PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap wanita yang sehat kemungkinan akan mengalami kehamilan
dan
persalinan
karena
fungsi
reproduksi
sangat
penting
untuk
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep dasar tentang post partum?
2. Bagaimana konsep dasar tentang pre eklamsi?
3. Bagaimana konsep dasar tentang eklamsi?
4. Bagaimana asuhan keperawatan pada ny. s p1a0 dengan post partum
sectio caesarea atas indikasi eklamsi di ruang nifas rumah sakit umum
daerah dr. lukmono hadi kudus?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui konsep dasar tentang post partum
2. Untuk mengetahui konsep dasar tentang pre eklamsi
3. Untuk mengetahui konsep dasar tentang eklamsi
4. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan pada ny. s p1a0 dengan
post partum sectio caesarea atas indikasi eklamsi di ruang nifas rumah
sakit umum daerah dr. lukmono hadi kudus
BAB II
KONSEP DASAR
A. KONSEP DASAR POST PARTUM
1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan
janin turun ke dalam jalan lahir. Kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban di dorong keluar melalui jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang dapat hidup dengan tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alat
2
serta tidak melukai ibu dan bayi yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Wiknjosastro, 2010).
Pada persalinan presentasi belakang kepala, kepala janin turun
melalui PAP dengan sutura sagitalis melintang/miring, sehingga ubunubun kecil dapat berada di kiri melintang, kanan melintang, kiri depan,
kanan depan, kiri belakang/kanan belakang. Dalam keadaan flexi bagian
kepala yang pertama mencapai dasar panggul adalah Occiput. Occiput
akan memutar kedepan karena dasar panggul dan muculus levator aninya
mementuk ruangan yang lebih sesuai dengan occiput (Prawirohardjo,
2008).
Post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa
nifas ini yaitu 6 8 minggu (Prawirohardjo, 2008).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Manuaba, 2010).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan,
waktu kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap
hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).
Batasan waktu nifas yang paling singkat (minimum) tidak ada
batas waktunya, bahkan bisa jadi dalam waktu yang relative pendek
darah sudah tidak keluar, sedangkan batasan maksimumnya adalah 40
hari. Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan
secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Smeltzer, 2001).
2. Etiologi
Apa yang menyebabkan persalinan belum diketahui benar yang ada
hanyalah merupakan teori komplek antara lain dikemukakan faktor
hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan saraf dan
nutrisi.
sebagai
penenang
otot-otot
polos
rahim
dan
akan
dan
retraksi
menyebabkan
terganggunya
Perubahan uterus setelah melahirkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Sepusat
1000 gr
Diameter
Bekas
Melekat
Plasenta
12,5
1 minggu
Pertengahan
pusat symphisis
500 gr
7,5 cm
2 minggu
Tak teraba
350 gr
5 cm
Dapat dimasuki 1
jari
6 minggu
Sebesar hamil 2
minggu
50 gr
2,5 cm
8 minggu
Normal
30 gr
Involusi
Berat
Uterus
TFU
Keadaan Cervix
Lembek
pertumbuhan
kelenjar
susu
sedangkan
10
Penemuan normal
Penemuan abnormal
Tekanan darah < 140 / 90 Tekanan darah > 140 / 90
vital
menit
11
darah
berubah
rendah
semua,
ini
terjadi
setelah
1-2
hari
dari
12
tanggung
jawab
terhadap
bayi.
Sedangkan
13
14
15
Hasil:
Kontraksi miometrium, tingkat involusi
uteri.
penyimpangan cardiovaskuler.
menurun 20 mmHg.
Bradikardi: 50-70 x/mnt.
16
3. Klasifikasi
Dibagi dalam 2 golongan (Manuaba, 2010):
a. Pre-eklampsi ringan, bila keadaan sebagai berikut :
17
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
rebah terlentang/tidur berbaring, atau kenaikan diastolik 15
mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih.
Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 x pemeriksaan
dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum, kaki, jari tangan dan muka, atau kenaikan berat
badan 1 kg atau lebih perminggu.
3) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih perliter, kwalitatif
1+atau 2+ pada urin kateter atau midstream
b. Pre-eklampsi berat:
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
2) Proteinuria 5 gr atau lebih perliter
3) Oliguria, jmlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam
4) Keluhan subjektif :
a) Nyeri di epigastrium
b) Gangguan penglihatan
c) Nyeri kepala
d) Edema paru dan sianosis
5) Pemeriksaan :
a) Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
b) Perdarahan pada retina
c) Trombosit kurang dari 100.000/mm
4. Manifestasi Klinis
Biasanya tanda-tanda pre eklampsia timbul dalam urutan
(Manuaba, 2010):
a.
b.
c.
d.
18
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat menunjang untuk mendiagnosa pre
eklamsi antara lain (Syaifudin, 202) :
a. Tes diagnostik dasar
Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urin,
pemeriksaan edema, pengukuran tinggi fundus uteri, pemeriksaan
funduskopik.
b. Tes laboratorium dasar:
1) Evaluasi hematologik (hematokrit, jumlah trombosit, morfologi
eritrosit pada sediaan apus darah tepi).
2) Pemeriksaan fungsi hati (bilirubin, protein serum, aspartat
aminotransferase, dan sebagainya).
3) Pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin).
4) Uji untuk meramalkan hipertensi
5) Roll Over test
6) Pemberian infus angiotensin II.
6. Penatalaksanaan
Tujuan utama penanganan adalah (Syaifudin, 2002) :
a. Untuk mencegahte rjadinyap re-eklampsdi an eklampsi
b. Hendaknyaja nin lahir hidup
c. Trauma padajanin seminimal mungkin.
Pre-eklampsi ringan Pengobatan adalah simtiomatis dan wanita
dapat di lakukan (Syaifudin, 2002):
a. Rawat jalan dengan skemaa periksa ulang yang lebih sering,
misalnya 2 x seminggu
b. Rawat inap
c. Penangan rawat jalan atau rawat inap :
1) Istirahat di tempat tidur adalah istirahat pokok
2) Diit rendah garam
3) Berikan obat-obatan seperti valium tablet 5 mg dosis 3x sehari,
atau tablet fenobarbital 30 mg dengan dosis 3x sehari, diuretika
dan antihipertensi tidak dianjurkan, karena obat ini tidak begitu
bermanfaat bahkan bisa menutupi tanda dan gejala pre-eklampsi
berat.
Dengan cara di atas biasanya pre-eklampsi ringan jadi tenang
dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan dan diperiksa ulang lebih sering
19
dari biasa. Bila pada beberapa kasus gejala masih menetap, penderita
tetap dirawat inap. Lakukan monitor keadaan janin : kadar estriol urin,
amnioskopik dan ultrasografi dan sebagainya. Bila keadaan mengizinkan,
barulah pada kehamilan minggu ke 37 ke atas dilakukan induksi partus.
Penanganan pada Pre-eklampsi berat yaitu (Manuaba, 2010) :
a. Pre-eklampsi berat kehamilan dan 37 minggu :
1) Jika janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-paru,
dengan pemeriksaan shake dan rasio L/S maka penangannya
adalah sebagai berikut:
a) Berikan suntikan
sulfas
magnesikus
dosis
gr
20
8. Pencegahan
Untuk mencegah kejadian pre eklampsia ringan dapat dilakukan
nasehat tentang tentang dan berkaitan dengan (Mitayani, 2009):
a. Diet makanan
Makanan tinggi protein tinggi karbohidrat, cukup vitamin,
dan rendah lemak. Kurangi garan apabila berat badan bertanbah atau
edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna.
Untuk meningkatkan jumlah portein dengan tambahan sau butir telur
stiap hari.
b. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti
bekerja dan disesuaikan dengan kmampuan. Lebih banyak duduk
atau berbaring ke arah punggung janin sehingga aliran darah menuju
plasenta tidak mengalami gangguan.
c. Pengawasan antenatal ( hamil)
Bila terjadi perubahan perasaan dan gerak janin dalam
rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang
memerlukan perhatian:
1) Uji kemampuan pre eklampsia:
a) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
b) Pemriksaan tinggi fundus uteri
c) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
d) Pemriksaan protin dalam urin
21
3.
berikutnya
e. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Tanda dan Gejala
Diagnosis preeklampsia ditegakan berdasarkan adanya dua dari
tiga gejala, yaitu pemambahan berat badan yang berlebihan,edema,
hipertensi, dan proteinuri.Penambahan berat badan yang berlebihan bila
terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali. Edema terlihat sebagai
peningkatan berat badan,pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka.
Tekanan darah > 140/90 mmHg atau tekenen sistolik meningkat >
30 mmHg atau tekanan diastolik > 15 mmHg yang di ukur setelah pasien
beristirahat selama 30 menit. Tekanan diastolik pada trimester kedua
yang lebih dari 85 mmHg patut dicurigai sebagai bakat preeklampsia.
Proteinuria apabila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing
22
24
25
efektif
dapat
dipersoalkan,
namun
pada
umumnya
26
27
28
labilitas
emosional,
dari
pengalaman
kelahiran,
mungkin
mengekspresikan
29
kemampuan
memecahkan
masalah dasar
i) Menunjukkan peningkatan fokus eksternal
j) Menunjukkan beberapa kemampuan untuk meyakinkan diri
NIC :
a) Meninjau tingkat kecemasan klien dan reaksi kecemasan
secara fisik (misalnya, tachicardia tachyipnea, ekspresi
kecemasan nonverbal). Pertimbangkan untuk menggunakan
Skala Kecemasan Hamilton, yang menilai 14 gejala pada
skala 0 (tidak hadir) sampai 4 (sangat berat). Gejala yang
dievaluasi adalah suasana hati, ketegangan, ketakutan,
insomnia, konsentrasi, khawatir, perasaan depresi, keluhan
somatik dan kardiovaskular, pernapasan, pencernaan,
saluran kemih, autonomi dan gejala perilaku. EBN:
Reliabilitas dan validitas dari skala kecemasan Hamilton
telah
didukung
oleh
penelitian.
EBN:
Kecemasan
31
zat
yang
menyebabkan
atau
berpotensi
yang
negatif
dengan
pernyataan
positif
32
EBN:
Kecemasan
perumpamaan
menurun
yang
dipandu
dengan
selama
33
NIC :
a) Monitor tanda-tanda perdarahan
34
b)
c)
d)
e)
f)
Monitor TTV
Catat catat nilai Hb, HT
Pertahankan patensi iv line
Lakukan pressure pada area perdarahan
Kolaborasi dalam pemberian terapi antikoagulan
(penurunan
persepsi
waktu,
penurunan
perubahan
TD,
nadi,
pupil
dilatasi),
35
NIC :
a) Lakukan dan catat penilaian nyeri yang komprehensif dan
menerapkan intervensi manajemen nyeri untuk mencapai
kenyamanan. Komponen penilaian awal ini meliputi:
kualitas tempat, onset / durasi, profil temporal, intensitas,
faktor yang memberatkan dan meringankan, dan efek nyeri
pada fungsi dan kualitas hidup. Menentukan lokasi, aspek
temporal, intensitas nyeri, karakteristik, dan dampak nyeri
pada fungsi dan kualitas hidup sangat penting untuk
menentukan penyebab rasa sakit dan pengobatan yang
efektiv. Penilaian awal ini mencakup semua informasi rasa
sakit dari data klien untuk mengembangkan rencana
pengelolaan nyeri individual. Laporan diri dianggap sebagai
indikator yang paling dapat diandalkan.
b) Kaji tingkat nyeri pada klien menggunakan laporan diri,
merupakan alat ukur rasa nyeri yang valid dan terpercaya,
yaitu dengan skala rating 0-10 rasa nyeri numerik. Langkah
pertama dalam penilaian nyeri adalah untuk menentukan
apakah klien dapat memberikan laporan diri. Minta klien
untuk menilai intensitas nyeri atau pilih deskriptor intensitas
nyeri menggunakan alat nyeri laporan diri yang valid dan
reliabel. EB: peringkat nyeri dimensi tunggal dianggap
valid dan reliabel sebagai ukuran tingkat intensitas nyeri.
EBN: Penyelidikan sikap dan keyakinan keperawatan
tentang penilaian nyeri mengungkapkan bahwa penggunaan
yang efektif dari skala penilaian nyeri sering ditentukan
oleh sikap pribadi perawat tentang efektivitasnya.
c) Tanya klien untuk mendeskripsikan pengalaman dengan
nyeri, efektifitas intervensi manajemen nyeri, respon
terhadap penyembuhan analgesik termasuk kejadian yang
tidak diharapkan, dan kekawatiran terhadap nyeri dan
36
penanganannya
(sebagai
contoh
takut
terhadap
melaporkan
nyeri
sebagaimana
faktor
yang
faktor
resiko
untuk
komplikasi
mempunyai
konsekuensi
psikologis
dan
37
jaringan,
menghasilkan
kondisi
nyeri);
2)
patologis,
amati
intervensi
kebiasaan
yang
yang
38
banyak
salah
penanganannya,
konsep
pendidikan
mengenai
tentang
nyeri
dan
kemampuan
atau
ansietas,
keterlambatan
perkembangan,
ketidaknyamanan.
Rencana Keperawatan :
NOC :
1) Ambulasi
2) Keseimbangan
3) Pergerakan terkoordinasi
4) Mobilitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien memperlihatkan
mobilitas fisik dengan kriteria hasil :
1) Memperlihatkan penggunaan alat bantu secara benar
dengan pengawasan.
39
kecuali
ADL.
EBN
melatih
klien
supaya
tidak
malnutrisi,
peningkatan
paparan
lingkungan
a. Immune status
b. Knowledge infektion : infection control
c. Risk control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien tidak mengalami
infeksi dengan kriteria hasil :
a. Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
b. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya
infeksi
c. Jumlah leukosit dalam batas normal
d. Menunjukkan perilaku hidup sehat
e. Status imun, gastrointestinal, genito urinaria dalam batas
normal
NIC :
a. Pertahankan teknik aseptif dan menjaga kebersihan tangan.
EBN : untuk mencegah penyebaran infeksi.
b. Cuci tangan setiap dan sebelum melakukan tindakan
keperawatan. EBN: Untuk mencegah penyebaran infeksi.
c. Ganti letak IV perifer dan dressing sesuai dengan petunjuk
d. Gunakan kateter intermiten. EBN: untuk menurunkan
e.
f.
g.
h.
i.
panas, drainase
j. Monitor adanya luka
k. Dorong masuknya cairan
l. Dorong istirahat
m. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
n. Kaji suhu badan pada pasien neutropenia setiap 4 jam
6) Tidak efektifnya laktasi berhubungan dengan terhambatnya
pengeluaran ASI, perpisahan dengan bayi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan laktasi efektif Kriteria
hasil :
a) Dapat mengidentifikasi aktivitas yang menentukan atau
meningkatkan menyusui yang berhasil.
Intervensi :
41
BAB III
ASUHAN KEPERWATAN PADA Ny. S P1A0 DENGAN POST PARTUM
SECTIO CAESAREA ATAS CHEPALO PELVIK DISPOPORSIONAL
(CPD)
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Jumat tanggal 20 januari 2015 jam 14.00
WIB diruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kudus secara
Allo dan Auto Anamnesa.
IDENTITAS KLIEN
Nama
: Ny. W
Umur
: 19 tahun
Alamat
: Karang Rowo 07/03 Undaan
Status
: Menikah P1 A0 Post Sc H+1
Orang yang Bertanggung jawab : Tn. M Sebagai Suami
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: SMA
Tingkat SosEk
: Menengah
No Cm
: 7001561
Tanggal Masuk
: 17 Januari 2015
Tanggal Pengkajian
: 18 januari 2015
42
B. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh nyeri pada luka operasi hari ke 1, nyeri dirasakan
seperti di tusuk-tusuk benda tajam, nyeri bertambah bila bergerak dan
beraktivitas dan nyeri berkurang ketika istirahat, nyeri yang dirasakan hilang
timbul, skala nyeri 7 (sedang).
P: luka post operasi SC
Q: seperti disayat-sayat
R: di perut/abdomen
S: 7 (sedang)
T: hilang timbul
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Selama Hamil
Klien mengatakan kelahiran ini merupakan kelahiran anak yang
pertama, klien tidak pernah mengalami keguguran. Riwayat penyakit
klien : klien tidak mempunyai penyakit menular seperti hepatitis, TBC,
HIV AIDS, penyakit berat seperti : Paru paru, jantung, maupun
ginjal, klien tidak mempunyai riwayat Hipertensi.
Riwayat penyakit keluarga : dari keluarga klien tidak mempunyai
penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV-AIDS, penyakit berat
seperti : Paru - paru, jantung, ginjal, dan penyakit menurun seperti DM,
hipertensi, dan lain lain.
2. Saat ini
Klien mengatakan sejak hari sabtu tanggal 17 januari 2015 jam
09.45 WIB. Oleh keluarga klien di periksakan ke poli obsgyn, di poli
obsgyn klien diperiksa oleh dokter di poli untuk direncanakan operasi
sectio cesaria di RSUD Kudus. Kemudian klien disarankan oleh dokter
untuk segera di operasi Sectio cesaria dengan G 1P0A0 H 37 minggu.Klien
di indikasikan untuk rawat inap ke Rumah Sakit Umum Daerah Kudus
pada hari Sabtu tanggal 17 Januari 2015 jam 11.00 WIB, klien datang
dengan suspect Cephalo pelvik disporposional. Klien rawat inap di ruang
bersalin. Klien masuk ruang bersalin pada jam 11.30 wib. Di ruang
bersalin dilakukan pemeriksaan fisik. Didapatkan hasil pemeriksaan :
TD:110/80, N:98x/menit, RR:16x/menit, S:36,6
DJJ:144x/menit.
43
C, TFU: 29 cm,
44
nafsu
makan
ibu
meningkat
karena
mengingat
bayinya
45
sakit pada perut bagian tengah dan ibu bersikap pasif (sebagai penerimaan
dan menunggu apa yang akan diberikan / disarankan).
2. Taking Hold (periode pelepasan diri)
Klien belum menggerakan tangan kiri dan kanan karena
klien dalam perawatan intensif. Kecemasan ibu mulai kuat untuk ingin
segera sembuh dari sakitnya dan segera beraktivitas seperti semula
( mengurus anak-anaknya).
3. Leting Go
Perencanaan ibu setelah ibu pulang kerumah ibu akan
merawat bayinya sendiri jadi adaptasi dengan kebutuhan bayi yang sangat
tergantung menyebabkan berkurangnya hak ibu yaitu kebebasan dan
hubungan sosial ibu dengan tetangga berkurang.
H. PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL (Menurut GORDON)
1. Pola persepsi dan management kesehatan
a. Selama hamil
Klien tidak mempunyai kebiasaan buruk yang membahayakan
kesehatannya seperti merokok, alkohol, narkoba, dll, klien tinggal
dalam lingkungan yang cukup baik.
b. Saat di kaji
Dalam menjaga kesehatannya, klien kurang memahami tenyang
bagaimana cara melakukan perawatan payudara agar ASI keluar.
Klien juga tidak tau tentang penyakit yang dideritanya. Klien terlihat
cemas dengan keadaan dirinya dan klien banyak bertanya mengenai
sakitnya. Dalam masa kehamilan klien memeriksakan ke bidan karena
takut
ada
apa-apa
dan
untuk
mengetahui
perkembangan
kehamilannya.
2. Pola nutrisi dan metabolik
a. Selama Hamil : klien mengatakan makan 3 x sehari dengan komposisi
nasi, sayur, lauk dan kadang - kadang buah buahan dan susu, klien
tidak mempunyai alergi terhadap jenis makanan tertentu, klien minum
1800 cc sehari dan minum saat merasa haus.
Antropometri : BB : 55 kg
TB : 155 cm
46
1.55
2
IMT :
55
(Kategori normal, status gisi baik (IMT 118.5-25.0))
b. Saat dikaji : klien tetap antusias untuk makan karena jika ibu tidak
makan bayinya tidak mendapatkan nutrisi, klien mengatakan akan
makan teratur untuk kesehatan bayinya. Klien makan 3x sehari dengan
komposisi nasi, lauk, sayur yang disediakan oleh rumah sakit. Klien
makan dengan 1 porsi habis, klien minum hanya 850 cc sehari, terdiri
dari air putih dan 200 cc teh setiap pagi, klien minum kalau merasa
haus. Antropometri : BB : 51 kg
1.55
2
IMT :
51
TB : 155 cm
47
terpasang kateter ukuran 16, urin berwarna kuning pekat dan jumlah
urin 1200cc dalam sehari.
4. Pola istirahat tidur
a. Selama Hamil : klien mengatakan tidur 5 7 jam perhari, tidur
siang 1 jam perhari dan malam hari 5 6 jam mulai dari pukul 20.00
05.00 WIB kualitas tidur nyenyak tidak sering terbangun.
b. Saat dikaji : klien mengatakan tidak bisa tidur, tidur hanya 3-4 jam
karena merasakan nyeri diperut bekas operasi. Ekspresi wajah tampak
lelah dan pucat. Klien sering terbangun saat tidur malam hari karena
merasakan nyeri, butuh 3- menit untuk dapat tidur kembali
5. Pola aktivitas dan latihan
a. Selama Hamil : klien mengatakan sehari hari sebagai ibu rumah
tangga. Dalam melakukan aktivitas seperti makan, minum, toileting
dapat dilakukan secara mandiri oleh klien
b. Saat dikaji : klien lebih banyak menggunakan waktunya berbaring
ditempat tidur karena klien harus banyak beristirahat diatas tempat
tidur. Klien belum berani bergerak ( miring) karena takut sakit, klien
mengatakan luka bekas jahitan masih terasa nyeri dengan skala 6,
terasa perih dan seperti disayat sayat, nyeri bertambah jika bergerak
dan berkurang bila tidur, nyeri terasa hilang timbul.
48
Aktivitas
Sebelum
Nilai Ketergantungan
0
1
2
3
1. Makan
2. Minum
H
3. BAB
4. BAK
D
5. Berpakaian
6. Berpindah
D
7. Ambulasi /
ROM
h
Sesudah
Nilai Ketergantungan
0
1
2
3
Keterangan
= 0 : Mandiri
1 : Dibantu alat
2 : Dibantu orang lain
3 : Di bantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
49
Gambaran Diri = klien menerima rasa sakit dan luka pada tubuhnya dan
tidak malu degan keadaannya, tetapi klien merasa cemas
tentang keadaan dirinya.
Klien merasa senang dengan kelahiran anaknya yang lahir
dengan selamat tanpa ada kecacatan.
Ideal Diri = klien berharap segera sembuh dari sakitnya dan segera dapat
merawat anaknya dan menyusuinya tanpa ada hambatan
rasa nyeri serta dapat segera menggendong anaknya.
Peran Diri = klien mengatakan belum bisa menjalankan peranannya
sebagai seorang ibu karena klien masih dalam perawatan
intensif begitu juga dengan anaknya.
Harga Diri = klien sangat senang dengan kelahiran anak yang ke 3 dan
bangga sebagai seoarang wanita dan sebagai ibu bagi anak
anak nya.
Identitas diri = klien adalah seorang wanita yang sudah melahirkan anak
pertamanya dan klien merasa lebih lengkap dengan
kehadiran anaka.
8. Pola Peran Dan Hubungan
a. Sebelum hamil
Klien mengatakan hubungan dengan orang terdekat tidak ada masalah
dan hubungannya sant baik. banyak yang menitip salam untuk klien
dan mendoakan segera pulih melalui pesan yang disampaikan melalui
suaminya.
b. Saat di kaji
Klien sangat kooperatif Interaksi dengan tenaga medis, keluarga dan
masyarakat terjalin dengan baik, klien tampak kooperatif, komunikasi
dengan orang lain lancar.
9. Pola Seksual Dan Reproduksi
Status seksualitas klien sudah menikah. menikah pada usia 18 tahun. Klien
baru menjalani perslinan pertama kali. Klien mengalami haid pertama kali
(menarche) pada usia 14 tahun. Lama haidnya 7-8 hari dan siklusnya 28
hari. Klien tidak merasakan nyeri haid (disminore).
50
I. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : composmentis
TTV : TD = 180/100 mmHg
S = 36,6 C
N = 148 x/menit
RR = 48 x/menit
BB = 55 kg
TB = 155 cm
51
2. Kepala
a. Rambut = hitam, lembab, rambut tidak mudah rontok, dan tidak ada
lesi di kulit kepala
b. Alis = tidak mudah dicabut
c. Mata = konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor,
reaksi terhadap cahaya mengecil, visus bisa membaca tulisan times
new roman 12 dalam jarak 30 m
d. Muka = tidak terdapat oedema dan tidak pula terdapat cloasma
gravidarum.
e. Hidung = bersih, tidak ada sekret, tidak ada perdarahan dan tidak
pembesaran polip
f. Mulut = bersih, tidak ada peradangan, tidak bau mulut, tidak terdapat
stomatitis, tidak ada karies gigi, lidah lembab, warna pink dan bersih
g. Telinga = simetris, bersih, tida ada serumen, fungsi pendengaran baik
3. Leher = tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, dan tidak ada peningkatan vena jugularis
4. Dada
a. Jantung
Inspeksi :tidak tampak pulsasi ictus kordis
Palpasi : Ictus cordis teraba di antara ICS 4, mid clavicula sinistra
52
Perkusi
:batas atas pekak pada ICS II kiri agak ke medial linea mid
clavicula kiri (kesimpulan: tidak ada pembesaran
jantung)
Auskultasi :terdengar regular baik SI dan SII, tidak terdengar bunyi
tambahan, gallop maupun murmur
b. Paru-paru
Inspeksi :simetris, pernafasan teratur, pergerakkan dada saat bernapas
sama antara dada kanan dan dada kiri
Palpasi :traktil fremitus teraba sama kuat antara kanan dan kiri
Perkusi :bunyi sonor diseluruh lapang paru
Auskultasi:bunyi nafas normal, terdengar vesikuler tidak ada suara
napas tambahan seperti ronchi dan wheezing
c. Payudara = bentuk payudara simetris, payudara membesar, puting
susu menonjol (erektil), aerola hiperpigmentasi dan bersih, tidak
terdapat pembengkakan / benjolan yang abnormal, produksi ASI
masih belum lancar.
5. Abdomen
Inspeksi : terdapat luka post SC tipe peritonialis ( vertikal), luka jahitan
ukuran 15 cm, jumlah jaitan 12.
REEDA : Redness (kemerahan) = tidak ada tanda kemerahan
Edema (bengkak)
= tidak terjadi bengkak
Echimosis
= tidak ada
Drainage (rembes)
= tidak terdapat rembesan
Approximately (jahitan tak menyatu) = tidak ada
pucat, tidak ada varises, tidak ada oedema, kuku kokoh, sudut
kuku 160 normal.
Inferior = kaki kanan dan kaki kiri simetris, kekuatan otot kedua kaki 5
(Kategori normal, status gisi baik (IMT 118.5-25.0)), kuku
bersih dan pendek, tidak pucat, tidak ada varises, tidak ada
oedema, kuku kokoh, sudut kuku 160 normal.
7. Genetalia
a. Perinium = Tidak ada luka perinium
b. Lochea rubra = warna merah, berbau khas, jumlah perdarahan 50 cc,
c. Rectum = terdapat penonjolan anus
d. Genitourinarya= terpasang kateter, volume urin dari jam 12.00- jam
16.00 wib 1200 cc. Karakteristik urin kuning pekat, agak kemerahan.
54
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium pada tanggal 8 januari 2015
Pemeriksaan hematologi
a. Hemoglobin
= 11.0 gr/dL
Normal (12-16)
b.
Normal
1) HB
= L 10,6 gr / dl
( 12 16 )
2) Eritrosit
= 3,91 jt/ui
( 4-5,1 )
3) Hematokrit
= 32,7 %
( 36-47 )
4) Trombosit
= H 179 10^3/ui
( 150-400 )
5) Lekosit
= 8,4 10^3/ui
( 4-12 )
6) Netrofil
= 70,5 %
( 50-70 )
7) Limfosit
= L 23,1 %
( 25 40 )
8) Monosit
= 4,3 %
(28)
9) Eosinofil
= L 1,2 %
(24)
10) Basofil
= 0,4 %
(01)
11) MCH
= L 27,1 pg
( 27 - 31 )
12) MCHC
= L 32,4 gr/dl
( 33 - 37 )
13) MCV
= L 63,6 fL
( 79 - 99 )
14) RDW
= H 14,3 %
( 10 15 )
15) MPV
= 11,9 fL
( 6,5 11 )
16) PDW
= L 14,6 fL
(10 18 )
Kimia Klinik
1) GDS
= 64 mg / dl
( 74 110 )
2) Ureum
= 16,8 mg / dl
( 19 - 44 )
3) Creatinum
= 0,7 mg / dl
( 0,6 1,3 )
4) Trigliserida
217 mg/dl
<160
5) Protein total
L5,6 g/dl
6,0-8,0
55
6) Albumin
= L 3,1 g / dl
( 3,5 5,2 )
7) Globulin
= 2,5 g/dl
1,3-3,3
8) Bilirubin total
= 0,31 mg/dl
(0,20-1,20)
9) Bilirubin direk
= 0,13 mg/dl
(0,0-0,40)
= 0,18 mg/dl
(0-0,75)
11) SGOT
= H 17 u / L
( 0 - 50 )
12) SGPT
= 13 u / L
( 0 - 50 )
c.
Imunologi
HbSag = non reaktif
2. Cek Urine bakar
tanggal 7 Januari jam 21.30 hasil (-)
Cek ulang urine bakar tanggal 03.25 hasil +2
B. Terapi
7-8 Januari 2015
Infus parenteral RL 20 tetes/menit + MgSO4 (IV)
10 Januari 2015
Infus parenteral RL 20 tetes/menit + MgSO4 (IV)
Infus Metronidazole 3x500mg (IV)
Terapi injeksi
Injeksi cefotaxime 3x1 gr/hari ( IV)
Injeksi tramadol 3x100 mg/hari ( IV)
C. Balance cairan
Input : infus + injeksi + air metabolik + makan + minum
1500 + 17 + 275 = 1792
Output : urine + IWL
1200 + 825 = 2025
BC = input-output = 1792-2025 = -223
56
non reaktif
I.
ANALISA DATA
Nama = Ny. S
Umur = 24 Tahun
No. Registrasi =
700869
Dx Medis
N Hari/Tanggal/J
Data Fokus
Problem
o
am
I Jumat,
9 DS : Klien mengatakan nyeri Nyeri
pada perut bekasluka
Januari 2015
Akut
operasi
Pukul :
P : luka post operasi Sectio
09.30
caesarea , ketika
digunakan untuk bergerak
(alihposisi)
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : bekas luka jahitan
operasi SC
S:6
T : terus menerus
DO: klien tampak
menyeringai, meringis,
nyeri skala 6, klien
tampak mengelus-elus
dan memegangi perut
TD : 180/100 mmHg
RR : 24 x per menit
HR : 88 x per menit
Suhu : 36,5 C
II
Jumat,
9 DS : - Klien mengatakan
lemas
Januari 2015
Klien mengatakan
Pukul :
Hambatan
masih
takut
untuk
09.35 WIB
Mobilitas
bergerak karena rasa
fisik
sakit di bagian luka
bekas operasinya
- Klien juga mengatakan
belum bisa miring ke
kanan dan ke kiri untuk
alih posisi
DO: - Klien tampak lemah,
- Klien tampak hanya
tiduran saja dengan
posisi supinasi
(terlentang)
57
Etiologi
Kerusaka
n jaringan
(luka post
op sectio
caesarea
Ketidak
nyamanan
luka post
op sectio
caesarea
TTD
III
Jumat,
9 DS : - klien mengatakan
kuang pengetahuan
Januari 2015
mengenai bagaimana
Pukul :
cara menyusui yang
09.40 WIB
baik dan benar, karena
ini adalah kehamilan
pertamanya. Dan klien Defisiensi
juga menyatakan tidak Pengetahuan
tau tentang asi ekslusif
DO: - ketika ditanya apa itu
asi ekslusif dan
bagaimana cara
menyusui yang baik dan
benar klien tampak diam
saja dan tidak bisa
menjawabnya, klien
menyatakan
ketidaktahuannya
mengenai menyusui yang
baik dan benar
58
Kurang
informasi
II.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama = Ny. S
No. Registrasi
Umur = 24 Tahun
No
Hari / Tanggal
DP
Dx Medis
= 700869
= P1A0 dengan post SC H+1
Diagnosa Keperawatan
Tanggal
Teratasi
Jumat,
9 - Nyeri akut berhubungan dengan Minggu,
Januari 2015
terputusnya continuitas jaringan kulit Januari 2015
(luka post op sectio caesarea)
Pukul 09.30
WIB
11
II
Jumat,
9 - Hambatan
mobilitas
fisik Sabtu, 10 Januari
Januari 2015
berhubungan
dengan
ketidak 2015
nyamanan luka post op sectio
Pukul 09. 35
caesarea
WIB
III
Jumat,
Januari
Pukul
2015
16.50 WIB
III.
No
DP
I
PERENCANAAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. S
No. Registrasi :700869
Umur :24 th
Dx Medis
: P1A0 dengan post SC H+1
Hari/
TUJUAN
INTERVENSI
EBN
Tanggal
Jumat, 9 Setelah
dilakukan 1. Observasi
tanda- 1. Indikator melakukan
Januari
tindakan keperawatan
tanda vital
tindakan
2015
selama
3x24
jam
keperawatan.
Pukul :
diharapkan
nyeri
2. Lakukan pengkajian 2. Penilaian awal ini
10.00
berkurang,
dengan
nyeri
secara
mencakup
semua
WIB
kriteria hasil:
komprehensif
informasi rasa sakit
- skala nyeri 3
termasuk
lokasi,
dari data pasien
- pasien tampak rileks
karakteristik, durasi,
untuk
frekuensi, kualitas
mengembangkan
59
dan
presipitasi.
faktor
rencana pengelolaan
nyeri
individual.
Laporan
ini
dianggap
sebagai
indikator
yang
paling
dapat
diandalkan
3. Ajarkan
tentang 3. teknik
teknik distraksi dan
farmakologi
relaksasi
dipercaya
menurunkan
nyeri
4. Kolaborasi
pemberian analgetik
II
60
Monitor KU
vital sign klien
non
dapat
skala
dan 1. Menentukan
penyebab masalah,
dapat
membantu
intervensi yang tepat
secara langsung.
Kaji
kemampuan 2. ketidaknyamanan
dapat
membatasi
pasien
dalam
pasien
untuk
mobilisasi
meningkatkan
ambulasi
dan
mencapai
tingkat
aktivitas
yang
maksimal
3. kemampuan
mentoleransi
aktivitas
mampu
membantu
peningkatan tingkat
ambulasi
dan
aktivitas
ROM
posisi
III
9 januari
2015
Pukul
10.30
WIB
dan
alih
4. Ajarkan
pasien
bagaimana merubah
posisi dan berikan
bantuan
jika
diperlukan
1. Kaji
pengetahuan 1. tingkat pengetahuan
pasien
menunjukkan
tingkat pemahaman
pasien
2.
penkes membantu
2. Berikan
penkes
meningkatkan
tentang asi ekslusif
tingkat pemahaman
dan bagaimana cara
pasien
menyusui
dengan
baik dan benar
Setelah dilakukan
1x1
jam
tindakan
keperawatan,
diharapkan
pasien
paham/pengetahuan
pasien
meningkat
dengan kriteria hasil :
1. Pasien menyatakan
pemahaman tentang
asi ekslusif dan 3. Ajarkan breastcare
cara menyusui yang
baik dan benar
2. Pasien
mampu
menyebutkan
definisi asi ekslusif
dan
menjelaskan
bagaimana
cara
menyusui yang baik
dan benar
3. Pasien
mampu
memperagakan
yang
telah
dijelaskan
61
3. breastcare
membantu
memeperlancar
keluarnya asi
IV.
No.
DP
I, II,
III
CATATAN KEPERAWATAN
Nama
Ny.S
Umur
24 Tahun
Dx. Masuk
HARI/TGL/JA
M
Jumat, 09 Januari
2015
Pukul 12.30
WIB
TINDAKAN
Memonitor
keadaan S : Klien mengatakan masih
umum klien dan Vital
lemas
sign
O : Klien tampak lemah
TD:180/100mmHg
RR: 24 x/menit
N : 88 x/menit
S : 36,5o C
II
62
TTD
III
Jumat , 09 Januari
2015
Pukul 13.15
WIB
I,II,
III
Jumat,
09 Januari 2015
pukul 15.00
WIB
Sabtu 10 Januari
2015
Pukul 15.10
WIB
63
Sabtu 10 Januari
2015
Pukul 15.15
WIB
Mengajarkan
kembali S: Klien mengatakan mau
teknik nafas dalam
diajarkan
kembali
teknik
mengurangi
nyeri, nyeri sedikit
mereda saat distraksi
relaksasi, klien senang
berpartisipasi
dalam
melakukan
teknik
dristaksi relaksasi
O: Klien melakukan teknik
distraksi
relaksasi,
klien tampak nyaman,
dan senang.
Sabtu
10 Januari 2015
Pukul 15.20
WIB
Mengajarkan
S: Klien mengatakan nyeri
kemandirian
untuk
sedikit mereda saat
melakukan teknik nafas
distraksi
relaksasi,
dalam
klien
senang
berpartisipasi
dalam
melakukan
teknik
dristaksi
relaksasi,
klien mengatakan mau
melakukan
teknik
tersebut secara mandiri
O: Klien melakukan yang
dianjurkan
perawat,
klien
berpartisipasi
dalam
tindakan
64
keperawatan
Sabtu 10 januari
2015 pukul
16.00 WIB
Memberikan
tramadol 100mg
III
Sabtu
10 Januari 2015
Pukul 17.15
WIB
II
Sabtu
10 Januari 2015
Pukul 16.05
WIB
Mengkaji
kemampuan S : Klien mengatakan masih
belum bisa merubah
pasien dalam mobilisasi
posisi/alih baring
O :Klien tampak terbaring
lemah, klien belum
mampu
merubah
posisi/alih baring
II
Sabtu
10 Januari 2015
Pukul 16.10
WIB
Klien
mengatakan
Mengajarkan
pasien S:
bersedia
diajarkan
bagaimana
merubah
merubah posisi
posisi
dan
berikan
O: Klien melakukan yang
bantuan jika diperlukan
dianjurkan perawat
II
Sabtu
65
10 Januari 2015
Pukul 16.30
WIB
melakukan
mobilisasi
secara mandiri
Sabtu
10 Januari 2015
Pukul 16.00
WIB
III
Sabtu
10 Januari 2015
Pukul 18.00
WIB
Minggu
11 Januari 2015
Pukul 05.00
WIB
: Klien mengatakan
keadaannya
sudah
membaik
O : Klien tampak lebih
segar dan bersemangat
TD : 160/90 mmHg
RR : 24 x / menit
N : 88 x / menit
S : 36,2o C
Minggu 11
Januari 2015
pukul 08.00
WIB
Memberikan
tramadol
II
Minggu
11 Januari 2015
Pukul 09.30
Mengkaji
kemampuan S : Klien mengatakan sudah
pasien dalam mobilisasi
bisa
merubah
posisi/alih
baring
66
WIB
secara mandiri
O :Klien tampak sudah
mampu
merubah
posisi/alih
baring
secara mandiri
Minggu
11 Januari 2015
Pukul 10.00
WIB
III
Minggu
11 Januari 2015
Pukul 14.00
WIB
Mengkaji
kemampuan S : Klien mengatakan sudah
klien dalam melaukan
bisa melakukan teknik
breascare
pemijatan
pada
payudara agat ASI
lancar
O : ASI terlihat lancar, klien
tampak
menyusui
anaknya.
I,II
Minggu
11 Januari 2015
Pukul 15.30
WIB
67
RR: 22 x/menit
N : 82 x/menit
S : 36,5o C
I
68
V.
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama
Ny.S
Umur
24 Tahun
Dx. Medis
NO.DP
I
HARI/TGL/JA
EVALUASI
TTD
M
Sabtu, 10 Januari S : Klien mengatakan nyeri masih terasa
2015
pada perut bagian bawah
Pukul
07.00
P :
karena luka operasi dan saat
WIB
melakukan alih posisi
Q : seperti di tusuk-tusuk
R : pada bekas luka jahitan
S:6
T : terus menerus
O : Klien tampak meringis kesakitan, klien
tampak tidak nyaman
A: Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor keadaan umum klien dan TTV
klien
- Kaji skala nyeri kembali
- Ajarkan teknik non farmakologis
- Ajarkan kemandirian menggunakan
teknik distraksi relaksasi
- Kolaborasi pemberian analgetik
II
69
III
II
70
71
DAFTAR PUSTAKA
72