Anda di halaman 1dari 5

No.

Sub

Kejang Demam
Bangkitan kejang yang terjadi
karena kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal diatas 38C) yang disebabkan
oleh suatu proses ekstrakranium
Belum diketahui secara pasti

Definisi

Etiologi

Patofisiologi

Kenaikan suhu metabolisme


basal perubahan keseimbangan
dari membran sel neuron difusi
ion K dan ion Na melalui membran
sel lepas muatan listrik meluas
melalui neurotransmitter kejang

Manifestasi Klinis

a. Kejang demam sederhana


-berlangsung kurang dari 15 menit
dan umumnya akan berhenti sendiri
-tidak terulang dalam waktu 24
jam

Meningitis
Radang pada selaput otak
(meningen)
-Bakteri (Mycobacterium
tuberculosa, Neisseria meningitis,
Staphylococcus aureus,
Haemophilus influenzae)
-Penyebab lainnya lues
-Virus
- Faktor maternal : ruptur
membran fetal, infeksi maternal
pada minggu terakhir kehamilan
-Faktor imunologi : defisiensi
mekanisme imun, defisiensi
imunoglobulin.
-Kelainan sistem saraf pusat,
pembedahan atau injury yang
berhubungan dengan sistem
persarafan
-Virus/bakteri hematogen
selaput otak, misalnya pada
penyakit Faringitis, Tonsilitis,
Pneumonia,
Bronchopneumonia dan
Endokarditis
-Penyebaran bakteri/virus dapat
pula secara perkontinuitatum dari
peradangan organ atau jaringan
yang ada di dekat selaput otak,
misalnya Abses otak, Otitis Media,
Mastoiditis, Trombosis sinus
kavernosus dan Sinusitis.
-Penyebaran kuman bisa juga
terjadi akibat trauma kepala
dengan fraktur
terbuka atau komplikasi bedah
otak.
-Invasi kuman-kuman ruang
subaraknoid radang pada pia
dan araknoid, CSS (Cairan
Serebrospinal) & sistem
ventrikulus
-Sakit kepala dan demam (gejala
awal yang sering)
-Perubahan pada tingkat kesadaran
dapat terjadi letargik, tidak
responsif, dan koma

-Kejang umum tonik dan/atau


klonik
b. Kejang demam kompleks
-berlangsung >15 menit, fokal/
multipel (kejang >1 dalam 24 jam)

Diagnosis

-Anamnesa (demam, serangan


kejang, RPD, RPK, dll)
-Pemeriksaan Fisik (vital sign,
neurologik)
-Pemeriksaan penunjang

-Iritasi meningen mengakibatkan


sejumlah tanda sbb:
Rigiditas nukal (kaku
leher).Upaya untuk fleksi
kepala mengalami
kesukaran karena adanya
spasme otot-otot leher.
Tanda kernik positif :
ketika pasien dibaringkan
dengan paha dalam keadan
fleksi kearah abdomen,
kaki tidak dapat di
ekstensikan sempurna
Tanda brudzinki : bila leher
pasien di fleksikan maka
dihasilkan fleksi lutut dan
pinggul. Bila dilakukan
fleksi pasif pada
ekstremitas bawah pada
salah satu sisi maka
gerakan yang sama terlihat
peda sisi ektremita yang
berlawanan
-Mengalami foto fobia, atau
sensitif yang berlebihan pada
cahaya.
-Kejang akibat area fokal kortikal
yang peka dan peningkatan TIK
akibat eksudat purulen dan edema
serebral dengan perubahan
karakteristik tanda-tanda vital
(melebarnya tekanan pulse dan
bradikardi), pernafasan tidak
teratur, sakit kepala, muntah dan
penurunan tingkat kesadaran.
-Adanya ruam (Meningitis
meningococal)
-Infeksi fulminating dengan tandatanda septikimia : demam tinggi
tiba-tiba muncul, lesi purpura
yang menyebar, syok dan tanda
koagulopati intravaskuler
diseminata
-Anamnesa (didapatkan trias
meningitis : sakit kepala, demam,
kaku kuduk, RPD, dll)
-Pemeriksaan fisik (vital sign,
didapatkan meningeal sign,
neurologik)
-Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan
Penunjang

Penatalaksanaan

-Pemeriksaan Laboratorium: Darah


-Analisis CSS dari Pungsi lumbal:
rutin, glukosa darah, elektrolit, urin
Meningitis bakterial :
dan feses rutin (makroskopis dan
tekanan meningkat, cairan
mikroskopik), kultur darah
keruh, sel darah putih
-Pemeriksaan LP
(PMN) dan protein
Sangat dianjurkan : < 12
meningkat, glukosa
bulan
menurun, kultur positif
Dianjurkan : 12-18 bulan
terhadap beberapa jenis
bakteri. Pada Meningitis
Dipertimbangkan : > 18
TBC, ada gambaran
bulan
pleiositosis
-EEG : Pemeriksaan EEG dibuat 10 Meningitis virus : tekanan
14 hari setelah bebas panas & tidak
bervariasi, cairan jernih,
menunjukan kelainan likuor.
sel darah putih (MN)
Pemeriksaan EEG dilakukan pada
meningkat, glukosa
keadaan kejang demam yang tidak
normal, protein menurun,
khas, misalnya kejang demam
kultur biasanya negatif,
kompleks pada anak usia lebih dari 6
kultur virus biasanya
tahun atau kejang demam fokal
dengan prosedur khusus,
-Foto X-ray, CT-Scan, MRI
Pellicle
dilakukan atas indikasi : Kelainan
-Pemeriksaan Laboratorium:
neurologic fokal yang menetap
Elektrolit darah, ESR/LED
(hemiparesis), Paresis nervus VI,
-MRI/ CT Scan : dapat membantu
Papiledema
dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/letak ventrikel; hematom
daerah serebral, hemoragik/tumor
-Rontgen dada/kepala/ sinus
:mungkin ada indikasi sumber
infeksi intra kranial.
-Penanganan Pada Saat Kejang
-Terapi umum : tirah baring total,
pemberian cairan yang adekuat,
Menghentikan kejang:
Diazepam dosis awal 0,3-0,5 terapi 5B (Blood, Brain, Barrier,
Bowel, Bladder), terapi
mg/KgBB/dosis IV
simptomatik (antikonvulsan,
(perlahan-lahan) atau 0,4analgetik)
0,6mg/KgBB/dosis REKTAL -Terapi abortif : Antibiotik (sesuai
SUPPOSITORIA
dengan etiologi)
Bila kejang masih belum
teratasi dapat diulang dengan
dosis yang sama 20 menit
kemudian
Turunkan demam:
Antipiretika: Paracetamol 10
mg/KgBB/dosis PO atau
Ibuprofen 5-10
mg/KgBB/dosis PO,
keduanya diberikan 3-4 kali
perhari Kompres: suhu >
39C: air hangat; suhu >38C:

air biasa
Pengobatan penyebab:
antibiotika diberikan sesuai
indikasi dengan penyakit
dasarnya
Penanganan suportif lainnya
meliputi: 1. Bebaskan jalan
nafas. 2. Pemberian oksigen.
3. Menjaga keseimbangan air
dan elektrolit. 4. Pertahankan
keseimbangan tekanan darah
-Pencegahan Kejang
Pencegahan berkala
(intermiten)
untuk kejang demam
sederhana dengan Diazepam
0,3 mg/KgBB/dosis PO dan
antipiretika pada saat anak
menderita penyakit yang
disertai demam
Pencegahan kontinu
untuk kejang demam
komplikasi dengan Asam
Valproat 15-40
mg/KgBB/hari PO dibagi
dalam 2-3 dosis
Meningitis
Ensefalitis

Diagnosis Banding

Komplikasi

-Pneumonia aspirasi
-Asfiksia
-Retardasi mental

10

Prognosis

Apabila tidak diterapi dengan baik,


kejang demam dapat berkembang
menjadi:

Perdarahan subarachnoidal
Meningismus
Ensefalitis
Abses Otak
Abses ekstradural, abses subdural
-Hidrosefalus obstruktif
-Meningococcal Septicemia
(mengingocemia)
-Sindrome water-friderichen
(septik syok, DIC, perdarahan
adrenal bilateral)
-SIADH ( Syndrome Inappropriate
Antidiuretic hormone )
- Efusi subdural
-Kejang
-Edema dan herniasi serebral
-Cerebral palsy
-Gangguan mental
- Gangguan belajar
- Attention deficit disorder.
Prognosis pada meningitis bakteri
bila tidak diobati dengan baik
dapat berakibat fatal.

-Kejang demam berulang


-Epilepsi
-Kelainan motorik
-Gangguan mental dan belajar

Anda mungkin juga menyukai