.95%

ai

Konsumsi
Lainnya
0.75%

Makanan &
Minuman Jadi
3.70%

Tahun 2013, rata-rata pengeluaran


perkapita di Sabu Raijua untuk
makanan sebesar Rp. 187.747 per
bulan. Dari 14 kelompok barang
makanan, porsi pengeluaran untuk
padi-padian merupakan yang tertinggi
yakni mencapai 45,56 persen. Di urutan
kedua sayur-sayuran 9,43 persen.
Pengeluaran untuk tembakau dan sirih
juga masih cukup signifikan yakni
sebesar 8,95 persen atau sedikit lebih
tinggi dari konsumi bahan minuman

47.65%

ht

tp

://

Persentase Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut


Kelompok Non-Makanan di Kabupaten Sabu Raijua, 2013
2.31%

19.22%

22.08%

0.98%
1.13%

3.13%
3.49%

Perumahan, Bahan Bakar, Penerangan & Air


Biaya Pendidikan
Biaya Kesehatan
Barang & Jasa Lainnya
Pakaian, Alas Kaki & Tutup Kepala
Barang Tahan Lama
Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi
Pesta dan Upacara

Untuk
kelompok
barang
bukan
makanan, pengeluaran masing-masing
penduduk pada tahun 2013 rata-rata
sebesar Rp. 92.380 per bulan. Porsi
terbesar adalah untuk kelompok
perumahan, bahan bakar, penerangan
dan air, barang dan jasa lainnya, serta
biaya kesehatan yang secara berurutan
sebesar 47,65 persen, 22,08 persen
dan
19,22
persen.
Sedangkan
pengeluaran untuk pesta dan upacara
merupakan yang terendah yakni hanya
0,98 persen.

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

20

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PERDAGANGAN
Kegiatan perdagangan terus meningkat
Pemekaran wilayah telah berdampak pada semakin tingginya permintaan
masyarakat akan barang-barang kebutuhan, sehingga kegiatan perdagangan
semakin tinggi di Kabupaten Sabu Raijua

Jumlah Perusahaan Dirinci Berdasarkan Bentuk Badan


Hukum di Kabupaten Sabu Raijua, 2009-2013

Selama
periode
2009-2013,
jumlah
perusahaan di Kabupaten Sabu Raijua
terus mengalami peningkatan, khususnya
di tahun 2010 dimana jumlah perusahaan
bertambah dari 18 perusahaan di tahun
2009, menjadi 85 perusahaan di tahun

70

68
63

61
56

60

50

50

30

23

22

21
14

10

5 5

.g

o.

id

20

berikutnya.
Jumlah
tersebut
terus
meningkat hingga 155 perusahaan di tahun
2013. Peningkatan yang signifikan terjadi
pada perusahaan dengan bentuk badan
hukum CV.

39

37

40

bp
s

2009

Koperasi

CV

2011

2012

2013

Perusahaan Perorangan

b.

PT

2010

Sarana Pasar di Kabupaten Sabu Raijua, 2010


Frekuensi
Kecamatan
Nama Pasar
Kegiatan
1. Raijua

Pasar Ledeunu

Mingguan

2. Sabu Barat

- Pasar Mebba

Harian

- Pasar Menia

Mingguan

- Pasar Lobohede

Mingguan

- Pasar Peddaro

Mingguan

- Pasar Eilogo

Mingguan

- Pasar Halapadji

Mingguan

- Pasar Eikare

Mingguan

Pasar Limaggu

Mingguan

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

Secara umum, pusat perdagangan di


Kabupaten Sabu Raijua berada di Mebba,
Sabu Barat dimana terdapat kawasan
pertokoan yang letaknya tidak jauh dari
pelabuhan. Berbagai barang keperluan
rumah tangga tersedia di toko-toko
tersebut. Selain itu, aktifitas perdagangan
lainnya yang melibatkan penduduk secara
lebih luas adalah pasar tradisional.
Kebanyakan pasar di Sabu Raijua adalah
pasar mingguan dan hanya satu pasar
harian yang berlokasi di kecamatan Sabu
Barat. Secara umum, barang yang
diperdagangkan di pasar tersebut adalah
hasil pertanian masyarakat.

ak
a

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012 & 2014

3. Hawu Mehara

4. Liae

Dalam usaha mendukung kemajuan


perdagangan dan perekonomian rakyat, di
Sabu Raijua, saat ini sedang dibangun
sebuah pasar tradisional percontohan yang
bersih, aman dan nyaman.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

5. Sabu Timur

Sumber: Potensi Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2011

21

PENDAPATAN REGIONAL
Setelah mekar, aktifitas perekonomian meningkat
Pemekaran telah menstimulasi aktifitas sektor-sektor ekonomi untuk meningkatkan
produksinya serta menghasilkan produk-produk ekonomi baru di Sabu Raijua,
sehingga nilai tambah sektor-sektor ekonomi tersebut juga meningkat

Perkembangan PDRB Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013


Uraian

2011

2012

2013

PDRB ADHB
(Juta Rp.)

393 054,28

467 725,56

521 452,35

PDRB ADHK 2000


(Juta Rp.)

161 967,54

172 267,87

180 782,68

5,16

Pertumbuhan
Ekonomi (%)

10,22

5,95

6,45

6,36

4,94

id

PDRB Perkapita
(Juta Rp.)

Estimasi PDRB Berlaku Kabupaten Sabu Raijua


tahun 2013 mencapai 521,45 milyar rupiah atau
meningkat 11,49 persen dari tahun 2012.
Sementara, Atas Dasar Harga Konstan
mencapai 180,78 milyar rupiah. PDRB perkapita
juga mengalami peningkatan dari 5,16 juta rupiah
di tahun 2011 menjadi 6,45 juta rupiah di tahun

bp
s

.g

17.92

29.51

2012

37.99

18.19

28.41

40%

ai

60%

80%

100%

sa
b

20%

Pertambangan & Penggalian


Listrik & Air Bersih
Perdagangan, Hotel & Restoran
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

tp

Pertanian
Industri Pengolahan
Bangunan
Pengangkutan & Komunikasi
Jasa-jasa

25.00

://

0%

17.63

ur

43.13

ak
a

36.69

ju

2013

b.

Peranan Sektor-sektor Ekonomi Terhadap PDRB


Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2011-2013 (persen)

2011

ht

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Andil Sektor-sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan


Ekonomi Kabupaten Sabu Raijua, 2011-2013 (persen)
Sektor Ekonomi

2011

2012

2013

Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Keuangan, Persewaan & Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa

2,68
0,04
0,15
0,01
1,37
1,89
0,75
0,30

1,44
0,03
0,03
0,01
0,72
2,47
0,59
0,33

1,03
0,03
0,04
0,02
0,11
1,89
0,49
0,49

3,04

0,72

0,84

PDRB

10,22

6,36

4,94

Sumber: PDRB Kabupaten Sabu Raijua Menurut Lapangan Usaha,


2014

22

2013. Sementara, pertumbuhan ekonomi tahun


2013 sebesar 4,94 persen atau mengalami
perlambatan dibanding dua tahun sebelumnya.
Pertumbuhan cukup tinggi yang terjadi di awal
pemekaran ini, disebabkan oleh peningkatan
aktifitas perekonomian dibandingkan keadaan
sebelum menjadi kabupaten mandiri dan
kemudian akan mencapai pertumbuhan yang
lebih stabil.

o.

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014


Keterangan: ADHB=Atas Dasar Harga Berlaku
ADHK= Atas Dasar Harga Konstan

Sementara itu, sektor yang paling berperan


dalam pembentukan nilai PDRB di kabupaten ini
adalah sektor pertanian dengan kontribusi di
tahun 2013 sebesar 36,69 persen. Disusul sektor
jasa-jasa
khususnya
sub
sektor
jasa
pemerintahan umum dan disusul sektor
perdagangan, hotel dan restoran dengan
kontribusi masing-masing sebesar 29,51 persen
17,92 persen.
Pada tahun 2013, andil sektor perdagangan,
hotel dan restoran terhadap pertumbuhan
ekonomi adalah yang tertinggi disusul sektor
pertanian. Sedangkan, kontributor terendah
adalah sektor listrik dan air bersih yang hanya
menyumbang 0,02 persen dari total pertumbuhan
4,94 persen.

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

PERBANDINGAN REGIONAL
Pembangunan di Sabu Raijua masih cukup tertinggal
Sebagai kabupaten yang masih sangat muda dan baru saja mulai menata
pembangunannya, Sabu Raijua masih harus bekerja keras untuk mencapai
pembangunan yang setara dengan kabupaten lain di NTT dan bahkan di Indonesia

Perbandingan Beberapa Indikator


Antar Kabupaten Kepulauan di NTT

sektor Kabupaten Sabu Raijua masih yang


terendah di antara kabupaten kepulauan
tersebut.

IKK
2013

Alor

196 613

69,67

105,75

20,06

Lembata

126 704

69,17

99,09

24,78

Rote Ndao

137 182

91,89

29,11

123,44

32,66

67,70
57,74

bp
s

.g

80 897

Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

ak
a

b.

Sumber:

Atas Dasar Harga Konstan

Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku


Antar Kabupaten Kepulauan di NTT, 2011-2013
(trilliun Rp)

Atas Dasar Harga Berlaku

ai

ur

sa
b

://

tp

ht
Berdasarkan kondisi ekonomi makronya,
dalam tiga tahun terakhir, Kabupaten Alor
memiliki total nilai produksi sektor-sektor
ekonomi yang tertinggi baik atas dasar
harga berlaku maupun konstan. Di urutan
kedua dan ketiga adalah Rote Ndao dan
Lembata. Sedangkan nilai tambah sektor-

IPM
2013

Sabu
Raijua

ju

Dari beberapa indikator pembangunan,


terlihat
secara
umum
tingkat
kesejahteraan Kabupaten Alor merupakan
yang tertinggi. Populasi penduduk dan IPM
kabupaten ini merupakan yang tertinggi,
sedangkan tingkat kemiskinannya adalah
yang terendah. Sebaliknya, Sabu Raijua
merupakan kabupaten dengan jumlah
penduduk dan IPM terendah serta
persentase penduduk miskin tertinggi.

Penduduk
2013

id

tersendiri
bagi
keempat
kabupaten
tersebut, salah satunya disebabkan
aksesnya ke wilayah lain tidak selancar di
kabupaten daratan.

%
Penduduk
Miskin
2012

Kabupaten

o.

Secara umum, kabupaten-kabupaten di


NTT terletak di satu daratan (satu pulau).
Namun, ada empat kabupaten yang
wilayahnya terpisah pulau dari kabupaten
lainnya yakni Alor, Lembata, Rote Ndao
dan Sabu Raijua. Secara umum, kondisi
ini memberikan tantangan pembangunan

0.18
0.17
0.16

Sabu Raijua

2013

0.40
0.38
0.37

Rote Ndao

2012
2011

0.18
0.17
0.16

Lembata

Alor

0.50
0.47
0.45

Sabu Raijua

0.52
0.47
0.39
0.81
0.72
0.66

Rote Ndao

0.62
0.54
0.47

Lembata

1.18
1.05
0.94

Alor
-

0.50

1.00

1.50

Sumber: NTT Dalam Angka, 2014

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

23

://

tp

ht
ur

sa
b
ju

ai
ak
a
o.

.g

bp
s

b.

id

LAMPIRAN TABEL

://

tp

ht
ur

sa
b
ju

ai
ak
a
o.

.g

bp
s

b.

id

Tabel 1.1.

Rata-Rata Temperatur Udara Maksimum dan Minimum


Menurut Bulan di Kabupaten Sabu Raijua, 2010-2013 (C)
Minimum

Maksimum

2010

2011

2012

2013

2010

2011

2012

2013

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

Januari

26,0

24,8

25,2

25,4

32,0

31,0

31,8

30,8

Februari

26,2

25,1

25,0

24,7

33,0

31,2

31,6

31,4

Maret

25,2

24,8

24,3

25,0

34,4

31,6

30,7

31,8

April

25,2

25,2

24,9

25,1

32,6

id

Bulan

31,7

32,9

Mei

26,1

24,6

24,6

25,7

32,2

30,5

30,4

32,2

Juni

25,4

23,3

22,3

24,8

31,3

29,6

29,6

31,2

Juli

25,0

25,0

22,6

30,9

30,9

29,6

30,0

Agustus

23,9

23,9

22,2

22,9

31,8

31,8

30,4

30,8

September

25,8

25,8

22,3

22,8

33,1

33,1

31,7

31,7

Oktober

25,6

24,6

25,2

32,4

32,4

33,5

33,1

November

25,3

25,5

25,2

25,4

33,6

34,0

33,8

33,5

25,1

25,6

25,3

24,8

31,7

33,7

32,5

31,9

25,4

24,9

24,0

24,6

32,4

31,7

31,5

31,8

://
tp

ht

Desember
Rata-rata

o.

31,1

.g

bp
s

b.
23,5

ak
a

ju

ai

ur
25,6

sa
b

(1)

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

27

Tabel 3.1.

Persentase Penduduk Kabupaten Sabu Raijua Menurut


Kelompok Umur dan Jenis Kelamin, 2013
Persentase Penduduk

Kelompok Umur

Jumlah
Laki-laki

Perempuan

(2)

(3)

(1)

(4)

14,36

14,65

14,50

5 - 9

11,85

12,22

12,03

10 - 14

11,45

11,84

11,64

15 - 19

10,53

9,34

20 - 24

7,66

6,76

25 - 29

6,42

30 - 34
35 - 39

7,22

6,28

6,35

6,29

6,05

6,17

5,45

5,63

4,98

4,73

4,86

4,44

4,46

4,45

4,07

4,26

4,16

3,54

3,74

3,64

60 - 64

2,73

3,18

2,95

65 - 69

2,23

2,66

2,44

70 - 74

1,80

2,10

1,94

75+

1,88

2,29

2,08

100,00

100,00

100,00

b.

ju

5,80

sa
b

ur

ai

40 - 44
45 - 49

://

50 - 54

ht

tp

55 - 59

Jumlah

bp
s

.g

9,95

ak
a

o.

id

0 - 4

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

28

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

Tabel 8.1.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Sabu


Raijua, 2009-2013
2010

2011

2012

2013

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

01. Angka Harapan Hidup (Tahun)

66,87

67,22

67,57

67,92

68,01

02. Angka Melek Huruf (%)

74,35

75,29

76,24

77,55

78,33

4,47

5,20

5,40

5,54

5,72

508,51

509,33

510,15

515,05

518,35

54,53

57,12

57,74

(1)

03. Rata-rata Lama Sekolah (Tahun)

o.

04. Pengeluaran Perkapita

id

2009

bp
s

Uraian

.g

Disesuaikan (000 Rp PPP)

56,12

ht

tp

://

sa
b

ur

ai

ju

ak
a

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2012-2014

55,54

b.

05. IPM

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

29

Rata-Rata Harga Eceran Sembilan Bahan Pokok dan Barang


Strategis Lainnya di Kabupaten Sabu Raijua, 2013 (Rp)
Satuan

Rata-rata
Harga

(2)
Kg
Kg
Kg
Kg
Kg
Liter
Botol/Bottle
Batang/Bar
Meter
Meter
Kg
Zak/Sack
Liter
Liter
Butir/Item
Kg
Kg
Staf/Bar
Lembar/Sheet
Kg

(3)
9 000
8 000 *)
15 000
70 000
1 000
6 000
13 000
6 000 *)
25 000 *)
85 000 *)
9 000
67 500
6 500
6 500
2 000
60 000 *)
2 200 *)
40 000
52 000
6 500

.g

bp
s

b.
ak
a
ju
ai

sa
b

ur

(1)
Beras Giling Lokal
Beras Dolog
Gula Pasir
Ikan Asin
Garam Non Yodium
Minyak Tanah
Minyak Goreng
Sabun
Tekstil (Blacu)
Batik Kasar
Terigu
Semen
Bensin Premium
Solar
Telur Ayam
Daging Sapi
Pupuk
Besi Beton
Seng Atap
Jagung Pipilan

://

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.

o.

Jenis Barang

id

Tabel 14.1.

tp

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

ht

*) Data tahun 2012 (data tahun 2013 tidak tersedia)

30

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

Tabel 15.1.

Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok


Barang Makanan di Kabupaten Sabu Raijua, 2013 (Rp)
Kelompok Barang Makanan

Nilai

(1)

(2)
85 532,73

01. Padi-padian
02. Ubi-ubian

53,36

03. Ikan

10 950,71
8 292,91

05. Telur dan Susu

1 711,61

06. Sayur-sayuran

17 712,92

id

04. Daging

o.

07. Kacang-kacangan

.g

08. Buah-buahan

bp
s

09. Minyak dan Lemak

b.

10. Bahan Minuman

ak
a

11. Bumbu-bumbuan
Makanan & Minuman Jadi

ur

14. Tembakau dan Sirih

ai

13.

ju

12. Konsumsi Lainnya

2 519,68
8 336,62
15 917,46
2 227,03
1 402,31
6 938,67
16 797,64
187 747,15

sa
b

Jumlah

9 353,49

ht

tp

://

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

31

Tabel 15.2.

Rata-rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok


Barang Bukan Makanan di Kabupaten Sabu Raijua, 2013 (Rp)
Kelompok Barang

Nilai

(1)

(2)

44 018,20

02. Barang dan Jasa Lainnya

20 397,78

03. Biaya Kesehatan

17 758,13

o.

id

01. Perumahan, Bahan Bakar, Penerangan & Air

bp
s

.g

04. Biaya Pendidikan

2 895,10

ak
a

b.

05. Pakaian, Alas Kaki & Tutup Kepala

2 132,59

ju

06. Barang Tahan Lama

ur

ai

07. Pajak Pemakaian dan Premi Asuransi

tp

://

sa
b

08. Pesta dan Upacara

Jumlah

3 226,07
1 046,11

906,44

92 380,42

ht

Sumber: Sabu Raijua Dalam Angka, 2014

32

Statistik Daerah Kabupaten Sabu Raijua, 2014

id
o.
.g
bp
s
b.
ak
a
ju
ai
ur
sa
b
://
tp
ht
Badan Pusat Statistik Kabupaten Kupang
Jl. Timor Raya Km. 36 - Oelamasi
Homepage : http://kupangkab.bps.go.id
Email : bps5303@bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai