Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Gelombang
Gelombang adalah suatu getaran yang merambat, dalam perambatannya
gelombang membawa energi. Dengan kata lain, gelombang merupakan getaran
yang merambat dan getaran sendiri merupakan sumber gelombang. Jadi,
gelombang adalah getaran yang merambat dan gelombang yang bergerak akan
merambatkan energi (tenaga).
Gelombang tali adalah gelombang yang merambat pada tali. Gelombang
ini merupakan gelombang mekanik, dengan tali sebagai mediumnya. Jenis
gelombang ini walaupun terlihat sederhana dapat menjelaskan efek-efek
gelombang pada umumnya seperti refraksi, refleksi, transmisi dan superposisi.
Gelombang Air adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah
tegak lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal.
Gelombang laut biasanya disebabkan oleh angin. Angin di atas lautan
memindahkan tenaganya ke permukaan perairan, menyebabkan riak-riak,
alunan/bukit, dan berubahmenjadi apa yang kita sebut sebagai gelomau ombak.
Gelombang laut merupakan salah satu contoh gelombang yang sering kita
temui dalam kehidupan sehari-hari. Selain gelombang laut, masih terdapat banyak
contoh lainnya. Ketika Anda melempar sebuah batu kecil pada permukaan air
yang tenang, akan muncul gelombang yang berbentuk lingkaran dan bergerak ke
luar. Contoh lain adalah gelombang yang merambat sepanjang tali yang terentang
lurus bila Anda menggerakan tali naik turun. Ketika kita berbicara mengenai
gelombang, kita tidak bisa mengabaikan getaran. Getaran dan gelombang
mempunyai hubungan yang erat sekali. Pokok bahasan getaran telah Anda pelajari
di kelas XI.
Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air yang tenang, gangguan
yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi terhadap titik
Gelombang

setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang


pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka
gelombang akan merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan
gelombang air adalah dua contoh umum gelombang yang mudah kita saksikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak
bahwa gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian
pula, ketika Anda menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda
berpikir bahwa gelombang membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya
bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda saksikan adalah setiap partikel air
tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik setimbangnya. Hal ini
berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau gelombang
memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya
berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.
Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air
laut, Anda merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini
terjadi karena setiap gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke
tempat yang lain. Ketika mandi di laut, tubuh kita terhempas ketika diterpa
gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang laut. Energi yang terdapat
pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.

B. Jenis Gelombang
Pada penjelasan di atas, telah disebutkan beberapa contoh gelombang yang
kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terdapat banyak contoh
gelombang dalam kehidupan kita, secara umum hanya terdapat dua jenis
gelombang saja, yakni gelombang mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Pembagian jenis gelombang ini didasarkan pada medium perambatan
gelombang :
1. Gelombang Mekanik, yaitu gelombang yang perantaranya butuh medium.
Misalnya: gelombang air, gelombang bunyi, gelombang slinki, gelombang
bunyi, gelombang permukaan air, dan gelombang pada tali.
Gelombang

2. Gelombang Elektromagnetik, yaitu gelombang yang perambatannya tidak


memerlukan medium. Misalnya gelombang cahaya, cahaya, sinar ultra
violet, infra merah, gelombang radar, gelombang radio, gelombang TV,
sinar X, dan sinar gamma ()
Sedangkan berdasarkan arah rambatan dan getarannya, dibagi menjadi dua, yaitu
gelombang transversal dan longitudinal:
1. Gelombang Transversal, yaitu gelombang yang arah rambatannya tegak
lurus dengan arah getarannya. Contoh gelombang transversal adalah
gelombang tali. Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa
tali bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak
gelombang.
Ketika kita menggerakan tali naik turun, tampak bahwa tali
bergerak naik turun dalam arah tegak lurus dengan arah gerak gelombang.
Garis putus-putus yang digambarkan di tengah sepanjang arah rambat
gelombang menyatakan posisi setimbang medium (misalnya tali atau
air). Titik tertinggi gelombang disebut puncak sedangkan titik terendah
disebut lembah. Amplitudoadalah ketinggian maksimum puncak atau
kedalaman maksimum lembah, diukur dari posisi setimbang. Jarak dari
dua titik yang sama dan berurutan pada gelombangdisebut panjang
gelombang (disebut lambda huruf Yunani). Panjang gelombang juga
bisa juga dianggap sebagai jarak dari puncak ke puncak atau jarak dari
lembah ke lembah.
2. Gelombang Longitudinal, yaitu gelombang yang arah rambatannya
sejajar dengan arah getarannya (misalnya gelombang slinki). Gelombang
yang terjadi pada slinki yang digetarkan, searah dengan membujurnya
slinki berupa rapatan dan regangan. Jarak dua rapatan yang berdekatan
atau dua regangan yang berdekatan disebut satu gelombang.Contoh:
getaran sinar gitar yang dipetik, getaran tali yang digoyang-goyangkan
pada salah satu ujungnya.

Gelombang

Rapatan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling mendekat,


sedangkan regangan merupakan daerah di mana kumparan pegas saling
menjahui. Jika gelombang tranversal memiliki pola berupa puncak dan lembah,
maka gelombang longitudinal terdiri dari pola rapatan dan regangan. Panjang
gelombang adalah jarak antara rapatan yang berurutan atau regangan yang
berurutan. Yang dimaksudkan di sini adalah jarak dari dua titik yang sama dan
berurutan pada rapatan atau regangan.
Salah satu contoh gelombang logitudinal adalah gelombang suara di udara.
Udara sebagai medium perambatan gelombang suara, merapat dan meregang
sepanjang arah rambat gelombang udara.
Istilah-istilah pada gelombang transversal
Jarak yang ditempuh getaran dalam satu periode disebut panjang gelombang ().
Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut.
Jarak antara dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang
gelombang atau .
Amplitudo (A) adalah nilai mutlak simpangan terbesar yang dapat dicapai
partikel.
Periode (T) adalah selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua puncak
berurutan atau jarak antara dua dasar berurutan.
Istilah-istilah pada gelombang longitudinal
Panjang gelombang dari gelombang longitudinal. Karena panjang rapatan
dan renggangan tidak sama, maka panjang gelombang sebaiknya kita definisikan
dengan istilah pusat rapatan dan pusat renggangan.
Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1) terdiri dari 1 rapatan
dan 1 renggangan. Panjang gelombang didefinisikan sebagai sebagai jarak antara
dua pusat rapatan yang berdekatan atau jarak antara dua pusat renggangan yang
berdekatan. Jarak antara pusat rapatan dan renggangan yang berdekatan adalah
setengah panjang gelombang atau .

Gelombang

Sedangkan berdasarkan amplitudonya, dibagi menjadi dua, yaitu gelombang


berjalan dan gelombang stasioner.
1. Gelombang berjalan yaitu gelombang yang amplitudonya tetap pada titik
yang dilewatinya.
2. Gelombang stasioner yaitu gelombang yang amplitudonya tidak tetap
pada titik yang dilewatinya, yang terbentuk dari interferensi dua buah
gelombang datang dan pantul yang masing-masing memiliki frekuensi dan
amplitudo sama tetapi fasenya berlawanan.

C. Sifat-Sifat Gelombang
Dispersi Gelombang
Ketika Anda menyentakkan ujung tali naik-turun (setengah getaran),
sebuah pulsa transversal merambat melalui tali (tali sebagai medium).
Sesungguhnya bentuk pulsa berubah ketika pulsa merambat sepanjang tali, pulsa
tersebar atau mengalami dispersi. Jadi, dispersi gelombang adalah perubahan
bentuk gelombang ketika gelombang merambat suatu medium.
Kebanyakan medium nyata di mana gelombang merambat dapat kita
dekati sebagai medium non dispersi. Dalam medium non dispersi, gelombang
dapat mempertahankan bentuknya. Sebagai contoh medium non dispersi adalah
udara sebagai medium perambatan dari gelombang bunyi..
Gelombang-gelombang cahaya dalam vakum adalah nondispersi secara
sempurna. Untuk cahaya putih (polikromatik) yang dilewatkan pada prisma kaca
mengalami dispersi sehngga membentuk spektrum warna-warna pelangi. Apakah
yang bertanggungjawab terhadap dispersi gelombang cahaya ini? Tentu saja
dispersi gelombang terjadi dalam prisma kaca karena kaca termasuk medium
dispersi untuk gelombang cahaya.
Pemantulan gelombang lingkaran oleh bidang datar menunjukkan
pemantulan gelombang lingkaran sewaktu mengenai batang datar yang
merintanginya. Sumber gelombang datang adalah titik O. Dengan menggunakan
hukum pemantulan, yaitu sudut datang = sudut pantul, kita peroleh

Gelombang

bayangan O adalah I. Titik I merupakan sumber gelombang pantul sehingga muka


gelombang pantul adalah lingkaran-lingkaran yang berpusat di I,
Contoh:
Sebuah pembangkit bola digetarkan naik dan turun pada permukaan air dalam
tangki riak dengan frekuensi tertentu, menghasilkan gelombang lingkaran seperti
pada Gambar 1.36. Suatu keping logam RQS bertindak sebagai perintang
gelombang. Semua muka gelombang pada Gambar 1.36 dihasilkan oleh
pembangkit bola dalam waktu 0,6 s. Perintang keping logam berjarak 0,015m dari
sumber gelombang P. Hitung (a) panjang gelombang, (b) frekuensi, dan (c) cepat
rambat gelombang.Pembahasan:
(a) Jarak dua muka gelombang yang berdekatan = 1.
Dengan demikian, jarak PQ = 3(1)
0,015 m = 3
= 0,005 m
(b) Selang waktu yang diperlukan untuk menempuh dua muka gelombang yang
berdekatan =1/T, dengan T adalah periode gelombang. Gelombang datang
(garis utuh) dari P ke Q menempuh 3T, sedangkan gelombang pantul (garis
putus-putus) dari Q ke P menempu waktu 3T.
Jadi, selang waktu total = 3T + 3T
0,6 s = 6T
T = 0,1 s.
Frekuensi f adalah kebalikan periode, sehingga:
f = 1/(0,1s) = 10 Hz.
(c) Cepat rambat v = f = (0,005m)(10 Hz) = 0, 05 m/s
Pembiasan Gelombang
Pada umumnya cepat rambat gelombang dalam satu medium tetap. Oleh
karena frekuensi gelombang selalu tetap, maka panjang gelombang (=v/f) juga
tetap untuk gelombang yang menjalar dalam satu medium. Apabila gelombang
menjalar pada dua medium yang jenisnya berbeda, misalnya gelombang cahaya
dapat merambat dari udara ke air. Di sini , cepat rambat cahaya berbeda. Cepat

Gelombang

rambat cahaya di udara lebih besar daripada cepat rambat cahaya di dalam air.
Oleh karena (=v/f), maka panjang gelombang cahaya di udara juga lebih besar
daripada panjang gelombang cahaya di dalam air. Perhatikan sebanding
dengan v. Makin besar nilaiv, maka makin besar nilai , demikian juga sebaliknya.
Perubahan panjang gelombang dapat juga diamati di dalam tangki riak dengan
cara memasang keping gelas tebal pada dasar tangki sehingga tangki riak
memiliki dua kedalaman air yang berbeda, dalam dan bahwa panjang gelombang
di tempat yang dalam lebih besar daripada panjang gelombang di tempat yang
dangkal (1 > 2). Oleh karenav=f, maka cepat rambat gelombang di tempat yang
dalam lebih besar daripada di tempat yang dangkal (v1 > v2).
Perubahan panjang gelombang menyebabkan pembelokan gelombang
seperti diperlihatkan pada foto pembiasan gelombang lurus sewaktu gelombang
lurus mengenai bidang batas antara tempat yang dalam ke tempat yang dangkal
dalam suatu tangki riak Pembelokan gelombang dinamakan pembiasan.
Diagram pembiasan ditunjukkan pada Gambar 1.20. Mula-mula, muka
gelombang datang dan muka gelombang bias dilukis sesuai dengan foto.
Kemudian sinar datang dan sinar bias dilukis sebagai garis yang tegaklurus muka
gelombang datang dan bias.
Selanjutnya, garis normal dilukis. Sudut antara sinar bias dan garis normal
disebut sudut bias (diberi lambang r). Pada Gambar 1.20 tampak bahwa sudut bias
di tempat yang dangkal lebih kecil daripada sudut datang di tempat yang dalam (r
< i). Dapat disimpulkan bahwa sinar datang dari tempat yang dalam ke tempat
yang dangkal sinar dibiaskan mendekati garis normal (r < i). Sebaliknya, sinar
datang dari tempat yang dangkal ke tempat yang dalam dibiaskan menjauhi garis
normal (r>i).

Difraksi Gelombang
Di dalam suatu medium yang sama, gelombang merambat lurus. Oleh
karena itu, gelombang lurus akan merambat ke seluruh medium dalam bentuk
gelombang lurus juga. Hal ini tidak berlaku bila pada medium diberi penghalang

Gelombang

atau rintangan berupa celah. Untuk ukuran celah yang tepat, gelombang yang
datang dapat melentur setelah melalui celah tersebut. Lenturan gelombang yang
disebabkan oleh adanya penghalang berupa celah dinamakan difraksi gelombang.
Jika penghalang celah yang diberikan oleh lebar, maka difraksi tidak begitu jelas
terlihat. Muka gelombang yang melalui celah hanya melentur di bagian tepi celah,
Jika penghalang celah sempit, yaitu berukuran dekat dengan orde panjang
gelombang,maka difraksi gelombang sangat jelas. Celah bertindak sebagai
sumber gelombang berupa titik, dan muka gelombang yang melalui celah
dipancarkan berbentuk lingkaran-lingkaran dengan celah tersebut sebagai
pusatnya.
Interferensi Gelombang
Jika pada suatu tempat bertemu dua buah gelombang, maka resultan
gelombang di tempat tersebut sama dengan jumlah dari kedua gelombang
tersebut. Peristwa ini di sebut sebagai prinsip superposisi linear. Gelombanggelombang yang terpadu akan mempengaruhi medium. Nah, pengaruh yang
ditimbulkan

oleh

gelombang-gelombang

yang

terpadu

tersebut

disebut Interferensi Gelombang.


Ketika mempelajari gelombang stasioner yang dihasilkan oleh superposisi
antara gelombang datang dan gelombang pantul oleh ujung bebas atau ujung
tetap, Anda dapatkan bahwa pada titik titik tertentu, disebut perut, kedua
gelombang saling memperkuat (Interferensi Konstruktif), dan dihasilkan
amplitudo paling besar, yaitu dua kali amplitudo semula. Sedangkan pada titik
titik tertentu, disebut simpul, kedua gelombang saling memperlemah atau
meniadakan (Interferensi Destruktif), dan dihasilkan amplitudo nol.
Dengan menggunakan konsep fase, dapat kita katakan bahwa interferensi
konstruktif (saling menguatkan) terjadi bila kedua gelombang yang berpadu
memiliki fase yang sama. Amplitudo gelombang paduan sama dengan dua kali
amplitudo tiap gelombang. Interferensi destruktif (saling meniadakan) terjadi bila
kedua gelombang yang berpadu berlawanan fase. Amplitudo gelombang paduan

Gelombang

sama dengan nol. Interferensi konstruktif dan destruktif mudah dipahami dengan
menggunakan.

Polarisasi Gelombang
Pemantulan, pembiasan, difraksi, dan interferensi dapat terjadi pada
gelombang tali (satu dimensi), gelombang permukaan air (dua dimensi),
gelombang bunyi dan gelombang cahaya (tiga dimensi). Gelombang tali,
gelombang permukaan air, dan gelombang cahaya adalah gelombang transversal,
sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat
gelombang yang hanya dapat terjadi pada gelombang transversal, yaitu polarisasi.
Jadi, polarisasi gelombang tidak dapat terjadi pada gelombang longitudinal,
misalnya pada gelombang bunyi.
Fenomena polarisasi cahaya ditemukan oleh Erasmus Bhartolinus pada
tahun 1969. Dalam fenomena polarisasi cahaya, cahaya alami yang getarannya ke
segala arah tetapi tegak lurus terhadap arah merambatnya (gelombang transversal)
ketika melewati filter polarisasi, getaran horizontal diserap sedang getaran
vertikal diserap sebagian. Cahaya alami yang getarannya ke segala arah di
sebut cahaya tak terpolarisasi, sedang cahaya yang melewati polaroid hanya
memiliki getaran pada satu arah saja, yaitu arah vertikal, disebut cahaya
terpolarisasi linear.
D. Contoh dan Penerapan Gelombang
a. Tsunami
Tsunami adalah kata yang berasal dari Jepang dan terdiri atas dua
kata yaitu tsu (atas) yang berarti harbor dan nami (bawah) yang berarti
wave. Jadi tsunami dalam bahasa inggrisnya disebut harbor wave.
Kenapa disebut harbor wave atau gelombang pelabuhan? Apakah
tsunami ini memang hanya terjadi di harbor atau pelabuhan saja? Alasan
kenapa tsunami disebut harbor wave adalah karena gelombang tersebut

Gelombang

mempunyai dampak yang sangat menghancurkan pada daerah-daerah


pantai yang relatif rendah di Jepang. Magnitudo Tsunami yang terjadi di
Indonesia berkisar antara 1,5-4,5

skala Imamura, dengan tinggi

gelombang Tsunami maksimum yang mencapai pantai berkisar antara 4 24 meter dan jangkauan gelombang ke daratan berkisar antara 50 sampai
200 meter dari garis pantai.
b. Penyebab Tsunami
Gempa-gempa yang paling mungkin dapat menimbulkan tsunami
adalah gempa yang terjadi di dasar laut, kedalaman pusat gempa kurang
dari 60 km, magnitudo lebih besar dari 6,0 skala Richter, serta jenis
penyesaran

gempa

tergolong

sesar

naik

atau

sesar

turun.

Proses Terjadinya Tsunami


Ada 3 (tiga) kejadian di laut yang mengakibatkan timbulnya tsunami yaitu :
1. Gempa Bumi
Secara umum gempabumi yang bisa menimbulkan tsunami adalah
gempabumi tektonik yang terjadi di laut dan mempunayai karakteristik
sebagai berikut:
a. Sumber gempabumi berada di laut
b. Kedalaman gempabumi dangkal, yakni kurang dari 60 km
c. Kekuatannya cukup besar, yakni di atas 6,0 SR.
d. Tipe patahannya turun (normal fault) atau patahan naik (thrush fault).
Tsunami

yang

ditimbulkan

oleh

gempabumi

biasanya

menimbulkan gelombang yang cukup besar, tergantung dari kekuatan


gempanya

Gelombang

dan

besarnya

area

10

patahan

yang

terjadi.

Tsunami dapat dihasilkan oleh gangguan apapun yang dengan cepat


memindahkan suatu massa air yang sangat besar, seperti suatu
gempabumi, letusan vulkanik, batu bintang/meteor atau tanah longsor.
Bagaimanapun juga, penyebab yang paling umum terjadi adalah dari
gempabumi di bawah permukaan laut. Gempabumi kecil bisa saja
menciptakan tsunami akibat dari adanya longsor di bawah permukaan
laut/lantai samudera yang mampu untuk membangkitkan tsunami
Tsunami dapat terbentuk manakala lantai samudera berubah bentuk secara
vertikal dan memindahkan air yang berada di atasnya. Dengan adanya
pergerakan secara vertical dari kulit bumi, kejadian ini biasa terjadi di
daerah pertemuan lempeng yang disebut subduksi. Gempa bumi di daerah
subduksi ini biasanya sangat efektif untuk menghasilkan gelombang
tsunami dimana lempeng samudera slip di bawah lempeng kontinen,
proses ini disebut juga dengan subduksi.
2. Land Slide (Tanah Longsor).
Land Slide/tanah longsor dengan volume tanah yang jatuh/turun
cukup besar dan terjadi di dasar Samudera, dapat mengakibatkan
timbulnya Tsunami. Biasanya tsunami yang terjadi tidak terlalu besar, jika
dibandingkan dengan tsunami akaibat gempabumi.
3. Gunung Berapi
Gunung Berapi aktif yang berada di tengah laut, ketika meletus
akan dapat menimbulkan tsunami. Tsunami yang terjadi bisa kecil, bisa
juga sangat besar, tergantung dari besar kecilnya letusan gunung api
tersebut. Ada banyak gunung api yang berada ditengah laut di seluruh
dunia. Untuk di Indonesia , yang paling terkenal adalah letusan gunung
Krakatau yang terletak di tengah laut sekitar Selat Sunda, yang terjadi
pada tahun 1883. Letusannya sangat dashyat, sehingga menimbulkna
tsunami yang sangat besar dan korban yang banyak, baik jiwa maupun

Gelombang

11

harta benda. Dampak dari bencana ini juga dirasakan kedashyatannya di


negara lain.

Mengapa tsunami di pinggir lebih besar daripada di tengah ?


hal tersebut terjadi karena setelah terjadi gempa di dasar laut, air laut
menuju ke pinggir,ketika naik ke daratan gelombang tersebut berbalik arah
dengan kecepatan yang lebih kecil dan bertabrakan dengan gelombang
yang baru datang,sehingga terbentuk gelombang yang lebih besar.

Gelombang

12

BAB II
PERMASALAHAN
Gejala-gejala Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi termasuk gelombang longitudinal. Termasuk gelombang
mekanik karena memerlukan media untuk merambat. Sifat-sifat gelombang bunyi
sama seperti sifat gelombang secara umum, tapi gelombang bunyi tidak dapat
mengalami polarisasi.
Frekuensi Bunyi
Sebagai bentuk gelombang, bunyi memiliki frekwensi. Berdasarkan
frekwensinya, gelombang bunyi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu audiosonik,
ultrasonik, dan infrasonik.
a. Gelombang audiosonik (audible wave). Gelombang audiosonik merupakan
gelombang bunyi yang berada pada rentang frekwensi pendengaran kita,
yakni berada pada kisaran frekwensi antara 16 Hz hingga 20.000 Hz.
b. Gelombang infrasonik (infrasonic wave). Gelombang infrasonik
merupakan gelombang bunyi yang frekwensinya berada di bawah
frekwensi gelombang audiosonik, yaitu frekwensinya lebih kecil dari 16
Hz.
c. Gelombang

ultrasonik

(ultrasonic

wave).

Gelombang

ultrasonik

merupakan gelombang bunyi yang frekwensinya berada di atas frekwensi


gelombang audiosonik, yaitu frekwensinya lebih besar dari 20.000 Hz.

Contoh Penerapan Gelombang dan Gelombang Bunyi dalam


Kehidupan Sehari-hari :
1. Radio
Radio energi adalah bentuk level energi elektromagnetik terendah,
dengan kisaran panjang gelombang dari ribuan kilometer sampai kurang
dari satu meter. Penggunaan paling banyak adalah komunikasi, untuk
meneliti luar angkasa dan sistem radar. Radar berguna untuk mempelajari

Gelombang

13

pola cuaca, badai, membuat peta 3D permukaan bumi, mengukur curah


hujan, pergerakan es di daerah kutub dan memonitor lingkungan. Panjang
gelombang radar berkisar antara 0.8 100 cm.
2. Microwave
Panjang gelombang radiasi microwave berkisar antara 0.3 300
cm. Penggunaannya terutama dalam bidang komunikasi dan pengiriman
informasi melalui ruang terbuka, memasak, dan sistem PJ aktif. Pada
sistem PJ aktif, pulsa microwave ditembakkan kepada sebuah target dan
refleksinya diukur untuk mempelajari karakteristik target. Sebagai contoh
aplikasi adalah Tropical Rainfall Measuring Missions (TRMM)
Microwave Imager (TMI), yang mengukur radiasi microwave yang
dipancarkan dari Spektrum elektromagnetik Energi elektromagnetik
atmosfer bumi untuk mengukur penguapan, kandungan air di awan dan
intensitas hujan.
3. Infrared
Kondisi-kondisi kesehatan dapat didiagnosis dengan menyelidiki
pancaran inframerah dari tubuh. Foto inframerah khusus disebut
termogram digunakan untuk mendeteksi masalah sirkulasi darah, radang
sendi dan kanker. Radiasi inframerah dapat juga digunakan dalam alarm
pencuri. Seorang pencuri tanpa sepengetahuannya akan menghalangi sinar
dan menyembunyikan alarm. Remote control berkomunikasi dengan TV
melalui radiasi sinar inframerah yang dihasilkan oleh LED ( Light Emiting
Diode ) yang terdapat dalam unit, sehingga kita dapat menyalakan TV dari
jarak jauh dengan menggunakan remote control.
4. Ultraviolet
Sinar UV diperlukan dalam asimilasi tumbuhan dan dapat
membunuh kuman-kuman penyakit kulit.
5. Sinar X
Sinar X ini biasa digunakan dalam bidang kedokteran untuk
memotret kedudukan tulang dalam badan terutama untuk menentukan
tulang yang patah. Akan tetapi penggunaan sinar X harus hati-hati sebab

Gelombang

14

jaringan sel-sel manusia dapat rusak akibat penggunaan sinar X yang


terlalu lama.
6. Alat Musik
Pada alat musik seperti gitar sumber bunyinya dihasilkan oleh
benda yang bergetar, yaitu senar. Jika senar dipetik dengan amplitodu
(simpangan) yang besar maka bunyi yang ditimbulkan akan lebih
keras. Dan

jika

ketegangan

senar

di

diregangkan

maka

suara

lengkingannya akan semakin tinggi. Begitu pula pada kendang dan alat
musik yang lain. Suara timbul karena sumber suara digetarkan.

Contoh Penerapan Gelombang dan Gelombang Air dalam


Kehidupan Sehari-hari :
A. Pasang Surut Air
Misalnya Jika kita melempar batu ke tengah kolam, kita akan melihat air
yang bergelombang dari tempat jatuhnya batu ke tepi kolem. Gelombang air
kolam berasal dari energi yang di timbulkan oleh batu yang jatuh kemudian
merambat menuju tepi kolam.
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan
teori kesetimbangan, yakni rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap
matahari, dan revolusi bumi terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori
dinamis adalah kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis),
dan gesekan dasar. Selain itu, terdapat beberapa faktor lokal yang dapat
mempengaruhi pasang surut di suatu perairan, seperti topogafi dasar laut, lebar
selat, bentuk teluk, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang
berlainan.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik gravitasi dan efek
sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah luar pusat rotasi. Gravitasi
bervariasi secara langsung dengan massa tetapi berbanding terbalik terhadap
jarak. Meskipun ukuran bulan lebih kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulan
dua kali lebih besar daripada gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasang
surut laut karena jarak bulan lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gaya
Gelombang

15

tarik gravitasi menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional di laut. Lintang dari tonjolan pasang
surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).

Gambar 1.1 Gravitasi antara bumi dan bulan


Bulan dan matahari keduanya memberikan gaya gravitasi tarikan terhadap
bumi yang besarnya tergantung kepada besarnya masa benda yang saling tarik
menarik tersebut. Bulan memberikan gaya tarik (gravitasi) yang lebih besar
dibanding matahari. Hal tersebut disebabkan walaupun masa bulan lebih kecil
dari matahari, tetapi posisinya lebih dekat ke bumi. Gaya-gaya ini mengakibatkan
air lautyang menyusun 71% permukaan bumi, menggelembung pada sumbu yang
menghadap ke bulan. Pasang surut terbentuk karena rotasi bumi yang berada di
bawah muka air yang menggelembung tersebut yang mengakibatkan kenaikan dan
penurunan permukaan laut di wilayah pesisir secara periodik. Gaya tarik gravitasi
matahari juga memiliki efek yang sama, namun dengan derajat yang lebih kecil.
Daerah-daerah pesisir mengalami dua kali pasang dan dua kali surut selama
periode sedikit di atas 24 jam (Priyana, 1994).
Bumi berputar pada porosnya, maka pasang tinggi yang terjadi pun akan
bergerak bergantian secara perlahan-lahan dari satu tempat ke tempat yang lain di
permukaan bumi. Satu perputaran yang dialami bumi sehubungan dengan gerakan

Gelombang

16

bulan memerlukan waktu selama 24 jam 50 menit, maka dua pasang tinggi dan
dua pasang rendah terjadi dalam periode tersebut.
Gaya tarik gravitasi matahari juga mempengaruhi terjadinya pasang
walaupun tenaga yang ditimbulkan terhadap lautan hanya sekitar 47% dari tenaga
yang dihasilkan oleh gaya gavitasi bulan. Pada waktu bulan baru dan bulan penuh
matahari dan bulan terletak pada satu garis terhadap bumi dan gaya gravitasi yang
ditimbulkan mempunyai arah yang sama. Akibatnya, gaya tarik gabungan tersebut
menghasilkan tonjolan air pasang yang lebih besar dari biasanya dan pasang yang
terjadi pada saat ini dinamakan spring tide. Pada waktu bulan seperempat dan tiga
perempat, matahari dan bulan terletak pada posisi yang membentuk sudut sikusiku (90) satu sama lain, sehingga pada saat ini gaya tarik gravitasi matahari
bersifat melemahkan gaya tarik bulan. Akibatnya, gaya tarik yang ditimbulkan
terhadap massa air laut menjadi berkurang dan terjadi pasang yang lebih kecil
dinamakan neap tide.

Gambar 1.2 Tenaga pembentuk pasang surut air laut


Faktor-faktor setempat seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di
sekitarnya kemungkinan menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas
terhadap sifat-sifat pasang. Contohnya, di Cua Cam di Teluk Tonkin, tipe
pasangnya adalah diurnal, di sini hanya terjadi satu periode pasang tinggi dan satu
periode pasang rendah dalam waktu satu hari. Mixed tide adalah tipe pasang yang
tingginya selalu berubah-ubah yang terjadi di beberapa tempat. Pasang campuran
(mixed

tides)

Gelombang

yang

bentuk

pasangnya

17

berdasar

pada

pola

pasang semi diurnal terjadi di daerah Sandakan di Laut Sulu, sedang yang bentuk
pasangnya berdasar pada pola pasang diurnal terdapatdi Hon Nie Nieu di
Vietnam.

Gambar 1.3 Bentuk pantai juga memepengaruhi


pasang surut air laut
Faktor lain yang mempengaruhi efek ketinggian gelombang adalah proses
revolusi bulan mengelilingi bumi dalam elliptical orbit. Titik perige apabila bulan
berada dekat dengan bumi dan titik apogee apabila bulan berada pada titik terjauh
dari bumi. Gelombang yang terjadi akibat proses revolusi bulan terhadap bumi
dibedakan menjadi:
a. Fase gelombang perige, apabila 2 kali dalam setahun bumi, bulan dan
matahari berada dalam satu garis dan bulan berada dalam titik perige
sehingga terjadi puncak gelombang benar-benar tinggi dan lembah
gelombang benar-benar rendah.
b. Fase gelombang apogee, apabila dalam setahun terjaadi 2 kaliposisi bumi,
bulan, dan matahari berada dalam fase yang tidak segaris dab bulan berada
pada titik apogee, sehingga menyebabkan puncak gelombang benar-benar
rendah, dan lembah gelombang benar-benar tinggi.
Gelombang pasang merupakan sinergi dari tiga fenomena yang terjadi
serentak yakni:

Gelombang

18

a. Pasang tertinggi. Terjadi setiap 18,6 tahun sekali pada 17 mei terjadi bulan
baru sehingga bumi segaris lurus dengan bulan dan matahari pada jarak
terdekat (perigeum), sehingga kombinasi gravitasi keduanya mampu
mengangkat air hingga mencapai pasang maksimal.
b. Gelombang Kelvin. Gelombang di samudra atau atmosfer yang
mengimbangi

gaya

Conolis

(gaya

akibat

rotasi

bumi).

Gayatersebut mengarah dari masing-masing kutub ke equator dengan


tendensi ke timur dengan kecepatan tetap, hingga membentur pantai atau
saling berbenturan dengan gelombang Kelvin dari arah yang berlawanan di
equator.
c. Gelombang Swell. Gelombang akibat tiupan angin dengan skala yang lebih
besar dari pada riak (ripples). Angin terjadi karena perbedaan pemanasan.
Perbedaan pemanasan ini antara lain diakibatkan oleh perbedaan liputan
awan yang berbeda.
Sinergi tiga kekuatan ini (pasang surut, rotasi bumi, dan angin) yang
masing-masing pada kondisi maksimum, mengahasilkan gelombang maksimum
pula. Ketika gelombang tersebut bertemu topografi dasar laut yang melandai di
dekat pantai, maka puncak gelombang tersebut akan tampak membesar, sehingga
ketika menghantam pantai menimbulkan bencana yang mengerikan.
Beberapa tipe gelombang pasang surut tersebut juga mempengaruhi arus
gelombang pasang surut. Gerakan air vertikal yang berhubungan dengan naik dan
turunnya pasang surut, diiringi oleh gerakan air horizontal yang disebut
dengan arus pasang surut. Permukaan air laut senantiasa berubah-ubah setiap saat
karena gerakan pasang surut, keadaan tersebut juga terjadi pada tempat-tempat
sempit,

seperti

teluk

dan

selat,

sehingga

menimbulkan arus pasut(Tidal

current). Gerakan arus pasut dari laut lepas yang merambat ke perairan pantai
akan mengalami perubahan, faktor yang mempengaruhinya antara lain adalah
berkurangnya kedalaman (Mihardja, 1994).
Arus yang terjadi di laut teluk dan laguna akibat massa air mengalir dari
permukaan yang lebih tinggi ke permukaan yang lebih rendah yang disebabkan

Gelombang

19

oleh pasang surut. Arus pasang surut adalah arus yang cukup dominan pada
perairan teluk yang memiliki karakteristik pasang (Flood) dan surut. Pada waktu
gelombang pasang surut merambat memasuki perairan dangkal, seperti muara
sungai atau teluk, maka badan air kawasan ini akan bereaksi terhadap aksi dari
perairan lepas (King, 1962).
Daerah-daerah di mana arus pasang surut cukup kuat, tarikan gesekan pada
dasar laut menghasilkan

potongan arus vertikal,

dan

resultan

turbulensi

menyebabkan bercampurnya lapisan air bawah secara vertikal. Pada daerah lain,
di mana arus pasang surut lebih lemah, pencampuran sedikit terjadi, dengan
demikian stratifikasi (lapisan-lapisan air dengan kepadatan berbeda) dapat terjadi.
Perbatasan antar daerah-daerah kontras dari perairan yang bercampur dan
terstratifikasi seringkali secara jelas didefinisikan, sehingga terdapat perbedaan
lateral yang ditandai dalam kepadatan air pada setiap sisi batas.
Tipe pasang surut juga dapat ditentukan berdasarkan bilangan Formzal (F) yang
dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
F = [A(O1) + A(K1)]/[A(M2) + A(S2)]

Tabel 2.1 Tipe pasang surut berdasarkan bilangan Formzal (F)


Sifat pasang surut yang periodik tentunya dapat diramalkan. Untuk
meramalkan pasang surut, diperlukan data amplitudo dan beda fasa dari masingmasing komponen pembangkit pasang surut. Komponen-komponen utama pasang
surut terdiri dari komponen tengah harian dan harian. Namun demikian, karena

Gelombang

20

interaksinya dengan bentuk (morfologi) pantai dan superposisi antar gelombang


pasang surut komponen utama, akan terbentuklah komponen-komponen pasang
surut yang baru.
B. Tsunami
Perpindahan badan air yang disebabkan oleh perubahan permukaan laut
secara vertikal dengan tiba-tiba dinamakan Tsunami. Perubahan permukaan laut
tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan
gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah. Tenaga yang dikandung
dalam gelombang tsunami tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000
km per jam. Setara dengan kecepatan pesawat terbang.Ketinggian gelombang di
laut dalam hanya sekitar 1 meter. Dengan demikian, laju gelombang tidak terasa
oleh kapal yang sedang berada di tengah laut.
Ketika mendekati pantai, kecepatan gelombang tsunami menurun hingga
sekitar 30 km per jam, namun ketinggiannya sudah meningkat hingga mencapai
puluhan meter. Hantaman gelombang tsunami dapat masuk hingga puluhan
kilometer dari bibir pantai. Kerusakan dan korban jiwa yang terjadi karena
tsunami dapat diakibatkan hantaman air maupun material yang terbawa oleh aliran
gelombang tsunami.

Gambar 3.1 Proses Tsunami

Gelombang

21

Gambar 3.2 Tsunami akibat gempa tektonik di dasar laut

Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana


gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam.
Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50
km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah
laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun
saat mencapai pantai tinggi gelombangnya dapat mencapai puluhan meter karena
terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk
daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter
bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa
bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera
menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut
serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat
menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan
bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba, sehingga keseimbangan
air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula benda kosmis atau
meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar,
dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.

Gelombang

22

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gelombang pasang surut air laut disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut
teori keseimbangan gaya pembangkit pasang surut terjadi karena pemisahkan
pergerakan sistem bumi-bulan-matahari menjadi 2, yaitu sistem bumi-bulan dan
sistem bumi matahari. Sedangkan menurut teori dinamik gaya pembangkit pasang
surut menghasilkan gelombang pasang surut (tide wive) yang periodenya
sebanding dengan gaya pembangkit pasang surut. Selain itu, faktor faktor lokal

Gelombang

23

seperti bentuk dasar lautan dan massa daratan di sekitarnya kemungkinan


menghalangi aliran air yang dapat berakibat luas terhadap sifat-sifat pasang.
Tenaga pembentuk pasang surut juga berasal dari bulan, bumi, dan
matahari yang menarik air laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua
tonjolan (bulge) pasang surut gravitasional dilaut. Lintang dari tonjolan pasang
surut ditentukan oleh deklinasi, yaitu sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang
orbital bulan dan matahari (Priyana, 1994).
Tipe-tipe pasang surut air laut bermacam-macam. Salah satunya
berdasarkan

kedudukan

bulan,

bumi,

dan

matahari

antara

lain spring

tides dan nead tides. Indonesia terjadi tipe pasang surut harian, campuran,
dan semi diurnal. Indonesia juga memiliki pasang surut yang tinggi karena
dipengaruhi oleh Samudera Hindia dan Pasifik.
Alat-alat yang digunakan dalam pengukuran pasang surut air laut antara
lain, tide staff, Tide Gauge, dan satelit. Sedangkan metode yang digunakan dalam
pengukuran pasang surut air laut dengan proses perhitungan dari komputer
didasarkan pada penyesuaian lengkung dari data pengamatan dengan metoda
kuadrat terkecil dengan menggunakan beberapa komponen yang dianggap
mempunyai faktor yang paling menentukan. Dengan bantuan komputer, maka
akan memperoleh data pasang surut air laut.
Tsunami merupakan gelombang laut besar yang terjadi karena gempa
tektonik di dasar laut, gunung meletus, dan tanah longsor. Gerakan vertikal ini
dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Patahan tersebut akan terisi oleh air
secara tiba-tiba yang biasanya dinamakan surut secara drastis. Jika sudah cukup
terisi oleh air dan mendapat tekanan yang kuat, maka gelombang tersebut lamakelamaan akan tinggi dan sangat kuat untuk mencapai daratan, hingga membuat
kerusakan. Gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan500-1000 km
per jam. Dengan gelombang besar tersebut menyebabkan daerah di sekitar pantai
juga luluh lantak.
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan Bahwa Gelombang tali
sebagai berikut:
1. Getaran adalah gerak bolak balik secara periodik melalui titik kesetimbangan.
2. Ciri-ciri getaran ditandai dengan adanya amplitudo dan frekuensi
3. Gelombang adalah getaran yang merambat atau menjalar ke suatu tempat
dalam suatu ruang (gelombang adalah fenomena perambatan energi).
Gelombang

24

4. Getaran merupakan elemen dasar dari gelombang, maka seluruh karakteristik


getaran juga dimiliki oleh gelombang
5. Berdasarkan arah rambat gelombang, gelombang digolongkan menjadi
dua:Gelombang Longitudinal dan gelombang transversal.
Berdasarkan cara rambat dan medium yang dilalui, gelombang dikelompokkan
menjadi dua:Gelombang Mekanik dan gelombang elektromagnetik
6. Sifat-sifat umum gelombang , antara lain: dapat dipantulkan, dapat dibiaskan,
dapat dipadukan, dapat dilenturkan, dapat diserap arah getarnya.
7. Manfaat getaran dan gelombang antara lain sebagai berikut:
Manfaat gelombang elektromagnetik:
1.
2.
3.
4.

Sinar gamma
Sinar X
Sinar ultraviolet
Gelombang radar & Radio

: membunuh sel kanker dan sterilisasi.


: mendiagnosa penyakit dan analisis atom
: membunuh kumandan sterilisasi
: alat komunikasi

Daftar Pustaka

Santoso, Hari. 2013.Magnet : Teori Tentang Gejala Kemagnetan,


Definisi, Sifat, dan Implementasinya. http://www.elangsakti.com.
Diakses pada tanggal 07 Oktober 2015.
Khullafah, Hamang. 2010. Gejala Kemagnetan.
http://www.id.scribd.com. Diakses pada tanggal 08 Oktober 2015.

Gelombang

25

Gelombang

26

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai
macam karunia dan nikmat-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Gelombang tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga tercurah atas Nabi Muhammad SAW kepada keluarga dan sahabatnya
serta para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Makalah ini masih jauh dari
sempurna kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
kepada kami demi sempurnanya makalah ini kedepannya.
Semoga makalah ini dapat menambah informasi bagi kami khususnya
sebagai penulis dan para pembaca umumnya, serta ilmu pengetahuan dan
wawasan bagi kita semua.

Jakarta, 19 April 2016

Tim Penyusun

Gelombang

DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Pengertian Gelombang..............................................................................................1
B. Jenis Gelombang.......................................................................................................2
C. Sifat-Sifat Gelombang...............................................................................................5
D. Contoh dan Penerapan Gelombang...........................................................................9
BAB II PERMASALAHAN..........................................................................................13
Gejala-gejala Gelombang Bunyi..................................................................................13
Contoh Penerapan Gelombang dan Gelombang Bunyi dalam Kehidupan Sehari-hari 13
Contoh Penerapan Gelombang dan Gelombang Air dalam Kehidupan Sehari-hari :. . .15
A.

Pasang Surut Air...............................................................................................15

B.

Tsunami............................................................................................................21

BAB III PENUTUP........................................................................................................24


A.

Kesimpulan..........................................................................................................24

Daftar Pustaka..................................................................................................................26
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

Gelombang

Anda mungkin juga menyukai