Anda di halaman 1dari 20

DENTAL MATERIAL

Tentang :

KONSERVASI GIGI PREPARASI TUMPATAN AMALGAM

DI SUSUN OLEH: KELOMPOK VI


1

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

RINIATI ALBAKIAH
SUNARIA SIOMPU
MULIATI
INDRIAWATI
SUMARNI
IRMA MAHARANI TIRANDA
SUGIARTI
NANDA NISSA MAGFIRA
RIKA SAHUTRI
RIMA SANTIKA
DZULFITRA
SUKARDI

STIKES AMANAH MAKASSAR


TAHUN 2015/2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji shyukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya kepada kita sekalian, sehingga dalam
kehidupan kita dapat berkarya serta melaksanakan tugas dan kewajiban di bidang
masing masing. Semoga kita semua selalu mendapat petunjuk dan perlindungan
Nya sepanjang masa. Dan dalam pada itu dengan izin Nya, Alhamdulillah niat dan
tekad penyusun untuk menyelesaikan penyusunanMakalah DENTAL MATERIAL
Tentang konservasi gigi preparasi tumpatan amalgam dapat tersusun dengan
baik.
Makalah ini di susun dengan bahasa yang sederhana berdasarkan berbagai
literatur tertentu dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman mengenai teori yang
di bahas. Kendati demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun
terbuka dengan senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua
pihak demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya, penyusun berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan HISTOLOGI.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

MAKASSAR 11 JUNI 2016

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II PEMBAHASAN
A. AMALGAM ..
B. PREPARASI TUMPATAN AMALGAM..
....
C. PREPARASI TUMPATAN AMLGAM KLAS I
D. PREPARASI TUMPATAN AMLGAM KLAS II..

E. AMALGAM KLAS II INSIPIEN..


F. AMALGAM KLAS II YANG DIPERLUAS ..

G. PREPARASI TUMPATAN AMALGAM KLAS V..

BAB III PENUTUP


-

KESIMPULAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
SARAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

BAB I
PENDAHULUAN
A LATAR BELAKANG

Dewasa ini semakin berkembang material yang digunakan dalam restorasi gigi.
Amalgam telah digunakan sebagai bahan tambalan bagi lesi karies sejak abad ke-15
dan sampai saat ini amalgam masih merupakan bahan yang banyak dipergunakan
sebagai bahan tambalan gigi. Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang
banyak dipakai di bidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki
dan merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi tidak hanya membuang
penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga mengembalikan
fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini masih belum ada
meskipun berkembang pesat. Untuk dapat diterima secara klinis, kita harus mengetahui
sifat-sifat bahan yang akan kita pakai sehingga jika bahan-bahan baru keluar di
pasaran, kita dapat segera mengenali kebaikan dan keburukan dibanding dengan
bahan yang lama. Dua sifat yang sangat penting yang harus dimiliki oleh bahan
restorasi adalah harus mudah digunakan dan tahan lama. Dental Amalgam merupakan
bahan yang paling banyak digunakan oleh dokter gigi, khususnya untuk tumpatan gigi
posterior. Sejak pergantian abad ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang
mencerminkan bahwa bahan tambalan lain tidak ada yang seideal amalgam.
Komponen utama amalgam terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk / powder
yaitu logam paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga.
Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih kecil. Kedua
komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras,
dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi. Penulisan ini akan menjelaskan
tentang prosedur preparasi tumpatan klas 1,2, dan 5

B TUJUAN
1 Membentuk tambalan amalgam yang akan mengeras.
2 Mencegah timbulnya kembali karies.

C RUMUSAN MASALAH
1 Apa saja komponen utama dalam Amalgam.?
2 Kenapa bahan-bahan restorasi gigi yang ideal belum berkembang saat
ini.?
3 Agar mahasisiwa,tenaga kesehatan atau tenaga medis dapat memahami
dental material berkarkaitan dengan amalgam dalam konservasi gigi
D MANFAAT

Makalah ini dibuat oleh penulis agar meminimalisir kesalahan dalam tindakan
praktik keperawatan

yang disebabkan oleh ketidakpahaman dalam dental material

dalam mengetahui fungsi dan sifat amalgam sehingga berpengaruh dalam kehidupan
klien

BAB II
PEMBAHASAN
1 AMALGAM
Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy). Kata
amalgam juga didefinisikan Dental amalgam untuk menggambarkan kombinasi atau
campuran dari beberapa bahan seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya.
Amalgam sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang
disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur terjadi suatu
reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang berbentuk bahan restorasi keras
dengan warna perak abu abu.
Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu :
1. Berdasarkan jumlah metal alloy
a Alloy binary, contohnya : silver-tin
b Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper
c Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium
2. Berdasarkan ukuran alloy
a Microcut, dengan ukuran 10 30 m
b Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 m
3. Berdasarkan bentuk partikel alloy
a Alloy lathe-cut Alloy ini memiliki bentuk yang tidak
teratur
b Alloy spherical Alloy spherical dibentuk melalui proses
atomisasi.Dimana cairan alloy diatomisasi menjadi
tetesan logam yang berbentuk bulat 3 kecil. Alloy ini
tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga
berbentuk persegi, tergantung pada teknik atomisasi
c

dan pemadatan yang digunakan (Baum 1997).


Alloy Spheroidal Alloy spheroidal juga dibentuk melaui

proses atomisasi.
4. Berdasarkan kandungan tembaga
Kandungan tembaga pada amalgam berguna untuk
meningkatkan kekuatan (strength), kekerasan (hardness),

dan ekspansi saat pengerasan. Pembagian amalgam


berdasarkan kandungan tembaga yaitu:
a Alloy rendah Copper (Low Copper Alloy) Low copper
alloy ini mengandung silver (68-70%), tin (2627%),
copper (4-5%), zinc (0-1%)
b Alloy tinggi copper (High Copper Alloy) High copper alloy
mengandung silver (40-70%), tin (22-30%),copper (1330%), zinc (0-1%). Alloy ini dapat diklasifikasikan sebagai
:
a Admixed/dispersi/blended alloys.
Alloy ini merupakan campuran spherical alloy dengan
lathe-cut alloy dengan komposisi yang berbeda yaitu
high copper spherical alloy dengan low copper lathecut alloy. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver
(69%), tin (17%), copper (13%), zinc (1%).
b Single composisition atau unicomposition alloys
Tiap partikel dari alloy ini memiliki komposisi yang
sama.

Komposisi

seluruhnya

terdiri

atas

silver

(4060%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-4%).


2 PREPARASI TUMPATAN AMALGAM
Preparasi kavitas pada gigi gigi didesain kurang lebih untuk memenuhi
kebutuhan dari amalgam, dengan kavitas bentuk boks, tepi dengan hubungan but
joints, dan underkut untuk menahan tambalan di dalam kavitas. Karena amalgam
merupakan logam pengantar panas yang baik, perparasi kavitas harus dangkal. Tapi
restorasi yang terlalu dangkal akan cenderung patah, karena amalgam amat rapuh.
Oleh karena itu, preparasi gigi dibuat mempunyai ketebalan minimal 2 mm. Bila karies
dentin menembus lebih dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis semen harus
ditempatkan. Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh kavitas dibentuk ke
dalam gigi. Dinding dinding rata sejajar atau tegak dengan permukaan gigi, menyusun
bentuk preparasi seperti boks. dentin.
a. Preparasi Tumapatn Amalgam Klas I

Pertimbangan Umum Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure
permukaan oklusal gigi. Tambalan amalgam Klas I yang besar bisa merestorasi
permukaan okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies.
Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa dipertahankan jika
prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas. Kedalaman kavitas dijaga
keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya biasanya terdapat di bawah tautan
dentin-email (enamel-dentin-junction) Preparasi Kavitas dibuat dengan menggunakan
round bur diamond sampai kedalaman kira kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar
ke semua alur (outline form) yang terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara
Retensi dari bahan dicapai dengan kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau
dengan sedikit underkut pada 5 dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat seperti ada
sudut yang tajam. Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi
beberapa klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara
mengukur penembusan secara visual dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat
pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm
dari ujungnya. Axial wall dibuat sejajar sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus.
Berikut ini beberapa variasi outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan
molar bawah. Gambar 1 Molar Pertama Atas; variasi dalam desain preparasi.
A.Desain konservatif hanya meliputi fissure sentral dan distal.
B.Karies di bawah lingir oblik
C.Karies hanya mengenai fissure distal dan lingual.
D.Preparasi untuk kerusakan di samping tonjol carabelli.
E.Penampang melintang preparasi.
F. Penyudutan bur untuk preparasi lingual.
Variasi dalam desain klas I untuk molar pertama bawah.
A.Preparasi meliputi alur fasial dan fissure.
B.Preparasi konservatif untuk fissure sentral mesial dan distal.

C.Preparasi oklusal yang diperluas dan juga fisure fasial yang kecil.
D.Menghaluskan dinding dengan hoe email posteriror
Untuk pembuatan desain kavitas pada gigi premolar, karena ukurannya yang
kecil sering terkena pemotongan yang berlebihan dan terlalu besar akibat penggunaan
bur yang tidak hati hati.
Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial wall pada
lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga diratakan, Dalam melakukan
pengeburan dilakukan dengan hati hati untuk tidak mengambil bagian bawah dinding
secara berlebihan selama preparasi. Namun apabila karies telah meluas di bawah
batas optimal dari kedalaman dasar, pengangkatan karies dentin ditunda sampai
kavitas disiapkan. Karies dentin dibuang dengan eskavator atau bur bulat.
b. Preparasi Tumpatan Amalgam Klas II
restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial
atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan
proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang
mengenai dua permukaan, salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering
terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), distooklusal (DO), atau mesial-oklusaldistal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling
berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi
dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari
oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari
fasial atau lingual menjadi pilihan. Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga
dibutuhkan dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam
dimampatkan ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai
butt join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan
dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan apakah
tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika 8 dikorbankan, seluruh
tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang total mahkota sehingga cukup

banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama pengunyahan. Empat tipe
perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi:
1
2
3
4

undercut pada daerah oklusal atau gingival


interlock aksial (alur fasial dan lingual)
parit
dowel atau pin

Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan
dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar.
Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kirakira 1 mm. Parit tidak ditempatkan
terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi
gigi tidak patah. Lubang parit harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil
dan dalamnya 1-2 mm.
Bila karies dentin menembus lebih dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis
semen harus ditempatkan. Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh
kavitas dibentuk ke dalam gigi. Dinding dinding rata sejajar atau tegak dengan
permukaan gigi, menyusun bentuk preparasi seperti boks. dentin.
Preparasi Tumapatn Amalgam Klas I
Pertimbangan Umum Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure
permukaan oklusal gigi. Tambalan amalgam Klas I yang besar bisa merestorasi
permukaan okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies.
Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa dipertahankan jika
prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas.
Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya
biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email (enamel-dentin-junction) Preparasi
Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond sampai kedalaman kira kira
2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur (outline form) yang terjadi
kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara Retensi dari bahan dicapai dengan
kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada 5
dibulatkan pada ujungnya, bukan dibuat seperti ada sudut yang tajam.

Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi beberapa


klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara mengukur
penembusan secara visual dapat dilakukan dengan cara menggunakan alat pengukur,
yaitu menandai tangkai bur dengan menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari
ujungnya. Axial wall dibuat sejajar sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus.
Berikut ini beberapa variasi outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan
molar bawah.
1. Molar Pertama Atas; variasi dalam desain
preparasi.
A. Desain konservatif hanya meliputi fissure sentral dan
B.
C.
D.
E.
F.

distal
Karies di bawah lingir oblik.
Karies hanya mengenai fissure distal dan lingual.
Preparasi untuk kerusakan di samping tonjol carabelli.
Penampang melintang preparasi.
Penyudutan bur untuk preparasi lingual

2. Variasi dalam desain klas I untuk molar pertama bawah.


A.Preparasi meliputi alur fasial dan fissure.
B.Preparasi konservatif untuk fissure sentral mesial dan
distal.
C.Preparasi oklusal yang diperluas dan juga fisure fasial
yang kecil.
D.Menghaluskan dinding dengan hoe email posteriror.
Untuk pembuatan desain kavitas pada gigi premolar, karena ukurannya yang
kecil sering terkena pemotongan yang berlebihan dan terlalu besar akibat penggunaan

bur yang tidak hati hati. Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik.
Axial wall pada lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga diratakan,
Dalam melakukan pengeburan dilakukan dengan hati hati untuk tidak mengambil
bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi. Namun apabila karies telah
meluas di bawah batas optimal dari kedalaman dasar, pengangkatan karies dentin
ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies dentin dibuang dengan eskavator atau bur
bulat.
Preparasi Tumpatan Amalgam Klas II
Restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai permukaan mesial
atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II terjadi pada permukaan
proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran, yaitu suatu kavitas yang
mengenai dua permukaan, salah satunya adalah permukaan oklusal. Begitu sering
terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), distooklusal (DO), atau mesial-oklusaldistal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling
berkontak, akses ke kavitas tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi
dari lingual, fasial, atau oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari
oklusal; meskipun begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari
fasial atau lingual menjadi pilihan. Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga
dibutuhkan dinding kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam
dimampatkan ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai
butt join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut kekuatan tepi. Kekuatan
dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan apakah
tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika 8 dikorbankan, seluruh
tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang total mahkota sehingga cukup
banyak ruang untuk logam agar bisa menahan fraktur selama pengunyahan. Empat tipe
perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi:
(1) undercut pada daerah oklusal atau gingival,
(2) interlock aksial (alur fasial dan lingual),
(3) parit, dan

(4) dowel atau pin.


Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke dalamnya amalgam akan
dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat dengan retensi yang besar.
Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kirakira 1 mm. Parit tidak ditempatkan
terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi
gigi tidak patah. Lubang parit harus cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil
dan dalamnya 1-2 mm. Diagram preparasi gigi, nomenklatur dasar dari kavitas . Pulpa
dan dinding gingival boleh juga dinamakan lantai Untuk lebih bisa dipahami, kavitas
Klas II dapat dibagi dalam dua kategori;

Klas II amalgam insipien adalah tambalan yang sedikit banyak menutupi lubang

masuk melalui aktivitas mikroba dapat 9 menyerang gigi, dan


Klas II amalgam yang diperluas merupakan tambalan yang mengembalikan
bagian gigi yang hilang atau rusak. `

Amalgam Klas II Insipien Lesi insipien biasanya kecil dan terletak tepat di bawah titik
kontak anatomik dari gigi. Pada gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang
sesungguhnya bisa berada di lain tempat, yang tentunya akan mengubah lokasi lesi.
Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan. Proyeksi sayapgigit (bitewing) barangkali merupakan cara yang terbaik, karena letak gigi-gigi yang berdekatan
menghalangi pemeriksaan dengan sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi Klas II.
Lesi proksimal insipien menembus hanya dentin kira-kira 1 mm dan semua jaringan
karies otomatis akan hilang dalam preparasi kavitas. Memotong lesi tengah melalui
permukaan proksimal dari tiga gigi
Ragangan Preparasi Kavitas Secara umum, ragangan harus kecil dan
konservatif. Usahakan untuk membatasi ukuran dari kavitas, khususnya pada orifis
oklusal. Jangan membuang jaringan email yang sehat terlalu banyak tetapi sebaliknya,
membuat orifis kavitas terlalu kecil akan membatasi akses ke gigi. Walaupun demikian,
pemakaian pemampat amalgam yang kecil dapat memampatkan amalgam dengan
efektif ke dalam bukaan oklusal yang kecil. Bentuk kavitas adalah parit terbalik pada
bagian samping gigi. Dinding gingival sejajar dengan tepi interseptal gingival dan

meluas di bawah lesi ke dalam email sehat, biasanya 1 atau 2 mm di bawah titik kontak.
Lokasi tepi fasial dan lingual ditentukan oleh luas dan sifat dari email. Tepi ini diperluas
di luar titik kontak dan tentu saja, melebihi tepi luar dari lesi. Jika daerah email yang
berwarna putih mutiara membatasi lesi, dinding-dinding ini tidak ditempatkan terlalu
berjauhan bila dibandingkan jika email teksturnya putih seperti kapur. Lokasi
dindingdinding ini ditentukan oleh jarak antaranya dan permukaan proksimal dari gigi
yang berdekatan. Dalam rongga mulut yang relatif bebas karies, jarak ini hanya perlu
sebesar ketebalan sonde yaitu 0,4 mm. Sedangkan pada mulut yang mudah terserang
karies, jarak adalah 0,75 mm, kira-kira setebal pahat atau hatchet. 11 Pandangan
mesial dan oklusal dari preparasi gigi dengan lesi karies insipien. Bentuk Intenal Tegas,
dinding yang terpotong jelas membentuk pinggiran cavosurface yang 90 derajat.
Dinding aksial dari preparasi berbentuk datar atau cembung pada pandangan
horizontal; pada pandangan vertikal, rata dan sejajar dengan sumbu panjang gigi.
Dinding fasial dan lingual mempunyai undercut untuk menahan restorasi amalgam pada
tempatnya. Undercut ini tidak dalam tetapi seragam dan meluas dari dasar gingiva ke
permukaan oklusal. Urutan Preparasi Restorasi Klas II insipien pada dasarnya adalah
preparasi yang menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada karies dentin
yang perlu diekskavasi dengan instrumen genggam, sebab bur secara otomatis sudah
menghilangkannya selama preparasi gigi.

Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan dengan bur
bulat No. 1/2 dan disempurnakan dengan bur 330. Beberapa ceruk dan alur imun

terhadap karies.
Memotong bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses ke lesi
proksimal. Kemudian membuat takikan dengan bur bulat No, 1/2 menembus

lingir tepi untuk membuka pertautan dento-email.


Setelah orifis dari parit terbalik dibuat, preparasi dentin dengan bur bulat, dan

potong sebuah alur sempit fasio-lingual di bawah lapisan proksimal dari email.
Lapisan email ditembus denga alur vertikal. Tindakan ini harus dilakukan hati-hati

agar tidak mengenai permukaan gigi .


Lapisan email yang menjadi lemah karena pembuatan alur bisa dipatahkan.
Penyempurnaan tepi dilakukan dengan pahat dan hatchet

Dinding aksial diperdalam jika diperlukan, untuk membentuk kembali alur aksial,
dan untuk melakukan penyempurnaan tepi sepanjang oklusal

Amalgam Klas II yang Diperluas Amalgam yang diperluas jelas lebih besar
karena daerah-daerah dalam kavitas atau karies rekuren disekitar tambalan lama.
Dinding dipreparasi datar dan lurus, dengan sudut cavo-surface 90 derajat. Berbeda
dengan preparasi kavitas insipien, sudut fasio-gingiva dan lingio-gingiva lebih baik
tajam daripada bulat. Kedalaman dinding aksial tidak ditentukan oleh lesi karies atau
tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara acak dan biasanya lebarnya 1,2 mm
untuk gigi premolar dan 1,8 mm untuk gigi molar. Faktor-faktor yang mempengaruhi
lebar ini berkaitan dengan anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email dan jarak
dasar gingiva ke garis servikal. Gigi-gigi umumnya lebih menyempit dan email menjadi
lebih tipis di daerah pertautan semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini sendiri
merupakan faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi satu hal yang tidak
mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman karies. Jika karies dentin atau
tambalan yang lama meluas ke arah pulpa , basis ditambahkan untuk membawa
preparasi kembali ke lokasi optimalnya, atau diaplikasikan kalsium hidroksida untuk
melindungi dan menginsulasi pulpa. Komponen retentif dasar dari boks proksimal
adalah alur aksial, satu ditempatkan di fasial dan yang lain ditempatkan di lingual. Aluralur ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung menghilang ke arah oklusal.
Makin lebar boks, makin besar sudut yang dibentuk oleh dinding fasial dan lingual dan
akibatnya, makin dalam alur yang harus dibuat. Bila sudut ini mendekati 90 derajat,
retensi tambahan diperlukan seperti suatu parit atau pin. Kedalaman alur aksial
dipengaruhi oleh perluasan buccolingual.
A. Kavitas yang kecil dengan perluasan minimal.
B.Kavitas mulai mengelilingi gigi.
C. Kavitas yang besar meluas mengenai sebagian permukaan bukal dan
lingual
Urutan preparasi Preparasi kavitas ini mengikuti langkah-langkah dalam
preparasi kavitas dari Dr. G. V Black. Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi,
melainkan dilakukan prosedur yang sama seperti untuk lesi insipien. Dengan bur fisur

runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah email proksimal dibuang, diikuti
dengan mencungkil sisa email dan membuat bagian tepi. Bur no 700 kecepatan rendah
digunakan memotong parit. Sudut gingiva, khususnya harus tajam dan berbatas jelas.
Semua dentin harus dihilangkan sehingga hanya tinggal lapisan email.
1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan.
Dengan hati-hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas, apakah
parit cukup diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar gingiva dari alur
rata dan halus, dan juga apakah semua dentin telah dihilangkan dari bawah
email.
2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan, bagian
tepi dibuat dengan instrument genggam.
3. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan
pengasah tepi gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan menghilangkan
fragmen email yang tertinggal.
4. Pembersihan bagian dalam dari kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa dan
dibuang. Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan rutin, yang
meliputo pemeriksaan daerah-daerah yang terlewatkan seperti basis semen
yang diperdalam sehingga menyebabkan amalgam tinggi dalam oklusi atau
memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.
5. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan
bur bulat No. 1/2.
6. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah tepi
gingival. Jelas bahwa alur retentive segi empat menambah sifat retentive dari
restorasi. 7.Perencanaan tepi.
Ini merupakan langkah akhir

sebelum

pemasangan

pita

matriks

dan

pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur sepanjang dasar gingival


dapat dihaluskan dengan instrument genggam dan kurva tebalik dari oklusal
dapat dipreparasi dengan pahat bengkok yang tajam.
8. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen dan
membersihkan sisa darah yang telah mongering. Larutan hidrogen peroksida 3%
bisa digunakan untuk membantu menghilangkan debris.
Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V

Pertimbangan Umum Restorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial dari molar
dan premolar (kadang-kadang) meliputi permukaan lingual dari molar), dimaksud untuk
menambal karies dan menggantikan substansi gigi yang berpotensi karies di dekat
gingival. Secara umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin. Suatu
kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas dan mengakhiri
tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang terdekalsifikasi. Beberapa tahun
setelah restorasi bagian email ini akan pecah, dan karies sekunder berkembang pada
lokasi ini. Walaupun restorasi klas V adalah restorasi satu-permukaan, dapat menjadi
sumber kegagalan klinis. Ada beberapa kesulitan preparasi, penempatan dan
penyelesaian akhir khususnya disepanjang tepi gingival. Sesuai dengan bentuk
permukaan luar yang cembung, dinding aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga
gigi mendapat tambalan amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang
sama. Umumnya, bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal pada
ketinggian kontur permukaan fasial. Tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk
mempertahankan keseragaman dalamnya kavitas pada permukaan molar yang panjang
dan untuk membentuk butt-joint. Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal dan
gingival, dan boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di pakai. Karena
tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding aksial dan karena bilahnya
runcing terbalik sehingga menjaga bur di tengah kavitas, bur konus terbalik No. 37 (35)
lebih disukai oleh beberapa operator dibanding bur fisur lurus, khususnya waktu
preparasi dengan kecepatan rendah. Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua
atau pahat lengkung membantu menghaluskan cavo-surface. Pembersihan kavitas dari
karies dilakukan secara manual dengan eskavator demikian juga dengan perubahan
pada ragangan untuk membuang email yang tidak disokong. Alur retensi bisa bulat atau
bersudut Karena banyak kondisi yang tidak spesifik, preparasi kavitas dengan
permukaan halus kurang mempunya peralatan yang pasti, yang mungkin sangat
bervarisi dari satu operator ke operator yang lain. Urutan Preparasi Bila karies sudah
dalam, dibersihkan dengan eskavator, bila perlu dibuka dulu dengan bur bulat kecil. Jika
visibilitasnya baik dan tumpuan jari ideal, lebih baik dipakai kecepatan tinggi daripada
kecepatan rendah. Jika tidak, bagaimanapun rasa taktil mengharuskan pemakaian

burkecepatan rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur fisur, pada
umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.
Kavitas dibentuk seperti ginjal Keseragaman kavitas tidak mudah dikontrol
karena operator menggerakan bur dan handpiec di atas permukaan bukal yang
cembung. Untuk alasan ini, lebih baik dipakai bur konus terbalik yang besar (CA
kecepatan rendah No. 37) untuk memotong massa yang tebal. Bentuknya mencegah
terpelesetnya bur ke luar dan panjang bilah berfungsi sebagai pengukur kedalaman
untuk operator (kedalan bur 37 adalah 1,0 mm). Karena retensi tambahan dituntut untuk
kavitas klas V, retensi dibuat pada incisoaxial line angle dan serviaxial angle line angle,
garis sudut insisal boleh tajam dan persegi (angular) daripada bulat. Dasar kavitas/
dinding aksial diratakan sesuai dengan lengkung permukaan luar gigi. Setelah bentuk
kavitas dipreparasi, pahat bersudut dua dan atau dipakai untuk menghaluskan
permukaan email yang bergerigi dan tidak teratur menjadi permukaan lurus dan
melengkung atau melengkung dengan baik. Satu yang harus diperhatikan yaitu bahwa
tepi oklusal harus bertemu dengan dengan permukaan dengan sudut tegak lurus,
sehingga sejajar dengan batang email. Underkut gingival dan oklusal tidak perlu
berlebihan tetapi harus jelas dan terpotong rapi. Ramus mandibula menghalangi akses
pada daerah disto-bukal dari molar kedua, dan karena itu mengganggu ruang untuk
kepala handpiec. Seringkali ujung distal dari kavitas klas V ini (molar dua) hanya dapat
dicapai melalui penglihatan langsusng dengan bur bulat dan handpiece lurus. Walaupun
operator dapat memodifikasi bentuk internal preparasi pada daerah disto-bukal yang
sulit dijangkau, operator harus selalu membuat tepi cavo-surface 90o dan retensi yang
memadai.
Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat lengkung
membantu menghaluskan ketidakteraturan cavosurface. Dalam beberapa keadaan,
email yang tak tersokong meluas ke bawah sudut-sudut gigi menuju ke bawah
proksimal tambalan amalgam yang lama. Pada kasus ini, merupakan tindakan yang
tepat untuk memperluas kavitas tambalan di dekatnya, mengakhiri kavitas seakan
beakhir pada email. Perhatian khusus harus diberikan untuk mempertahankan
kekeringan selama pemampatan amalgam. Supaya cairan jangan bocor ke dalam

kavitas sehingga membasahi dentin dan mengkontaminasi amalgam, isolator karet dan
klem harus dipakai bila mungkin.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Amalgam merupakan bahan tumpatan kedokteran gigi yang merupakan
campuran dari beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri. Kekerasan
amalgam dikenal cukup baik sehingga sering digunakan untuk menumpat gigi posterior.
Amalgam berikatan dengan gigi secara mekanis. Oleh karena itu pada saat preparasi
kavitas operator wajib membuat retensi berupa undercut pada bagian-bagian yang telah
ditentukan sesuai dengan Klas kavitas. Selain itu, tugas operator dalam preparasi gigi
adalah untuk mempertahankan keseragaman dalamnya kavitas agar tidak terjadi
kebocoran mikro pada tumpatan sehingga menurunkan resiko karies sekunder pada
gigi tumpatan.
B. SARAN
Adapun saran dari penyusunan makalah ini semoga dapat bermanfaat pembaca,
terkhusus bagi perawat gigi. Kami sebagai penyusun memohon maaf jika ada
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Baum, Philips, Lund. 1997.


Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC. Chandra, Satish dkk. 2007. Textbook of
Operative Dentistry.
New Delhi : Jaypee Brothers Medical Publishers Gopikrishna, V. 2011. Preclinical
Manual of Conservative Dentistry.
New Delhi : Elsevier 22

Anda mungkin juga menyukai