Perekonomian Indonesia
ISI
Isi
Ringkasan Eksekutif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
1.
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 22
Lampiran
Produksi Sawit dan Kemiskinan Per Provinsi . . . . 26
Ringkasan Eksekutif
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. PENDAHULUAN
1. Pendahuluan
Gambar 2.1
Mexico
China
Honduras
Ivory Coast
Ghana
Togo
Senegal & Gambia
Benin
Venezuela
Guinea Bissau
Suriname
Guinea
Sierra Leone
Liberia
Sao Tome &
Principe
Equatorial Guinea
Brazil
Gabon
Congo
Angola
Colombia
Dominican
Republic
Guatemala
Nicaragua
Costa Rica
Panama
Ecuador
Peru
Nigeria
Thailand
Cameroon
Central African Republic
Democratic Republic of Congo
Burundi
Indonesia
Soloman
Islands
> 1 million ha
100,000 to 1 million ha
10,000 to 100,000 ha
< 10,000 ha
Papua New
Guinea
Tanzania
Madagascar
Paraguay
Philippines
Malaysia
Somalia
Gambar 2.2
45
tonnes (millions)
40
35
30
25
20
15
10
5
0
1989
1991
World
1993
Malaysia
1995
1997
Indonesia
1999
Other
2001
Africa
2003
2005
2007
Catatan: Bagian Lain Dunia mencakup semua negara selain negara yang dicantumkan, termasuk negara-negara Asia Tenggara
Sumber: FAO (2010)
1
2
3
FAO (2010)
FARPI (2010)
FAO (2010)
4
5
6
7
8
9
FARPI (2010)
Sheil et al (2009)
Sheil et al (2009)
OECD-FAO (2009)
Thoenes (2006)
Sheil et al (2009)
Gambar 2.3
Minyak Nabati
1980
1990
Jumlah
Minyak Kedelai
13,4
Minyak Sawit
4,5
Minyak Canola
Minyak Bunga Matahari
2000
Jumlah
%
2009
Jumlah
%
Jumlah
33,7
16,1
26,5
25,6
27,7
35,9
27,0
11,3
11,0
18,1
21,9
23,7
45,1
34,0
3,5
8,8
8,2
13,5
14,5
15,7
21,5
16,2
5,0
12,6
7,9
12,9
9,7
10,5
13,0
9,8
0,6
1,5
1,5
2,5
2,7
2,9
5,2
3,9
12,8
32,1
16,1
26,5
18,1
19,6
12,0
9,0
39,8
60,8
92,5
132,8
10 Thoenes (2006)
11 Neste Oil (2007)
12 Darby Sime
Gambar 3.1
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1960
1965
1970
1975
Services
1980
Industry
1985
1990
1995
Agriculture
2000
2005
Gambar 3.2
Rice Paddy
Palm Oil
Chicken Meat
Coconuts
Natural Rubber
Other
16 Komisi Minyak Kelapa Sawit Indonesia (2008), GAPKI (2009), statistik beragam menurut sumbernya, statistik tidak resmi dari FAO
(2010) memperkirakan produksi pada 2008 di atas 16,9 juta ton.
17 Sebagaimana yang diukur oleh FAO (2010)
18 USDA (2009)
Gambar 3.3
BRUNEI
Nanggroe
Aceh
Darussalam
MALAYSIA
Riau
West
Sumatra
SINGAPORE
Jambi
Sabah
Serawak
West
Kalimantan
West
Papua
Central
Kalimantan
South
Kalimantan
Papua
INDONESIA
Bali
TIMOR LESTE
AUSTRALIA
Gambar 3.4
25
4
hectares/tonnes (millions)
20
15
yield
2
10
1
5
0
2002
0
2003
2004
2005
2006
2007
2008
Production (Other)
Yield (Other)
Production (Smallholders)
Yield (Smallholders)
Catatan: Hasil dihitung sebagai total produksi areal perkebunan kelapa sawit matang. Lainnya adalah total produksi yang lebih kecil daripada produksi petani kecil.
Sumber: perhitungan World Growth dari Statistik Komisi Sawit Indonesia
23
24
25
26
USDA (2009)
Goenadi (2008), hlm 3.
Sheil, D. et al (2009)
Zen et al (2006) dan Sheil, D. et al (2009)
matahari, dan canola yang masing-masing menghasilkan 0,37, 0,5, dan 0,75 ton.28 Varietas kelapa sawit
modern berhasil tinggi, dalam cuaca ideal dan
pengelolaan yang baik, mampu menghasilkan 5 ton
minyak sawit per hektare per tahun.29
27
28
29
30
31
32
33
Gambar 4.1
sehingga banyak pabrik makanan mengganti lemaktrans dengan minyak sawit. Selain daya saing dari segi
biaya, minyak sawit kaya akan lemak-mono-tak-jenuh
yang dipandang bermanfaat menurunkan risiko
penyakit jantung.35
Selain peningkatan total dalam keseluruhan konsumsi,
konsumsi minyak sawit per kapita pun terus
meningkat di beberapa negara maju besar akibat
pertumbuhan pendapatan yang mantap. Minyak sawit
memetik keuntungan dari perkembangan ini karena
energinya yang relatif tinggi per gram makanan. Pada
2009-10, Cina dan India membukukan lebih dari 40
persen impor neto dalam perdagangan dunia.
Pertumbuhan ekonomi di kedua negara ini di masa
mendatang akan meningkatkan permintaan minyak
nabati impor.
Produksi dan Peluang Minyak Sawit Dunia
Sebelum 2010, FAPRI memperkirakan bahwa
Indonesia akan menghasilkan hampir 30 juta ton
minyak sawit, termasuk mengekspor hampir 23 juta
ton. Pertumbuhan ini akan dicapai melalui
peningkatan hasil dan konversi lahan lebih lanjut.
Malaysia tampaknya memiliki peluang terbatas untuk
perluasan melalui konversi lahan karena pembatasan
penetapan peruntukan lahan. Ketersediaan lahan yang
terbatas diperkirakan akan memperlambat pertumbuhan produksi minyak sawit, terutama di
Semenanjung Malaysia dan Sabah.
Peningkatan hasil dari areal pembudidayaan yang
2009/2010
(ribu ton)
2019/2020
(ribu ton)
% perubahan
44.330
58.639
32%
Produksi
45.132
59.264
31%
Perdagangan
30.760
41.649
35%
Konsumsi
34 OECD-FAO (2009)
35 Malaysian Palm Oil Council (2008)
Gambar 4.2
45
tonnes (millions)
40
35
30
25
20
15
0
2010
2011
2012
PRODUCTION
CONSUMPTION
TRADE
2013
2014
World
2015
2016
2017
Indonesia
2018
2019
2020
Malaysia
36
37
38
39
Thoenes (2006)
FAO (2010)
Economist (2009)
Reuters (2010)
Gambar 4.3
140
hectares (millions)
120
100
80
60
40
20
0
1990
1992
Forest Area
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
Catatan: Angka 2009 didasarkan pada titik setengah jalan antara angka 2008 dan 2010.
Sumber: FAO (2010)
40 World Growth (2010) menyatakan bahwa banyak di antara klaim ini memiliki sedikit atau tanpa bukti kuat, dan hanya mengandalkan
pernyataan absolut dan seruan tanpa dasar yang dirancang mengundang simpati konsumen di negara maju. Hanya terdapat data terbatas
tentang luas hutan dan areal kebun kelapa sawit di Indonesia. Tidak ada definisi baku tentang apa yang disebut lahan hutan gundul di
Indonesia dan perkiraan laju penggundulan hutan sering didasarkan pada ilmu yang sangat lemah, sehingga tentu saja statistik yang tersedia
pun sangat berbeda-beda. Perhitungan terkini tentang penyerapan karbon dan penggundulan hutan pada umumnya didasarkan pada
pencitraan satelit yang hanya memperhitungkan sampel kawasan yang luas dan perkiraannya sering berlebihan dan sudah usang.
41 FAO (2010)
42 FAO (2010)c
43 Sejumlah perusahaan besar di Indonesia, termasuk APP dan APRIL, telah berupaya meningkatkan keberlanjutan kegiatan mereka
dengan menyetujui untuk melakukan beberapa kegiatan berkelanjutan, seperti komitmen untuk melindungi Hutan dengan Nilai
Konservasi Tinggi, dll.
Gambar 4.4
1990
(ribu ha)
1995
(ribu ha)
2000
(ribu ha)
2005
(ribu ha)
673
1.190
2.014
3.690
517
824
1.676
Buah sawit*
Perubahan
Lahan Pertanian
45.083
Perubahan
Lahan Hutan
118.545
Perubahan
42.187
44.777
48.446
-2.896
2.590
3.669
108.977
99.409
97.857
-9.568
-9.568
-1.552
*Areal panen, angka ini berbeda dengan angka Komisi Sawit Indonesia yang mengukur total areal perkebunan kelapa sawit seluas 5,95 juta ha pada 2005 dan
7,02 juta ha pada 2008.
Sumber: FA0 (2010)
44
45
46
47
48
berlanjut.
49 REDD-PBB (2010)
50 Reuters (2010)c
51 FAO/AGL (2010), dalam Global Assessment of Human Induced Soil Degradation (GALSOD) 1980 memperkirakan 16,53 persen luas
lahan (31,4 juta hektare) di Indonesia terkena dampak kerusakan.
52 World Resources Institute (2010)
53 Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Norwegia (2010)
Gambar 4.5
Target
Status
Prakarsa kebijakan
Sudah dilaksanakan
2% sebelum 2010
Menunjukkan niat
Tidak Ada
Sudah dilaksanakan
Brasil
Kanada
Cina
Uni Eropa
India
Indonesia
Jepang
Menyiapkan undang-undang
2-5% sebelum 2010
Sudah diusulkan
Korea
5%
Sudah dilaksanakan
Malaysia
5%
Sudah diusulkan
Filipina
Thailand
Mandat
Catatan: Kecuali jika dinyatakan lain dalam tabel, angka menunjukkan persentase campuran biodiesel, misalnya 5% = 5% campuran biodiesel.
Sumber: Sheil et al (2009)
54 Colchester et al (2006)
55 Djogo dan Syaf (2003)
56 Hatcher (2009)
57
58
59
60
61
62
63
Henson (1990)
Goenadi (2008), hlm. 2
Hai Teoh (2010)
dihitung dari data Komisi Sawit Indonesia
Perba et al (2006)
Sheil et al (2009)
Bio-fuel Indonesia (2010)
Daftar Pustaka
Ansari, F., Bhartata, A., Hudata, A., Kurniawan, P.M., dan Rianda E., (2007) Indonesian Tropical Deforestation: APRIL and
APP case studies, Erasmus Universiteit Rotterdam.
DAFTAR PUSTAKA
Asian Development Bank (1995), Project Completion Report, dapat diakses di:
http://www.adb.org/Documents/PCRs/INO/18110-INO-PCR.pdf, diakses pada September 2010
Asian Development Bank (2006), Indonesia: Strategic Vision for Agriculture and Rural Development.
Bio-fuel Indonesia (2010), dapat diakses di: http://www.bio-fuelindonesia.com, diakses September 2010
Cheng Hai Teoh (2010), Key Sustainability Issues in the palm oil sector, dapat diakses di:
http://www.ifc.org/ifcext/agriconsultation.nsf/AttachmentsByTitle/Discussion+Paper/$FILE/Discussion+Paper_
FINAL.pdf, diakses September 2010
Darby, Sime (tanpa tanggal), isi situs web, tersedia di http://www.simedarbyplantation.com/Bio-diesel_-_Overseas.aspx,
diakses September 2010
Djago, T. dan Syaf, R. (2003), Decentralization without Accountability: Power and Authority over Local Forest Governance
in Indonesia, tersedia di: http://www.cifor.cgiar.org/acm/download/pub/djogo-EWC.pdf, diakses September 2010
Economist (2009), The scramble for land in Africa and Asia, 21 Mei, tersedia di:
http://www.economist.com/PrinterFriendly.cfm?story_id=13692889&source=login_payBarrier
Uni Eropa (2003), The Directive on the Promotion of the use of bio-fuels and other renewable fuels for transport
(2003/30/EC), diakses di: http://eur-lex.europa.eu/LexUriServ/LexUriServ.do?uri=CELEX:32009L0028:EN:NOT
Food and Agricultural Policy Research Institute (2010), U.S. and World Agricultural Outlook, FARPI, Iowa. Tersedia di:
http://www.fapri.iastate.edu/outlook/2010/, diakses September 2010
Food and Agricultural Policy Research (2010)b, Food and agricultural commodities production statistics: Indonesia and
Production Indices: Indonesia, dapat diakses di: http://faostat.fao.org, diakses September 2010.
Food and Agricultural Policy Research (2010)c, Global Forest Resources Assessment 2010: Country Report Indonesia, The
Forest Resources Assessment Programme.
Food and Agricultural Policy Research (2005), National Soil Degradation Maps, dapat diakses di: http://www.fao.org/landandwater/agll/glasod/glasodmaps.jsp?country=IDN&search=Display+map+! Diakses September 2010.
Food and Agricultural Policy Research Unit (2001), Contract Farming: Partnerships for Growth, Chapter 3: Types of
Contract Farming, dapat diakses di: http://www.fao.org/docrep/004/y0937e/y0937e05.htm, diakses September 2010
Food and Agriculture Organisation of the United Nations (FAO), (2002), Small-Scale Palm Oil Processing in africa, Chapter
3, FAO Agricultural Services Bulletin 148, dapat diakses di: http://www.fao.org/DOCREP/005/y4355e/y4355e03.htm,
diakses September 2010
Food and Agriculture Organisation of the United Nations (FAO), (2010), Global Forest Resources Assessment 2010, dapat
diakses di: http://www.fao.org/forestry/fra/fra2010/en/, diakses September 2010
FAOSTAT (2010), http://faostat.fao.org/site/291/default.aspx, diakses September 2010
Perba et al (2006), Yield Potential of Oil Palm in Indonesia: A Country report, disampaikan pada International Seminar on
Yield Potential in Oil Palm II, dapat diakses di: http://isopb.org/?kit=links&menuid=6, diakses September 2010.
Reuters (2010), Wilmar aims to grow sugar business in Indonesia, Brasil, 6 Juli, tersedia di: http://www.reuters.com/article/idUSSGE6650ES20100706
Reuters (2010)b, Q+A-Indonesia issues draft rules on forest clearing, 6 Juli, tersedia di:
http://af.reuters.com/article/energyOilNews/idAFJAK26185620100706?pageNumber=2&virtualBrandChannel=0
Reuters (2010)c, Indonesia says it wont revoke existing forestry licenses, tersedia di:
http://www.alertnet.org/thenews/newsdesk/SGE65109U.htm, diakses September 2010.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2010), Number and Percentage of Poor People, Poverty Line, Poverty Gap Index,
Poverty Severity Index by Province,
http://dds.bps.go.id/eng/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=23¬ab=3, diakses September 2010.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2010), Gross Regional Domestic Product at Current Market Prices by Provinces,
http://dds.bps.go.id/eng/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=52¬ab=1, diakses September 2010.
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia (2010)b, Gross Domestic Product at Current Market Prices by Industrial Origin,
dapat diakses di: http://dds.bps.go.id/eng/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&id_subyek=11¬ab=1
Sustainable Development Project (2010), Submission to the World Banks Framework for Engagement in the Palm Oil
Sector, dapat diakses di: http://sustainabledev.org/wp-content/uploads/2010/08/100823-SUBMISSION-World-Bank-andPalm-Oil.pdf
Thoenes, P. (2006), Bio-fuels and Commodity Markets Palm Oil Focus 1, FAO Commodities and Trade Division, Roma
Perserikatan Bangsa-Bangsa (2010), UN Data a world of Information dapat diakses di: http://data.un.org/, diakses
September 2010
United Nations collaborative program on Reducing Emissions from Deforestation and forest Degradation in developing
countries (UN-REDD), (2010), dapat diakses di: http://www.un-redd.org/AboutREDD/tabid/582/Default.aspx, diakses
September 2010.
United States Department of Agriculture (2009), Indonesia: Palm oil production growth to continue, dapat diakses di:
http://www.pecad.fas.usda.gov/highlights/2009/03/Indonesia/, diakses September 2010.
Wicke, B. et al (2008), Drivers of land use change and the role of palm oil production in Indonesia and Malaysia: Overview
of past developments and future projections, Copernicus Institute, Universiteit Utrecht
Bank Dunia (2010), Agriculture & Rural Development Data, http://data.worldbank.org/topic/agriculture-and-rural-development, diakses September 2010
Bank Dunia (2010), Country Data: Indonesia, tersedia di: http://data.worldbank.org/country/indonesia, diakses September
2010
World Growth (2009), Conversion: The Immutable Link Between Forestry and Development, Arlington, VA, tersedia di:
http://www.worldgrowth.org/assets/files/WG_Forestry_Conversion_Report.pdf
LAMPIRAN
Tabel 1
Name
Pop*
%
(juta) Miskin
Indeks
Keparahan
Swasta
Petani
Kecil
0,67
2.131.450
2.054.854
335.245 4.521.549
1.022.472
1.025.005 3.712.052
Riau
210,0
4,45
12,9
Sumatra Utara
181,8
12,99
13,63
0,51 1.664.575
Sumatra Selatan
Pemerintah
Total
109,9
7,45
18,43
0,83
855.521
759.034
140.346
1.754.901
Jambi
32,1
3,09
7,81
0,32
434.899
709.242
133.531
1.277.672
Sumatra Barat
59,8
4,85
13,01
0,52
548.316
326.580
40.998
915.894
Papua Barat
10,4
0,76
48,84
7,29
15.915
25.366
32.087
73.368
Sulawesi Tenggara
18,0
2,23
25,84
1,52
10.274
10.274
Sulawesi Tengah
19,3
2,63
24,97
1,6
97.077
8.180
9.173
114.430
Lampung
49,1
7,60
23,7
1,12
149.262
162.590
36.376
348.228
Bengkulu
11,4
1,71
21,66
0,92
208.923
217.022
8.072
434.017
Indonesia
3.950
237,56
17,35
6.358.388
2.174.897 17.796.374
PO Box 3693
Arlington, VA 22203-3693
(866) 467-7200
www.worldgrowth.org